• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORM LAPORAN KEJADIAN TERDAMPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORM LAPORAN KEJADIAN TERDAMPAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FORM LAPORAN KEJADIAN TERDAMPAR

No. Kode

KODE 1 KODE 2 KODE 3 KODE 4 KODE 5 Terdampar Hidup Terdampar, Baru mati Membengkak Mulai Tingkat Lanjut Pembusukan Kerangka/ Mumi Nama Umum: Sperm Whale Genus: Physeter Spesies: Physeter macrocephalus Pelapor : Basri (nelayan setempat)

Kontak Pelapor : 0813-6014-1567

Penerima Laporan : Drh.Purnama (BPSPL Padang Satker Medan) Arie Muhardy (Pusat Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan UNSYIAH) dan Dina Arya Ketua Tim : Basri, A.Pi, M.Si (Kepala Pangkalan PSDKP Lampulo)

Afiliasi dan Kontak

ketua tim : Mukhlis (Hp. 0852-6028-8207)

A. Kontak Info di lokasi kejadian

Informan Lokal : Drh. Arie Muhardy Tanggal Terdampar : 13 November 2017 Kontak Informan Lokal : 0852-6246-0460 Waktu Terdampar : 10.38 WIB

Alamat informan Lokal : Pantai Ujong Kareung, Kemukiman LamNga, Kecamatan Masjid Raya, kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh

Data Awal

Panjang

: Total 10 ekor paus, 6 ekor berhasil dikembalikan ke alam dengan kisaran panjang rata-rata 10 m, sedangkan 4 ekor paus terdampar mati keesokan hari dengan panjang total paus diantaranya 9.43 m (Betina), 11 m (Jantan), 9.96 m (Jantan), dan 10.39 m (Betina).

Kondisi : berenang terapung Terdampar

Terdampar tunggal/massal : massal B. Lokasi Terdampar

Provinsi/Kab/wilayah : Aceh/Aceh Besar Kondisi Cuaca : Cerah berawan Alamat Lengkap : Pantai Ujong Kareung, Aceh Besar. Kondisi Perairan : Tenang/ Berombak Posisi Koordinat : 5° 39' 10,00" LU – 95° 26' 52,00" BT Tipe Pantai Berpasir :Berbatu

Mangrove Lokasi Hewan : Didarat/diair Dibawah sinar matahari Terlindung dari sinar matahari Detail Lainnya Terdampar Tunggal : Ibu dan anak

(2)

C. Pemeriksaan Fisik

Ada goresan ? Ada luka besar? Ada luka gigitan Ada terlilit jaring Tanda-tanda lainnya 10 ekor paus ditemukan dalam kondisi terdampar hidup, kondisi sehat, ada yang ditemukan dengan luka goresan karang dan terbuka, beberapa bagian kulit terdapat bercak keputihan seperti bunga dengan indikasi adanya infeksi virus Morbili tahap lanjut.

6 ekor berhasil dikembalikan ke alam dengan bantuan banyak pihak dengan banyak sarana prasarana pendukung seperti kapal dan kelengkapannya (sebagaimana dalam Berita Acara Kronologi).

4 ekor ditemukan kembali terdampar dan mati keesokan harinya, dan dilakukan upaya pengukuran morfometri, pengambilan sampel dan penguburan di lokasi pantai.

D. Kondisi Pengamatan Awal oleh Tim Penyelamat Waktu Tim

sampe di Lokasi : -

Kondisi Hewan (kode) Kode 1 Kode 2 Kode

3 Kode 4 Kode 5

Komentar : Terdampar di pantai dalam keadaan hidup, ada beberapa opsi perkiraan penyebab kematian, diantaranya adanya aktivitas kapal sonar di perairan Samudera Hindia yang dimungkinkan dapat mengacaukan orientasi migrasi sekelompok biota, atau adanya disorientasi kawanan dalam mencari makanan sehingga terbawa arus dan terapung hingga ke arah pantai, atau sifat sosial kawanan paus yang memungkinkan tetap mendampingi salah satu paus yang terluka dan terdampar ke arah pantai. Karena satu dan lain hal, tidak dapat dilakukan necropsy sebagai tindaklanjt terhadap bangkai paus untuk dikaji penyebab terdamparnya.

