• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusC.V) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK

Julia Nadrah1, Yusfiati2, Roza Elvyra2

1

Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA

2

Dosen Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia e-mail: julia.nadrah.2102@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research was conducted to find out the condition of stomach tissue baung fish from Siak river, especially at cardiac, fundus and pylorus section. The samples were collected from November 2012 to Maret 2013. All samples were prepared for histological observation using paraffin method and Hematoxylin-Eosin (HE) stain. Structure of baung fish stomach pouch like consisted of cardiac, fundus, and pylorus and have consisted four layers i.e. mucosa, submucosa, muscularis, and serosa. The stomach tissue baung fish have the damage at mucosa and submucosa layers. The stomach tissue have damaged such as necrosis, rupture, lysis, vakuolasion, cell swelling, area enlargement of propria lamina and increasing lymfosit. As conclulasion, the condition of stomach tissue baung fish is influenced by the condition of Siak river.

Key words: Baung fish, stomach, tissue

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan jaringan lambung ikan baung dari perairan Sungai Siak, terutama pada bagian kardiak, fundus dan pilorus. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012 hingga Maret 2013. Sampel lambung ikan baung dibuat menjadi preparat histologi dengan metode parafin dan pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE). Struktur lambung ikan baung seperti kantung yang terdiri dari bagian kardiak, fundus dan pilorus, dan memiliki empat lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis dan serosa.

Jaringan lambung ikan baung mengalami kerusakan di lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Jaringan lambung mengalami beberapa kerusakan seperti nekrosis, rupture, lisis, perlemakan sel, pembengkakan sel, perluasan area lamina propria dan peningkatan limfosit. Di duga kondisi jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak di pengaruhi oleh kondisi pencemaran air dari Sungai Siak tersebut.

Kata kunci : Ikan baung, jaringan, lambung

PENDAHULUAN

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan setelah esophagus. Lambung ikan berfungsi sebagai menyimpan makanan dan mencerna makanan. Lambung ikan memiliki 4 lapisan yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan tunika serosa. Tunika mukosa terdiri dari lapisan epitel kolumner selapis, sel mukus dan lamina propria. Tunika submukosa memiliki jaringan ikat longgar, saraf dan pembuluh darah. Tunika muskularis

(2)

2

terdiri dari otot polos sirkularis dan longitudinal. Serosa terdiri dari jaringan ikat longgar dan pipih selapis (Caceci et al. 1997). Penelitian tentang kerusakan struktur mikroskopis lambung telah dilakukan pada lambung ikan Channa punctatus pada perairan yang telah tercemar limbah kulit, ternyata lapisan mukosa lambung bagian epitelnya mengalami degenerasi dan membran basalisnya rusak (Mohanta et al. 2010).

Ikan baung Mystus nemurus C.V adalah ikan air tawar yang banyak ditemukan diperairan sungai, rawa, danau dan waduk. Ikan baung juga terdapat di 4 sungai terbesar di riau yaitu Sungai Siak, Sungai Tapung, Sungai Kampar dan Sungai Indragiri Hilir. Perairan sungai di Riau sudah mulai tercemar, contohnya seperti Sungai Siak. Hasil penelitian Agustina (2012) mengatakan bahwa perairan Sungai Siak mengandung logam berat seperti Pb 0,059 mg/l di daerah jembatan Siak II dan 5,30 mg/l pada jembatan Siak I, sedangkan Cu 0,065 mg/l pada jembatan Siak II dan 54,31 mg/l pada jembatan Siak I. Zn 0,043 mg/l pada jembatan Siak II dan 0,040 mg/l pada jembatan Siak I. Pada tahun 1992 penelitian fardiaz di perairan Sungai Siak Pb 0,05mg/l. Serta nilai Cu 0,015 mg/l dan Zn 0,068 mg/l (Amri 2009). Dari data nilai baku yang terdeteksi di perairan Sungai Siak menunjukkan peningkatan di setiap tahunnya. Tentunya hal ini akan mengganggu biota dan organisme yang ada di perairan Sungai Siak, khususnya pada kehidupan ikan. Perairan yang tercemar kemungkinaan akan mempengaruhi jaringan organ-organ dalam tubuh ikan. Oleh karena itu perlu adanya kajian tentang struktur mikroskopis pada saluran pencernan ikan, seperti organ lambung. Mengingat organ lambung adalah bagian yang sangat penting dalam proses pencernaan makanan pada ikan.

