• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1Tentang Departemen Perindustrian 3.1.1 Sejarah

Departemen Perindustrian (depperin) adalah salah satu departe-men dalam pemerintahan Republik Indonesia yang mempunyai tugas membantu presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerin-tahan di bidang perindustrian.

Pada jaman penjajahan Belanda, masalah perindustrian meru-pakan tanggung jawab Departemen Van Landbow Mijverheid En Handel (tahun 1918) dalam hal ini perindustrian dipegang oleh Afdeling Mijver-heid. Pada tahun 1934 tanggung jawab mengurus masalah perindustrian dipindahkan dari Departemen Van Landbow Mijverheid En Hendel ke departemen Van Ekonomiche Zeken. Pada tahun itu juga dikeluarkan Bedrijet Reglementering Ordonnantie (BRO).

Pada jaman kependudukan Jepang, Departemen Van Ekonomiche Zaken diganti namanya menjadi Zinu Kokai Kysku. Pada jaman kemer-dekaan sejak proklamasi 17 agustus 1945 hingga saat ini badan yang me-nangani masalah perindustrian mengalami beberapa kali pergantian. November 1945 - 16 Januari 1950:

Pertama kalinya perindustrian diurus oleh Kementrian Kemakmu-ran yang mana kegiatannya meliputi bidang produksi ( pertanian,

(2)

kehe-wanan, perikanan, perindustrian, dan pertambangan ) serta distrribusi da-lam negeri.

Pada masa kabinet Halim pada zaman RIS ( januari - agustus 1950 ) Kementrian Kemakmuran dipisah menjadi dua kementrian yaitu Kementrian Perdagangan dan Perindustrian serta Kementrian Pertanian. Tujuan pemisahan ini adalah agar lebih intensif menjalankan ekonomi terpimpin ke arah realisasi pasal 33 UUD RI. Pada masa itu dalam usaha untuk menghadapi perdagangan dan penanaman modal yang bercorak kapitalis liberalis, Kementrian Perdagangan atau Perindustrian melakukan usaha - usaha kedalam dan keluar:

1. Kedalam

Menyusun organisasi masyarakat atas dasar kooperatif dengan bantuan dari golongan - golongan, parpol dan organisasi rakyat, serta membimbing kearah pembentukan kekayaan rakyat. 2. Keluar

Memimpin perdagangan atau perindustrian yang teratur dengan jalan licentering, reglementering dan lain-lain. Distribusi bahan- bahan pokok kebutuhan hidup untuk mengendalikan harga dan untuk menstablikan nilai mata uang.

Pada tahun 1952 kementrian perdagangan atau perindus-trian berganti nama menjadi kemenperindus-trian perekonomian, tahun 1957 Kementrian Perekonomian dipecah menjadi kementrian Pe-rindusrtrian, tahun 1959 kementrian Perindustrian dibagi menjadi

(3)

Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan (Departemen Perinda).

Tahun 1965 di dalam Kabinet Dwikora, Departemen Per-inda dibagi lagi menjadi Departemen Perindustrian dan Tekstil dan Departemen Perindustrian Ringan, tahun 1966 pada saat pembentukan Kabinet Ampera terjadi pengelompokan kembali departemen- departemen yang mengurusi masalah perindustrian sehingga menjadi dua departemen yaitu menjadi Departemen Per-industrian Dasar, Ringan dan Tenaga (Deperdariga) dan menjadi Departemen Tekstil dan Kerajinan (Deptekra).

Pada saat pembentukan kabinet pembangunan tahun 1968, Deperdariga dan Deptekra digabung menjadi Departemen Perin-dustrian, sedangkan urusan tenaga yang semula menjadi wewe-nang Deperdariga dimasukkan ke Departemen PUTL.

Pada masa pemerintahan Susilo bambang yudhoyono De-partemen Perindustrian dipisahkan dengan DeDe-partemen Perdagan-gan. Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan masing-masing dipimpin oleh seorang menteri.

