• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN GENERIC LIFE SKILLS WARGA BELAJAR PROGRAM PENDDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP SKB KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN GENERIC LIFE SKILLS WARGA BELAJAR PROGRAM PENDDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP SKB KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

ARTIKEL E-JOURNAL

Oleh : Phandu Setyawan

11102244021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

1

UPAYA PENINGKATAN GENERIC LIFE SKILLS WARGA BELAJAR

PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP SKB KOTA

YOGYAKARTA

Oleh: Phandu Setyawan, Pendidikan Luar Sekolah Phandu.piece@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan Generic Life Skills, (2) mendeskripsikan hasil dari implementasi strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan Generic Life Skills, (3)\mengetahui faktor yang menghambat peningkatan Generic Life Skills dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah pendidik dan warga belajar SKB Kota Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi yang mengacu pada pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi, display data dan penarikan kesimpulan.Untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan Generic Life Skills adalah strategi Contextual Teaching Learning dan Strategi Pembelajaran Afektif, (2) hasil implementasi strategi yang digunakan adalah bertambahnya ilmu dan keterampilan baru bagi warga belajar yang dapat meningkatnya kesejahteraan hidup (subtitusi uang) serta menambah kreatifitas dan keterampilan untuk bekerja., dan (3) faktor penghambat peningkatan Generic Life Skills adalah banyaknya warga belajar dengan usia dan pengetahuan yang berbeda-beda, tutor kesulitan menggali potensi kecakapan personal warga belajar, adanya rasa minder warga belajar, masih kurang sadarnya warga belajar tentang generic life skills, warga belajar masih kurang mampu mengembangkan potensi diri setelah selesai mengikuti pelatihan

Kata kunci: peningkatan generic life skills, warga belajar, pendidikan kecakapan hidup. Abstract

his research aims to: (1) find out the strategies used in an attempt to increase Generic Life Skills, (2) describe the results of the implementation strategies used in an attempt to increase Generic Life Skills, (3) \mengetahui the factors that inhibit the increase in Generic Life Skills life skills education in the SKB.

This research uses descriptive qualitative approach. The subject of research is the educators and citizens learn of SKB. Data collection is done using the method of interview and documentation refer to the guidelines for interviews and documentation guidelines. Technique of data analysis by reduction, data display and the withdrawal of the conclusion. For the validity of data using triangulation of sources and triangulation methods.

The results showed that: (1) the strategies used in the Generic Life Skills enhancement efforts are Contextual Teaching strategy Learning and Affective Learning Strategy, (2) the results of the implementation of the strategy is the increase of knowledge and new skills to learn which can be increased welfare of life (substitution of money) as well as add creativity and skill to work., and (3) restricting factors of increased Generic Life Skills is the large number of residents learned with age and knowledge of different tutor, trouble digging the potential skills personal lea ning citizens, there is a sense of

(4)

2

minder citizens learn, still less conscious citizens learn about the generic life skills, residents learn less able to develop potential after completion of training

Key words: improved generic life skills learning, citizen, life skills education.

Pendahuluan

Selama ini kegiatan pelatihan kecakapan hidup telah umum digunakan untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan seseorang dalam bidang pekerjaan tertentu,di tempat kerja atau di tempatnya beraktivitas. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara tersebut telah lama dilakukan di Indonesia. Berbagai

inovasi program pendidikan

kecakapan hidup juga telah dilaksanakan. Namun demikian berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan masih belum meningkat secara signifikan. Pendidikan kecakapan hidup relatif rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Kecakapan hidup sebagai inti dan hasil pendidikan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk bisa menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas,2006:22). Kecakapan hidup terdiri dari kecakapan hidup yang bersifat umum (Generic Life skills) dan kecakapan hidup yang bersifat khusus (Specific Life Skills).

Melihat kondisi dilapangan bahwa kecakapan personal dan sosial (Generic Life skill) warga belajar masih rendah. terbukti dengan pengembangan diri warga belajar yang belum baik. Mereka rata-rata masih bingung dengan hasil pelatihan yang diperoleh selama mengikuti program

kecakapan hidup di SKB akan dikembangkan ke arah yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Selain itu rendahnya kecakapan sosial terbukti dengan kerjasama yang kurang antar warga belajar. Kondisi ini terjadi akibat dari komunikasi yang kurang baik antara warga belaja dengan pendidik dan juga warga belajar dengan warga belajar. Rendahnya kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skills) dapat merugikan bagi individu tersebut. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kecakapan personal dan sosial mengingat pentingnya kecakapan tersebut dapat digunakan untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup secara praktis.