METODE PENELITAN Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai Maret 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi jurusan biologi FMIPA Universitas Riau Pekanbaru dan laboratorium Struktur perkembangan hewan biologi FMIPA Universitas Andalas. Pengambilan sampel ikan di Sungai Siak Kecamatan Rumbai Pesisir.

Alat dan Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan baung, garam fisiologis 0,9%, formalin 10%, alkohol seri (30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 96% dan alkohol absolut), xylol, parafin, glyserin, albumin, entelan, aquades, air mengalir. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat bedah, gelas benda, mikroskop, fotomikrografi, hotplate, penggaris, kamera digital, pipet tetes, botol film untuk menyimpan sampel, kertas label, tisyu, seperangkat alat untuk pewarnaan HE, objek glass, cover glass, oven, mikrotom dan pisau mikrotom.

Prosedur Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey. Enam ekor ikan baung diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang berasal dari Sungai Siak Kecamatan Rumbai Pesisir dengan menggunakan alat pancing dalam keadaan hidup, dengan ukuran yang bervariasi. Kemudian ikannya dibawa ke laboratorium, lalu dimatikan dan dilakukan pembedahan untuk pengamatan organ lambung secara mikroskopis.

Pembuatan Preparat Histologi Lambung

Bagian lambung dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis 0,9% selama 15 menit. Bagian-bagian tersebut diawetkan dengan formalin 10% selama 3 hari. Setelah itu, difiksasi dalam alkohol 70%. Kemudian bagian-bagian lambung tersebut diproses menjadi sediaan

(3)

3

histologis dengan metode parafin. Kemudian dilakukan proses dehidrasi yang dimulai dengan memasukkan sampel ke dalam alkohol seri naik mulai 70% (9 jam), 80% (9 jam), 90% (9 jam) dan alkohol absolut (1 jam), xylol I (1 jam), xylol II (1 Jam), xylol III (1 jam). Selanjutnya dilakukan infiltrasi paraffin (xylol-paraffin) dalam oven 600C, sampel dimasukkan dalam paraffin I (20ml : 20ml, 30 menit), paraffin II (30ml : 10ml, 30 menit), dan paraffin III (40ml, 30 menit). Tahap selanjutnya embedding (sampel ditanam dalam cetakan/balok parafin dan dibiarkan mengeras). Sebelum dipotong balok paraffin ditempatkan pada balok kayu. Sampel dipotong melintang menggunakan mikrotom dengan ketebalan 6 µm, kemudian sampel ditempelkan pada gelas benda yang sebelumnya diberi glyserin-albumin, lalu dikeringkan dalam oven 400C. Tahap selanjutnya adalah pewarnaan sampel. Sampel diwarnai dengan menggunakan metode HE. Sebelum sampel diwarnai terlebih dahulu dilakukan deparafinisasi, sampel dimasukkan dalam xylol I, xylol II, xylol III, alkohol absolut, 96%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30% masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam aquades selama 2 menit. Direndam dalam larutan Hematoxylin selama 2 menit, kemudian sampel dicuci dengan air mengalir sampai bersih. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam alkohol 30%, 40%, 50%, 60%, 70% masing-masing 2 kali celupan. Selanjutnya direndam dalam larutan Eosin selama 5 menit. Setelah pewarnaan Eosin, sampel dimasukkan ke dalam alkohol 70%, 80%, 90%, 96%, dan alkohol absolut, masing-masing 2 kali celupan, kemudian sampel dimasukkan kedalam larutan xylol I, xylol II dan xylol III, masing-masing 2 kali celupan. Mounting dilakukan dengan cara menutup sampel dengan cover glass yang direkatkan dengan entelan, kemudian preparat diamati menggunakan mikroskop, setelah jaringan tampak jelas dibuat foto mikroskopis menggunakan fotomikrografi.