3.1.2 Visi Dan Misi Perusahaan 3.1.2.1Visi

Visi depertemen perindustrian adalah pembangunan indus-tri nasional jangka panjang yaitu membawa Indonesia untuk men-jadi sebuah negara industri tangguh di dunia, dengan visi antara,

(4)

yaitu Pada tahun 2020Indonesia menjadi negara industri maju Ba-ru. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun tersebut ke-mampuan Industri Nasional telah diakui di dunia Internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural di masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tum-buh-suburnya ekonomi yang berciri kerakyatan.

Untuk mewujudkan visi tersebut, sektor industri mengemban misi, sebagai berikut:

3.1.2.2Misi

1. Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. 2. Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional.

3. Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil ba-gi masyarakat.

4. Menjadi wahana (medium) untuk memajukan kemampuan teknologi nasional.

5. Menjadi wahanan penggerak bagi upaya modernisasi dan wa-wasan budaya masyarakat.

6. Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaan rasa aman masyarakat.

7. Menjadi andalan pembangunan industri yang berkelanjutan melalui pengembangan dan pengelolaan sumber bahan baku terbarukan

(5)

3.1.3 Fungsi Dan Tugas Pokok Perusahaan 3.1.3.1Tugas pokok

Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang perindustrian.

3.1.3.2Fungsi

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang perindustrian.

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tu-gasnya.

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya.

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

(6)

3.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Departemen Perindustrian

Unit organisasi Departemen Perindustrian dapat dilihat pada gam-bar 3.1. Struktur organisasi Departemen Perindustrian terdiri dari : 1. Menteri Perindustrian sebagai pimpinan departemen.

2. Staf ahli Menteri Perindustrian yang terdiri dari 4 orang. 3. Eselon 1 yang terdiri dari :

• Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian, yang terdiri dari 8 unit atau biro Eselon 2 termasuk Pusat Data dan Infor-masi (Pusdatin).

• Inspektorat Jenderal Departemen Perindustrian.

• Empat orang Direktorat Jenderal (Ditjen) yang terdiri dari o Ditjen Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka

(7)

o Ditjen Industri Agro dan Kimia o Ditjen Industri Kecil dan Menengah

o Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT)

• Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

Penjelasan mengenai tugas, tanggung jawab serta wewenang ba-gian-bagian yang ada dalam departemen perindustrian adalah sebagai be-rikut:

1. Menteri Perindustrian

Menteri perindustrian mempunyai tugas membantu Presi-den dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang perindustrian.

2. Sekretariat Jenderal

Sekretariat jenderal memiliki tugas pokok melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian du-kungan administrasi pada Departemen.

Sekretariat jenderal memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Departemen.

b. Pembinaan pelaksanaan tugas Departemen yang meliputi per-encanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, penday-agunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat.

(8)

c. Pemberian dukungan administrasi kepada unit-unit organisasi di lingkungan Departemen.

3. Inspektorat Jenderal

Inspektorat jenderal memiliki tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departe-men.

Inspektorat jenderal memiliki beberapa fungsi, yaitu: a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan.

b. Pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri.

c. Pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal. d. Penyusunan laporan hasil pengawasan.

4. Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia

Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia memiliki tu-gas pokok merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan stan-dardisasi teknis dibidang industri agro dan kimia.

Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia memiliki be-berapa fungsi, yaitu:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang industri makanan, minuman, tembakau, hasil hutan dan perkebunan, kimia hulu dan kimia hilir.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang industri makanan, minuman, tembakau, hasil hutan dan perkebunan, kimia hulu dan kimia hilir.

(9)

c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang industri makanan, minuman, tembakau, hasil hutan dan perkebunan, kimia hulu dan kimia hilir.

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri makanan, minuman, tembakau, hasil hutan dan perkebunan, kimia hulu dan kimia hilir.

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia.

5. Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah

Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah memiliki tugas pokok merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan stan-dardisasi teknis di bidang industri kecil dan menengah.

Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah me-meiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen Perindustrian di bidang industri kecil dan menengah.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang industri kecil dan menengah. c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di

bidang industri kecil dan menengah.

