• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG : Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG : Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang 1 Cimahi."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK

LANGSUNG

( Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang 1 Cimahi )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Kependidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

AVIV ANTHONY VEGA 0700829

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi Penelitian Tindakan Kelas

dengan judul : “hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam lantai melalui

metode pengajaran langsung dan pengajaran tidak langsung terhadap

Keterampilan lompat harimau Dalam Proses Belajar Mengajar Senam” ini beserta

seluruh isinya adalah benar benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian

hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013

Yang membuat pernyataan

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : AVIV ANTHONY VEGA

NIM : 0700829

JUDUL : HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

(Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang Cimahi)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Drs. Hendi Suhendi P NIP. 195803021985111002

Pembimbing II

Helmy Firmansyah, M.Pd NIP. 197912282005011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI METODE PENGAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

( Penelitian Tindakan Kelas di SMK Sangkuriang 1 Cimahi )

Aviv Anthony Vega 0700829

Abstrak

Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya tingkat keterampilan siswa melakukan gerakan lompat harimau dalam proses pembelajaran senam lantai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas khususnya keterampilan siswa dalam melakukan gerakan lompat harimau melalui pengajaran dengan pendekatan metode pengajaran langsung dan tidak langsung. Penelitian ini terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. Penelitian ini dilakukan terhadap 35 orang siswi kelas XI AP 1 dan 40 orang siswi kelas XI AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Proses penelitian dibagi kedalam dua siklus, dan tiap siklus terdiri atas dua tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen observasi, catatan lapangan, dan tes keterampilan lompat harimau. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik prosentase dan rata-rata. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan pengajaran dengan pendekatan metode pengajaran langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan keterampilan lompat harimau.

Dari data yang dihasilkan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan lompat harimau siswa yang menggunakan pengajaran langsung untuk tes awal rata-rata sebesar 44,4%, siklus I tindakan 1 sebesar 55,4%,siklus I tindakan 2 sebesar 66%, siklus II tindakan 1 sebesar79% dan siklus II tindakan 2 sebesar 88%. Sedangkan pada penilaian keterampilan lompat harimau dengan pengajaran tidak langsung, untuk tes awal rata-rata yang diperoleh sebesar 41,6%, pada siklus I tindakan 1 sebesar 48,4%, siklus I tindakan 2 sebesar 54,2%, siklus II tindakan 1 sebesar 65% dan pada siklus II tindakan 2 sebesar 75,4%.

(5)

Abstract

The problem in this research is the low level of skills of students doing the tiger sprong in the learning process gymnastics floor. The research method used in this research was classroom action research. Classroom Action Research aims to improve the learning process in the classroom especially student skills in movement tigers sprong through teaching approaches teaching methods direct and indirect. This research consisted of stage action planning, action, observation, analysis and reflection. The study was conducted on 35 people a class XI student of AP 1 and 40 35 people a class XI student of AP 3 at SMK Sangkuriang 1 Cimahi. The research process is divided into two cycles, with each cycle consisting of two acts. Data were collected using an instrument observation, field notes, and test tiger sprong skills. All data collected were analyzed by using percentage and average. The results of data analysis showed that the application of the teaching approaches teaching methods directly and indirectly to increase tiger sprong skills. From the resulting data showed an increase in tiger sprong skills of students using direct teaching to the test early on average by 44.4%, the first cycle of action 1 by 55.4%, the first cycle of action 2 by 66%, the second cycle of action 1 79% and

second cycle action 2 by 88%. While the assessment of teaching skills by tiger sprong indirectly, for initial tests obtained an average of 41.6%, in the first cycle of action 1 by 48.4%, the first cycle of action 2 by 54.2%, the second cycle of action 1 by 65%

and on the second cycle of action 2 by 75.4%.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 8

C. Rumusan Masalah ... ... 9

D. Cara Pemecahan Masalah ... .... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

G. Batasan penelitian ... 11

H. Penjelasan Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 13

A. Proses Belajar Mengajar ... 13

1. Pengertian Proses ... 13

2. Pengertian Belajar ... 13

3. Pengertian Mengajar ... ... 14

4. Pengertian Proses Belajar Mengajar ... .... 15

B. Hakikat Senam ... 15

1. Pengertian Senam... 15

2. Jenis Senam ... 18

C. Lompat Harimau ... 20

D. Pengajaran Langsung ... 22

E. Pengajaran Tidak Langsung ... 23

(7)

G. Hipotesis Tindakan ...27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian ... 28

B. Desain Penelitian ... 30

C. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian ... 32

D. Langkah-langkah Penelitian... 33

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Instrumen Penelitian ... 35

2. Teknik pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 45

1. Teknik Pengolahan Data ... 45

2. Analisis Data ... 46

G. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Pembelajaran Senam lantai lompat harimau kelas XI AP di SMK Sangkuriang 1 Cimahi ... 47

B. Hasil Monitoring Pembelajaran Senam lantai di kelas XI AP 1 dan AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi ... 48

C. Hasil Penelitian ... 53

1. Paparan Siklus I tindakan 1... 53

a. Pengajaran Langsung ... 53

a.1 Deskripsi... 53

a.2 Analisis ... 56

a.3 Refleksi... 60

b. Pengajaran Tidak Langsung ... 61

b.1 Deskripsi ... 61

b.2 Analisis... 64

b.3 Refleksi ... 68

2. Paparan Siklus I tindakan 2... 69

a. Pengajaran Langsung ... 69

a.1 Deskripsi... 69

a.2 Analisis ... 72

a.3 Refleksi... 76

b. Pengajaran Tidak Langsung ... 78

b.1 Deskripsi ... 78

b.2 Analisis... 81

b.3 Refleksi ... 85

3. Paparan Siklus II tindakan 1 ... 87

a. Pengajaran Langsung ... 87

a.1 Deskripsi... 87

(8)

a.3 Refleksi... 93

b. Pengajaran Tidak Langsung ... 94

b.1 Deskripsi ... 94

b.2 Analisis... 95

b.3 Refleksi ... 100

4. Paparan Siklus II tindakan 2 ... 100

a. Pengajaran Langsung ... 100

a.1 Deskripsi... 100

a.2 Analisis ... 102

a.3 Refleksi... 106

b. Pengajaran Tidak Langsung ... 107

b.1 Deskripsi ... 107

b.2 Analisis... 108

b.3 Refleksi ... 112

D. Pembahasan ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 118

A. Kesimpulan ... 118

B. Rekomendasi ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 123

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 123

B. Lembar Obsevasi Guru dan Siswa Siklus I Sampai Siklus II ... 179

C. Catatan Lapangan... 212

D. Lembar Penilaian Tes ... 220

E. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 235

F. Surat Izin Penelitian ... 237

G. Surat Keputusan Telah Melakukan Penelitian ... 238

H. Foto-Foto Penelitian... 239

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas

hidup manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa melalui pendidikan, perkembangan

bangsa dapat dicapai melalui bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa dan

Negara yang merdeka harus mampu menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi

dan mampu untuk membangun Negara menjadi lebih berkembang dengan kekuatan

sendiri. Menyadari hal itu melalui pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa. Diperkuat dengan pasal 31 UUD 1945 yaitu : 1)

tiap - tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah

mnegusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasonal yang diatur

dengan undang – undang.

