• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015. DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA. 2016.

(2) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 48 tahun 2013, tentang Perubahan atas peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Tenggara Nomor 37 tahun 2008 Tentang Penjabaran tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi. Tenggara.. Dalam. melaksanakan. tugasnya. Dinas. Kesehatan. berpedoman pada Peraturan Gubernur tersebut.Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara,maka Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan SKPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program pembangunan kesehatan di Sulawesi Tenggara. Pelaksanaan program kesehatan di Sulawesi Tenggara mengacu kepada RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara 2013-2018 yang telah dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam pelaksanaan. kegiatan,Dinas. Kesehatan. Provinsi. Sulawesi. Tenggara,. secarasinergis melaksanakan kegiatan yang dibiayai melalui APBD Provinsi, Dana Dekonsentrasi, dan dana bantuan luar negeri. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai Satuan Kerja Perangkat. Daerah. yang. diberikan. kewenangan. dibidang. Kesehatan,. berkewajiban menyampaikan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan baik sifatnya semesteran, tahunan maupun refleksi lima tahunan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun laporan pelaksanaan program dan kegiatantahun 2015 yang menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 1.

(3) Laporan ini menyajikan Derajat Kesehatan, Sumberdaya Kesehatan, rencana kegiatan dan capaian hasil kegiatan. dan data pembiayaan kesehatan.Penyusunan laporan juga memperhatikan kewenangan pemerintah dalam bidang kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang pembagian urusan pemerintahan.Pada bagian lain, Laporan ini, juga menyajikan hasil pelaksaanan program unggulan yakni program pembebasan biaya pengobatan (Bahteramas). B. Tujuan Tujuan. penyusunan. laporan. ini. adalah. mengetahui. capaian. pelaksanaan kegiatan tahun 2015 dan permasalahan serta upaya yang dapat dilakukan. C. Landasan Hukum 1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota; 2. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI. Tahun 2010-2014; 4. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara; 5. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara; 6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Daerah (RPJMD) Provinsi. Sulawesi Tenggara Tahun 2013 – 2018. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 2.

(4) 7. Peraturan Gubernur No. 37 tahun 2008 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagaimana telah dirubah dengan peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2013 8. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2013 - 2018 C. Sistematika Penulisan Laporan pelaksanaan kegiatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, disusun secara sistematis yang terdiri dari 6 (enam) bab sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Menguraikan Latar Belakang, tujuan dan sistematika laporan. Bab II. Tugas dan Fungsi SKPD Menguraikan tentang struktur organisasi, susunan kepegawaian dan perlengkapan, tugas dan fungsi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. Bab III. Gambaran Umum dan Kesehatan A. Situasi. umum. daerah. menguraikan. situasi. geografis,. situasi. kependudukan, dan situasi sosial ekonomi B. Situasi. Sumberdaya. Kesehatan. menguraikan. tentang. anggaran,. sarana/prasarana, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta tenaga kesehatan Bab IV. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015 Menguraikan tentang berbagai jenis kegiatan yang dilaksanakan baik yang bersumber dari APBD maupun yang bersumber dari APBN dan BLN.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 3.

(5) Bab V. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2015 Pada bab ini diuraikan anggaran kesehatan pada tahun 2015 baik yang bersumber dari APBD Provinsi, anggaran dekonsentrasi, dan anggaran bantuan social-jaminan kesehatan, dan anggaran bantuan luar negeri. Realisasi pelaksanaan anggaran dan kegiatan difokuskan untuk pencapaian tujuan pembangunan kesehatan melalui pelaksanaan kegiatan program jaminan. kesehatan. melalui. Jaminan. Kesehatan. Nasional. (JKN). dan. pembebasan biaya pengobatan, program bina gizi kesehatan ibu dan anak, program bina upaya kesehatan, program pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan, program kefarmasian dan perbekalan kesehatan, dan program pengembangan sumberdaya manusia kesehatan. Bab VI. Penutup Memuat tentang kesimpulan dan saran rekomendasi perbaikan yang nantinya dapat dijadikan sebagai masukan dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan pada masa yang akan datang.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 4.

(6) BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2.1. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan 2.1.1. Struktur Organisasi Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan bidang kesehatan, perlu adanya fasilitasi serta pembentukan unit kerja yang akan mengelola bidang kesehatan.Kedudukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara diatur dengan Peraturan Daerah No. 48 tahun 2013 tentang Perubahan atas peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 37 tahun 2008 tentang penjabaran tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. sebagai unsur pelaksana pemerintah provinsi di bidang kesehatan dengan struktur sebagai berikut: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak; d. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; e. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian; f. Bidang Bina Sumberdaya Kesehatan dan Promosi Kesehatan; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Kelompok Jabatan Fungsional. 2.1.2.. Tugas Pokok dan Fungsi. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan bidang kesehatan, perlu adanya fasilitasi serta pembentukan unit kerja yang akan mengelola bidang kesehatan. Kedudukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara diatur dengan Peraturan Daerah No. 11 tahun 2012tentangPerubahan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai unsur pelaksana pemerintah provinsi di bidang kesehatan dengan struktur sebagai berikut:. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 5.

(7) a. b. c. d. e. f. g. h.. Kepala Dinas; Sekretariat; Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak; Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan; Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian; Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi ; Unit Pelaksana Teknis Dinas; Kelompok Jabatan Fungsional. STRUKTUR ORGANISASIDINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA (Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012). Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 6.

(8) a. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan kewenanganan wajib Pemerintahan dibidang kesehatan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan PP Nomor 38/2007, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan sesuai dengan PP nomor 7/ 2007, melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan tugas-tugas Dinas Kesehatan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 3, di atas Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Koordinasi penyusunan program pembangunan kesehatan, pengolahan data dan informasi kesehatan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; c. Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit, penanggulangan wabah dan kejadian luar biasa (KLB) serta pembinaan penyehatan lingkungan; d. Penyusunan perumusan dan penjabaran kebijakan teknis pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus; e. Pengendalian kefarmasian dan alat kesehatan, makanan dan minuman serta obat tradisional; f. Pemberian registrasi, sertifikasi, lisensi dan akreditasi terhadap tenaga kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi; g. Pembinaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi; h. Pembinaan promosi kesehatan, pemberdayaan kesehatan masyarakan, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( JPKM ) dan komunikasi publik; i. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian,monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kesehatan; j. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas; k. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi Dinas Kesehatan;. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 7.

(9) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas Dinas Kesehatan mempunyai kewenangan sebagai berikut : a) Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian tentang surveilans penyakit menular ke seluruh Dinas Kesehatan kabupaten / Kota dan seluruh rumah sakit; b) Pelaksanaan penyelidikan terhadap timbulnya kejadian luar biasa penyakit menular yang terjadi di Kabupaten/Kota dan memiliki kesatuan epidemis; c) Penataan manajemen program imunisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan menata pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit menular; d) Penataan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit menular Kabupaten / Kota; e) Penataan pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit metabolik di Kabupaten / Kota; f) Penatalaksanaan kasus di lapangan wilayah bencana dan wilayah kejadian luar biasa; g) Pembinaan manajemen pencegahan dan pencemaran lingkungan Kabupaten / Kota; h) Penyelenggaraan surveilans gizi buruk dan pemantauan penanggulangan gizi Kabupaten / Kota; i) Bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan haji, pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier tertentu; j) Bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan; k) Registrasi, akreditasi, sertifikasi rencana kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan; l) Pemberian rekomendasi ijin sarana kesehatan tertentu dan pemberian rekomendasi sarana kesehatan rumah sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan penunjang yang setara; m) Pengelolaan, penyelenggaraan dan bimbingan, pengendalian jaminan pemeliharaan kesehatan; n) Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga tertentu antar Kabupaten / Kota; o) Pendayagunaan tenaga kesehatan; Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 8.

(10) p) Pendidikan dan latihan fungsional dan teknis; q) Registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan dan pemberian rekomendasi ijin tenaga kesehatan asing; r) Penyediaan dan pengelolaan buffer stock obat, alat kesehatan, reagensia dan vaksin; c. Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi 1.Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dibidang kesehatan serta membina hubungan kerja dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan lembaga kemasyarakatan lainnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Dinas mempunyai Uraian Tugas Jabatan sebagai berikut : 1) Menetapkan visi, misi dan rencana kerja strategis Dinas Kesehatan sebagai Dasar pelaksanaan tugas; 2) Menetapkan program kerja dan rencana anggaran tahunan Dinas serta mengusulkan kepada Gubernur; 3) Mempelajari dan melaksanakan kebijakan Gubernur di bidang Kesehatan agar tugas pokok dan fungsi dinas terlaksana dengan baik; 4) Mengkoordinasikan tugas sekretaris dan para Kepala Bidang sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing agar terjalinkeharmonisan dan hubungan kerjasama yang baik, serasi dan saling mendukung untuk terlaksananya pelaksanaan tugas. 5) Menyelenggarakan rapat secara berkala untuk mendapatkan masukan dan mengetahui hambatan pelaksanaan tugas masingmasing serta Upaya pemecahannya. 6) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada sekretaris dan para kepala bidang dengan mendisposisi tugas sesuai bidang tugasnya masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan dan petunjuk atasan agar tidak tumpang tindih dalam melaksanakan tugas. 7) Membina, memotivasi dan melaksanakan pengawasan melekat terhadap staf dalam rangka peningkatan produktivitas kerja serta pengembangan karier. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 9.

