Editor: Ay Maryani, S.E., M.Si.
Penulis: Nurul Adhha, dkk.
TIM PENYUSUN
Bima Sakti Bersatu Untuk Negeri Dusun Parung Kembang
Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 di Desa Bagoang, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
@BIMASAKTI2016_Kelompok KKN 050
ISBN 978-602-6628-91-6 Tim Penyusun
Editor Ay Maryani, S.E., M.Si. Penyunting Eva Nugraha,MA
Penulis Nurul Adhha, Ika Tri Mustika, Rona Roudhotul Jannah, Ahmad
Syarif Hidayatullah
Layout Nurul Adhha Design Cover Imam Mahudi Arta
Kontributor Nurul Adhha, Ika Tri Mustika, Sahri Rahma Fitri, Mitra Sukma
Apriyani, Rona Roudhotul Jannah, Latifa Zahra, Ahmad Syarif Hidayatullah, Muhamad Ilham Aldair, Alif Septritama Zhikhri, M. Fatih Akmal, Muhammad Syarif Hidayatullah
Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat(PPM)- LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Kelompok KKN BIMA SAKTI
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 050 di Desa Bagoang yang berjudul: Bima Sakti Bersatu Untuk Negeri Parung Kembang telah diperiksa dan disahkan pada tanggal, 25 Mei 2017. Dosen Pembimbing
Ay Maryani, S.E., M.Si.
Koord. Program KKN-PpMM
Eva Nugraha, M.Ag. NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Bradanaya, M.E. NIP. 19770530 200701 1 008
“Meski sudah tak berada di sana, hati ini ternyata tetap terpaut,
meski raga tak lagi terbelai angin teduh dari ayunan padi itu, pikiranku masih melayang di langitnya,
meski waktu telah memisahkan kita, Bagoang akan selalu jadi inspirasi.”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku laporan KKN dengan judul Bima Sakti Bersatu Untuk Negeri Parung Kembang ini dapat diselesaikan.
Buku yang berjudul Bima Sakti Bersatu Untuk Negeri Parung Kembang ini disusun sebagai bentuk laporan kepada PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas kegiatan pengabdian pada masyarakat di Dusun Parung Kembang, Desa Bagoang. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian buku ini terdapat kekurangan dan tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta saran dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Penanggung Jawab Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Djaka Bradanaya, M.E. selaku Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya. Tanpanya kami tidak dapat melakukan KKN.
3. Bapak Eva Nugraha, M.Ag. selaku Koordinator Program KKN-PpMM yang telah banyak memberikan bimbingan.
4. Bapak Eva Nugraha, MA, selaku penyunting, yang telah banyak memberikan bimbingan dalam penyusunan buku.
5. Ibu Ay Maryani, S.E., M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kami dalam melaksanakan program-program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami.
6. Bapak Maman Suparman, selaku Kepala Desa Bagoang beserta jajarannya, yang telah menyambut baik kedatangan kami dan mendukung setiap program yang kami selenggarakan.
7. Bapak Ketua RW dan Ketua RT di Dusun Parung Kembang, Desa Bagoang, yang telah menerima kami dengan baik.
8. Bapak Surya dan Bapak Nursin selaku tokoh masyarakat yang telah banyak membantu kami dalam terselenggaranya program kerja bidang keagamaan.
9. Ibu Kepala Sekolah SDN Parung Kembang beserta jajarannya, yang telah membantu kami dalam terselenggaranya program kerja kami di SDN Parung Kembang yakni Guru Siaga
10. Kepala Madrasah Diniyah Dusun Parung Kembang beserta jajarannya, yang telah menerima dan membantu kami dalam terlaksananya program kerja penyuluhan di Madrasah ini.
11. Bapak KH. Eman yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengajar di Majelis Ta’lim Al-Banat, Bapak Ukik yang juga telah memberikan kesempatan kami mengajar di Majelis Ta’lim Roudhotul Athfal, serta Ibu Mimin yang juga menerima kami dengan sangat baik di Majelis Ta’lim PAUD sehingga hal ini menjadi program kerja rutinan bagi kami.
Dengan demikian buku ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang telah atau akan melaksanakan kegiatan KKN, khususnya KKN di Desa Bagoang, juga bagi segenap civitas akademika secara luas.
Jakarta, 20 Maret 2017
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... xi i Tabel Identitas Kelompok ... xv i Ringkasan Eksekutif ... xvii
Prolog ... xix
BAB I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran ... 1
B. Kondisi Umum Desa Bagoang ... 2
C. Permasalahan Aset Utama Desa Bagoang ... 3
D. Profil Kel. KKN-PpMM 050 Bima Sakti ... 4
E. Fokus atau Prioritas Program... 9
F. Sasaran dan Target ... 11
G. Jadwal Pelaksanaan Program ...16
H. Pendanaan dan Sumbangan ... 17
I. Sistematika Penyusunan ... 18
BAB II. METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Metode Intervensi Sosial ... 21
B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 29
BAB III. KONDISI DESA BAGOANG KECAMATAN JASINGA A. Sejarah Singkat Desa Bagoang ... 35
B. Letak Geografis ... 36
C. Struktur Penduduk ... 38
D. Sarana dan Prasarana ... 43
BAB IV. DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah ... 49
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat ... 68
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat .. 113
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ... 121
B. Rekomendasi... ... 123
EPILOG A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN-PpMM ... 127
B. Penggalan Kisah Inspiratif KKN-PpMM ... 129
DAFTAR PUSTAKA... 225
BIOGRAFI SINGKAT KKN BIMASAKTI ... 227
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program ... 9
Tabel 1.2: Sasaran dan Target Program ... 11
Tabel 1.3: Jadwal Pra KKN PpMM 2016 ...16
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN ...16
Tabel 1.5: Jadwal Laporan dan Evaluasi Program... 17
Tabel 1.6: Pendanaan KKN Bima Sakti ... 17
Tabel 3.1: Periode Kepemimpinan Desa Bagoang ... 35
Tabel 3.2: Batas Wilayah Desa Bagoang ... 37
Tabel 3.3: Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok .40 Tabel 3.5: Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 41
Tabel 3.6: Sarana dan Prasarana di Desa Bagoang ... 43
Tabel 4.1: Matrik SWOT 01 Bidang Keagamaan ... 49
Tabel 4.2: Matrik SWOT 02 Bidang Pendidikan ... 53
Tabel 4.3: Matrik SWOT 03 Bidang Kesehatan ... 57
