• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULAN DESEMBER 2016 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,35 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BULAN DESEMBER 2016 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,35 PERSEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

No. 01/01/34/Th.XIX, 3 Januari 2017

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

:

B

ULAN

D

ESEMBER

2016

K

OTA

Y

OGYAKARTA

I

NFLASI

0,35

P

ERSEN

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Desember 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Desember 2016, di Kota Yogyakarta terjadi inflasi 0,35 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,78 pada November 2016 menjadi 123,21 pada Desember 2016. Tingkat inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) 2016 sebesar 2,29 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naik empat indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan naik 1,24 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,51 persen; kelompok kesehatan naik 0,20 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,33 persen, sedangkan tiga kelompok lainnya yaitu kelompok

 Kota Yogyakarta pada Bulan Desember 2016 mengalami inflasi sebesar 0,35 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan ini, empat kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok bahan makanan naik 1,24 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,51 persen; kelompok kesehatan naik 0,20 persen; dan kelompok transpor, komonukasi dan jasa keuangan naik 0,33 persen, sedangkan tiga kelompok lainnya yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar turun 0,03 persen; kelompok sandang turun 0,52 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,20 persen.

 Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 78 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhouksemawe sebesar 2,25 persen, diikuti oleh Kota Kupang dan Pangkal Pinang dengan masing-masing sebesar 1,96 persen dan 1,95 persen. Sedangkan inflasi terkecil terjadi di Kota Tembilahan dan Padang Sidempuan masing-masing sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Cirebon sebesar 0,06 persen. Sebaliknya Kota Manado mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 1,52 persen, diikuti Kota Bukit Tinggi sebesar 0,57 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 0,09 persen.  Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi diantaranya adalah telur ayam ras, cabai rawit,

bensin, tomat sayur, dan daging ayam ras sedangkan komoditas yang paling menahan terjadinya inflasi adalah bawang merah, emas perhiasan, cabai merah, telepon seluler, dan salak.

 Laju inflasi tahun kalender 2016 dan laju inflasi year on year (Desember 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 2,29 persen.

(2)

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar turun 0,03 persen; kelompok sandang turun 0,52 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,20 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya: telur ayam ras naik 17,61 persen dengan memberikan andil sebesar 0,09 persen; cabai rawit naik 36,18 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; bensin, tomat sayur, daging ayam ras, dan tarip pulsa ponsel naik 0,91 persen, 34,95 persen, 3,08 persen, dan 1,44 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen; rokok kretek filter, kol putih/kubis, kacang panjang, dan bawang putih naik 1,45 persen, 39,54 persen, 19,00 persen, dan 3,08 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; bayam, pasir, telur asin, daging kambing, beras, cabe hijau, sate, kelapa, buncis, ayam goreng, tarip listrik, brokoli, terong panjang, shampo, kue kering berminyak, kue basah, kangkung, bir, dan semangka naik 9,20 persen, 1,70 persen, 4,56 persen, 1,77 persen, 0,27 persen, 20,90 persen, 1,20 persen, 2,13 persen, 16,58 persen, 1,00 persen, 0,19 persen, 9,99 persen, 15,63 persen, 2,10 persen, 1,28 persen, 1,92 persen, 7,85 persen, 0,77 persen, dan 4,92 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Gambar 1

Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Desember 2015 – Desember 2016

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan inflasi diantaranya bawang merah turun 6,11 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen; emas perhiasan dan cabai merah turun 4,76 persen dan 10,77 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; telepon seluler, salak, televisi berwarna, apel, daun melinjo, minyak goreng, daun bawang, laptop/notebook, bahan bakar rumah tangga, vitamin, jeruk, mesin cuci, gula pasir, dan kulkas/lemari es turun 2,86 persen, 18,29 persen, 4,87 persen, 3,96 persen, 25,41 persen, 1,03 persen, 22,31 persen, 1,26 persen, 0,25 persen, 3,16 persen, 1,25 persen, 3,61 persen, 0,96 persen, dan 4,24 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