Upaya-upaya yang ada saat ini bukan tidak berhasil sama sekali dalam meningkatkan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan hidup, akan tetapi kehidupan nyata yang memiliki ciri “berubah” menuntut untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Salah satu yang sedang mengupayakan peningkatan kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skills) dalam pendidikan kecakapan hidup bagi warga belajarnya adalah SKB Kota Yogyakarta. Tujuan dari upaya peningkatan tersebut adalah menghasilkan individu yang mampu, sanggup, dan terampil untuk menghadapi tantangan hidup yang sarat kompetisi dan kolaborasi. Mampu dalam arti warga belajar memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk masa depan, sedangkan sanggup dalam arti warga belajar mau,

(5)

3 mempunyai komitmen, bertanggung jawab dan berdedikasi menjalankan kehidupannya. Selain itu warga belajar juga diharapkan terampil, dalam arti cepat, cekat, dan tepat dalam mencapai sasaran hidup yang diinginkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti dan menggambarkan upaya peningkatan generic life skills warga belajar program pendidikan

kecakapan hidup SKB Kota

Yogyakarta. Upaya peningkatan yang dimaksud mencakup strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan Generic Life skill dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta, bagaimana implementasi strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan kecakapan personal dan sosial (Generic Life skill) dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta, serta faktor apa yang menghambat peningkatan kecakapan personal dan sosial dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta.

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Tohirin (2012: 3) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode alamiah. Melalui pendekatan ini peneliti dapat menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkap faktor dan proses terjadinya di lapangan. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang menggambarkan secara jelas tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan keadaan pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta , strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan Generic Life Skills dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB

Kota Yogyakarta, bagaimana

implementasi strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skills) dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta, serta faktor apa yang menghambat peningkatan kecakapan personal dan sosial dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta.

Subyek Penelitian

Subjek penelitian dari penelitian ini adalah pendidik dan warga belajar yang ada di SKB Kota Yogyakarta. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh dapat dipercaya serta sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SKB Kota Yogyakarta.Sanggar Kegiatan Belajar Kota Yogyakarta ini beralamatkan di Jalan Bung Tardjo 9A

Yogyakarta. RT. RW.

Kelurahan/Desa.Baciro. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan penyusunan proposal penelitian yang berdasarkan observasi awal di lapangan. Selanjutnya, setelah proposal selesai peneliti membuat instrument penelitian. Kemudian

(6)

4 peneliti mengambil data dan informasi ke lapangan, selanjutnya dimulailah pelaksanaan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Data penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang digunakan disertai dengan pedoman penelitian. Pengolahan data dilakukan sejak awal pengambilan data hingga akhir pengumpulan data. Hasil olahan data disajikan ke dalam hasil penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan metode

wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan data terkait dengan kegiatan pelatihan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta yang meliputi strategi yang digunakan, implementasi strategi yang digunakan, serta faktor yang menghambat peningkatan kecakapan personal dan sosial dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta.

Analisis Data

Data yang diperoleh di analisis dengan cara reduksi data, display data verifikasi dan pengambilan keputusan, serta keabsahan data. Keabsahaan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Tujuan dari triangulasi ini

adalah dapat membandingkan

informasi tentang hal yang sama dengan sumber yang berbeda, yang diperoleh dari beberapa pihak agar ada jaminan kepercayaan data dan menghindari subyektivitas dari peneliti serta mengcroscek data di luar subyek.. Dasar pertimbangan bahwa untuk memperoleh satu informasi dari satu respon den perlu diadakan crsoss chek antara informasi yang satu

dengan informasi yang lain sehingga informasi yang diperoleh dapat dibuktikan kebenarannya (valid). Informasi yang diperoleh diusahakan dari narasumber yang betul-betul mengetahui permasalahan dalam penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Strategi Yang Digunakan Dalam