Tabel 4.4: Matrik SWOT 04 Bidang Ekonomi ...61
Tabel 4.5: Matrik SWOT 05 Bidang Sosial dan Pemuda ... 64
Tabel 4.6: Matrik SWOT 06 Bidang Sarana dan Prasarana ... 66
Tabel 4.7: Kegiatan Pelayanan Pendidikan Majelis Ta’lim ... 68
Tabel 4.8: Kegiatan Pelayanan Pendidikan SD ... 71
Tabel 4.9: Kegiatan Pelayanan Penyuluhan Kesehatan DBD, Vaksin Palsu, dan Penyakit Kulit ... 74
Tabel 4.10: Kegiatan Pelayanan Penyuluhan ASI dan Balita ... 77
Tabel 4.11: Kegiatan Pelayanan Penyediaan Makanan Sehat ... 79
Tabel 4.12: Kegiatan Pelayanan Penyediaan Bantuan Warga Kurang Mampu ... 81
Tabel 4.13: Kegiatan Pelayanan Penyediaan Alat Shalat ... 83
Tabel 4.14: Kegiatan Pelayanan Talkshow Kepemudaan ... 85
Tabel 4.15: Kegiatan Pelayanan Konsultasi Hukum ... 87
Tabel 4.16: Kegiatan Pelayanan Renovasi Posyandu ... 89
Tabel 4.17: Kegiatan Pelayanan Pembangunana Gapura ... 90
Tabel 4.18: Kegiatan Pelayanan Penyediaan Sarana dan Prasarana Majelis Ta’lim ... 92 Tabel 4.19: Kegiatan Pelayanan Penyediaan Sarana dan Prasarana SD95
Tabel 4.20: Kegiatan Pelayanan Pelatihan Komputer ... 97
Tabel 4.21: Kegiatan Pelayanan Pelatihan Internet ... 99
Tabel 4.22: Kegiatan Pelayanan Pelatihan Olahraga ... 101
Tabel 4.23: Kegiatan Pelayanan Pelatihan Pramuka ... 103
Tabel 4.24: Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Perlombaan ... 105
Tabel 4.25: Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Gerak Jalan Sehat 107 Tabel 4.26: Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Perayaan Hari Kemerdekaan ... 108
Tabel 4.27: Kegiatan Pelayanan Renovasi Jembatan ... 111
Tabel 4.28: Kegiatan Pemberdayaan Tahlilan Majelis Ta’lim ... 113
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Logo Kelompok KKN Bima Sakti ... 5
Gambar 3.1: Peta Administratif Kecamatan Jasinga ... .36
Gambar 3.2: Peta Desa Bagoang ... 37
Gambar 3.3: Peta Jarak Perjalanan ... 38
Gambar 3.4: Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.. ... 42
Gambar 3.5: Posyandu Kp. Parung Kembang ... 44
Gambar 3.6: Jalan Utama Kp. Parung Kembang ... 44
Gambar 3.7: SDN Parung Kembang ... 44
Gambar 3.8: Lapangan Bermain... 44
Gambar 3.9: Kali Besar Kp. Parung Kembang ... 44
Gambar 3.10: Sawah Warga Kp. Parung Kembang ... 44
Gambar 3.11: Kali Kecil Kp.Parung Kembang ... 45
Gambar 3.12: Madrasah Diniyah Kp. Parung Kembang ... 45
Gambar 3.13: Pos Pemuda Kp. Parung Kembang... 45
Gambar 3.14: Lapangan Kegiatan Dusun ... 45
Gambar 3.15: Pengajian Al-Banat ... 45
Gambar 3.16: Gang RT.03/RW.05 ... 46
Gambar 3.17: Posko KKN Bima Sakti ... 46
Gambar 3.18: Kantor Desa Bagoang ... 46
Gambar 3.19: Paud Anugrah di Kp. Cublek ... 46
Gambar 3.20: Puskesmas Bagoang ... 47
Gambar 3.21: Pasar Bagoang ... 47
Gambar 3.22: Jalan Utama Desa Bagoang... .... 47
Gambar 4.1: Pengajian Pak Ukik untuk Ibu-ibu ... 71
Gambar 4.2: Suasana Pengajian PAUD ... 71
Gambar 4.3: Keseruan Pengajar dan Murid ... 71
Gambar 4.4: Suasana Pengajian Bapak-Bapak ... 71
Gambar 4.5: Pembelajaran Kelas 3 ... 74
Gambar 4.6: Suasana Jam Istirahat ... 74
Gambar 4.7: Pembelajaran Pendidikan Agama ... 74
Gambar 4.8: Keaktifan Siswa Kelas 3 ... 74
Gambar 4.9: Suasana Penyuluhan DBD ... 76
Gambar 4.11: Penyerahan Cindera Mata ... 77
Gambar 4.12: Penyuluhan Kesehatan ... 77
Gambar 4.13: Penyuluhan ASI ... 79
Gambar 4.14: Peserta Penyuluhan ... 79
Gambar 4.15: Hadiah Penyuluhan ... 79
Gambar 4.16: Penutupan Penyuluhan ASI ... 79
Gambar 4.17: Biskuit Makanan Bergizi ... 81
Gambar 4.18: Anak-Anak Mengantri ... 81
Gambar 4.19: Pemberian Bantuan Peralatan Rumah Tangga ... 83
Gambar 4.20: Bantuan Kepada Masyarakat ... 83
Gambar 4.21: Motivator Desa ... 86
Gambar 4.22: Antusias Audiens Talkshow ... 86
Gambar 4.23: Wawancara Tokoh Masyarakat ... 88
Gambar 4.24: Konsultasi Hukum dengan Kepala Desa ... 88
Gambar 4.25: Semangat Renovasi ... 90
Gambar 4.26: Pengecatan Posyandu ... 90
Gambar 4.27: Sablon Manual Papan Nama ... 90
Gambar 4.28: Posyandu Paska Renovasi ... 90
Gambar 4.29: Gapura merdeka is Ready ... 92
Gambar 4.30: Semangat Membangun Gapura ... 92
Gambar 4.31: Proses Pengecatan ... 92
Gambar 4.32: Pembuatan Gapura Semi Permanen ... 92
Gambar 4.33: Pembuatan Meja Mengaji untuk 3 Majelis Ta’lim ... 94
Gambar 4.34: Bantuan Meja Mengaji ... 94
Gambar 4.35: Pemberian Bantuan Tas Mengaji ... 94
Gambar 4.36: Bantuan Prasarana Mengaji ... 94
Gambar 4.37: Penyerahan Bantuan Meja Mengaji ... 95
Gambar 4.38: Bantuan Tong Sampah ... 95
Gambar 4.39: Bantuan Tas Mengaji ... 95
Gambar 4.40: Bantuan Microphone ... 95
Gambar 4.41: Bantuan Bingkai untuk Kelas ... 96
Gambar 4.42: Penyerahan Bantuan ... 96
Gambar 4.43: Bantuan Tong Sampah Sekolah ... 97
Gambar 4.44: Bantuan Prasarana ... 97
Gambar 4.46: Serah Terima Bantuan ... 97
Gambar 4.47: Kelompok Pelatihan Komputer ... ..99
Gambar 4.48: Kerjasama dalam Latihan ... 99
Gambar 4.49: Media Pelatihan Komputer ... 99
Gambar 4.50: Pelatih M. Ilham Aldair ... 99
Gambar 4.51: Pelatih Latifah Zahra ... 101
Gambar 4.52: Antusias Peserta Pelatihan ... 101
Gambar 4.53: Suasana Pemberian Materi Pendidikan Kesehatan Jasmani ... 102
Gambar 4.54: Peserta Lomba ... 102
Gambar 4.55:Persiapan Latihan Baris-berbaris ... 104
Gambar 4.56: Para Peserta Lomba Pramuka ... 104
Gambar 4.57: Barisan Hasil Pelatihan ... 104
Gambar 4.58: Suasana Pelatihan ... 104
Gambar 4.59: Pemberian Hadiah ... 106
Gambar 4.60: Peserta Lomba Menggambar ... 106
Gambar 4.61: Para Jawara Smart Bagoang PAUD ... 106
Gambar 4.62: Penjurian Smart Bagoang ... 106
Gambar 4.63: Instruktur Gerak Jalan Sehat ... 108
Gambar 4.64: Wajah Sumringah Peserta ... 108
Gambar 4.65: Persiapan Lomba Comot Koin ... 110
Gambar 4.66: Peserta Memperjuangkan Kemenangan ... 110
Gambar 4.67: Lapangan Perlombaan Merdeka ... 111
Gambar 4.68: Ekspresi Kemenangan ... 111
Gambar 4.69: Peserta Lomba Make Up ... 111
Gambar 4.70: Keseruan Panitia Merdeka dan Peserta ... 111
Gambar 4.71: Perbaikan Jembatan ... 113
Gambar 4.72: Proses Renovasi ... 113
Gambar 4.73: Suasana Tahlilan Ibu-Ibu... 115
Gambar 4.74: Bantuan kepada Masyarakat ... 115
Gambar 4.75: Tahlilan Bapak-bapak ... 115
