• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Surakarta yang beralamat di Jl. K.H. Agus Salim No. 1 Surakarta dengan per-timbangan bahwa masalah penelitian belum pernah dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014. Berikut ini merupakan jadwal penyusunan skripsi:

Tabel 4. Jadwal Penyusunan Skripsi

B. Rancangan/Desain Penelitian

Rancangan/Desain penelitian menjelaskan hubungan antarvariabel yang akan diteliti. Rancangan/Desain penelitian ini digunakan untuk menunjukkan jenis penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif. Pengertian statistik deskriptif menurut Abdul Hakim (2004: 8) adalah sebagai berikut: Statistika deskriptif adalah suatu ilmu yang berisi metode-metode pengumpulan, penyajian, dan pengaturan data guna membuat gambaran yang jelas tentang variasi sifat data, yang pada akhirnya akan mempermudah proses analisis dan interpretasi data.

Jenis Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Persiapan penelitian a. Mini Proposal b. Proposal c. Bab I, II, dan III

d. Perizinan 2. Penelitian 3. Pengolahan data 4. Penarikan kesimpulan 5. Penyusunan skripsi

(2)

commit to user

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena mulai dari pengumpulan data, pengukuran, pengolahan, serta penafsirannya diwujudkan dalam angka. Menurut Sarwono (2006) secara garis besar pada penelitian kuantitatif yang bersifat konklusif terbagi menjadi dua macam tipe desain yaitu Desain Ex Post Facto dan Desain Eksperimental. Penelitian ini termasuk penelitian Ex Post Facto karena lebih bersifat eksplorasi dan deskriptif. Ditinjau dari tingkat pemahamannya, penelitian ini hanya mengkaji variabel pada tataran permukaan saja.

Penelitian ini mengkaji dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sarwono (2006) variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mem-pengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, di-manipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau respons jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat ini diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan variabel bebas.

Pada penelitian ini variabel bebas terdiri dari Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan merupakan variabel terikat.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Jatmiko (2006: 35), “Populasi adalah kumpulan individu yang memiliki kualitas-kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Pajak Penghasilan Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

Sugiyono (2010: 118) mengungkapkan pengertian sampel adalah sebagai berikut:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi itu.

(3)

commit to user

Sampel pada penelitian ini adalah Wajib Pajak Pajak Penghasilan Badan yang terdaftar dan aktif pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta selama periode 2010-2012. Kriteria sampel diputuskan berdasarkan variabel yang diteliti yaitu Pemeriksaan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2010: 120), “nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara purposive

sampling. Sugiyono (2010) mendefinisikan purposive sampling sebagai suatu teknik

pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan tujuan atau pertimbangan tertentu. Berdasarkan tujuan untuk mendapatkan data terkini mengenai variabel yang diteliti, maka sampel yang diambil adalah Wajib Pajak Pajak Penghasilan Badan yang aktif periode 2010-2012.

E. Pengumpulan Data

Data merupakan sekumpulan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Menurut cara memperolehnya, penelitian ini menggunakan data primer. Sudaryono (2012) menjelaskan data primer adalah data yang dikumpul-kan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya, bukan dalam bentuk jadi yang biasanya dalam bentuk publikasi. Data primer berasal dari sumber asli atau pertama dan diambil secara langsung oleh peneliti dari objek penelitian perorangan maupun organisasi dan tidak tersedia dalam bentuk ter-kompilasi atau dalam bentuk file.

(4)

commit to user

Pengertian lain mengenai data primer dikemukakan oleh Donald R. Cooper dan Pamela S. Schindler dalam buku yang berjudul Metode Riset Bisnis (2006: 190) sebagai berikut:

Sumber primer adalah karya riset atau data mentah tanpa interpretasi atau pernyataan yang mewakili suatu opini atau posisi resmi. Termasuk di dalam sumber primer adalah memo, surat, wawancara, atau pidatolengkap (dalam bentuk audio, video, atau tertulis), hukum, peraturan, keputusan pengadilan, dan sebagian besar data keluaran pemerintah seperti data sensus, per-ekonomian dan tenaga kerja. Sumber primer merupakan data yang paling otoritatif karena informasi yang disajikan belum diolah atau ditafsirkan oleh pihak kedua.