(11) 8) Memantau dan mengevaluasi realisasi program kerja dan penggunaan anggaran Dinas sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku. 9) Mengkoordinasikan Kegiatan Dinas dengan instansi Pemerintah, swasta dan Lembaga kemasyarakatan lainnya dalam rangka mendukung pencapaian program kerja. 10) Mengkaji bahan penetapan aturan, prosedur dan atau pedomanpedomanyang mendukung terhadap pelaksnaan tugas. 11) Menetapkan petunjuk operasional pelaksanaan kegiatan Dinas sebagai pedoman dalam Pelaksanaan tugas. 12) Menetapkan laporan kerja Dinas sebagai pertanggungjawaban kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 13) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur dalam hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas. 14) Memaraf dan atau menandatangani naskah dinas sesuai dengan kewenangan. 15) Melaksanakan koordinasi kegiatan Dinas dengan Instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 16) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Pimpinan baik secara lisan maupun lisan sebagai bahan evaluasi pimpinan dan pertanggungjawaban pelaksnaan tugas. 2. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan dinas kesehatan, serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh kepala Dinas terkait dengan tugas kesekretariatan.Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Pasal 9, Sekretaris mempunyai fungsi: a) Mengkordinasikan penyusunan rencana dan anggaran program kesehatan; Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 10.

(12) b) Mengkordinasikan sistem informasi data kesehatan, evaluasi program, penelitian pengembangan program kesehatan; a) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Dinas Kesehatan; b) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; c) Penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan dalam penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP, d) Mengkoordinasikan penyusunan peraturan yang berkaitan dengan kesehatan; e) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi bagian tata usaha terdiri dari tiga sub bagian yaitu: 1. Subag Program yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program; 2. Subag Keuangan mempunyai tugas melaksanakan tugas mengelola administrasi keuangan; 3. Subag umum dan kepegawaian yang mempunyai tugas melaksanakan tugas personalia, rumah tangga, umum dan penataan hukum, pengelolaan perlengkapan kantor berdasarkan ketentuan yang berlaku; 3. Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak. Bidang Bina Gizi, kesehatan Ibu dan Anak mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan Pembinaan Penyelenggaraan Program gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ibu dan anak dan melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas Bidang Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 11.

(13) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pelayanan gizi; b. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian kesehatan ibu dan anak; c. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer, pelayanan kesehatan kerja, pelayanan kesehatan perkotaan dan pelayanan kesehatan olah raga; d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan fungsi dibidang Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak. Bidang Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anakterdiri dari: a. Seksi Bimdal Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak; b. Seksi Bimdal Kesehatan Tradisional, Kesehatan Olahraga; c. Seksi Bimdal Gizi Masyarakat.. Kerja. dan. 4. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan terkait Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan dan melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai tugas Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian penyakit menular langsung dan bersumber dari binatang; b. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian surveilance, imunisasi, matra dan penyakit tidak menular; c. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian kesehatan lingkungan dan penanggulangan wabah bencana;. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 12.

(14) d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. 5. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan dan pengendalian pelayanan penunjang medis, standarisasi sarana dan peralatan kesehatan, bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan dasar dan rujukan, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang diilmpahkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas upaya kesehatan dan kefarmasian ; Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 37, Bidang Bina Upaya kesehatan dan kefarmasianmempunyai fungsi: a) Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian upaya pelayanan kesehatan laboratorium, radiologi, keterapian fisik dan penunjang medis lainnya di sarana pelayanan kesehatan serta menyelenggararakn bimbingan dan pengendalian sarana, peralatan, dan perbekalan kesehatan, registrasi, perizinan dan akreditasi sarana pelayanan kesehatan, keperawatan dan jiwa; b) Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan; c) Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pelayanan kefarmasian meliputi obat, Makanan dan Minuman, Napza dan kosmetika; d) Pelaksanaan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas Penunjang Medis, Sarana dan Peralatan Kesehatan. Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian terdiri dari: a. Seksi Bimdal Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan b. Seksi Bimdal Pelayanan Kefarmasiandan Alat Kesehatan c. Seksi Bimdal Penunjang Medik dan Sarkes, Yankep, dan Jiwa. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 13.

(15) 6.Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promos Kesehatan. Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penyelenggaraan manajemen Promosi Kesehatan dan Komunikasi Publik, Pengembangan Sumber Daya Tenaga Kesehatan, Bimbingan dan Pengendalian Pembiyaan dan Jaminan Kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan; Bidang Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, Bina Sumber Daya Kesehatan dan Promosi Kesehatan mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pengembangan sumber daya manusia b. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian penyebarluasan Promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan komunikasi publik; c. Penyelenggaraan kajian pengembangan program pembangunan kesehatan d. Penyelenggaraan evaluasi program kesehatan; e. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pengembangan jaminan kesehatan; f. Penyelenggaraan bimbingan dan pengendalian pengembangan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan g. Pelaksanaan fungsi lain terkait peningkatan manajemen program pengembangan sumber daya kesehatan. Bidang Bina Sumberdaya Kesehatan dan Promosi Kesehatan terdiri dari: 1. Seksi Bimdal Promosi Kesehatan dan Komunikasi Publik 2. Seksi Bimdal Pengembangan SDM Kesehatan dan Diklat Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 14.

(16) 3. Seksi Bimdal Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan. 7. UPTD – Balai Laboratorium Kesehatan UPTD Labkes mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam melaksanakan sebagian kewenangan wajib Pemerintahan dibidang pelayanan laboratorium kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi sesuai dengan tugas-tugas Labkes. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, UPTD Labkes mempunyai fungsi: a. Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan; b. Melaksanakan penunjang pelayanan laboratorium kesehatan; c. Melaksanakan pelayanan ketatausahaan laboratorium kesehatan. d. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan fungsi UPTD Kesehatan. e. Balai Laboratorium kesehatan dipimpin oleh Kepala Balai dan dibantu oleh Subagian Tata Usaha dan 2 (dua) Seksi. 8.UPTD – Balai Pelatihan Kesehatan UPTD Bapelkes mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam melaksanakan sebagian kewenanganan wajib Pemerintahan dibidang pelatihan kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi sesuai dengan tugas-tugas Bapelkes. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, UPTD Bapelkes mempunyai fungsi: a. Melaksanakan pelayanan pelatihan tenaga kesehatan; b. Melaksanakan penunjang pelayanan tenaga kesehatan; c. Melaksanakan pelayanan ketatausahaan pelatihan kesehatan; d. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan fungsi UPTD Kesehatan. Balai Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Balai dan dibantu oleh Subbagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan dan Seksi Penunjang Pelayanan.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 15.

(17) 9. UPT Balai Pengelola Farmasi dan Pertbekalan Kesehatan Propinsi Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan atas peraturan gubernur Sulawesi Tenggara tentang pembentukan organisasi unit pelaksana teknis dinas dan untuk pelaksana teknis badan dilingkungan pemerintah propinsi. Mempunyai tugas dan fungsi melakukan manajemen pengelolaan kefarmasian dan alat kesehatan di Sulawesi Tenggara Balai Farmasi dipimpin oleh seorang Kepala Balai dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengelolaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dan Seksi Pendistribusian pengamanan dan evaluasi farmasi, dan perbekalan kesehatan yang didukung dengan jabatan fungsional. 10. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk Gubernur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.. 2.2. Sumber Daya 2.2.1. Sumber Daya Manusia Dalam. menjalankan. tugas. pokok. dan. fungsinya,. Dinas. Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara didukung oleh sumberdaya manusia yang memadai. Jumlah tenaga yang bekerja di Dinas Kesehatan Proivinsi Sulawesi Tenggara dan UPT Balai Pelatihan Kesehatan serta Balai Laboratorium Kesehatan sampai dengan tahun. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 16.

(18) 2015 adalah. sebanyak 395 ( Tiga Ratus Sembilan Puluh Lima ). pegawai yang terdiri dari 32 pejabat struktural, 28 fungsional dan 363 orang staf. Tabel. 2.1. Jumlah Tenaga Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Tenggara N o 1. 2. 3. 4. 5 6 7. Pendidikan Dokter Umum Gigi Pascasarjana (S2): - Kesehatan - Umum Sarjana S1/DIV: - Kesehatan - Umum Diploma III: - Kesehatan - Umum Diploma I SLTA/SMK/SMAK SLTP Jumlah. Kantor Bapelkes. Labkes. Balai Farmasi. Jumlah. 2 1. 0 0. 0 0. 0 0. 2 1. 34 7. 10 0. 2 0. 2 0. 48 7. 103 35. 17 8. 6 2. 9 0. 135 45. 26 3 8 42 12 272. 4 1 0 21 0 61. 14 0 1 14 0 39. 5 0 0 5 2 23. 49 3 9 82 14 395. Dinkes. Sumber: Data Kepagawaian Dinas Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2015. Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa pada tahun 2015 jumlah. pegawai. yang. bekerja. di. Dinas. Kesehatan. kualifikasi. pendidikan dibidang kesehatan 253 orang (64%), hal ini berarti bahwa lebih dari setengah pegawai Dinas Kesehatan adalah tenaga teknis yang profesional di bidangnya, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya menjadi lebih terarah.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 17.

(19) 2.2.2. Sarana Prasarana Penunjang. Dinas Kesehatan. Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Eks. Gedung Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jalan Balai Kota III No. 43 Kel. Kec. Kadia. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas 4.400 m2 dan terdiri dari tiga Bangunan kantor, satu bangunan tempat ibadah (masjid), dua garasi kendaraan roda empat, satu kantin, dan satu gudang. Bila dilihat dari bentuk bangunan, terdapat dua bangunan kantor bertingkat dan satu tidak bertingkat. Perkantoran ini mempunyai jaringan listrik PLN dengan daya 15.400 Watt, Air bersih (PDAM) dengan kapasitas air/bulan mencapai rata-rata 30 m3, dan. mempunyai Enam line. jaringan telepon (telkom). Disamping itu, Dinas kesehatan juga mempunyai Kesehatan tersebut. pergudangan (Jalan. adalah. Dr.. yang. terletak. Ratulangi. gudang. Gudang Vaksin, Gudang. di. No.147. kesehatan. dan. Kantor. Kendari).. eks.. Dinas. Pergudangan. perbekalan. kesehatan,. Peralatan Kesehatan. Kendaraan roda 4. (empat) tercatat 29 unit dan kenderaan roda 2 (dua) tercatat 24 unit. Berbagai. peralatan. lain. yang. dimiliki. Dinas. Kesehatan. adalah. peralatan meubiler (230 meja, 182 kursi, 44 lemari arsip), peralatan komputer (PC, Laptop, Printer, LCD/infokus, dan layar), mesin ketik, brankas, sound system, mesin fax, dan AC.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 18.

