• Tidak ada hasil yang ditemukan

292516039 Makalah Analisis Pilkada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "292516039 Makalah Analisis Pilkada"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. LatLatar Bar Belaelakankang Masg Masalaalahh Sebag

Sebagaimana aimana diamandiamanatkan atkan UndanUndang-Undg-Undang ang Dasar Dasar Negara Negara RepubRepublik lik  Ind

Indoneonesia sia TTahahun un 1941945, 5, ilila!aa!ah h kesakesatuatuan n RepRepublublik ik IndIndoneonesia sia dibdibagi agi ataatass daerah pro"

daerah pro"insi dan daerah pro"insi dan daerah pro"insi insi dibagdibagi lagi atas i lagi atas daerah kabdaerah kabupaten danupaten dan kota, !ang

kota, !ang masingmasing-masing sebagai -masing sebagai daerah otonomidaerah otonomi# # SebagSebagai ai daerah otonomidaerah otonomi,, da

daeraerah h prpro"o"ininsisi, , kakabubupapateten$n$kokota ta mememimilikliki i pepememeririntntahahan an dadaererah ah !a!angng mela

melaksaksanaknakan, an, %un%ungsigsi-%u-%ungsngsi i pempemerinerintahtahan an daedaerahrah, , !ak!akni ni &em&emerinerintahtahanan Daerah dan D&R

Daerah dan D&RD# D# 'epala Daerah adalah 'ep'epala Daerah adalah 'epala &emerintahan Daerah baik ala &emerintahan Daerah baik  didaerah pro"insi, maupun kabupaten$kota !ang merupakan lembaga e

didaerah pro"insi, maupun kabupaten$kota !ang merupakan lembaga e ksekuti% ksekuti%  di daerah,

di daerah, sedangsedangkan D&RD, merupakan lembaga legislati% di kan D&RD, merupakan lembaga legislati% di daerah baik didaerah baik di  pro"insi,

 pro"insi, maupun maupun kabupaten$kota# kabupaten$kota# 'edua-duan!a 'edua-duan!a din!atakan din!atakan sebagai sebagai unsur unsur   pen!elenggaraan

 pen!elenggaraan pemerintahan di pemerintahan di daerah (&asal 4) UU No# *+$+))4daerah (&asal 4) UU No# *+$+))4 # # Sea

Sealan lan dendengan gan semasemangangat t desdesententraliralisasisasi, , seaseak k tahtahun un +))+))5 5 &em&emiluilu 'epala Daerah dilaksanakan se.ara langsung (&emilukada$&ilkada# Semangat 'epala Daerah dilaksanakan se.ara langsung (&emilukada$&ilkada# Semangat dil

dilaksaaksanaknakann!ann!a a pilpilkadkada a adaadalah lah korkorekseksi i terhterhadaadap p s!sts!stem em demdemokrokrasi asi tidtidak ak  langsung (perakilan di era sebelumn!a, dimana kepala daerah dan akil langsung (perakilan di era sebelumn!a, dimana kepala daerah dan akil kepala daerah dipilih

kepala daerah dipilih oleh D&RD, oleh D&RD, menadi demokrasi menadi demokrasi !ang berakar lang!ang berakar langsungsung  pada

 pada pilihan pilihan rak!at rak!at (pemilih# (pemilih# /elalui /elalui pilkada, pilkada, mas!arakat mas!arakat sebagai sebagai pemilihpemilih  berhak

 berhak untuk untuk memberikan memberikan suaran!a suaran!a se.ara se.ara langsung langsung sesuai sesuai dengan dengan kehendak kehendak  hati nuranin!a, tanpa perantara, dalam memilih kepala daerah#

hati nuranin!a, tanpa perantara, dalam memilih kepala daerah# Dal

Dalam am ranrangkgka a penpen!el!elengenggaragaraan an pempemerierintantahan han daedaerah rah ditditeraperapkankan  prinsip

 prinsip demokrasi# demokrasi# Sesuai Sesuai dengan dengan pasal pasal 10 10 a!at a!at 4 4 UUD UUD 1945, 1945, kepala kepala daerahdaerah di

dipipililih h sese.a.ara ra dedemomokrkratatisis# # DaDalalam m UU UU NoNo# # *+ *+ TTaahuhun n +)+))4 )4 TTeentntanangg &emerintahan Daerah, diatur mengenai pemilihan kepala daerah dan akil &emerintahan Daerah, diatur mengenai pemilihan kepala daerah dan akil kepala daerah !ang dipilih se.ara langsung oleh rak!at, !ang diaukan oleh kepala daerah !ang dipilih se.ara langsung oleh rak!at, !ang diaukan oleh  partai politik atau gabungan parpol# Sedangkan didalam perubahan UU No# *+  partai politik atau gabungan parpol# Sedangkan didalam perubahan UU No# *+ Tahun +))4, !akni UU No#1+ Tahun +))0, &asal 59 a!at 1b, .alon kepala Tahun +))4, !akni UU No#1+ Tahun +))0, &asal 59 a!at 1b, .alon kepala dae

daerah rah dapdapat at uguga a diadiaukukan an dardari i .al.alon on perperseoseoranrangan gan !an!ang g diddidukuukung ng oleolehh seumlah orang# Se.ara ideal tuuan dari dilakukann!a pilkada adalah untuk  seumlah orang# Se.ara ideal tuuan dari dilakukann!a pilkada adalah untuk 

(2)

memper.epat konsolidasi demokrasi di Republik ini# Selain itu uga untuk  memper.epat konsolidasi demokrasi di Republik ini# Selain itu uga untuk  memper.epat teradin!a

memper.epat teradin!a good governance good governance karena rak!at bisa terlibat langsung karena rak!at bisa terlibat langsung dalam proses pembuatan kebiakan# al ini merupakan salah satu bukti dari dalam proses pembuatan kebiakan# al ini merupakan salah satu bukti dari telah beralan

telah beralann!a program desentn!a program desentralisasi# ralisasi# Daerah telah memiliki otonDaerah telah memiliki otonomiomi untuk mengatur dirin!a sendiri , bahkan otonomi ini telah sampai pada tara%  untuk mengatur dirin!a sendiri , bahkan otonomi ini telah sampai pada tara%  otonomi indi"idu#

otonomi indi"idu#

B.

B. PePerurumumusasan Masn Masalalahah 2erdas

2erdasarkan latar arkan latar belakabelakang diatas, ng diatas, maka penulis membuat rumusanmaka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut 3

masalah sebagai berikut 3 1#

1# ppa a sasaa a kekelelebibihahan n pepelalakkasasananaaaan n pepemmililihihan an umumum um kekeppalala a ddaeaerarahh (&emilukada se.ara langsung di Indonesia 

(&emilukada se.ara langsung di Indonesia  +#

+# ppa a sasaa a kekelelemamahahan n pepelalakakasasananaan an pepemmililihihan an umumum um kekepapala la dadaererahah (&emilukada se.ara langsung di Indonesia 

(&emilukada se.ara langsung di Indonesia  *#

*# 2a2agaigaimamana na mamasa sa dedepapan n pepelalakakasansanaan aan pepemimilihlihan an umumum um kekepapala la dadaererahah (&emilukada se.ara langsung di Indonesia 

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Kelebihan Pemilukada

2an!ak permasalahan baik dari implikasi politik maupun dampak  sosial ekonomi baik !ang menguntungkan maupun tidak# da beberapa keunggulan pilkada dengan model pemilihan se.ara langsung