Pengamatan Struktur Mikroskopis Pada Lambung Ikan Baung

Pengamatan struktur mikroskopis pada lambung ikan baung adalah dengan mengamati keadaan struktur lambung yang tampak dengan menggunakan mikroskop Olympus CX41. Kemudian difoto bagian yang tampak mengalami kerusakan dan yang normal. Data yang diperoleh secara makroskopis dan mikroskopis dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur lambung ikan baung seperti kantung dengan bagian kardiak berhubungan dengan bagian esophagus, dan posteriornya dengan bagian anterior usus depan. Lambung ikan ini seperti struktur lambung ikan karnivora seperti umumnya, yaitu terdiri dari bagian kardiak, fundus (merupakan daerah bagian tengah dari lambung) dan pilorus (bagian yang menyatu dengan anterior usus depan).

Lambung baung ini dilapisi oleh empat lapisan yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis dan lapisan serosa. Lapisan mukosa yang tersusun oleh vili-vili yang dilapisi epitel kolumnar selapis dan sel mukus. Pada lapisan ini juga terdapat lamina propria yang terdiri dari jaringan ikat longgar. Lapisan submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar, saraf dan pembuluh darah, sedang lapisan muskularis terdapat dua lapisan otot polos, yakni otot sirkular yang terletak di luar dan otot longitudinal yang membentang memanjang di daerah dalam) dan lapisan serosa/perotoneum (lapisan paling bawah) terdiri satu lapis sel epitel pipih selapis dan jaringan ikat longgar.

(4)

4

Tabel 1. Kerusakan Jaringan Lambung Pada Ikan Baung (M. nemurus C.V)

Pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa lambung ikan baung dari Sungai Siak mengalami nekrosis, rupture, lisis, perlemakan sel, pembengkakan sel, pelebaran sel dan peningkatan limfosit. Nekrosis terjadi pada bagian kardiak, bagian fundus maupun bagian pilorus, yaitu pada lapisan mukosa di sel epitel dan sel mukus (Gambar 1). Nekrosis merupakan proses kematian sel atau kematian kelompok sel yang masih merupakan bagian dari organisme hidup dengan penyebab yang bervariasi. Nekrosis dapat terjadi akibat bahan beracun,

Bagian Lambung Kerusakan Pada Jaringan Lambung

N R L PS PbS PA PLi Kardiak 1. lapisan Mukosa - Sel Epitel - Sel Mukus - Lamina Propria + + - + + - + + - + + - - - - - - + + - - 2. Lapisan Submukosa

- Jaringan Ikat Longgar - Kelenjar serosa - - - - - + - + - + - - - + 3. Lapisan Muskularis

- Otot Polos Sirkular

- Otot Polos Longitudinal - - - - - - - - - - - - - - Fundus 1. Lapisan Mukosa - Sel Epitel - Sel Mukus - Lamina Propria + + - - - - + + - + + - - - - - - - - - 2. Lapisan Submukosa

- Jaringan Ikat Longgar - Kelenjar Serosa - - - - - - - + - - - - - - 3. Lapisan Muskularis

- Otot Polos Sirkular

- Otot Polos Longitudinal - - - - - - - - - - - - - - Pilorus 1. Lapisan Mukosa - Sel Epitel - Sel Mukus - Lamina Propria + + - - - - + + - + + - - - - - - + - - - 2. Lapisan Submukosa

- Jaringan Ikat Longgar - Kelenjar Serosa - - - - - - - - - - - - - - 3. Lapisan Muskularis

- Otot Polos Sirkular

- otot polos longitudinal - - - - - - - - - - - - - -

Ket: N = Nekrosis, R = Rupture, L = Lisis, PS = Perlemakan Sel, PbS = Pembengkakan Sel, PA = Pelebaran Area, PLi = Peningkatan Limfosit. (+) : ada, ( -) : tidak ada.