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri kecil dan menengah.

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah.

(10)

6. Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika

Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telema-tika memiliki tugas pokok merumuskan serta melaksanakan kebi-jakan dan standardisasi teknis di bidang industri alat transportasi dan telematika.

Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telema-tika memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang industri alat trans-portasi darat, kedirgantaraan, maritim, jasa keteknikan, tele-matika dan elektronika.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang industri alat transportasi da-rat, kedirgantaraan, maritim, jasa keteknikan, telematika dan elektronika.

c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang industri alat transportasi darat, kedirgantaraan, mari-tim, jasa keteknikan, telematika dan elektronika.

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri alat transportasi darat, kedirgantaraan, maritim, jasa ketekni-kan, telematika dan elektronika.

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika.

(11)

7. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri memiliki tu-gas pokok melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang industri.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. Penyiapan perumusan dan analisa kebijakan di sektor industri. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penelitian dan pengemban-gan industri sesuai denpengemban-gan peraturan perundang-undanpengemban-gan yang berlaku.

c. Pelaksanaan kegiatan di bidang standardisasi sektor industri. d. Perumusan kebijakan dan analisa, standar, norma, pedoman,

kriteria dan prosedur di bidang penelitian dan pengembangan industri.

e. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penelitian dan pengembangan industri.

f. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengemban-gan Industri.

(12)

8. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)

Pusdatin mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem informasi, pengumpulan dan pengolahan data, sistem jar-ingan informasi dan pelayanan data atau informasi industri.

Dalam melaksanakan tugas, Pusdatin menyelenggarakan fungsi :

• Pembinaan pengumpulan dan pengembangan serta kerjasama basis data sektoral dan basis data regional;

• Pembinaan dan pengembangan sistem jaringan informasi serta pelayanan data atau informasi industri;

• Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga Pusdatin, serta evaluasi dan pelaporan.

Unit organisasi Pusdatin terdiri dari dua bidang teknis dan satu sub bagian administrasi (Tata Usaha). Kedua bidang teknis tersebut adalah Bidang Basis Data dan Bidang Sistem Jarin-gan dan Pelayanan Informasi. Masing-masing bidang teknis tersebut memiliki dua sub bidang. Secara detail, struktur di Pusdatin bisa dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.

(13)

54 Kepala Pusat Data dan

Informasi

Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bidang Basis Data

Kepala Sistem Jaringan dan Pelayanan Informasi

Kepala Sub Bagian Kepegawaian Kepala Sub Bagian Umum dan Pelaporan Kepala Sub Bidang Basis Data Sektoral Kepala Sub Bidang Basis Data Regional Kepala Sub Bidang Sistem Jaringan Informasi Kepala Sub Bidang Pelayanan Informasi

(14)

3.2 Sistem Yang Berjalan

3.2.1 Layanan Pusat Data dan Informasi

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) memiliki tugas pokok mem-berikan layanan data dan informasi terutama hal-hal yang berkaitan den-gan perindustrian nasional pada Departemen Perindustrian. Untuk men-jalani fungsinya tersebut, Pusdatin selalu memberikan berikan berbagai jenis pelayanan kepada pengguna. Pengguna di Pusdatin adalah :

• Pimpinan yang terdiri dari :

1. Menteri Perindustrian beserta staf ahlinya

2. Para pejabat Eselon I, II, III dan IV lingkup Departemen Per-industrian

3. Dinas Tingkat Propinsi

4. Dinas Tingkat Kota/Kabupaten

• Dunia industri

• Masyarakat luas

Jenis layanan yang disediakan Pusdatin antara lain :

• Pelayanan data dan informasi

• Pelayanan analisis data dan sistem pendukung keputusan atau deci-sion support systems (DSS)

• Melakukan pengembangan metodologi pengumpulan data sektor per-industrian

(15)

• Melayani peningkatan ketrampilan dalam menggunakan layanan sis-tem informasi yang disediakan Pusdatin

• Melakukan pengembangan program aplikasi sistem informasi

• Layanan pengembangan jaringan serta konsultasi pemecahan masalah (pelayanan teknis)

• Jenis layanan lainnya yang berkaitan dengan administrasi dan tata usaha.

