HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG
( Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang 1 Cimahi )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Kependidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh :
AVIV ANTHONY VEGA 0700829
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi Penelitian Tindakan Kelas
dengan judul : “hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam lantai melalui
metode pengajaran langsung dan pengajaran tidak langsung terhadap
Keterampilan lompat harimau Dalam Proses Belajar Mengajar Senam” ini beserta
seluruh isinya adalah benar benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian
hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2013
Yang membuat pernyataan
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : AVIV ANTHONY VEGA
NIM : 0700829
JUDUL : HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
(Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang Cimahi)
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I
Drs. Hendi Suhendi P NIP. 195803021985111002
Pembimbing II
Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
( Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang 1 Cimahi )
Aviv Anthony Vega 0700829
Abstrak
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya tingkat keterampilan siswa melakukan gerakan lompat harimau dalam proses pembelajaran senam lantai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas khususnya keterampilan siswa dalam melakukan gerakan lompat harimau melalui pengajaran dengan pendekatan metode pengajaran langsung dan tidak langsung. Penelitian ini terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. Penelitian ini dilakukan terhadap 35 orang siswi kelas XI AP 1 dan 40 orang siswi kelas XI AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Proses penelitian dibagi kedalam dua siklus, dan tiap siklus terdiri atas dua tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen observasi, catatan lapangan, dan tes keterampilan lompat harimau. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik prosentase dan rata-rata. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan pengajaran dengan pendekatan metode pengajaran langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan keterampilan lompat harimau.
Dari data yang dihasilkan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan lompat harimau siswa yang menggunakan pengajaran langsung untuk tes awal rata-rata sebesar 44,4%, siklus I tindakan 1 sebesar 55,4%,siklus I tindakan 2 sebesar 66%, siklus II tindakan 1 sebesar79% dan siklus II tindakan 2 sebesar 88%. Sedangkan pada penilaian keterampilan lompat harimau dengan pengajaran tidak langsung, untuk tes awal rata-rata yang diperoleh sebesar 41,6%, pada siklus I tindakan 1 sebesar 48,4%, siklus I tindakan 2 sebesar 54,2%, siklus II tindakan 1 sebesar 65% dan pada siklus II tindakan 2 sebesar 75,4%.
Abstract
The problem in this research is the low level of skills of students doing the tiger sprong in the learning process gymnastics floor. The research method used in this research was classroom action research. Classroom Action Research aims to improve the learning process in the classroom especially student skills in movement tigers sprong through teaching approaches teaching methods direct and indirect. This research consisted of stage action planning, action, observation, analysis and reflection. The study was conducted on 35 people a class XI student of AP 1 and 40 35 people a class XI student of AP 3 at SMK Sangkuriang 1 Cimahi. The research process is divided into two cycles, with each cycle consisting of two acts. Data were collected using an instrument observation, field notes, and test tiger sprong skills. All data collected were analyzed by using percentage and average. The results of data analysis showed that the application of the teaching approaches teaching methods directly and indirectly to increase tiger sprong skills. From the resulting data showed an increase in tiger sprong skills of students using direct teaching to the test early on average by 44.4%, the first cycle of action 1 by 55.4%, the first cycle of action 2 by 66%, the second cycle of action 1 79% and
second cycle action 2 by 88%. While the assessment of teaching skills by tiger sprong indirectly, for initial tests obtained an average of 41.6%, in the first cycle of action 1 by 48.4%, the first cycle of action 2 by 54.2%, the second cycle of action 1 by 65%
and on the second cycle of action 2 by 75.4%.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... ... 8
C. Rumusan Masalah ... ... 9
D. Cara Pemecahan Masalah ... .... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
G. Batasan penelitian ... 11
H. Penjelasan Istilah ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 13
A. Proses Belajar Mengajar ... 13
1. Pengertian Proses ... 13
2. Pengertian Belajar ... 13
3. Pengertian Mengajar ... ... 14
4. Pengertian Proses Belajar Mengajar ... .... 15
B. Hakikat Senam ... 15
1. Pengertian Senam... 15
2. Jenis Senam ... 18
C. Lompat Harimau ... 20
D. Pengajaran Langsung ... 22
E. Pengajaran Tidak Langsung ... 23
G. Hipotesis Tindakan ...27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Metode Penelitian ... 28
B. Desain Penelitian ... 30
C. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian ... 32
D. Langkah-langkah Penelitian... 33
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 35
1. Instrumen Penelitian ... 35
2. Teknik pengumpulan Data ... 44
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 45
1. Teknik Pengolahan Data ... 45
2. Analisis Data ... 46
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Deskripsi Pembelajaran Senam lantai lompat harimau kelas XI AP di SMK Sangkuriang 1 Cimahi ... 47
B. Hasil Monitoring Pembelajaran Senam lantai di kelas XI AP 1 dan AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi ... 48
C. Hasil Penelitian ... 53
1. Paparan Siklus I tindakan 1... 53
a. Pengajaran Langsung ... 53
a.1 Deskripsi... 53
a.2 Analisis ... 56
a.3 Refleksi... 60
b. Pengajaran Tidak Langsung ... 61
b.1 Deskripsi ... 61
b.2 Analisis... 64
b.3 Refleksi ... 68
2. Paparan Siklus I tindakan 2... 69
a. Pengajaran Langsung ... 69
a.1 Deskripsi... 69
a.2 Analisis ... 72
a.3 Refleksi... 76
b. Pengajaran Tidak Langsung ... 78
b.1 Deskripsi ... 78
b.2 Analisis... 81
b.3 Refleksi ... 85
3. Paparan Siklus II tindakan 1 ... 87
a. Pengajaran Langsung ... 87
a.1 Deskripsi... 87
a.3 Refleksi... 93
b. Pengajaran Tidak Langsung ... 94
b.1 Deskripsi ... 94
b.2 Analisis... 95
b.3 Refleksi ... 100
4. Paparan Siklus II tindakan 2 ... 100
a. Pengajaran Langsung ... 100
a.1 Deskripsi... 100
a.2 Analisis ... 102
a.3 Refleksi... 106
b. Pengajaran Tidak Langsung ... 107
b.1 Deskripsi ... 107
b.2 Analisis... 108
b.3 Refleksi ... 112
D. Pembahasan ... 113
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 118
A. Kesimpulan ... 118
B. Rekomendasi ... 119
DAFTAR PUSTAKA ... 121
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 123
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 123
B. Lembar Obsevasi Guru dan Siswa Siklus I Sampai Siklus II ... 179
C. Catatan Lapangan... 212
D. Lembar Penilaian Tes ... 220
E. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 235
F. Surat Izin Penelitian ... 237
G. Surat Keputusan Telah Melakukan Penelitian ... 238
H. Foto-Foto Penelitian... 239
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
hidup manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa melalui pendidikan, perkembangan
bangsa dapat dicapai melalui bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa dan
Negara yang merdeka harus mampu menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi
dan mampu untuk membangun Negara menjadi lebih berkembang dengan kekuatan
sendiri. Menyadari hal itu melalui pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Diperkuat dengan pasal 31 UUD 1945 yaitu : 1)
tiap - tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah
mnegusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasonal yang diatur
dengan undang – undang.