Upaya Peningkatan Kecakapan Personal Dan Sosial (Generic Life Skills) Pendidikan Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti melalui

wawancara dan dokumentasi

didapatkan data bahwa strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan kecakapan personal dan sosial (Generic Life skills) yaitu strategi Contextual Teaching Learning dan Strategi Pembelajaran Afektif seperti diadakan pertemuan rutin oleh pamong guna membahas evaluasi pendidikan kecakapan hidup yang telah dilaksanakan, menerapkan kebiasaan saling mengingatkan antara pamong dengan pamong, pamong dengan warga belajar, pamong dengan tutor, dan tutor dengan warga belajar. Selain itu dengan memberi motivasi dan pemahaman kepada warga belajar tentang gambaran pelatihan kecakapan hidup serta diberi pengetahuan tentang ketrampilan-ketrampilan yang ada untuk menunjang peningkatan kecakapan personal dan sosial.

a. Pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup di SKB kota Yogyakarta Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup di SKB kota Yogyakarta meliputi tiga tahap yaitu, (1) perencanaan meliputi: menentukan tema pelatihan, membagi tugas untuk para pamong dan tutor pelatihan, serta menyiapkan alat dan bahan pelatihan,

(7)

5 (2) pelaksanaan meliputi: materi pembelajaran, persiapan pembelajaran, metode dan media pembelajaran, dan (3) Evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui bahwa pembelajaran ketrampilan yang berlangsung di SKB Kota Yogyakarta, antara lain: pelatihan komputer, pelatihan menjahit, pelatihan tata boga. Untuk kegiatan pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta pelaksanaannya dibagi 2 sesi pertemuan dalam 1 harinya

b. Pelaksanaan Implementasi Strategi dalam Upaya Peningkatan Kecakapan Sosial Dan Personal (Generic Life Skills) Warga Belajar

Perencanaan pelaksananaan kegiatan pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan oleh SKB Kota Yogyakarta adalah menentukan tema pelatihan yang akan dilatih untuk peserta pelatihan sebelum pelatihan dimulai. Peserta pelatihan memilih terlebih dahulu pada pihak SKB Kota Yogyakarta dalam menetukan akan mengikuti pelatihan apa diantara pelatihan yang akan diadakan seperti pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit. Kemudian tahap selanjutnya adalah membagi tugas untuk para pamong, setelah itu dari pihak SKB Kota Yogyakarta menyiapakan tutor yang berkompeten dan menyiapkan alat dan bahan untuk berjaga-jaga apabila ada peserta pelatihan yang lupa atau kekurangan alat dan bahan serta lab/ruangan khusus pelatihan untuk menunjang kegiatannya nanti.

Komponen-komponen dalam

pelaksanaan kegiatan pendidikan

kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta:

a) Materi pembelajaran yang diberikan di SKB Kota Yogyakarta yaitu tentang pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit.

b) Persiapan pembelajaran yang dilakukan adalah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

c) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode praktek langsung dan ceramah. Sedangkan media yang digunakan untuk pembelajaran adalah untuk pelatihan komputer modul dan lab komputer lengkap, pelatihan tata boga perlatan memasak lengkap dan bahan-bahan sesuai materi yang akan di praktekkan, pelatihan menjahit peralatan menjahit dan kain bahan

Evaluasi Kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta ada panduan atau acuan yang baku. Pamong dan tutor biasanya membuat catatan pada setiap kegiatan dalam buku, jadi setiap agenda kegiatan dicatat untuk mengetahui kegiatan apa saja yang pernah dilakukan dan untuk melihat hasil pelatihan yang telah diperoleh dalam satu kegiatan, menerima konsultasi bagi peserta yang mengalami kesulitan setelah kegiatan pelatihan, kemudian ada jadwal khusus bagi pamong, tutor, dan staff untuk

(8)

6 melakukan koreksi dari kegiatan yang telah dilakukan

2..Hasil Implementasi Strategi Yang

Digunakan Dalam Upaya

Meningkatan Kecakapan Personal Dan Sosial Pendidikan Kecakapan Hidup Di SKB Kota Yogyakarta

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti melalui

wawancara dan dokumentasi

didapatkan data bahwa peningkatan kecakapan sosial dan personal (generic life skill) setelah mengikuti program pendidikan kecakapan hidup yaitu meningkatnya kesejahteraan hidup (subtitusi uang) dengan di bantu meningkatnya kualitas individu warga belajar dalam hal kesadaran akan potensi diri masing-masing dan kemampuan berkomunikasi (sosial) warga belajar. a. Peningkatan Kecakapan Sosial Dan Personal (Generic Life Skills) Warga Belajar

Setelah Mengikuti Kegiatan

Pendidikan Kecakapan Hidup.

