• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE CERITA BERMEDIA GAMBAR SERI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B DI TK MUSLIMAT NU 38

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE CERITA BERMEDIA GAMBAR SERI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B DI TK MUSLIMAT NU 38"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH METODE CERITA BERMEDIA GAMBAR SERI TERHADAP

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B DI TK MUSLIMAT NU 38

Luluk Indah Laily (Lulukindah348@yahoo.co.id)

Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Sri Joeda Andajani

(sri.joeda@gmail.com)

Program Studi PLB, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak kelompok B TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo yang masih perlu ditingkatkan dalam berkomunikasi. Hal ini masih terlihat banyak anak kurang berani, terutama dalam menjawab pertanyaan guru. Oleh karena itu, mengembangkan kemampuan berbicara anak perlu dilakukan dengan cara yang tepat, salah satunya dengan menggunakan metode cerita bermedia gambar seri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak dan mengetahui adanya pengaruh metode cerita bermedia gambar seri di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis pre-experimental

design menggunakan One-Group Pre-test Post-test design. Penelitian ini menggunakan subyek yang

berjumlah 15 anak. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi partisipasif dengan alat penelitian berupa lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non-parametris uji jenjang bertanda wilcoxon match Pair test dengan rumus Thitung<Ttabel, jika Thitung<Ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga penelitian ini signifikan adanya pengaruh 2 variabel.

Berdasarkan hasil analisis data uji wilcoxon match pair test menunjukkan bahwa Thitung = 0 lebih kecil dari Ttabel dengan taraf signifikan 5% = 0,25, sehingga (0<0,25). Berasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Berarti hipotesis penelitian yang berbunyi ada pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo diterima.

Kata Kunci : Berbicara, Metode cerita

Abstract

` This research was formed background by learning to develop speech ability to group B children of TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo which still required to be enhanced in communicating. It’s seen from there are many children in B group that didn’t brave enough, especially in answering the teacher’s question. So the development of speaking ability should done exactly. One of it is using series picture media telling method of TK Muskimat NU 38 Waru Sidoarjo.

This research used quantitative approach with pre-experimental design using One-Group Pre-test Post-test design. The subjects were 15 children. This research technique used participant observation with research tool is observation sheet. Data analyze in this research use non parametric statistic with data analysis Wilcoxon match pair test with formula Tcount<Ttable so ho is rejected Ha is accepted so this research is significant there are an effect between 2 variables.

Based on the results of research and data analysis wilcoxon match pair test showed that of T= 0 is so was smaller than Ttable with significant level 5% = 0,25 so that (0<0,25). Therefore hypothesis (Ho)

was refused. It meant the hypothesis research which said there was influence of story whit a series picture media toward speech ability to group B children in TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo was accepted.

(2)

2

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Pada masa anak-anak proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia Taman Kanak-kanak berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, baik fisik maupun mental. Untuk itu potensinya perlu dikembangkan dan stimulus. Sangat tepat bila dikatakan sebagai usia emas (golden age), karena anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat. Pada masa ini khususnya anak usia 4-5 tahun anak mengalami masa peka, yaitu anak sensitif untuk menerima berbagai stimulus. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga siap menerima stimulus yang diberikan oleh lingkungan sekitar anak.

Salah satu kemampuan dasar anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan bahasa. Seperti yang tercantum dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009, bidang pengembangan bahasa di TK, meliputi : menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan.

Kemampuan berbahasa mencakup 4 komponen, yaitu kemampuan menyimak, atau mendengar, kemampuaan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis. Berkaitan dengan metode cerita bahwa salah satu dari ke 4 komponen dapat diambil satu yaitu kemampuan berbicara, kemampuan berbicara dapat dikembangkan dengan menggunakan metode cerita bermedia gambar seri, dimana gambar seri merupakan salah satu media yang dapat menarik minat anak untuk berbicara.

Menurut Harlock (1996:176), berbicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan. Proses pembelajaran bicara pada anak usia dini orang tua sangat berperan penting. Karena tanpa bantuan orang tua anak tidak akan mampu berbicara/ berceloteh dengan baik. Ada beberapa cara belajar berbicara yang dapat dilakukan oleh anak diantaranya: persiapan fisik, kesiapan mental, model yang baik untuk ditiru anak di dalam proses berbicara.