 Pertama, pilkada se.ara langsung memungkinkan proses !ang lebih &artisipasi# &artisipasi elas akan membuka akses dan kontrol mas!arakat !ang lebih kuat sebagai aktor !ang telibat dalam pilkada dalam arti partisipasi se.ara langsung merupakan prakondisi untuk meuudkan kedaulatan ditangan rak!at dalam konteks politik dan pemerintahan#

 Kedua, proses pilkada se.ara langsung memberikan ruang dan pilihan !ang terbuka bagi mas!arakat untuk menentukan .alon pemimpin !ang memiliki kapasitas, dan komitmen !ang kuat serta legitimate dimata mas!arakat sehingga pemimpin !ang baru tersebut dapat membuahkan keputusan-keputusan !ang lebih baik dengan dukungan dan keper.a!aan dari mas!arakat luas dan uga diharapkan akan teradin!a rasa tanggung aab se.ara timbal balik# Sang kepala daerah lebih merasa mendapatkan dukungan dari mas!arakat, sehingga kebiakan-kebiakan tentu saa lebih berpihak pada kepentingan dan keseahteraan rak!at# pada saat !ang sama, rak!at uga akan lebih mendukung kebiakan-kebiakan kepala daerah sebab mereka telah  berperan se.ara langsung dalam pengangkatan kepala daerah#

 Ketiga, mendekatkan elit politik dengan konstituen atau mas!arakat# Diharapkan dengan pemilihan seperti ini ma!arakat akan lebih mengenal  pemimpin mereka di daerah sehingga akan memudahkan proses komunikasi  politik di daerah

 Keempat , lebih terdesenralisasi# 2erbeda dengan pemilihan kepala daerah sebelumn!a, pemilihan kepala daerah dilakukan pemerintah pusat dengan .ara menunuk atau menetapkan aktor politik untuk menempati  abatan politik di daerah#6

'elebihan diadakann!a pilkada langsung adalah kepala daerah terpilih akan memiliki mandat dan legitimasi !ang samngat kuat, kepala daerah terpilih tidak perlu terikat pada konsesi partai-partai atau %aksi-%aksi politik 

(4)

!ang telah men.alonkann!a, sistem pilkada langsung lebih akuntabel karena adan!a akuntabilitas politik, Check and balances antara lembaga legislati% dan eksekuti% dapat lebih beralan seimbang, kriteria .alon kepala daerah dapat dinilai se.ara langsung oleh rak!at !ang akan memberikan suaran!a, pilkada langsung sebagai adah pendidikan politik rak!at, kan.ah pelatihan dan  pengembangan demokrasi, pilkada langsung sebagai persiapan untuk karir   politik lanutan, membangun stabilitas poilitik dan men.egah separatisme,

kesetaraan politik dan men.egah konsentrasi di pusat#

2eberapa kelebihan dalam pen!elenggaraan pilkada langsung antara lain sebagai berikut 3

a# &ilkada langsung merupakan aaban atas tuntutan aspirasi rak!at karena  pemilihan presiden dan akil presiden, D&R, D&D, bahkan kepala desa

selama ini telah dilakukan se.ara langsung#

 b# &ilkada langsung merupakan peruudan konstitusi dan UUD 1945# Seperti telah diamanatkan &asal 10 !at (4 UUD 1945, 7ubernur, 2upati dan 8ali 'ota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah  pro"insi, kabupaten, dan kota dipilih se.ara demokratis# al ini telah diatur dalam UU No *+ Tahun +))5 tentang &emilihan, &engesahan, &engangkatan, dan &emberhentian 'epala Daerah dan 8akil 'epala Daerah#

.# &ilkada langsung sebagai sarana pembelaaran demokrasi (politik bagi rak!at# Ia menadi media pembelaaran praktik berdemokrasi bagi rak!at !ang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolekti% segenap unsur   bangsa tentang pentingn!a memilih pemimpin !ang benar sesuai

nuranin!a#

d# &ilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah# 'eberhasilan otonomi daerah salah satun!a uga ditentukan oleh  pemimpin lokal# Semakin baik pemimpin lokal !ang dihasilkan dalam  pilkada langsung +))5, maka komitmen pemimpin lokal dalam meuudkan tuuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan keseahteraan mas!arakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi mas!arakat agar dapat diuudkan#

e# &ilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional# Disadari atau tidak, sto.k kepemimpinan nasional

(5)

amat terbatas# Dari umlah penduduk Indonesia !ang lebih dari +)) uta,  umlah pemimpin nasional !ang kita miliki han!a beberapa# /ereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar !ang memenangi &emilu +))4# 'arena itu, harapan akan lahirn!a pemimpin nasional ustru dari pilkada langsung ini#

B. Analisis Kelemahan Pemilukada

/enurut eo gustino ada sebelas (11 permasalahan pemilukada di Indonesia, !aitu 3

a# Da%tar &emilih tidak akurat

&ermasalahan da%tar pemilih !ang tidak akurat dalam &ilkada, sering diadikan oleh para pasangan .alon !ang kalah untuk melakukan gugatan# 2erdasar &asal 46 UU No# ++ Tahun +))6 tentang &en!elenggara &emilu men!ebutkan baha &&S mempun!ai tugas dan eenang antara lain mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih dan membantu '&U, '&U &ro"insi, '&U 'abupaten$'ota, &&' melakukan pemutakhiran data  pemilih, da%tar pemilih sementara, da%tar pemilih hasil perbaikan, dan

da%tar pemilih tetap# /elalui pengaturan ini ika dalam pemutakhiran data  pemilih, melibatkan RT$R8 sebagai petugas pemutakhiran, maka  permasalahan data pemilih !ang tidak akurat akan dapat diminimalisir,

karena RT$R8 adalah lembaga !ang paling mengetahui pendudukn!a#  b# &ers!aratan :alon tidak lengkap

&roses pen.alonan !ang bermasalah &ermasalahan dalam  pen.alonan !ang selama ini teradi disebabkan oleh + (dua hal !aitu kon%lik internal partai politik$gabungan partai politik dan keberpihakan  para anggota '&UD dalam menentukan pasangan .alon !ang akan mengikuti &ilkada# Se.ara !uridis pengaturan mengenai pen.alonan 'epala Daerah dan 8akil 'epala Daerah diatur dalam pasal 59 sampai dengan pasal ;4 Undang-Undang Nomor *+ Tahun +))4# Dari beberapa  pasal tersebut memberikan keenangan !ang sangat besar kepada '&UD

dalam menerima penda%taran, meneliti keabsahan pers!aratan pen.alonan dan menetapkan pasangan .alon, !ang alaupun ada ruang bagi partai

(6)

 politik atau pasangan .alon untuk memperbaiki kekurangan dalam  pers!aratan adminitrasi, namun dalam praktek beberapa kali teradi pada saat penetapan pasangan .alon !ang dirugikan# &asal 59 a!at (5 huru%  a Undang-Undang Nomor *+ Tahun +))4 men!atakan baha partai  politik atau gabungan partai politik pada saat menda%tarkan pasangan .alon, aib men!erahkan surat pen.alonan !ang ditandatangani oleh  pimpinan partai politik atau pimpinan partai politik !ang bergabung#

Dalam tahapan ini kadang teradi permasalahan di internal partai politik, ketika .alon !ang diaukan oleh pimpinan partai politik setempat berbeda dengan .alon !ang direkomendasikan oleh D&& partai politik# Dalam  permasalahan ini karena pimpinan partai politik setempat tidak 

melaksanakan rekomendasi D&& partai politik, kemudian diberhentikan sebagai pimpinan partai politik di ila!ahn!a dan menunuk pelaksana tugas pimpinan partai politik sesuai ila!ahn!a !ang kemudian uga meneruskan rekomendasi .alon 'epala Daerah dan 8akil 'epala Daerah namun ditolak '&UD dengan alasan partai politik tersebut melalui  pimpinan ila!ahn!a !ang lama telah mengaukan pasangan .alon# &asal