Menurut waktu pengumpulan data, penelitian ini menggunakan data berkala (time series), yaitu data runtun yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk mem-berikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan selama periode tertentu yang diamati. Data time series juga sering disebut sebagai data historis. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain berupa:

1. Data jumlah Wajib Pajak PPh Badan wajib SPT Tahunan di KPP Pratama Surakarta periode 2010-2012

2. Data penerimaan SPT oleh Wajib Pajak PPh Badan di KPP Pratama Surakarta per bulan periode 2010-2012

3. Data jumlah Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh KPP Pratama Surakarta per bulan periode 2010-2012

4. Data realisasi penerimaan Pajak Penghasilan Badan di KPP Pratama Surakarta per bulan periode 2010-2012

Pengumpulan data penelitian berdasarkan definisi dan pengukuran masing-masing variabel berikut ini:

1. Variabel Bebas

a. Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan dalam mengumpulkan data sampai mengolah data secara objektif berdasarkan suatu standar pemeriksaan sebagai upaya pengawasan kepatuhan wajib pajak dalam pemenuhan ke-wajiban perpajakan sekaligus sebagai bentuk pelaksanaan undang-undang perpajakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan, Direktur Jenderal

(5)

commit to user

Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas hasil pemeriksaan. Berdasarkan peraturan tersebut, variabel pemeriksaan pajak pada penelitian ini diukur dengan melihat banyaknya Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Surat Ketetapan Pajak ini merupakan salah satu output dari pemeriksaan pajak dan di dalamnya terdapat potensi untuk meningkatkan penerimaan pajak. Penentuan Surat Ketetapan Pajak sebagai indikator variabel Pemeriksaan Pajak merujuk pada penelitian terdahulu oleh Ratna Sari dan Afriyanti (2011).

b. Kepatuhan Wajib Pajak teruji apabila wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman, dalam penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Surat Edaran Dirjen Pajak SE-18/PJ/2006 tentang Key Performance Indicator (KPI) menyebutkan bahwa salah satu indikator kinerja kantor pajak adalah penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan guna mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak dengan rumusan jumlah SPT Tahunan WPOP/Badan yang disampaikan dibagi dengan jumlah WPOP/Badan terdaftar dikalikan 100%. Berdasarkan rujukan tersebut, maka variabel kepatuhan pada penelitian ini diukur melalui presentase perbandingan jumlah SPT Tahunan Badan yang dilaporkan per bulan dengan jumlah Wajib Pajak Badan terdaftar selama periode 2010-2012. Penentuan indikator tersebut juga merujuk pada penelitian terdahulu oleh Ratna Sari dan Afriyanti (2011) dan Suhendra (2010).

2. Variabel Terikat

Penerimaan Pajak Penghasilan Badan merupakan setiap penerimaan atas pengena-an Pajak Penghasilpengena-an ypengena-ang dipungut dari Wajib Pajak Badpengena-an. Variabel penerimapengena-an Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan diukur dengan menggunakan realisasi penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. Penentuan indikator tersebut merujuk pada penelitian terdahulu oleh Ratna Sari dan Afriyanti (2011) dan Suhendra (2010).

(6)

commit to user

F. Analisis Data 1. Pengujian Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data dalam suatu model regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Pada uji ini yang diuji bukanlah data variabel, melainkan nilai residualnya. Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan melihat p-value. Apabila nilai p-value > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal, dan sebaliknya jika p-value < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk memenuhi persyaratan analisis regresi berganda yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas terjadi multikolinieritas atau tidak. Multikoliniearitas adalah suatu hubungan liniear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Kuncoro, 2001: 114). Pada program SPSS terdapat beberapa metode dalam menguji adanya multikolinieritas, antara lain:

1. Mengamati nilai R2, F hitung, dan t hitung. Jika R2 dan F hitung tinggi sementara nilai t hitung banyak yang tidak signifikan, maka pada model regresi diindikasikan terdapat multikolinieritas.

2. Mengamati nilai korelasi antara dua variabel independen. Jika nilai korelasi antara kedua variabel independen melebihi 0,8 maka model regresi diindikasikan ada multikolinieritas.