1) Meningkatnya kesejahteraan hidup.

SKB Kota Yogyakarta

merupakan salah satu lembaga

yang memberi pelatihan

keterampilan tentang kecakapan hidup. Pelatihan keterampilan yang berlangsung di SKB Kota Yogyakarta adalah pelatihan komputer, pelatihan menjahit, dan pelatihan tata boga. Tiga pelatihan ini merupakan keterampilan yang sesuai untuk meningkatkan kesejahteraan hidup di masyarakat saat ini.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diketahui bahwa pelatihan kecakapan hidup yang berlangsung di SKB Kota Yogyakarta memiliki pengaruh yang baik untuk meningkatkan kecakapan personal dan sosial dilihat dari meningkatnya kesejahteraan hidup warga belajar setelah mengikuti pendidikan kecakapan hidup. 2) Menambah Kreatifitas dan

Keterampilan.

Semakin bertambah banyak masyarakat yang kurang sadar terhadap potensi diri yang di

miliki menambah banyak

masyarakat yang menjadi pengangguran karena mereka tidak tahu harus bekerja apa. Sebenarnya masyarakat dapat menjadi warga belajar mengikuti pendidikan kecakapan hidup memanfaatkannya untuk mengisi waktu luang,yang nantinya menambah keterampilan dan kreatifitas masyarakat untuk bekerja. Karena di dalam pendidkan kecakapan hidup warga belajar di bantu untuk dapat mengenali potensi diri serta menambah kemampuan sosialnya maka nanti dengan sendirinya dapat merangsang kreatifitas dan keterampilan yang di miliki.

3.Faktor Penghambat Peningkatan Kecakapan Personal Dan Sosial Dalam

(9)

7 Pendidikan Kecakapan Hidup Di SKB Kota Yogyakarta

Faktor penghambat ini dihadapi oleh pendidik dan warga belajar.

Berdasarkan pengamatan dan

penjelasan yang didapat, faktor

penghambat dalam pelatihan

pendidikan kecakapan hidup dalam upaya meningkatkan kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skilsl) adalah kemampuan awal peserta pelatihan dan usia yang berbeda-beda juga mempengaruhi proses pembelajaran karena harus mengimbangi warga belajar yang usianya variatif dari muda sampai tua, masih ada kekurangan dibagian menyamakan waktu pelatihan, dan juga mainset peserta pelatihan yang masih harus dibenahi agar mempunyai motivasi untuk meningkatkan kemampuan mereka agar lebih maju lagi. Sehingga dapat membantu memperlancar jalanya kegiatan pendidikan kecakapan hidup dan membantu untuk adanya tindak lanjut setelah selesai program pendidikan

kecakapan hidup. Kegiatan

pembelajaran yang baik apabila telah selesai hendaknya dilakukan tindak lanjut, sehingga dapat diketahui seberapa besar pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga belajar.

Selain itu faktor penghambat yang di hadapi warga belajar dalam pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dapat menjadi penghalang dalam kesuksesan pelaksanaan suatu kegiatan. Belum optimalnya wawasan warga belajar tentang kecakapan personal dan sosial yang didapat dari mengikuti pendidikan kecakapan hidup dan warga belajar kurang berminat pada hal-hal yang berbau personal dan sosial selain tentang

pelatihan langsung. Oleh karena itu, warga belajar harus diberi wawasan yang lebih tentang fungsi dari kecakapan personal dan sosial dalam pendidikan kecakapan hidup, sehingga warga belajar memahami fungsinya tertarik untuk mempelajari pastinya akan lebih maksimal

Pembahasan

1. Strategi yang Digunakan dalam upaya Peningkatan Kecakapan Personal dan Sosial (Generic Life Skill) Pendidikan Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Wina Senjaya, 2008). Seperti halnya Strategi yang digunakan SKB Kota Yogyakarta dalam upaya peningkatan kecakapan personal dan sosial (Generic Life skills ) yaitu Contextual Teaching Learning dan Strategi Pembelajaran Afektif. Contextual Teaching Learning adalah konsep belajar yang membantu pendidik mengaitkan antara proses pelatihan dengan situasi dunia nyata warga belajar, dan mendorong warga belajar membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sedangkan strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif

dan keterampilan. Afektif

berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri warga belajar. Dalam batas