Gambar 4.76: Pemberian Bantuan Peralatan Rumah Tangga ... 115
Gambar 4.77:Peserta Workshop sedang Fokus ... 117
Gambar 4.78: Suasana Workshop Daur Ulang ... 117
TABEL IDENTITAS KELOMPOK Kode 1/Bogor / Jasinga / 050 Desa Bagoang [20]
Kelompok BIMA SAKTI
Dana Rp 10.500.000,-
Jumlah Mahasiswa 11 orang Jumlah Kegiatan 18 kegiatan Jumlah Pembangunan
Fisik 5 Kegiatan, yaitu Kegiatan Pelayanan Renovasi Posyandu, Kegiatan Pelayanan Pembangunan Gapura, Kegiatan Pemberdayaan Renovasi Jembatan, Kegiatan Pelayanan Pengadaan Sarana dan Prasarana Majelis Ta’lim, Kegiatan Pelayanan Pengadaan Sarana dan Prasarana SD
1.3.20
050
“Dewasa itu bukan hanya perkara usia. Melainkan seberapa mampu
kita menyelesaikan permasalahan hidup yang sedang kita hadapi.”
Mustika-RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku Bima Sakti Bersatu Untuk Negeri Parung Kembang disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Bagoang selama 31 hari. Ada 11 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, yang berasal dari 8 fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini dengan Bima Sakti, dengan nomor kelompok 050. Kami dibimbing oleh Ibu Ay Maryani, S.E., M.Si., beliau adalah Dosen pada Program Studi Perbankan Syari’ah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tidak kurang dari 23 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus kepada 3 kampung, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sebesar Rp 10.500.000,-. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran dana kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebesar Rp 5.500.000,- dan dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar Rp 5.000.000,-.
Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih, yaitu:
1. Meningkatnya peran masyarakat dalam membangun desa.
2. Bertambahnya motivasi peserta didik di PAUD, SD, dan SMP untuk belajar serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Meningkatnya minat masyarakat khususnya anak-anak di Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang untuk berinteraksi dengan al-Qur’an dan Hadist.
4. Meningkatnya pengetahuan masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga di Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang tentang ASI bagi bayi, Kesehatan Jasmani seputar DBD, Vaksin Palsu dan Penyakit Kulit, maupun Lingkungan Hidup.
5. Bertambahnya prasarana di PAUD, SDN Parung Kembang, Masjid Zami Mat’laul Anwar, dan Majelis Ta’lim Al-Banat, Roudhotul Athfal, dan Roudhotul Jannah sebagai penunjang kegiatan yang dilaksanakan di tempat tersebut.
Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain:
1. Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, pihak sponsor, instansi-instansi terkait dan desa.
2. Tidak semua program kerja dapat terlaksana sesuai rencana dan time schedule yang telah dibuat, karena harus kembali menyesuaikan kondisi di lokasi KKN
3. Begitu dipegang teguhnya kultur atau budaya di desa membuat anggota KKN harus cepat beradaptasi terutama dalam membuat kegiatan.
Namun sekalipun demikian, kami pada akhirnya dapat menyelesaikankan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah tiadanya tindak lanjut atau orang yang dapat melanjutkan pada sebagian besar program kerja, serta belum dapat menjangkau seluruh warga Desa Bagoang. Sehingga, harapan kami bagi kelompok KKN selanjutnya untuk kembali melanjutkan program-program kerja yang sekiranya masih relevan dan memperluas wilayah jangkauannya.
PROLOG
Desa Bagoang terletak di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2016 ini, Desa Bagoang mendapatkan kunjungan mahasiswa peserta KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah penduduk Desa Bagoang sampai tahun 2014 berjumlah 5.258 jiwa. Penduduk-penduduk tersebut tersebar ke dalam 3 dusun. Kelompok KKN Bima Sakti mendapat lokasi di dusun 3, yaitu Dusun Parung Kembang. Desa Bagoang terdiri dari 6 Rukun Warga (RW) dan 27 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah kurang lebih 983 Rumah Tangga/Kepala Keluarga. Secara umum masyarakat Desa Bagoang bermata pencaharian petani, buruh tani dan pedagang, sedangkan buruh kasar, karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, pertukangan dan pensiunan jumlahnya relatif kecil. Sebagian besar remaja baik wanita maupun laki-laki setelah lulus tingkat pendidikan SLTA langsung menikah, sangat sedikit yang melanjutkan ke tingkat Universitas. Remaja yang telah menikah menjadi ibu rumah tangga dan laki-laki yang sudah menikah ada yang bekerja, merantau atau menjadi petani.1
Luas wilayah Desa Bagoang 450 Ha, yang sebagian besar terdiri dari lahan pertanian. Lokasi Dusun Parung Kembang berada jauh dari jalan raya, terpisah dari dusun satu dan dua, hal ini juga mempengaruhi pemukian warga antar dusun dibatasi oleh jarak yang cukup jauh pula, jarak rumah antar wargapun belum begitu padat. Dusun Parung Kembang dilintasi sungai besar dan sungai kecil yang membelah Dusun Parung Kembang. Sungai besar dan sungai kecil ini sangat besar manfaatnya bagi warga, selain untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) juga berfungsi untuk irigasi lahan pertanian. Hasil pertanian warga sebagian besar adalah padi. Padi ini oleh warga tidak dijual.
1Profil Desa Bagoang Tahun 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft
Dusun Parung Kembang belum memiliki bangunan sekolah, baik SD, SLTP maupun SLTA. Bangunan sekolah berlokasi di dusun kedua, sehingga anak-anak sekolah harus menempuh jarak yang cukup jauh. Kondisi jalan yang dilintasi masih tanah liat dan batu-batu yang belum menggunakan aspal, sehingga ketika hujan turun kondisinya sangat becek dan banyak genangan air, hal ini sangat menyulitkan untuk dilintasi baik bagi warga maupun kendaraan. Dusun Parung Kembang hanya memiliki satu bangunan sekolah, yaitu Madrasah Diniyah. Bangunan ini digunakan anak-anak tingkat SD untuk belajar agama dan lain-lain. Kegiatan belajar mengajar dilakukan setelah jam belajar di SD selesai, yaitu sekitar pukul 14.00-16.00 WIB. Hampir semua fasilitas umum seperti layanan kesehatan dan fasilitas umum lainnya terletak di dusun satu dan dua.