Jenis pelayanan yang mendukung proses pengambilan keputusan pimpinan Departemen Perindustrian adalah pelayanan data dan informasi serta pelayanan analisis data dan sistem pendukung keputusan (DSS). Kedua jenis pelayanan tersebut amat menonjol dan bersifat strategis, da-lam penyediaan fasilitas analisis para pimpinan dada-lam mengambil kepu-tusan dalam lingkup Departemen Perindustrian.

Tabel 4.1 dibawah mempresentasikan fungsi layanan yang diberi-kan setiap bidang di Pusdatin.

Organisasi Fungsi Bidang Basis Data Bidang Sistem Jaringan dan Layanan Informasi Bidang Tata Usaha Pengumpulan, pengolahan

dan analisis data

X

Pengembagan metodologi X Pelayanan dan

Penyebarlua-san Data

(16)

Organisasi Fungsi Bidang Basis Data Bidang Sistem Jaringan dan Layanan Informasi Bidang Tata Usaha Pengembangan Program

Ap-likasi Sistem Informasi

X

Pengembangan Jaringan In-ternet

X

Pelayanan Teknis X

Pengembangan Keterampilan X X X

Administrasi dan TU X

Tabel 3. 1 Fungsi Layanan Setiap Bidang di Pusdatin

Dari tabel di atas berkaitan dengan rencana pengembangan suatu sistem penyedian kebutuhan analisis bagi pengambilan keputusan para pimpinan Departemen Perindustrian, unit organisasi yang terkait dengan hal tersebut adalah Bidang Basis Data dan Bidang Sistem Jaringan dan Layanan Informasi. Bidang Basis Data mendukung pada penyediaan data dan informasi yang dibutuhkan oleh para pimpinan dalam pengambilan keputusan, sedangkan Bidang Sistem Jaringan dan Layanan Informasi mendukung pada programnya.

3.2.2 Teknologi Informasi yang Dimiliki Pusdatin – Deperin

Pusdatin Departemen Perindustrian merupakan unit kerja pada Depperin yang bertindak sebagai penyedia data dan informasi. Dalam menjalankan tugasnya menyediakan kebutuhan informasi dengan baik,

(17)

Pusdatin telah membangun infrastruktur teknologi informasi dimana per-angkat keras dan perper-angkat lunak yang dimiliki adalah sebagai berikut: 3.2.2.1Perangkat Keras yang Dimiliki

Pusdatin memiliki ruangan server yang berisi beberapa komputer server yang berfungsi sebagai penyedia layanan informasi online baik un-tuk kebutuhan informasi dari internal Depperin sendiri ataupun dari luar melalui jaringan internet seperti web. Server yang dimiliki terdiri dari :

• Server Pdtweb8, berfungsi sebagai penyedia layanan web kepada pihak luar Depperin.

• Server Indag03, berfungsi sebagai tempat penyimpanan data-data untuk kebutuhan monitoring indikator pertumbuhan industri na-sional baik dalam format database atau file dan juga aplikasi ma-najemen informasi.

• Server Industri2, berfungsi sebagai tempat penyimpanan data lainnya untuk kebutuhan internal Departemen Perindustrian.

Server-server diatas rata-rata memiliki spesifikasi hardware seba-gai berikut :

Processor Pentium IV 2.8 GHz

• Memory 1 GB DDRAM

Harddisk Storage 80GB

• Jaringan LAN dan Internet

Sedangkan spesifikasi hardware pada workstation :

(18)

Memory 512 MB DDRAM

Harddisk Storage 40 GB

3.2.2.2Perangkat Lunak yang Dimiliki • Sistem operasi

Pada server menggunakan Windows Server 2003 Enterprise Edition, sedangkan pada workstation di sisi pengguna menggunakan Windows XP.