(10)

8 tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Strategi Contextual Teaching Learning dan Strategi Pembelajaran Afektif di SKB Kota Yogyakarta dilakukan dengan cara seperti mengadakan pertemuan rutin oleh pamong guna membahas evaluasi pendidikan kecakapan hidup yang telah dilaksanakan, menerapkan kebiasaan saling mengingatkan antara pamong dengan pamong, pamong dengan warga belajar, pamong dengan tutor, dan tutor dengan warga belajar. Selain itu strategi yang diterapkan yaitu dengan memberi motivasi kepada warga belajar tentang gambaran pelatihan kecakapan hidup serta diberi pengetahuan tentang keterampilan-keterampilan yang ada untuk menunjang peningkatan kecakapan personal dan sosial.

a. Pelaksanaan Implementasi Strategi

Dalam Upaya Meningkatan

Kecakapan Personal Dan Sosial (Generic Life Skill) Pendidikan Kecakapan Hidup Di SKB Kota Yogyakarta

Menurut Didin Kurniadin dan Imam Machali (2013: 129) perencanaan adalah aktivitas pengambilan keputusan tentang sasaran (objectives) yang akan dicapai, tindakan yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran tersebut, dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut.

Maka sebelum melaksanakan kegiatan pelatihan perlu diadakan perencanaan supaya sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Perencanaan

pelaksananaan kegiatan pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan oleh SKB Kota Yogyakarta adalah menentukan tema pelatihan yang akan dilatih untuk peserta pelatihan sebelum pelatihan dimulai. Peserta pelatihan memilih terlebih dahulu pada pihak

SKB Kota Yogyakarta dalam

menetukan akan mengikuti pelatihan apa diantara pelatihan yang akan diadakan seperti pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit. Kemudian tahap selanjutnya adalah membagi tugas untuk para pamong, setelah itu dari pihak SKB Kota Yogyakarta menyiapakan tutor yang berkompeten dan menyiapkan alat dan bahan untuk berjaga-jaga apabila ada peserta pelatihan yang lupa atau kekurangan alat dan bahan serta Lab/ruangan khusus pelatihan untuk menunjang kegiatany nanti.

Warga belajar tidak usah

menyiapkan/membawa alat dan bahan sendiri yang akan digunakan dalam kegiatan, karena semua alat dan bahan yang diperlukan sudah disediakan oleh pihak SKB.

Komponen-komponen dalam

pelaksanaan kegiatan pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta.

a) Materi pembelajaran

Menurut Arief Sadiman dkk (2006: 7) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses

(11)

9 belajar terjadi. Materi pembelajaran penting untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan formal maupun nonformal. Materi pembelajaran yang diberikan di SKB Kota Yogyakarta yaitu tentang pelatihan komputer, pelatihan tata boga, pelatihan menjahit.

b) Persiapan pembelajaran

Menurut (Tilaar, 2002: 128) proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri. Persiapan pembelajaran adalah menyiapkan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan,

selanjutnya tentang materi

pembelajaran seluruhnya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan. Saat pelatihan dilaksanakan bagi peserta sudah disiapkan alat dan bahan masing-masing sesuai arahan dari pihak pamong SKB Kota Yogyakarta.

Dapat disimpulkan bahwa semua persiapan pelatihan dipersiapkan oleh pengurus, pamong, dan tutor dengan baik. Materi pelatihan serta alat dan bahan sebelumnya telah dipersiapkan lengkap dengan mengatisipasi adanya kekurangan alat dan bahan bagi masing-masing peserta pelatihan. Sehingga, nantinya pelatihan berjalan kondusif dengan baik dan lancar serta tujuan pelatihan dapat tercapai.

c) Metode dan media pembelajaran Menurut Arief Sadiman dkk (2006: 7) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode praktek langsung dan ceramah. Hal tersebut disesuaikan dengan tujuan sasaran program pendidikan kecakapan hidup. Sedangkan media yang digunakan untuk pembelajaran adalah untuk pelatihan komputer modul dan lab komputer lengkap, pelatihan tata boga perlatan memasak lengkap dan bahan-bahan sesuai materi yang akan di praktekkan, pelatihan menjahit peralatan menjahit dan kain bahan. Penggunaan metode praktek dinilai paling cocok karena program ini merupakan pelatihan keterampilan, jadi dibutuhkan praktek langsung agar lebih mudah diikuti dan dipahami oleh peserta pelatihan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada praktek langsung, dan media yang digunakan adalah langsung dengan alat dan bahan aslinya.