Kegiatan warga seperti pengajian, rapat dan konsolidasi warga dilaksanakan oleh laki-laki dan wanita secara rutin, hal ini mengakibatkan hubungan dan kerukunan warga terjalin erat. Selama proses KKN berlangsung, banyak pelajaran yang kami peroleh. Sikap warga yang sopan, ramah dan menerima kami dengan hangat membuat kami merasa pulang ke kampung halaman. Anak-anak begitu cepat akrab dengan peserta KKN dan banyak mengalami perubahan positif. Banyak warga yang memberikan bantuan terutama hasil bumi kepada mahasiwa peserta KKN. Warga sangat antusias untuk menghadiri setiap kegiatan yang diadakan oleh peserta KKN. Rasa keingintahuannya sangat tinggi, hal ini membuat warga aktif bertanya kepada narasumber yang mengisi pada beberapa penyuluhan yang kami selenggarakan. Ketika kegiatan KKN telah berakhir, kami pun sangat berat meninggalkan Dusun Parung Kembang.
Gambaran ideal saya, selaku Dosen Pembimbing atas pelaksanaan KKN-PpMM dan bimbingan mahasiswa dengan mengacu pada kajian pemberdayaan masyarakat pada saat ini. Tujuan dari kegiatan KKN-PpMM itu sendiri harus diperjelas, apakah mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh ke masyarakat atau diharapkan mampu menyelesaikan atau menjadi fasilitator bagi permasalahan yang dihadapi warga?. Jika mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmunya ke masyarakat, maka mahasiswa hanya membuat kegiatan yang sesuai dengan ilmu yang
telah diperoleh, tetapi jika mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan atau menjadi fasilitator permasalahan yang ada, maka mahasiswa dan dosen sebaiknya sebelum kegiatan KKN-PpMM dilaksanakan, diberikan masukan mengenai kegitan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan dari KKN-PpMM itu sendiri, sehingga peserta KKN tidak banyak melakukan revisi kegiatan agar kegiatan tidak salah sasaran.
Mahasiswa peserta KKN-PpMM yang notabenenya adalah masyarakat yang baru mau memulai kehidupannya dan berasal dari kondisi wilayah tempat tinggal serta latar belakang pendidikan yang berbeda dituntut harus mengemban tugas ke satu wilayah yang membutuhkan mereka sebagai leader, hal ini tentunya membuat mereka mengalami kebingunan jika tidak mendapatkan pengarahan yang komprehensif. Masalah yang dihadapi oleh setiap wilayah juga berbeda-beda, misalnya masalah di Dusun Parung Kembang yang mayoritas warganya menggunakan sungai untuk MCK dan belum memiliki septic tank, remaja putra putrinya yang menikah di usia dini, hasil pertanian yang hanya untuk dikonsumsi sendiri, lokasi pendidikan yang jauh, pengetahuan tentang kesehatan dan teknologi yang minim dan lain-lain. Waktu satu bulan dan pengetahuan mahasiswa tentang masalah-masalah di atas yang masih sedikit, saya rasa kurang tepat jika mahasiswa dituntut harus menjadi fasilitatornya sebelum mereka mendapatkan pembekalan yang cukup dan pencapaian tujuan kegiatan tidak maksimal.
Hasil pelaksanaan kegiatan KKN-PpMM baik buku maupun film dokumenternya bisa diunggah ke internet, sehingga bisa dikonsumsi oleh publik.
“Saat itu mereka masih muda belia,
raut muka mereka lugu tanpa tau betapa besar harapan Bagoang di
pundaknya,
waktu yang bijaksanalah yang akan membuktikan,
mereka menjadi pahlawan dan pemimpin di dusun syahdu Bagoang. “
Adhha-BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (KKN) diartikan sebagai keintegrasian secara menyeluruh baik di bidang keahliaan atau disiplin ilmu pengetahuan untuk mengaplikasikan teori-teori yang dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. KKN merupakan program yang harus diikuti semua mahasiswa semester enam yang telah memenuhi persyaratan akademik, di mana pelaksanaan KKN ini merupakan proses yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses akhir masa perkuliahan sebagai salah satu persyaratan dan kelulusan mahasiswa.
Mahasiswa diharapkan dapat mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih dalam tataran teoritis terhadap realisasi praktis dengan bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat, di samping penelitian yang dilakukan sebagai usaha pengembangan ilmu yang didapat sebelumnya, KKN juga mengasah keterampilan agar dapat mengatasi dan meminimalisir masalah-masalah yang terjadi di tengah masyarakat sebagai media untuk belajar membangun hubungan yang integral dalam komunitas masyarakat, sebagai obyek utama yang akan dihadapi kelak setelah menyelesaikan studi.
KKN sangat besar manfaatnya bagi para mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya, karena dilaksanakan demi mendapatkan pengalaman di lapangan. KKN mengandung makna yang sangat penting yaitu pendidikan dan pengabdian mahasiswa yang diwujudkan dalam pengenalan dan penghayatan tentang pembangunan masyarakat serta berusaha menciptakan metode-metode pemecahan berbagai masalah dengan menggunakan kemampuan dan keterampilan yang sangat tepat terhadap situasi yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat dalam upaya menerapkan hasil kegiatan perkuliahan yang pernah ditempuh .
Keberadaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah memenuhi tuntutan dinamika pembangunan dan kebutuhan masyarakat di bidang jasmani dan rohani serta mahasiswa dituntut mampu membina, mengembangkan atau menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni kepada masyarakat melalui salah satu darma yang harus dilaksanakan secara institusional dan professional.
Kuliah pengabdian mahasiswa ini merupakan perwujudan dari partisipasi Perguruan Tinggi dalam upaya mengembangkan dan peningkatan pemberdayaan serta partisipasi masyarakat terhadap tuntutan kemajuan zaman melalui perkembangan iptek melalui mahasiswa. Dalam kegiatan ini, mahasiswa akan memiliki berbagai pengalaman, mulai dari berusaha untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan saling membantu dalam menjalankan berbagai program kerja hingga memberikan solusi terhadap problematika yang timbul dalam internal peserta KKN maupun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat majemuk seperti di Dusun Parung Kembang, Desa Bagoang. Dusun ini menjadi salah satu tempat yang akan menjadi objek untuk mengimplementasikan ilmu-imu yang kami punya. Oleh karena itu, sarana pengembangan akademis mahasiswa UIN Jakarta perlu mengembangkan, meningkatkan dan melaksanakan program aksinya sebagai perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang utuh, sehingga bisa memahami dan menghayati fenomena sosial di masyarakat secara riil, sebagai pengembangan program dalam proses belajar.
KKN sebagai bentuk pengabdiaan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan PpMM, Pemerintah Daerah dan Kopertais Wilayah Kota Bogor adalah pendekatan-pendekatan berbasis multidisiplin. Kuliah pengabdian mahasiswa ini merupakan gemblengan multiselektif ke arah pengembangan, motivasi dan persepsi, di mana mahasiswa tersebut melaksanakan pengabdiannya.