Pendidikan jasmani adalah bagian pelengkap dari proses pendidikan secara
menyeluruh. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran unik di banding bidang
studi lain, karena melalui pendidikan jasmani selain digunakan untuk pengembangan
aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pemgembangan aspek kognitif
dan afektif secara serasi dan seimbang. Kurikulum penjas 1994 meskipun telah
dievaluasi dan diadakan penyempurnaan dalam prosedur penilaiannya yaitu
menghilangkan nilai teori. Hal ini tidak akan memecahkan permasalahan penjas di
lapangan, justru akan menambah permasalahan, karena menyimpang dari tujuan yang
ingin dicapai oleh penjas di sekolah, yaitu pengembangan aspek fisik, psikomotor,
kognitif, dan afektif secara total.
Dari penjelasan diatas menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan yang merata dari aspek belajar yaitu aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, program pendidikan jasmani haruslah
menjadi suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang
pembelajaran tergantung kepada proses pembelajaran yang dialami oleh siswa,
karena belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dan berproses tersusun
secara sistematis.
Pendidikan jasmani dan olahraga selain mengutamakan penguasaan
keterampilan dan kemampuan jasmani, juga berperan terhadap pengembangan sifat –
sifat kejujuran, keberanian, jiwa sportivitas, disiplin, kerjasama, kompetitif, dan
percaya diri. Aspek tersebut akan didapati dalam pembelajaran pendidikan jasmani
diantaranya melalui pembelajaran senam.
Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga disekolah,
senam merupakan salah satu materi ajar yang harus diberikan kepada siswa.
Pembelajaran senam yang diberikan disekolah merupakan bagian dari senam
kependidikan yang diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan pendidikan. Hal ini
mengisyaratkan bahwa yang paling dipentingkan dari kegiatan tersebut adalah
muridnya sendiri, bukan kegiatan atau keterampilan geraknya. Pembelajaran senam
hanyalah alat, sedangkan yang menjadi tujuan adalah aspek pertumbuhan dan
pengembangan anak.
Adapun senam adalah merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu
mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan gerakan senam sangat sesuai untuk
mendapat penekanan didalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan
fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh
bagian tubuh. Disamping itu, senam juga menyumbang pengaruh besar pada
perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang
olahraga lain, terutama dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan
efisien.
Senam merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris yaitu gymnastic,
atau dalam bahasa Belanda gymnastiek. Gymnastics merupakan bahasa serapan dari
bahasa yunani gymnos, yang berarti telanjang. Mengenai hal ini Hidayat (1995)
dalam mahendra (2001:1), mengemukakan bahwa : “kata gymnastiek tersebut dipakai
sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang”. Hal ini bisa
terjadi karena teknologi pembuatan bahan pakaian belum semaju sekarang, sehingga
belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak
pemakainya.
Kata gymnos atau gymnastics pada saat itu mengandung arti yang demikian
luas, tidak terbatas pada pengertian seperti yang dikenal pada saat ini. Kata tersebut
merujuk pada kegiatan-kegiatan olahraga seperti gulat, atletik, serta bertinju. Seiring
dengan perkembangan zaman, akhirnya makna dari kata gymnastics semakin
menyempit dan disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak mudah mendefinisikan kata
senam, karena dalam kekhususan yang dikandungnya terdapat keleluasan makna
yang ingin dicakup, sesuai dengan perkembangan berbagai aliran dan jenis senam
yang terjadi saat ini. Hidayat (1995), dalam Mahendra (2007:8), mencoba
mendefinisikan senam sebagai :
….suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembanghkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai spiritual.
Dari pengertian tersebut, menjelaskan bahwa senam merupakan suatu bentuk
latihan tubuh yang dilakukan secara sistematis pada lantai atau pada alat yang
dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
keterampilan, meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan,
koordinasi, dan control tubuh serta menanamkan nilai-nilai spiritual.
Salah satu jenis senam yang dipelajari disekolah yaitu senam lantai. Senam
lantai adalah senam yang dilakukan di atas matras, unsur gerakannya terdiri dari
mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu saat meloncat ke
depan atau ke belakang. Dive roll atau yang biasa disebut lompat harimau merupakan
salah satu pengembangan dari guling depan dalam rangkaian gerakan senam lantai.
mungkin sudah tidak asing lagi dengan materi senam lantai yang salah satu tugas
gerak yang dipelajarinya adalah lompat harimau.
Lompat harimau merupakan jenis olahraga dengan rangkaian gerak senam
lantai dan merupakan pengembangan dari gerakan guling depan. Dibandingkan
dengan gerakan guling depan, lompat harimau dilakukan dengan di awali lompatan
saat di udara agar jaraknya lebih jauh.
