• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Terdahulu

Octaviandy dkk. (2016) telah melakukan penelitian “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber Mutiara Rantauprapat”. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah secara sistematis dan faktual sehingga dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek yang di teliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang diambil untuk diteliti adalah data primer langsung dari UD Sumber Mutiara Rantauprapat. Selain dokumen yang diambil untuk diteliti, peneliti juga mengambil data melalui wawancara kepada pihak yang bersangkutan dan observasi pada bagian penjualan dan penerimaan kas. Analisis sistem yang telah dilakukan oleh peneliti pada UD Sumber Mutiara Rantauprapat menggunakan flowchart. Sistem informasi yang ada pada UD Sumber Mutiara termasuk sudah cukup memadai.

Setyawan dkk. (2015) telah melakukan penelitian “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada CV. Sakinah Farmindo Makmur. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis peneitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. CV. Sakinah Farmindo Makmur sebagai objek dalam penelitian ini. Data primer diperoleh dari dokumen yang terdapat pada CV. Sakinah Farmindo Makmur. Selain itu, dilakukannya wawancara kepada yang bersangkutan dan observasi secara langsung. Penilain dilakukan melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan menganalisis sistem informasi akuntansi

(2)

penjualan dan penerimaan kas dengan menggunakan flowchart. Hal ini membuktikan bahwa CV. Sakinah Farmindo Makmur memiliki sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian intern yang dikatakan cukup, karena masih ada yang harus dibenahi. Hasil evaluasi sistem dan prosedur akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang dijalankan perusahaan sudah cukup memadai, karena adanya pemisahan fungsi, adanya otorisasi persetujuan, adanya penambahan fungsi, dan adanya kebijakan bagi perusahaan.

Hikmawati dkk. (2013) telah melakukan penelitian “ Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada CV. Lestari Motorindo”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa hasil wawancara terbuka dan hasil observasi langsung dengan melihat sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang berjalan. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa untuk sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas, perusahaan sudah memiliki unsur pengendalian intern yang baik. Walaupun masih ditemukan beberapa masalah, diantaranya masih terdapat perangkapan fungsi oleh A/R Control, belum adanya SOP & flow chart penerimaan kas secara tertulis, kas tidak langsung disetor ke bank, dan perusahaan belum memiliki auditor intern.

Natalia dkk. (2014) telah melakukan penelitian “Analisis Sistem Informasi Penjualan pada CV. Kobin Pratama Sukses Palembang”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, menggunakan

(3)

analisis data deskriptif kualitatif, yang menggambarkan sistem informasi akuntansi penjualan pada CV Kobin Pratama Sukses Palembang. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai sistem informasi akuntansi penjualan pada CV Kobin Pratama Sukses Palembang. Sehingga membantu perusahaan untuk mengelola sistem penjualan dengan lebih baik dan sesuai dengan harapan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi penjualan harus dapat ditingkatkan agar menjadi sistem yang lebih baik dan juga memiliki kebijakan dan otorisasi yang tepat dalam proses pembayaran.

B. Tinjauan Pustaka

1. Sistem Informasi Akuntansi

a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2013), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan (integrasi) dari sub sistem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan berkerjasama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu kombinasi dari berbagai sumber daya yang dirancang untuk memproses data akuntansi dan keuangan yang ada dan mengubahnya menjadi informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

(4)

b. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2016), tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Untuk Menyediakan Informasi bagi Pengelolaan Kegiatan Usaha Baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru di dirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini. Perusahaan manufaktur baru biasanya memerlukan pengembangan sistem akuntansi lengkap, sejak dari sistem akuntansi piutang, sistem akuntansi kas, sistem akuntansi persediaan, sistem akuntansi aset tetap, dan sistem akuntansi pokok. Sedangkan perusahaan yang membuka usaha baru yang selama ini belum dijalankan biasanya memerlukan pengembangan sistem akuntansi yang tidak selengkap yang diperlukan oleh perusahaan baru.

2. Untuk Memperbaiki Informasi yang Dihasilkan oleh Sistem yang Sudah Ada.

Ada kalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat pada laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem akuntansi untuk dapat menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih baik dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan manajemen.

(5)

3. Untuk Memperbaiki Pengendalian Akuntansi dan Audit Internal.

Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu organisasi. Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditujukan untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem akuntansi dapat pula ditujukan untuk memperbaiki audit internal agar informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya.