;1 a!at (4 Undang-Undang Nomor *+ Tahun +))4 men!atakan baha  penetapan dan pengumuman pasangan .alon oleh '&UD bersi%at %inal dan mengikat# Dalam hal '&UD tidak netral, ketentuan ini kadang disalahgunakan untuk menggugurkan pasangan .alon tertentu tanpa dapat melakukan pembelaan, karena tidak ada ruang bagi  pasangan .alon !ang dirugikan untuk melakukan penguian atas tindakan '&UD !ang tidak netral melalui pengadilan# Untuk mengatasi kekurangan ini, ke depan perlu pasangan .alon perlu diberi ruang untuk mengaukan keberatan ke pengadilan, ika dalam proses pen.alonan dirugikan '&UD#

(7)

.# &en.alonan &asangan dari parpol

&ermasalahan internal parpol dalam menentukan pasangan .alon membuat &ilkada terhambat# al itu disebabkan, adan!a kepengurusan ganda, proses seleksi tidak transparan, adan!a inter"ensi pengurus  pusat$pro"insi, tidak menetapkan pasangan seperti kasus di Sampang,

<atim#

d# &en!elenggara atau '&UD tidak netral

=aktor !ang mempengaruhi ketidaknetralan '&UD berdasarkan %aktor kedekatan dan kekerabatan degan salah satu pasangan# Selain itu, tidak adan!a pengadilan !ang mengkoreksi keputusan '&UD sehingga sangat dominan kekeuasaan pen!elenggara pemilikada#

e# &anas pilkada dibentuk terlambat

Terlambatn!a panitia pengaas (&anas oleh D&RD, sehinggat tidak dapat mengaasi tahapan pemilukada se.ara keseluruhan# 2erbagai  pen!impangan pada persiapan sering tidak dilanuti, karena &anas

dibentuk menelang masa kampan!e# %# /one! politik 

Sepertin!a mone! politik ini selalu saa men!ertai dalam setiap  pelaksanaan pilkada#Dengan meman%aatkan masalah ekonomi mas!arakat !ang .enderung masih rendah, maka dengan mudah mereka dapat diperalat dengan mudah# :ontoh !ang n!ata saa !aitu di lingkungan desa 'arangetan, Tegaltirto, 2erbah, Sleman, uga teradi hal tersebut# >aitu salah satu dari kader bakal .alon membagi bagikan uang kapada mas!arakat dengan s!arat harus memilih bakal .alon tertentu# Tapi memang dengan uang dapat membeli segalan!a# Dengan masih rendahn!a tingkat pendidikan seseorang maka dengan mudah orang itu dapat diperalat dan diatur dengan mudah han!a karena uang# <adi sangat rasional sekali ika untuk menadi .alon kepala daerah harus mempun!ai uang !ang  ban!ak# 'arena untuk bia!aini, bia!a itu#

g# Dana kampa!e

Sumber dana pasangan sering tidak transparan# asil audit dana kampan!e baik perorangan atau perusahan sering tidak diumumkan ke

(8)

 publik# al itu menimbulkan ke.urigaan publik, baha dana kampan!e  pasangan berasal dari dana korupsi atau sumbangan !ang dikemudian hari  pasangan tersebut, maka pemberi sumbangan akan menadpat imbalan  berupa abatan atau pro!ek-pro!ek pemerintah#

h# /en.uri start kampa!e

Tindakan ini paling sering teradi# &adahal sudah sangat elas aturan-aturan !ang berlaku dalam pemilu tersebut# 2erbagai .ara dilakukan seperti pemasangan baliho, spanduk, selebaran# Sering uga untuk bakal .alon !ang merupakan kepala daerah saat itu melakukan kunungan keberbagai daerah# 'unungan ini intensitasn!a sangat tinggi ketika mendekati pemilu# Ini sangat berlaanan !aitu ketika sedang memimpin dulu# Selain itu media T? lokal sering digunakan sebagi media kampan!e# 2akal .alon men!ampaikan "isi misin!a dalam a.ara tersebut  padahal adal pelaksanaan kampan!e belum dimulai#

i# &NS tidak netral

Dalam berbagai kampan!e masih ditemukan &NS !ang memihak   pasangan tertentu, terutam in.umbent (petahana# Dilain pihak .alon

incumbent   meman%aatkan sta% &emda untuk kepentingan kampan!en!a,  bila tidak menuruti akan diturunkan abatan!a atau bahkan diberhentikan#  # &elanggaran kampan!e

&elanggaran kampan!e dapat berbagai ma.am bentuk, salah satu !ang menadi sorotan !aitu kampan!e hitam seperti !ang menimpa <okoi &ada pemilukada <akarta +)1+# 'ampan!e negati% ini dapat timbul karena kurangn!a sosialisasi bakal .alon kepada mas!arakat# al ini dikarenakan sebagian mas!arakat masih kurang terhadap pentingn!a in%ormasi# <adi mereka han!a @manutA dengan orang !ang di sekitar mereka !ang menadi  panutann!a# 'ampan!e negati% ini dapat mengarah pada mun.uln!a %itnah

!ang dapat merusak integritas daerah tersebut

&engaturan mengenai kampan!e se.ara !uridis diatur dalam pasal 65 sampai dengan pasal 05 Undang-Undang Nomor *+ Tahun +))4 !aitu meliputi pengaturan mengenai teknis kampan!e, aktu pelaksanaan,  pelaksana kampan!e, adal kampan!e, bentuk dan media kampan!e, dan

(9)

kampan!en!a .enderung men.ari .elah pelanggaran !ang menguntungkan dirin!a#

&asal 65 a!at (+ berbun!i dimaksud pada a!at (1 dilakukan selama 14 (empat belas hari dan berakhir * (tiga hari sebelum hari  pemungutan suaraB, dengan terbatasn!a aktu untuk kampan!e maka

sering teradi .uri start kampan!e dan kampan!e diluar aktu !ang telah ditetapkan# 'ampan!e !ang diharapkan dapat mendorong dan memperkuat  pengenalan pemilih terhadap .alon kepala daerah agar pemilih mendapatkan in%ormasi !ang lengkap tentang semua .alon, menadi tidak  ter.apai# Untuk itu ke depan perlu pengaturan masa kampan!e !ang .ukup dan peningkatan kualitas kampan!e agar dapat mendidik pemilih untuk  menilai para .alon dari segi program#

k# Inter"ensi D&RD

&ada umumn!a teradi apabila D&RD tidak setuu akan pasangan terpilih dengan berbagai alasan# D&RD tidak mengirim berkas pemilihan kepada 7ubernur dan /endagri, hal itu menghambat pelantikan pasamgan terpilih# al itu pernah teradi di 7orontalo dan .eh# &eran D&RD dalam &ilkada uga dapat memi.u kon%lik# &ilkada memang sepenuhn!a dilaksanakan oleh '&U Daerah, tetapi pertanggungaabann!a harus disampaikan kepada D&RD, seperti !ang tertulis pada pasal ;; a!at *  poin, baha tugas dan eenang D&RD dalam pen!elenggaraan  pemilihan kepala daerah dan akil kepala daerah adalahmeminta  pertanggungaaban pelaksanaan tugas '&UD# Dalam hal ini, kera '&UD ('omisi &emilihan Umum Daerah berpotensi diinter"ensi oleh  partai politik !ang mempun!ai kekuatan di D&RD# Sebab, sealan dengan keenangan !ang besar dalam proses-proses politik lokal, partai politik   berpotensi menginter"ensi %ungsi '&UD, ika kera '&UD dianggap tidak 