Pendidikan jasmani adalah bagian pelengkap dari proses pendidikan secara

menyeluruh. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran unik di banding bidang

studi lain, karena melalui pendidikan jasmani selain digunakan untuk pengembangan

aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pemgembangan aspek kognitif

dan afektif secara serasi dan seimbang. Kurikulum penjas 1994 meskipun telah

dievaluasi dan diadakan penyempurnaan dalam prosedur penilaiannya yaitu

menghilangkan nilai teori. Hal ini tidak akan memecahkan permasalahan penjas di

lapangan, justru akan menambah permasalahan, karena menyimpang dari tujuan yang

ingin dicapai oleh penjas di sekolah, yaitu pengembangan aspek fisik, psikomotor,

kognitif, dan afektif secara total.

Dari penjelasan diatas menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik

pertumbuhan dan perkembangan yang merata dari aspek belajar yaitu aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, program pendidikan jasmani haruslah

menjadi suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang

(10)

pembelajaran tergantung kepada proses pembelajaran yang dialami oleh siswa,

karena belajar merupakan kegiatan yang sangat mendasar dan berproses tersusun

secara sistematis.

Pendidikan jasmani dan olahraga selain mengutamakan penguasaan

keterampilan dan kemampuan jasmani, juga berperan terhadap pengembangan sifat –

sifat kejujuran, keberanian, jiwa sportivitas, disiplin, kerjasama, kompetitif, dan

percaya diri. Aspek tersebut akan didapati dalam pembelajaran pendidikan jasmani

diantaranya melalui pembelajaran senam.

Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga disekolah,

senam merupakan salah satu materi ajar yang harus diberikan kepada siswa.

Pembelajaran senam yang diberikan disekolah merupakan bagian dari senam

kependidikan yang diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan pendidikan. Hal ini

mengisyaratkan bahwa yang paling dipentingkan dari kegiatan tersebut adalah

muridnya sendiri, bukan kegiatan atau keterampilan geraknya. Pembelajaran senam

hanyalah alat, sedangkan yang menjadi tujuan adalah aspek pertumbuhan dan

pengembangan anak.

Adapun senam adalah merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu

mengoptimalkan perkembangan anak. Gerakan gerakan senam sangat sesuai untuk

mendapat penekanan didalam program pendidikan jasmani, terutama karena tuntutan

fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh

bagian tubuh. Disamping itu, senam juga menyumbang pengaruh besar pada

perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang

olahraga lain, terutama dalam hal bagaimana mengatur tubuh secara efektif dan

efisien.

Senam merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris yaitu gymnastic,

atau dalam bahasa Belanda gymnastiek. Gymnastics merupakan bahasa serapan dari

bahasa yunani gymnos, yang berarti telanjang. Mengenai hal ini Hidayat (1995)

dalam mahendra (2001:1), mengemukakan bahwa : “kata gymnastiek tersebut dipakai

(11)

sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang”. Hal ini bisa

terjadi karena teknologi pembuatan bahan pakaian belum semaju sekarang, sehingga

belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak

pemakainya.

Kata gymnos atau gymnastics pada saat itu mengandung arti yang demikian

luas, tidak terbatas pada pengertian seperti yang dikenal pada saat ini. Kata tersebut

merujuk pada kegiatan-kegiatan olahraga seperti gulat, atletik, serta bertinju. Seiring

dengan perkembangan zaman, akhirnya makna dari kata gymnastics semakin

menyempit dan disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak mudah mendefinisikan kata

senam, karena dalam kekhususan yang dikandungnya terdapat keleluasan makna

yang ingin dicakup, sesuai dengan perkembangan berbagai aliran dan jenis senam

yang terjadi saat ini. Hidayat (1995), dalam Mahendra (2007:8), mencoba

mendefinisikan senam sebagai :

….suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembanghkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai spiritual.

Dari pengertian tersebut, menjelaskan bahwa senam merupakan suatu bentuk

latihan tubuh yang dilakukan secara sistematis pada lantai atau pada alat yang

dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan

keterampilan, meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan,

koordinasi, dan control tubuh serta menanamkan nilai-nilai spiritual.

Salah satu jenis senam yang dipelajari disekolah yaitu senam lantai. Senam

lantai adalah senam yang dilakukan di atas matras, unsur gerakannya terdiri dari

mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu saat meloncat ke

depan atau ke belakang. Dive roll atau yang biasa disebut lompat harimau merupakan

salah satu pengembangan dari guling depan dalam rangkaian gerakan senam lantai.

(12)

mungkin sudah tidak asing lagi dengan materi senam lantai yang salah satu tugas

gerak yang dipelajarinya adalah lompat harimau.

Lompat harimau merupakan jenis olahraga dengan rangkaian gerak senam

lantai dan merupakan pengembangan dari gerakan guling depan. Dibandingkan

dengan gerakan guling depan, lompat harimau dilakukan dengan di awali lompatan

saat di udara agar jaraknya lebih jauh.

Dari pengertian diatas menjelaskan bahwa gerakan lompat harimau

merupakan gerakan yang dilakukan diatas matras dengan diawali lompatan/tolakan

dari kedua kaki, saat di udara kedua lutut ditempelkan ke dada, kemudian saat

pendaratan bertumpu pada kedua tangan, lalu ke bahu, kemudian ke punggung,

pantat, dan sampai diakhiri ke kaki dengan posisi berjongkok. Jika lompat harimau

diajarkan dengan teknik yang benar, maka itu akan mengembangkan orientasi ruang

gerak pada diri anak, dan menjadi tahapan pembelajaran untuk keterampilan lainnya.