Dari pengertian diatas menjelaskan bahwa gerakan lompat harimau
merupakan gerakan yang dilakukan diatas matras dengan diawali lompatan/tolakan
dari kedua kaki, saat di udara kedua lutut ditempelkan ke dada, kemudian saat
pendaratan bertumpu pada kedua tangan, lalu ke bahu, kemudian ke punggung,
pantat, dan sampai diakhiri ke kaki dengan posisi berjongkok. Jika lompat harimau
diajarkan dengan teknik yang benar, maka itu akan mengembangkan orientasi ruang
gerak pada diri anak, dan menjadi tahapan pembelajaran untuk keterampilan lainnya.
Kenyataan dilapangan pada saat penulis melakukan program latihan profesi
(PLP) di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, ketika memberikan pembelajaran dengan
materi senam lantai terlihat masih banyak siswa yang belum mampu melakukan
gerakan senam lantai yang diantaranya gerakan lompat harimau dengan baik dan
benar. Dalam hal ini masih banyak siswa yang pada saat melakukan gerakan lompat
harimau melakukan gerakan dengan masih banyak kekurangan, antara lain posisi
sikap awal yang masih kurang tepat, pada saat melompat dan mengguling tidak lurus
(menyamping keluar jalur), dan posisi akhir yang belum sempurna. Banyak siswa
masih merasa ketakutan dan mengeluh kesulitan melakukan tugas gerak yang
diperintahkan, sehingga motivasi untuk melakukan latihan gerak menjadi berkurang.
Kejadian tersebut cenderung dikarenakan proses pembelajaran yang diberikan guru
masih bersifat tradisional. Selain itu tugas gerak yang harus dilakukan dianggap sulit
karena siswa dituntut langsung untuk melakukan tugas gerak atau keterampilan gerak
yang diberikan, sehingga siswa merasa karena ketidakberhasilannya dalam
melakukan tugas gerak yang dilakukannya. Hal ini mengakibatkan siswa
menyenangkan atau membosankan. Adapula hambatan lain yang sering ditemui oleh
guru penjas dalam mengajarkan senam disekolah adalah bahwa senam itu begitu sulit
srerta memerlukan peralatan khusus yang lengkap. Seperti yang diungkapkan oleh Mahendra (2007:16) : “Senam kependidikan adalah istilah yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran senam yang sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan kependidikan”. Hal tersebut mengindikasikan bahwa senam yang diajarkan disekolah sangat berbeda dengan senam yang dipertandingkan.
Hasil Belajar menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman (Dahar,
1989).
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Sudjana (2004: 22). “Hasil belajar merupakan ukuran atau
kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hasil belajar dikatakan baik apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik lagi” (Munawar, 2009).
Menurut Benjamin Bloom dalam Husdarta (2000: 8) menguraikan bahwa
tingkah laku dalam proses pembelajaran dibagi ke dalam tiga domain atau ranah.
Ketiga ranah atau domain itu adalah domain kognitif, domain afektif, dan domain
psikomotor. Setiap domain mengandung beberapa unsur dan hierakhi perilaku yang
tercermin dalam performa yang lebih spesifik sebagai berikut:
1. Domain kognitif, merupakan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2. Domain Afektif, mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
b. Kemauan menanggapi
c. Berkeyakinan
d. Penerapan karya
e. Ketelitian
3. Domain Psikomotor, mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
a. Gerak tubuh kasar
b. Koordinasi gerak tubuh secara halus
c. Komunikasi nonverbal
d. Perilaku bicara
Pada penelitian ini hasil belajar dibatasi pada Ranah Kognitif. Diantara enam
aspek yang terkandung dalam ranah kognitif, penelitian ini dikhususkan pada aspek
memahami. Dalam aspek memahami siswa diharapkan mampu memahami hubungan
yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep (Arikunto, 2007).
Menurut Munawar (2009), terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu faktor internal dan eksternal.
Untuk mengusung niat pengajaran senam yang menyenangkan, tentu perlu
diimplementasikan melalui pemilihan metode pengajaran yang tepat. Dalam hal ini
seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif, menyenangkan, dan pemberian materi dengan tugas gerak yang tidak
terlalu sulit sehingga tidak membuat anak bosan. Seorang guru harus benar benar
dapat memilih suatu metode atau pendekatan pengajaran yang cocok untuk
diterapkan atau digunakan dalam proses belajar mengajarnya. Sejauh ini ada berbagai
metode pengajaran, diantaranya adalah metode direct instruction (pengajaran
langsung) dan metode indirect instruction (pengajaran tidak langsung).
Roy killen (1998:2) dalam Mulyadi (2012) mengemukakan bahwa “direct instruction merujuk pada berbagai teknik ekspositori (pemindahan
Sedangkan menurut Kardi dan Nur (2002) dalam Mulyadi (2012: 8) ”model direct instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan ini sering disebut model pengajaran langsung”
Kardi dan Nur dalam Mulyadi, (2012: 8) menyatakan bahwa ada
beberapa ciri-ciri model pengajaran langsung (Direct Instruction) adalah sebagai berikut :
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur penilaian belajar.
2. Sintaks/pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar kegiatan
tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Sedangkan metode indirect instruction adalah pendekatan mengajar yang
berpusat pada siswa, model indirect Instruction bertujuan untuk mencari batas
maksimum keterlibatan siswa dalam mengamati, menyelidiki, menarik kesimpulan
dari data, atau pembentukan hipotesis. Metode ini memberikan manfaat dari minat
siswa dan dari rasa keingintahuan, yang sering mendorong mereka untuk
menghasilkan alternatif lain atau memecahkan masalah. Hal ini bersifat fleksibel,
maka dari itu metode ini membebaskan siswa untuk mengeksplorasi kemungkinan
yang beragam dan mengurangi rasa takut yang terkait dengan kemungkinan
memberikan jawaban yang salah. Instruksi tidak langsung juga mendorong kreativitas
dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan. Dalam instruksi
tidak langsung, peran guru beralih dari dosen dengan menjadi seorang fasilitator,
pendukung, dan sumber daya. Guru mengatur lingkungan belajar, memberikan
peluang bagi keterlibatan siswa, dan, jika sesuai, memberikan umpan balik kepada
siswa ketika mereka melakukan penyelidikan (Martin, 1983).