(20) BAB III GAMBARAN UMUM A. Situasi Umum 1. Geografis dan Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di jazirah Tenggara pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian Selatan garis Khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan. di antara 3o-6o LS dan membentang dari Barat ke Timur. diantara 120o45' - 124o06' BT. Berbatasan di sebelah Utara dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah Selatan dengan Provinsi NTT di laut Flores, sebelah Timur dengan Provinsi Maluku dan sebelah Barat dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone. Wilayah mencakup daratan (Jazirah) Pulau Sulawesi dan memiliki wilayah daratan seluas 38.140 Km2 atau 3.814.000 hektar dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas 110.000 Km2 atau 11 juta hektar. Secara administrasi Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 17 wilayah Kabupaten/Kota (Kabupaten Buton, Muna, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Wakatobi, Bombana, Kolaka Utara, Buton Utara, Konawe Utara, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Kendari, Kota Baubau). Tabel 3.1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara No 1 2 3 4 5 6. Kabupaten/Kota Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Selatan Bombana. Luas Wilayah (Km2) 1.212,99 1.922,16 4.435,28 3.283,59 5.779,47 3.001,00. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. Jumlah Kecamatan Desa/Kel. 13 22 27 12 23 22. 95 153 350 135 365 139. 19.

(21) No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17. Kabupaten/Kota. Luas Wilayah (Km2) 559,54 3.391,67 1.864,91 5.101,76 300,89 221.01 3.634,74 867,58 1.022,89 958.31. Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara Kota Kendari Kota Baubau Kolaka Timur Konawe Kepulauan Muna Barat Buton Tengah Buton Selatan. 509,92. Jumlah. 38.067,70. Jumlah Kecamatan Desa/Kel. 8 15 6 10 10 7 12 7 15 7 7. 223. 100 133 91 147 64 43 133 95 86 77 70. 2276. Secara administratif pemerintahan, Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 15 Kabupaten dan 2 Kota, 223 kecamatan dan 2276 desa/kelurahan, sebagaimana terlihat pada tabel di atas. 2.. Kondisi Kependudukan Karakteristik. demografis. Sulawesi. Tenggara. ditandai. dengan. penyebaran penduduk antar wilayah yang tidak merata, kepadatan penduduk yang rendah, pertumbuhan penduduk yang melampaui angka nasional, struktur penduduk yang berbentuk piramida dan angka ketergantungan (dependency ratio) yang cukup tinggi. Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara pada kurun waktu 1990-2000 adalah sebesar 2,79 % per tahun dan pada kurun waktu 2000-2010 menjadi 2,25 % per tahun. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kota Kendari sebesar 4,15 %, disusul Kabupaten Bombana 3,81%,. Kolaka Utara 3,26% dan Kolaka 3,18%, sedangkan laju. pertumbuhan penduduk terendah ada di kabupaten Wakatobi dan Buton masing-masing 0,34% dan 0,36%. Publikasi proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 disebutkan bahwa jumlah penduduk Sulawesi tenggara berturutturut (dalam ribuan) 2.243.6 (2010), 2.449.5 (2015), 2.755.6 (2020), 3.003.3 Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 20.

(22) (2025), 3.237.7 (2030), dan 3.458.1 (2035). Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, komposisi penduduk Sulawesi Tengara menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-4 tahun) sebanyak 12,03%. Penduduk muda yang belum produktif mencakup usia 0-14 tahun sebesar 35,06%, sedangkan penduduk yang berusia 15-59 tahun mencapai 50,22%, dan yang berusia 60 tahun ke atas. sebesar. 5,83%.. Dengan demikian maka Angka Beban. Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 66,94%. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2006 sebesar 68,71%. Kabupaten/Kota dengan angka beban tanggungan tertinggi adalah Kabupaten Buton sebesar 88,03%, diikuti oleh Kabupaten Muna sebesar 81,88%, dan Buton Utara sebesar 75,74%.. Sedangkan Kabupaten/Kota. dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu Kota Kendari sebesar 52,37%, diikuti oleh Kota Bau-Bau sebesar 60,94% dan Kabupaten Konawe Selatan. sebesar. tanggungan. 61,39%.. di pedesaan. Berdasarkan lebih. besar. tipe. daerah,. dibandingkan. angka. perkotaan,. 69,50% berbanding 56,66%.. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. Tabel 3.2. Sebaran dan Jumlah Penduduk Per Kabupaten/Kota 2015 Jumlah Kepadatan Luas Wilayah Penduduk (jiwa/km Kabupaten/Kota (Km2) Buton Muna Konawe Kolaka Konawe Sel Bombana Wakatobi Kolaka Utara Buton Utara Konawe Utara. 1.212,99 1.922,16 4.435,28 3.283,59 5.779,47 3.001,00 559,54 3.391,67 1.864,91 5.101,76. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 94.474 208.916 233.610 235.655 289.815 152.280 94.421 140.706 59.779 58.401. 77,89 108,69 52,67 71,77 50,15 50,74 169,41 41.49 32,05 11,45. 21. beban yaitu.

(23) Luas Wilayah (Km2). No. Kabupaten/Kota. 11 12 13 14. Kota Kendari Kota Baubau Kolaka Timur Konawe Kepulauan. 15. Muna Barat. 16. Buton Tengah. 958.31. 17. Buton Selatan. 509,92. 300,89 221.01 3.634,74 867,58. 1.022,89. Jumlah. 38.067,70. Jumlah Penduduk. 347.496 154.877 120.089 31.688. Kepadatan (jiwa/km. 1,155 700,80 33,04 36.52. 76.071. 74,37. 90.474. 94.41. 79.558. 156,02 64,85. 2.468.678. Sumber : Sultra dalam Angka, 2015. 3. Situasi Sosial Ekonomi dan Budaya Faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan. Peningkatan pembangunan ekonomi berperan dalam secara timbal balik dengan peningkatan pembangunan kesehatan. Untuk itu, menciptakan pentingnya. kemajuan. ekonomi. pembangunan. daerah. sumberdaya. dengan manusia. penekanan akan. terhadap. meningkatkan. produktivitas daerah, inovasi dan terobosan yang memberikan daya ungkit terhadap pembangunan daerah. Secara umum persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Tenggara masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata Nasional yaitu sebesar 13,33%.. Perkembangan persentase penduduk miskin di Provinsi. Sulawesi Tenggara dari tahun 1996 - 2011 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 22.

(24) Grafik 3.1 Penduduk Miskin Provinsi Sulawesi Tenggra Tahun 2010 – 2015. Sumber : Susenas, BPS-2015. B. Perkembangan Sumber Daya Kesehatan B.1. Sarana dan Prasarana Kesehatan Bila dilakukan pengelompokan bahwa jenis sarana pelayanan kesehatan dimaksud dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yakni fasilitas pelayanan kesehatan rujukan dalam hal rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling) dan fasilitas pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM). a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Keadaan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di Provinsi Sulawesi Tenggara secara kuantitatif menunjukan peningkatan dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada beberapa jenis sarana pelayanan kesehatan misalnya saja pada tahun 2015 jumlah sakit sebanyak 33 unit lebih banyak dibanding Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 23.

(25) tahun 2007 sebanyak 21 Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten/ Kota. Rumah Sakit Umum Provinsi sebagai pusat rujukan tertinggi berkembang pesat dan pada saat ini sedang pembangunan tambahan gedung baru, khususnya gedung kelas III. Jumlah tempat tidur yang tersedia juga menunjukan peningkatan yakni dari 1032 TT. tahun 2007. menjadi 1081 TT tahun 2015. Tabel 3.3 Perkembangan Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Tahun 2008 - 2015 No. Status Kepemilikan. RUMAH SAKIT 2008. 2009. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. 2015. 1. Pemerintah. 3. 3. 3. 3. 2. 2. 2. 2. 2. Pemerintah Kab/Kota. 10. 11. 11. 12. 12. 12. 12. 12. 3. TNI Polri. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 3. 4. BUMN. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 5. Khusus. -. -. -. -. -. -. -. -. 6. Swasta. 5. 4. 5. 5. 6. 6. 6. 6. 7. Swata (RS/klinik bersalin). 6. 6. 7. 5. 5. 5. 5. 5. 8. RSIA. 1. 1. 2. 2. 2. 2. 1. 1. 9. Klinik umum Swasta. -. -. 1. 2. 4. 4. 4. 4. Jumlah. 29. 29. 32. 33. 34. 34. 33. 33. ]. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 24.

(26) Tabel 3.4 Perkembangan Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Tahun 2008 - 2015 No. Sarana Kesehatan. 1. Jumlah RS Ratio per 150.000 pddk Jumlah TT Ratio terhadap 1500 pddk Jumlah TT Kls III Rasio terhdp 1500 pddk sasaran jamkesmas + Bahteramas. 2 3. 2008. 2009. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. 29 1,2. 29 1,5. 32 1,5. 33 1,54. 34 1,7. 33 1,7. 33 1,7. 33 1,7. 1.163 0,76. 1.414 0.86. 1.601 0.67. 1.811 0.72. 1.948 0.79. 2.170 1.21. 2.170 1.21. 2.170 1,21. 660 0,7. 710 0,7. 799 0,8. 908 0,9. 943 1. 1.081 1,42. 1.081 1,42. 1.081 1,42. Pada tahun 2015. 2015. Jumlah rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tenggara. sebanyak 33 Unit, yang terdiri dari Rumah Sakit Pemerintah ternasuk TNI/PolRI sebanyak 17 unit dan rumah sakit swasta sebanyak 17 unit. Adapun sebaran rumah sakit menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 seperti pada Tabel berikut. Tabel 3.5 Data Rumah Sakit se Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 No.. Nama Kab/Kota. Rumah Sakit (RS). Jumlah. Pemerintah. Pemda. Swasta. Akreditasi. 1. KONAWE. 2. 0. 1. 1. 0. 2. KOLAKA. 2. 1 (BUMN). 1. 0. 0. 3. BAU-BAU. 1. 0. 1. 0. 0. 4. BUTON. 1. 0. 1. 0. 0. 5. WAKATOBI. 1. 0. 1. 0. 0. 6. KOLAKA UTARA. 1. 0. 1. 0. 0. 7. BUTON UTARA. 1. 0. 1. 0. 0. 8. MUNA. 1. 0. 1. 0. 0. 9. KONAWE UTARA. 1. 0. 1. 0. 0. 10. BOMBANA. 1. 0. 1. 0. 0. 11. KONAWE SELATAN. 1. 0. 1. 0. 0. 12. KOTA KENDARI. 10. 2 (TNI,. 1. 7. POLRI). Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 0. 25.