B. Kondisi Umum Desa Bagoang
Desa Bagoang terletak di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduknya sampai tahun 2014 berjumlah 5.258 jiwa dengan luas wilayah 450 Ha. Penduduk-penduduk tersebut tersebar ke dalam yang terdiri dari 3 dusun dengan 6 Rukun Warga
(RW) dan 27 Rukun Tetangga (RT). Dengan jumlah kurang lebih 983 Rumah Tangga/Kepala Keluarga2
Setiap orang senantiasa berusaha mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Dari jumlah penduduk 5.258 jiwa sebagian besar penduduk Desa Bagoang bermata pencaharian petani , buruh tani dan pedagang, sedangkan buruh kasar, karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, petani, pertukangan dan pensiunan jumlahnya relatif kecil.3
C. Permasalahan Aset Utama Desa
Berdasarkan hasil survei kami di Desa Bagoang, desa ini memiliki permasalahan yang cukup banyak. Terdapat delapan bidang masalah yang masing-masing telah disusun berdasarkan prioritasnya untuk diselesaikan. Bidang tersebut adalah bidang pertanian, bidang lingkungan hidup, bidang pemuda dan olahraga, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang koperasi dan UKM, bidang sosial budaya dan bidang sarana dan prasarana.4
Pada bidang pendidikan, masalah prioritas yang dihadapi adalah masih banyaknya warga yang belum menyelesaikan pendidikan formal setingkat SLTP dan SLTA. Kemudian, beberapa perlengkapan fasilitas operasional belajar mengajar pun belum memadai seperti yang terjadi di Majelis Ta’lim Roudhotul Jannah asuhan Bapak Ukik. Pada bidang kesehatan, Sebanyak ± 100 Kepala Keluarga belum memiliki jamban keluarga dan septictank sendiri.5 Sehingga sehari-harinya mereka
menggunakan kali besar untuk MCK, begitu pula ada sebagian yang juga melakukan cuci dan mandi di sana. Kemudian ada beberapa Kepala Keluarga yang masih kesulitan mendapatkan air bersih bila musim kemarau tiba atau kali kecil dekat sawah warga kering. Pada
2Ibid., h. 6.
3Wawancara pribadi dengan Kepala Desa Bagoang Tahun 2013-2019 pada 27
Juli 2016.
4Profil Desa Bagoang Tahun 2016, dokumen dalam bentuk soft file Microsoft
Word yang diberikan oleh Sekretaris Desa Bagoang pada 27 Juli 2016, h. 7-8.
5Wawancara pribadi dengan Ibu Mimin di Kampung Parung Kembang pada
bidang sarana dan prasarana, Majelis Ta’lim masih dilaksanakan di rumah guru tanpa prasarana seperti papan tulis, kipas angin dan lain-lain. Padahal prasarana merupakan perangkat yang penting untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Pada bidang lingkungan hidup, hampir seluruh warga membuang sampah rumah tangganya ke kali/sungai, baik kali besar maupun kali kecil dekat sawah. Pada bidang sosial budaya, masih terdapat rumah tidak layak huni, yakni sebanyak 25 rumah. Produktivitas angkatan kerja pun masih kecil, yakni sekitar 20% yang belum bekerja dan belum memiliki pekerjaan tetap. Pada bidang koperasi dan UKM. Pada bidang pertanian, para petani belum memiliki traktor darat dan pemasaran hasil pertanian masih tradisional. Masalah yang terakhir adalah pada bidang pemuda dan olahraga, Dusun Parung Kembang, Desa Bagoang belum memiliki lembaga Karang Taruna.6
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 050 Bima Sakti
Kami dipersatukan ke dalam sebuah kelompok yang beranggotakan 11 (sebelas) orang dalam pelaksanaan KKN-PpMM tahun ini, yang mana dalam anggota kelompok kami 6 (enam) orang berjenis kelamin perempuan dan 5 (lima) orang lainnya berjenis kelamin laki-laki. Kami dipertemukan pertama kalinya saat acara pembekalan KKN yang diselenggarakan oleh LP2M, yang mana sebelumnya kami belum saling mengenal, jangankan mengenal bertemu saja belum pernah. Kami berlatar belakang pendidikan yang berbeda, ada yang lulusan SMA, SMK, MA, ataupun Pesantren. Kami pun dengan latar belakang jurusan berbeda, ada yang berasal dari Jurusan Syari’ah, Dirasat, Ekonomi Syari’ah, Tafsir Hadits, Komisi Penyiaran Islam, Tarjamah, Sastra Arab, Sistem Informasi, Teknik Informatika, dan Ilmu Politik. Walaupun kami berasal dari pendidikan dan jurusan yang berbeda, bukan berarti kami tidak dapat bersatu. Kami berusaha
6Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RW 05 Kampung Parung
mengenal dan memahami satu sama lain, sehingga kami pun merasa nyaman dan semakin akrab dari hari ke hari.
Kelompok ini kami beri nama Bima Sakti, harapan kami walaupun kami berasal dari jurusan dan latar belakang yang berbeda bukan berarti kami tidak dapat hidup harmonis melainkan kami dapat berjalan bersama dan bersatu bagai bintang dan planet yang bersatu dalam sebuah galaksi besar yaitu Galaksi Bima Sakti.7
Bima Sakti itu sendiri merupakan sebuah singkatan dari Bijak, Transformatif, Solutif, dan Aktif. Yang mana tekad dan cita-cita kami dalam pelaksanaan KKN tahun ini adalah bersikap bijak terhadap masyarakat desa. Melakukan sebuah transformasi atau perubahan yang mana dapat mengubah masyarakat untuk semakin berfikir maju dan berkembang sehingga tidak terbelakang dari desa lainnya, serta dapat menjadikan desa tersebut semakin maju dan sejahtera. Solutif berarti memberikan solusi terhadap masyarakat desa berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga masyarakat tidak bingung harus berbuat apa namun dapat sharing dengan kami yang mana sedikit banyak akan kami berikan solusinya sehingga permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan. Aktif maksudnya kami akan terus bersikap aktif terhadap masyarakat khususnya aktif dalam berinteraksi dengan masyarakat sehingga hubungan kami akan semakin akrab dan berbaur menjadi satu, dengan itu antara kami dan masyarakat akan terbangun hubungan kekeluargaan, saling memiliki satu sama lain.
7Wawancara dengan Ketua Kelompok KKN 050 Bima Sakti Ahmad Syarif
Hidayatullah, pada 27 Juli 2016 di kampus UIN Jakarta. Gambar 1.1: Logo Kelompok
Adapun filosofi logo yang kami buat untuk kelompok kami yaitu kelompok Bima Sakti ialah lambang bintang yang berjumlah 5 buah itu berasal dari asumsi masyarakat yang sejak kecil jika mendapatkan nilai 100 atau 10 yaitu nilai tertinggi sang guru akan memberikan bintang, maka kamipun berargumen setiap bintang yang kami buat mengandung arti 10, maka jika terdapat 5 buah bintang berarti 5x10 = 50, 50 adalah urutan kelompok kami. Adapun tulisan Bersatu untuk Negeri merupakan cita-cita dasar kami serta tekad kami untuk terus bersatu demi memajukan negeri, dalam hal ini ialah memajukan masyarakat desa yang kami tempati. Kami berharap mampu mengubah desa tersebut atau menjadikan desa tersebut semakin maju, berarti kami telah menunjukkan dedikasi kami dalam pengabdian kami kepada negeri yaitu Indonesia. Adapun tulisan Bima Sakti merupakan nama kelompok kami yang memiliki kepanjangan Bijak, Transformatif, Solutif, Aktif. Adapun tulisan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan identitas kami, bahwasannya kami merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan KKN dalam rangka pengabdian kepada masyarakat. Adapun filosofi warna biru yang kami pilih ialah biru melambangkan warna langit, yang mana langit tersebut berada di atas dan tinggi, begitupun kami akan terus menggantungkan cita-cita kami setinggi mungkin untuk terus berjuang mengabdi pada negeri sebagai bentuk dedikasi kami pada tanah Ibu Pertiwi. Bertepatan dengan wilayah desa yang kami tempati ialah Desa Bagoang tepatnya Kampung Parung Kembang, maka kami beri nama buku ini dengan nama Bima Sakti Bersatu untuk Negeri Parung Kembang.