Secara keseluruhan kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan pelatihan pendidikan kecakapan hidup sebagai media pembelajaran keterampilan pada peserta pelatihan dan masyarakat yaitu materi yang diberikan berupa macam-macam pelatihan komputer, tata boga, dan menjahit. Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh pamong dan tutor SKB Kota Yogyakarta yang sebelumnya telah dikoordinasikan dengan pengurus. Selanjutnya metode

(12)

10 dan penggunaan media pembelajaran, metode yang digunakan adalah praktek. Media yang digunakan yaitu peralatan komputer lengkap, peralatan tata boga lengkap, peralatan menjahit lengkap. Dalam pelaksanaan pelatihan banyak membutuhkan media yang lain, seperti: LCD maupun laptop, hanya saja materi dan keterangan yang langsung disampaikan lisan oleh tutor. 3) Evaluasi Kegiatan Pendidikan

Kecakapan Hidup di SKB Kota Yogyakarta

Menurut Djuju Sudjana (2006:9-10) penilaian (evaluating) adalah kegiatan

mengumpulkan, mengolah dan

menyajikan data untuk masukan dalam pengambilan keputusan mengenai program yang sedang dan/atau telah dilaksanakan. Evaluasi penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup berguna untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Hasil dari evaluasi berguna untuk meningkatkan kualitas program, dan memperbaiki hal-hal yang masih dianggap belum berhasil atau belum mencapai target. Evaluasi yang dilakukan oleh SKBKota Yogyakarta dalam penyelenggaran kegiatan pendidikan kecakapan hidup ini ada panduan atau acuan yang baku.

Pamong dan tutor biasanya membuat catatan pada setiap kegiatan dalam buku, jadi setiap agenda kegiatan dicatat untuk mengetahui kegiatan apa saja yang pernah dilakukan dan untuk melihat hasil pelatihan yang telah diperoleh dalam satu kegiatan, menerima konsultasi bagi peserta yang mengalami kesulitan setelah kegiatan pelatihan, kemudian ada jadwal khusus bagi pamong, tutor, dan staff untuk melakukan koreksi dari kegiatan yang telah dilakukan.

Selain pembukuan yang dilakukan seperti hal di atas, terkadang juga para pengurus melakukan follow up dengan bertanya kepada peserta pelatihan apakah sudah diterapkan atau belum.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan evaluasi dalam kegiatan pendidikan kecakapan hidup yang dilakukan oleh SKB Kota Yogyakarta sudah memiliki acuan yang baku. Namun evaluasi masih dilakukan secara sederhana dengan mencatat setiap kegiatan dengan hasilnya dan melakukan follow up dengan bertanya kepada peserta pelatihan apakah sudah diterapkan atau belum, untuk mengetahui sejauh mana peserta pelatihan dapat mempraktekkan yang sudah diajarkan oleh tutor. Menerima konsultasi bagi peserta yang mengalami kesulitan setelah kegiatan pelatihan, serta ada jadwal khusus bagi para tutor dan pamong untuk koreksi dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.

Sehingga nantinya semua kegiatan yang telah dilakukan dapat dilihat apakah sudah sesuai dengan tujuan pelatihan, arah pelatihan serta program-program yang ada di dalam SKB Kota Yogyakarta dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.

2. Hasil Implementasi Strategi Yang

Digunakan Dalam Upaya

Meningkatan Kecakapan Personal Dan Sosial Pendidikan Kecakapan Hidup Di SKB Kota Yogyakarta Hasil implementasi strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan kecakapan sosial dan personal dalam pendidikan kecakapan hidup pada peserta pelatihan oleh SKB Kota Yogyakarta adalah mendapatkan ilmu dan keterampilan baru. Dari pelatihan yang di ikuti nantinya dapat

(13)

11 dikembangkan lagi oleh peserta pelatihan dengan bekal bukan hanya kecakapan vokasionalnya saja tapi juga personal dan sosial yang dibutuhkan dalam dunia kerja ataupun dalam membuka usaha mandiri.