4. Untuk Mengurangi Biaya Klerikal dalam Penyelenggaraan Catatan Akuntansi.

Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditujukan untuk menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomi. Untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lain. Oleh karena itu dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dibanding dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaaan informasi tersebut.

c. Komponen Utama Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2016), menyatakan bahwa sistem akuntansi adalah salah satu sistem informasi di antara berbagai sistem informasi yangdigunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Organisasi

(6)

yang dilayani oleh sistem informasi atau cara yang dipakai untuk merancang dan mengembangkan sistem informasi, setiap sistem informasi selalu terdiri dari enam blok yang nantinya blok-blok tersebut menjadi bangunan sistem informasi yang menghasilkan informasi bagi para pemakainya disebut dengan analisis sistem informasi tersebut. Blok-blok tersebut terdiri dari : 1. Blok Masukan ( input block)

2. Blok Model ( model block ) 3. Blok Keluaran (output block ) 4. Blok Teknologi ( technology block) 5. Blok Basis Data ( data base block ) 6. Blok Pengendalian ( control block )

d. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2016), unsur-unsur sistem akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas.

2. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ini, data keuangan untuk pertama kalinya

(7)

diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

3. Buku Besar

Buku besar terdiri dari rekening-rekening pembantu yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

4. Buku Pembantu

Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang terinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (book of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu.

5. Laporan

Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

(8)

2. Penjualan

a. Pengertian Penjualan

Menurut Mulyadi (2016:160), aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri adalah sebagai berikut: kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, jika order dari pelanggan telah terpenuhi, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.

b. Tujuan Penjualan

Menurut Basu Swastha (2001), menyatakan bahwa pedoman pokok untuk menentukan tujuan bagi angkatan penjualan adalah berasal dari tujuan perusahaan secara keseluruhan, yang biasanya ditentukan oleh eksekutif

(9)

senior setelah mempertimbangkan peluang-peluang pasar serta sumber-sumber perusahaan.dan apabila di jabarkan kedalam tujuan yang lebih spesifik, tujuan perusahaan adalah:

1. Meningkatkan pangsa pasar untuk produk 2. Mencapai kuota penjualan untuk produk 3. Membuat lebih banyak transaksi yang besar 4. Memaksimumkan arus kas dari produk ke produk

5. Menekankan pengeluaran dan meningkatkan margin kotor

c. Dokumen yang digunakan

Menurut (Mulyadi, 2016), dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan adalah :

1. Faktur Penjualan Kartu Kredit

Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit. Lembar ke-1 berfungsi sebagai dasar pembuatan surat tagihan yang secara periodik dibuat oleh fungsi penagihan dan di kirimkan kepada pelanggan. Oleh karena itu, fungsi pengiriman harus mendapatkan tanda tangan di atas faktur penjualan kartu kredit lembar ke-1 dan ke-2 pada saat fungsi tersebut menyerahkan barang kepada pelanggan. Lembar ke-3 berfungsi sebagai perintah kepada gudang untuk menyiapkan barang yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan lembar ke-4 berfungsi sebagai perintah pengiriman barang kepada fungsi pengiriman. Lembar ke-2 dokumen ini tetap disimpan di dalam arsip fungsi akuntansi, dan lembar ke-1 dilampirkan pada surat tagihan yang dikirimkan secara periodik ke pelanggan.

(10)

2. Surat Tagihan

Surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya dibagi menjadi dua bagian : bagian atas merupakan dokumen yang harus disobek dan dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam periode tertentu.

d. Fungsi yang terkait

Menurut Mulyadi (2016), mengemukakan bahwa terdapat beberapa fungsi yang terkait dengan sistem penjualan kredit diantaranya adalah :

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order pembelian, mengedit order dari pelanggan untuk menambah informasi yang belum ada pada surat tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dari gudang mana barang akan dikirim, mengirim surat order pengiriman dan membuat back order pada saat diketahui jumlah persediaan tidak cukup memenuhi order dari pelanggan.

2. Fungsi Kredit

Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit, bertugas untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pembelian kredit kepada pelanggan.

(11)

3. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang di pesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

4. Fungsi pengiriman

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas surat order pengiriman yang di terimanya dari fungsi penjualan dan bertanggung jawab untuk menjamin tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang. 5. Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.

6. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, membuat laporan penjualan dan mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.

e. Prosedur Penjualan

Menurut Baridwan (2012), sistem penjualan meliputi prosedur penjualan secara tunai dan prosedur penjualan secara kredit. Prosedur penjualan adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan), dan pencatatan penjualan.