0,96 0,53 -0,09 0,02 -0,16 0,08 0,43 0,94 -0,04 -0,16 0,05 0,32 0.35 0,96 0,51 -0,09 0,19 -0,46 0,23 0,66 0,69 -0,02 0,22 0,14 0,47

Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agust-16 Sep-16 Okt-16 Nov-16 Des-16 Yogyakarta Nasional

(3)

Tabel 1

Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Desember 2016

Kelompok Pengeluaran Laju Inflasi Sumbangan Inflasi Persentase

[1] [2] [3]

Umum 0,35 0,35

1. Bahan Makanan 1,24 0,24

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,51 0,09 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar -0,03 -0,01

4. Sandang -0,52 -0,03

5. Kesehatan 0,20 0,01

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga -0,20 -0,02 7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,33 0,05

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Desember 2016 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) Inflasi Des 2016 *) Inflasi Kalender 2016 **) Inflasi Tahun ke Tahun ***) Des 2015 Des 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Umum 120,45 123,21 0,35 2,29 2,29 1. Bahan Makanan 132,82 139,15 1,24 4,77 4,77 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 120,61 125,24 0,51 3,84 3,84 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar 121,62 123,61 -0,03 1,64 1,64 4. Sandang 113,11 116,55 -0,52 3,04 3,04 5. Kesehatan 114,76 119,55 0,20 4,17 4,17 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 107,08 109,65 -0,20 2,40 2,40 7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa

(4)

Gambar 2

Inflasi Kalender Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Desember 2016 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK

PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Pada Bulan Desember 2016 kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks sebesar 1,24 persen, sehingga angka indeks menjadi 139,15, relatif lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 137,44. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, tujuh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yakni sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik 0,32 persen; kelompok daging dan hasil-hasilnya naik 1,38 persen; sub kelompok ikan segar naik 0,38 persen; sub kelompok telur susu dan hasil-hasilnya naik 3,36 persen; sub kelompok sayur-sayuran naik 8,18 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan naik 0,08 persen; dan sub kelompok lemak dan minyak naik 0,04 persen, sedangkan empat sub kelompok lainnya mengalami penurunan angka indeknya yaitu sub kelompok ikan diawetkan turun 0,94 persen; sub kelompok kacang-kacangan turun 0,42 persen; sub kelompok buah-buahan turun 1,13 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya turun 0,68 persen.

Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi, diantaranya telur ayam ras naik 17,61 persen dengan memberikan andil sebesar 0,09 persen; cabai rawit naik 36,18 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; tomat sayur dan daging ayam ras naik 34,95 persen dan 3,08 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03 persen; kol putih/kubis, kacang panjang, dan bawang putih naik 39,54 persen, 19,00 persen, dan 3,08 persen dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,02 persen; bayam, daging kambing, beras, cabe hijau, kelapa, buncis, brokoli, terong panjang, kangkung, dan semangka naik 9,20 persen, 1,76 persen, 0,27 persen, 20,90 persen, 2,13 persen, 16,58 persen, 9,99 persen, 15,63 persen, 7,85 persen, dan 4,92 persen dengan masing-masing memberikan nilai sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga memberikan andil menahan inflasi, diantaranya bawang merah, turun 6,11 persen dengan

2,29 4,77 3,84 1,64 3,04 4,17 2,40 -2,06 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok & Temb

PerumahanSandang KesehatanPendidikanTranspor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan

(5)

sebesar -0,03 persen; salak, apel, daun melinjo, minyak goreng, daun bawang, dan jeruk turun 18,29 persen, 3,96 persen, 25,41 persen, 1,03 persen, 22,31 persen, dan 1,25 persen dengan memberikan andil masing-masing -0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,51 persen dengan angka indeks sebesar 125,24, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 124,60.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,51 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,09 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol angka indeksnya naik 0,95 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil memicu terjadinya inflasi pada kelompok ini diantaranya adalah rokok kretek filter naik 1,45 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; telur asin, sate, ayam goreng, kue kering berminyak, kue basah, dan bir naik 4,56 persen, 1,20 persen, 1,00 persen, 1,28 persen, 1,92 persen, 0,77 persen, dan 0,47 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dapat menahan terjadinya inflasi pada kelompok ini diantaranya gula pasir turun 0,98 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen; kacang kulit dan minuman ringan turun 5,07 persen dan 0,58 persen.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,03 persen, dengan angka indeksnya mencapai 123,61 lebih rendah dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 123,65. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,11 persen; dan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air naik 0,02 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya mengalami penurunan angka indeksnya yaitu; sub kelompok perlengkapan rumah tangga turun 1,33 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga turun 0,12 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya pasir dan tarip listrik naik 1,70 persen dan 0,19 persen dengan memberikan andil masing-masing 0,01 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah bahan bakar rumah tangga, mesin cuci, dan kulkas/lemari es turun 0,25 persen, 3,61 persen, dan 4,24 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen.

4.

Sandang

Kelompok sandang pada Bulan Desember 2016 mengalami deflasi sebesar 0,52 persen dengan angka indeks sebesar 116,55, lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 117,16. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, dua kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,19 persen dan sandang anak-anak naik 0,33 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu; sub kelompok sandang wanita turun 0,08 persen, dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya turun 2,83 persen.

(6)

Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga pada kelompok pengeluaran ini, diantaranya pampers, celana panjang jeans pria, sandal karet, sepatu pria, dan sandal kulit wanita naik 1,91 persen, 0,63 persen, 2,11 persen, 0,50 persen, dan 0,61 persen.

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil menahan laju inflasi pada kelompok pengeluaran ini, diantaranya adalah emas perhiasan turun 4,76 persen dengan memberikan andil sebesar -0,03 persen; pembalut wanita, tas tangan wanita, sandal kulit laki-laki, sandal anak-anak, dan kaos dalam/singlet turun 0,84 persen, 0,48 persen, 0,57 persen, 0,36 persen, dan 0,26 persen.

5.

Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Bulan Desember 2016 ini mengalami inflasi sebesar 0,20 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 119,55, lebih tinggi dibanding angka indeks bulan sebelumnya yang mencapai 119,31. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, satu kelompok mengalami kenaikan yaitu perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,74 persen, sebaliknya sub kelompok obat-obatan turun 0,24 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, diantaranya shampo naik 2,10 dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Desember 2016 mengalami deflasi sebesar 0,20 persen dengan angka indeks sebesar 109,65 lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 109,87.

Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan angka indeksnya yaitu sub kelompok kursus-kursus/pelatihan naik 0,63 persen, sebaliknya dua sub kelompok lainnya mengalami penurunan angka indeksnya yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan turun 0,72 persen; dan sub kelompok rekreasi turun 0,74 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan dan sub kelompok olahraga angka indeksnya relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Desember 2016 yaitu: bimbingan belajar, VCD/DVD, sepeda anak, pensil hitam, dan pulpen/bollpoint naik 0,68 persen, 3,57 persen, 0,99 persen, 3,47 persen, dan 3,02 persen. Sedangkan beberapa komoditas yang dapat menahan laju inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah televisi berwarna dan laptop/notebook turun 4,87 persen dan 1,26 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

7.

Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Desember 2016 sebesar 116,00 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang mencapai 115,62. Pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok transpor naik 0,29 persen; sub kelompok komunikasi dan pengiriman naik 0,34 persen; dan sub kelompok sarana penunjang transpor naik 0,59 persen, sedangkan satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

(7)

dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03 persen. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok pengeluaran ini adalah telepon seluler turun 2,86 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen.