Dengan filosofi yang terkandung pada nama maupun logo kami, kami pun berharap KKN kelompok kami dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang kami rencanakan dan sesuai dengan apa yang kami cita-citakan. Dengan pelaksanaan KKN ini, kami dapat belajar memahami arti kehidupan yang sebenarnya, dapat belajar memahami segala permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, dapat belajar berfikir secara cepat dan sigap dalam mencari solusi dari permasalahan yang terjadi, kami dapat belajar memahami sifat dan karakter orang lain yang berasal dari kepribadian yang berbeda-beda, dapat belajar
berinteraksi dengan anggota masyarakat lain dalam hal bergotong royong menjadikan desa semakin maju dan sejahtera. Serta dapat belajar menyampaikan ilmu yang kami dapat hingga bangku Perguruan Tinggi kepada masyarakat, sehingga ilmu yang kami miliki dapat bermanfaat untuk orang lain. Banyak hal lain yang dapat kami peroleh dengan adanya pelaksanaan KKN ini yang mungkin tidak dapat kami sebutkan satu per satu, walau demikian akan selalu hidup dan menjadi kenangan terindah di dalam sanubari.8
Berikut ini adalah informasi tentang anggota kelompok KKN-PpMM 050 Bima Sakti. Ahmad Syarif Hidayatullah adalah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang Hukum Islam dan Konvensional. Selain itu ia berkompeten pada keterampilan seperti merencanakan berbagai strategi organisasi. Posisi ia saat ini adalah ketua kelompok.
Nurul Adhha adalah mahasiswi konsentrasi Syariah, Jurusan Dirasat Islamiyah Fakultas Dirasat Islamiyah. Ia mempunyai kompetensi akademik pada bidang keagamaan terutama pada kajian al-Qur'an, Hadist dan Bahasa Arab. Selain itu ia juga berkompetensi di bidang kepenulisan, organisasi, desain grafis dan masak-memasak. Posisi ia saat ini adalah sekretaris kelompok.
Latifa Zahra merupakan mahasiswi Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah. Ia memiliki kompetensi akademik di bidang Sistem Informasi. Selain itu ia juga seorang yang ahli dalam melakukan analisis data, mengaji al-Qur’an dan masak-memasak. Posisi ia saat ini adalah bendahara 2 kelompok.
Sahri Rahma Fitri merupakan mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang Komunikasi . Ia juga memiliki kompetensi mengajar dan fotografi. Posisi ia saat ini adalah bendahara 1 kelompok.
8Wawancara pribadi dengan Ika Tri Mustika, pada 4 Oktober 2016. Ia
merupakan salah seorang anggota KKN-PpMM 050 Bima Sakti dan juga Mahasiswi Semester 7 pada Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bertempat di kampus UIN Jakarta.
Muhammad Syarif Hidayatullah merupakan mahasiswa Jurusan Sastra dan Bahasa Arab Fakultas Adab dan Humaniora . Ia memiliki kompetensi dalam bidang akademik di bidang Bahasa dan Sastra Arab. Ia juga memiliki kompetensi dalam bidang olahraga, tertama sepak bola, futsal, dan sepak takraw.
Mita Sukma Apriyani adalah mahasiswi Jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora. Ia memiliki kompetensi dalam bidang akademik di bidang Bahasa Arab. Selain itu ia juga ahli dalam bidang tari-menari dan masak-memasak.
M. Fatih Akmal adalah mahasiswa Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin. Ia memiliki kompetensi dalam bidang akademik di bidang pengajaran. Selain itu ia memiliki kompetensi dalam bidang Pramuka dan baris-berbaris.
Muhammad Ilham Aldair adalah mahasiswa Teknik Informasi semester 5, bakatnya tidak jauh dari studi yang dia geluti di kampus. Dari organisasi komputer sampai desain grafis sudah pernah dia pelajari. Selain itu ia juga memiliki keahlian dalam bidang olahraga, di antaranya badminton dan futsal.
Alif Septritama Zhikhri adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia memiliki kompetensi akademik yang berhubungan dengan ilmu politik. Selain itu ia juga memiliki kompetensi pada bidang musik, kepemudaan dan fotografi.
Ika Tri Mustika adalah mahasiswi Program Studi Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi akademik dalam bidang Syari’ah dan Hukum Islam. Selain itu dia berkompeten dalam bidang mengajar, memasak dan membaca puisi.
Rona Roudhotul Jannah merupakan mahasiswi Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memiliki kompetensi akademik dalam bidang ekonomi syariah dan konvensional. Selain itu, ia juga memiliki kompetensi dalam bidang pendidikan yaitu mengajar dan menulis, terutama mengajarkan daur ulang barang bekas menjadi barang-barang yang bermanfaat dan bernilai jual di masyarakat.
E. Fokus atau Prioritas Program F.
Berdasarkan hasil survei kami terkait permasalahan di Dusun Parung Kembang yang sebelumnya telah dipaparkan dalam pembahasan permasalahan desa (sub bab C) yakni terdapat delapan bidang masalah yang masing-masing telah disusun berdasarkan prioritasnya untuk diselesaikan. Bidang tersebut adalah bidang pertanian, bidang lingkungan hidup, bidang pemuda dan olahraga, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang koperasi dan UKM, bidang sosial budaya dan bidang sarana dan prasarana.