(5)

5

aktivitas mikroorganisme, defisiensi pakan dan kadang-kadang gangguan metabolisme. Umumnya sel yang mengalami nekrosis menunjukkan perubahan pada inti dan sitoplasma. Nekrosis ditandai sitoplasma yang berisi endapan eosinifilik berupa protein (Price dan Wilson 2006). Inti akan mengecil dan berwarna biru (lebih gelap), mirip sel limfosit, akibat penggumpalan kromatin inti. Proses ini disebut piknosis. Inti juga kemungkinan akan pecah (rupture) dan bahkan menghilang (lisis). (Jubb et al. 1993). Kerusakan rupture terlihat pada lambung ikan baung dari Sungai Siak juga terlihat adanya rupture (pecah). Rupture terjadi pada bagian fundus di epitel mukosa.

Pada penelitian ini kondisi lambung ikan baung juga mengalami lisis yakni pada bagian kardiak, fundus dan pilorus yakni pada epitel mukosa/lapisan mukosa yaitu pada sel epitel dan sel mukosa. Adanya kerusakan pada epitel akan menyebabkan terhambatnya fungsi reasorbsi protein. Kelainan lain yang terjadi pada struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak ialah mengalami perlemakan sel. Perlemakan sering disebut juga dengan vakuolasi, yang terjadi pada bagian kardiak, fundus dan pilorus yaitu pada epitel mukosa/lapisan mukosa tepatnya pada sel epitel dan sel mukus. Perlemakan sel yang ada merupakan lemak yang terbentuk, sel berwarna putih dikarenakan pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H.E).

Kondisi struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak juga mengalami pembengkakan sel, yaitu terjadi pada bagian kardiak saja yaitu pada lapisan submukosa, tepatnya pada kelenjar serosa. Pembengkakan sel adalah bertambahnya ukuran sel akibat adanya penimbunan air di dalam sel. Pembengkakan sel biasanya disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas sel, dimana sel tidak mampu mempertahankan homeostatis ion dan cairan sehingga terjadi perpindahan cairan ekstrasel ke dalam sel. Anderson (1995) menyatakan bahwa dalam menjaga kestabilan lingkungan internal, sel harus mengeluarkan energi metabolik untuk memompa ion natrium keluar dari sel. Masuknya zat toksik kedalam sel menyebabkan terganggunya proses metabolisme, sehingga sel tidak mampu memompa ion natrium yang cukup, sehingga konsentrasi ion natrium didalam sel tersebut menjadi lebih tinggi dan air dapat masuk ke dalam sel (peristiwa osmosis). Struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak juga mengalami perluasan area pada epitel permukaan tepatnya di lamina propria yaitu terjadi pada bagian kardiak dan pilorus. Kondisi struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak juga mengalami peningkatan limfosit, yaitu terjadi pada bagian kardiak saja yaitu pada epitel permukaan dan kelenjar submukosa.

Kerusakan-kerusakan pathologis ini, diduga disebabkan oleh tingginya konsentrasi bahan pencemar yang ada di Sungai Siak. Logam yang ada di perairan, dapat masuk ke dalam tubuh organisme melalui minum, makanan dan kulit. Terakumulasinya logam berat dalam organ lambung melalui makanan, makanan yang telah terkontaminasi oleh logam berat akan dikonsumsi organisme perairan termasuk ikan dan akan masuk dalam saluran pencernaan. Logam berat pada konsentrasi tertentu, dapat merusak jaringan dalam organ-organ tubuh ikan misalnya organ lambung, berdasarkan fungsi dan posisinya, lambung merupakan organ yang paling terkait dengan proses pencernaan di dalam tubuh (Camargo and Martinez 2007).

