• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATURE BY NATURE: KONSERVASI KERAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK BERBASIS KOMUNITAS DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATURE BY NATURE: KONSERVASI KERAGAMAN SUMBER DAYA GENETIK BERBASIS KOMUNITAS DI INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

70

MATURE BY NATURE: KONSERVASI KERAGAMAN SUMBER

DAYA GENETIK BERBASIS KOMUNITAS DI INDONESIA

APA DAN BAGAIMANA COMMUNITY BIODIVERSITY MANAGEMENT ?

Sebagai negara mega-biodiversity, Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya genetik (SDG) yang cukup tinggi. Keragaman ini disebabkan oleh posisi geografis Indonesia dan sifatnya yang merupakan negara kepulauan. Permasalahan yang saat ini dihadapi di Indonesia terkait dengan sumberdaya genetik adalah tingginya tingkat erosi SDG, yang terutama disebabkan oleh de-forestation akibat alih fungsi lahan hutan menjadi ladang, perkebunan kelapa sawit, industri, perumahan serta penggunaan lainnya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, perlu adanya pengelolaan agro-biodiversity dan komunitas yang ada disekitarnya untuk melakukan optimalisasi konservasi. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk optimalisasi konservasi adalah Community Biodiversity Management (CBM), yaitu kegiatan konservasi secara in-situ dan on-farm dengan pelibatan komunitas secara aktif melalui peningkatan peran dan pengambilan keputusan dalam melakukan akses dan pengawasan terhadap pengelolaan SDG yang berkelanjutan. Salah satu metodologi CBM adalah mengintegrasikan kearifan lokal dan teknik budidaya yang disarikan dari sistem sosial, aturan lokal, serta pemerintah daerah.

Di Indonesia selama lima tahun terakhir ini, CBM, terutama on-farm conservation telah diimplementasikan di beberapa lokasi di Jawa Timur, Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan untuk tanaman buah tropika. Dilaksanakan juga inisiasi kegiatan CBM di Jambi, Maluku dan Maluku Utara. Secara keseluruhan, tahapan CBM dan implementasinya digunakan untuk meningkatkan dan memahami pentingnya upaya konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari keragaan sumber daya genetik. Kegiatan ini lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran antar komunitas petani, meningkatkan kapasitas petani dan stakeholders, mengembangkan modalitas institusi, mengkonsolidasikan peran komunitas dalam perencanaan dan implementasi, mengelola dana CBM, melakukan replikasi model community collective action, serta memfasilitasi pembelajaran sosial. Lebih lanjut metode CBM yang paling banyak dilakukan adalah pameran diversitas(diversity fair), blok diversitas(diversity block), pembibitan dan perbanyakan benih(nursery dan seed propagation), register oleh komunitas(community biodiversity register),keragaman SDG tanaman buah tropis. pendidikan masyarakat,materi unggulan dan katalog buah tropis(agro-biodiversity, education, elite materials, fruit catalogues), GPD, petani pelestari(custodian farmers),mekanisme keuangan mikro(micro trust fund mechanism), nilai tambah (value addition), kajian pasar (marketing assessment).

Konservasi tanaman buah tropis melalui CBM merupakan pendekatan partisipatif yang melibatkan komunitas, dengan memberdayakan petani dan kelompoknya membentuk kelembagaan dan mengembangkan strategi dan rencana yang mendukung budidaya tanaman buah tropis (Sthapit et.al, 2008). Hubungan antara CBM, konservasi in-situ and on-farm, serta pemberdayaan dan insentif dapat dilihat pada Gambar berikut.

(2)

71 Hubungan antara CBM, konservasi in-situ dan on-farm, serta pemberdayaan dan insentif (Sthapit, et.al, 2008)

Untuk menjamin implementasi metode CBM ini dapat berjalan dengan baik pada komunitas, terdapat beberapa tahapan grassroots breeding yang harus dilakukan secara runut dan tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut (Sthapit, et.al, 2008).