Sedangkan kompetensi anggota kelompok KKN Bima Sakti hanya dapat melakukan pengabdian pada enam bidang saja, yaitu: 1)Bidang Keagamaan; 2) Bidang Pendidikan; 3) Bidang Kesehatan 4)Bidang Ekonomi; 5) Bidang Sosial dan Pemuda; 6) Bidang Sarana dan Prasarana. Adapun rincian prioritas programnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1: Fokus Permasalahan dan Prioritas Program Fokus Permasalahan Prioritas Program & Kegiatan Bidang Keagamaan Bagoang Mengaji
Kegiatan Pelayanan Pengajaran Majelis Ta’lim
Kegiatan Pemberdayaan Tahlilan Majelis Ta’lim
Bidang Pendidikan Guru Siaga
Kegiatan Pelayanan Pendidikan SD Kegiatan Pelayanan Pelatihan Komputer Kegiatan Pelayanan Pelatihan Internet Kegiatan Pelayanan Pelatihan Olahraga Kegiatan Pelayanan Pelatihan Pramuka Smart Bagoang
Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Perlombaan
Bidang Kesehatan Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan Pelayanan Penyuluhan Kesehatan DBD, Vaksin Palsu, dan Penyakit Kulit
Kegiatan Pelayanan Penyuluhan ASI dan Balita
Bagoang Sehat
Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Gerak Jalan Sehat
Kegiatan Pelayanan Penyediaan Makanan Sehat
Bidang Ekonomi Workshop Daur Ulang
Kegiatan Pemberdayaan Siswa Bidang Ekonomi
Bidang Sosial dan Pemuda
Bagoang Peduli
Kegiatan Pelayanan Penyediaan Bantuan Warga Kurang Mampu
Kegiatan Pelayanan Penyediaan Baju Layak Pakai
Kegiatan Pelayanan Penyediaan Alat Shalat
Merdeka
Kegiatan Pelayanan Talkshow Kepemudaan
Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Perayaan Hari Kemerdekaan
Kegiatan Pelayanan Konsultasi Hukum Bidang Sarana dan
Prasarana
Renovasi Parung Kembang
Kegiatan Pelayanan Renovasi Posyandu Kegiatan Pelayanan Pembangunan Gapura
Kegiatan Pelayanan Renovasi Jembatan Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kegiatan Pelayanan Penyediaan Sarana dan Prasarana Majelis Ta’lim
Kegiatan Pelayanan Penyediaan Sarana dan Prasarana SD
G. Sasaran dan Target
Berdasarkan program kerja yang telah disusun, berikut sasaran dan target setiap programnya:
Tabel 1.2: Sasaran dan Target Program
No Kegiatan Sasaran Target
1 Kegiatan Pelayanan Pendidikan Majelis Ta’lim Anak-anak dan remaja Dusun Parung Kembang, Desa Bagoang
50 orang anak dan
remaja Dusun
Parung Kembang mendapatkan
pengajaran tata cara thaharah dan shalat yang baik dan benar.
2 Kegiatan Pemberdayaan Tahlilan Majelis Ta’lim Bapak-bapak dan anak-anak Majelis Ta’lim Dusun Parung Kembang, Desa Bagoang 50 orang bapak-bapak dan anak-anak Majelis Ta’lim
Dusun Parung
Kembang
berpastisipasi dalam mengikuti Tahlilan di Masjid Zami Mat’laul Anwar dan Majelis Ta’lim 3 Kegiatan Pelayanan Pendidikan SD Siswa/i SDN Parung Kembang, Desa Bagoang kelas 3-6 100 orang siswa/i SDN Parung Kembang mendapatkan pengajaran materi Bahasa Indonesia, Matematika,
Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, dan IPS
4 Kegiatan Pelayanan Pelatihan Komputer Siswa/i kelas 6 SDN Parung Kembang, Desa Bagoang 30 orang siswa/i SDN Parung Kembang kelas 6 mendapatkan informasi dasar perangkat komputer dan mendapatkan pelatihan Microsoft Word 5 Kegiatan Pelayanan Pelatihan Internet Siswa/i kelas 6 SDN Parung Kembang, Desa Bagoang 30 orang siswa/i SDN Parung Kembang kelas 6 mendapatkan pelatihan dan informasi cara mengakses internet serta mengirim e-mail sederhana
6 Kegiatan
Pelayanan Pelatihan Olahraga
Siswa/i kelas 4 & 5 SDN Parung Kembang, Desa Bagoang 40 orang siswa/i SDN Parung Kembang kelas 4 dan 5 mendapatkan pelatihan olahraga dan kesehatan jasmani. 7 Kegiatan Pelayanan Pelatihan Pramuka Siswa/i Kelas 1 – 6 SDN Parung Kembang, Desa Bagoang 30 orang Siswa/i SDN Parung Kembang Kelas 1 – 6 mendapatkan pelatihan Pramuka dan mampu
mengaplikasikannya pada saat lomba antar sekolah 8 Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Perlombaan Perlombaan mewarnai Perlombaan mewarnai terselenggara 9 Kegiatan Pelayanan Penyuluhan Kesehatan DBD, Vaksin Palsu, dan Penyakit Kulit Warga Kampung Parung Kembang Desa Bagoang 100 orang warga Kampung Parung Kembang mendapatkan informasi mengenai beberapa penyakit yang sering mengganggu kesehatan
masyarakat dan cara penanganan dini yang tepat untuk penyakit-penyakit tersebut 10 Kegiatan Pelayanan Penyuluhan ASI dan Balita Ibu-ibu Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang 100 orang ibu-ibu Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang mendapatkan informasi seputar ASI dan kaitannya dengan
pertumbuhan Balita 11 Kegiatan
Pelayanan Penyelenggaraan Gerak Jalan Sehat
Gerak Jalan Sehat Gerak Jalan Sehat terselenggara dan 100 orang warga
Kampung Parung
dalam kegiatan Gerak Jalan Sehat 12 Kegiatan Pelayanan Penyediaan Makanan Sehat Balita Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang 100 orang Balita Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang mendapatkan
makanan sehat yaitu bubur kacang hijau dan biskuit Balita 13 Kegiatan Pemberdayaan Siswa Bidang Ekonomi Siswa/i kelas 5 SDN Parung Kembang, Desa Bagoang 30 orang siswa/i SDN Parung Kembang kelas 5 berpartisipasi menjaga lingkungan hidup dan mampu melakukan praktek daur ulang botol
bekas menjadi
sebuah tempat
pensil yang bernilai jual ekonomis 14 Kegiatan Pelayanan Penyediaan Bantuan Warga Kurang Mampu Warga Kampung Parung Kembang Desa Bagoang 50 orang warga Kampung Parung Kembang mendapatkan
bantuan baju layak pakai dan perabotan rumah tangga 15 Kegiatan Pelayanan Penyediaan Alat Shalat Masjid Zami Mat’laul Anwar, Kampung Parung Kembang RW. 005, Desa Bagoang Masjid Zami Mat’laul Anwar
tersedia 5 buah alat shalat
16 Kegiatan Pelayanan Talkshow Kepemudaan Pemuda/i Kampung Parung Kembang Desa Bagoang 50 orang pemuda/i Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang mendapatkan informasi tentang pentingnya peran pemuda di masyarakat 17 Kegiatan Pelayanan Penyelenggaraan Perayaan Hari Kemerdekaan
Perlombaan 9 perlombaan dalam rangka Perayaan Hari Kemerdekaan terselenggara. 18 Kegiatan Pelayanan Konsultasi Hukum Warga Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang 10 orang warga Kampung Parung Kembang mendapatkan informasi dan bimbingan seputar Hukum Islam maupun Konvensional 19 Kegiatan Pelayanan Renovasi Posyandu Posyandu Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang 1 Posyandu Kasih Ibu di Kampung Parung Kembang direnovasi 20 Kegiatan Pelayanan Pembangunan Gapura
Gapura 1 Gapura Kampung
Parung Kembang, Desa Bagoang dibangun 21 Kegiatan Pelayanan Renovasi Jembatan Jembatan selokan RT/RW 004/005 Kampung Parung Kembang, Desa Jembatan Se lokan RT/RW 004/005 Kampung Parung Kembang direnovasi