Kenyataan dilapangan pada saat penulis melakukan program latihan profesi

(PLP) di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, ketika memberikan pembelajaran dengan

materi senam lantai terlihat masih banyak siswa yang belum mampu melakukan

gerakan senam lantai yang diantaranya gerakan lompat harimau dengan baik dan

benar. Dalam hal ini masih banyak siswa yang pada saat melakukan gerakan lompat

harimau melakukan gerakan dengan masih banyak kekurangan, antara lain posisi

sikap awal yang masih kurang tepat, pada saat melompat dan mengguling tidak lurus

(menyamping keluar jalur), dan posisi akhir yang belum sempurna. Banyak siswa

masih merasa ketakutan dan mengeluh kesulitan melakukan tugas gerak yang

diperintahkan, sehingga motivasi untuk melakukan latihan gerak menjadi berkurang.

Kejadian tersebut cenderung dikarenakan proses pembelajaran yang diberikan guru

masih bersifat tradisional. Selain itu tugas gerak yang harus dilakukan dianggap sulit

karena siswa dituntut langsung untuk melakukan tugas gerak atau keterampilan gerak

yang diberikan, sehingga siswa merasa karena ketidakberhasilannya dalam

melakukan tugas gerak yang dilakukannya. Hal ini mengakibatkan siswa

(13)

menyenangkan atau membosankan. Adapula hambatan lain yang sering ditemui oleh

guru penjas dalam mengajarkan senam disekolah adalah bahwa senam itu begitu sulit

srerta memerlukan peralatan khusus yang lengkap. Seperti yang diungkapkan oleh Mahendra (2007:16) : “Senam kependidikan adalah istilah yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran senam yang sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan kependidikan”. Hal tersebut mengindikasikan bahwa senam yang diajarkan disekolah sangat berbeda dengan senam yang dipertandingkan.

Hasil Belajar menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman (Dahar,

1989).

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar. Sudjana (2004: 22). “Hasil belajar merupakan ukuran atau

kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hasil belajar dikatakan baik apabila

siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang

lebih baik lagi” (Munawar, 2009).

Menurut Benjamin Bloom dalam Husdarta (2000: 8) menguraikan bahwa

tingkah laku dalam proses pembelajaran dibagi ke dalam tiga domain atau ranah.

Ketiga ranah atau domain itu adalah domain kognitif, domain afektif, dan domain

psikomotor. Setiap domain mengandung beberapa unsur dan hierakhi perilaku yang

tercermin dalam performa yang lebih spesifik sebagai berikut:

1. Domain kognitif, merupakan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Pengetahuan

b. Pemahaman

c. Penerapan

d. Analisis

e. Sintesis

f. Evaluasi

2. Domain Afektif, mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

(14)

b. Kemauan menanggapi

c. Berkeyakinan

d. Penerapan karya

e. Ketelitian

3. Domain Psikomotor, mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

a. Gerak tubuh kasar

b. Koordinasi gerak tubuh secara halus

c. Komunikasi nonverbal

d. Perilaku bicara

Pada penelitian ini hasil belajar dibatasi pada Ranah Kognitif. Diantara enam

aspek yang terkandung dalam ranah kognitif, penelitian ini dikhususkan pada aspek

memahami. Dalam aspek memahami siswa diharapkan mampu memahami hubungan

yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep (Arikunto, 2007).

Menurut Munawar (2009), terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan belajar. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu faktor internal dan eksternal.

Untuk mengusung niat pengajaran senam yang menyenangkan, tentu perlu

diimplementasikan melalui pemilihan metode pengajaran yang tepat. Dalam hal ini

seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif, menyenangkan, dan pemberian materi dengan tugas gerak yang tidak

terlalu sulit sehingga tidak membuat anak bosan. Seorang guru harus benar benar

dapat memilih suatu metode atau pendekatan pengajaran yang cocok untuk

diterapkan atau digunakan dalam proses belajar mengajarnya. Sejauh ini ada berbagai

metode pengajaran, diantaranya adalah metode direct instruction (pengajaran

langsung) dan metode indirect instruction (pengajaran tidak langsung).

Roy killen (1998:2) dalam Mulyadi (2012) mengemukakan bahwa “direct instruction merujuk pada berbagai teknik ekspositori (pemindahan

(15)

Sedangkan menurut Kardi dan Nur (2002) dalam Mulyadi (2012: 8) ”model direct instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan ini sering disebut model pengajaran langsung”

Kardi dan Nur dalam Mulyadi, (2012: 8) menyatakan bahwa ada

beberapa ciri-ciri model pengajaran langsung (Direct Instruction) adalah sebagai berikut :

1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk

prosedur penilaian belajar.

2. Sintaks/pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.

3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar kegiatan

tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Sedangkan metode indirect instruction adalah pendekatan mengajar yang

berpusat pada siswa, model indirect Instruction bertujuan untuk mencari batas

maksimum keterlibatan siswa dalam mengamati, menyelidiki, menarik kesimpulan

dari data, atau pembentukan hipotesis. Metode ini memberikan manfaat dari minat

siswa dan dari rasa keingintahuan, yang sering mendorong mereka untuk

menghasilkan alternatif lain atau memecahkan masalah. Hal ini bersifat fleksibel,

maka dari itu metode ini membebaskan siswa untuk mengeksplorasi kemungkinan

yang beragam dan mengurangi rasa takut yang terkait dengan kemungkinan

memberikan jawaban yang salah. Instruksi tidak langsung juga mendorong kreativitas

dan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan. Dalam instruksi

tidak langsung, peran guru beralih dari dosen dengan menjadi seorang fasilitator,

pendukung, dan sumber daya. Guru mengatur lingkungan belajar, memberikan

peluang bagi keterlibatan siswa, dan, jika sesuai, memberikan umpan balik kepada

siswa ketika mereka melakukan penyelidikan (Martin, 1983).