Dalam proses pendidikan, pengembangan kemampuan bahasa merupakan hal dasar yang perlu mendapatkan perhatian serius. Kemampuan berbahasa merupakan modal utama bagi anak untuk mengikuti proses pembelajaran dalam setiap jenjang pendidikan, tidak terkecuali pada jenjang prasekolah. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa perlu ditanamkan sejak dini pada proses pendidikan di TK.

Tujuan pengembangan berbahasa anak TK, yaitu agar anak mampu mengungkapkan bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dengan lingkungan dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan berbicara anak di Taman Kanak-kanak belum maksimal dan cenderung mendapat hambatan sehingga tidak semua anak mampu menguasai kemampuan berbicara. Ketidakmampuan anak berkomunikasi secara lisan disebabkan oleh beberapa alasan, salah satunya kegiatan pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak. Rendahnya kemampuan berbicara anak dapat dilihat dari kemampuan anak dalam berkomunikasi lisan, sulit mengemukakan pendapat yang sederhana, dan kosakata yang masih terbatas.

Metode bercerita bermedia gambar seri merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan dengan memperhatikan kesesuaian cerita pada media gambar seri.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo, khususnya kelompok B tahun ajaran 2013/2014, ditemukan bahwa kondisi anak dalam berkomunikasi rendah, masih kurang berani, terutama dalam menjawab pertanyaan guru.

Kurangnya pemahaman guru terhadap teknik pembelajaran berbahasa khususnya kemampuan berbicara melalui kegiatan bercerita yang tidak membosankan bagi anak juga menjadi salah satu masalah. Selama guru menyajikan cerita, teknik yang digunakan kurang bervariasi. Teknik tersebut antara lain dengan bercerita tanpa alat peraga yakni tekni bercerita dimana guru bercerita di depan kelas tanpa adanya media pendukung. Sedangkan pembelajaran dilakukan secara klasikal dengan guru sebagai pengendali, pemberi intruksi, dan fokus utama. Hal ini menyebabkan anak menjadi kesulitan dalam memvisualisasikan informasi berupa cerita yang disimaknya.

untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.” Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.

(3)

3

Menurut Dhieni (2007:3.6) bahwa perkembangan berbicara pada anak berawal dari anak menggumam maupun membeo, perkembangan berbicara memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan menulis pada anak. Ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas produk bahasanya. Secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari mengekspresikan suara saja, sehingga mengekspresikan dengan komunikasi.

Kunci utama dalam mengembangkan kemampuan berbicara pada anak di Taman Kanak-kanak yaitu dengan menggunakan metode cerita yang dikemas secara menyenangkan dan menarik, agar anak tertarik untuk menyimak cerita dan tertarik untuk membagikannya pada orang lain.

Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik, yang menggetarkan perasaan anak, dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita itu sampai tuntas.

Media gambar seri merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk memotivasi anak dalam kegiatan bercerita, sehingga anak akan tertarik dan ingin mengikuti cerita sampai tuntas, serta anak mampu bercerita secara urut ketika guru menyuruh anak untuk menceritakan kembali isi certia. Dengan menggunakan ilustrasi gambar yang dapat menarik perhatian anak, maka teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik. untuk mengetahui apakah metode cerita bermedia gambar seri dapat berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.

Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.” Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.

METODE

peneliti menggunakan pendekatan penelitian esperimen dengan bentuk desain One-Group

Pretest-Posttest Design. Karena penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh perlakuan/treatment metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak. Penelitian ini menggunakan pretest (sebelum diberi perlakuan) dan

posttest (sesudah diberi perlakuan). Dengan demikian

hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan (Sugiono, 2011:74-75). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 1 Rancangan Penelitian

Pada desain penelitian ini, yang dimaksud O adalah observasi dan X adalah pemberian perlakuan terhadap anak Kelompok B TK Muslimat NU 38 dalam kemampuan berbicara. Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu observasi sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Observasi yang dilakukan sebelum perlakuan (O1) disebut

pre-test yaitu mengobservasi kegiatan anak Kelompok B

TK Muslimat NU 38 untuk mengetahui kemampuan awal berbicara sebelum diberikan perlakuan melalui metode cerita bermedia gambar seri sedangkan observasi sesudah perlakuan (O2) disebut post-tes yaitu mengobservasi anak Kelompok B TK Muslimat NU 38 untuk mengetahui kemampuan berbicara sesudah diberikan perlakuan melalui metode cerita bermedia gambar seri. Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2-O1 diasumsikan sebagai efek dari perlakuan yang telah diberikan sehingga dapat menunjukkan apakah ada pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara pada anak kelompok B di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo. Subyek penelitian Kelompok B di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo yang berjumlah 15 anak. Tempat penelitian berada di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneloti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:203).