The grassroots breeding (Sthapit, et.al, 2008)

IMPLEMENTASI COMMUNITY BIODIVERSITY MANAGEMENT DI INDONESIA

Di lokasi kegiatan di Kalimantan Selatan ditemukan 31 jenis mangga, yaitu: Tandui Manis, Tandui Masam, Asam Pauh, Pulasan, Rawa-Rawa Humbut, Rawa-Rawa Biasa, Hambawang Pisang, Hambawang Kalambuai, Hambawang Tapah, Hampalam Hambuku, Hampalan Biasa, Mangga Apel, Binjai Manis, Binjai Masam, Asam Buluh, Mangga Golek, Mangga Gadung, Kasturi, Hambawang Biasa, Hampalam Nagara, Kuini Laki, Kuini Bini, Hampalam Sapat, Mangga Madu, Hambawang Putaran, Hampalam Dammar, Palipisan Sak Hirang, Palipisan Sak Hijau, Cuban dan Binjai Binlu. Di samping itu ditemukan 15 jenis jeruk, yaitu: Jeruk Irisan, Jeruk Purut, Limau Besar Antalagi, Asam

(3)

72 Kuit, Limau Nipis, Limau Besar Bali Merah, Limau Besar Bali Putih, Limau Besar Sasanggan Limau Cina, Siam Banjar Kulit Tebal, Siam Banjar Kulit Tipis, Lemon, Limau Sambal, Limau Sunkis Oval, Limau Sunkis Bulat, dan Limau Papaya.

Sementara itu di lokasi kegiatan di Jawa Timur terdapat 6 spesies jeruk yang berbeda yaitu Citrus grandis sebanyak 9 varietas dengan nama lokal Adas, Adas Duku, Nambangan, Sri Nyonya, Bali Merah, Bali Putih, Jeruk Gulung, Jeruk Jowo, dan Pamelo Magetan. Terdapat juga 1 varietas Citrus sinensis dengan nama lokal Sunkis), 1 varietas

Citrus hystrix dengan nama lokal Jeruk Purut, 2 varietas Citrus reticulata dengan nama

lokal Keprok Gulung dan Keprok Siem, 1 varietas Citrus aurantifolia dengan nama lokal Jeruk Pecel serta 1 varietas Citrus limon dengan nama lokal Sitru. Untuk mangga terdapat 4 spesies, yaitu 24 varietas Mangifera indica dengan nama lokal Podang Urang, Podang Lumut, Golek, Gadung, Madu, Lanang, Santok Buto, Kopyor, Santok Kapur, Bader, Jempol, Manalagi, Dodonilo, Beruk, Sengir Empok, Apel, Gajih, Gurih, Ireng, Dasa Muko, Cantek, Lulang, dan Cantrik, 1 varietas Mangifera foetida dengan nama lokal Jaran), 2 varietas Mangifera odorata dengan nama lokal Pakel dan Kweni, dan 1 varietas

Mangifera lalijiwo dengan nama lokal Lalijiwo. Aktifitas CBM di Kabupaten Sijunjung dimulai pertengahan tahun 2013. Kegiatan dilaksanakan pada dua lokasi di Kabupaten Sijunjung yaitu Nagari Latang dan Nagari Kampung Dalam, Kecamatan Lubuk Tarok yang memiliki keragaman wild Garcinia dan Nephelium pada 8 lokasi di Propinsi Sumatera Barat dan Jambi.

Registrasi tanaman oleh masyarakat (Community Biodiversity Register),

Registrasi tanaman yang dilakukan oleh masyarakat penting dilakukan untuk melindungi berbagai jenis tanaman yang masih ada, sehingga regenerasi pengetahuan dan pemanfaatan buah-buahan tersebut masih dapat dipertahankan.

Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

(4)

73 Sumber foto : PPMU Jawa Timur

Kegiatan register tanaman yang dilakukan oleh masyarakat di Jawa Timur

Sumber foto : PPMU Sumatera Barat

Kegiatan register tanaman yang dilakukan oleh masyarakat di Sumatera Barat

Blok keanekaragaman (diversity block)

Blok keanekaragaman merupakan sebuah lokasi yang disepakati oleh masyarakat untuk ditanami berbagai varietas tanaman yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Fungsi dari keberadaan blok keanekaragaman tersebut adalah sebagai : (1) Kebun koleksi berbagai varietas buah mangga/jeruk; (2) Sumber bahan pertanaman yang dapat digunakan untuk pertukaran sumber daya genetik, produksi benih kultivar langka, koleksi ex situ dan regenerasi untuk bank benih komunitas; serta (3) Wahana pembelajaran bagi masyarakat dan generasi muda mengenai keragaman varietas yang menjadi kekayaan alam.

(5)

74 Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

Blok keanekaragaman buah mangga dan jeruk di Kalimantan Selatan

Sumber foto : PPMU Jawa Timur

Blok keanekaragaman di Jawa Timur

Pembibitan buah oleh masyarakat (community nursery)

Untuk menjamin ketersediaan dan perbanyakan bahan tanam yang baik untuk dikembangkan di komunitas, maka dibuat kebun bibit komunitas untuk tanaman buah tropis tersebut di beberapa lokasi kegiatan.

(6)

75 Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

Perbanyakan dan pendistribusian benih di Kalimantan Selatan

Sumber foto : PPMU Jawa Timur

(7)

76 Sumber foto : PPMU Sumatera Barat

Perbenihan Garcinia sp dan Nephelium sp di pada dua lokasi di Sumatera Barat

Pelatihan untuk meningkatkan nilai tambah buah (fruits processing)

Berbagai jenis buah tropis selain dimakan segar umumnya digunakan untuk bahan tambahan dalam masakan. Di samping itu dapat juga diberi nilai tambah dengan mengolahnya, terutama buah yang tidak dapat dikonsumsi segar. Untuk mendapatkan nilai tambah dari buah tropis tersebut, dilakukan pelatihan pengolahan mangga pada kelompok wanita tani.

Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

Pelatihan peningkatan nilai tambah produk mangga di Kalimantan Selatan

Sumber foto : PPMU Jawa Timur

(8)

77 Nata de Rambutan Dodol Rambutan Manisan asam gelugur

Sumber foto : PPMU Sumatera Barat

Proses pembuatan dan produk teh daun asam gelugur dan asam kandis produksi kelompok wanita tani Nagari Latang Kabupaten Sijunjung.

Kunjungan petani (farmers field visit)

Untuk menambah pengetahuan petani tentang pertanaman buah tropis dan perkembangan di tempat lain, baik dari segi budidaya maupun pengolahannya dilakukan kegiatan kunjungan petani ke lokasi/site yang berbeda baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

(9)

78 Selain kunjungan dalam negeri, para petani juga dibawa ke Malaysia dan Thailand. Pada kunjungan ke Malaysia (Gambar 10), Kalimantan Selatan diwakili oleh Akhmad Ridhani dan Nor Irani dari Telaga Langsat, H. Azis dan Norsyam Muhammad Sani dari Astambul, H. Mohadi dan Rusmini dari Cerbon, serta Yusransyah dan Syahidan dari Sungai Tabuk. Di Malaysia, kunjungan pertama kali dilakukan ke Yan Project Site (Kedah). Kelompok tani di Yan mengusahakan tanaman mangga, rambutan, dan manggis. Dua jenis mangga yang utama diusahakan di wilayah Yan adalah, Pedal ayam dan Pelam sawa. Kunjungan berikutnya adalah ke lokasi pembuatan pupuk organik IMO 5. Pupuk organik ini merupakan campuran antara kandang ayam dengan indigenous

micro-organisms (IMO). Selanjutnya kunjungan dilakukan ke Sala Kanan Station (Kedah) dan di