3. Mengamati nilai VIF dan Tolerance. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 dan angka Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi diindikasikan tidak terdapat multikolinieritas.

Pada penelitian ini, uji multikolinieritas yang digunakan untuk menguji model regresi adalah dengan mengamati nilai VIF dan Tolerance. Apabila dalam pengujian terdapat multikolinieritas dapat dilakukan transformasi

(7)

commit to user

variabel. Transformasi variabel adalah salah satu cara mengurangi hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Kuncoro (2001) uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dikatakan terdapat masalah auto-korelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) dan relatif jarang ditemukan pada data cross section.

Metode yang sering digunakan dalam pengujian autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di bawah -2, maka dapat diindikasikan terdapat autokorelasi positif.

2) Jika pengujian diperoleh nilai DW statistik di antara -2 dan +2, maka dapat diindikasikan tidak ada autokorelasi.

3) Jika diperoleh nilai DW statistik di atas +2, maka dapat diindikasikan terdapat autokorelasi negatif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2011) menyatakan uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam sebuah model regresi. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homo-kedastisitas. Jika varians berbeda disebut HeteroHomo-kedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk melihat ada tidaknya heterokedaskitas adalah menggunakan uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan cara melakukan regresi

(8)

commit to user

variabel bebas dengan nilai absolut dari residualnya. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heterokedaskitas. Sebaliknya, jika variabel bebas tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi tidak terjadi heterokedaskitas. Menurut Ghozali (2011) apabila signifikansi yang dihasil-kan lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Apabila ternyata model terdapat heteroskedastisitas maka dapat dilakukan transformasi data dengan cara melakukan transformasi logaritma.

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk menguji variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Menurut Sugiyono (2010: 277) pengertian analisis regresi berganda yaitu:

Analisis yang digunakan peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).

Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independen-nya minimal dua . Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ei

Keterangan:

Y = Penerimaan Pajak Penghasilan Badan X1 = Pemeriksaan Pajak

X2 = Kepatuhan Wajib Pajak Badan a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi ei = Variabel pengganggu

(9)

commit to user

1) Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi yang di-gunakan layak (fit) untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian ini adalah sebagai berikut:

(a) Ho diterima dan Ha ditolak yaitu apabila p-value > 0,05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

(b) Ho ditolak dan Ha diterima apabila p-value < 0,05 atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

2) Pengujian Signifikansi Regresi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka hipotesis alternatif diterima adalah yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

Uji t pada dasarnya untuk menguji hipotesis yang dinyatakan sebagai berikut:

(a) Ho diterima dan Ha ditolak yaitu apabila p-value > 0,05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen tidak berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen. (b) Ho ditolak dan Ha diterima apabila p-value < 0,05 atau bila nilai

signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.

3) Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien Determinasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh suatu model regresi dalam menerangkan variasi variabel

(10)

commit to user

penelitian. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya di antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai yang diperoleh mendekati 1 maka variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi untuk memprediksi variasi variabel terikat.

Gambar

Tabel 4. Jadwal Penyusunan Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Memperhatikan fenomena yang terjadi di Pasuruan tersebut, terutama berkaitan dengan optimalisasi usaha industri kecil mebel dilihat dari aspek faktor produksi yang digunakan

dimana dalam hal mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain dikarenakan bencana alam dan/atau

Hasil pengujian terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel Motivasi (X 1 ) dan Stres Kerja (X 2 ) secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan (Y) hal ini

Ibrahim Anis dalam bukunya “ al-Mu’jam al-Wasith” menge- mukakan bahwa ilmu akhlak adalah: ilmu yang objek pem- bahasannya adalah tentang nilai-nilai yang bekaitan dengan

4 Persepsi remaja terhadap perilaku seks berisiko dapat dipengaruhi oleh sumber informasi yang dipeoleh, pengalaman pacaran, dan komunikasi kesehatan reproduksi

Dalam laporan kasus ini, akan dibahas mengenai perawatan fraktur gigi tetap insisif sentral atas dengan pulpa terbuka karena trauma, pada anak laki-laki usia 10