KESIMPULAN

Struktur lambung ikan baung seperti kantung yang terdiri dari bagian kardiak, fundus dan pilorus, dan memiliki empat lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis dan serosa.

Jaringan lambung ikan baung mengalami kerusakan di lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Kerusakan jaringan lambung yaitu nekrosis, rupture, lisis, perlemakan sel, pembengkakan sel, perluasan area lamina propria dan peningkatan limfosit. Di duga kondisi

(6)

6

jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak di pengaruhi oleh kondisi pencemaran air dari Sungai Siak tersebut.

Melakukan penelitian lanjutan pada kondisi struktur jaringan ikan baung (M. nemurus C.V) dari perairan Sungai Siak, seperti saluran pencernaan lainnya, sistem sekresi dan sistem reproduksi. Serta melakukan penelitian ikan baung (M. nemurus C.V) di sungai lain yang ada di Riau yang belum tercemar. Melakukan penelitian tentang morfologi dan kandungan logam berat pada otot ikan baung (M. nemurus C.V) dari perairan Sungai Siak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Riau yang telah mendanai penelitian ini dengan dana PNBP pada Fakultas FMIPA UR tahun 2012.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson P.S. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa. Peter A. Jakarta: EGC. Penerbit Buku Kedokteran.

Amri T.A. 2009. Inventarisasi dan Dokumentasi Rona Lingkungan di Sepanjang Daerah Aliran Sungai Siak Pekanbaru. Laporan Penelitian. Pusat Kajian Rona Lingkungan dan Sumber Daya Alam Universitas Riau.

Agustina Y. 2012. Analisis Beban dan Indeks Pencemaran di Tinjau dari Parameter Logam Berat di Sungai Siak Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Lingkungan 6 (2):162-172.

Caceci T, El-Habback H.A, Smith S.A, dan Smith B.J. 1997. The Stomach of Oreochromis niloticus has Region. Journal of Fish Biology 50, 939-952.

Camargo MPM dan Martinez BRC. 2007. Histopathology Of Gills, Kidney and Liver Of a Neotropical Fish Caged In an Urban Stream. Brazil. Ichthyologi. 5 (3) : 327- 336. Fitrie, A. 2004. Histologi Lambung. [E-Usu Repository]

http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-alya.pdf [21 Februari 2013]. Handari S. 1980. Metode Pewarnaan. PT. Bhrata Karya Aksara. Jakarta.

Jubb K dan Peter K. 1993. Pathology of Domestic Animals. Edisi ke-4. Unites States of America: Academic Press United States of America.

Kusrini E., Nurul H.K., Adi S., Marlina A. 2007. Fisiologi Hewan Air. Program Studi Ilmu Perairan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di SDN Gading I Surabaya untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa yang

Penelitian bertujuan mengamati penggunaan probiotik Saccharomyces cerevisiae atau ragi roti dalam ransum peternak terhadap bakteri asam laktat (BAL) dan derajat

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses karburasi plasma pada kelongsong zirkaloi-4 bukanlah cara yang tepat untuk memberikan lapisan yang akan meningkatkan

System renin angiotensin-aldosteron t idak dipengaruhi oleh glukokortikoid eksogen dan kekurangan ACTH mempuyai efek yang sangat kecil untuk kadar aldosteron kekurangan

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

bagian ini, akan membahas mengenai ketentuan tindak pidana yang telah diatur dalam berbagai undang-undang sektoral kelautan dan kemaritiman diluar KUHP dalam

Pemberian strategi harga bundling pricing dengan skenario buy 1 get 1 memberikan pengaruh yang signifikan dalam pergeseran kelompok dari reject set menuju ke foggy set terhadap

Ini menandakan bahwa Pelabuhan Panjang memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk dapat menjadi suatu main port dikawasan