Maka berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas, peneliti perlu

(16)

instruction ini berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dilakukan

penerapan model pembelajaran pengajaran langsung dan pengajara tidak langsung

pada pembelajaran senam lantai untuk gerakan lompat harimau. Penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terhadap siswa XI AP 1

dan XI AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Penelitian ini bertujuan untuk

memperbaiki proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran

senam lantai gerakan lompat harimau. Pada penelitian tindakan kelas ini penulis

menuangkannya dalam sebuah judul : Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Senam Lantai.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang ada sesuai dengan masalah yang penulis lihat

dan alami di lapangan yaitu, secara umum masih kurangnya tingkat keterampilan

siswa melakukan lompat harimau, dan adanya gejala siswa kurang termotivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani sehingga berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa itu sendiri, begitu juga dengan keberhasilan yang ingin dicapai

oleh guru menjadi terhambat. Adapun beberapa indikator yang menyebabkan tidak

berhasilnya proses pembelajaran senam lantai di SMK Sangkuriang 1 Cimahi adalah

karena gaya mengajar yang dilakukan guru masih bersifat tradisional sehingga tugas

gerak yang harus dilakukan murid menjadi tidak maksimal yang juga mengakibatkan

siswa menjadi merasa takut melakukan tugas gerak yang diberikan dan akhirnya hasil

belajar siswa pun menjadi tidak memuaskan.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, jelas kiranya pendekatan

pengajaran yang monoton dan kurangnya guru melakukan inovasi dalam memberikan

materi yang membuat siswa takut untuk melakukan tugas gerak yang mereka anggap

sulit menjadi suatu kendala terhadap pencapaian tujuan belajar. Hal ini menjadi

masalah pokok tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, sehingga

(17)

sebagai medium pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya,

khususnya di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar senam lantai melalui

metode pengajaran langsung dan pengajaran tidak langsung pada siswa kelas XI AP 1

dan XI AP 3 di SMK Sangkuriang 1 Cimahi dengan batasan capaian prosentase

sebesar 70 %.

D. Cara Pemecahan Masalah

Mengacu pada rumusan masalah tentang rendahnya hasil belajar siswa kelas

XI AP 1 dan XI AP 3 SMK Sangkuriang 1 Cimahi melakukan gerakan lompat

harimau dalam proses belajar mengajar senam, akan dipecahkan melalui

pembelajaran senam lantai dengan penerapan metode pengajaran langsung dan

pengajaran tidak langsung. Pengajaran langsung merupakan suatu pendekatan

mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan

memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah atau step by

step. Sedangkan metode indirect instruction adalah pendekatan mengajar yang

berpusat pada siswa, model indirect Instruction bertujuan untuk mencari batas

maksimum keterlibatan siswa dalam mengamati, menyelidiki, menarik kesimpulan

dari data, atau pembentukan hipotesis. Metode ini memberikan manfaat dari minat

siswa dan dari rasa keingintahuan, yang sering mendorong mereka untuk

menghasilkan alternatif lain atau memecahkan masalah

Proses pelaksanaannya melalui penelitian tindakan kelas (class action

research). Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru sebagai pelaku pembelajarannya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan

(18)

mengajar terjadi. Misalkan didalam aula, laboratorium, dan lapangan untuk

pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga.

E. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin

dicapai oleh peneliti, dan berdasarkan latar belakang dan rumusan yang telah

diuraikan diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana hasil belajar senam lantai melalui metode pengajaran

langsung dan pengajaran tidak langsung.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan memiliki sebuah manfaat. Maka penulis

mengharapkan manfaat atau kegunaan dari penelitian ini. Adapun manfaat dari

penelitian ini secara khusus adalah untuk mengetahui bagaimana hasil belajar senam

lantai yang dilakukan melalui metode pengajaran langsung dan pengajaran tidak

langsung, apakah baik atau buruk.

Adapun secara umum adalah, bagi guru adalah diharapkan guru sedikit demi

sedikit mengetahui strategi pembelajaran dan penerapan pendekatan yang cocok

digunakan yang dapat memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran

dikelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh siswa maupun

guru dapat diminimalisir. Kemudian bagi siswa semoga hasil penelitian ini sangat

bermanfaat bagi mereka yang bermasalah dalam pembelajaran senam lantai,

khususnya lompat harimau. Diharapkan kesulitan dan ketakutan siswa pada saat

pembelajaran dapat terminimalisir, sehingga keterampilan siswa dalam melakukan

lompat harimau menjadi lebih baik. Sedangkan manfaat bagi sekolah adalah dari hasil

penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah yang

bersangkutan khususnya dalam rangka perbaikan pembelajaran, dan sekolah lain

(19)

G. Batasan Penelitian

Untuk menghindari salah penafsiran yang terlalu luas, maka penulis

membatasi permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Permasalahan dalam penelitian ini berkenaan dengan hasil belajar dan

keberhasilan pembelajaran, khususnya pembelajaran keterampilan senam

lantai lompat harimau dengan menggunakan penerapan metode pengajaran

langsung dan pengajaran tidak langsung.

2. Dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani dibatasi dengan

materi senam lantai lompat harimau.

3. Subyek penelitian yaitu siswa kelas XI AP 1 Sangkuriang 1 Cimahi

sebanyak 35 murid dan siswa kelas XI AP 3 sebanyak 40 murid.

4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

dengan cara observasi, catatan lapangan, tes, dan rekaman foto.

H. Penjelasan Istilah

Adapun istilah istilah yang terdapat pada judul penelitian “peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran senam lantai melalui metode pengajaran langsung di SMK Sangkuriang 1 Cimahi” dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengajaran langsung (Direct Instruction).

Direct instruction adalah merupakan suatu model pendekatan mengajar yang

dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan

memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Kardi

dan Nur, 2000:2)

2. Pengajaran tidak langsung

metode Indirect Instruction adalah pendekatan mengajar yang berpusat pada

(20)

keterlibatan siswa dalam mengamati, menyelidiki, menarik kesimpulan dari

data, atau pembentukan hipotesis (Martin, 1983).

3. Pembelajaran.

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan

pada penyediaan sumber daya belajar.

4. Senam.

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan

perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sanagat sesuai untuk pendidikan

jasmani, terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti

kekuatan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh (Mahendra, 2007)

5. Belajar.

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan

perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan kemampuan-kemampuan

yang lain.