• Aplikasi

Aplikasi yang ada dalam menunjang penyedian in-formasi pertumbuhan industri nasional :

ƒ BDEHBKC, penyedia database ekspor produk industri nasional.

ƒ BDIHBKC, penyedia database impor produk industri nasional.

ƒ SAIDP, penyedia layanan kordinasi informasi dari pu-sat ke daerah.

ƒ BKPM-Investasi, penyedia basis data investasi pena-naman modal di sektor industri.

ƒ SIMSTATIND, memberikan layanan informasi sta-tistik industri.

(19)

60

3.3Pola Pikir Pengambilan Keputusan

(20)

3.4Analisis Sistem Yang Berjalan

3.4.1 Subyek Data dan Fungsi Bisnis 3.4.1.1Subyek Data

Subyek data adalah beberapa sumber data yang dapat di-pakai untuk menampilkan informasi yang diperlukan oleh pihak pimpinan. Pada Departemen Perindustrian, diperoleh beberapa subyek data sebagai berikut:

Subyek Data Keterangan

SAIDP Data mengenai sistem arus informasi dae-rah ke pusat

Impor Data mengenai komiditi dari luar negeri yang masuk ke Indonesia

Ekspor Data mengenai komiditi yang dikirim dari indonesia ke luar negeri

Statistik industri Data mengenai pertumbuhan industry Indikator

eko-nomi

Data mengenai produk domestik bruto In-donesia

Investasi Data mengenai jumlah proyek dan nilai in-vestasi yang ditanamkan oleh investor un-tuk proyek pembangunan, khususnya di bi-dang industry

Jenis wilayah Data mengenai penggolongan wilayah yang ada di Indonesia

KBLI Klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia Data Negara Data mengenai negara yang menjalin

hu-bungan ekspor dan impor dengan Indonesia Tabel 3. 2 Subyek Data

(21)

Tabel di atas adalah Tabel subyek data yang merupakan sumber informasi yang didapat dari pusdatin - departemen perin-dustrian.

3.4.1.2Fungsi Bisnis

Fungsi bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pe-rusahaan, dimana kegiatan-kegiatan ini yang menyusun keseluru-han aktivitas yang ada di dalam perusahaan, sehingga tujuan peru-sahaan dapat tercapai. Fungsi bisnis pada departemen perindus-trian mencakup:

Fungsi Bisnis Pengumpulan Data Pengolahan Data

Analisis dan Penyajian Data Penyiapan Kebijakan Perumusan Kebijakan Monitoring dan Evaluasi Standarisasi

Pelayanan Teknis Administratif Bimbingan Teknis

Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Teknologi Industri Pengembangan Jaringan dan Sistem Informasi (SI)

(22)

3.4.2 Analisis Matriks

3.4.2.1Matriks Unit Organisasi vs Subyek Data

Untuk mengetahui hubungan antara unit-unit organisasi yang ada pada departemen perindustrian dengan subjek data yang digunakan, dapat dilihat pada matriks berikut:

Subyek data Unit

Organisasi

SAIDP Ekspor Impor Pegawai Statis

tik ind

u

stri

Indikator ekonomi Investasi Kawasan Industri KBLI Keuangan dan Per- encanaan Perala

tan K ator Menteri perindus-trian X X X X X X X X X Staf ahli X X X X X X X Sekretaris Jenderal X X X Inspektor Jenderal X X X Direktorat jenderal industri logam, me-sin, tekstil dan aneka

X X X X X X X

Direktorat jenderal industri agro, dan kimia

X X X X X X X Direktorat jenderal

insutri alat trans-portasi dan telematika X X X X X X X Badan Litbang Perindustrian X X X X X X X X Pusdatin X X X X X X X X X X Tabel 3. 4 Matriks Unit Organisasi vs Subjek Data

(23)