Maka berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas, peneliti perlu
instruction ini berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dilakukan
penerapan model pembelajaran pengajaran langsung dan pengajara tidak langsung
pada pembelajaran senam lantai untuk gerakan lompat harimau. Penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terhadap siswa XI AP 1
dan XI AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Penelitian ini bertujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran
senam lantai gerakan lompat harimau. Pada penelitian tindakan kelas ini penulis
menuangkannya dalam sebuah judul : Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Senam Lantai.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang ada sesuai dengan masalah yang penulis lihat
dan alami di lapangan yaitu, secara umum masih kurangnya tingkat keterampilan
siswa melakukan lompat harimau, dan adanya gejala siswa kurang termotivasi untuk
mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani sehingga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa itu sendiri, begitu juga dengan keberhasilan yang ingin dicapai
oleh guru menjadi terhambat. Adapun beberapa indikator yang menyebabkan tidak
berhasilnya proses pembelajaran senam lantai di SMK Sangkuriang 1 Cimahi adalah
karena gaya mengajar yang dilakukan guru masih bersifat tradisional sehingga tugas
gerak yang harus dilakukan murid menjadi tidak maksimal yang juga mengakibatkan
siswa menjadi merasa takut melakukan tugas gerak yang diberikan dan akhirnya hasil
belajar siswa pun menjadi tidak memuaskan.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, jelas kiranya pendekatan
pengajaran yang monoton dan kurangnya guru melakukan inovasi dalam memberikan
materi yang membuat siswa takut untuk melakukan tugas gerak yang mereka anggap
sulit menjadi suatu kendala terhadap pencapaian tujuan belajar. Hal ini menjadi
masalah pokok tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, sehingga
sebagai medium pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya,
khususnya di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar senam lantai melalui
metode pengajaran langsung dan pengajaran tidak langsung pada siswa kelas XI AP 1
dan XI AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi dengan batasan capaian prosentase
sebesar 70 %.
D. Cara Pemecahan Masalah
Mengacu pada rumusan masalah tentang rendahnya hasil belajar siswa kelas
XI AP 1 dan XI AP 3 SMK Sangkuriang 1 Cimahi melakukan gerakan lompat
harimau dalam proses belajar mengajar senam, akan dipecahkan melalui
pembelajaran senam lantai dengan penerapan metode pengajaran langsung dan
pengajaran tidak langsung. Pengajaran langsung merupakan suatu pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah atau step by
step. Sedangkan metode indirect instruction adalah pendekatan mengajar yang
berpusat pada siswa, model indirect Instruction bertujuan untuk mencari batas
maksimum keterlibatan siswa dalam mengamati, menyelidiki, menarik kesimpulan
dari data, atau pembentukan hipotesis. Metode ini memberikan manfaat dari minat
siswa dan dari rasa keingintahuan, yang sering mendorong mereka untuk
menghasilkan alternatif lain atau memecahkan masalah
Proses pelaksanaannya melalui penelitian tindakan kelas (class action
research). Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru sebagai pelaku pembelajarannya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
mengajar terjadi. Misalkan didalam aula, laboratorium, dan lapangan untuk
pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga.
E. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti, dan berdasarkan latar belakang dan rumusan yang telah
diuraikan diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana hasil belajar senam lantai melalui metode pengajaran
langsung dan pengajaran tidak langsung.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan memiliki sebuah manfaat. Maka penulis
mengharapkan manfaat atau kegunaan dari penelitian ini. Adapun manfaat dari
penelitian ini secara khusus adalah untuk mengetahui bagaimana hasil belajar senam
lantai yang dilakukan melalui metode pengajaran langsung dan pengajaran tidak
langsung, apakah baik atau buruk.
Adapun secara umum adalah, bagi guru adalah diharapkan guru sedikit demi
sedikit mengetahui strategi pembelajaran dan penerapan pendekatan yang cocok
digunakan yang dapat memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
dikelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh siswa maupun
guru dapat diminimalisir. Kemudian bagi siswa semoga hasil penelitian ini sangat
bermanfaat bagi mereka yang bermasalah dalam pembelajaran senam lantai,
khususnya lompat harimau. Diharapkan kesulitan dan ketakutan siswa pada saat
pembelajaran dapat terminimalisir, sehingga keterampilan siswa dalam melakukan
lompat harimau menjadi lebih baik. Sedangkan manfaat bagi sekolah adalah dari hasil
penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah yang
bersangkutan khususnya dalam rangka perbaikan pembelajaran, dan sekolah lain
G. Batasan Penelitian
Untuk menghindari salah penafsiran yang terlalu luas, maka penulis
membatasi permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Permasalahan dalam penelitian ini berkenaan dengan hasil belajar dan
keberhasilan pembelajaran, khususnya pembelajaran keterampilan senam
lantai lompat harimau dengan menggunakan penerapan metode pengajaran
langsung dan pengajaran tidak langsung.
2. Dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani dibatasi dengan
materi senam lantai lompat harimau.
3. Subyek penelitian yaitu siswa kelas XI AP 1 Sangkuriang 1 Cimahi
sebanyak 35 murid dan siswa kelas XI AP 3 sebanyak 40 murid.
4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
dengan cara observasi, catatan lapangan, tes, dan rekaman foto.
H. Penjelasan Istilah
Adapun istilah istilah yang terdapat pada judul penelitian “peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam lantai melalui metode pengajaran langsung di SMK Sangkuriang 1 Cimahi” dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengajaran langsung (Direct Instruction).
Direct instruction adalah merupakan suatu model pendekatan mengajar yang
dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi
dan Nur, 2000:2)
2. Pengajaran tidak langsung
metode Indirect Instruction adalah pendekatan mengajar yang berpusat pada
keterlibatan siswa dalam mengamati, menyelidiki, menarik kesimpulan dari
data, atau pembentukan hipotesis (Martin, 1983).