6. Hasil belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut

Howart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar

mengajar : (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan,

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan

terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan masalah tersebut

dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan mengikuti

prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian bisa

dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan metode

penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas ini

merupakan suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, kelas disini

dimaksudkan pada suatu tempat adanya interaksi antara guru dan murid sehingga

terjadinya proses belajar. Dengan demikian maksud dari kelas tersebut bisa di

ruangan kelas, laboratorium, aula, dan lapangan untuk kegiatan pembelajaran

pendidikan jasmani. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan

permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas

dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan untuk melihat hasil dari

tindakan yang telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran

dan guru dapat mempraktekkannya dalam pembelajaran mereka sendiri. Tujuan

Penelitian Tindakan Kelas menurut Susilo et al. (2008: 8), diantaranya:

1. PTK dilaksanakan demi perbaikan dan atau peningkatan praktek pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban guru.

2. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi masalah aktual pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. 3. Dapat ditumbuhkannya budaya meneliti di kalangan guru dan dosen

(22)

4. Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melalui teknik-teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat perkembangan peserta didik.

Berdasarkan pemaparan di atas, jadi tujuan utama dari Penelitian Tindakan

Kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dalam

proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara berkesinambungan melalui

teknik-teknik yang tepat, yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi

dan tingkat perkembangan siswa.

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusnandar 2008: 70)

mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui proses yang

dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu

sebagai berikut:

1. Penyusunan Rencana

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis

untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana Penelitian Tindakan Kelas

hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang refleksi.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang dilakukan secara

sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan

sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu tindakan

yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan. Salah satu perbedaan penelitian

tindakan dan penelitian biasa adalah bahwa penelitian tindakan diamati.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberi dasar bagi refleksi

sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi dalam

Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses

(23)

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti

yang telah dicatat di dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,

masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi

merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan ekplanasi terhadap semua informasi

yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain

PTK model John Elliott. Adapun desain penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

Gambar3.1

Desain PTK Model John Elliott (Susilo et al. 2008: 17)

Revisi perencanaan umum Ide Awal

Temuan dan Analisis

Perencanaan Umum Siklus 1 Tindakan 1, 2, dan 3

Monitoring Implementasi dan

Efek Implementasi Siklus III Tindakan

1, 2, dan 3

Perbaikan Perencanaan:Siklus III Tindakan 1, 2, dan 3 Penjelasan kegagalan tentang

Implementasi

Monitoring Implementasi dan Efek

Implementasi Siklus II Tindakan 1, 2, dan 3

Perbaikan Perencanaan: Siklus II Tindakan 1, 2, dan 3 Revisi Perencanaan Umum Implementasi Siklus 1 Tindakan

1, 2, dan 3

Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi

(24)

Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa

siklus, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi),

dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut

siklus. Adapun tahap-tahap penelitiannya sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan tindakan yang akan

dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan terhadap

hasil atau tujuan yang diinginkan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini guru sebagai peneliti, melaksanakan tindakan

yang sebelumnya telah direncanakan untuk dilaksanakan sebagai upaya

perbaikan, peningkatan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang

diinginkan.

3. Tahap Pengamatan (observasi)

Pada tahapan ini, guru sebagai peneliti mengamati semua hal yang terjadi

dan mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang diberikan

selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang

sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas

pada saat pembelajaran berlangsung. Pada tahapan refleksi ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa,

dan merenungkan kembali hasil pembelajaran darisetiap tindakan. Hasil

refleksi ini dilakukan untuk perbaikan terhadap rencana awal.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I, dan siklus II.

Setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan dan setiap tindakan memiliki empat kali

tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

pengamatan dan evaluasi, serta (4) analisis dan refleksi. Perencanaan untuk setiap

(25)

saja kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus tersebut, kemudian penjelasan

tentang bagaimana hal tersebut akan diperbaiki.

C. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Sangkuriang 1 Cimahi tepatnya

jalan Sangkuriang Cimahi.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI AP 1 yang berjumlah 35 dan

XI AP 3 yang berjumlah 40 orang siswa. Adapun dipilihnya SMK

Sangkuriang 1 Cimahi sebagai lokasi penelitian, ini berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.

a. Pengalaman pada saat melakukan Program Latihan Profesi, dan

mengajar di SMK ini, peneliti menemukan permasalahan dalam proses

pembelajaran senam lantai, khususnya pembelajaran lompat harimau

atau dive roll.

b. Peneliti menghendaki perubahan dalam meningkatkan keterampilan

pembelajaran senam lantai khususnya gerakan lompat harimau atau

dive roll di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, khususnya kelas XI AP .

c. Perizinan untuk penelitian lebih mudah didapat karena peneliti

sebelumnya pernah melakukan program latihan profesi di sekolah

tersebut.

3. Data Penelitian

Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis

guna memecahkan masalah penelitian berasal dari:

a. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama

proses pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh

dari peneliti sebagai guru melalui proses observasi dan observer

melalui observasinya pada setiap tindakan pembelajaran selama

(26)

b. Hasil tes keterampilan lompat harimau atau dive roll yang

dilaksanakan setelah proses pembelajaran dilaksanakan.

D. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

1. Ide Awal

Pada ide awal peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dan

ditemukan dalam proses pembelajaran.identifikasi masalah tersebut

dilakukan dengan cara observasi langsung padasiswa kelas XI AP SMK

Sangkuriang Cimahi.

2. Temuan Analisis

Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah

dilakukan terhadap siswa XI AP menemukan permasalahan yang

diantaranya adalah siswa mengalami banyak kesulitan dan rendahnya

tingkat keterampilan siswa pada saat melakukan dan mempraktikkan

pembelajaran senam lantai khususnya keterampilan lompat harimau atau

dive roll, yang berdampak terhadap hasil belajar, sehingga peneliti

memutuskan siswa kelas XI AP untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Permintaan izin dapat diperoleh dari Kepala sekolah, karena peneliti

sebelumnyatelah melaksanakan program latihan profesi di SMK tersebut.

b. Melakukan sosialisasi dengan Guru Penjas dan siswa

Peneliti melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian

dengan meminta kelas XI AP sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti

melakukan sosialisasi dengan siswa kelas XI AP SMK Sangkuriang 1

Cimahi yang akan dijadikan subjek penelitian.

(27)

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan

kondisi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, terutama siswa kelas X1 AP 1 dan

XI AP 3 yang akan dijadikan subjek penelitian. Kemudian peneliti

menganalisis KTSP dan Silabus SMK Sangkuriang 1 Cimahi untuk

mempelajari kompetensi dasar dari mata pelajaran Penjasorkes khususnya

materi praktik senam, setelah itu peneliti menyiapkan materi yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

d. Identifikasi masalah

Pada tahap ini peneliti menentukan cara pemecahan masalah sebelum

melaksanakan tindakan, dan peneliti sudah menelaah KTSPdan Silabus

SMK Sangkuriang 1 Cimahi mata pelajaran Penjasorkes kelas XI semester

1. Adapun tahapannya sebagai berikut:

1) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

tujuan pembelajaran, dan materi pokok.