Tabel 1

kisi-kisi Instrumen KemampuaBerbicara Dengan Metode Cerita Bermedia Gambar Seri Variabel Indikator Item

Pernyataa n No Ite m

Jumla

h

Item

Kemampu an Berbicara Dengan Metode Cerita Bermedia Gambar Seri Bercerita tentang gambar yang disediak an dengan urut dan bahasa yang jelas Anak mampu meceritaka n kembali tentang gambar seri burung yang telah disediakan (4 gambar) 1

3

Anak mampu meceritaka n kembali tentang 2 O1 X O2

(4)

4

gambar seri bebek yang telah disediakan (4 gambar) Anak mampu meceritaka n kembali tentang gambar seri ayam yang telah disediakan (4 gambar) 3

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yakni peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari dengan subyek penelitian. Setiap pertemuan peneliti membawa lembar penilaian observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Melalui observasi partisipasif peneliti melakukan pengamatan kemampuan berbicara anak dengan menggunakan ketentuan penilaian sebagai berikut :

Tabel 2

Ketentuan Penilaian Lembar Observasi Skor Keterangan 1 Kurang Baik 2 Cukup 3 Baik 4 Sangat baik (Sumber: Sugiyono, 2010: 141) Dalam penelitian ini, validitas instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi disusun dengan menggunakan content validity yang disusun berdasarkan materi/program yang ada yaitu Kurikulum TK/RA Tahun 2010 dengan uji validitas item. Setiap item pernyataan satu indikator divalidasikan dengan cara dikonsultasikan dengan ahli kemudian di ujicobakan dan di analisis dengan analisis item. Pengujian reliabilitas yang digunakan

adalah internal consistency kaerena peneliti menggunakan uji coba instrumen sekali. Teknik pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan pengamatan (observasi). Adapun hasil data yang diperoleh dari hasil reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3

Kontingensi Kesepakatan

Keterangan: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik

Berdasarkan data sesuai tabel di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus H.J.X Fernandes dengan perhitungan sebagai berikut:

KK= =

Angka tersebut menunjukkan bahwa melalui uji reliabilitas diperoleh hasil koefisien kesepakatan bernilai 1, artinya instrument lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

Analisis data yang digunakan peneliti untuk membandingkan hasil pre-test dan post-test adalah menggunakan uji jenjang bertanda Wilcoxon

(wilcoxon match pairs test) dengan tabel penolong

Wilcoxon karena sampel yang digunakan kurang dari 25.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil nilai pre-test dan post-test, maka dapat disusun tabel perbandingan hasil pre-test dan post-test dalam rangka menguji kebenaran hipotesis tentang “Pengaruh Metode Cerita Bermedia Gambar Seri Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B di TK Muslimat 38 Waru Sidoarjo”. Sebelum data dimasukkan ke dalam tabel penolong

Wilcoxon, peneliti menganalisis perbedaan hasil nilai

sebelum perlakuan (pre-test) dan sedudah perlakuan (post-test) terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa besar perkembangan kemampuan berbicara anak. Adapun hasil perbandingan pre-test dan post-test tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4

Rekapitulasi Data Hasil Skor Pre-test dan Post-test Hasil Kemampuan Berbicara Sebelum dan

Sesudah Pemberian Perlakuan dengan Menggunakan Metode Cerita Bermedia Gambar

Seri Anak Kelompok B No. Nama Anak Skor Pre-test ( X ) Skor Post-test ( Y ) 1 FP 5 10 2 HB 7 12 3 MZ 5 10 4 ND 6 9 5 FL 4 12

Pengamat II (Bu Muda) Jumla h Pengamat I (Bu Laili) Skor 1 2 3 4 1 0 2 0 3 1 (1) 1 4 2,3 (2) 2 Jumlah 0 0 1 2 3

(5)

5

6 TL 4 11 7 VT 4 9 8 EK 4 10 9 AR 5 9 10 RZ 4 12 11 DY 6 12 12 SF 5 11 13 NJ 4 10 14 UB 4 11 15 MH 6 12 JUMLAH 73 160 RATA-RATA 4,86 10,67

