• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN - PERAN PEMBELAJARAN PPKn DALAM MEMBINA TOLERANSI KEAGAMAAN PESERTA DIDIK DI SMK KARTEK JATILAWANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN - PERAN PEMBELAJARAN PPKn DALAM MEMBINA TOLERANSI KEAGAMAAN PESERTA DIDIK DI SMK KARTEK JATILAWANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - repository perpustakaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan

merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui

preses pelajaran atau cara lainnya yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Pendidikan merupakan interaksi antara subjek dan kebudayaan, sehingga

masyarakat dan kebudayaan merupakan pusat orientasi pendidikan. Kebudayaan

adalah isi masyarakat yang akan di capai oleh masyarakat dan yang

menggambarkan tingkat kemajuan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi

merupakan bagian dari kebudayaan yang berfungsi sebagai materi pendidikan (

Hadi 2008:52). Sebagai mana dikatakan dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional Pasal 1 ayat 1 bahwa: Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran

agar pesrta didik secara aktif mengembangkan petensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Sesuai dengan salah satu tujuan yang dirumuskan dalam pembukaan

UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sejalan dengan itu dapat di

(2)

sebagai mana yang terdapat dalam UUD pasal 31 ayat 1-5 yang berbunyi: Setiap

warganegara berhak mendapat pendidikan. Setiap warganegara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan berbangsa yang diatur dengan undang-undang. Negara

memperiotaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran

pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan belanja daerah

untuk memenuhi kebutuhan penyelanggaraan pendidikan nasional. Pemerintah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan persartuan bangsa untuk kemajukan peradaban serta kesejahteran umat

manusia.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) RI NO 20 Tahun

2003 Bab II Pasal 2 dan 3 juga disebutkan bahwa: Pasal 2 yaitu pendidikan

nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal

3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujan untuk

berkembangnya potensi pesera didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa., berakhlak mulia, sahat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa Pendidikan nasional juga harus

menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan

(3)

bangsa, dan sikap menghargai jasa pahlawan serta berorientasi kemasa depan.

Salah satu usaha yang dilakukan adalah penanaman nilai moral di dalam

kehidupan sebuah lembaga pendidikan, peserta didik harus mampu

mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk

agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Agar upaya ini dapat

berhasil dengan baik maka sarana yang paling tepat adalah melalui jalur

pendidikan secara umum terutama pendidikan kewarganegaraan.

Saat ini bangsa Indonesia sedang memasuki era belajar demokrasi dalam

berbagai aspek kehidupan setelah hampir 35 tahun tidak memperoleh momentum

untuk melakukan itu. Berbicara sistem demokrasi dalam berbagai aspek

kehidupan pendidikan merupakan pilar yang sangat penting sebagai penopangnya.

Tanpa adanya pendidikan yang baik, sulit diharapkan demokrasi dapat lahir, dan

berkembang secara baik, menurut majlis diktilibang PP Muhammadiyah

(Taniredja, 2009:104). Karena pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu

program inti yang bertugas mengembangkan dan meningkatkan mutu martabat

manusia dan kehidupan bangsa Indonesia menuju terwujudnya cita-cita nasional.

Jadi dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

tersebut peserta didik senantiasa mempunyai kesadaran dan kemauan bertingkah

laku dalam kehidupannya sehari-hari sesuai cita-cita moral pancasila dan tanpa

mengecilkan arti dari bidang studi yang lain yang paling dekat untuk mencapai

sasaran tersebut adalah bidang studi pendidikan kewarganegaraan, Sehingga

(4)

kepada bidang studi lain dan bidang studi Pendidikan kewarganegaraan sangat

memiliki hubungan erat dengan pembinaan kerukunan secara praktis.