sini diperkenalkan teknik pemangkasan pada tanaman mangga untuk mempermudah pemanenan. Kunjungan ke Herbal Traditional Business Center mempelajari bagaimana membuat berbagai macam enzim melalui fermentasi dari beberapa macam buah-buahan seperti: mangga, manggis, belimbing, apel, dsb, yang olah menjadi obat-obatan herbak untuk kesehatan dan menyembuhkan dari berbagai penyakit. Di sini juga diproduksi sabun organik, cream rambut dan shampoo dari buah-buahan. Kunjungan berikutnya adalah ke Mango Farm and Processing Factory at Tobiar, Pendang. Di sini, semua produksi mangga dari petani ditampung untuk dipasarkan. Mangga yang kualitas bagus dijual dalam bentuk segar, sedangkan mangga yang berkualitas rendah diolah menjadi puree yang selanjutnya diolah menjadi minuman, jam, dsb. Kunjungan terakhir adalah ke Jeruk Madu Pak Ali Factory (Commercial Pickles Processing Centre), Penang. Perusahaan ini memproduksi pikel dari berbagai jenis buah-buahan, seperti: mangga, salak, pepaya, apel, belimbing, cermai, jambu biji, kedondong, dsb. dengan supervisi untuk teknologi pascapanennya dari MARDI.

Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

(10)

79 Pada kunjungan ke Thailand, petani dibawa ke Kiriwong Herbal Home yang dipimpin oleh Mr. Sonthaya. Di sini petani mempelajari pengolahan manggis dan buah-buahan lainnya menjadi produk sabun, kosmetik, pewarnaan alami untuk batik, dan produk lainnya.

Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

Kunjungan ke petani pengolah produk manggis di Kiriwong, Thailand

Dilakukan juga kunjungan ke petani manggis di Thailand. Di sana mereka diperkenalkan dengan teknik pengolahan manggis menjadi berbagai macam produk, seperti: sabun, balsem, shampo, dsb. Selain itu juga diperkenalkan teknik pewarnaan pakaian dengan menggunakan kulit manggis dan rambutan. Setelah itu kunjungan dilanjutkan ke petani buah-buahan di Kiriwong.

Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

Kunjungan ke petani buah-buahan di Kiriwong, Thailand

Kunjungan petani ke petani lainnya merupakan pelajaran yang efektif bagi petani dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran, motivasi dan keahlian dalam konservasi diversitas tanaman buah tropika.Penguatan jaringan diantara stakeholders perlu dilakukan guna keberlanjutan program-program konservasi tanaman buah tropika.

Petani pelestari (custodian farmers)

Petani pelestari merupakan petani yang aktif mempertahankan, beradaptasi dan mempromosikan keanekaragaman hayati pertanian dan pengetahuan mereka dari waktu ke waktu dan ruang, pada tingkat pertanian dan masyarakat, serta diakui oleh masyarakat. Seringkali, petani pelestari secara aktif didukung oleh keluarga atau rumah tangganya sendiri (Bioversity International, 2013). Petani pelestari memotivasi dirinya dan antusias dalam mengolah dan mempromosikan tanaman tradisional yang dimiliki dan menjadi aktor dalam melakukan konservasi on-farm keanekaragaman genetik tanaman tradisional yang

(11)

80 dimiliki. Mereka hampir selalu mempertahankan sebagian besar keanekaragaman hayati pertanian lokal mereka dan memegang peran sentral dalam komunitas, terutama dalam menyediakan bibit dan menyebarkan ilmu tentang budidaya dan penggunaan tanaman lokal antar sesama. Untuk alasan ini petani pelestari dipandang sebagai entry point yang layak untuk mendukung dan memperkuat upaya konservasi on-farm di daerah mereka (Gruberg

et al., 2014). Di seluruh lokasi terpilih 19 petani pelestari untuk komoditas mangga,

jerukdan manggis. Motivasi mereka menjadi petani pelestari selain karena tanaman tersebut diwariskan dari orang tuanya juga karena tanaman tersebut mempunyai nilai ekonomi, selain bisa dijual dalam bentuk segar juga dijual dalam bentuk hasil olahan.

Muh. Jemu Mustari Partiyem Sudarman Sadino Pardi Sumber foto : NPMU, PPMU Jawa Timur

Beberapa petani pelestari

Petani Pelestari H. A. Kusasih dan H. Sudarman mengikuti Workshop on Custodian

Farmers of Agricultural Biodiversity: Policy support for their roles in use and conservation di New Delhi, pada tanggal 11-12 Februari 2013. Pada workshop tersebut,

para petani pelestari dari India, Indonesia, Thailand dan Malaysia saling berbagi ilmu dan pengalaman dalam upaya pelestarian tanaman buah tropika yang mereka lakukan.