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta Bulan Desember 2015 dan Desember 2016, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Desember 2016 (%) ANDIL INFLASI Desember 2015 Desember 2016 [1] [2] [3] [4] [5] [6] 00000 UMUM 119,31 123,21 0,35 0,35 10000 BAHAN MAKANAN 128,96 139,15 1,24 0,24

10100 Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya 120,83 120,85 0,32 0,01 10200 Daging dan Hasil-hasilnya 141,15 142,18 1,38 0,04 10300 Ikan Segar 136,30 142,51 0,38 0,00 10400 Ikan Diawetkan 148,35 162,06 -0,94 0,00 10500 Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya 126,51 130,33 3,36 0,09 10600 Sayur-sayuran 139,83 157,51 8,18 0,11 10700 Kacang-kacangan 127,42 129,87 -0,42 0,00 10800 Buah-buahan 140,57 137,06 -1,13 -0,02 10900 Bumbu-bumbuan 123,25 209,54 0,08 0,00 11000 Lemak dan minyak 106,19 125,90 0,04 0,00 11100 Bahan Makanan Lainnya 133,63 139,75 -0,68 0,00

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, DAN TEMBAKAU 120,32 125,24 0,51 0,09

20100 Makanan Jadi 121,10 124,69 0,51 0,06 20200 Minuman yang Tdk Beralkohol 115,89 123,21 0,09 0,00 20300 Tembakau dan Minuman Beralkohol 121,54 129,12 0,95 0,03

30000 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS, DAN BAHAN BAKAR 120,36 123,61 -0,03 -0,01

30100 Biaya Tempat Tinggal 113,91 117,80 0,11 0,01 30200 Bh. Bakar, Penerangan, dan Air 136,44 137,97 0,02 0,00 30300 Perlengkapan Rumah Tangga 108,69 110,03 -1,33 -0,02 30400 Penyelenggaraan Rumah Tangga 115,63 120,93 -0,12 0,00

40000 SANDANG 112,90 116,55 -0,52 -0,03

40100 Sandang Laki-laki 119,64 123,65 0,19 0,00 40200 Sandang Wanita 112,38 115,22 -0,08 0,00 40300 Sandang Anak-anak 114,17 120,43 0,33 0,00 40400 Barang Pribadi dan Lainnya 105,18 106,80 -2,83 -0,03

50000 KESEHATAN 114,63 119,55 0,20 0,01

50100 Jasa Kesehatan 113,74 116,17 0,00 0,00 50200 Obat-obatan 110,55 113,10 -0,24 0,00 50300 Jasa Perawatan Jasmani 109,32 115,45 0,00 0,00 50400 Perawatan Jasmani & Kosmetika 119,45 129,12 0,74 0,02

60000 PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 106,84 109,65 -0,20 -0,02

60100 Jasa Pendidikan 105,37 108,12 0,00 0,00 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 124,01 130,24 0,63 0,00 60300 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 102,85 101,09 -0,72 -0,01 60400 Rekreasi 107,84 113,87 -0,74 -0,01 60500 Olahraga 112,90 117,17 0,00 0,00

70000 TRANSPORTASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 118,06 116,00 0,33 0,05

70100 Transpor 127,47 122,99 0,29 0,03 70200 Komunikasi dan Pengiriman 98,57 99,64 0,34 0,01 70300 Sarana & Penunjang Transport 110,59 114,10 0,59 0,01 70400 Jasa Keuangan 118,20 121,84 0,00 0,00

(8)

C. INFLASI MENURUT KOMPONEN DESEMBER 2016

Komponen inti pada bulan Desember 2016 mengalami inflasi 0,10 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 117,04 pada November 2016 menjadi 117,16 pada Desember 2016. Komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen yang bergejolak masing-masing mengalami inflasi 0,31 persen dan 1,35 persen.

Inflasi komponen inti dan komponen bergejolak untuk tahun kalender dan inflasi dari tahun ke tahun (Desember 2015-Desember 2016) masing-masing 3,02 persen dan 4,96 persen, sementara komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 2,44 persen. (lihat tabel 4).