Seperti yang disampaikan

(Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9) “keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya”.

Dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat dari adanya program pendidikan kecakapan hidup adalah meningkatnya kesejahteraan hidup setelah mengikuti pelatihan dan mengamalkan di masyarakat, berdaya guna minimal dilingkungan keluarga. Keterampilan setelah mengikuti pelatihan dapat disalurkan sesuai potensi diri yang dimiliki seperti membuka usaha mandiri jasa mengetik. Dengan demikian, maka pemecahan masalah ekonomi dapat teratasi walaupun dari sedikit demi sedikit

3.Faktor Penghambat Peningkatan Kecakapan Personal Dan Sosial Dalam Pendidikan Kecakapan Hidup Di SKB Kota Yogyakarta

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, tentunya tidak terlepas dari faktor penghambat kegiatan

pembelajaran yang akan berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Faktor penghambat pendidik kegiatan pelatihan pendidikan kecakapan hidup dalam upaya meningkatkan kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skills) adalah usia peserta pelatihan yang variatif sehingga kemampuan awal dan tingkat keterampilan setiap peserta pelatihan berbeda-beda serta rata-rata mereka masih memiliki motivasi yang masih rendah dikarenakan peserta pelatihan belum memiliki mainset untuk maju dan meningkat. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan (Sunarto, Agung Hartono, 2002: 4).

Kesimpulanya bahwa faktor

penghambat dalam pelatihan

pendidikan kecakapan hidup dalam upaya meningkatkan kecakapan personal dan sosial (generic lifeskill) adalah kemampuan awal peserta pelatihan dan usia yang berbeda-beda

juga mempengaruhi proses

pembelajaran karena harus

mengimbangi warga belajar yang usianya variatif dari muda sampai tua, masih ada kekurangan dibagian menyamakan waktu pelatihan, dan juga mainset peserta pelatihan yang masih harus dibenahi agar mempunyai motivasi untuk meningkatkan kemampuan mereka agar lebih maju lagi. Sehingga dapat membantu memperlancar jalanya kegiatan pendidikan kecakapan hidup dan membantu untuk adanya tindak lanjut setelah selesai program pendidikan

kecakapan hidup. Kegiatan

pembelajaran yang baik apabila telah selesai hendaknya dilakukan tindak lanjut, sehingga dapat diketahui

(14)

12 seberapa besar pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga belajar. Selain itu belum optimalnya wawasan warga belajar tentang kecakapan personal dan sosial yang didapat dari mengikuti pendidikan kecakapan hidup dan warga belajar kurang berminat pada hal-hal yang berbau selain tentang pelatihan langsung. Oleh karena itu, warga belajar harus diberi wawasan yang lebih tentang fungsi dari kecakapan personal dan sosial dalam pendidikan kecakapan hidup, sehingga warga belajar memahami fungsinya tertarik untuk mempelajari pastinya akan lebih maksimal.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya peningkatan Generic Life Skills (kecakapan personal dan sosial) warga belajar program pendidikan kecakapan hidup SKB Kota Yogyakarta maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi yg digunakan dalam upaya peningkatan kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skill) warga belajar program pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta yaitu strategi Contextual Teaching Learning dan Strategi Pembelajaran Afektif. 2.Hasil implementasi strategi yang

digunakan dalam upaya peningkatan kecakapan sosial dan personal (Generic Life Skills) adalah bertambahnya ilmu dan keterampilan baru bagi warga belajar. Selain itu meningkatnya kesejahteraan hidup (subtitusi uang) dengan dibantu meningkatnya kualitas individu warga belajar dalam hal kesadaran akan potensi diri masing-masing dan kemampuan berkomunikasi (sosial) warga belajar. Serta menambah

kreatifitas dan keterampilan yang nantinya menjadi bekal untuk bekerja.

