• Tidak ada hasil yang ditemukan

EL2102_3_18315002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EL2102_3_18315002"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 2 RANGKAIAN PENGUAT OPERASIONAL MODUL 2 RANGKAIAN PENGUAT OPERASIONAL

Galih Fajar Ramadhan

Galih Fajar Ramadhan (18315002)(18315002)  Asisten: Tommy Wijaya

 Asisten: Tommy Wijaya Tanggal Percobaan: 23/09/2016 Tanggal Percobaan: 23/09/2016 EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

 Abstrak  Abstrak

Praktkum Modul ini mngenai penyusunan berbagai jenis Praktkum Modul ini mngenai penyusunan berbagai jenis rangkaian penguat operasional, memahami penggunaan rangkaian penguat operasional, memahami penggunaan  penguat

 penguat operasional, operasional, serta serta penggunaan penggunaan rangkaian-rangkaianrangkaian-rangkaian standar penguat operasional pada komputasi analog sederhana. standar penguat operasional pada komputasi analog sederhana.

Kata kunci: Instrumen, tegangan, arus, multimeter. Kata kunci: Instrumen, tegangan, arus, multimeter.

1.

1. PPENDAHULUANENDAHULUAN

Praktikum modul ini secara garis besar akan Praktikum modul ini secara garis besar akan menyususn berbagai jenis rangkaian penguat menyususn berbagai jenis rangkaian penguat operasional (Op-Amp). Selain disusun, akan operasional (Op-Amp). Selain disusun, akan diukur pula hubungan antara tegangan masuk dan diukur pula hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluar dari rangkaian. Dan yang terakhir, tegangan keluar dari rangkaian. Dan yang terakhir, akan dibuat contoh penyusunan akan dibuat contoh penyusunan

rangkaian-rangkaian standar Op-Amp untuk

rangkaian standar Op-Amp untuk

mengaplikasikan fungsi tertentu. mengaplikasikan fungsi tertentu.

2.

2. SS TUDI TUDIPPUSTAKA USTAKA 

2.1

2.1 MMULTIMETERULTIMETER

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah

dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertianpengertian multimeter secara umum, sedangkan pada multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya.

dan sebagainya.

2.2

2.2 OSILOSKOPOSILOSKOP

Osiloskop adalah alat ukur Elektronik Osiloskop adalah alat ukur Elektronik yang dapat memetakan atau memproyeksikan yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan

grafik agar dapat dibaca dan mudah dipelajari.mudah dipelajari. Dengan menggunakan Osiloskop, kita dapat Dengan menggunakan Osiloskop, kita dapat mengamati dan menganalisa bentuk mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya osiloskop dapat menampilkan umumnya osiloskop dapat menampilkan grafik Dua Dimensi (2D) dengan waktu pada grafik Dua Dimensi (2D) dengan waktu pada sumbu X dan tegangan pada sumbu Y.

sumbu X dan tegangan pada sumbu Y.

2.3

2.3  ARUS ARUS

Arus listrik atau dalam versi bahasa Arus listrik atau dalam versi bahasa inggris sering disebut "electric current" dapat inggris sering disebut "electric current" dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Biasanya yang mengalir tiap satuan waktu. Biasanya arus memiliki satuan A (Ampere) atau dalam arus memiliki satuan A (Ampere) atau dalam rumus terkadang ditulis I. Arus listrik rumus terkadang ditulis I. Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu.

bermuatan listrik dalam arah tertentu. Arah arus listrik yang mengalir

Arah arus listrik yang mengalir dalamdalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron). Satu ampere sama dengan 1 gerak elektron). Satu ampere sama dengan 1 couloumb dari elektron melewati satu titik couloumb dari elektron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati energi listrik yang bergerak melewati konduktor (penghantar).

konduktor (penghantar).

Muatan listrik bisa mengalir melalui Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.

arah yang sebaliknya.

2.4

2.4  T TEGANGANEGANGAN

Tegangan listrik (Voltage) adalah Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Volt). Besaran ini mengukur dalam satuan V (Volt). Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.

tinggi atau ekstra tinggi.

Tenaga (the force) yang mendorong Tenaga (the force) yang mendorong elektron agar bisa mengalir dalam sebuah elektron agar bisa mengalir dalam sebuah rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah nilai dari beda potensial energi antara adalah nilai dari beda potensial energi antara dua titik. Pada sebuah rangkaian, besar energi dua titik. Pada sebuah rangkaian, besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan potensial yang ada untuk menggerakkan elektron pada titik satu dengan titik yang elektron pada titik satu dengan titik yang lainnya merupakan jumlah tegangan.

