• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI

LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

NANDA PUTRI ANDRIANI A420130183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle) SEBAGAI LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

NANDA PUTRI ANDRIANI A420130183

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547/NIDN. 0625066301

(3)

ii

PENGESAHAN

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI

LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

NANDA PUTRI ANDRIANI A420130183

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari , 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji :

1. Dr. Sofyan Anif, M.Si ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Endang Setyaningsih, S.Si, M.Si ( ) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Aminah Asngad, M.Si ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno. M.Hum. NIP. 196504281993031001

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 9 Oktober 2017 Penulis

NANDA PUTRI ANDRIANI A420130183

(5)

1

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI

LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS

ABSTRAK

Obat kumur nabati dengan bahan baku daun sirih menjadi solusi untuk mengatasi masalah bau mulut karena mengandung fenol yang dapat berguna sebagai antiseptik alami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar fenol dan kualitas organileptik(warna,aroma,dan rasa) pada larutan kumur. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Februari sampai bulan Agustus 2017. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan pola faktor. Faktor yang digunakan yaitu konsentrasi jenis ekstrak. Pengujian fenol dilakukan dengan metode Singleton dan Rossi. Ekstrak sirih dihasilkan dengan pemanasan 90oC kemudian diperas dan dicampurkan dengan ekstrak jeruk nipis yang dihasilkan dengan pemerasan Hasil menunjukkan bahwa terdapat kandungan fenol pada keempat perlakuan. Kadar fenol paling tinggi terdapat pada perlakuan S2J2 dengan formulasi ekstrak daun sirih sebanyak 50% dan ekstrak jeruk nipis sebanyak 30% . Dari keempat perlakuan, yang paling banyak disukai oleh para panelis adalah perlakuan S2J2 . Hal ini dikarenakan komposisi yang berimbang pada perlakuan tersebut dan memiliki warna, aroma, serta rasa yang pas untuk digunakan sebagai larutan kumur.

Kata Kunci : Daun Sirih, Jeruk Nipis, Larutan Kumur, Piper betle

ABSTRACT

Herbal mouthwash with raw material betel leaf becomes a solution to overcome the problem of bad breath because it contains phenol that can be useful as a natural antiseptic. The purpose of this study was to determine the level of phenol and organileptic quality (color, flavor, and taste) in mouthwash. This research was conducted during February to August 2017. The method used was experimental method with RAL (Completely Random Design) with factorial pattern. The factor used is the concentration of extract type. Phenol testing was done by Singleton and Rossi method. The betel extract was produced by heating 90C and then squeezed and mixed with lime extract produced by squeeze. The results showed that there was phenol content in all four

treatments. The highest phenol content was found in the treatment of S2J2 with the formulation of

betel leaf extract as much as 50% and the extract of lemon as much as 30%. Of the four treatments, the most favored by the panelists was the S2J2 treatment. This is because the composition is balanced on the treatment and has the right color, aroma, and taste to be used as a mouthwash

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Bau mulut disebabkan oleh penumpukan bakteri pada gigi, gusi dan lidah sehingga dapat memperngaruhi kesehatan mulut. Salah satu cara untuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme yaitu dengan antiseptik. Antiseptik alami dapat ditemukan pada daun sirih. Kandungan fenol yang terdapat pada minyak atsiri merupakan antiseptik alami yang dapat menanggulangi masalah bau mulut.

Menurut Nugroho (2003), Daun sirih dikenal sebagai bahan untuk menginang yang berguna untuk menguatkan gigi, menyembuhkan sariawan, menghilangkan bau mulut, dan menghentikan pendarahan gusi. Penggunaan sirih sebagai obat mempunyai dasar kuat karena adanya kandungan munyak atsiri yang merupakan komponen fenol alami yang dapat berfungsi sebagai antiseptik yang kuat. Salah satu kandungan fenol daun sirih adalah katekin yang juga terdapat pada teh hijau. Senyawa ini bersifat bakterisidal dan menghambat proses glikosasi oleh bakteri keriogenik penghasil glukan yang dapat mengurangi pembentukan plak gigi.