3.Faktor - faktor yang menghambat peningkatan kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skills) dalam pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta adalah:

a. Banyaknya warga belajar yang mempunyai usia yang berbeda-beda dari yang tua hingga yang muda menghambat jalanya komunikasi dalam proses

pelatihan karena harus

menyesuaikan proses pelatihan sesuai umur, yang pastinya proses pelatihan bagi yang muda dan tua berbeda.

b. Pengetahuan warga belajar yang berbeda menyebabkan pendidik (tutor) harus lebih sabar dalam proses pelatihan.

c. Tutor kesulitan menggali potensi kecakapan personal untuk warga belajar yang sudah tua.

d. Adanya rasa minder warga belajar yang mempengaruhi proses pembelajaran karena harus mengimbangi warga belajar yang usianya variatif dari muda sampai tua sehingga menganggu jalanya komunikasi dan kerjasama dalam pelatihan.

e. Masih kurang sadarnya warga belajar tentang kecakapan sosial dan personal (generic life skill) karena dirasa kurang menarik. f. Warga belajar masih kurang

mampu mengembangkan potensi diri setelah selesai mengikuti pelatihan.

Setelah mengadakan penelitian terhadap upaya peningkatan generic life skill warga belajar program

(15)

13 pendidikan kecakapan hidup di SKB Kota Yogyakarta, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Implementasi strategi dalam upaya peningkatan kecakapan personal dan sosial sebaiknya dibedakan menurut jenis kecakapannya, yaitu strategi untuk kecakapan personal yang mencakup skill awareness dan thinking skill serta untuk kecakapan sosial yang mencakup communication skills dan collaboration skills.

2. Pengadaan pelatihan sebaiknya dibedakan antara pelatihan untuk warga belajar yang sudah tua dan pelatihan untuk warga belajar yang

masih muda agar tidak

menghambat jalannya komunikasi dalam proses pelatihan.

3. Perlunya mengadakan sosialisasi tentang manfaat dan nilai tambah

dari program pendidikan

kecakapan hidup khususnya kecakapan personal dan sosial (Generic Life Skills) sehingga warga belajar lebih berminat untuk

memahaminya tidak hanya

kecakapan vokasionalnya saja. 4. Perlu adanya pola-pola pembinaan

dan pemantauan yang dilakukan

oleh pihak SKB selaku

penyelenggara pelatihan terhadap warga belajar secara berkala untuk

melihat secara mendalam

permasalahan dan kesulitan yang dialami oleh warga belajar setelah program pelatihan selesai.

5. Penyelenggara kegiatan

diharapkan dapat melakukan

evaluasi kegiatan secara rutin sesuai standar untuk mengetahui

perkembangan dari

penyelenggaraan program. DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22

Tahun 2006

TentangKecakapanHidup. Jakarta: Depdiknas.

Sudjana, Djuju. 2006. Pendidikan Nonformal (Wawasan, Sejarah, Perkembangan Filsafat, Teori Pendukung Asas). Bandung: Falah Production.

Fathurrohman,Pupuh dan

Sutikno,Sobry. 2007. Strategi BelajarMengajar melalui Penanaman Konsep Umum&Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama. Kurniadin Didin dan Imam Machali.

2013. MANAJEMEN

PENDIDIKAN

Konsep&Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA.

Sunarto dan B. Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RinekaCipta

Sanjaya Wina, 2011. Strategi Pembelajaran ;berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : KencanaPrenada Media. Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan.Kebudayaan, danMasyarakatMadani Indonesia; StrategiReformasiPendidikanN

(16)

14 asional. Cet. III, Bandung: RemajaRosdakarya.

Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan pendapatan askes 2005 dan 2006 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan askes sebesar 34,07%, dimana kontribusi pendapatan askeskin menunjukkan peningkatan

Berdasarkan data ranking sepeda motor untuk suatu atribut tertentu, dilakukan pengolahan data skala multidimensional, untuk selanjutnya digambarkan ke dalam peta

Berdasarkan hal tersebut penting bagi perusahaan untuk mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan misalnya, dengan cara memberikan bonus bagi karyawan yang tertib dan

Perubahan kosakata dasar pada semua bahasa sama... Menetapkan kosakata mana

Selanjutnya, bahasa-bahasa yang masih berada dalam status yang sama tetapi dipertalikan oleh persentase persamaan kata kognat pada kisaran 6% adalah hubungan

 Variable speed drive atau ed drive atau sering disebu sering disebut dengan var t dengan variable frecue iable frecuency drive meru ncy drive merupakan pakan alat yang dapat

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pembangunan Jalan Jembatan Pa' Baw an ( DAK I PD) , dimana perusahaan saudara

Salah satu herbal yang terbukti secara empiris dan ilmiah mengatasi sel kanker adalah mahkotadewa.. Syafril Roy yang mengidap kanker darah dan Hanna Sudariyati