(27) 13. KOLTIM. 0. 0. 1. 0. 0. 14. KONKEP. 0. 0. 1. 0. 0. 15. PROVINSI. 2. 0. 2. 0. 0. 16. MUNA BARAT. 1. 0. 0. 0. 0. 17. BUTON TENGAH. 1. 0. 0. 0. 0. 18. BUTON SELATAN. 1. 0. 0. 0. 0. 16. 8. 0. 28 3 TOTAL Sumber data : Dinkes Prov. Sultra Thn. 2015. b. Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar. Sejalan dengan tuntutan masyarakat dalam akses pelayanan kesehatan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dasar juga menunjukan perkembangan. Jumlah Puskesmas Perawatan tahun 2008 sejumlah 63 unit meningkat menjadi 94 unit pada tahun 2015. Puskesmas non perawatan juga mengalami peningkatan dari 144 Unit tahun 2008 menjadi 187 unit pada 2015. Begitu pula Puskesmas keliling juga mengalami peningkatan dari 89 unit tahun 2008 menjadi 207 unit tahun 2015. Tabel 3.6. Perkembangan Puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara. No 1. 2. 3. Sarana Kesehatan Jumlah Puskesmas Rasio Puskesmas per 30.000 pddk Jumlah Puskesmas Pembantu Rasio Pustu per 10.000 pddk Jumlah Posyandu Rasio Posyandu dalm 1000 balita. 2008. 2009. 2010. 2011. 2012. 2013. 2014. 2015. 207. 223. 240. 248. 252. 264. 269. 269. 2.99. 3.16. 3.22. 3.27. 3.28. 3,43. 3.35. 3.35. 471. 589. 586. 491. 499. 465. 450. 450. 2,32. 2,8. 2,7. 2,2. 1,9. 2.03. 2.01. 2.01. 2.406. 2.701. 2.822. 2.886. 2.902. 2.891. 3.066. 3.066. 11,63. 11,9. 11,4. 12,9. 12,32. 14.51. 14.51. 11,6. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 26.

(28) Adapun distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota dijelaskan seperti pada Tabel berikut : Tabel 3.7. Distribusi Puskesmas menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015. Puskesmas No.. Nama Kab/Kota. Jumlah. Rawat. Rawat. Jalan. Inap. Rasio Pusk PONED. /30.000 pnddk. 1. KONAWE. 27. 22. 5. 7. 8.65. 2. KOLAKA. 14. 10. 4. 4. 16.83. 3. BAU-BAU. 17. 12. 5. 4. 9.11. 4. BUTON. 13. 7. 6. 4. 7.47. 5. WAKATOBI. 20. 12. 8. 4. 6.31. 6. KOLAKA UTARA. 16. 10. 6. 6. 8.79. 7. BUTON UTARA. 10. 4. 6. 2. 5.97. 8. MUNA. 27. 23. 4. 4. 7.73. 9. KONAWE UTARA. 22. 19. 3. 3. 2.65. 10. BOMBANA. 22. 6. 16. 7. 6.92. 11. KONAWE SELATAN. 23. 14. 9. 7. 12.60. 12. KOTA KENDARI. 15. 10. 5. 5. 43.43. 13. KOLTIM. 13. 10. 3. 3. 9.23. 14. KONKEP. 7. 6. 1. 1. 4.52. 15. MUNA BARAT. 15. 13. 2. 2. 5.07. 16. BUTON TENGAH. 12. 6. 6. 5. 7.53. 17. BUTON SELATAN. 8. 3. 5. 5. 9.94. 281. 187. 94. 71. 8.784. Jumlah. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ketersediaan sarana Prasarana pelayanan kesehatan di Puskesmas, dapat dijelaskan bahwa dari 281 Puskesmas. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 27.

(29) dapat dikategorikan baik sebanyak 180 unit (64%), Rusak ringan 70 unit (24 %), Rusak Berat 40 Unit ( 14 %), dan Rusak Total 0 ( 0%) c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Disamping sarana pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan dasar, upaya pendekatan pelayanan kesehatan terus dilakukan melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat. Keberhasilan pengembangan UKBM juga dapat dilihat dengan semakin tahun jumlah UKBM semakin bertambah. Pada tahun 2009 jumlah Polindes , Poskesdes dan desa siaga sebanyak 1865 unit bertambah menjadi. 2.269 unit pada tahun 2011. Begitu pula jumlah Posyandu aktif juga. bertambah yakni dari 2822 unit pada tahun 2009 menjadi. 1351 Unit tahun 2015.. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat perkembangan UKBM di Provinsi Sulawesi Tenggara sejak tahun 2009 hingga 2015. Grafik 3.2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009 s.d 2015. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 28.

(30) Jumlah UKBM pada Tahun 2015 sebanyak 2.844 unit, yang terdiri dari Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebanyak 907 unit, Pos Kesehatan Pesantren sebanyak 55 unit, Posyandu sebanyak 1882, Pos Obat Desa sebanyak 256 unit dan Pos Usaha Kesehatan Kerja (UKK) sebanyak 5 unit. Adapun Distribusi UKBM menurut jenisnya di Kabupaten/Kota seperti pada Tabel berikut. Tabel 3.8 . Distribusi UKBM menurut jenisnya di Kabupaten/Kota Prov. Sultra Tahun 2015 UKBM No.. Nama Kab/Kota. Poske. Poskes. Posyan. Pos obat. Pos. s des. tren. du. desa. UKK. Total. 1. KONAWE. 2. 0. 4. 0. 0. 6. 2. KOLAKA. 3. 0. 15. 1. 0. 19. 3. BAU-BAU. 7. 0. 10. 0. 1. 17. 4. BUTON. 2. 0. 11. 0. 0. 13. 5. WAKATOBI. 2. 0. 6. 0. 0. 8. 6. KOLAKA UTARA. 2. 0. 9. 3. 0. 14. 7. BUTON UTARA. 2. 1. 9. 3. 1. 16. 8. MUNA. 2. 0. 4. 2. 0. 8. 9. KONAWE UTARA. 3. 0. 11. 1. 0. 15. 10. BOMBANA. 6. 0. 11. 0. 0. 17. 11. KONAWE SELATAN. 2. 0. 9. 1. 0. 12. 12. KOTA KENDARI. 3. 1. 5. 0. 0. 9. 13. KOLTIM. 4. 0. 5. 0. 1. 9. 14. KONKEP. 4. 0. 7. 0. 2. 13. 15. MUNA BARAT. 2. 0. 7. 0. 0. 9. 16. BUTON TENGAH. 4. 4. 12. 0. 0. 20. 17. BUTON SELATAN. 5. 2. 8. 0. 0. 15. Jumlah. 55. 8. 143. 11. 5. 222. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 29.

(31) B.2. Tenaga Kesehatan B.2.1. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Sumberdaya manusia kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Menurut WHO, lebih dari 70% kesuksesan pelayanan kesehatan ditentukan oleh sumberdaya manusia kesehatan. Berkaitan dengan itu, pemerintah senantiasa memberikan perhatian yang serius terhadap jumlah dan mutu sumberdaya kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan setiap tahunnya terus bertambah. Pada tahun 2008 jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 6.005 orang bertambah pada tahun 2015 menjadi 10.008 orang. Keberadaan tenaga kesehatan dapat dikelompokan menjadi tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga non keperawatan. Tenaga medis khususnya dokter spesialis menunjukan perkembangan yakni dari 50 orang tahun 2008 menjadi 136 orang tahun 2015. Begitu pula dokter umum bertambah dari 301 orang tahun 2008 menjadi 436 orang tahun 2015. Pada Tabel berikut disajikan tenaga perkembangan jenis tenaga (Medis dan Keperawatan/Kebidanan) di Provinsi Sulawesi Tenggara. Tabel 3.9. Perkembangan dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, bidan dan Perawat di Provinsi Sulawesi Tenggara No 1. 2. 3. 4. Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis (4 Per-100.000 Penduduk) Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (25 Per100.000 Penduduk) Jumlah Dokter Gigi Rasio Dokter Gigi (6 Per-100.000 Penduduk) Jumlah Perawat Rasio Perawat (158 Per100.000 Penduduk). 2008 50. 2009 50. 2010 60. Pencapaian 2011 2012 70 89. 2013 98. 2014 125. 2015. 2,41. 2,41. 2,50. 3.07. 3,86. 4.00. 5.18. 5,64. 301. 299. 352. 392. 470. 436. 418. 436. 13.67. 13.25. 14.51. 17.21. 20.37. 17.80. 17.33. 18,07. 74. 77. 85. 91. 169. 184. 160. 175. 3.57. 3.57. 3.81. 3.99. 7.32. 7.51. 6.63. 7,17. 2.017. 3.069. 2.999. 3.153. 3.349. 3.781. 4.089. 3.962. 99,3. 147. 141,6. 141,2. 147. 154.42. 156.35. 150,26. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 30. 136.

