Nyoman Sugihartini1, Ketut Agustini2, I Made Ardwi Pradnyana3
1,2,3 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, FTK Undiksha Email: [email protected]
ABSTRAK
Penyebaran angket untuk mengetahui respon terhadap hasil pelatihan sangatlah penting dilakukan. Hasil analisis respon akan menjadi acuan ataupun feedback yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Begitu pula untuk pelatihan video editing tingkat SMK se-kota singaraja, sudah sewajarnya melakukan hal tersebut untuk mengetahui kedalaman pemahaman peserta terhadap video editing. Metode yang digunakan untuk memperoleh respon peserta pelatihan adalah metode kuesioner, dengan memberikan angket kepada 20 peserta setelah mengikuti pelatihan video editing. Berdasarkan analisis, diperoleh hasil deskriptif sebagai berikut: 99% menyatakan pelatihan bermanfaat untuk meningkatkan skill, 91% menyatakan senang diberikan pelatihan video editing. Dari segi fasilitas komputer pelatihan yang digunakan, 88% menyatakan canggih serta 89% menyatakan program aplikasi yang digunakan mudah. Untuk tempat pelatihan, 94% menyatakan laboratorium bersih sehingga saya nyaman dalam mengikuti pelatihan. Dari segi pelayanan panitia pelatihan sangat ramah dan melayani peserta dengan baik dengan persentase 92%. Kemudian, untuk harapan pelaksanaan kegiatan berikutnya, 98% berharap di tahun berikutnya akan ada pelatihan lagi. Pelatihan sesuai dengan kurikulum di sekolah menempati persentase 85%. Dari segi cara penyajian materi oleh pengajar, 85% menyatakan menarik dan yang terakhir,83% menyatakan pelatihan video editing mendukung prestasi belajar di sekolah.
PENDAHULUAN
SMK merupakan salah satu pendidikan kejuruan pada jenjang sekolah menengah. Sistem pendidikan di SMK tentu berbeda
dengan sistem pendidikan di SMA. Dimana, proses pembelajaran pada jenjang SMK lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran praktikum ketimbang teori. Oleh karena itu, lulusan SMK merupakan lulusan yang siap bekerja. Menurut Pavlova (2009) tradisi dari
PELATIHAN VIDEO EDITING TINGKAT SMK SE-KOTA
SINGARAJA (KAJIAN RESPON PELATIHAN)
ABSTRACT
Spreading the questionnaire to find out the response to the training results is very important. Response analysis results will be a reference or feedback that can be used for decision making. Similarly, for video-editing training vocational level as singaraja city, it is reasonable to do so to know the depth of participants' understanding of video editing. The method used to obtain trainee response is questionnaire method, by giving questionnaire to 20 participants after attending video editing training. Based on the analysis, the following descriptive results are obtained: 99% stated that training is useful for improving skills, 91% expressed pleasure in being given video editing training. In terms of computer training facilities used, 88% stated sophisticated as well as 89% said the application program used was easy. For the training venue, 94% said the lab was clean so I was comfortable in training. In terms of service the training committee is very friendly and serves the participants well with the percentage of 92%. Then, for the hope of implementing the next training, 98% hopes in the next year there will be more training. Training in accordance with the curriculum at school occupies 85% percentage. In terms of way of presenting the material by the lecturer, 85% said interesting and last, 83% said the video editing training supports the learning achievement in school.
Keywords: response, video editing training
pendidikan kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk bekerja. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan/vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan terbentuknya keterampilan, kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia usaha/industri, diawasi oleh masyarakat atau dalam kontrak dengan lembaga serta berbasis produktif. Apresiasi terhadap pekerjaan sebagai akibat dari adanya kesadaran bahwa orang hidup butuh bekerja merupakan bagian pokok dari pendidikan kejuruan/vokasi. Pendidikan kejuruan/vokasi menjadi tanpa makna jika masyarakat dan peserta didik kurang memiliki apresiasi terhadap pekerjaan-pekerjaan dan kurang memiliki perhatian terhadap cara bekerja yang benar dan produktif sebagai kebiasaan.