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat perbedaan skor kemampuan berbicara anak sebelum dan sesudah diterapkan metode cerita bermedia gambar seri. Skor total kemampuan berbicara pada 15 anak kelompok B TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo untuk ketiga item dari sebelum perlakuan (pre-test) adalah 73. Rata-rata skor kemampuan berbicara dengan metode cerita bermedia gambar seri anak untuk hasil sebelum perlakuan (pre-test) adalah 4,86 sedangkan untuk rata-rata skor kemampuan berbicara anak sesudah perlakuan (post-test) adalah 10,67. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbicara anak dilihat dari hasil pre-test dan post-test. Berikut adalah grafik perbandingan skor pre-test dan

post-test:

Grafik 1

Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berbicara Dengan Metode Cerita

Bermedia Gambar Seri Anak Kelompok B Setelah terkumpul data pre-test dan post-test selanjutnya dianalisis menggunakan tabel penolong

Wilcoxon. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan

dengan menggunakan rumus uji jenjang Wilcoxon:

Tabel 5

Tabel Penolong Wilcoxon Match Pait Test

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai Thitung yang diperoleh yaitu 0. Penentuan Thitung

menurut Sugiyono (2010:136) yaitu diambil dari jumlah jenjang yang kecil tanpa memperhatikan tanda Thitung tersebut dibandingkan dengan Ttabel dengan

taraf kesalahan 5% dengan jumlah subjek N=15 anak, maka nilai Thitung dari tabel nilai kritis untuk uji

jenjang bertanda wilcoxon adalah 0,25. Mengetahui jumlah angka yang diperoleh dari Ttabel berjumlah

0,25 berarti Thitung < Ttabel (0<0,25). Nilai 0,25

tersebut bisa dilihat pada tabel harga-harga kritis dalam test Wilcoxon terlampir.

Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang artinya “ ada pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo”. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai sebelum diberi perlakuan diperoleh rata-rata 6,8 sedangkan hasil perhitungan nilai sesudah diberi perlakuan diperoleh rata-rata 10,67. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan uji jenjang Wilcoxon

(Wilcoxon match pairs test) sehingga dapat diketahui

bahwa Thitung < Ttabel (0 < 25), maka pengambilan

keputusannya yaitu Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan Ha atau hipotesis yang diterima yaitu Ada pengaruh metode cerita bermedia gambar seri terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B TK Muslimat NU 38 Waru Sidoarjo.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode cerita bermedia gambar seri berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B.

Saran

1. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak

Adanya bukti bahwa dengan metode cerita bermedia gambar seri dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak, diharapkan guru dapat menggunakan metode yang tepat dalam

(6)

6

proses belajar mengajar salah satunya dengan menggunakan metode cerita bermedia gambar seri untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak khususnya dalam kemampuan berbicara. Selain itu pilihan metode yang tepat dapat menjadikan suasana belajar yang efektif dan tidak menjadikan anak cepat bosan dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan kegitan yang lebih menarik dan menantang untuk anak usia dini, dan dapat mengembangkan metode-metode lain untuk pembelajaran agar lebih bervariasi lagi dalam proses belajar mengajar yang dapat digunakan untuk meningkankan kemampuan berbicara anak.

DAFTAR PUSTAKA

_______. 2010. Kurikulum Taman Kanak-kanak

2010. Jakarta. Depdiknas

Arifin. Zainal, 2009. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: PT. Pustaka Mandiri

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka

Cipta

Arsjad, G. Maidar dan Mukti. 1988. Pembinaan

Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta Erlangga

Arsyad Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawalipers

Bachri S Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan

Cerita di TK Teknik dan Prosedurnya.

Jakarta: DIKNAS

Creswell, JhonW, 2010. Research Design

Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdiknas. 2004. Kurikulum TK dan RA. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Mencegah Direktotar Pendidikan TK dan SD

Dewi, Rosmala.2005. Berbagai Masalah Anak

Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Pendidikan Tenaga

Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Dhieni, Nurbiana dkk, 2005. Metode

Pengembangan Bahasa. Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka

Dhieni, Nurbiana dan Fridani, Lara. 2007. Metode

Pengembangan Bahasa: Hakikat

Perkembangan Bahasa Anak . Semarang:

IKIP Veteran

Hildayani, dkk, Rini. 2009. Psikologi

Pengembangan Anak. Jakarta:

Universitas Terbuka

Hurlock B Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak

Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Hurlock B Elizabeth. 1980. Psikologi

Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan edisi Ke lima. Terjemah oleh Istiwidiyanti dan

Soedjarwo. Jakarta: Erlangga

Hurlock B Elizabeth, 1996. Perkembangan Anak

Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1997.