(10)

Selain kesebelas kelemahan pemilukada se.ara langsung di Indonesia, masih terbadapat ban!ak kelemahan, antar lain 3

• /anipulasi perhitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan

suara dapat teradi di setiap tingkatan, !aitu di '&&S, &&', '&U 'abupaten, dan '&U &ro"insi# &ermasalahan penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara akan manipulasi, disebabkan oleh ban!akn!a T&S !ang tersebar dalam ila!ah !ang luas# Dengan  ban!akn!a T&S !ang tersebar luas membuat para pasangan .alon sulit mengontroln!a karena memerlukan saksi !ang ban!ak dan bia!a besar# Di lain pihak para pen!elenggara &ilkada di beberapa daerah tidak  netral, berhubung sistem seleksi anggota '&UD tidak belum memadai# al itu, memun.ulkan kon%lik pas.a pilkada# /un.uln!a kon%lik pas.a  pilkada dapat teradi akibat ke.urangan-ke.urangan pada saat seperti,

kempan!e, manipulasi data berupa penggelembungan suara dan rasa tidak puas akibat .alon idaman kalah#

• Dalam pelaksanaan pilkada di lapangan ban!ak sekali ditemukan

 pen!eleengan pen!eleengan# 'e.urangan ini dilakukan oleh para  bakal .alon seperti 3 Intimidasi# Sebagai .ontoh !aitu pegaai  pemerintah melakukan intimidasi terhadap arga agar men.oblos salah satu .alon# al ini sangat men!eleeng dari aturan pelaksanaan  pemilu#

• 2eratn!a pers!aratan pengauan .alon# Dalam UU No# *+ tahun +))4

&asal 59 a!at + disebutkan baha han!a partai politik !ang memperoleh suara 15C kursi D&RD atau 15C dari akumulasi suara sah !ang diperoleh dalam pemilu legislati% !ang berhak mengaukan .alon# &andangan diatas sangat rele%an dengan keadian !ang teradi di  beberapa daerah termasuk daerah 2ali# Dimana beberapa daerah !ang ada di 2ali, sekitar 0)C dimenangkan oleh &DI& sehingga daerah-daerah tersebut sulit mendapatkan dua pasang .alon#9E

• Sistem dua putaran !ang dianut tern!ata diadikan sarana dibeberapa

daerah untuk mengaukan anggaran pilkada se.ara berlebihan# Di Suraba!a misaln!a, '&UD mengaukan anggaran dua putaran, dan disetuui oleh D&RD kotaSuraba!a sekitar *; mil!ar, dari dana ini, +*

(11)

mil!ar diantaran!a dianggarkan untuk putaran pertama dan selebihn!a dianggarkan untuk putaran kedua# &adahal, disuraba!a tidak mungkin teradi putaran kedua sebab .alon !ang ada tidak lebih dari empat  pasang#

• :ara pemilihan kepala daerah dengan menempatkan %igur sebagai

 pertimbangan utama dalam menentukan pilihan kepala daerah# konsekuensi dari .ara pemilihan sema.am akan meningkatkan ketegangan hubungan antar pendukung pasangan .alon sebab  penerimaan dan penolakan terhadap pasangan .alon dalam konteks kultur Indonesia lebih ban!ak disebabkan oleh hubungan !ang bersi%at emosional ketimbang rasional#

• 2esarn!a daerah pemilihan, !aitu seluruh ila!ah propinsi untuk 

 pemilihan gubernur dan seluruh ila!ah kabupaten untuk pemilihan  bupati, men!ebabkan proses pelaksanaan kampan!e sulit dikendalikan#

• 'etidaksiapan pemilih untuk menerima kekalahan .alon !ang

diunggulkan# Dibeberapa daerah !ang telah melakukan pemilihan kepala daerah se.ara langsung, keadian seperti ini sering teradi sehingga menimbulkan kon%lik antar pendukung pasangan .alon#

:# Analisis Masa Depan Pemilukada di Indnesia

2erkaitan dengan masa depan pelaksanaan &emiluda di Indonesia,  penulis .enderung untuk menghapuskan &emilukada se.ara langsung# lasan

itu didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain 3

a# /asih ban!ak permasalahan-permasalahan selama pemilukada di Indonesia !ang perlu dikai se.ara mendalam, seperti masalah3

• /one! politi. dan .ost politi. • Independensi &aaslu Daerah • ambatn!a pengiriman logistik  • Independensi media masa

• &endataan pemilih

• &enda%taran dan penetapan pasangan .alon • &enghitungan suara dan penetapan hasil akhir  • 'on%lik pilkada

 b# Demokrasi !ang dianut Indonesia lebih mengutamakan mus!aarah untuk  mu%akat# Subtansi pemilu adalah adan!a pergantian kepemimpinan$ rotasi

(12)

kekuasaan se.ara rutin dan berkala, untuk men.egah kekuasaan !ang absolut# &emilu se.ara langsung merupakan demokrasi !ang prosedural# Indonesia selama ini han!a merapkan demokrasi se.ara prosedural, seharusn!a penerapakan demokrasi lebih mengutamakan subtansin!a# /aka dari itu dalam memilih kepala daerah tidak harus$mutlak se.ara langsung# Dalam 'onstitusi tidak disebutkan dengan .ara apa memilih 'epala Daerah, !ang terpenting dilakuakan se.ara demokratis# UUD 1945, han!a mengamanatkan untuk memilih kepala daerah se.ara demokratis# @Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala  pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara

demokratis.A

/enimbang permasalahan &emilukada lebih ban!ak kelemaha dari  pada kelebihann!a# &emilukada merupkan tuntutan saat re%ormasi akibat trauma rak!at terhadap reFim sebelummn!a# Namun saat ini pemilukda !ang sudah beralan hampir 1 dekade tidak membuahkan hasil !ang maksimal# 2an!ak teradi pelanggaran pada tahapan pemilu, bia!a terlalu  besar dan kulitas pemimpin !ang dihasilkan buruk seperti terlibat kasus

korupsi, dll#

&ilkada !ang selama ini berlangsung dinilai terlalu mahal, dan mempun!ai dampak sosial !ang amat luas# &ilkada langsung dianggap sebagai pemi.u lahirn!a politik transaksional, sehingga turut andil melahirkan perilaku korupti%# al itu dikarenakan, setiap kandidat !ang akan berlaga mengeluarkan bia!a !ang besar 

2ia!a ini mun.ul mulai dari pen.alonan, kampan!e hingga pada  perhitungan suara seperti untuk membia!ai saksi# Untuk memperbaiki

kondisi ini, seumlah kalangan mengusulkan agar &ilkada diusulkan serentak# angkah ini diharapkan dapat menekan bia!a politik !ang sudah dinilai demikian tinggi# /obilisasi suara antar daerah !ang diduga kerap mearnai &ilkada uga dapat ditekan#

Usulan !ang paling ekstrim, adalah menghapus &ilkada langsung# Usulan ini terlontar karena &ilkada a.apkali menimbulkan kon%lik antar   pendukung# Tidak han!a itu, &ilkada langsung selam ini han!a dianggap

(13)

han!a berorientasi uang# 2elum lagi, masalah GmaharH untuk mendapatkan dukungan dari partai politik#