Tabel di atas di susun berdasarkan tugas dan fungsi mas-ing-masing unit organisasi dan kemudian dihubungkan dengan subjek data yang mereka perlukan untuk menjalankan tugas me-reka masing-masing. Tugas dan fungsi pokok dapat dilihat secara online di web resmi sistem kepegawaian Departemen Perindus-trian, http://ropeg.depperin.go.id/tupoksi/index.php?pg=x0700. 3.4.2.2Matriks Fungsi Bisnis vs Unit Organisasi

Untuk mengetahui hubungan antara unit-unit organisasi yang ada pada departemen perindustrian dengan fungsi bisnis yang dilakukan, dapat dilihat pada matriks berikut:

Fungsi bisnis

Unit Organisasi

Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis d

an Penyajian Data

Penyiapan Kebijakan Perumusan Kebijakan Monitoring dan Evaluasi Standarisasi Pelayanan T

eknis Administratif

Bimbingan Teknis Litbang Teknologi Industri Pengembangan Jaringan dan SI

Menteri perindustrian X X

Staf ahli X X X

Sekretaris Jenderal X X X X X

Inspektorat Jenderal X X X

Direktorat jenderal in-dustri logam, mesin, tekstil dan aneka

(24)

Fungsi bisnis

Unit Organisasi

Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis d

an Penyajian Data

Penyiapan Kebijakan Perumusan Kebijakan Monitoring dan Evaluasi Standarisasi Pelayanan T

eknis Administratif

Bimbingan Teknis Litbang Teknologi Industri Pengembangan Jaringan dan SI Direktorat jenderal

in-dustri agro, dan kimia X X X X X X X X

Direktorat jenderal in-dustri alat transportasi dan telematika X X X X X X X X Badan Litbang Perindustrian X X X X X X X Pusdatin X X X X X X Tabel 3. 5 Matriks Unit Organisasi vs Fungsi Bisnis

Menteri Perindustrian membuat rumusan kebijakan di sek-tor perindustrian di bantu oleh para staf ahlinya dan beberapa pe-jabat eselon 1 yang terdiri dari Seketaris Jenderal, Inspektor Jen-deral, Kepala Litbang dan para Ditjen.

Sebelum berdiskusi bersama untuk merumuskan kebija-kan, para Ditjen menyiapkan bahan kebijakan yang berasal dari hasil analisis data yang terkait dengan fungsi dan tugas pokok me-reka masing-masing. Setiap Ditjen juga membantu mengumpul-kan dan mengolah data yang terkait dengan binaan sektor

(25)

perin-dustrian yang mereka tangani. Selanjutnya, data tersebut dikirim-kan ke Pusdatin untuk selanjutnya diolah menjadi informasi yang berguna dan juga untuk kebutuhan analisis data dalam perumusan kebijakan.

Pusdatin bertanggung jawab pada semua hal yang terkait dengan penyediaan informasi yang terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data dan juga pengembangan sistem informasi.

3.4.2.3Matriks Fungsi Bisnis vs Subyek Data

Untuk mengetahui hubungan antara fungsi bisnis yang ada pada pusdatin departemen perindustrian dengan penggunaan sub-yek data yang tersedia, dapat dilihat pada matriks berikut:

SUBYEK DATA

FUNGSI

BISNIS SAIDP Ekspor Impor Pegawai Statis

tik Ind

u

stri

Indikator ekonomi Investasi Kawasan Industri KBLI Keuangan & Per- encanaan Peralatan K

antor

Pengumpulan Data C C C C C C C

Pengolahan Data R R R R R R R

Analisis dan Penyajian Data R R R R R R R Pengembangan Sistem Jaringan

dan SI R R

Penyiapan Bahan Kebijakan R R R R R R R R R R Perumusan Kebijakan R R R R R R R R R R Monitoring dan Evaluasi R R C R R R R R C C

(26)

SUBYEK DATA

FUNGSI

BISNIS SAIDP Ekspor Impor Pegawai Statis

tik Ind

u

stri

Indikator ekonomi Investasi Kawasan Industri KBLI Keuangan & Per- encanaan Peralatan K

antor

Pelayanan Teknis Administratif R R R

Bimbingan Teknis R R R R R R R R

Litbang Teknologi Industri R R R R R R R R Tabel 3. 6 Matriks Fungsi Bisnis vs Subyek Data