(32) 5. 6. 7. 8. Jumlah Bidan Rasio Bidan (75 Per100.000 Penduduk) Jumlah Tenaga Farmasi dan Apoteker Rasio Tenaga Kefarmasian (28 Per100.000 Penduduk) Jumlah Ahli Gizi Rasio Ahli Gizi (25 Per100.000 Penduduk) Jumlah Tenaga Sanitasi Rasio Tenaga Sanitarian (30 Per-100.000 Penduduk). Disamping. 1180. 1244. 1500. 1822. 2574. 2.810. 3.152. 3.260. 56.87. 58.73. 67.19. 79.99. 111.54. 114.76. 262.66. 271,63. 157. 124. 155. 199. 477. 495. 691. 724. 2,7. 2,6. 4,1. 6,1. 20,9. 20.21. 28.64. 17.41. 385. 443. 507. 576. 581. 513. 857. 844. 19. 21,3. 23,9. 25,8. 25,5. 20.95. 33.62. 34,94. 323. 421. 491. 489. 464. 499. 516. 516. 15,9. 29,3. 23,2. 21,9. 20,4. 20.38. 21.39. 21.39. dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat dan. bidan, keberadaan tenaga kesehatan non perawatan juga sangat penting. Jenis tenaga ini meliputi tenaga kefarmasian, tenaga gizi, sanitasi, kesmas, keteknisian medis dan keterapian fisik . Jumlah jenis tenaga ini juga menunjukkan perkembangan dalam kurun 5 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Pengembangan sumberdaya manusia bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan jumlah, mutu, dan distribusi tenaga kesehatan. Peningkatan mutu dilakukan dengan meningkatkan jenjang pendidikan tenaga kesehatan, misalnya dari D1 ke D3, dari D3 ke D4 dan S1, dari D4 dan S1 ke S2, dan juga pendidikan dokter spesialis. Disamping itu, untuk peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan dilakukan pendidikan pelatihan (diklat) dibidang program kesehatan, seperti pelatihan gizi, pelatihan petugas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji, pelatihan bidan poskesdes, dan lain sebagainya.. B.3. Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan sebagai unsur teknis pemerintah Provinsi. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 31.

(33) Sulawesi Tenggara memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. Kontribusi ini berupa restribusi jasa pelayanan kesehatan melalui Balai Laboratorium Kesehatan, restribusi jasa pemakaian kekayaan negara melalui Balai Pelatihan Kesehatan dan restribusi lainnya. Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Kesehatan mendapat pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pembiayaan tersebut. digunakan untuk membiayai belanja. tidak langsung dan belanja langsung. Jumlah dana yang dialokasikan untuk pelaksanan kegiatan kesehatan bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukan penurunan dari tahun 2009.. Grafik 3.3 Perkembangan APBD Dinkes Sultra Tahun 2009-2015. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 24.082.809.400,- menurun pada tahun 2010 sebesar Rp. 19.398.156.924,- begitu pula pada tahun. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 32.

(34) 2011 sebesar Rp. 19.088.290.800,-. Penurunan ini disebabkan oleh karena alokasi anggaran untuk klaim pembebasan biaya pengobatan dipindahkan. dari DPA-SKPD Dinas Kesehatan ke DPA-Sekretariat. Pemerintah. Provinsi. Sulawesi. Tenggara. melalui. pos. bantuan.Sedangkan Tahun 2012 meningkat menjadi 24.594.163.000 dan tahun 2013 meningkat lagi menjadi 27.483.677.300 peningkatan ini terjadi karena adnya pembayaran Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) bagi PNS. Dan pada tahun 2015 terjadi kenaikan menjadi 45.479.673.350. Bila dilakukan analisis menurut jenis belanja terlihat bahwa jenis belanja langsung menunjukan penurunan yang sangat signifikan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2009 jenis belanja. langsung. sejumlah. Rp.. 7.230.756.000. (45%. dari. total. anggaran) turun menjadi Rp. 1.962.000.000 atau 8,4% tahun 2012, hal. ini. disebabkan. oleh. karena. alokasi. anggaran. untuk. klaim. pembebasan biaya pengobatan dipindahkan dari DPA-SKPD Dinas Kesehatan ke DPA-Sekretariat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui pos bantuan, sedangkan pada tahun peningkatan. sebesar. Rp.4.037.300.000. karena adanya pembanguan. Tahun 2013. Kenaikan. gedung baru. ini. Labkes. terjadi. disebabkan sebesar Rp.. 1.627.200.000, di Tahun 2015 meningkat menjadi 20.177.779.000. Kondisi ini menunjukan bahwa ketergantungan pada dana APBN dalam pembangunan kesehatan masih sangat tinggi. Disamping menerima. dana. mengelola dari. dana. APBD,. Kementerian. Dinas. Kesehatan. juga. berupa. dana. Kesehatan. dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan dana hibah bantuan luar negeri yang dimanfaatkan untuk membiayai program strategis kementrian kesehatan. di. Sulawesi. Tenggara.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. Dana. bantuan. sosial. berupa 33.

(35) pembiayaan jaminan kesehatan (Jamkesmas) juga diperoleh untuk membiayai kegiatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan juga pembayaran klaim pelayanan Jamkesmas ke seluruh rumah sakit yang bekerjasama melaksanakan program Jamkesmas di Sulawesi Tenggara. Dana. untuk. membiayai. pelaksanaan. pembangunan. bidang. kesehatan melalui dana dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dana bantuan sosial/jaminan kesehatan masyarakat dan bantuan luar negeri secara keseluruhan menunjukan peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah dana tersebut sebesar Rp. 89.007.152.000,- meningkat menjadi Rp. 148.012.955.000,- pada tahun 2013. Dan di Tahun 2015 meningkat menjadi 263.086.443.000. Bila dilakukan analisis menurut sumber anggaran terlihat bahwa dana untuk kegiatan jaminan kesehatan masyarakat menunjukan peningkatan yang signifikan yakni dari Rp. 33.809.046.000,- tahun 2008. menjadi Rp. 70.240.417.000 pada tahun 2013.. dekonsentrasi. meningkat yakni Rp. 7.678.278.000,- tahun 2008. menjadi Rp. 23.436.658.000,- tahun 2014. dialokasikan. digunakan. kabupaten/kota, berkaitan. Dana. konsolidasi. dengan. untuk. melakukan. dan. kewenangan. Dana dekonsentrasi yang. koordinasi pemerintah. penguatan. serta. hal-hal. provinsi. di. di yang. bidang. kesehatan. Adapun rincian anggaran APBN tahun 2009-2015 menurut sumber pembiayaan seperti pada grafik berikut.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 34.

(36) Grafik. 3.5 Rincian anggaran APBN Tahun 2009-2015 menurut Sumber Pembiayaan (dalam Jutaan rupiah). Grafik. 3.6. Perkembangan Pembiayaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bersumber dari APBN Tahun 2009-2015. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 35.

(37) Tabel 3.10 Pembiayaan Pembangunan Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara menurut sumbernya Tahun 2015 No. Sumber Biaya/Program. Jumlah Anggaran. I. Dekonsentrasi. 1. Program Dukungan Manajemen dalam Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. 2. Program Bina Gizi dan KIA. 3. Program Bina Upaya Kesehatan. 2.483.042.000. 4 5. Program P2PL Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 5.835.958.000 1.041.749.000. 6. Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM. II 1 2 3. Tugas Pembantuan Program Bina Gizi dan KIA ( BOK) Program Bina Upaya Kesehatan Program Kesehatan Lingkungan. 125.263.854.000 44.839.354.000 82.424.500.000 5.139.600.000. III. Dana Alokasi Khusus. 117.394.790.000. 1 2 3 IV. Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan Farmasi Pelayanan Kesehatan Rujukan BLN. 1 2 3 4 V. GF. TB GF. Malaria GF. HIV-AIDS NLR Kusta APBD Provinsi. 1 2. Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung. 3. Program PBP Bahtermas. VI. APBD Kabupaten/Kota di Luar DAK. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 24.869.040.000 4.740.363.000 10.777.928.000. 268.800.000. 69.296.304.000 25.894.363.000 35.535.911.000 4.185.245.954 1.570.414.525 1.810.561.550 541.969.879 262.300.000 230.072.112.319 98.029.525.000 117.508.406.906 14.534.180.413 754.485.456.476. 36.

(38) Laporan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015. 37.

(39) BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015. A. Program Jaminan Kesehatan dan Pembebasan Biaya Pengobatan Jaminan kesehatan dan pembebasan biaya pengobatan merupakan program strategis untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang kurang mampu. Jumlah dana yang akan dialokasikan untuk program Jamkesmas tahun 2012 diperkirakan sama dengan tahun lalu, yaitu Rp.71 240.417.000 yang akan dipergunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan bagi 1.144.447 Jiwa peserta Jamkesmas di Sulawesi Tenggara. Alokasi dana. untuk. pembebasan. biaya. pengobatan. sebesar. Rp. 6.405.329,000 (masuk pos bantuan sekretariat daerah) yang terdiri dari anggaran pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas sebanyak Rp 1,914.426.000,- dan anggaran pembayaran klaim Rumah Sakit sebesar Rp 4,490,903,000. Pada tahun 2015, Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) direncanakan akan bertambah dari 14 Rumah Sakit menjadi 17 Rumah Sakit. Penambahan ini berkaitan dengan beroperasinya RSUD Buton Utara, RSUD Konawe Utara, dan adanya perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS Dr.Ismoyo-Kendari. Sedangkan jumlah Puskesmas yang melayani Jamkesmas diperkirakan tidak mengalami perubahan yaitu 247 Puskesmas yang tersebar di 12 kabupaten/ kota. Untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel berikut.. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. 37.