Toleransi ini merupakan syarat mutlak untuk mengamalkan Pancasila

dengan sebaik-baiknya dan menjamin hubungan baik diantara sesama warga

negara Indonesia. Toleransi antar siswa adalah membiarkan orang lain

mempunyai kebebasan beragama sesuai dengan yang terdapat pada pasal 29 UUD

1945. Dengan adanya toleransi keagamaan siswa akan menciptakan suatu

kerukunan dalam diri siswa tersebut, apabila toleransi keagamaan tersebut

benar-benar dilakukan dengan baik. Disamping itu toleransi antar siswa adalah

merupakan sikap saling menghormati dan menghargai agama yang satu dengan

yang lain. Jadi toleransi tidak berarti mencampur adukkan ajaran agama bahkan

kemurnian ajaran agama harus tetap dijaga. Dengan adanya sikap toleransi akan

melahirkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antar sasama pemeluk

agama. Toleransi akan menyebabkan bahwa pemeluk agama dan penganut

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan dapat hidup berdampingan

dengan aman dan damai sehingga tercipta persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia yang sangat diperlukkan dalam rangka pembangunan nasional. Agar

toleransi sesama peserta didik dapat terbina maka diperlukan adanya upaya

Pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dalam hal ini menjadi tugas

para pendidik kewarganegaraan yaitu karena pendidikan kewarganegaraan tidak

hanya mengharapkan aspek intelektual manusia Indonesia (cognitive) melainkan

(5)

Untuk mewujudkan sikap toleransi, salah satu usaha yang harus dilakukan

adalah dengan adanya pemberian pemahaman yang dilaksanakan di lembaga

formal yaitu sekolah. Sekolah sebagai bentuk sistem sosial yang di dalamnya

terdiri dari warga sekolah dengan berbagai latar, ekonomi, lingkungan keluarga.,

kebiasaan-kebiasaan, agama bahkan keinginan, cita-cita dan minat yang berbeda

mengakibatkan banyaknya masalah yang akan terjadi bila toleransi dalam lingkup

sekolah tidak diterapkan.

Seperti halnya dalam pemberitaan media rappler.com (12 juli 2017 pukul

13.30):

Data dari pusat Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada juli september tahun lalu di Kecamatan Singkawang Kalimantan Barat dan Salatiga, sebanyak 160 responden yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, dinas pendidikan dan akademisi menganggap jika kesamaan agama sangat penting, seperti ketua OSIS harus dari agama mayoritas, pimpinan harus seagama, hingga tidak mengucapkan selamat hari raya kepada orang yang berbeda agama.

Sikap intoleransi yang terjadi di SMK 1 KARTEK Jatilawang yaitu

adanya perbedaan agama di kalangan peserta didik, mayoritas di SMK 1

KARTEK Jatilawang adalah beragama islam. Akan tetapi ada peserta didik yang

menganut agama selain islam. Dalam SMK tersebut peserta didik yang menganut

agama selain islam sering di bully oleh teman yang menganut agama islam. Selain

sikap tersebut di SMK 1 KARTEK Jatilawang juga terjadi pengasingan peserta

didik oleh peserta didik lain dengan alasan mempunyai warna kulit hitam,

sedangkan mayoritas peserta didik di SMK tersebut berwarna kulit sawo matang.

Bahasa yang digunakan dalam interaksi sosial di lingkungan sekolah menunjukan

(6)

peserta didik yang menggunakan dialek bahasa yang dianggap asing oleh peserta

didik yang lain. Dari persoalan tersebut, sikap intoleransi di kalangan masyarakat

memang dihadapi secara serius, karena pada dasarnya anak-anak dimasyarakat

yang akan membangun peradaban bangsa kelak.