3. Pembelajaran.
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber daya belajar.
4. Senam.
Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan
perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sanagat sesuai untuk pendidikan
jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti
kekuatan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh (Mahendra, 2007)
5. Belajar.
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan kemampuan-kemampuan
yang lain.
6. Hasil belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut
Howart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar
mengajar : (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan
terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah tersebut
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian bisa
dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan metode
penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas ini
merupakan suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, kelas disini
dimaksudkan pada suatu tempat adanya interaksi antara guru dan murid sehingga
terjadinya proses belajar. Dengan demikian maksud dari kelas tersebut bisa di
ruangan kelas, laboratorium, aula, dan lapangan untuk kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas
dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan untuk melihat hasil dari
tindakan yang telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran
dan guru dapat mempraktekkannya dalam pembelajaran mereka sendiri. Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas menurut Susilo et al. (2008: 8), diantaranya:
1. PTK dilaksanakan demi perbaikan dan atau peningkatan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban guru.
2. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi masalah aktual pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. 3. Dapat ditumbuhkannya budaya meneliti di kalangan guru dan dosen
4. Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melalui teknik-teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat perkembangan peserta didik.
Berdasarkan pemaparan di atas, jadi tujuan utama dari Penelitian Tindakan
Kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dalam
proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara berkesinambungan melalui
teknik-teknik yang tepat, yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi
dan tingkat perkembangan siswa.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusnandar 2008: 70)
mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui proses yang
dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu
sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis
untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana Penelitian Tindakan Kelas
hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang refleksi.
2. Tindakan
Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara
sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan
sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan
yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan. Salah satu perbedaan penelitian
tindakan dan penelitian biasa adalah bahwa penelitian tindakan diamati.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberi dasar bagi refleksi
sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi dalam
Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses
4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti
yang telah dicatat di dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,
masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi
merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan ekplanasi terhadap semua informasi
yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain
PTK model John Elliott. Adapun desain penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
Gambar3.1
Desain PTK Model John Elliott (Susilo et al. 2008: 17)
Revisi perencanaan umum Ide Awal
Temuan dan Analisis
Perencanaan Umum Siklus 1 Tindakan 1, 2, dan 3
Monitoring Implementasi dan
Efek Implementasi Siklus III Tindakan
1, 2, dan 3
Perbaikan Perencanaan:Siklus III Tindakan 1, 2, dan 3 Penjelasan kegagalan tentang
Implementasi
Monitoring Implementasi dan Efek
Implementasi Siklus II Tindakan 1, 2, dan 3
Perbaikan Perencanaan: Siklus II Tindakan 1, 2, dan 3 Revisi Perencanaan Umum Implementasi Siklus 1 Tindakan
1, 2, dan 3
Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi
Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa
siklus, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi),
dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut
siklus. Adapun tahap-tahap penelitiannya sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan terhadap
hasil atau tujuan yang diinginkan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan ini guru sebagai peneliti, melaksanakan tindakan
yang sebelumnya telah direncanakan untuk dilaksanakan sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang
diinginkan.
3. Tahap Pengamatan (observasi)
Pada tahapan ini, guru sebagai peneliti mengamati semua hal yang terjadi
dan mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang diberikan
selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Tahap Refleksi
Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang
sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas
pada saat pembelajaran berlangsung. Pada tahapan refleksi ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa,
dan merenungkan kembali hasil pembelajaran darisetiap tindakan. Hasil
refleksi ini dilakukan untuk perbaikan terhadap rencana awal.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II.
Setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan dan setiap tindakan memiliki empat kali
tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pengamatan dan evaluasi, serta (4) analisis dan refleksi. Perencanaan untuk setiap
saja kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus tersebut, kemudian penjelasan
tentang bagaimana hal tersebut akan diperbaiki.
C. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Sangkuriang 1 Cimahi tepatnya
jalan Sangkuriang Cimahi.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI AP 1 yang berjumlah 35 dan
XI AP 3 yang berjumlah 40 orang siswa. Adapun dipilihnya SMK
Sangkuriang 1 Cimahi sebagai lokasi penelitian, ini berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.
a. Pengalaman pada saat melakukan Program Latihan Profesi, dan
mengajar di SMK ini, peneliti menemukan permasalahan dalam proses
pembelajaran senam lantai, khususnya pembelajaran lompat harimau
atau dive roll.
b. Peneliti menghendaki perubahan dalam meningkatkan keterampilan
pembelajaran senam lantai khususnya gerakan lompat harimau atau
dive roll di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, khususnya kelas XI AP .
c. Perizinan untuk penelitian lebih mudah didapat karena peneliti
sebelumnya pernah melakukan program latihan profesi di sekolah
tersebut.
3. Data Penelitian
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis
guna memecahkan masalah penelitian berasal dari:
a. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama
proses pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh
dari peneliti sebagai guru melalui proses observasi dan observer
melalui observasinya pada setiap tindakan pembelajaran selama
b. Hasil tes keterampilan lompat harimau atau dive roll yang
dilaksanakan setelah proses pembelajaran dilaksanakan.
D. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Ide Awal
Pada ide awal peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dan
ditemukan dalam proses pembelajaran.identifikasi masalah tersebut
dilakukan dengan cara observasi langsung padasiswa kelas XI AP SMK
Sangkuriang Cimahi.
2. Temuan Analisis
Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah
dilakukan terhadap siswa XI AP menemukan permasalahan yang
diantaranya adalah siswa mengalami banyak kesulitan dan rendahnya
tingkat keterampilan siswa pada saat melakukan dan mempraktikkan
pembelajaran senam lantai khususnya keterampilan lompat harimau atau
dive roll, yang berdampak terhadap hasil belajar, sehingga peneliti
memutuskan siswa kelas XI AP untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMK Sangkuriang 1 Cimahi.