(2)

2.5 H AMBATAN

Hambatan listrik adalah

perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan dinyatakan dalam satuan ohm. Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan.

Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong elektron, dan juga  jumlah dari hambatan dalam sebuah

rangkaian untuk menghambat lajunya arus.

2.6 HUKUMOHM

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.

2.7 HUKUMK IRCHOFF

Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).

Bunyi Hukum Kirchhoff: “Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”

Hukum Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk menganalisis tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu rangkaian tertutup. Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).

Bunyi Hukum Kirchhoff 2: “Total beda potensial pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”

2.8 PENGUATOPERASIONAL

Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat

ditambahkan untuk mengendalikan

karakteristik tanggapan keseluruhan pada

operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.

2.9 IC LM741

IC LM741 merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP). Kemasan IC jenis DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah satu sudutnya untuk menandai arah pin atau kaki nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah berlawanan arah  jarum jam dimulai dari pin yang terletak paling dekat dengan tanda bulat atau strip pada kemasan DIP tersebut.

3. METODOLOGI ALAT DAN BAHAN :

1. Power Supply DC (2) 2. Multimeter (2) 3. Osiloskop (1) 4. Generator sinyal (1) 5. Kit Breadboard (1) 6. IC LM741 (7) 7. Kapasitor 1 nF (1) 8. Resistor 1 kΩ (6) 9. Resistor 1,1 kΩ (2) 10. Resistor 2,2 kΩ (7) 11. Resistor 3,3 kΩ (4) 12. Kabel 3.1 R  ANGKAIANPENGUATNON -INVERTING

1. Susun rangkaian penguat non-inverting seperti pada modul di breadboard.

2. Ukur dan catat nilai aktual resistor 1 kΩ. 3. Catat nilai Vindan Vout untuk node A-D. 3.2 R  ANGKAIANPENGUATINVERTING

1. Susun rangkaian penguat inverting seperti pada modul di breadboard.

2. Ukur dan catat nilai aktual resistor yang digunakan..

3. Catat nilai Vindan Vout untuk node A dan

node B.

4. Selanjutnya, pasang generator sinyal sebagai Vin dengan frekuensi 500Hz. Atur

(3)

keluaran generator sinyal hingga Vout= 4

Vpp.

3.3 R  ANGKAIANPENGUATPENJUMLAH

1. Susun rangkaian penguat penjumlah seperti pada modul di breadboard, yang merupakan modifikasi dari rangkaian

penguat non-inverting dengan

menambahkan input generator sinyal Vin2

2. Ukur dan catat nilai aktual resistor yang digunakan.

3. Buka sambungan dari titik ke rangkaian. Pasang generator sinyal sebagai Vin

dengan frekuensi 500Hz. Atur keluaran generator sinyal hingga Vout= 4 Vpp.

4. Sambungkan Vp ke node A, kemudian amati dengan siloskop dan catat nilai Vin

dan Vout

5. Lakukan langkah 4 untuk node B.

3.4 R  ANGKAIANINTEGRATOR 

1. Susun rangkaian seperti pada modul di breadboard,

2. Rangkai Vs dengan sinyal kotak menggunakan generator sinyal pada frekuensi 1kHz 0,5Vpp.

3. Amati gelombang input dan output dengan osiloskop.

4. Lankukan langkah 1-3 untuk generator sinyal 0,1 Vpp

3.5 R  ANGKAIANOP-A MP UNTUK

OSCILLATOR 

1. Susun rangkaian seperti pada modul di breadboard.

2. Catat frekuensi yang dihasilkan di node C. 3. Lakukan kembali langkah 1-2 untuk

nilai-nilai komponen sesuai tabel berikut: No. R1 dan R2 (kΩ) C1 (pF) R4 (kΩ) 1. 6,8 1000 3,9 2. 12 470 3,9 3. 12 1000 12 4 12 1000 3,9

4. H ASIL DAN A NALISIS

Percobaan dilakukan dengan circuit simulator

1. Rangkaian Penguat Non-Inverting

Gambar 4.1 Rangkaian penguat inverting

Vp dihubungkan ke titik Vin(V) Vout(V)

A 6 11.7

B 2 4

C -2 -4

D -5.99 -11.8

Tabel 4.1 Pengukuran tegangan DC rangkaian  penguat non-inverting

Analisis

Hubungan Voutdan Vinadalah Vout =

2.2Vin. Hasil sama dengan hitungan.