Tabel 4

Tingkat Inflasi Desember 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen

Komponen

IHK IHK Inflasi Andil Laju Inflasi Laju Inflasi Desember Desember Desember Inflasi Tahun Kalender Tahun ke

2015 2016 2016 (%) 2016 Tahun [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] Umum 120.45 123.21 0.35 0.35 2.29 2.29 I Inti 113.73 117.16 0.10 0.07 3.02 3.02 II Diatur Pemerintah 136.65 133.32 0.31 0.06 -2.44 -2.44 III Bergejolak 132.86 139.44 1.35 0.22 4.96 4.96

Kelompok komponen inti memberikan andil inflasi pada Bulan Desember 2016 sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok komponen yang diatur oleh pemerintah dan komponen yang bergejolak masing-masing memberikan sumbangan sebesar 0,06 dan 0,22 persen.

Gambar 3

Inflasi November dan Desember 2016 menurut Kelompok Komponen

0,32 0,11 0,17 1,32 0,35 0,10 0,31 1,35

Umum Inti Diatur Pemerintah Bergejolak

(9)

D.

PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA

Pada bulan Desember dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 78 kota IHK mengalami inflasi, dan 4 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Lhouksemawe sebesar 2,25 persen, diikuti oleh Kota Kupang dan Pangkal Pinang dengan inflasi masing–masing sebesar 1,96 persen dan 1,95 persen. Sedangkan inflasi terkecil terjadi di Kota Tembilahan dan Padang Sidempuan masing-masing sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Cirebon sebesar 0,06 persen. Sebaliknya Kota Manado mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 1,52 persen, diikuti Kota Bukit Tinggi sebesar 0,57 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Tegal sebesar 0,09 persen.

Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 21 kota IHK mengalami inflasi, dan 2 kota IHK mengalami deflasi. Kota Lhouksemawe mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,25 persen, diikuti Kota Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan masing-masing sebesar 1,95 persen dan 0,90 persen. Sedangkan inflasi terkecil terjadi di Kota Tembilahan dan Padang Sidempuan sebesar 0,02 persen. Sebaliknya Kota Bukit Tinggi dan Bungo mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,57 persen dan 0,11 persen.

Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, semua kota IHK mengalami inflasi kecuali Kota Tegal yang mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Cilegon sebesar 0,94 persen, diikuti Kota Jember dan Tangerang masing-masing sebesar 0,93 persen dan 0,66 persen. Inflasi terkecil sebesar 0,06 persen terjadi di kota Cirebon diikuti oleh Cilacap dan Serang yang masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,12 persen.

Untuk wilayah Sulawesi, 10 kota IHK mengalami inflasi dan 1 kota IHK mengalami deflasi. Kota Palu mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,15 persen, diikuti Kota Mamuju sebesar 0,98 persen, sedangkan inflasi terkecil yaitu sebesar 0,13 persen terjadi di Kota Kendari dan diikuti Kota Watampone sebesar 0,24 persen. Sebaliknya Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,52 persen. Untuk wilayah Kalimantan, semua kota IHK mengalami inflasi, Kota Sampit mengalami inflasi terbesar yaitu sebesar 1,30 persen, diikuti kota Palangkaraya sebesar 1,28 persen. Sedangkan inflasi terkecil terjadi di kota Tarakan sebesar 0,41 persen, diikuti kota Banjarmasin sebesar 0,82 persen.

Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang sebesar 1,96 persen, diikuti Kota Jayapura sebesar 1,76 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Merauke dan Bima masing-masing sebesar 0,24 persen dan 0,26 persen.

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Desember 2016 di 82 kota

No Kota IHK Inflasi No Kota IHK Inflasi [1] [2] [3] [4] [1] [2] [3] [4]