D. Masa depan Pemilukada di Indnesia

Sistem negara demokrasi di Indonesia adalah pilihan rasional atas hipotesa %akta empiris dan sosiologis terkait struktur dan tatanan mas!arakat Indonesia saat ini# Ia tumbuh di atas metamor%osa pemikiran !ang membidani sebuah sistem politik untuk meletakkan mas!arakat sebagai episentrum  partisipatoris akan quo vadis nasib bangsan!a# 8alaupun demokrasi bukanlah merupakan sistem politik dan pemerintahan !ang sempurna, namun saat ini  barangkali kita sepakat baha pilihan demokrasi adalah pilihan terbaik dari

sistem lainn!a# Sebut saa misaln!a monarki, aristokrasi, otokrasi, plutokrasi, gerontokrasi,dll#

8alaupun demikian, sistem demokrasi !ang dipilih negara untuk  mengorganisasikan tatanan kehidupan berma!arakat, berbangsa dan bernegara  bukanlah sebuah sistem sempurna dan tanpa .a.at# leh karenan!a, sebuah

sistem politik !ang mengonstruksi sebuah negara, uga perlu menimbang  berbagai Implikasi serius !ang timbul terkait ekses sub!ekti% maupun ob!ekti% 

dari penerapan sistem demokrasi# 2aik penerapann!a melalui sistem  perakilan (melalui mekanisme pemilihan akil rak!at D&R$D&RD, maupun

langsung (melalui mekanisme pemilu presiden dan pilkada#

&emilihan Umum se.ara langsung dalam pilkada, seatin!a merupakan salah satu uud demokrasi !ang saat ini tengah diterapkan di Indonesia# &eruudan demokrasi tersebut, pada hakekatn!a merupakan upa!a memberda!akan peran dan partisipasi mas!akarat terkait pengeeantahan hak-hak politik dan sosialn!a, !ang diamin se.ara konstitusional# /edium demokrasi dan demokratisasi melalui mekanisme politik partisipasi inilah !ang diharapkan akan mampu memberikan multiplier e%%e.t# 2ukan saa terkait pada semakin besarn!a tingkat pendeasaan ber%ikir mas!arakat akan hak dan keaiban politik-konstitusionaln!a, namun uga diharapkan melalui mekanisme dan sistem pemilihan langsung (baik pilpres maupun pilkada#

(14)

&osisi taar mas!arakat terkait kepentingann!a menentukan masa depan !ang lebih baik semestin!a menadi kenis.a!aan#

Terkait hasil dan berbagai problem dalam pelaksanaan pilkada itulah, saat ini diperlukan kembali upa!a menakar ekses penerapan sistem pemilihan langsung (&ilkada# Saat ini berbagai bentuk a.ana untuk menge"aluasi kembali penerapan pilkada sangat penting untuk memberikan re%erensi bagi  pengambil kebiakan negeri ini untuk menimbang kembali implementasi  pilkada se.ara konstrukti% dan proporsional, tanpa men.ederai substansi peran  partisipasi politik mas!arakat# nalisis ini menadi .atatan penting mengingat  pelaksanaan pilkada selama ini# Se.ara empiris, akhirn!a men!adarkan kita akan perlun!a kembali menelaah arah dan .ita-.ita politik mas!arakat terkait  bagaimana meletakkan proses, pelaksanaan dan hasil pilkada dalam konstruksi  pembangunan keseahteraan mas!arakat#

E. Implikasi Dinamika Pelaksanan Pemilukada di Indnesia

2erdasarkan perspekti% pemberitaan media massa tentang pelaksanaan  pilkada di Indonesia, terdapat beberapa keyord  !ang sangat penting sebagai ranah kaian bagi pengambil kebiakan negeri ini untuk menempatkan kembali quo vadis pilkada dalam konteks !ang lebih produkti% bagi kemaslahatan mas!arakat# Keyord  penting tersebut adalah sebagai berikut 3

Pertama!  &ilkada di daerah masih merupakan pilihan rasional !ang masih diinginkan mas!arakat untuk menentukan pemimpinn!a di daerah# =akta opini mas!arakat ini menadi .atatan penting pemerintah# /engingat, mas!arakat kita se.ara sosiologis memandang baha pemilihan langsung untuk menunuk seorang pemimpin !ang berasal dari putra daerah merupakan kebanggaan, Selain itu, uga masih menganggap baha mekanisme pemikiran dan kepentingan mas!arakat akan nilai keterakilan aspirasin!a masih lebih  besar terakomodir dengan baik# 'etimbang, asumsi baha pemimpin tersebut merupakan titipan !ang berasal dari pusat kekuasaan seperti !ang teradi di masa orde baru dulu# &ersepsi publik inilah !ang kerap diadikan oleh  pemerintah untuk melegitimasi pen.itraan politikn!a kepada dunia internasional, baha Indonesia adalah negara demokrasi !ang sangat produkti% 

(15)

melahirkan struktur kehidupan bermas!arakat !ang memiliki nilai-nilai demokratisasi dengan baik#

&ersepsi publik mas!arakat ini seharusn!a perlu dikritisi agar  mas!arakat memahami dan .enderung lebih penting mendudukkan kembali nilai-nilai obekti%itas untuk mende%inisikan kembali se.ara personal maupun kepemimpinan seorang kepala daerah# Sebab %aktan!a, pemimpin !ang berasal dari putra daerah tidak serta merta berkoe%isien korelati% se.ara langsung dengan peningkatan keseahteraan mas!arakat#

&erspekti% kepemimpinan ini dikaitkan dengan struktur kekuasaan  pemerintah daerah, !ang di peroleh oleh seorang kepala daerah dengan ongkos politik !ang tidak murah# 2ia!a pilkada !ang sangat mahal inilah !ang  ustru men!ebabkan sistem demokrasi langsung di daerah berkembang se.ara

tidak proporsional dan ob!ekti%# Terminologi !ang tepat mende%inisikan maksud pern!ataan ini adalah baha proses pilkada !ang mahal itu telah men!ebabkan teradin!a kapitalisasi pilkada dengan kultur kekuasaan !ang ekonomistik, !ang menempatkan kekuasaan politik kepala daerah han!a sebagai in"estasi an sich dan melihat potensi daerah sebagai opportunity ekonomi bagi kepentingan pribadin!a#

Implikasi politik teradin!a kapitalisasi pilkada inilah !ang men!ebabkan demokratisasi-partisipasi mas!arakat menadi ter-negasi oleh  paradigma tersebut# rtin!a mas!arakat han!a diletakkan sebagai ob!ek   politik massa ,!ang diman%aatkan .alon kepala daerah han!a ketika proses  pilkada itu berlangsung# /as!arakat kemudian menadi mah!um dengan terminologi kapitalisasi pilkada ini, karena proses pilkada sarat dengan politik  uang#

/as!arakat memang seatin!a mendapat @berkahA sesaat dari proses  pelaksanaan pilkada# Setelah pelaksanaan pilkada usai, maka kepala daerah terpilih, akan sibuk dengan upa!a merekapitalisasi kembali asset !ang telah dikeluarkan selama proses @in"estasiA pemilihan itu berlangsung# =akta ini  bisa dilihat dengan data 1) tahun terakhir terkait tingkat korupsi kepala daerah !ang sangat tinggi# Termasuk data !ang dilansir oleh lembaga-lembaga sur"ei

(16)

 baha saat ini saa ;) persen lebih, kepala daerah dipimpin oleh seorang  pemimpin berstatus tersangka#