Sumber foto : NPMU, PPMU Jawa Timur

Workshop Custodian Farmers di India, 2013

Pembuatan katalog buah oleh masyarakat (Farmers’ Fruits Catalogue)

Untuk mendokumentasikan berbagai jenis sumberdaya genetik buah tropis yang ada di masyarakat disusun katalog tanaman buah tropis. Katalog tanaman buahtropis berisikan pengetahuan masyarakat tentang buah lokal yang ada di masyarakat tersebut. Isi dari katalog tanaman buah tropis merupakan deskripsi dari nama lokal tanaman, bentuk daun, bentuk buah buah, bentuk pohon, penggunaan berdasarkan kearifan lokal, dan

(12)

81 deskripsi tindakan yang terkait pelaksanaan Good Practices on Diversity (GPD) yang dideskripsikan oleh masyarakat petani sendiri. Katalog berisi gambar-gambar yang menjelaskan tentang tanaman, mulai dari gambar tanaman utuh, gambar bunga buah, biji sampai petani yang memiliki tanaman buah tersebut.

Sumber foto : NPMU

Katalog keanekaragaman buah yang dibuat oleh petani, PPMU, dan NPMU

Pameran keanekaragaman buah (diversity fair).

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya buah tropis, konservasi dan pelestarian lingkungan dilakukan Pameran Keragaman Buah-buahan Tropis (Tropical

Fruits Diversity Fair). Dalam pameran tersebut dipamerkan berbagai kerabat mangga,

jeruk, manggis dan rambutan baik tanaman yang dibudidayakan maupun kerabat liar yang tumbuh di hutan. Untuk memperkaya pengetahuan mengenai tanaman buah tropis yang

(13)

82 hampir punah dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari diselenggarakan juga lomba menggambar (Ars dan Tim SDG Komunitas).

Pameran keanekaragaman buah mangga di Sungai Tabuk

Sumber foto : PPMU Kalimantan Selatan

Pameran keanekaragaman buah mangga di Kalimantan Selatan

Sumber foto : PPMU Jawa Timur

Pameran keanekaragaman buah di Jawa Timur

a b

(14)

83 Sumber foto : PPMU Sumatera Barat

Stand Pameran Garcinia sp (a) dan Nephelium sp (b) Kunjungan Bupati Sijunjung dan rombongan (c) dan lomba mewarnai tanaman buah lokal tingkat sekolah dasar (d).

Sumber foto : PPMU Sumatera Barat

Kegiatan distribusi benih dan penanaman perdana Garcinia sp dan Nephelium di Kecamatan Lubuk Tarokoleh Bupati Sijunjung.

Sumber foto : PPMU Sumatera Barat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Income Smoothing (perataan laba) memiliki hubungan yang

Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya larut, daya kembang dan gula reduksi.. Penelitian bertempat di

Untuk dapat mengoptimalkan polisi tidur otomatis dapat dipasang di kota- kota besar dengan pengguna kendaraan bermotor terbanyak dan sering mengalami kemacetan terutama

[r]

Namun, pada daerah frekuensi 2,5 Hz – 5 Hz, suspensi pasif dan suspensi aktif dengan Fuzzy memberikan defleksi rata-rata roda kendaraan yang lebih kecil dari suspensi

• 3.1 Workshop Sosialisasi Jejaring bank • soal Nasional untuk uji kompetensi • Gizi (National International Bank.. •

Setelah melakukan perbandingan dari hasil pengukuran didapatkan hasil bahwa sistem GPON dapat mengungguli sistem MSAN dari segi kualitas jaringan, gambar dan

Fungsi utama dari sistem ICT di ITB adalah menyediakan layanan informasi, komputasi, dan komunikasi secara terintegrasi pada semua anggota komunitas ITB dan masyarakat luar