Permintaan izin dapat diperoleh dari Kepala sekolah, karena peneliti
sebelumnyatelah melaksanakan program latihan profesi di SMK tersebut.
b. Melakukan sosialisasi dengan Guru Penjas dan siswa
Peneliti melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian
dengan meminta kelas XI AP sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti
melakukan sosialisasi dengan siswa kelas XI AP SMK Sangkuriang 1
Cimahi yang akan dijadikan subjek penelitian.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan
kondisi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, terutama siswa kelas X1 AP 1 dan
XI AP 3 yang akan dijadikan subjek penelitian. Kemudian peneliti
menganalisis KTSP dan Silabus SMK Sangkuriang 1 Cimahi untuk
mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran Penjasorkes khususnya
materi praktik senam, setelah itu peneliti menyiapkan materi yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
d. Identifikasi masalah
Pada tahap ini peneliti menentukan cara pemecahan masalah sebelum
melaksanakan tindakan, dan peneliti sudah menelaah KTSPdan Silabus
SMK Sangkuriang 1 Cimahi mata pelajaran Penjasorkes kelas XI semester
1. Adapun tahapannya sebagai berikut:
1) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, dan materi pokok.
2) Menentukan model/pendekatan pembelajaran. peneliti memilih
pendekatan pengajaran langsung dan tidak langsung dalam
penelitiannya.
3) Mempersiapkan media pembelajaransesuai dengan materi yang
akan dilakukan.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP
tersebut peneliti menyusun tindakan yang dilakukan dalam sebuah
siklus.
5) Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan data
penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi (lembar
observasi siswa dan guru), catatan lapangan, tes,dan rekaman foto.
4. Implementasi
a. Siklus I
Pada siklus 1 dilakukan dengan 2 tindakan pembelajaran. Kegiatan yang
dilakukan yaitu:
Pada tindakan 1 proses pembelajarannya senam lantai lompat
harimau atau dive roll dengan menggunakan pendekatan
pengajaran langsung dan tidak langsung. Diakhir pembelajaran
dilakukan tes keterampilan lompat harimau atau dive roll.
2) Tindakan 2
Pada tindakan 2 juga masih sama yaitusenam lantai lompat
harimua atau dive roll dengan menggunakan pendekatan
pengajaran langsung dan tidak langsung. Diakhir pembelajaran
dilakukan tes keterampilan lompat harimau atau dive roll.
b. Siklus II
pada siklus II, tindakan 1 masih sama yaitu senam lantai (lompat harimau
atau dive roll), dengan rencana tindakan dari hasil refleksi siklus I yang
telah dilakukan. Pada akhir pembelajaran kemudian dilakukan dilakukan
tes keterampilan lompat harimau atau dive roll untuk melihat perubahan
atau peningkatan dari tindakan yang telah diberikan.
5. Penjelasan Kegagalan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan
untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada tindakan
selanjutnya.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2007: 134) menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.Instrumen utama yang
menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti
itu sendiri. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain
sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian.Instrumen-instrumen yang
1. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan alat penamatan yang digunakan untuk
melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar
observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Lembar
observasi terdiri atas dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar
observasi aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan oleh rekan sejawat peneliti dan
peneliti sendiri dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman, dan
dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.
Observer menggunakan alat observasi berupa lembar panduan observasi
yang telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum melakukan
tindakan. Observasi terfokus pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam
kelas selama tindakan penelitian berlangsung. Pencatatan data dengan
menggunakan observasi dilakukan subjektif mungkin agar mendapatkan data yang
valid dan akurat. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:
a. Observasi peer (Pengamatan Sejawat)
Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang
lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang
guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain.
b. Observasi Terstruktur
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya
kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada
siswa kemudian siswa menjawabnya.
Lembar observasi terdiri atas dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas
guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Bentuk-bentuk instrumennya dapat
digambarkan sebagai berikut.
1) Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi aktivitas guru berfungsi untuk mengamati dan
mengevaluasi keterampilan guru dalam menyampaikan materi dan mengendalikan
kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun formatnya sebagai
Tabel 3.1
Format Observasi Aktivitas Guru
Sekolah : SMK Sangkuriang 1 Cimahi
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Hari/ Tanggal :
Siklus ke :
Tindakan :
No .
Aspek yang dinilai Nilai
1 2 3 4
1. Kemampuan membuka pelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Menimbulkan motivasi
2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan siswa
b. Gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa
c. Antusiasme penampilan/mimic
d. Mobilitas posisi tempat
3. Penguasaan Materi
a. Materi disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncakan
b. Kejelasan dalam menjelaskan materi
4. Proses Pembalajaran
a. Kesesuaian penggunaan strategi/metode
dengan pokok bahasan
b. Penyajian materi relevan dengan
indikator hasil belajar
c. Antusiasme dalam menanggapi dan
menggunakan respon
d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
e. Kecermatan dalam pemanfaatan media
5. Evaluasi
a. Menggunakan penilaian tulisan relevan
dengan indikator hasil belajar.
b. Menggunakan penilaian sesuai dengan yang
tertulis pada rencana pembelajaran.
6. Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Evaluasi dan memberikan kesempatan
bertanya.
b. Menutup dan memimpin berdoa
Komentar mengenai aktivitas guru:
Keterangan:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Kategori Penilaian:
60% - 79,99% = Baik (B)
40% - 59,99% = Cukup (C)
20% - 39,99% = Kurang (D)
00% - 19,99% = Sangat Kurang (E)
(Natsir, 1997:23)
2) Lembar Obervasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk
mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.Adapun
lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
[image:32.595.107.513.238.778.2]sebagai berikut:
Tabel 3.2
Format Observasi Aktivitas Siswa
Sekolah : SMK Sangkuriang 1 Cimahi
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Waktu :
Hari/Tanggal :
Siklus ke :
Tindakan :
Aspek yang diamati Jumlah siswa
Keterlibatan siswa mengikuti pembelajaran
yang diberikan
Keseriusan siswa mengikuti pembelajaran dan
melakukan tugas gerak yang diperintahkan
Kesenangan siswa mengikuti permainan yang
diberikan pada saat pembelajaran
Ketakutan atau kesulitan siswa melakukan
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan
kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Catatan lapangan dalam penelitian
pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan
siswa.Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktis saat
melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku
yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam
perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Format catatan
lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan
pembelajaran.