Kualitas lulusan SMK merupakan tolak ukur kualitas pembelajaran, serta dapat memprediksi perkembangan perekonomian pemerintah sepuluh tahun ke depan. Karena lulusan SMK menjadi harapan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Maka tidak heran jika kualitas SMK menjadi penanganan yang serius oleh kementerian pendidikan. Pemerintah mengharapkan, kualitas lulusan SMK akan menjadi wirausahawan mandiri ataupun pekerja yang profesional. Lulusan SMK bukan lagi seseorang yang mencari pekerjaan, akan tetapi mampu menghasilkan lapangan pekerjaan. Namun ironisnya, masih banyak lulusan SMK yang menganggur. Salah satu faktor penyebabnya adalah masih banyak lulusan SMK yang kurang kompeten di bidangnya.
Kota Singaraja sebagai kota Pendidikan di Bali, memiliki sejumlah SMK yang setiap tahunnya semakin berkembang dan bertambah. Peningkatan kuantitas Siswa SMK terkadang tidak sejalan dengan peningkatan kualitas lulusannya. Tidak terkecuali juga untuk
jurusan Multimedia. Sebenarnya dari segi karakteristik materi yang diajarkan, jurusan Multimedia memiliki banyak peluang kerja dan usaha jika dikuasai secara profesional, misalnya materi tentang video editing. Penguasaan terhadap video editing memiliki banyak keunggulan karena kebutuhan dari pasar (masyarakat) mulai dari pra wedding, acara wedding, upacara keagamaan, kegiatan perkantoran, sekolah, kampus dan lain-lain. Kebutuhan akan mendokumentasikan moment pribadi di zaman globalisasi (sugihartini, 2017). Berdasarkan hasil wawancara saya dengan beberapa siswa SMK jurusan multimedia di Buleleng, dapat disimpulkan bahwa siswa SMK belum mahir dalam penggunaan software editing video. Ada beberapa yang sering dialami salah satunya adalah menghasilkan video yang berkualitas dengan penggunaan transisi.
Menyikapi gambaran permasalahan di atas, pada kesempatan ini dilakukan P2M
pelatihan video editing tingkat SMK se-kota Singaraja, yakni sekolah SMK negeri 3 Singaraja dan SMK TI global. Dipilihnya kedua SMK ini karena memiliki jurusan multimedia, yakni jurusan yang menaungi materi video editing. Diakhir sesi pelatihan, para peserta diberikan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui respon tingkat kepuasan para peserta terhadap proses pelaksanaan pelatihan. Kuesioner yang diberikan meliputi: manfaat pelatihan, kualitas materi dan tutor, kenyamanan tempat pelatihan, fasilitas yang disediakan, keramahan panitia pelaksana serta keinginan para peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan berikutnya (keberlanjutan dari pelatihan). Pemberian angket kepada para peserta pelatihan penting dilakukan untuk mengetahui respon peserta dan sebagai feedback kepada panitia terhadap kualitas, efektivitas serta efisiensi proses pelatihan.
METODE
Secara global, pelatihan ini dilakukan dengan cara pengenalan software, pengenalan tools, latihan dengan melakukan editing video sederhana, pembuatan project dan evaluasi project. Metode kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah dalam bentuk praktikum editing video dengan Adobe Premiere. Dipilihnya software ini karena banyaknya fitur canggih yang disediakan. Lebih rinci terkait metode dalam P2M dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Pelaksanaan Kegiatan P2M
Diakhir kegiatan, para peserta diberikan angket untuk mengetahui sejauh mana respon para peserta terhadap proses pelaksanaan pelatihan video editing. Adapun pernyataan yang ingin dideskripsikan diantaranya:
1. bermanfaat untuk meningkatkan skill 2. senang diberikan pelatihan video
editing.
3. Fasilitas komputer pelatihan canggih 4. Program aplikasi yang digunakan
untuk mudah dan canggih
5. Laboratorium bersih sehingga saya nyaman
6. Panitia Pelatihan sangat ramah dan melayani peserta dengan baik 7. Saya berharap di tahun berikutnya
akan ada pelatihan lagi
8. Pelatihan sesuai dengan kurikulum di sekolah
9. Cara penyajian materi oleh pengajar menarik
10. Pelatihan mendukung prestasi di sekolah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan video editing tingkat SMK se-Kota Singaraja dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2017 serentak dengan kegiatan P2M seluruh jurusan yang bernaung di Fakultas Teknik dan Kejuruan. Kegiatan P2M ini dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan serta dihadiri oleh seluruh Wakil Dekan, para ketua jurusan yang bernaung di FTK. Total peserta P2M keseluruhan yang hadi dalam pembukaan sekitar 126 orang, namun untuk pelatihan video editing ini diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari SMK Negeri 3 Singaraja dan SMK TI Global.