Selain sirih yang digunakan sebagai bahan utama jeruk nipis digunakan sebagai campuran rasa pada larutan kumur ini. Jeruk nipis yang mempunyai aroma yang khas, dipercaya juga dapat menghilangkan bau mulut. Menurut Anna (2012), manfaat dari komponen-komponen kimia yang terkandung dalam jeruk nipis sangt beragam, diantaranya vitamin C dan bioflaonoid memiliki manfaat untuk memperbaiki daya tahan tubuh dan antioksidan. Selain itu vitamjin C adalah salah satu komponen untuk pembentukan kolagen secara alami di dalam tubuh. Air jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggorokan, dapat mengatasi bau mulut yang tak sedap karena wangi dari kulit buahnya dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman.

Berdasarkan uraian mengenai manfaat dan kandungan dari daun sirih, serta kandungan dan manfaat dari jeruk nipis , peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan bahan-bahan tersebut sebagai larutan kumur. Maka dari latar belakang tersebut peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle)sebagai Larutan Kumur dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis”.

(7)

3 2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammdiyah Surakarta dan Laboratorium Kimia dan Biokimia Universitas Slamet Riyadi. Metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua kali pengulangan dan terdiri dari 1 faktor yaitu konsentrasi jenis ekstrak dengan 2 perlakuan. Berikut tabel rancangan yang digunakan :

Tabel 2.1 Kombinasi Perlakuan

Perlakuan Konsentrasi J1 (15%) J2 (30%) S1 (25%) S1J1 S1J2 S2(50%) S2J1 S2J2 Keterangan :

S1J1 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 25% dengan penambahan ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 15 % S1J2 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 25% dengan penambahan

ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 30 % S2J1 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 50% dengan penambahan

ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 15 % S2J2 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 50% dengan penambahan

ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 30 %

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Hasil Penelitian

Hasil kualitas organoleptik dan kadar fenol pada larutan kumur ekstrak daun sirih dengan penambahan ekstrak jeruk nipis dapat dilihat pada tabel 3.1 :

(8)

4

Tabel 3.1 Kualitas Organoleptik & Kadar Fenol Larutan Kumur Ekstrak Daun Sirih dengan Penambahan Ekstrak Jetuk Nipis

Perlakuan Uji Organoleptik Kadar Fenol

Warna Rasa Aroma Daya Terima

S1J1 Keruh Asam Khas Sirih Tidak Suka 46,213

S1J2 Keruh Sangat Asam Khas Buah Tidak Suka 41,836**

S2J1 Keruh Asam Khas Sirih Suka 47,434

S2J2 Keruh Sangat Asam Khas Sirih Suka 49,286*

*Kadar fenol tertinggi **Kadar fenol terendah

Keterangan :

S1J1 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 25% dengan penambahan ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 15 %

S1J2 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 25% dengan penambahan ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 30 %

S2J1 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 50% dengan penambahan ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 15 %

S2J2 : Larutan kumur ekstrak daun sirih 50% dengan penambahan ekstrak buah jeruk nipis menggunakan konsentrasi sebesar 30 %

Pengujian kadar fenol pada pembuatan larutan kumur berbahan dasar ekstrak daun sirih dan ekstrak jeruk untuk membuktikan bahwa, esktrak daun sirih memiliki antioksidan yang tinggi yang berfungsi sebagai antibakteri.. Berdasarkan histogram 4.2, hasil menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling tertinggi yaitu terdapat pada perlakuan S2J2 dengan formulasi ekstrak sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 30% yaitu sebesar 49,286. Sedangkan aktivitas antioksidan yang paling rendah yaitu pada perlakuan S1J2 dengan formulasi ekstrak daun sirih 25% dan ekstrak jeruk nipis 30% yaitu sebesar 41,836. Tinggi rendahnya kadar fenol pada setiap perlakuan dipengaruhi

(9)

5

oleh konsentrasi ekstrak daun sirih. Hal ini dibuktikan pada perlakuan S2J2 dengan formulasi ekstrak sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 30% dengan hasil lebih tinggi jika dibandingkan dengan S1J2 dengan formulasi ekstrak daun sirih 25% dan ekstrak jeruk nipis 30%.