'arena teradin!a pola kapitalisasi pilkada inilah, maka !ang teradi adalah siapa !ang mempun!ai modal besar, dialah !ang akan menadi  pemimpin# 'arena kapitalisasi pilkada ini pulalah kemudian berimbas bagi ketidakrelaan .alon !ang kalah dalam pilkada# 'etidakrelaan kekalahan ini kemudian dimani%estasikan dalam upa!a mempolitisasi hasil pilkada baik  se.ara %ormal-konstitusional (melalui gugatan ke /', maupun mempolitisasi massa untuk tidak menerima .alon pemimpin !ang menang# Sehingga,  berimplikasi kepada timbuln!a resistensi politik bagi kepemimpinan kepala daerah terpilih# ebih parah lagi, semakin diproduksin!a eskalasi kon%lik   politik dan kon%lik sosial dalam berbagai spektrum kepentingan, oleh .alon

!ang tidak beria besar menerima kekalahan# Dalam konteks !ang demikian, maka kita kerap men!aksikan baha kon%lik politik dan sosial di daerah tidak   pernah kunung usai dan terus terpelihara dengan baik alaupun pelaksanaan  pilkada auh telah usai#

Kedua! pilkada merupakan mani%estasi re%ormasi birokrasi !ang merubah mindset  pengelolaan negara !ang tadin!a bersi%at sentralistik  menadi desentralistik#

Sebagai salah satu buah semangat re%ormasi adalah merubah tatanan struktur pengelolaan birokrasi negara !ang tadin!a sentralistik menadi desentralistik# al ini merupakan antitesa dari semangat merubah tatanan dari orde baru menadi sistem baru !ang dikenal pas.a re%ormasi sekarang ini#  Namun demikian, setelah 1) tahun lebih re%ormasi bergulir, semangat desentralisasi ini .enderung diman%aatkan oleh pemimpin daerah untuk  @bebasA mengeksploitasi daerah sesuai dengan selera kekuasaann!a# Radikalisasi pengelolaan pemerintahan daerah inilah !ang men!ebabkan konstitusi negara !ang diatur dan dialankan oleh pemerintah pusat terabaikan# >ang terlihat, ustru mun.uln!a raa-raa ke.il !ang sangat @otonomA menguasai daerah#

kibatn!a, program-program nasional !ang di.anangkan oleh  pemerintah pusat menadi terhambat# =akta teradin!a distorsi ini terlihat

(17)

ketika presiden, sebagaimana dilansir berbagai media massa, men!atakan salah satu gagaln!a program-program berskala nasional, karena ulah arogansi sepihak pimpinan daerah# /isaln!a , masalah kebiakan ekonomi dan in"estasi, ustru sebagian besar dihambat pimpinan pemerintah daerah sekelas alikota dan bupati# Terhambatn!a program-program tersebut, bukan .uma terkait dengan arogansi pemimpin daerah, tapi uga disebabkan karena  ban!akn!a regulasi dalam bentuk perda dan kebiakan pemerintah daerah !ang tidak inheren atau ustru bertentangan dengan kebiakan dan regulasi  pemerintah pusat# ini menunukkan absurditas hiraki pemerintahan# 'ebiakan  pemerintah pusat menadi gembos ketika masuk pada tataran pelaksanaan

teknis di daerah#

&emerintah memang kerap melakukan e"aluasi terkait persoalan ini#  Namun %aktan!a, hingga saat ini, problem mendasar masalah regulasi dan kebiakan pemimpin daerah !ang menghambat kebiakan program nasional  pemerintah pusat, masih kerap teradi# Salah satu sebab mendasar !ang

menadi argumentasi pemerintah daerah adalah men!angkut persoalan inter"ensi pemerintah pusat, !ang dianggap melanggar sendi-sendi atau semangat otonomi daerah# 'esalah-kaprahan memaknai otonomi daerah inilah !ang men!ebabkan pemerintah pusat sampai saat ini mengalami dispute dan seolah tidak memiliki kekuasaan @memaksaA# &adahal, pemerintah pusat se.ara %ormal dan konstitusional pun!a keenangan untuk meluruskan kesalahpahaman pengelolaan daerah, karena terlalu sempit mena%sirkan konsep kepala daerah dipilih langsung oleh rak!atn!a di daerah# Sehingga,  pu.uk pimpinan pemerintah daerah @merasaA mempun!ai keenangan mutlak 

untuk melakukan kebiakan apapun#

Ketiga!  &emilukada telah meletakan sistem demokrasi di Indonesia  baru sebatas demokrasi @theatrical @# >akni demokrasi !ang diusung melalui  alan pemilihan umum, han!a sebatas kosmetika aah suatu bangsa !ang seolah-olah menalankan nilai demokrasi dalam pemilihan umum# >aitu, langsung, umum, bebas, uur dan adil# Namun, dalam praktekn!a hal tersebut sangat auh dari nilai-nilai !ang sesungguhn!a# 8alaupun kita sibuk  menusti%ikasi baha demokrasi memerlukan proses# Tapi, %aktan!a proses

(18)

tersebut tetap haruslah bersinergi dengan %aktor-%aktor lain, !ang mendasari terbentukn!a proses demokratisasi tersebut se.ara konstrukti%#

=aktor-%aktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh ibaan!a &emerintah &usat (&residen dan D&R dan '&U$ '&UD dalam membuat aturan !ang tegas terkait rule o! the game pemilukada# al tersebut penting, mengingat selama ini regulasi !ang tegas han!a terkait pada proses dan mekanisme pemilhan# Namun sangat tidak berbanding lurus dengan ketegasan membangun la en!orcement bagi setiap bentuk pelanggaran etika dan  pelanggaran konstitusional aturan pemilukada# Sehingga inilah !ang dikatakan, demokrasi kita masih bersi%at theatrical , bukan demokrasi substanti% !ang benar-benar mengusung nilai-nilai demokratisasi dan hak-hak civil society dengan baik#

Terkait dengan masalah civil society ini, maka %aktor !ang mendorong  berkembangn!a proses demokrasi sangat dipengaruhi uga oleh, bagaimana  peran parpol dalam men.etak kader pemimpin di daerah# Sebab selama ini  proses pengkaderan dan lahirn!a pemimpin melalui alan mekanisme politik   praktis, khususn!a di daerah masih sangat lemah# 'ondisi ini !ang

men!ebabkan hampir sebagian besar pemimpin daerah lahir dari seorang  pengusaha dan$ atau mereka !ang han!a memliki modal kuat# Sementara,  parpol ber%ungsi han!a sebagai stempel !ang menadi kendaraan sekaligus supir !ang ditumpangi oleh .alon kepala Daerah# 'ondisi ob!ekti% inilah !ang men!ebabkan hasil pemilukada se.ara langsung tidak serta merta menghasilkan pemimpin !ang berkualitas, kompeten dan memiliki integritas serta peduli dengan rak!atn!a#

Seperti !ang telah diulas sebelumn!a, karena persoalan melihat  perspekti% pemilukada sebagai sebuah peluang ekonomis inilah maka !ang teradi praktek korupsi di daerah dan suburn!a persoalan money politics tak   pernah kunung usai dan sulit diberantas# Sinergitas dan kolaborasi e%ekti%  antara parpol dan .alon kepala daerah dalam konteks melihat begitu besarn!a  bia!a pemilukada adalah dikarenakan antara .alon kepala daerah dengan  parpol sama-sama memiliki persepsi dan mindset !ang sama, !akni memahami pilkada sebatas sebagai sebuah komoditas dan industri !ang

(19)

 pro%itabilitasn!a memadai untuk tuuan-tuuan angka pendek maupun angka  panang kekuasaan-bukan keseahteraan sosial mas!arakat#