: Perlu adanya pembentukan satu komando (koordinator) sejak awal penanganan untuk tim lapangan, dengan kelengkapan posko dan pusat informasi, termasuk satgas pengendalian massa, agar upaya penyelamatan mamalia dapat lebih optimal.

E. Data Morfologi Sex : Jantan dan Betina (10

ekor) Usia : - Panjang : + 10 meter/ ekor

Lingkar Badan : ± 2 m tiap ekor Berat (kg) : ± 7 – 8 ton

tiap ekor Dokumentasi : Ada/tidak ada Video/Foto/Tak ada Pemilik Dokumentasi : BPSPL Padang

F. Penanganan Terakhir yang Diketahui Ditinggal dilokasi/dilepas dilokasi/ direlokasi dan dilepas/ mati/ direhabilitasi Direhabilitasi di: -

Status Spesimen (jika mati) : Ditinggal dilokasi/dibekukan/ dimakamkan/ ditenggelamkan/ ………. Keterangan Lokasi : 6 ekor paus dibebaskan oleh tim penyelamat dan dilepaskan ke tengah laut dengan

menggunakan kapal dari PSDKP Lampulo, SUPM Ladong, BASARNAS Aceh, Lanal Sabang-TNI AL, Pelindo I, dan kapal nelayan setempat. Dengan keterlibatan banyak pihak diantaranya : Tim First Responder/ gabungan yang terdiri dari pemerintah daerah (DKP Aceh, DKP Aceh Besar, Dinas LHK Aceh), pemerintah pusat (PSDKP Lampulo, BKSDA Aceh, BKIPM Aceh, Polres, Polsek, Koramil, SatPol Air, LANAL, BBAP Ujung Batee, BAKAMLA, BASARNAS, Post Guard Dishub) yang ada di lokasi, bersama akademisi (SUPM Ladong, PKSL FKH UNSYIAH, FKP Unsyiah, BP2IP Malahayati Aceh, ODC, Kofakaha dan universitas setempat), Panglima Laot dan lembaga swadaya masyarakat (WWF, WCS,

(3)

FFI, Yayasan Lamjabat, KuALA, POSSI dan lainnya), Pihak Swasta (PT. Mifa Bersaudara) serta Camat, Keuchik dan beberapa nelayan setempat termasuk Pawang Laot

: 4 ekor paus yang terdampar mati pada 14 November 2017, dilakukan pemeriksaan morfometri oleh FKH UNSYIAH bersama BKSDA Aceh dan pengambilan sampel dasar (kulit, daging, lemak) oleh tim FKH UNSYIAH, dan dilakukan penguburan dengan bantuan alat eskavator dari pemda Aceh.

: Tim gabungan menginisiasi pertemuan evaluasi penanganan mamalia laut terdampar pada 15 November 2017 untuk mengapresiasi upaya penanganan paus yang sudah dilakukan dan agar penanganan mamalia ke depan lebih terkoordinir.

G. Necropsy (jika dilakukan)

Tanggal : - Tempat : - Oleh : -

Sampling :Ya / Tidak

Lokasi Penyimpanan Sample : Pantai Ujong Kareungg

Sample dikirim ke: - (tidak dikirimkan) Tanggal: 14 November 2017

HASIL UJI DNA

Karena satu dan lain hal tidak dilakukan necropsy, hanya dilakukan pengambilan sampel kulit, daging dan lemak oleh FKH UNSYIAH.

Laporan

Lengkap Ada/tidak ada: Ada Publikasi Ada/tidak ada: Ada

(4)

BERITA ACARA

PENANGANAN PAUS SPERMA (PHYSETER MICROCEPHALUS) TERDAMPAR DAN MATI

DI PANTAI UJONG KAREUNG, LAMNGA, KEC. MASJID RAYA, ACEH BESAR

Pada hari ini, Rabu tanggal Lima Belas bulan Nopember tahun Dua Ribu Tujuh Belas di kantor Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Lampulo, kami yang bertanda tangan di bawah ini secara bersama-sama telah melakukan verifikasi penanganan evakuasi dan kematian paus sperma di perairan pantai Ujong Kareung, Kemukiman Lamnga, Kecamatan Masjid Raya, kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Kronologis upaya penanganan paus sperma terdampar dan mati.