Gambar 2. Pelaksanaan P2M
Berdasarkan hasil sebaran angket yang diberikan kepada seluruh peserta pelatihan (20 siswa), maka diperoleh gambaran sebagai berikut.
1. Pelatihan video editing sangat bermanfaat
untuk meningkatkan skill saya selaku siswa multimedia.
Pelaksanaan Kegiatan: 1. Pembukaan oleh Dekan di
ruang seminar FTK 2. Pelatihan di LCI, jurusan
pendidikan Teknik Informatika, meliputi: a) Pengenalan Adobe premiere b) Pengenalan tools adobe
premiere
c) Penjelasan langkah-langkah editing video
d) Pembuatan project sederhana e) Diskusi
Penentuan Sekolah Sasaran P2M (SMKN 3 Singaraja dan
2. Saya merasa sangat senang diberikan pelatihan video editing.
3. Fasilitas komputer yang digunakan untuk pelatihan sangat canggih
4. Program aplikasi yang digunakan untuk mengedit video sangat mudah dan canggih
5. Laboratorium yang digunakan untuk pelatihan sangat bersih sehingga saya merasa nyaman dalam belajar.
6. Panitia Pelatihan sangat ramah dan melayani peserta dengan baik
7. Saya berharap di tahun berikutnya akan ada pelatihan yang sejenis atau kelanjutan dari pelatihan video editing ini.
8. Pelatihan video editing ini sangat sesuai dengan kurikulum di sekolah saya.
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Bermanfaat untuk meningkatkan skill
Bermanfaat untuk meningkatkan skill 0 0 0 9 11 0 2 4 6 8 10 12 Sangat tdk senang Tidak senang Kurang senang Senang Sangat senang
Senang diberikan pelatihan
Tingkat kesenangan 0 2 4 6 8 10
Kecanggihan Fasilitas Komputer Pelatihan Kecanggihan komputer pelatihan 0 20
Kemudahan penggunaan program aplikasi
kemudahan penggunaan program aplikasi 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Sangat tdk setuju Tidak setuju Kurang setuju Setuju Sangat setuju Series1 0 5 10 15
panitia baik dan ramah
panitia baik dan ramah
0 5 10 15 20
Diadakan pelatihan berikutnya
Diadakan pelatihan berikutnya
9. Cara penyajian materi oleh pengajar sangat menarik
10. Pelatihan video editing ini sangat mendukung prestasi saya di sekolah
Tabel 1. Persentase sebaran angket pelatihan
NO ASPEK PERNYATAAN PERSENTASE (%) KETERANGAN 1 bermanfaat untuk meningkatkan skill 99% Sangat Baik 2 senang diberikan pelatihan video editing. 91% Sangat Baik 3 Fasilitas komputer pelatihan canggih 88% Baik 4 Program aplikasi yang 89% Baik digunakan untuk mudah dan canggih 5 Laboratorium bersih sehingga saya nyaman 94% Sangat Baik 6 Panitia Pelatihan sangat ramah dan melayani peserta dengan baik 92% Sangat Baik 7 Saya berharap di tahun berikutnya akan ada pelatihan lagi 98% Sangat Baik 8 Pelatihan sesuai dengan kurikulum di sekolah 85% Baik 9 Cara penyajian materi oleh pengajar menarik 85% Baik 10 Pelatihan mendukung prestasi di sekolah 83% Baik
Untuk lebih detail, rekapitulasi angket pelatihan dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Diagram rekapitulasi angket P2M 0 2 4 6 8 10
Kesesuaian pelatihan dengan kurikulum SMK
Kesesuaian pelatihan dengan kurikulum SMK 0 2 4 6 8 10 12
Penyajian materi menarik
Penyajian materi menarik 0 2 4 6 8 10 12
Pelatihan mendukung prestasi di sekolah
Pelatihan mendukung prestasi di sekolah 99% 91% 88% 89% 94% 92% 98% 85% 85% 83% Rekapitulasi Angket P2M Bermanfaat Senang Fasilitas lengkap P. Aplikasi canggih Laboratorium Pelayanan Panitia Harapan th berikutnya Kurikulum sekolah Penyampaian materi Dukungan prestasi