Adanya kandungan antioksidan pada ekstrak daun sirih diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh oleh Ardianti (2010), menyatakan bahwa daun sirih merupakan tanaman obat tradisional yang erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut. Penggunaan sirih sebagai bahan obat mempunyai dasar kuat karena adanya kandungan minyak atsiri yang merupakan komponen fenol alami sehingga berfungsi sebagai antiseptik yang kuat. Sepertiga dari minyak atsiri tersebut terdiri dari fenol dan sebagian besar dan kavikol. Kavikol inilah yang memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol biasa.

3.2 Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik pada larutan kumur dilakukan untuk mengetahui kealitas fisik meliputi warna, aroma, dan rasa. Hasil dari uji disajikan pada tabel 3.2 dan gambar 3.1

Tabel 3.2 Kualitas Organoleptik Larutan Kumur Ekstrak Daun Sirih dengan Penambahan Ekstrak Jetuk Nipis

Perlakuan Uji Organoleptik

Warna Aroma Rasa

S1J1 0,63 (Keruh) 1 (Khas sirih) 0,72 (Asam)

S1J2 0,45 (Keruh) 0,54 (Khas sirih) 0,72(Sangat asam)

S2J1 0,45 (Keruh) 1 (Khas buah) 0,81 (Asam)

(10)

6

Gambar 3.1 Histogram Uji Organoleptik pada Larutan Kumur Esktrak Daun Sirih dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis

a. Warna

Warna yang dihasilkan pada larutan kumur ekstrak daun sirih dengan penambahan ekstrak jeruk nipis adalah 1. Bening, 2.Keruh, dan 3. Gelap. Hasil angket menunjukkan bahwa ada perlakuan , , S1J2 , S2J1dan S2J2 menghasilkan warna keruh. Warna keruh yang dihasilkan pada keempat perlakuan disebabkan karena adanya endapan dari ekstrak daun sirih dan ekstrak jeruk nipis. Namun dapat disimpulkan larutan kumpur yang paling keruh yaitu pada perlakuan S2J1 yaitu dengan formulasi ekstrak daun sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 15% dan S2J2 yaitu dengan formulasi ekstrak daun sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 30%. Ekstrak daun sirih sebesar 50% menyebabkan endapan yang banyak pada larutan kumur dan menyebabkan larutan bewarna keruh. Pada uji organoleptik , warna tidak terlalu dipengaruhi oleh ekstrak jeruk nipis. Hal ini dikarenakan pengambilan ekstrak jeruk nipis langsung dari buah tanpa mengalami proses pemasakan sehingga tidak didapatkan endapan pada ekstrak.

(11)

7 b. Aroma

Pengujian organoleptik aroma pada larutan kumur ekstrak daun sirih dan ekstrak jeruk nipis yaitu 1. Tidak Berbau 2. Khas Daun Sirih 3. Khas Buah. Hasil angket yang diisi oleh 11 panelis kemudia di rata-rata menghasilkan aroma yang berbeda pada setiap perlakuan. Hasil uji kualitas organoleptik larutan kumur diperoleh pada uji aroma didapatkan bahwa pada S1J1, S2J1, S2J2 berbau khas sirih dan S1J2 berbau khas buah yaitu jeruk nipis. Berbeda dengan perlakuan lain pada S1J2 menghasilkan bau khas buah hal ini dikarenakan kandungan jeruk nipis yang cukup tinggi daripada kandungan ekstrak daun sirih sehingga bau yang dihasilkan adalah khas buah jeruk nipis. Berbeda dengan perlakuan yang lain, bau khas sirih mendominasi pada ketiga perlakuan.