 Senin, 13/11/2017

- 10.38: Drh Arie (Pusat Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan UNSYIAH) menghubungi BPSPL Padang dan menginfokan adanya paus terdampar di pantai Ujong Kareung, diduga sekitar 8 ekor, informasi berdasarkan nelayan setempat, pak Basri (Hp.0813-6014-1567) dan juga pihak SUPM Ladong yang menyaksikan langsung di lokasi kejadian. Panglima Laot Lhok Lamnga menghubungi Panglima Laot Aceh Besar, kemudian infomasi diteruskan ke Marzuki (Yayasan Lamjabat) dan diinstruksikan kembali ke Drh. Arie.

- 10.40: BPSPL Padang mencoba menghubungi pihak berwenang setempat. Pak Bustami (SPDKP Lampulo) bersama Drh. Arie (PKSL Unsyiah) menuju lokasi terdamparnya paus dengan menggunakan kapal patroli pangkalan PSDKP Lampulo. - 10.46: Nasir Sulaiman (Ocean Diving Club, POSSI Pidie Jaya) tiba di lokasi dan

panglima laot menyampaikan kondisi paus masih hidup.

- 11.00: Pak Bustami, Drh Arie dan tim tiba di lokasi dan dijumpai sekitar 10 ekor paus terdampar di pantai Ujong Kareung. Tim mempersiapkan upaya penarikan Paus kembali ke laut dengan menggunakan kapal saat air pasang. Tim menyediakan terpal, spanduk, kain dan kelengkapan lainnya untuk membantu pelaksanaan release paus. - 11.00: Massa mulai memadati lokasi, dan polisi memasang police line untuk

memberikan batas akses warga dengan pengawasan oleh WWF dan tim First Responder.

- 12.00: Tim First Responder/ gabungan yang terdiri dari pemerintah daerah (DKP Aceh, DKP Aceh Besar, Dinas LHK Aceh), pemerintah pusat (PSDKP Lampulo, BKSDA Aceh, BKIPM Aceh, Polres, Polsek, Koramil, SatPol Air, LANAL, BBAP Ujung Batee, BAKAMLA, BASARNAS, Post Guard Dishub) yang ada di lokasi, bersama akademisi (SUPM Ladong, PKSL FKH UNSYIAH, FKP Unsyiah, BP2IP Malahayati Aceh, ODC, Kofakaha dan universitas setempat), Panglima Laot dan lembaga swadaya masyarakat (WWF, WCS, FFI, Yayasan Lamjabat, KuALA, POSSI dan lainnya), Pihak Swasta (PT. Mifa Bersaudara) serta Camat, Keuchik dan beberapa nelayan setempat termasuk Pawang Laot mengupayakan kembalinya paus ke laut bebas dengan menarik paus yang diikat dengan menggunakan kapal patroli Pangkalan PSDKP Lampulo dan kapal

(5)

latih SUPM Ladong. Beberapa tim juga berusaha mendorong paus yang masih dalam posisi mengapung di air, beberapa tim lain berusaha menjaga paus agar tetap basah dengan menyirami dan menutupi dengan handuk basah.

- 14.30: Satu ekor paus berhasil ditarik ke laut namun kembali lagi ke kawanannya. Satu ekor posisi berjarak 10 meter dari kawanan, 8 ekor masih berada berdekatan, dan 1 ekor diperkirakan mati.

- 15.00: Lima (5) ekor paus yang berhasil di-release, 5 lagi masih di lokasi. Paus yang diperkirakan mati ternyata masih hidup dan termasuk paus yang berhasil di-release kembali ke alam. Kondisi mulai hujan, tim beristirahat dan mengupayakan langkah selanjutnya.