Catatan lapangan ini merupakan catatan yang dibuat peneliti atau mitra
peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek
penelitian tindakan kelas. Hal-hal yang dicatat dalam catatan lapangan ini adalah
tentang aspek pembelajaran dikelas pada saat pembelajaran atau tindakan
berlangsung. Selain itu, yang dicatat juga adalah suasana kelas, pengelolaan kelas,
interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta didik dengan peserta didik. Pemahaman siswa terhadap tugas gerak yang
Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
CATATAN LAPANGAN
Hari / tanggal :
Tempat :
Waktu :
Siklus : Tindakan : Catatan :
3. Tes
Tes sebagai instrumen sangat lazim dilakukan pada PTK. Hal ini
disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar
siswa dan hasil belajar siswa salah satunya diukur dengan menggunakan
instrumen tes. Teknik penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan dan kemajuan hasil belajar peserta didik, serta mengumpulkan
daninformasi dalam rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan. Data hasil penilaian dapat pula digunakan untuk mengetahui
keefektifan pendekatan, model atau metode yang digunakan.
Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses
tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara
kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan
dilaksanakan. Dengan teknik penilaian ini juga dapat terlihat jelas kesesuaian
antara pendekatan, model atau metode yang digunakan terhadap hasil belajar
peserta didik.
Adapun format tes untuk keterampilan lompat harimau atau dive roll adalah
[image:35.595.108.517.244.715.2]sebagai berikut:
Tabel 3.3
Lembar tes lompat harimau
No. Nama Siswa Skor
1
2
3
4
5
Keterangan:
Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk
sempurna. Gerakan lancar
Skor 4 : Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi yang kecil. Tidak ada
Skor 3 : Baik, hal-hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman,
sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang kecil.
Skor 2 : Tidak terkontrol. Bentuk dan teknik jelek banyak kesalahan dari
Ketentuan yang tertulis.
Skor 1 : Tak dapat dikenali karena pelaksanaan salah atau hilang.
Penilaian ini merujuk pada skala penilaian yang dikemukanan oleh
[image:36.595.116.513.236.671.2]Schembri (1989: 16) yaitu:
Tabel 3.4 Skala Penilaian
Rating Scale
Score Characteristics
5 Performed with completed assurance and control. Exellent technique and form. Fluid movement.
4 Very good. Minor errors of form and position. Ndeviation from text. Good control.
3 Good. Essential features demonstrated performance looked safe,even though minor error of form were present.
2 Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the requirements of the written text.
4. Rekaman Foto
Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah
dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi
yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untuk menangkap
suasana, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan sebagai tanda bukti
fisik.
Gambar-gambar foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukan
penelitian. Sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan.Selain itu, foto-foto juga dapat menggambarkan
kemajuan pembelajaran siswa secara visual.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Observasi
Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang
dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika
prosespembelajaran senamlantai berlangsungdan bertujuan untuk mendapatkan
data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat pembelajaran
berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi dapat artikan sebagai
pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselediki secara sistematik.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul dan
terlihat ketika proses pembelajaran senamlantai berlangsung. Teknik ini
digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul sehingga
peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam proses
pembelajaran senam lantai.
c. Tes
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh
data. Data yang dikumpulkan yaitu data hasil tes tingkat keterampilan siswa
melakukan lompat harimau setelah mengikuti proses pembelajaran senam lantai
dengan penerapan pengajaran langsung dan tidak langsung.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
a. Observasi
Pada data hasil observasi guru dilakukan dengan menjumlahkan beberapa
skor yang diperoleh dari hasil penilaian yang telah dilakukan oleh beberapa
observer. Sedangkan untuk data hasil observasi siswa dilakukan dengan
mendiskripsikan jumlah siswa dari tiap aspek yang diamati.
b. Catatan lapangan
Pada data tersebut tidak dilakukan teknik pensekoran tetapi akan
dinarasikantentang semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses
pembelajaran senamlantai berlangsung yang telah di catat peneliti dan observer.
c. Tes
Teknik pengolahan data yang digunakan pada tes adalah jumlah siswa
yang mendapat skor tertentu dibagi jumlahsiswa, dikali 100%, sehingga
dihasilkan prosentase.
x100% = prosentase skor tertentu
Mencari skor rata-rata (X)
X =
Keterangan:
X = skor rata-rata yang dicari
X = skorkeseluruhan
N = Jumlah sampel
2. Analisis Data
Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan berdasarkan
hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk mengetahui skor rata-rata dan tingkat
keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan:
Mencari skor rata-rata (X)
X =
Keterangan:
X = skor rata-rata yang dicari
X = skorkeseluruhan
N = Jumlah siswa
Σ = jumlah
Mencari prosentase skor rata-rata:
x100% = prosentase rata-rata
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dengan
berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan
adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan. Adapun misi
pelaksaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar
siswa dalam melakukan gerakan lompat harimau atau dive roll dalam senam lantai
siswa SMK Sangkuriang 1 Cimahipada mata pelajaran Pendidikan Jasmani
dengan ambang batas peningkatan sebesar 70%, serta keberhasilan guru dalam
penerapan pembelajaran senam lantai dengan pendekatan metode pengajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan pengajaran
metode pengajaran langsung dan tidak langsung, keterampilan siswa dalam
pembelajaran senam lantai khususnya keterampilan lompat harimau mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan guru dengan
melakukan tes lompat harimau setelah proses pembelajaran selesai, menunjukan
adanya peningkatanrata-rata penilaian pembelajaran senam lantai yang diperoleh
siswa dalam hasil tes awal dan setiap siklus selalu meningkat dari mulai hasil tes
awal berlanjut ke siklus I dan siklus II.