Berdasarkan analisis (tabel 1 dan gambar 3), diperoleh hasil deskriptif sebagai berikut: 99% menyatakan pelatihan bermanfaat untuk meningkatkan skill, 91% menyatakan senang diberikan pelatihan video editing. Dari segi fasilitas komputer pelatihan yang digunakan, 88% menyatakan canggih serta 89% menyatakan program aplikasi yang digunakan mudah. Untuk tempat pelatihan, 94% menyatakan laboratorium bersih sehingga saya nyaman dalam mengikuti pelatihan. Dari segi pelayanan panitia pelatihan sangat ramah dan melayani peserta dengan baik dengan persentase 92%. Kemudian, untuk harapan pelaksanaan kegiatan berikutnya, 98% berharap di tahun berikutnya akan ada pelatihan lagi. Pelatihan sesuai dengan kurikulum di sekolah menempati persentase 85%. Dari segi cara penyajian materi oleh pengajar, 85% menyatakan menarik dan yang terakhir,83% menyatakan pelatihan video editing mendukung prestasi belajar di sekolah.Ini berarti bahwa pelatihan video editing yang dilakukan di laboratorium of culture informatics (LCI) jurusan pendidikan Teknik Informatika telah membawa dampak yang positif terhadap kemampuan peserta. Pelatihan yang diikuti oleh 20 siswa SMK se- kota Singaraja ini diharapkan akan ada pelatihan lanjutan.
Video editing sebagai salah satu peluang usaha yang menjanjikan di era digital ini, tentu akan sangat bermanfaat jika sejak di bangku sekolah sudah ditekuni oleh siswa SMK. Tidak ragu lagi jika tamat SMK, banyak diantara peserta pelatihan akan menjadi wirausaha mandiri bidang video editing. Hampir setiap
moment setiap orang akan
mendokumentasikannya dalam bentuk video, mulai dari upacara keagamaan, pernikahan, upacara manusa yadnya (upacara tiga bulanan, otonan, metatah) dan lain sebagainya. Jika semakin banyak tumbuh wirausahawan muda tentu juga akan mendukung program pemerintah, salah satunya adalah mengurangi kemiskinan. Pemerintah pusat dan daerah sedang gencar-gencarnya melakukan sosialisasi dan melakukan gebrakan melalui
program kerja ke daerah-daerah maupun ke kampus untuk menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Banyaknya lulusan sarjana pencari kerja tentu sangat mengkhawatirkan kondisi perekonomian bangsa. Hal ini pula yang menjadi salah satu indikator sebuah negara maju. Suatu negara dikatakan maju jika 2% dari total penduduknya adalah seorang wirausaha (Ditjen Dikti, 2013). Saat ini, jumlah penduduk Indonesia yang menjadi wiausaha hanya 1,2%. Untuk menjadi negara yang maju, Indonesia masih butuh waktu sekitar 15 tahun lagi.
Selain mengurangi pengangguran, pelatihan ini juga diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam mewujudkan MEA (tahun 2020) yakni perdagangan bebas. Semakin banyaknya para pemuda tingkat SMK yang diberikan pelatihan (sejenis video editing) maka ketika mereka tamat, niscaya akan menjadi wirausaha yang mampu bersaing dengan lulusan dari luar.
SIMPULAN
Dari hasil analisis angket pelatihan video editing yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Pelatihan video editing tingkat SMK se-kota singaraja membawa dampak yang signifikan terhadap kemampuan keterampilan siswa dalam mengedit video.
2. Perlu adanya pelatihan lanjutan yang lebih mendalam lagi terkait dengan video editing karena kemampuan mengedit video dapat menjadi bekal para siswa untuk membuka usaha setelah tamat sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Pavlova, M. & Munjanganja,L.E. (2009) Changing Workplace Requirements: Implications for Education. In R. Maclean, D. Wilson, & C. Chinien (Eds.), International Handbook of
Education for the Changing World of Work, Bridging Academic and
Vocational Learning (pp. 180581-96).
Germany: Springer.
Sugihartini, Agustini, Pradnyana. 2017. Pelatihan video editing tingkat SMK se-Kota Singaraja. e-journal :
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.p hp/JPKM/article/view/11781/7581
UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003. Retrieved 2017, from
http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU 20-2003-Sisdiknas.pdf.
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kewirausahaan (modul pembelajaran).