(40) Tabel 4.1. Jumlah Anggaran dan Sasaran Jaminan Kesehatan dan Pembebasan Biaya Pengobatan Tahun 2015 No. Uraian. Jamkesmas. Bahtermas. Jumlah. 1 2 3. Jumlah Anggaran Sasaran Peserta (Jiwa) Persentase penduduk tercakup (Data Pendu ---duk SP2010). 86.331.391.426 1.083.246 51.26. 552.800.000 159.518 4.15. 86.884.191.426 1.219.435 55.41. 4 5. PPK RS Puskesmas. 17 247. 14 247. Untuk mendukung pelaksanaan program Jamkesmas, Dinas kesehatan mendapat dana dekonsentrasi sebanyak Rp 879.900.000 yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan pengelolaan program Jamkesmas di Provinsi dan Kab/Kota, Pelaksanaan/Pengelolaan Program Jamksmas di Provinsi, Kab/Kota, Administrasi Kegiatan Pengelolaan Jamkesmas di Provinsi, Koordinasi dan Sinkronisasi Program. Jamkesmas,. pelaksanaan/pengelola Kesehatan Nasional. Bombingan. JKN. di. Provinsi,. dan. monitoring. Sosialisasi. Jaminan. (JKN) Tingkat Provinsi, Sosialisasi JKN untuk. Daerah Daratan, Sosialisasi JKN untuk daerah kepulauan, Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi dan Evaluasi Pelaksanaan JKN di Kabupaten/Kota.. B. Program Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Pada tahun 2015, dana dekonsentrasi untuk kegiatan Program. Kefarmasian. dan. Alat. Kesehatan. sebesar. Rp.. 1.041.749.000 yang pemanfaatannya untuk pencapaian indikator kinerja utama program yakni Peningkatan Ketersediaan Obat dan Vaksin 100%. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan utama yang dilakukan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. 38.

(41) a. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian b. Peningkatan ketersediaan obat Publik da obat perbekalan c. Biaya Opersional Instalasi Farmasi d. Peningkatan Produksi dan Distribusi Alkes e. Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian f. Dukungan Manajemen Kefarmasian Pada tabel 4.2 dapat dilihat uraian anggaran dan kegiatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2015. Tabel 4.2. Uraian anggaran dan Kegiatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015 No. KEGIATAN. SASARAN. 1.. Pemantauan Penggunaan Obat dalam Pelaksanaan JKN di Puskesmas dan Rumah Sakit. 7 kab/kota. 2.. Pertemuan Analisis dan Pengolahan Data. 23 OR. 3.. Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian dalam Pelayanan Kesehatan di era JKN. 37 OR. 4.. Monitoring Ketersediaan Obat Dan Vaksin. 14 Kab/Kota. 5.. Biaya Pengelolaan dan Pengemasan Kembali Obat Program Kesehatan. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 13. 14.. Harmonisasi dan Integrasi Perencanaan Kebutuhan Obat RKO dan Implementasi Pengelolaan Obat Satu Pintu Peningkatan Kemampuan SDM dalam implementasi sistem elektronik pada bimwasdal alkes dan PKRT Sampling Produk Alkes dan PKRT Pembekalan CDOB untuk Tenaga Kesehatan dan Penanggungjawab Teknis sarana distribusi obat Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tingkat Provinsi - Profil Kefarmasian Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Palu Konsultasi Teknis KE DITJEN . Bina Kefarmasian Dan ALKES Konsultasi Teknis Dalam Rangka Penyusunan Dan Pembahasan RKA RKAKL Tahun 2016. 12 Bulan 31 OR 2 OR 2 kab/kota 34 OR 31 OR 14 Kab/Kota 3 TR 2 TR. JUMLAH. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. ANGGARAN (Rp). 18.570.000 62.958.000 99.836.000. LOKASI PELAKSANAAN Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 65.690.000 204.147.000 79.764.000 52.338.000 57.924.000 72.904.000 73.884.000. Kab/Kota Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 108.504.000. Palu (Sulteng). 22.422.000. Jakarta. 14.948.000. Jakarta. 1.041.749.000. 39.

(42) C.. Program Gizi, Kesehatan Ibu Dan Anak. 1. Perbaikan Gizi Pada tahun 2015, program perbaikan gizi mendapat alokasi dana sebesar Rp. 3.621.220.000, Fokus pemanfaatan dana tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan prioritas dalam rangka pencapaian indikator utama program perbaikan gizi yang meliputi cakupan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu naik dari 70.3% tahun 2011 menjadi 75% tahun 2012, namun di tahun 2013 turun menjadi 69.98%, di tahun 2014 naik menjadi. 77.7% dan di Tahun 2015 naik. menjadi 83.78 penanganan kasus gizi buruk (100%). Untuk mencapai target. indikator. tersebut,. maka. dirumuskan. kegiatan. program. perbaikan gizi tahun 2015, Adapun uraian anggaran dan kegiatan secara rinci disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.3. Anggaran dan Kegiatan Perbaikan Gizi Tahun 2015 NO. KEGIATAN. SASARAN. 1. 10 Bulan. 3. Pelaksanaan Surveilans Khusus dan Surveilans Tingkat Kabupaten /Kota Penyusunan Laporan Bulanan dalam Rangka Surveilans Gizi Pelacakan dan Informasi Gizi Buruk. 14 Kab/Kota. 4. Verifikasi Informasi dan Kajian Epidemiologi. 14 Kab/Kota. 5. Rapat LS dan LP Kab/Kota dalam Rangka Surveilans Gizi Pelaporan Indikator Kinerja Pembinaan Gizi berbasis SIGIZ.Com Pengumpulan Data Pemantauan Status Gizi (PSG) Peningkatan Kapasitas Penilaian Pertumbuhan Balita Peningkatan Kapasitas Petugas Gizi dalam Penilaian Pertumbuhan Balita (Kolaka, Koltim, Konawe, Konsel, Kota Kendari, Konawe Kepulauan dan Wakatobi. 14 Kab/Kota. 2.. 6 7. 8 9. 10 Bulan 14 Kab/Kota. 154 orang. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. ANGGARAN (Rp) 63.000.000 75.600.000 23.604.000 90.160.000 16.000.000. LOKASI. Provinsi (Kendari) Kab/Kota Provinsi (Kendari) Kab/Kota Provinsi (Kendari) Kab/Kota. 350.308.000 -. Kab/Kota. 765.520.000. 40.

(43) NO 11 12 13 14 15 16 17 18 19. KEGIATAN. SASARAN. Peningkatan Kapasitas Petugas dalam konseling ASI Peningkatan Kapasitas Petugas Gizi dalam konseling ASI Peningkatan Kapasitas Tenaga Gizi dalam Pelaksanaan PSG Orientasi Petugas dalam Penanganan Anemia dan Kretin Sosialisasi Terpadu Pembinaan Gizi Masyarakat di Provinsi Diseminasi Hasil PSG di Tingkat Provinsi. Biaya Manajemen PMT dan MP-ASI. 21. Buku Pedoman untuk kegiatan Pemantauan Pertumbuhan Balita Bimbingan Teknis Petugas Dinas Prov ke Kab/Kota pembinaan petugas kabupaten ke puskesmas Konsultasi Program Gizi ke Pusat. 23 24 25. 30 31. Supervisi pelaksanaan PSG di Kab/Kota. 27 28 29. 26 Orang 24 Orang 15500 Kg 14 PT. Dukungan Kegiatan Pemantapan Rencana Aksi Pembinaan Gizi di Pusat Review Capaian Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi di Pusat Review Capaian Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2015 Tingkat Provinsi Dukungan Manajemen dan distribusi Sarana dan prasarana Gizi di Provinsi dan Kabupaten Dukungan Manajemen Pelaksanaan Verifikasi dan Kajian Epidemiologi di Kabupaten/Kota Validasi dan Verifikasi Data Surveilans Gizi. 26. 24 Orang. Pertemuan Koordinasi LP/LS terkait Percepatan Perbaikan Gizi Roundtable Gernas Percepatan Perbaikan Gizi Pengadaan PMT Bumil KEK dan MP-ASI. 20. 22. -. 7.850 Buku 56 OT 48 OT 4 OT 4 OT 3 OT 41 Orang 12 PT 14 Kab/Kota. JUMLAH. 26 OT 13 OT. ANGGARAN (Rp) 89.200.000 113.095.000 99.530.000 21.600.000 36.100.000 39.453.000 16.600.000 79.455.000 742.500.000 174.500.000 232.500.000. LOKASI Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Kab/Kota. 128.440.000. Kab/Kota. 52.200.000 35.680.000 23.000.000 23.000.000 72.295.000 105.000.000 63.620.000. Jakarta Provinsi (Kendari) Jakarta Provinsi (Kendari) Prov dan Kab/Kota Prov, Kab/Kota Kab/Kota. 59.140.000. Kab/Kota. 29.120.000 3.621.220.000. 2.Kesehatan Ibu Reproduksi Pada. tahun. 2015,. program. Kesehatan. Ibu. Reproduksi. mendapat alokasi dana sebesar Rp. 2.388.712.000. Fokus pemanfaatan dana tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan prioritas dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI). Disamping penurunan angka kematian ibu, alokasi Dana tersebut untuk mencapai indikator Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. 41.