c. Rasa

Pada penelitian ini rasa yang dihasilkan adalah 1. Tidak berasa 2.Asam 3.Sangat asam. Rasa asam disini yang dimaksud adalah rasa yang dihasilkan dari buah jeruk nipis. Berdasarkan gambar 3.1 didapatkan hasil untuk perlakuan S1J1dan S2J1 yaitu asam , sedangkan pada perlakuan S2J2 dan S1J2 yaitu sangat asam . Pada perlakuan S1J1dan S2J1 menghasilkan rasa asam , dikarenakan konsentrasi jeruk nipis hanya 15%. Berbeda dengan perlakuan sebelumnya, pada perlakuan S2J2 dan S1J2 menghasilkan rasa sangat asam, dikarenakan konsentrasi jeruk nipis yang lebih tinggi yaitu 30%. Selain itu, produk larutan kumur ini menghasilkan rasa asam dan sangat asam dikarenakan adanya kandungan asam sitrat serta vitamin C yang terdapat pada buah jeruk nipis. Keasaman pada buah jeruk nipis disebabkan oleh kandungan asam organik berupa asam sitrat dengan konsentrasi yang tinggi juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Astawan,2008). Komponen inilah yang memberikan rasa asam pada larutan kumur tersebut, maka dari itu semakin tinggi konsentrasi ekstrak jeruk nipis pada produk maka semakin terasa asam.

(12)

8 d. Daya Terima

Pada penelitian ini daya terima yang dihasilkan adalah 1. Tidak suka 2. Suka 3. Sangat suka. Dari angket yang diberikan pada 11 orang panelis kemudia dirata-rata, yang dihasilkan pada perlakuan S1J1 dan S1J2 tidak suka sedangkan pada perlakuan S2J1 dan S2J2 suka. Berikut ini adalah histogram dari daya terima masyarakat terhadap produk larutan kumur eksrtak daun sirih dengan penambahan ekstrak jeruk nipis :

Gambar 3.2 Histogram Daya Terima Larutan Kumur Ekstrak Daun Sirih dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis

Berdasarkan gambar 4.5 , produk larutan kumur yang disukai masyarakat adalah pada perlakuan S2J2 ( ekstrak sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 30 %) dengan nilai rata-rata 0,63. Pada perlakuan S2J2 didapatkan nilai rata – rata tertinggi, hal ini dikarenakan konsentrasi daun sirih yang berimbang dengan konsentrasi jeruk nipis yaitu 50% untuk ekstrak sirih dan 30% untuk ekstrak jeruk nipis. Berbeda dengan S1J1 yang memiliki nilai rata-rata terendah hal ini dikarenakan karena konsentrasi sirih dan jeruk jeruk nipis sama-sama rendah yaitu sebesar 25% ekstrak daun sirih dan 15% ekstrak daun sirih. Sehingga rasa yang dihasilkan tidak terlalu kuat. Konsentrasi yang paling mempengaruhi pada setiap perlakuan yaitu pada jeruk nipis, karena jeruk

(13)

9

nipis memiliki tingkat keasaman yang tinggi karena adanya kandungan asam sitrat dan vitamin C. Selain rasa, aroma dan warna juga menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat. Keempat perlakuan menunjukkan warna yang berbeda, namun yang tampak berbeda dari yang lain adalah pada perlakuan S2J2 yaitu berwarna keruh dikarenakan endapan yang cukup banyak oleh ekstrak daun sirih. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat menyukai perlakuan S2J2 (ekstrak daun sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 30%).