- 17.00: Atas arahan gubernur Aceh, Dinas Sosial Aceh menyediakan tenda dan dapur umum untuk tim rescue bermalam.

- 19.00: Upaya penyelamatan dilanjutkan malam hari. Atas arahan bu Menteri KKP dan koordinasi Dirjen PRL bersama BPSPL Padang dan PSDKP Lampulo yang ditunjuk sebagai koordinator evakuasi oleh Dirjen PRL berusaha berkoordinasi dengan pihak PELINDO I Belawan Cabang Malahayati Banda Aceh dan TNI AL untuk turut membantu dan dapat bergabung dalam tim dengan mengerahkan kapal Tugboat PELINDO I dan kapal TNI AL.

- 23.00: Kapal bantuan dari Pelindo I Tug Boat Krueng Raya, Bantuan boat nelayan 25 GT dari DKP Aceh dan TNI AL KRI Simeulue tiba dilokasi dan bersama Tim gabungan yang standby sejak pagi, mengupayakan kembali merelease paus ke laut dengan kapal PELINDO I dan TNI AL dan berhasil me-release 2 ekor paus lagi. Hingga pukul 02.00 dini hari tim lapangan sudah berusaha menarik semua paus ke laut lepas. Namun, satu paus paling utara sudah terlalu lemas dan banyak luka tidak dapat menjauh dari pantai, sedangkan dua paus lainnya paling dekat dipantai sudah mulai lemah dan tidak dapat melawan arus. Setidaknya keseluruhan diperbantukan 9 kapal dari unsur PSDKP Lampulo, SUPM Ladong, BASARNAS Aceh, Lanal Sabang-TNI AL, Pelindo I, dan kapal nelayan setempat.

 Selasa, 14/11/2017

- 03.00: Melihat kondisi cuaca dan kesehatan petugas lapangan. Tim beristirahat. Info terakhir, masih ada 3 paus di sekitar lokasi yang sulit di-release.

- 08.00: Tim BPSPL Padang yang telah bergabung di lokasi dengan tim lapangan, dan didapati 4 ekor paus terdampar di lokasi dalam kondisi mati. Tim gabungan segera mengupayakan tindakan selanjutnya, termasuk rencana nekropsi dan penguburan. - 11.30: Kondisi jasad paus mulai bau, dan hasil koordinasi direncanakan akan dilakukan

nekropsi 1 ekor, setelahnya keempat jasad paus dilakukan pengukuran morfometri dan segera dikuburkan. Alat berat yang digunakan bantuan dari pemda Aceh melalui DKP Aceh Besar dan Dinas PU Aceh.

- 12.00: Mulai dilakukan morfometrik terhadap 4 ekor paus yang mati oleh FKP Unsyiah, BKSDA Aceh dan JAAN. Panjang total paus diantaranya 9.43 m (Betina), 11 m (Jantan), 9.96 m (Jantan), dan 10.39 m (Betina).

- 14.30: 1 unit eskavator (130pc) dan peralatan pendukung sudah tiba dilokasi, bersiaga dan mulai mencoba memindahkan paus ke pinggir untuk proses nekropsi, namun kesulitan.

(6)

- 16.00: 1 unit eskavator tambahan (200pc) tiba, dengan segera membuat lubang dan memindahkan bangkai paus ke dekat lubang, dengan rencana ke empat jasad paus untuk sementara diamankan untuk dilakukan nekropsi keesokan pagi.

- 18.00: Karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan menunggu besok, diputuskan tim dokter hewan PKSL Unsyiah untuk menyelesaikan pengambilan sampel yang mungkin dilakukan (daging, kulit, lemak) sebelum dilakukan penguburan malam ini. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat semakin banyak warga di lokasi dan beberapa jasad paus sudah kehilangan gigi. Selain itu tim dokter hewan dari Bali/ Australia (Nimal) yang direncanakan melakukan nekropsi belum bisa dipastikan kapan tiba di Aceh. Kondisi perut paus juga sudah mulai membesar dan ada kemungkinan akan meletus hingga 24 - 48jam kedepan.