Keempat, lasan kompatibilitas baha pemilihan langsung presiden  uga harus dilakukan pula terhadap gubernur, bupati dan alikota harus segera die"aluasi# lasan kompabilitas sebagai implementasi UU No#*+ Tahun +))4, sebenarn!a dimaksudkan agar arah pembangunan politik dan ekonomi  bersinergi serta terintegrasi dari pusat sampai ke daerah# Namun pada ken!ataann!a, kesamaan proses inilah !ang menadi akar pen!ebab hirarki kepemimpinan dalam pemerintahan menadi tersekat-sekat dan tidak sealan#

Sehingga, antara pemimpin pemerintahan di daerah dan pusat seolah masing-masing berdiri sendiri# Implikasin!a, baik pemerintah maupun peabat di daerah bekera se.ara parsial-tidak kontekstual sesuai dengan arah dan "isi negara# Dengan kondisi seperti ini, sebenarn!a sama saa bangsa ini menerapkan pseudo demokrasi# an!a menadikan pemimpin sekedar simbol kosong, !ang tidak memiliki peran strategis dalam memberda!akan rak!atn!a# Dengan kata lain, kondisi ini men!ebabkan ada atau tidakn!a pemimpin,  pembangunan dan keseahteraan mas!arakat di daerah khususn!a, ditentukan sendiri oleh kesanggupan dan nasib indi"idu mas!arakatn!a# &adahal negara  berperan melindungi segenap mas!arakat dan memaukan keseahteraan

mas!arakat#

Jmpat kata kun.i tentang implikasi dinamika pelaksanaan pilkada ini, se!og!an!a mendorong pengambil kebiakan negeri ini untuk menemukan %ormasi ideal dan proporsional terkait masa depan bangsa# 'hususn!a, men!angkut masalah proses suksesi kepemimpinan melalui pemilukada# Sehingga dapat menimbang dan menakar se.ara ob!ekti%, antara konsep sistem pelaksanaan demokrasi di daerah dengan ekses !ang timbul selama  penerapan pemilukada se.ara langsung di daerah# &roses ini seharusn!a

menadikan bangsa besar ini lebih peka terhadap berbagai akar persoalan baik  se.ara ideologis, sosiologis maupun %iloso%is !ang kerap menadi preseden !ang tak pernah selesai, atau minimal tereliminasi kualitas dan kuantitatsn!a#

Seperti besarn!a bia!a politik pemilukada dan money politics selama  proses pemilukada, !ang berimbas pada teradin!a korupsi pemimpin di

(20)

daerah sebagai bentuk pengganti ongkos in"estasi menadi pemimpin# Selain itu, teradin!a resistensi pemimpin daerah kepada pemerintah pusat, !ang men!ebabkan eksistensi pemerintah pusat ustru tidak legitimate di mata  pemerintah daerah terkait dengan ban!akn!a program, kebiakan dan kebiakan berskala nasional !ang tidak$ enggan dilaksanakan oleh pemerintah daerah# 2ahkan, tak arang di tentang oleh pemerintah di daerah# 'emudian, lestarin!a kon%lik horiFontal antar mas!arakat akar rumput karena kerap dipi.u oleh peman%aatan politik massa oleh .alon pemimpin dan pemimpin !ang berkuasa didaerah# 2aik selama proses pemilukada maupun sepanang  pemimpin tersebut memimpin daerah, !ang konstelasi masalahn!a kerap

dipi.u oleh .alon pemimpin daerah !ang kalah dalam kompetisi pemilihan# &ada akhirn!a, setidakn!a perlu e"aluasi se.ara tepat, proporsional dan ob!ekti%# Sangat logis, bilamana mea.anakan kembali sistem pemilihan langsung han!a .ukup sampai dengan presiden dan gubernur saa# Dengan .ara dan mekanisme !ang tetap menunung tinggi peran dan partisipasi mas!arakat, tanpa men.ederai hak dan kepentingan civil society mas!arakat terhadap negara#

(21)

BAB III PENU"UP

A. Kesimpulan

2erdasarkaan pembahasan permasalahan pada 22 II 3 &J/2SN, maka dapat ditarik kesimpulan baha 3

1# nalisis 'elebihan &emilukada

 Pertama, pilkada se.ara langsung memungkinkan proses !ang lebih &artisipasi# Kedua, proses pilkada se.ara langsung memberikan ruang dan  pilihan !ang terbuka bagi mas!arakat untuk menentukan .alon pemimpin !ang memiliki kapasitas, dan komitmen !ang kuat serta legitimate dimata mas!arakat#  Ketiga, mendekatkan elit politik dengan konstituen atau mas!arakat# Keempat , lebih terdesenralisasi#

2eberapa kelebihan dalam pen!elenggaraan pilkada langsung antara lain sebagai berikut 3

a# &ilkada langsung merupakan aaban atas tuntutan aspirasi rak!at#  b# &ilkada langsung merupakan peruudan konstitusi dan UUD 1945#

.# &ilkada langsung sebagai sarana pembelaaran demokrasi bagirak!at# d# &ilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah# e# &ilkada langsung sarana bagi proses kaderisasi kepemimpinan

nasional#

+# nalisis 'elemahan &emilukada

/enurut eo gustino ada sebelas (11 permasalahan pemilukada di Indonesia, !aitu 3

1 Da%tar &emilih tidak akurat + &ers!aratan :alon tidak lengkap * &en.alonan &asangan dari parpol

4 &en!elenggara atau '&UD tidak netral 5 &anas pilkada dibentuk terlambat ; /one! politik  

6 Dana kampa!e

0 /en.uri start kampa!e 9 &NS tidak netral

1) &elanggaran kampan!e 11 Inter"ensi D&RD

(22)

Selain itu, masih terdapat ban!ak kelemahan pemilukada se.ara langsug di Indonesia baik !ang dilakukan se.ar tidak disengaa ataupu terorganisir#

*# nalisis /asa Depan &emilukada di Indonesia

2erkaitan dengan masa depan pelaksanaan &emiluda di Indonesia,  penulis .enderung untuk menghapuskan &emilukada se.ara langsung# lasan itu didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain 3 Pertama, masih ban!ak permasalahan-permasalahan selama pemilukada di Indonesia !ang perlu dikai se.ara mendalam, seperti masalah3 /one!  politi. dan .ost politi.K Independensi &aaslu DaerahK ambatn!a  pengiriman logistikK Independensi media masaK &endataan pemilihK &enda%taran dan penetapan pasangan .alonK &enghitungan suara dan  penetapan hasil akhirK 'on%lik pilkada

 Kedua, Demokrasi !ang dianut Indonesia lebih mengutamakan mus!aarah untuk mu%akat# Subtansi pemilu adalah adan!a pergantian kepemimpinan$ rotasi kekuasaan se.ara rutin dan berkala, untuk men.egah kekuasaan !ang absolut# &emilu se.ara langsung merupakan demokrasi !ang prosedural# Indonesia selama ini han!a merapkan demokrasi se.ara  prosedural, seharusn!a penerapakan demokrasi lebih mengutamakan

subtansin!a#

&ilkada !ang selama ini berlangsung terlalu mahal, dan mempun!ai dampak sosial !ang amat luas# &ilkada langsung dianggap sebagai pemi.u lahirn!a politik transaksional, sehingga turut andil melahirkan perilaku korupti%# al itu dikarenakan, setiap kandidat !ang akan berlaga mengeluarkan bia!a !ang besar# 2ia!a ini mun.ul mulai dari  pen.alonan, kampan!e hingga pada perhitungan suara seperti untuk 

membia!ai saksi# Untuk memperbaiki kondisi ini, seumlah kalangan mengusulkan agar &ilkada diusulkan serentak# angkah ini diharapkan dapat menekan bia!a politik !ang sudah dinilai demikian tinggi# /obilisasi suara antar daerah !ang diduga kerap mearnai &ilkada uga dapat ditekan# Usulan !ang paling ekstrim, adalah menghapus &ilkada langsung# Usulan ini terlontar karena &ilkada a.apkali menimbulkan kon%lik antar pendukung# Tidak han!a itu, &ilkada langsung selam ini