Keterangan dari Tabel sebagai berikut:

C: Create, Menciptakan subyek data untuk melaksanakan fungsi bisnis

R: Read, Pembacaan subyek data dalam melaksanakan fungsi bis-nis

Semua data dibuat pada fungsi pengumpulan data kecuali data mengenai pegawai, keuangan dan perencanaan serta perala-tan kantor. Hal ini dikarenakan data tersebut dihasilkan dari ke-giatan fungsi monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh unit-unit organisasi sekretariat jenderal.

Fungsi pengolahan data dan analisis dan penyajian data membaca semua subjek data yang terkait dengan kajian pertum-buhan industri seperti statistik industri dan ekspor impor. Data in-ternal seperti kepegawaian dan keuangan dibaca pada saat mela-kukan kegiatan fungsi yang berkaitan dengan pembuatan kebija-kan saja. Dalam merumuskebija-kan kebijakebija-kan, semua data maupun

(27)

in-formasi yang terkait dibaca serta dianalisis untuk menghasilkan suatu kebijakan yang tepat.

Pelayanan teknis administratif hanya membaca data yang terkait dengan internal Departemen Perindustrian. Fungsi ini di-kerjakan oleh unit-unit yang berada di bawah naungan sekretariat jenderal.

Bimbingan teknis yang dilakukan para Ditjen adalah bimbingan kepada para pelaku sektor industri yang menjadi wewenangnya agar dapat meningkatkan nilai pertumbuhan sektor industri tersebut. Bimbingan teknis yang dilakukan oleh Sekjen Depperin adalah bimbingan berupa arahan dalam pengelolan ad-ministrasi internal oleh unit-unit organisasi yang dinaunginya. 3.4.3 Analisis Critical Success Faktor

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan dan hasil analisa terhadap laporan-laporan peru-sahaan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical Success Factor) yang terdapat pada departemen perindsutrian, antara lain:

1. Peningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor perindustrian. 2. Peningkatkan ekspor Indonesia

3. Meningkatkan pedalaman struktur industri dan diversifikasi produk. 4. Meningkatkan penyebaran industri.

5. Peningkatan investasi di sektor industri.

(28)

3.5Analisis Kebutuhan Data dan Informasi

Berdasarkan analisis matrik dan analis CSF yang telah dilakukan, maka dapat diketahui mengenai kebutuhan informasi yang diperlukan pimpinan Dep-perin dalam membuat kebijakan yang terkait dengan pertumbuhan industri na-sional. Data dan informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan dalam membuat keputusan pada Departemen Perindustrian dalam membantunya menganalisis pertumbuhan industri nasional adalah:

1. Nilai total dan jumlah berat ekspor produk industri nasional yang dapat dilihat berdasarkan waktu, kelompok industri, komoditi, pelabuhan dan negara tujuan ekspor,

2. Nilai total dan jumlah berat produk industri nasional yang dapat dilihat berdasarkan waktu, kelompok industri, komoditi, pelabuhan dan negara asal, 3. Total dan jumlah realisasi investasi PMA yang dapat dilihat berdasarkan

waktu, kelompok industri, kota proyek dan negara investor,

4. Total dan jumlah realisasi investasi PMDN yang dapat dilihat berdasarkan waktu, kelompok industri dan kota proyek,

5. Nilai tambah, nilai produksi, nilai input dan nilai output produksi industri nasional yang dapat dilihat berdasarkan waktu, propinsi dan kelompok industri,

6. Jumlah pemakaian bahan baku industri yang dapat dilihat berdasarkan waktu, propinsi dan kelompok industri,

7. Jumlah penyerapan tenaga kerja yang dapat dilihat berdasarkan waktu, propinsi dan kelompok industri, dan

(29)

8. Jumlah perusahaan dari unit sektor industri yang dapat dilihat berdasarkan waktu, propinsi dan kelompok industri.

3.6Identifikasi Masalah

Adapun masalah-masalah yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Data sumber untuk kebutuhan informasi para pimpinan yang dimiliki Depar-temen Perindustrian tersebar pada berbagai server, sebagai contoh data ekspor impor tersimpan dalam database ekspor impor sendiri. Padahal infor-masi yang diperlukan untuk kebutuhan analisis pengambilan keputusan ada-lah informasi yang terintegrasi dari semua data tersebut.