(44) cakupan K4. 76% tahun 2015; Persalinan Tenaga Kesehatan 81. %. tahun 2013; Penanganan komplikasi 22.33% tahun 2014; pelayanan ibu nifas 80% tahun 2015 dan cakupan KB Aktif 55.26% tahun 2015. Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dirumuskan kegiatan program Kesehatan Ibu Tahun 2015. Adapun uraian anggaran dan kegiatan secara rinci disajikan pada Tabel berikut. Tabel 4.4. Anggaran dan Kegiatan Program Kesehaan Ibu Tahun 2015 NO. KEGIATAN. SASARAN. 1. Penyusunan Manual Sistem rujukan maternal dan Neonatal di Kab/Kota. 2. Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat. 3 Orang. 3. Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat. 4 Orang. 4. Pertemuan Koordinasi Teknis dan Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi Tingkat Pusat. 3 Orang. 5. Koordinasi LP/LS dalam peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi. 15 Orang. 6 7 8 9 10 11 12 13. Advokasi Pengembagan Kemitraan Bidan dan Dukun untuk pendampingan ibu hamil, berslain dan nifas Pertemuan pemahaman dan pemantapan penggunaan kohort ibu dan KB bagi tenaga bidan desa di Kabupaten/Kota Review Manajemen Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Terpadu dan Kelas Ibu Hamil bagi Kabupaten/Kota AMP Kabupaten /Kota yang terintegrasi SKI Sosialisasi Penggunaan dan Pemanfaatan Alat Deteksi Resiko Kehamilan Ibu Hamil ( rapid test) Bimtek Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi Konsultasi Program Kesehatan Ibu, KB dan Reproduksi ke Pusat Konsultasi dalam Penyusunan Rencana Kerja Program Kesehatan Ibu dan Reproduksi. 3 Kab/Kota. 45 Orang 31 Orang 160 Orang 366 Orang 14 Kab/Kota 4 OT 1 OT. 14. Pengadaan Paket Kelas Ib Hamil. 181 SET. 15. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam Penatalaksanaan KB Pasca Persalinan. 44 Orang. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. ANGGARAN 106.255.000. LOKASI PELAKSANAAN. Provinsi (Kendari). Medan. 25.260.000. Lombok. 21.172.000. Batam. 19.560.000 24.121.000 23.150.000. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 13.625.000 150.545.000 247.920.000 79.624.000. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Kab/Kota. 358.290.000. Jakarta. 32.408.000. Jakarta. 8.102.000 90.500.000 116.900.000. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 42.

(45) NO. KEGIATAN. SASARAN. Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) bagi Kab/Kota dan Puskesmas Orientasi Pengelola Program Kab/Kota dan Puskesmas dalam pembentukan Puskesmas PKRT dan KIE Kespro Catin Orientasi Nakes dalam Pelayanan Persalinan dan Nifas sesuai Standar bagi Kab/Kota dan Puskesmas Peningkatan Kapasitas Tenaga Puskesmas dalam Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Peningkatan Kapasitas Bidan Koordinator dalam pelaksanaan Supervisi Fasilitatif Penguatan Kapasitas Fasyankes dalam Pelayanan ANC Terpadu di Kab/Kota. 16 17 18 19 20 21. 70 Orang. 120.255.000. 50 Orang 46 Orang 198 Orang 92 Orang 96 Orang. JUMLAH. LOKASI PELAKSANAAN. ANGGARAN. 94.135.000 119.150.000 304.220.000 196.310.000 237.210.000. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 2.388.712.000. 3. Kesehatan Anak Pada tahun 2015, alokasi dana untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan anak sebesar Rp. 1.258.185.000. Dana tersebut akan digunakan. untuk. membiayai. kegiatan. prioritas. dalam. rangka. menurunkan angka kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Neonatal (AKN). Alokasi Dana tersebut diharapkan meningkatkan cakupan Kunjungan Neonatal (KN) 85.34% Tahun 2015; Kunjungan Bayi. 89.54% tahun 2015 ; dan Kunjungan. Balita 55.89% tahun 2015. Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dirumuskan kegiatan program Kesehatan Anak Tahun 2015 diuraikan pada tabel berikut. Tabel 4.5. Anggaran dan Kegiatan Program Kesehatan Anak Tahun 2015 NO. KEGIATAN. SASARAN. 1. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, dan Bidan) dalam Tatalaksana Neonatus di Provinsi. 45 orang. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. ANGGARAN (Rp). 112.985.000. LOKASI Provinsi (Kendari). 43.

(46) NO. KEGIATAN. SASARAN. 3. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Standarisasi MTBS di Kab/Kota. 25 Orang. 4. Orientasi Kohor Bayi dan Balita dalam Mendukung Surveilans Kesehatan Anak di Provinsi. 30 Orang. 5. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dan Pendidik PAUD dalam SDIDTK. -. 6. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan Kelas Ibu di Kabupaten. -. 7 8. Bimbingan Evaluasi Pelaksanaan MTBS, SDIDTK, dan Kelas Ibu Balita di Kab/Kota Pemantauan Pasca Pelatihan Kesehatan Bayi dan Balita terintegrasi BBLR, Manajemen Asfeksi. 30 OT 30 OT. 9. Pertemuan POKJADA Balita Berisiko. -. 10. Paket Pemeriksaan SKH. 1.000 Paket. 11. Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Penjaringan Kesehatan Anak Usia Sekolah di Kab/Kota. 148 Orang. 12. Pembinaan Teknis Bagi Pengelola Program Anak Usia Sekolah dan Remaja ke Kab/Kota. 30 OT. 13. Pertemuan Nasional Peningkatan Kualitas Hidup Anak. 5 Orang. 14. Pertemuan Forum UKS di Provinsi. -. 15. Konsultasi dan Penyusunan RKAKL Program Kesehatan Anak ke Pusat. 2 Orang. 16. Pertemuan Koordinasi Pengembangan Akselerasi Pembinaan UKS di Provinsi. 66 Orang. 17. Peningkatan Kapasitas dalam 1Implementasi Standar Nasional PKPR di Provinsi. 36 Orang. 18. Supervisi Fasilitattif Pasca Pelatihan PKPR ke Kab/Kota. 13 OT. 19. Peningkatan Kapasitas Nakes dalam Tatalaksana. 24 Orang. 20. Pertemuan Koordinasi LP/LS Perlindungan anak di Provinsi JUMLAH. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. -. ANGGARAN (Rp) 87.925.000. 56.325.000. 13.845.000 11.250.000 82.800.000 82.800.000 8.950.000 62.200.000. 275.350.000. 82.800.000 27.500.000 17.200.000 16.462.000 123.840.000 64.575.000 28.770.000 52.505.000 10.283.000. LOKASI Provinsi (Kendari). Provinsi (Kendari). Provinsi (Kendari) Kab/Kota Kab/Kota Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). Provinsi (Kendari). Kab/Kota Jakarta Provinsi (Kendari) Jakarta Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 1.258.815.. 44.

(47) 4. Pelayanan Kesehatan Tradisional Pelayanan kesehatan tradisional, komplementer dan alternatif pada prinsipnya diarahkan pada upaya promotif dan preventif yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat. Pada tahun 2015, jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp. 342.352.000. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka pencapaian indikator cakupan kabupaten/kota yang menyelenggarakan program bina pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan sebesar. 30%. tahun. 2015. dan. Jumlah. Rumah. komplementer Sakit. yang. menyelenggarakan yankestrad yang aman dan bermanfaat sebagai pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer sebanyak 2 Rumah Sakit. Untuk mencapai target indikator tersebut, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.6. Anggaran dan Kegiatan Program Pelayanan Kesehatan Tradisonal, Komplementer dan Alternatif Tahun 2015 NO 1 2 3 4 5. KEGIATAN Rapat Koordinasi Teknis YankesTradkom, SP3Tdan Kab/Kota Tk. Provinsi Rakontek Program Yankestradkom bagi RS Pemerintah Sosialisasi SP3T ke LP/LS, Dinkes Kab/Kota dan Pemerintah Daerah Monev Yankes Alternatif dan Komplementer Provinsi ke Kab/Kota/RS/Puskesmas Identifikasi/Inventarisasi Yankestradkom dalam rangka pengumpulan Data JID. 6. Pertemuan Pembahasan. 7. Operasional Sentra P3T. SASARAN 15 Orang 24 Orang 12 OT 36 OT 35 Orang. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. LOKASI PELAKSANAAN. ANGGARAN. 33.264.000 56.342.000 19.229.000. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Kab/Kota. 26.880.000 36.480.000 17.911.000 -. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 45.

(48) NO. KEGIATAN. SASARAN. 8. Operasional yankestrad percontohan di Sentra P3T. 9. Rapat Rutin Sentra P3T. 10. Administrasi Kegiatan. 11. Konsultasi ke Pusat. 12. Rapat persiapan. 15 Orang. 13. Pelaksanaan penapisan. 4 Lokasi. 14. Honorarium Tim Penapisan Yankestrad. 6 Bulan. 12 Bulan 4 Kali 12 Bulan 1 Kali. JUMLAH. ANGGARAN 12.000.000 32.370.000 49.344.000. LOKASI PELAKSANAAN Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Kab/Kota. 7.612.000 2.560.000 25.610.000 22.750.000. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). 342.352.000. 5. Kesehatan Kerja dan Olahraga Pada tahun 2015 progam kersehatan kerja dan olah raga dialokasikan pada kegiatan tersendiri yang dialokasikan sebesar Rp. 304.408.000. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka mendukung kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.7. Anggaran dan Kegiatan Program Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2015 NO. KEGIATAN. SASARAN. 1. Pengukuran Kebugaran Jasmani bagi Kota Kendari. 65 Orang 2kali. 2. Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Kerja. 26 Orang. 3. Sosialisasi Peningkatan Kesehatan Nelayan di Kota Kendari. 22 Orang. 4. Sosialisasi Jafung Pembimbing Kesehatan Kerja bagi Pengelola Kesehatan Kerja Kab/Kota. 30 Orang. 5. Orientasi Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga tingkat Provinsi. 24 Orang. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. ANGGARAN. LOKASI PELAKSANAAN Provinsi (Kendari). 46.268.000. Provinsi (Kendari). 48.058.000. Provinsi (Kendari). 15.060.000. Provinsi (Kendari). 49.518.000 47.298.000. Provinsi (Kendari). 46.