4. PENUTUP

4.1SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pemanfaatan ekstrak daun sirih

(Piper betle ) sebagai larutan kumur dengan penambahan ekstrak jeruk nipis dapat

disimpulkan sebagai berikut: 1) Kualitas organoleptik larutan kumur ekstrak daun sirih dengan penambahan ekstrak jeruk nipis yang paling dominan pada masing-masing perlakuan yaitu warna keruh, aroma khas sirih dan rasa asam dan daya terima panelis yang paling dominan sangat menyukai yaitu pada perlakuan S2J2 dengan formulasi ekstrak sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 30% dan 2) Kadar fenol tertinggi larutan kumur ekstrak daun sirih dengan penambahan ekstrak jeruk nipis yaitu pada perlakuan S2J2 dengan formulasi ekstrak sirih 50% dan ekstrak jeruk nipis 30% dan kadar fenol terendah pada perlakuan S1J2 dengan formulasi ekstrak sirih 25% dan ekstrak jeruk nipis 30%.

(14)

10

Berdasarkan pengalaman selama penelitian, ada beberapa saran dari peneliti yang perlu disampaikan : 1) Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan variasi perlakuan lama waktu dan konsentrasi yang berbeda untuk menguji ketahanan produk, 2) Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat ekstrak sirih untuk kesehatan gigi dan mulut , dan 3) Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ekstrak sirih sebagai medium untuk menghitung daya hambat bakteri sebagai pembuktian ekstrak sirih sebagai antibakteri.

PERSANTUNAN

Terimakasih kepada keluarga, dosen FKIP Pendidikan Biologi UMS, dan teman-teman yang telah memberi bantuan untuk penelitian dan penulisan artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Akande O, Alada, G.A. Aderinokun, A. O. Ige. 2004. Efficacy Of Different Brands Of

Mouth Rinses On Oral Bacterial Load Count In Healthy Adults.

Anna, Karina. 2012. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Surabaya.

Ardianti, Glaresia Mellitania. 2010. Efektivitas Ekstrak Daun Sirih sebagai Obat Kumur Terhadap Penurunan Plak Indeks. Skripsi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Barbara ; Minton. 2004. Mouthwash Linked Oral Cancer, Erosion of Tooth Enamel. www.naturalnews.com/024591-mouthwash)cancer_oral.html (diakses 12 Maret 2017). 10 lembar.

Damayanti R, Mulyono. 2003. Khasiat & Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab dari Masa

ke Masa. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Darwis S. N. 1992. Potensi Sirih (Piper betle L.) sebagai Tanaman Obat. Warta

Tumbuhan Obat Indonesia Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah. Vol. 1 No.

1. h : 9-1.

Epstein, 2008. Burket’s Oral Medicine 11th ed. Ontario: Elsevier.

Firdausi, Ula. 2011. Pengaruh Penggunaan Air Rebusan Daun Sirih (Piper betle) sebagai Obat Kumur terhadap Perubahan pH Saliva. Skripsi Fakultas Kedokteran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Figueroa, M.S & Peters, J.I. 2006. Congestive Heart Failure: Diagnosis, Pathophysiolog.

(15)

11

Hariana, Arief. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Jakarta:Penebar Swadaya. Hasballah, Kartini dan Murniana. 2005. Aktivitas Anti Bakteri Daun Eclipta alba L. serta

Ekstrak dan Minyak Atsiri Daun Piper betle L. Terhadap Bakteri Penyebab Karies Gigi. Jurnal Kedokteran YARSI. Vol. 13 No.3. h:13-17.

Hasim. 2006. Sirih sebagai Anti Bakteri.

www.kompas.com/kompascetak/030924/iptek/57008.htm (diakses pada 12 Maret 2017). 7 lembar.

Hidayat, Syamsu dan Hutapea. 1997.Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1). Jakarta:Departemen Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Karina, Anna. 2012. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Surabaya: Stomata.

Kartika. 2014. Pemanfaatan Limonen dari Kulit Jeruk Nipis dalam Pembuatan Lilin Aromatik Penolak Serangga.

http://artikel.dikti.go.id/index.php/PKM-P/article/viewFile/465/465. 5 lembar.

Malhotra R, Grover V, Kapoor A, Saxena D. 2011. Comparison of the effectiveness of a commercially available herbal mouthrinsewith chlorhexidine gluconate at the clinical and patient level. Journal Indian Soc Periodontol. Vol 15 No. 4. p: 52-349.