Perkembangan Anak Jilid II. Ahli Bahasa

Meitisari Tjandra dan Muslichah Zulkasih: Jakarta: Erlangga.

Itadz, Mbak. 2008. Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana

Jamaris, Martini. 2006, Perkembangan dan

Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo

Kak Mal, 2012. The Miracle Of Story

Telling.Jakarta: Zikrul

Masitoh, dkk, 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di TK. Jakarata: Rineka Cipta

Musfiroh, Takdiroatun. 2008. Cerita Anak Usia

Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana

Mustakim. 2005. Peranan Cerita Dalam

Pembentukan Perkembangan Anak TK.

Jakarta: DIKNAS

Nuraeni, Yuni. 2005. 25 Hari Lancar Membaca

Untuk TK. Jakarta: PT. Transmedia Pustaka

Salimah. 2011. Dampak Penerapan Bermain

Dengan Media Gambar Seri Dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara Dan Penguasaan Kosa Kata Anak Usia Dini, (pdf), http://jurnal.upi.edu/file/18

salimah.pdf. Diakses tanggal 24 Oktober 2013.

Santi Danar. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks

Sanaky. 2001. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safira Indonesia Ekspres

Sri Sudarminah. 2008. Upaya Peningkatan

Pembelajaran Berbicara Dengan Model Pembelajaran Gambar Seri Untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri6

Semarang.http://www.google.com/url?sa

&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2 ved=0CDEQFAB&url=http%3A%2F%2Fe Diakses tanggal 24 Oktober 2013.

Subana dan Sunarti. 2000. Strategi Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, dan

R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Sudjiono, Anas. 2008. Pengantar Statistik

Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada

Sudjiono, Nurani, Yuliani. 2009. Konsep Dasar

Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT

Indeks

(7)

7

Dini. Jakarta: Kencana

Suyono, 1997. Keterampilan Menyimak. (Makalah IKIP Surabaya)

Taningsih. 2006. Mengembangkan Kemampuan

Anak Usia Dini (4-6 Tahun) Melalui Bercerita: Skripsi Universitas Negeri

Semarang

Tarigan, Bond, Dkk, 1994. Membaca sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:

Angkasa

Tarigan, H.G. 1988. Pengajaran Pemerolehan

Bahasa. Bandung : Angkasa

Tarigan, H.G. 1990. Membaca Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

Tarigan, 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa

Zain & Jamarah. 2006. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Zaman, Badru, dkk. 2005. Media dan Sumber

Referensi

Dokumen terkait

f Inventarisasi lokasi kegiatan pengelolaan Irigasi Partisipatif - Terlaksananya kegiatan kelembagaan petani pemakai air.. e Bimbingan Pelaksanaan

Penurunan gaya yang dialami segmen-segmen tubuh pada aktivitas setup fence adalah sebagai berikut :.. Terjadi penurunan seluruh komponen gaya sebesar 100% pada segmen tubuh

“Daftar inventori para subjek diberi macam - macam pernyataan yang mengambarkan pola - pola tingkah laku mereka diminta untuk menunjukkan apakah tiap - tiap pernyataan

kelompok konseling intensif, variabel aktivitas fisik dan kadar trigliserida tidak menunjukkan perubahan yang signifikan (p &gt;0,05 ), namun variabel kualitas diet,

Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nanopartikel perak dengan menggunakan reduktor ekstrak kulit pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.), dengan pengaruh

Berdasarkan hambatan-hambatan yang muncul tersebut, maka perlu dicari solusinya. Solusi yang dapat dilakukan oleh Bapak/Ibu guru di SD Muhammadiyah Baturan untuk

Bab selanjutnya adalah bab III yang menjadi inti dari laporan kerja praktik ini, yaitu penulis menjelaskan tentang kegiatan kerja praktik yang penulis kerjakan pada Baitul Mal

Thanks to my Motorcycle Kawasaki ZX 130 (H2933YA) that always be my best ride in Yogyakarta, to my Mac Book that help me a lot to completed all my task and also my thesis, thanks