2) Menentukan model/pendekatan pembelajaran. peneliti memilih

pendekatan pengajaran langsung dan tidak langsung dalam

penelitiannya.

3) Mempersiapkan media pembelajaransesuai dengan materi yang

akan dilakukan.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP

tersebut peneliti menyusun tindakan yang dilakukan dalam sebuah

siklus.

5) Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan data

penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi (lembar

observasi siswa dan guru), catatan lapangan, tes,dan rekaman foto.

4. Implementasi

a. Siklus I

Pada siklus 1 dilakukan dengan 2 tindakan pembelajaran. Kegiatan yang

dilakukan yaitu:

(28)

Pada tindakan 1 proses pembelajarannya senam lantai lompat

harimau atau dive roll dengan menggunakan pendekatan

pengajaran langsung dan tidak langsung. Diakhir pembelajaran

dilakukan tes keterampilan lompat harimau atau dive roll.

2) Tindakan 2

Pada tindakan 2 juga masih sama yaitusenam lantai lompat

harimua atau dive roll dengan menggunakan pendekatan

pengajaran langsung dan tidak langsung. Diakhir pembelajaran

dilakukan tes keterampilan lompat harimau atau dive roll.

b. Siklus II

pada siklus II, tindakan 1 masih sama yaitu senam lantai (lompat harimau

atau dive roll), dengan rencana tindakan dari hasil refleksi siklus I yang

telah dilakukan. Pada akhir pembelajaran kemudian dilakukan dilakukan

tes keterampilan lompat harimau atau dive roll untuk melihat perubahan

atau peningkatan dari tindakan yang telah diberikan.

5. Penjelasan Kegagalan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan

untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada tindakan

selanjutnya.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2007: 134) menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.Instrumen utama yang

menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti

itu sendiri. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain

sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian.Instrumen-instrumen yang

(29)

1. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan alat penamatan yang digunakan untuk

melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar

observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Lembar

observasi terdiri atas dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan oleh rekan sejawat peneliti dan

peneliti sendiri dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman, dan

dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.

Observer menggunakan alat observasi berupa lembar panduan observasi

yang telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum melakukan

tindakan. Observasi terfokus pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam

kelas selama tindakan penelitian berlangsung. Pencatatan data dengan

menggunakan observasi dilakukan subjektif mungkin agar mendapatkan data yang

valid dan akurat. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

a. Observasi peer (Pengamatan Sejawat)

Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang

lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang

guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain.

b. Observasi Terstruktur

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya

kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada

siswa kemudian siswa menjawabnya.

Lembar observasi terdiri atas dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas

guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Bentuk-bentuk instrumennya dapat

digambarkan sebagai berikut.

1) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru berfungsi untuk mengamati dan

mengevaluasi keterampilan guru dalam menyampaikan materi dan mengendalikan

kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun formatnya sebagai

(30)
[image:30.595.108.507.144.646.2]

Tabel 3.1

Format Observasi Aktivitas Guru

Sekolah : SMK Sangkuriang 1 Cimahi

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Hari/ Tanggal :

Siklus ke :

Tindakan :

No .

Aspek yang dinilai Nilai

1 2 3 4

1. Kemampuan membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Menimbulkan motivasi

2. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan siswa

b. Gerakan badan tidak menganggu

perhatian siswa

c. Antusiasme penampilan/mimic

d. Mobilitas posisi tempat

3. Penguasaan Materi

a. Materi disajikan sesuai dengan

langkah-langkah yang direncakan

b. Kejelasan dalam menjelaskan materi

(31)

4. Proses Pembalajaran

a. Kesesuaian penggunaan strategi/metode

dengan pokok bahasan

b. Penyajian materi relevan dengan

indikator hasil belajar

c. Antusiasme dalam menanggapi dan

menggunakan respon

d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu

e. Kecermatan dalam pemanfaatan media

5. Evaluasi

a. Menggunakan penilaian tulisan relevan

dengan indikator hasil belajar.

b. Menggunakan penilaian sesuai dengan yang

tertulis pada rencana pembelajaran.

6. Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Evaluasi dan memberikan kesempatan

bertanya.

b. Menutup dan memimpin berdoa

Komentar mengenai aktivitas guru:

Keterangan:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Kategori Penilaian:

(32)

60% - 79,99% = Baik (B)

40% - 59,99% = Cukup (C)

20% - 39,99% = Kurang (D)

00% - 19,99% = Sangat Kurang (E)

(Natsir, 1997:23)

2) Lembar Obervasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi siswa adalah lembar pengamatan yang digunakan untuk

mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.Adapun

lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

[image:32.595.107.513.238.778.2]

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Format Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah : SMK Sangkuriang 1 Cimahi

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Waktu :

Hari/Tanggal :

Siklus ke :

Tindakan :

Aspek yang diamati Jumlah siswa

Keterlibatan siswa mengikuti pembelajaran

yang diberikan

Keseriusan siswa mengikuti pembelajaran dan

melakukan tugas gerak yang diperintahkan

Kesenangan siswa mengikuti permainan yang

diberikan pada saat pembelajaran

Ketakutan atau kesulitan siswa melakukan

(33)

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan

kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat

pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Catatan lapangan dalam penelitian

pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan

siswa.Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktis saat

melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku

yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam

perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai

indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Format catatan

lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan

pembelajaran.