Muljanto, Rini Damayanti dan Mulyono. 2003. Khasiat dan Manfaat Daun sirih Obat

Mujarab dari Masa ke Masa. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Mustafa, Resky. 2015. Efektifitas Berkumur Larutan Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pembentukan Plak Pada Penderita ECC (Early Childhood Caries). Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi. Makassar : Universitas Hasanuddin. N. Yulianti dan Samad R. 2004. Efek Berbagai Jenis The yang Diminum Terhadap

Pembentkan Plak. Jurnal PDGI Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia .

Nugroho. 2003. Pengaruh Pemaparan Kombinasi ekstrak meniram (Phllanthus niruni ) dan Ekstrak Sirih (Piper betle) Terhadap Viabilitas Sel Tumor Adenocarcioma mammae mencit C3H secara invitro. Tesis Program Megister Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/12287/1/2003MIB2415.pdf (diakses 12 Maret 2017). 15 lembar.

Pintauli . 2010. Menuju Gigi dan Mulut Sehat (Departemen Ilmu Kedokteran Gigi

Pencegahan Kesehatan Gigi Masyarakat). Skripsi Kedokteran Gigi. Sumatera Utara : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(16)

12

Prijantojo. 1996. Antiseptik Sebagai Obat Kumur-Peranannya Terhadap Pembentukan

Plak Gigi dan Radang Gusi. Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran.

Reidy, J.T., Mc Hugh, E.E., and Stassen, L.F.A. 2011. A review of the role of alcohol in the pathogenesis of oral cancer and the link between alcoholcontaining mouthrinses and oral cancer. Journal of the Irish Dental Association. Vol.4 No.57 p: 200-202. Sampurno et al. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:Dirjen

Pengawasan Obat dan Makanan.

Sarwono, B. 2001. Khasiat & Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta: Agromedia Pustaka. Sastroamidjojo,S.A. 2001.Obat Asli Indonesia. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Suwondo, Syarif. 2007. Skrining Tumbuhan Obat yang Mempunyai Aktivitas Antibakteri Penyebab Karies Gigi dan Pembentuk Plak. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol 6, No.2. 12 lembar.

Tjirosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan . Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Wiley, Sons John. 2009. Osseoinntegration and Dental Implants. Medical Dentistry. USA

Gambar

Tabel 2.1 Kombinasi Perlakuan
Tabel 3.1  Kualitas Organoleptik & Kadar Fenol Larutan Kumur Ekstrak  Daun Sirih dengan Penambahan Ekstrak Jetuk Nipis
Tabel 3.2  Kualitas Organoleptik Larutan Kumur Ekstrak Daun Sirih dengan Penambahan  Ekstrak Jetuk Nipis
Gambar 3.2 Histogram Daya Terima Larutan Kumur Ekstrak Daun Sirih dengan  Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil kegiatan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil kegiatan dari PIHAK KESATU dalam keadaan baik, lengkap dan

Sahabat MQ/ Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta -DIY- akan mengembangkan pasar sehat pada 2010// Untuk itu/ pemerintah daerah akan membentuk tim

Penyerapan minyak pada produk goreng dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu, waktu penggorengan, air yang terkandung dalam bahan pangan yang akan tergantikan

3.2 Pengaruh Suhu, Konsentrasi NaCl Na l dan Waktu Perebusan terhadap Kandungan Kalsium Oksalat Hasil analisa umbi talas sente yang telah direbus dalam larutan NaCl 0-6% 6% dengan

Capaian Program Jumlah cakupan (jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Jumlah cakupan (jenis) layanan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-7/W4, 2015 2015 International Workshop on Image and Data Fusion, 21 –

Hasil yang diperoleh dari pengajuan hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku melanggar

Penyusunan RKPD ini menjadi acuan bagi seluruh SKPD dalam menyusun dan melaksanakan rencana kerja sehingga tingkat keberhasilan dari rencana ini akan menentukan