(12)

Sedangkan menurut Mulyadi (2016), mengemukakan bahwa dalam prosedur fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli.

f. Klasifikasi Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan (2001:170), yakni dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Penjualan secara tunai adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

2. Penjualan secara kredit adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu tahun.

3. Penjualan secara tender adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender tersebut.

4. Penjualan Ekspor adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang dari suatu badan usaha dalam negeri.

5. Penjualan secara konsinyasi adalah transaksi penjualan yang menjual barang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual. Apabila barang yang dititipkan tidak laku, maka akan dikembalikan.

(13)

6. Penjualan secara grosir adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.

g. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Menurut Mulyadi (2016), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit adalah :

1. Jurnal Penjualan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal penjualan dapat di sediakan kolom-kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tersebut.

2. Kartu Piutang

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

3. Kartu Gudang

Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan catatan akuntansi. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan di gudang beserta mutasinya.

3. Penerimaan Kas

a. Pengertian Penerimaan Kas

Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi. Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan

(14)

aktiva, dan berbagai sumber pendapatan lainnya. Menurut Soemarso S.R (2010:172), mendefinisikan mengenai penerimaan kas yaitu: “Penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertambahnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan kecil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo tunai dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, maupun penerimaan-penerimaan lainnya.

b. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Definisi menurut Mulyadi (2016:379), sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang adalah berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetorkan ke bank seluruhnya dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan

internal check.

2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi 3 prosedur berikut ini :

(15)

1. Prosedur penerimaan kas dari over-the counter sale 2. Penerimaan kas dari cash on delivery sales

3. Penerimaan kas dari credit card sales.

c. Penerimaan Kas dari Piutang

Definisi menurut Mulyadi (2016:403), menjelaskan bahwa untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah bukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek atas nama perusahaan, akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindah bukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.

2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.

Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara, adalah sebagai berikut:

1. Melalui penagihan perusahaan 2. Melalui pos

(16)

d. Dokumen yang digunakan

Dokumen Penerimaan Kas Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2016), adalah : 1. Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.

2. Pita register kas(cash register tape)

Merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

3. Credit Card Sales Slip

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit. 4. Bill of Lading

Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum.

5. Faktur Penjualan COD

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. 6. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas bank. 7. Rekap Beban Pokok Penjualan

(17)

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode (misalnya satu bulan). Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:

a. Surat Pemberitahuan

Surat ini biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos.

b. Daftar Surat Pemberitahuan

Rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan.

c. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank.

d. Kwitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.

e. Fungsi yang Terkait Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2016:385), fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1. Fungsi penjualan, 2. Fungsi kas,

(18)

3. Fungsi gudang, 4. Fungsi pengiriman, 5. Fungsi akuntansi.

Menurut Mulyadi (2016:407), fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :

1. Fungsi sekretariat, 2. Fungsi penagihan, 3. Fungsi kas, 4. Fungsi akuntansi,

5. Fungsi pemeriksaan intern.

f. Prosedur Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2016:380), sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalam tiga prosedur sebagai berikut:

1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dijalankan dalam penerimaan kas dari Over-the Counter Sale dengan cara: a. Pembeli memesan barang langsung kepada Wiraniaga (sales-person) di

Bagian Penjualan.

b. Bagian kas menerima pembayaran dari pembeli dapat berupa uang tunai, atau kartu kredit atau debit.

(19)

c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli.

d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. e. Bagian kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank.

f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.

g. Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.

2. Penerimaan Kas dari Cash-On-Delevery Sales (COD Sales)

Adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual.

3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales

Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over-the Counter Sales maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui COS Sales. Dalam Over-the Counter Sales, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit.

Dalam penjualan tunai yang melibatkan COS Sales, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang, sehingga

(20)

memungkinkan perusahaan penjual melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit kartu kredit.

g. Bagan Alir Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sale

Menurut Mulyadi (2016:396-398), berikut ini disajikan bagan alir dokumen sistem penerimaan kas sebagai berikut :

1. Berikut merupakan bagan alir dokumen sistem penerimaan kas dari

over-the-counter-sale. Dari gambar 2.1 tersebut, bagian jurnal

melakukan pencatatan transaksi over-the-counter-sale sebanyak dua kali:

a. Berdasarkan faktur penjualan tunai yang dilampiri dengan pita register kas. Bagian jurnal mencatat transaksi

over-the-counter-sale ke dalam jurna penjualan dengan jurnal sebagai berikut:

Penjualan Tunai xxx

Pendapatan Tunai xxx

b. Berdasarkan bukti setor bank yang di terima dari bagian kas, bagian jurnal mencatat penerimaan kas dari over-the-counter sale di dalam jurnal penerimaan kas dengan jurnal sebagai berikut :

Kas xxx

Penjualan Tunai xxx

Penggunaan akun proforma penjualan tunai dilakukan karena

(21)

penjualan dan jurnal penerimaan kas. Penggunaan akun proforma ini untuk menghindari pencatatan ganda.