(49) NO. KEGIATAN. SASARAN. 6. Bimtek Penyelenggaraan Kesehatan Olahraga di Kota /Kab. Pusk (Provinsi). 4 OT. 7. Pembinaan dan Monitoring Program Kesehatan Kerja. 24 OT. 8. Konsultasi Program Kesehatan Ke Kemenkes RI. 1 Orang. 9. Pemberian Bhakti Husada. 12 Orang. JUMLAH. LOKASI PELAKSANAAN. ANGGARAN. Kab/Kota. 6.240.000. Kab/Kota. 54.315.000. Jakarta. 7.611.000. Provinsi (Kendari). 30.040.000 304.408.000. 6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Bina Gizi dan KIA Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tigas Teknis Lainnya pada program bina gizi dan KIA ditujukan untuk menunjang kegiatankegiatan manajemen pada program gizi dan KIA. Pada tahun 2014, jumlah dana yang dialokasikan tersebut. akan. digunakan. untuk. sebesar Rp. 935.000.000. Dana membiayai. kegiatan-. kegiatan. manajemen tingkat Provinsi, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.8. Anggaran dan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Bina Gizi dan KIA Tahun 2015 NO. KEGIATAN. SASARAN. 1. Pembinaan Pengelolaan Barang Milik Negara Di Kab/Kota. 2. Pengelola Satuan Kerja. 12 Bulan. 3. Pengelola Data. 12 Bulan. 4. Adminsitrasi Dukungan Kegiatan. 12 Bulan. 5. Konsolidasi dan Rekonsiliasi Laporan Keuangan di KPPN. 12 Bulan. 6. Rapat Koordinasi TeknisS Program Bina Gizi Dan KIA. 16 Orang. 12 OT. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. ANGGARAN. LOKASI PELAKSANAAN Kab/Kota. 25.240.000 113.700.000 39.000.000 39.600.000 10.800.000. Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Jakarta. 80.820.000. 47.

(50) NO 7 8 9. KEGIATAN. SASARAN. Review Irjen Dan Biro Perencanaan Di Pusat (APIP) SosialisasiI Software RKAKL 2016 Di Pusat\ Pertemuan Koordinasi Perencanaan Dan Anggaran Program Bina Gizi dan KIA Tingkat Pusat. ANGGARAN. 5 Orang. 1 Paket. 11. Pertemuan Evaluasi Program Bina Gizi Dan KIA Tingkat Pusat Di Bali. Bandung. 12. Monitoring Dan Evaluasi Program Bina Gizi Dan KIA Di Kab/Kota. Kab/Kota. 13. Perteamuan Evaluasi Program Tingkat Provinsi. Provinsi. 14. Sosialisasi E-Monev BAPPENAS Dan DJA Tingkat Pusat. 15. Koordinasi validadi dan verifikasi dan gizi dan kia termasuk BOK Triw I,II,III,IV. Jakarta. 74.480.000. Kab/Kota. 29.634.000. 6 Orang. 30.720.000. 14 OT. 29.287.000 15.710.000. Solo. Provinsi (Kendari) 2 Orang. 12.240.000. Provinsi. JUMLAH. Jakarta. 15.960.000. 7 orang 2 kl. Distribusi Kab/Kota ke Puskesmas. Jakarta. 76.200.000. 3 Orang. 10. LOKASI PELAKSANAAN. 59.960.000. Provinsi (Kendari). 653.351.000. 7. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang disalurkan di Puskesmas diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan akses dan pemerataan masyarakat, utamanya melalui kegiatan prmotif dan pereventif yang dilaksankan di luar gedung, sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dengan focus pencapaian Milenium Developmen Goals (MDGs) pada tahun 2015, selain alokasi dana untuk Puskesmas disediakan alokasi dana untuk Kabupaten/Kota sebagai pengeloa manajemen untuk Puskesmas dengan mekanisme anggaran Tugas Pembantuan (TP), sedangkan untuk dinas kesehatan Provinsi disediakan alokasi untuk kegiatan Manajemen BOK sebagai perpanjangan. tangan. pusat. untuk. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. koordinasi,. memantau 48. dan.

(51) mengevaluasi. pelaksanaan. dana. BOK. di. Kabupaten/Kota. dan. Puskesmas yang dialoksikan melalui dana dekonsentrasi. Pada tahun 2015, jumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp. 935.000.000. Dana tersebut. akan. digunakan. untuk. membiayai. kegiatan-. kegiatan. manajemen BOK tingkat Provinsi, dirumuskan uraian kegiatan seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4.9. Anggaran dan Kegiatan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tahun 2015 NO. KEGIATAN. SASARAN. ANGGARAN. LOKASI PELAKSANAAN. 1. Honorarium Pengelola BOK. 12 Bulan. 35.000.000. Provinsi (Kendari). 2. Pertemuan Koordinasi Perencanaan BOK Tingkat Propinsi. 54 orang 2 Kali. 154.954.000. Provinsi (Kendari). 3. Pertemuan Evaluasi Manajemen dan Program Pelaksanaan BOK Tingkat Propinsi. 54 orang 2 kal. 158.486.000. Provinsi (Kendari). 4. Monev Pelaksanaan BOK di Kab/Kota. 78 OT. 256.560.000. Kab/Kota. JUMLAH. 605.000000. E. Program Bina Upaya Kesehatan Pada tahun 2015, anggaran yang dialokasikan untuk program bina upaya kesehatan sebesar Rp. 878.947.000. Fokus pemanafaatan dana tersebut ditujukan untuk membiayai kegiatan prioritas dalam rangka pencapaian indikator utama program Bina Upaya Kesehatan (BUK) yang meliputi cakupan Puskesmas Perawatan Mampu Pelayanan Obstetri Neonanatal Emergency (PONED) Dasar meningkat dari 60% tahun 2011 menjadi Pelayanan Obstetri. 80% tahun 2012. dan cakupan Rumah Sakit. Neonatal Emergency Komprehensip (PONEK). meningkat dari 30% menjadi 60% tahun 2012. Untuk mencapai target indikator tersebut, maka dirumuskan kegiatan program Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015 sebagai berikut : Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. 49.

(52) Adapun uraian anggaran dan kegiatan secara rinci disajikan pada Tabel berikut. Tabel 4.10. Anggaran dan Kegiatan Program Bina Upaya Kesehatan Tahun 2015 NO. KEGIATAN. SASARAN. LOKASI PELAKSANAAN. ANGGARAN. Laporan kegiatan dan pembinaan di bidang pelayanan kesehatan dasar 1 2. Peningkatan Kemampuan Teknis Tenaga Medis dalam PPGD di Makassar Konsultasi Rapat Persiapan Pelaksanaan Kemampuan Teknis PPGD. 39 orang 1 paket. 3. Rapat Persiapan Pelaksanaan PPGD. 1 paket. 4. Monev pelaksanaan PPGD. 13 orang. 5. Supervisior Pelaksanaan Peningkatan kemampuan PPGD. 1 orang. 6. Pra Kondisi PPGD. 46 orang. 7 8. Pertemuaan Perencanaan Pelaksanaan Pelayanaan DTPK Rapat TIM Pembentukan DTPK dan Pembahasan hasil Penjajakan Lokasi DTPK. 26 orang 2 paket. 9. Kegiatan TIM Kesehatan Bergerak di Kab. 66 orang. 10. Evaluasi Pelaksanaan DTPK. 20 orang. 11. Konsultasi ke Pusat pelaksanaan DTPK. 1 orang. 12 13. Workshop Peningkataan Manajemen Puskesmas Pertemuaan Koordinasi Pemantapan Manajemen Pusk. Tingkat Prov. 35 orang 32 orang. 14. Pendampingan Akerditasi Puskesmas. 26 orang. 15. Sosialisasi JKN di Fasyankes Primer. 40 orang. 16 17 18. Workshop Pemantapan Pelay. Kes. di Fasyankes Primer dlm Pengelolaan JKN Pertemuan Kemampuan Program Kesehatan Gigi dan Mulut Pertemuan Pemantapan Prog. Kes Gimul dlm rangka Menjg Pencapaian MDG,s. 23 orang 27 orang 23 orang. Makassar. 375.830.000. Makassar. 4.616.000 600.000. Provinsi (Kendari) Kab/Kota. 31.080.000 4.616.000 47.820.000 36.605.000 3.400.000 374.920.000. Makassar Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Kab/Kota. 38.052.000. Jakarta. 7.430.000. Puskesmas. 127.125.000 57.082.000 60.804.000 118.080.000 40.250.000 116.067.000 40.250.000. Provinsi (Kendari) Kab/Kota Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari) Provinsi (Kendari). Dana Dekonsentrasi Pembinaan Pelayanan Rujukan 19. Worshop Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. 52 orang. 20. Improvment colaboration PONED-PONEK. 51 orang. 21. Administrasi Program BUK dan Kesehatan Jiwa. 36 paket. 108.553.000. Provinsi (Kendari). Provinsi (Kendari) 109.605.000 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Laporan Pelaksanaan Program dan Kegaiatan Tahun 2015. 23.400.000. 50.

Referensi

Dokumen terkait

Semakin mudah memperoleh bahan baku (dengan harga murah, mutu yang baik, dan jumlah yang cukup serta dalam waktu relatif cepat) dapat memperlancar proses

Jika tekanan dihilangkan pada masa sebelum titik kritis maka sirkulasi pada jaringan akan pulih kembali, karena kulit mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentolerasi

Dalam penelitian ini, peneliti atau petugas yang telah dilatih akan mewawancarai dan melakukan pememeriksaan fisik terhadap anak Bapak/Ibu/Saudara terutama menanyakan

Pemilihan teknologi yang tepat didapatkan pada perlakuan tumpangsari ubikayu digulud dengan kombinasi pupuk organik (P6), perlakuan tersebut secara efektif mampu menekan jumlah

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah gendar nasi, gendar kering, gendar yang digoreng dengan minyak goreng baru dan gendar yang digoreng dengan

Data yang digunakan berupa data primer dengan hasil pemeriksaan hitung jumlah trombosit dengan konsentrasi EDTA 10% volume 5, 10, 15 µL dengan volume darah 1

disimpulkan bahwa penerapan pre-requisite atau persyaratan dasar HACCP yang berupa GHP dan SSOP di kapal fresh tuna longline pada kedua pelabuhan sudah cukup dekat

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) tidak dipergunakan pengawasan tetapi pengendalian dan dijelaskan