Pada hasil tes awal dengan metode pengajaran langsung memperoleh skor
rata-rata sebesar 44,4%, siklus I tindakan 1 memperoleh skor rata-rata sebesar
55,4%, siklus I tindakan 2 memperolehskorrata-ratasebesar 66%. Walaupun hasil
tes pada siklus ini mengalami peningkatan dari hasil tes awal, peneliti ingin
melihat seberapa besar peningkatan yang dihasilkan untuk pembelajaran
selanjutnya. Maka peneliti memutuskan penelitian dilanjutnya ke siklus II
tindakan 1. Pada hasil tes siklus II tindakan 1 memperoleh skor rata-rata 79%,
siklus II tindakan 2 memperoleh skor rata rata 88%. Karena skor rata-rata siswa
pada siklus II tindakan 2 ini sudah melebihi 70%, dan skor yang didapat siswa
sudah mengalami peningkatan yang sangat baik, maka peneliti merasa penelitian
ini dianggap cukup dan untuk siklus III pun tidak dilakukan.
Sedangkan untuk hasil tes dengan metode pengajaran tidak langsung, pada
tes awal memperoleh skor rata-rata sebesar 41,6%, pada siklus ke I tindakan 1
memperoleh skor rata-rata sebesar 48,4%, siklus ke I tindakan 2 memperoleh skor
rata-rata sebesar 54,2%. Walaupun hasil tes pada siklus ini mengalami
peningkatan dari hasil tes awal, peneliti ingin melihat seberapa besar peningkatan
yang dihasilkan untuk pembelajaran selanjutnya. Maka penelitian dilanjutnya ke
siklus II tindakan 1. Pada hasil tes siklus II tindakan 1 skor rata-rata yang
75,4%. Karena skor rata-rata yang diperoleh sudah melebihi 70%, dan skor yang
didapat siswa untuk keterampilan lompat harimau ini sudah mengalami
peningkatan yang sangat baik, maka peneliti merasa penelitian ini dianggap
cukup, dan siklus III pun tidak dilakukan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, penulis mencoba menyampaikan
beberapa rekomendasi. Rekomendasi-rekomendasi ditujukan terutama kepada
para guru Pendidikan Jasmani maupun peneliti selanjutnya. Beberapa saran yang
ingin disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Penerapan pengajaran dengan pendekatan metode pengajaran langsung dapat
dijadikan suatu alternatif bagi guru Pendidikan Jasmani dalam suatu
pembelajaran, khususnya pembelajaran senam lantai. Penerapan metode
pengajaran langsung ini dapat memotivasi siswa terhadap proses pembelajaran
dan hasil pembelajaran siswa agar lebih baik dan efektif, sehingga dapat
memudahkan siswa untuk memunculkan ide atau keterampilan yang mereka
miliki, selain itu juga siswa terlihat antusias dalam pelaksanaan pembelajaran,
dikarenakan pembelajaran yang mereka ikuti menyenangkan dan tugas gerak
harus mereka lakukan dianggap tidak terlalu sulit
2. Sebelum guru mengajar, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan
yang jelas kepada siswa terhadap langkah pembelajaran dengan pendekatan
pengajaran langsungini kepada siswa, agar siswa memahami tujuan
pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan guru dan siswa bisa tercapai.
3. Sarana dan prasarana sangat penting dan menjadi salah satu faktor penentu
dalam keberhasilan suatu pembelajaran khususnya mata pelajaran pendidikan
jasmani. Untuk itu diharapkan dari pihak sekolah khususnya, masyarakat, dan
semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program Pendidikan
Jasmani dapat turut serta berpartisipasi secara aktif dalam membantu kinerja
ketersediaan fasilitas dan alat pendukung yang memadai, diharapkan bisa
menunjang terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Peneliti mengharapkan penerapan pengajaran dengan pendekatan pengajaran
langsungini sebaiknya tidak hanya diterapkan pada materi senam lantai saja,
tetapi bisa diterapkan pada materi yang lain yang sekiranya guru bisa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2007). ProsedurPenelitian. Jakarta: RienikaCipta.
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asrori, Muhamad. (2008). Penelitian tindakan kelas. Bandung: CV Wacana Prima
Dahar, Ratna, W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Elliot, J. (1992). Action Research for Educational Change. Buckingham: Open University Press.
Gange. (1989). Terdapat di makalah manajemen kurikulum dan pembelajaran UPI 2001
Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung.
Husdarta. dan Saputra, M.Y. (2000) Belajar dan Pembelajaran. Dedikbud. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Lutan, R. (2000).Stategi belajar mengajar penjaskes. Depdiknas.
Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Mahendra, A. (2007) Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam
Untuk Mahasiswa FPOK-UPI.
Mahendra, A. (2003). Pembelajaran Senam. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Mulyadi, I. (2012). “penerapan model direct instruction dalam upaya meningkatkan penguasaan gerak dalam pembelajaran pencak silat jurus tunggal di SD Labschool UPI”. Bandung : tidak diterbitkan
Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: BumiAksara.
Sagala, S. (2003). Konsepdan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Schembri, Gene (1983). Gym Skills. Dingley Vic: The Australian Gymnastics Federation Inc.
Sudjana.(2000). Metode Statistika Edisi ke 5. Bandung. Tarsito
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Susilo Herawati, et al. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana
Pengembangan Kepropesionalan Guru Dan Calon Guru. Malang:
Bayumedia Publishing.
UPI. (2010). Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Andreson. 2007. Edgar Dale’s Cone of Experience. [online]. Tersedia: http://ctl.mesacc.edu/edgar-dales-cone-of-experience-2/
http://vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam-lantai/
http://www.kamusbesar.com/40764/keterampilan
Jevuska. (2011) in article sport [online]. Tersedia: http://www.sportedu.com
Martin. (1983). Instructional strategi online [online]. Tersedia: http://ok.spsd.sk.ca/de/pd/instr/indirect.html
Munawar, I. (2009). Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:http://indramunawar.blogspot.com/search/label/faktorfaktor%20y ang%20Mempengaruhi%20Hasil%20Belajar (22 Oktober 2010)