(23)

han!a dianggap han!a berorientasi uang# 2elum lagi, masalah GmaharH untuk mendapatkan dukungan dari partai politik#

B. Saran

&enulis dapat memberikan saran, terkait &emilukada !aitu dihapus# /ekanisme lebih laut dapat dibahas &emerintah !aitu &residen dan D&R-RI tentang bagaimana pengangkatan kepala daerah, dipilih D&RD atau diangkat &residen# &ertama, &emilukada dihapus se.ara keseluruhan dan mekanisime  pemilihan diserahkan ke D&RD, dengan memperbaiki rekruitmen politik dan sistem kepartaian terlebih dahalu# gar kader partai !ang memiliki kapasitas dan kapabilitas berhak menduduki abatan kepala daerah# Selain itu untuk  men.egah kongkalikong, haruslah dibuat mekanisme !ang tidak biasa main dibelakang anatara D&RD dan .alon pasangan# 'edua, pengangakatan kepala daerah oleh &residen harus memunuhi kriteria-kriteria$ pers!aratan !ang ditetapkan oleh peraturan perundang-undanagan, agar &residen tidak  seenang-enang mengangkat dan memnerhentikan kepala daerah#

&ada akhirn!a, setidakn!a perlu e"aluasi se.ara tepat, proporsional dan ob!ekti%# Sangat logis, bilamana mea.anakan kembali sistem pemilihan langsung han!a .ukup sampai dengan presiden# Dengan .ara dan mekanisme !ang tetap menunung tinggi peran dan partisipasi mas!arakat, tanpa men.ederai hak dan kepentingan civil society mas!arakat terhadap negara#

DA#"A$ PUS"AKA

gustino, eo# +))9#  Pilkada dan "inamika Politik #okal # >og!akata3 &ustaka &elaar#

(24)

uthor# (+)1), 19 Desember# $akalah %tonomi "aerah# Diperoleh + <anuari +)1*, dari http3$$miellahsmart%loer#blogspot#.om#

uthor# (+)11, 6 =ebruari#  &nalisa Proses Pelaksanaan Pemerintahan "aerah# Diperoleh + <anuari +)1*, dari http3$$liarkanpikir#ordpress#.om#

uthor#  Kelebihan dan kekurangan pilkada secara langsung # D ip er ol eh + <anuari +)1*, dari http3$$#!ousa!too#.om$kelebihan-dan-kekurangan- pilkada-se.ara-langsung$+645411#

=irmanto, Tau%ik# (+)11, 9 Desember#  Kedaulatan 'akyat "alam Pemilihan (mum di )ndonesia# Diperoleh + <anuari +)1*, dari http3$$politik#kompasiana#.om$+)11$1+$)9$kedaulatan-rak!at-dalam-pemilihan-umum-di-indonesia#

ILbal, /# (+)1+, 1) <uli#  "ulu Pilkada, #alu Pemilukada, Kini Pilgub#

Diperoleh * <anuari +)1*,

dari http3$$nes#detik#.om$read$+)1+$)6$1)$)9*045$19;1;9*$1)$dulu-pilkada-lalu-pemilukada-kini-pilgub#

'amo, <hon# (+)11, 1; pril#  Kontestasi *lit #okal "alam Pilkada# Diperoleh

+ <anuari +)1*, dari

http3$$idadagi!akanes#multipl!#.om$ournal$item$54$'NTJSTSI-JIT-'-D/ &I'D#

/ahardika, ri!anto# (+)1+, 10 September#  Pilkada langsung+ erentak atau  "ihapus# Diperoleh * <anuari +)1*, dari

http3$$#solopos%m#.om$+)1+$)9$pilkada-langsung-serentak-atau-dihapus$#

&rasoo J#, /aksum, Ir%an Ridan#, dan 'urniaan, Teguh# +));#  "esentralisasi  Pemerintahah "aerah+ &ntara $odel "emokrasi #okal  *!isiensi truktural # <akarta3 =ISI& UI#

So%!an, S!a%ran# +)1+# &ermasalahan dan Solusi &emilukada# Dip ero leh + <anuari +)1*, dari http3$$#lemhannas#go#id$portal$in$da%tar-artikel$1;*4- permasalahan-dan-solusi-pemilukada#html#

(25)

PAPE$ 

"AN"AN%AN DAN HA$APAN

PELAKSANAAN PILKADA SE$EN"AK &'()

 "iaukan (ntuk $emenuhi alah atu $ata Kuliah "asar-dasar ilmu politik 

Disusun oleh 3

Ai Sur*ani N.PM

P$+%$AM S"UDI ,,,,,,,,..

#AKUL"AS KE%U$UAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNI-E$SI"AS %ALUH IAMIS

(26)

KA"A PEN%AN"A$ 

&ui s!ukur penulis panatkan kehadapan tuhan !ang maha esa karena  berkat rahmat dan karunia-N!a sehingga penulis dapat men!elesaikan tugas paper 

dengan mengambil pembahasan @/antangan "an 0arapan Pelaksanaan Pilkada erentak 1234 A

Dalam pembentukan makalah ini tentu ban!ak hambatan-hambatan !ang  penulis temukan, akan tetapi atas bantuan dan dukungan semua pihak makalah ini dapat terselesaikan, oleh karena itu penulis u.apkan terima kasih kepada semua  pihak !ang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga penulis dapat

men!elesaikann!a dengan baik#

&enulis men!adari bahaa makalah ini masih auh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis# leh karena itu, kritik  dan saran !ang bersi%at membangun sangat penulis harapkan#

Denpasar, <anuari +)16

Referensi

Dokumen terkait

Output yang dihasilkan pada proses pemilihan Jenis Kontrak adalah Ketetapan Jenis Kontrak dan Ran- cangan Kontrak yang akan digunakan pada saat pelaksanaan pengadaan barang/jasa

Penelitian kualitatif ini diharapkan agar dapat menjelaskan fenomena sosial yang terdapat pada masyarakat adat orang Rimba dalam kaitan dengan proses Pembangunan sosial yang

Hal ini berarti jika hanya mengandalkan curah hujan, maka tanaman padi tidak dapat ditanam pada musim kemarau yaitu bulan Mei sampai dengan September sehingga untuk

Oleh karena itu, Medical Council of India (MCI), membuat program pembelajaran komunitas bagi mahasiswa kedokteran dalam rotasi klinik saat mereka sedang stase di bagian

Penurunan pada keseluruhan rasio perputaran piutang baik perusahaan dan rata-rata industri di tahun 2012 disebabkan oleh kenaikan rata-rata piutang yang lebih

Hasil pemurnian uranium yang diperoleh dari hasil pelarutan yellow cake pada proses elektrodialisis ini masih sangat rendah yaitu sebesar 18,0625%, hal itu dikarenakan

Pemakaian anting-anting emas kepada pengantin wanita dari pihak keluarga pria saat acara peminagan.. Kedua Keluarga serta tamu undangan pada saat

Pasca penertiban, lanjut Rasikin, setiap hari petugas Satpol PP akan dikerahkan untuk mengawasi gerobak pedagang supaya tidak lagi mengoku- pasi fasilitas umum yang dapat