2. Rangkaian Penguat Inverting

(4)

Vp dihubungkan ke titik Vin(V) Vout(V) A -1.62 3.57 B -390x10-6 -1.189 x10-6

Tabel 4.2 Pengukuran tegangan DC rangkaian  penguat inverting Vp dihubungkan ke titik Vin(V) Vout(V) A 0.909 4 B -390 m -1.189 m

Tabel 4.3 Pengukuran tegangan AC rangkaian  penguat inverting

Analisis

Hubungan Voutdan Vinadalah Vout =

-2.2Vin. Hasil sama dengan hitungan. Untuk

 pengukuran DC di titik B tidak akurat, dikarenakan Vin  terlalu kecil, sehingga

tegangan di pin 2 tidak dapat diabaikan. 3. Rangkaian Penguat Penjumlah

Gambar 4.3 Rangkaian penguat penjumlah Vp dihubungkan ke titik Vin(V) Vin2 (V pp) Vout (V pp) A -1.62 1.818 3.57 B -390 m 1.818 -1.189 m

Tabel 4.4 Pengukuran tegangan AC rangkaian  penguat penjumlah

Analisis

Hubungan Vout dan Vin adalah Vout =

2.2(Vin + Vin2). Hasil sama dengan hitungan.

Untuk pengukuran DC di titik B tidak akurat, dikarenakan Vin  terlalu kecil, sehingga

tegangan di pin 2 tidak dapat diabaikan .

4. Rangkaian Integrator

Gambar 4.4 Rangkaian penguat integrator

Gambar 4.5 Grafik plot gelombang input dan output dengan circuit simulator

5. Rangkaian Op-Amp untuk Oscillator

Gambar 4.4 Rangkaian oscillator

No. R1 dan R2 (kΩ) C1 (pF) R4 (kΩ) Frekuensi (Hz) 1. 6,8 1000 3,9 2. 12 470 3,9

(5)

3. 12 1000 12

4 12 1000 3,9

Tabel 4.4 Pengukuran frekuensi rangkaian oscillator

5. K ESIMPULAN

Kesimpulan merupakan uraian singkat berupa rangkaian berikut: percobaan apa yang dilakukan, data hasil percobaan dan analisisnya.

Daftar Pustaka dituliskan mengikuti aturan [3] untuk rujukan berupa textbook dan gunakan aturan [4] untuk rujukan berupa web site.

Satu hal terakhir yang juga penting diperhatikan yaitu format laporan praktikum harus sesuai dengan template  yang digunakan pada panduan penulisan laporan ini. Template  laporan ini dapat di-download di http://labdasar.ee.itb.ac.id. D AFTARPUSTAKA  [1] https://arsvida.wordpress.com/2009/02/25/ listrik-arus-tegangan-hambatan-daya/, 12 September 2016, 22:42 [2] https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm, 14 September 2016, 9.13 [3] http://teknikelektronika.com/pengertian-bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/,  14 September 2016, 9.13

Gambar

Gambar 4.1 Rangkaian penguat inverting
Gambar 4.3 Rangkaian penguat penjumlah Vp dihubungkan ke titik V in (V) V in2(V pp ) V out(V pp ) A  -1.62 1.818 3.57 B  -390 m 1.818 -1.189 m
Tabel 4.4 Pengukuran frekuensi rangkaian oscillator

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan dengan teknik tangan dapat terlihat dari adanya bekas jari-jari pada permukaan gerabah serta ketebalan yang tidak merata, teknik pijit dipadukan dengan tatap

Di dalam penelitian ini baru menyelesaikan tahap penyusunan bentuk pengajaran keterampilan penalaran formal siswa kelas III SMA. Bentuk pengajaran keterampilan

Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Berbasis Predict- Observe- Explain Pada Materi Pemanasan Global.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

make back translation from the translated text version to target language.. translation aims to compare between the source language and the

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis kandungan metabolit sekunder pada daun Gandaria (Bouea sp.) yang berasal dari Sumatera (Lhok Sukon, Lhok Seumawe,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kebijakan hutang, kebijakan dividen, kepemilikan institusional, risiko bisnis, ukuran perusahaan,

suatu hari , datang seorang lelaki hendak datang seorang lelaki hendak memb membeli Si eli Si Hitam Hitam.C.

Hasil pengujian statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.01) dimana wanita menopause dengan sindroma vasomotor memiliki kadar estradiol yang lebih rendah