1 MEULABOH 125.83 0.31 42 KEDIRI 122.56 0.36 2 BANDA ACEH 119.94 0.71 43 MALANG 126.35 0.58 3 LHOKSEUMAWE 124.94 2.25 44 PROBOLINGGO 123.08 0.38 4 SIBOLGA 132.51 0.29 45 MADIUN 122.74 0.45 5 PEMATANG SIANTAR 132.07 0.54 46 SURABAYA 125.77 0.56 6 MEDAN 132.93 0.16 47 TANGERANG 133.61 0.66 7 PADANG SIDEMPUAN 125.36 0.02 48 CILEGON 130.99 0.94 8 PADANG 133.48 0.07 49 SERANG 133.02 0.12 9 BUKIT TINGGI 126.29 -0.57 50 SINGARAJA 135.10 0.63 10 TEMBILAHAN 129.89 0.02 51 DENPASAR 123.10 0.69 11 PEKAN BARU 127.95 0.27 52 MATARAM 124.29 0.75 12 DUMAI 127.63 0.07 53 BIMA 129.11 0.26 13 BUNGO 124.35 -0.11 54 MAUMERE 121.86 1.65 14 JAMBI 127.21 0.36 55 KUPANG 129.07 1.96 15 PALEMBANG 124.96 0.67 56 PONTIANAK 134.80 0.93 16 LUBUK LINGGAU 123.81 0.11 57 SINGKAWANG 125.54 0.83 17 BENGKULU 135.03 0.14 58 SAMPIT 126.99 1.30 18 BANDARLAMPUNG 127.31 0.70 59 PALANGKARAYA 123.35 1.28 19 METRO 134.08 0.13 60 TANJUNG 127.47 1.02 20 TANJUNG PANDAN 134.23 0.90 61 BANJARMASIN 126.28 0.82 21 PANGKAL PINANG 133.40 1.95 62 BALIKPAPAN 131.58 1.26 22 BATAM 126.96 0.26 63 SAMARINDA 128.83 0.87 23 TANJUNG PINANG 126.01 0.21 64 TARAKAN 136.60 0.41 24 DKI JAKARTA 126.27 0.27 65 MANADO 125.64 -1.52 25 BOGOR 126.07 0.16 66 PALU 127.09 1.15 26 SUKABUMI 125.09 0.45 67 BULUKUMBA 130.24 0.30 27 BANDUNG 125.28 0.63 68 WATAMPONE 120.27 0.24 28 CIREBON 121.16 0.06 69 MAKASAR 126.44 0.29 29 BEKASI 123.07 0.27 70 PARE - PARE 122.09 0.53 30 DEPOK 124.35 0.18 71 PALOPO 123.78 0.27 31 TASIKMALAYA 124.43 0.48 72 KENDARI 121.68 0.13 32 CILACAP 127.81 0.09 73 BAU - BAU 128.87 0.59 33 PURWOKERTO 123.23 0.37 74 GORONTALO 121.78 0.47 34 KUDUS 131.20 0.30 75 MAMUJU 125.52 0.98 35 SURAKARTA 122.41 0.30 76 AMBON 125.85 0.53 36 SEMARANG 124.59 0.20 77 TUAL 140.13 1.70 37 TEGAL 122.49 -0.09 78 TERNATE 130.27 0.32 38 YOGYAKARTA 123.21 0.35 79 MANOKWARI 122.35 1.18 39 JEMBER 122.56 0.93 80 SORONG 126.84 0.45 40 BANYUWANGI 122.50 0.47 81 MERAUKE 132.12 0.24 41 SUMENEP 123.01 0.53 82 JAYAPURA 128.65 1.76 NASIONAL

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Dikotomi dalam proses pencapaian tujuan pendidikan dalam interaksi sehari-hari di lembaga pendidikan, menyebabkan dikotomi abituren pendidikan dalam bentuk kepribadian

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA

kebenaannya, atau datanya kurang jelas, misalnya data korban rusuh kalianda kemaren, data yang dibuat sama watawan bebeda sama data koban yang ada di abdul moeloek, yah

Apabila diamati secara seksama data- data tersebut maka bisa diketahui secara garis besar hubungan jarak (f(x)) dengan ketiga variabel yaitu redaman, Signal to

Hasil Penelitian menunjukan bahwa Kesesuaian alasan Kasasi yang diajukan Penuntut Umum dalam tindak pidana pengelolaan limbah B3 tanpa dilengkapi ijin yang sah yang