Catatan lapangan ini merupakan catatan yang dibuat peneliti atau mitra

peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan objek

penelitian tindakan kelas. Hal-hal yang dicatat dalam catatan lapangan ini adalah

tentang aspek pembelajaran dikelas pada saat pembelajaran atau tindakan

berlangsung. Selain itu, yang dicatat juga adalah suasana kelas, pengelolaan kelas,

interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta didik dengan peserta didik. Pemahaman siswa terhadap tugas gerak yang

(34)

Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

CATATAN LAPANGAN

Hari / tanggal :

Tempat :

Waktu :

Siklus : Tindakan : Catatan :

(35)

3. Tes

Tes sebagai instrumen sangat lazim dilakukan pada PTK. Hal ini

disebabkan dalam PTK pada umumnya salah satu yang diukur adalah hasil belajar

siswa dan hasil belajar siswa salah satunya diukur dengan menggunakan

instrumen tes. Teknik penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan dan kemajuan hasil belajar peserta didik, serta mengumpulkan

daninformasi dalam rangka usaha perbaikan kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan. Data hasil penilaian dapat pula digunakan untuk mengetahui

keefektifan pendekatan, model atau metode yang digunakan.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses

tindakan berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara

kuantitatif mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik setelah tindakan

dilaksanakan. Dengan teknik penilaian ini juga dapat terlihat jelas kesesuaian

antara pendekatan, model atau metode yang digunakan terhadap hasil belajar

peserta didik.

Adapun format tes untuk keterampilan lompat harimau atau dive roll adalah

[image:35.595.108.517.244.715.2]

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Lembar tes lompat harimau

No. Nama Siswa Skor

1

2

3

4

5

Keterangan:

Skor 5 : Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk

sempurna. Gerakan lancar

Skor 4 : Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi yang kecil. Tidak ada

(36)

Skor 3 : Baik, hal-hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman,

sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang kecil.

Skor 2 : Tidak terkontrol. Bentuk dan teknik jelek banyak kesalahan dari

Ketentuan yang tertulis.

Skor 1 : Tak dapat dikenali karena pelaksanaan salah atau hilang.

Penilaian ini merujuk pada skala penilaian yang dikemukanan oleh

[image:36.595.116.513.236.671.2]

Schembri (1989: 16) yaitu:

Tabel 3.4 Skala Penilaian

Rating Scale

Score Characteristics

5 Performed with completed assurance and control. Exellent technique and form. Fluid movement.

4 Very good. Minor errors of form and position. Ndeviation from text. Good control.

3 Good. Essential features demonstrated performance looked safe,even though minor error of form were present.

2 Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the requirements of the written text.

(37)

4. Rekaman Foto

Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah

dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi

yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untuk menangkap

suasana, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan sebagai tanda bukti

fisik.

Gambar-gambar foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukan

penelitian. Sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih jujur dan dapat

dipertanggungjawabkan.Selain itu, foto-foto juga dapat menggambarkan

kemajuan pembelajaran siswa secara visual.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Observasi

Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang

dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika

prosespembelajaran senamlantai berlangsungdan bertujuan untuk mendapatkan

data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat pembelajaran

berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi dapat artikan sebagai

pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselediki secara sistematik.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah tulisan tentang semua kejadian yang muncul dan

terlihat ketika proses pembelajaran senamlantai berlangsung. Teknik ini

digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul sehingga

peneliti mengetahui kejadian-kejadian penting yang muncul dalam proses

pembelajaran senam lantai.

c. Tes

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh

(38)

data. Data yang dikumpulkan yaitu data hasil tes tingkat keterampilan siswa

melakukan lompat harimau setelah mengikuti proses pembelajaran senam lantai

dengan penerapan pengajaran langsung dan tidak langsung.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

a. Observasi

Pada data hasil observasi guru dilakukan dengan menjumlahkan beberapa

skor yang diperoleh dari hasil penilaian yang telah dilakukan oleh beberapa

observer. Sedangkan untuk data hasil observasi siswa dilakukan dengan

mendiskripsikan jumlah siswa dari tiap aspek yang diamati.

b. Catatan lapangan

Pada data tersebut tidak dilakukan teknik pensekoran tetapi akan

dinarasikantentang semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses

pembelajaran senamlantai berlangsung yang telah di catat peneliti dan observer.

c. Tes

Teknik pengolahan data yang digunakan pada tes adalah jumlah siswa

yang mendapat skor tertentu dibagi jumlahsiswa, dikali 100%, sehingga

dihasilkan prosentase.

x100% = prosentase skor tertentu

Mencari skor rata-rata (X)

X =

Keterangan:

X = skor rata-rata yang dicari

X = skorkeseluruhan

N = Jumlah sampel

(39)

2. Analisis Data

Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan berdasarkan

hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk mengetahui skor rata-rata dan tingkat

keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan:

Mencari skor rata-rata (X)

X =

Keterangan:

X = skor rata-rata yang dicari

X = skorkeseluruhan

N = Jumlah siswa

Σ = jumlah

Mencari prosentase skor rata-rata:

x100% = prosentase rata-rata

G. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan dengan

berdasarkan pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan

adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukannya tindakan. Adapun misi

pelaksaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar

siswa dalam melakukan gerakan lompat harimau atau dive roll dalam senam lantai

siswa SMK Sangkuriang 1 Cimahipada mata pelajaran Pendidikan Jasmani

dengan ambang batas peningkatan sebesar 70%, serta keberhasilan guru dalam

penerapan pembelajaran senam lantai dengan pendekatan metode pengajaran

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penerapan pengajaran

metode pengajaran langsung dan tidak langsung, keterampilan siswa dalam

pembelajaran senam lantai khususnya keterampilan lompat harimau mengalami

peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan guru dengan

melakukan tes lompat harimau setelah proses pembelajaran selesai, menunjukan

adanya peningkatanrata-rata penilaian pembelajaran senam lantai yang diperoleh

siswa dalam hasil tes awal dan setiap siklus selalu meningkat dari mulai hasil tes

awal berlanjut ke siklus I dan siklus II.

Pada hasil tes awal dengan metode pengajaran langsung memperoleh skor

rata-rata sebesar 44,4%, siklus I tindakan 1 memperoleh skor rata-rata sebesar

55,4%, siklus I tindakan 2 memperolehskorrata-ratasebesar 66%. Walaupun hasil

tes pada siklus ini mengalami peningkatan dari hasil tes awal, peneliti ingin

melihat seberapa besar peningkatan yang dihasilkan untuk pembelajaran

selanjutnya. Maka peneliti memutuskan penelitian dilanjutnya ke siklus II

tindakan 1. Pada hasil tes siklus II tindakan 1 memperoleh skor rata-rata 79%,

siklus II tindakan 2 memperoleh skor rata rata 88%. Karena skor rata-rata siswa

pada siklus II tindakan 2 ini sudah melebihi 70%, dan skor yang didapat siswa

sudah mengalami peningkatan yang sangat baik, maka peneliti merasa penelitian

ini dianggap cukup dan untuk siklus III pun tidak dilakukan.