- 19.00: Pengambilan sampel selesai oleh tim dokter hewan PKSL Unsyiah, dan memulai proses penguburan 4 ekor ke dalam 3 lubang.

- 20.15: Proses penguburan dinyatakan selesai, dan tim membubarkan diri. Selanjutnya besok siang akan dilakukan rapat evaluasi bersama para pihak yang terlibat dalam penanganan ini.

 Rabu, 15/11/2017

- 12.30: Rapat Evaluasi penanganan paus terdampar di pantai Ujong Kareung, bertempat di Pangkalan PSDKP Lampulo, dengan kesimpulan bahwa tim gabungan/ first Responder dari berbagai unsur selama 2 hari (tanggal 13 hingga 14 November 2017) sudah berupaya maksimal melaksanakan evakuasi paus terdampar dan penanganan jasad paus.

- Pertemuan dihadiri oleh PSDKP Lampulo, BPSPL Padang, DKP Aceh, BKSDA Aceh, Dinas LHK Aceh, SUPM Ladong, POLAirud, Polres, WWF, WCS, FKP Unsyiah, PKSL Unsyiah, JAAN, BASARNAS, ODC, Kofakaha, FFI, dan beberapa instansi yang menjadi tim gabungan di lapangan.

- Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Perlu adanya pembentukan satu komando (koordinator) sejak awal penanganan untuk tim lapangan, dengan kelengkapan posko dan pusat informasi.

2) Perlu adanya Surat Keputusan (SK) Gubernur untuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Mamalia Laut Terdampar Provinsi Aceh untuk mengakomodir kesiapan sumberdaya terhadap kebutuhan penanganan cepat evakuasi mamalia laut terdampar, diantaranya tim teknis, medis, pengamanan, penyediaan alat/perlengkapan, akomodasi dan pendanaan.

3) Perlu disusun SOP penanganan mamalia laut terdampar khusus Aceh dengan tambahan bagan alir tugas dan peran tiap instansi.

4) Perlu adanya pelatihan dan pembinaan terkait penanganan mamalia laut terdampar.

5) Perlu sosialisasi ke masyarakat mengenai bahaya dan dampak terhadap satwa dalam upaya cepat penanganan mamalia laut terdampar.

(7)

6) Dalam waktu 2 minggu ke depan, sebagai langkah awal antisipasi kemungkinan terdamparnya beberapa paus yang sudah di-release, PSDKP akan melibatkan nelayan untuk menghalau dan menginfokan bila adanya paus mendekati pantai di pesisir barat dan utara Aceh.

7) Langkah selanjutnya, DKP Aceh bersama tim kecil perwakilan dari seluruh yang hadir akan menyusun draft SK dan draft SOP penanganan mamalia terdampar khusus Aceh. Secara paralel, pihak yang memiliki tupoksi dalam pengadaan pelatihan dan/pembinaan dapat melaksanakan kegiatan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar di Aceh, diantaranya DKP Aceh, BPSPL Padang, WWF, WCS.

- 17.00: Selesai

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian secara deskriptif retrospektif mengenai penggunaan antibiotik dibandingkan dengan hasil uji kepekaan bakteri di ruang ICU Rumah Sakit Adi Husada

Jakarta : Perpustakaan Nasional RI Bagian Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan.. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Berdasarkan perhitungan statistik secara anava tunggal ternyata terdapat perbedaan yang bermakna, juga pada perhitungan LSD hal ini berarti seiring dengan peningkatan

Faktor yang mempengaruhi respon terhadap glukosa darah yaitu komposisi dari makanan, jenis dari karbohidrat yang terdapat pada makanan, struktur fisik dan kimia

[r]

Peranan kegiatan Promosi Untuk Menarik Minat Pengguna Menjadi Anggota Perpustakaan Pada Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara.. Medan:

As elaborated in Chapter 1, CRMP country programs have typically (but not always) followed the same sequence—the establishment of tangible ICM demonstrations at the local level

Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa publikasi merupakan kegiatan promosi yang dilakukan dalam bentuk penyajian gagasan, barang atau jasa melalui media