Pencatatan harga pokok barang yang dijual dilakukan oleh bagian jurnal berdasarkan bukti memorial sebagai dokumen sumber. Bukti memorial dibuat oleh bagian kartu persediaan berdasarkan rekap beban pokok penjualan yang disusun atas dasar data yang direkam dalam kartu persediaan. Bukti memorial dicatat oleh bagian jurnal kedalam jurnal umum dengan jurnal:

Beban Pokok Penjualan xxx

Persediaan Produk Jadi xxx

Berikut merupakan bagan alir Sistem Penerimaan Kas dari

(22)

mulai Menerima order Mengisi faktur PT FPT 1 2 N Bagian Order Penjualan VIA PEMBELI 1 FPT Menerima uang Mengopera-sikan register kas PRK FPT 3 Bagian Kasa Mengisi bukti setor bank Bukti setor bank Menyetor kas ke bank Bukti Setor Bank 5 N Bersama uang Diserahkan ke bank Gambar 2.1

Sistem Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sale Sumber : Mulyadi (2016)

(23)

2 FPT Kartu Guda-ng Menye-rahkan barang FPT 4 Bagian Gudang Bersama Barang Bagian Pengiriman 3 PRK FPT 4 FPT Membandingk an FPT lb 1 dan lb 2 Menyerah-kan barang kepada pembeli PRK 6 Bersama barang sebagai slip pembungkus Untuk pembeli Gambar 2.1

Sistem Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sale (lanjutan)

(24)

6 PRK FPT Jurnal Pen-jualan 7 4 Bukti setor bank Jurnal peneri-maan kas T 8 RHPP Bukti Memorial Jurnal Umum N Selesai 7 PRK FPT N Kartu Perse diaan Mem-buat Rekap HPP RHPP Membuat Bukti Memorial RHPP Bukti Memorial 8

Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan

Secara Periodik

Keterangan :

RHPP : Rekapitulasi harga pokok penjualan

Gambar 2.1

Sistem Penerimaan Kas dari Over-the-Counter Sale (lanjutan)

(25)

h. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2016:392), prosedur pada sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:

1. Prosedur order penjualan, 2. Prosedur penerimaan kas, 3. Prosedur penyerahan barang,

4. Prosedur pencatatan penjualan tunai, 5. Prosedur penyetoran kas ke bank, 6. Prosedur pencatatan penerimaan kas,

7. Prosedur pencatatan beban pokok penjualan.

i. Catatan Akuntansi Penerimaan Kas

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2016:391-392), adalah:

a. Jurnal Penjualan

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.

b. Jurnal Penerimaan Kas

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dalam berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai.

c. Jurnal Umum

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.

(26)

d. Kartu Persediaan

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.

e. Kartu Gudang

Referensi

Dokumen terkait

1994 lulus Taman Kanak-Kanak Kristen Bina Bakti Bandung 2.. 2000 lulus Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan gramatikal, khususnya kesalahan dalam artikel dan pembentukan jamak pada kata benda serta konjugasi kata

Setelah mengetahui hasil penelitian ini, maka disarankan: Bagi pelatih yang mengacu pada pembinaan sepakbola usia muda, agar dapat memanfaatkan media buku monitoring

Data dalam penelitian ini adalah data pemahaman konsep matematis siswa yang berupa data kuantitatif yakni skor tes yang diperoleh melalui tes pemahaman konsep

Pada hakekatnya, harta benda yang dimiliki oleh manusia adalah amanah Allah yang harus dijaga dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang disyari’atkan oleh

Berdasarkan kutipan di atas diketahui bahwa Mas Darmo memberikan iming-iming bersyarat kepada Yu Manis untuk berputar-putar kota dengan bayar lima ribu perak plus makan

Singkong jenis manis memiliki kadar sianogen yang rendah ( ≤ 50 mg/kg singkong) sedangkan jenis pahit memiliki kadar sianogen yang tinggi (> 50 mg/kg singkong).. •

Program : PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PK PAM. Kode Akun