2. Para pimpinan tidak bisa secara langsung mendefinisikan informasi sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri dan harus melalui bantuan Pusdatin seba-gai penyedia informasi untuk mendapatkannya. Hal ini jelas memakan waktu yang lama untuk menunggu laporan itu ada dihadapan mereka, sedangkan mereka membutuhkan waktu yang cepat untuk menganalisis informasi dalam pengambilan suatu keputusan.

3. Belum adanya fasilitas yang memberikan kemudahan para pimpinan melaku-kan analisis multidimensi pada suatu data mengenai pertumbuhan industri nasional sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan.

4. Belum adanya suatu fasilitas yang dapat dipergunakan untuk menyajikan se-suatu informasi secara interaktif dan mudah untuk digunakan oleh para pem-buat kebijakan.

(30)

3.7Pemecahan Masalah

Setelah menganalisis kebutuhan Departemen Industri akan informasi dan masalah yang dihadapi, maka pemecahan masalah yang diusulkan adalah:

1. Membangun sebuah Data warehouse untuk menyediakan informasi yang akurat, terintegrasi, akses yang mudah dan cepat dengan baik.

2. Mengembangkan suatu aplikasi yang dapat menampilkan suatu laporan yang menyajikan informasi sesuai dengan definisi atau format kebutuhan pembuat kebijakan.

3. Membangkan suatu aplikasi analisis multidimensional untuk memfasilitasi para pengambil keputusan dalam menganalisis suatu data pertumbuhan in-dustri nasional dari sudut pandang berbeda.

4. Memberikan fitur tambahan ke aplikasi analisis yang akan dikembangkan tersebut sehingga mampu menyajikan sesuatu informasi secara interaktif dan mudah untuk digunakan oleh para pembuat kebijakan.

Gambar

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Departemen Perindustrian
Gambar 3. 2 Struktur Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian
Tabel 4.1 dibawah mempresentasikan fungsi layanan yang diberi- diberi-kan setiap bidang di Pusdatin
Tabel 3. 1 Fungsi Layanan Setiap Bidang di Pusdatin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Portugal tidak mau mengikuti dalam perundingan yang dilakukan Australia dan Indonesia yang membahas tentang perbatasan laut yang melibatkan wilayah Timor Leste karena

Model yang paling sesuai menggambarkan total penerimaan pada data ‘IHCS 2012’ adalah model pengaruh tetap dengan pembobotan tiap individu. Model ini memperoleh

Polineuropati muncul sebagai salah satu komponen dari beberapa penyakit yang sering muncul dan tidak sedikit pula dari penyakit-penyakit yang langka.

 Dari hasil penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa tingkat ketebalan tertinggi didapat pada campuran Varnish Galaxy HS 2800

Apakah faktor status gizi berhubungan terhadap menarche dini pada siswi SMPN 2 kelas 1 Kecamatan Ukui Tahun 2016?. Apakah faktor penggunaan media audio visual berhubungan

pendidikan dan kurikulum Politeknik LP3I Medan seperti Materi Perkuliahan, Proses Perkuliahan dengan Baik, Pengetahuan dan materi kuliah memenuhi kebutuhan kerja,

Dari penelitian ini, penulis memperoleh hasil: (1) konsep kemudahan al-Qur’an adalah kemudahan di sisi lafal sehingga al-Qur’an mudah dibaca dan dihafal, serta

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya penelitian dilakukan oleh Eka Arif Nugraha, Dwi Yulianti, dan Siti Khanafiyah pada tahun 2012 dengan