Sikap intoleransi ini merupakan pandangan bahwa dialah yang paling

besar tanpa mentolerir yang lainnya. Sedangkan sikap toleransi merupakan wujud

dari kesadaran dalam diri individu yang mempunyai perbedaan dengan individu

lain dan harus dihormati. Menghormati setiap individu sangat diperlukan karena

manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dalam

pemenuhan kebutuhan, sehingga berkewajiban membina dan menjalin hubungan

toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya toleransi, berbagai

pertentangan dan konflik akan sulit dihindari, sehingga dalam hal ini toleransi

adalah cara yang penting untuk dilakukan dalam menyikapi perbedaan dengan

saling menghormati dan menghargai orang lain. Maka dari itu untuk menghindari

konflik dan menciptakan sebuah toleransi maka diperlukan adanya pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, maka peneliti merasa perlu untuk merumuskan apa yang menjadi

fokus masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah diatas

maka secara umum dapat dirumuskna masalah sebagai berikut: “Bagaimana Peran

Pembelajaran PPKn dalam Membina Toleransi Keagamaan peserta didik di SMK

(7)

Mengingat luasanya ruang lingkup kajian yang berkaitan dengan

permasalahan tersebut maka peneliti membatasi penelitian dalam beberapa sub

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya peran pembelajaran PPKn dalam membina toleransi

keagamaan peserta didik di SMK 1 KARTEK Jatilawang?

2. Apa yang menjadi hambatan-hamabatan dalam peran pembelajaran PPKn

dalam membina toleransi keagamaan peserta didik di SMK 1 KARTEK?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan-hamabatan peran

pembelajaran PPKn dalam membina toleransi keagamaan peserta didik di

SMK 1 KARTEK Jatilawang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berisi uraian tentang rumusan hasil yang akan dicapai

oleh mahasiswa selaku peneliti yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan

mengapa penelitian ini dilakukan. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Peran Pembelajaran PPKn

dalam Membina Toleransi Keagamaan peserta didik di SMK 1 KARTEK

Jatilawang.

Untuk lebih spesifiknya peneliti membagi tujuan penelitian menjadi 3

pokok, diantaranya adalah:

1. Untuk mengetahui upaya peran pembelajaran PPKn dalam membina

(8)

2. Untuk mengetahui hambatan-hamabatan dalam peran pembelajaran PPKn

dalam membina toleransi keagamaan peserta didik di SMK 1 KARTEK?

3. Untuk mengetahui solusi mengatasi hambatan-hamabatan peran

pembelajaran PPKn dalam membina toleransi keagamaan peserta didik di

SMK 1 KARTEK Jatilawang?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bahan untuk pengembangan disiplin

ilmu yang ditekuni peneliti yaitu Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, serta memberikan gambaran secara lengkap mengenai

Peran Pembelajaran PPKn dalam Membina Toleransi Keagamaan peserta

didik di SMK 1 KARTEK Jatilawang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai

pihak, antara lain:

a. Bagi sekolah, penelitian ini bisa menjadi masukan bagi dunia

pendidikan akan arti pentingnya lingkungan sekolah sebagai salah

satu sarana dalam membina sikap dan perilaku pelajar.

b. Bagi guru, memberi masukan kepada para pendidik dalam

membina sikap dan perilaku peserta didik.

c. Bagi siswa, menyadari akan arti penting peran guru PKn dalam

(9)

d. Bagi peneliti, peneliti ini diharapkan dapat menambah

keterampilan dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Apabila seorang sejarawan telah berhasil mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang akan menjadi bahan dari cerita sejarahnya, maka langkah berikutnya yang

Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta. Biliar adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kota Batam memiliki peran menyelenggarakan tugas umum

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekspresi protein P13K dan P53 terhadap prediksi respon radioterapi diperoleh nilai IRS P13K pada respon radioterapi baik lebih

1 Ketentuan Umum, pasal 1 angka 2... Kerusakan pada arsip tekstual perlu penanganan khusus baik masalah yang terjadi karena umur arsip yang sudah tua maupun pemeliharaan yang

Banyak kebijakan digulirkan pemerintah terkait dengan upaya pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, di antaranya melalui uji kompetensi awal (UKA),

Kesimpulan yang didapat adalah jika hasil yang mendominasi tersebut mengarah ke sikap positif maka dapat dikatakan sikap Endar Prasasti sebagai seorang bisu tuli dapat

Setelah mencicipi semua sampel, anda boleh mengulang sesering yang anda perlukan.. Minumlah dahulu sebelum menguji sampel