Sedangkan untuk hasil tes dengan metode pengajaran tidak langsung, pada

tes awal memperoleh skor rata-rata sebesar 41,6%, pada siklus ke I tindakan 1

memperoleh skor rata-rata sebesar 48,4%, siklus ke I tindakan 2 memperoleh skor

rata-rata sebesar 54,2%. Walaupun hasil tes pada siklus ini mengalami

peningkatan dari hasil tes awal, peneliti ingin melihat seberapa besar peningkatan

yang dihasilkan untuk pembelajaran selanjutnya. Maka penelitian dilanjutnya ke

siklus II tindakan 1. Pada hasil tes siklus II tindakan 1 skor rata-rata yang

(41)

75,4%. Karena skor rata-rata yang diperoleh sudah melebihi 70%, dan skor yang

didapat siswa untuk keterampilan lompat harimau ini sudah mengalami

peningkatan yang sangat baik, maka peneliti merasa penelitian ini dianggap

cukup, dan siklus III pun tidak dilakukan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, penulis mencoba menyampaikan

beberapa rekomendasi. Rekomendasi-rekomendasi ditujukan terutama kepada

para guru Pendidikan Jasmani maupun peneliti selanjutnya. Beberapa saran yang

ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Penerapan pengajaran dengan pendekatan metode pengajaran langsung dapat

dijadikan suatu alternatif bagi guru Pendidikan Jasmani dalam suatu

pembelajaran, khususnya pembelajaran senam lantai. Penerapan metode

pengajaran langsung ini dapat memotivasi siswa terhadap proses pembelajaran

dan hasil pembelajaran siswa agar lebih baik dan efektif, sehingga dapat

memudahkan siswa untuk memunculkan ide atau keterampilan yang mereka

miliki, selain itu juga siswa terlihat antusias dalam pelaksanaan pembelajaran,

dikarenakan pembelajaran yang mereka ikuti menyenangkan dan tugas gerak

harus mereka lakukan dianggap tidak terlalu sulit

2. Sebelum guru mengajar, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan

yang jelas kepada siswa terhadap langkah pembelajaran dengan pendekatan

pengajaran langsungini kepada siswa, agar siswa memahami tujuan

pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga tujuan pembelajaran yang

diharapkan guru dan siswa bisa tercapai.

3. Sarana dan prasarana sangat penting dan menjadi salah satu faktor penentu

dalam keberhasilan suatu pembelajaran khususnya mata pelajaran pendidikan

jasmani. Untuk itu diharapkan dari pihak sekolah khususnya, masyarakat, dan

semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program Pendidikan

Jasmani dapat turut serta berpartisipasi secara aktif dalam membantu kinerja

(42)

ketersediaan fasilitas dan alat pendukung yang memadai, diharapkan bisa

menunjang terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

4. Peneliti mengharapkan penerapan pengajaran dengan pendekatan pengajaran

langsungini sebaiknya tidak hanya diterapkan pada materi senam lantai saja,

tetapi bisa diterapkan pada materi yang lain yang sekiranya guru bisa

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2007). ProsedurPenelitian. Jakarta: RienikaCipta.

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asrori, Muhamad. (2008). Penelitian tindakan kelas. Bandung: CV Wacana Prima

Dahar, Ratna, W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Elliot, J. (1992). Action Research for Educational Change. Buckingham: Open University Press.

Gange. (1989). Terdapat di makalah manajemen kurikulum dan pembelajaran UPI 2001

Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung.

Husdarta. dan Saputra, M.Y. (2000) Belajar dan Pembelajaran. Dedikbud. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Lutan, R. (2000).Stategi belajar mengajar penjaskes. Depdiknas.

Mahendra, A. (2001). Pembelajaran senam di sekolah dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Mahendra, A. (2007) Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam

Untuk Mahasiswa FPOK-UPI.

Mahendra, A. (2003). Pembelajaran Senam. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Mulyadi, I. (2012). “penerapan model direct instruction dalam upaya meningkatkan penguasaan gerak dalam pembelajaran pencak silat jurus tunggal di SD Labschool UPI”. Bandung : tidak diterbitkan

(44)

Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: BumiAksara.

Sagala, S. (2003). Konsepdan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Schembri, Gene (1983). Gym Skills. Dingley Vic: The Australian Gymnastics Federation Inc.

Sudjana.(2000). Metode Statistika Edisi ke 5. Bandung. Tarsito

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Susilo Herawati, et al. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana

Pengembangan Kepropesionalan Guru Dan Calon Guru. Malang:

Bayumedia Publishing.

UPI. (2010). Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Andreson. 2007. Edgar Dale’s Cone of Experience. [online]. Tersedia: http://ctl.mesacc.edu/edgar-dales-cone-of-experience-2/

http://vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam-lantai/

http://www.kamusbesar.com/40764/keterampilan

Jevuska. (2011) in article sport [online]. Tersedia: http://www.sportedu.com

Martin. (1983). Instructional strategi online [online]. Tersedia: http://ok.spsd.sk.ca/de/pd/instr/indirect.html

Munawar, I. (2009). Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. [Online]. Tersedia:http://indramunawar.blogspot.com/search/label/faktorfaktor%20y ang%20Mempengaruhi%20Hasil%20Belajar (22 Oktober 2010)

Gambar

Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Guru
Tabel 3.2 Format Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 3.3 Lembar tes lompat harimau
Tabel 3.4 Skala Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Aspek Pandandan Manajer Wanita Pandangan Manajer Pria Prioritas Pekerjaan Gaya kerja Pendekatan dalam pengambilan keputusan Hubungan Interpersonal dengan tim Hubungan

Banyaknya Pegawai UNDIP Non Dosen Dirinci Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan & Jenis Kelamin Per Fakultas ……….. Dosen UNDIP Dirinci Menurut Gelar Kesarjanaan Dan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 5 Cimahi yaitu tidak terdapat perbedaan prestasi. belajar siswa berdasarkan

Super Sokka Marsinal menerima pesanan khusus genteng plentong dikarenakan alternatif pengambilan keputusan menerima pesanan tersebut memperoleh keuntungan yang cukup baik

kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat.. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI PETIR EKSTERNAL PADA AREA2. Bandri,sepannur (2014).SISTEM PROTEKSI PETIR

Hal ini ditunjukkan dari uji paired t test dan tabel penurunan skala nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian mahkota dewa.Ini berarti ada pengaruh ekstrak mahkota dewa