Bagoang 22 Kegiatan Pelayanan Penyediaan Sarana dan Prasarana Majelis Ta’lim Majelis Ta’lim Al-Banat, Roudhotul Athfal, PAUD Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang
Majelis Ta’lim Al-Banat, Roudhotul Athfal, PAUD Kampung Parung Kembang, Desa Bagoang mendapatkan sarana dan prasarana pengajian 23 Kegiatan Pelayanan Penyediaan Sarana dan Prasarana SD SDN Parung Kembang, Desa Bagoang SDN Parung Kembang tersedia sarana dan prasarana sekolah
H. Jadwal Pelaksanaan Program
1. Pra KKN PpMM 2016 (Mei-Juli 2016)
Tabel 1.3: Jadwal Pra KKN PpMM 2016
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembentukan Kelompok Mei 2016
2 Penyusunan Proposal 20 Mei – 10 Juni 2016
3 Pembekalan 28 April 2016
4 Survei 13 Mei 2016
22 Mei 2016 21 Juli 2016
5 Pelepasan 25 Juli 2016
2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli-25 Agustus 2016)
Tabel 1.4: Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Pembukaan di lokasi KKN 27 Juli 2016 2 Pengenalan lokasi dan 28 Juli 2016
masyarakat
3 Implementasi Program 29 Juli 2016
4 Penutupan 23 Juli 2016
5 Kunjungan dosen pembimbing 26 Juli 2016 12 Agustus 2016
25 Agustus 2016 3. Laporan dan Evaluasi Program (September – Desember
2016)
Tabel 1.5: Jadwal Laporan dan Evaluasi Program
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 26 Agustus -9 September 2016 2 Penyelesaian dan pengunggahan film documenter 1 September-15 Oktober 2016 3 Pengesahan dan penerbitan
buku laporan 25 Mei 2017
4 Pengiriman buku laporan hasil
KKN-PpMM 10 Juni 2017
I. Pendanaan dan Sumbangan
Berikut adalah rincian pendanaan dan sumbangan dari sponsor yang telah kami terima untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) :
a. Pendanaan
Tabel 1.6: Pendanaan KKN Bima Sakti
No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi mahasiswa anggota kelompok, @Rp 500.000,- Rp 5.500.000,-
2 Dana Penyertaan Program
Dosen (PpMD 2016)
Total Rp 10.500.000,-
J. Sistematika Penyusunan
Buku ini disusun dalam tujuh bagian. Adapun bagian-bagian tersebut mempunyai spesifikasi pembahasan mengenai topik dengan sistematika:
Bagian Pertama adalah Prolog. Prolog berisi refleksi Dosen Pembimbing selaku editor buku dalam melihat pelaksanaan KKN-PpMM tahun 2016. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi para pihak terkait program KKN selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi.
Bagian Kedua adalah BAB I, Pendahuluan. Bab ini bertujuan untuk memberikan Gambaran Umum pelaksanaan kegiatan mahasiswa di lokasi KKN. Adapun rincian pada bab I ini menjelaskan mengenai Dasar Pemikiran, Kondisi Umum Desa Bagoang, Permasalahan/Aset Utama Desa Bagoang, Profil Kelompok KKN-PpMM 050 Bima Sakti, Fokus dan Prioritas Program, Sasaran dan Target, Jadwal Pelaksanaan Program, Pendanaan dan Sumbangan, dan Sistematika Penyusunan.
Bagian Ketiga adalah BAB II, Metode Pelaksanaan Program. Bab ini bertujuan untuk memberikan kerangka teoritis atas pelaksanaan KKN-PpMM. Adapun rincian pada bab II ini menjelaskan mengenai Metode Intervensi Sosial dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat.
Bagian Keempat adalah BAB III, Kondisi Wilayah Pengabdian KKN-PpMM. Adapun rincian pada bab III ini menjelaskan mengenai Sejarah Singkat Desa Bagoang, Letak Geografis, Struktur Penduduk, dan Sarana dan Prasarana.
Bagian Kelima adalah BAB IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Adapun rincian pada bab IV ini menjelaskan mengenai Kerangka Pemecahan Masalah, Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat, Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat, dan Faktor-faktor Pencapaian Hasil.
Bagian Keenam adalah BAB V, Penutup. Adapun rincian pada bab V ini menjelaskan mengenai Kesimpulan dan Rekomendasi.
Bagian Ketujuh adalah Epilog. Pada bagian ini berisi tentang kesan-kesan dari masyarakat atas pelaksanaan KKN-PpMM, dan Penggalan Kisah Inspiratif mahasiswa KKN.
“Selalu ada arti di setiap detik yang kau miliki”
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM A. Metode Intervensi Sosial
Intervensi sosial merupakan upaya perubahan yang telah direncanakan secara matang baik terhadap individu, kelompok, maupun komunitas. Berbicara tentang intervensi sosial maka tidak dapat terlepas dengan yang namanya pekerja sosial. Menurut Edi Suharto yang merujuk pada pendapat Zastrow menjelaskan bahwasannya pekerjaan sosial adalah “aktivitas profesional untuk menolong individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang kondusif untuk mencapai tujuan tersebut”.9 Sebagai suatu aktivitas profesional,
pekerjaan sosial di dasari oleh tiga komponen dasar yang secara integratif membentuk profil dan pendekatan pekerjaan sosial: kerangka pengetahuan (body of knowledge), kerangka keahlian (body of skills) dan kerangka nilai (body of values). Ketiga komponen tersebut dibentuk dan dikembangkan secara ekletik dari beberapa ilmu sosial seperti sosiologi, psikologi, antropologi, filsafat, politik dan ekonomi.
Adapun peran-peran yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial di tengah masyarakat, di antaranya sebagai mediator, fasilitator atau pendamping, pembimbing, perencana, dan pemecah masalah. Kinerja pekerja sosial dalam melaksanakan meningkatkan keberfungsian sosial dapat dilihat dari beberapa strategi pekerjaan sosial sebagai berikut10:
1. Meningkatkan kemampuan orang dalam menghadapi masalah yang dialaminya.
9 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: PT Refika Aditama,
2005), h. 24.
10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
2. Menghubungkan orang dengan sistem dan jaringan sosial yang memungkinkan mereka menjangkau atau memperoleh berbagai sumber, pelayanan, dan kesempatan.
3. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga sosial sehingga mampu memberikan pelayanan sosial secara efektif, berkualitas dan berperikemanusiaan.
4. Merumuskan dan mengembangkan perangkat hukum dan peraturan yang mampu menciptakan situasi yang kondusif bagi tercapainya kemerataan ekonomi dan keadilan sosial.
Fokus utama pekerjaan sosial ialah meningkatkan keberfungsial sosial (social functioning) melalui intervensi yang bertujuan atau bermakna. Keberfungsian sosial merupakan konsepsi penting bagi pekerjaan sosial, yang mana segala perbuatan atau program yang dilakukan oleh si pekerja sosial dalam hal ini ialah mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat bermanfaat bagi masyarakat. Ia merupakan pembeda antara pekerjaan sosial dan profesi lainnya.
Adapun definisi keberfungsian sosial menurut suharto, dkk. ialah sebagai “kemampuan orang (individu, keluarga, kelompok atau masyarakat) dan sistem sosial (lembaga dan jaringan sosial) dalam memenuhi/merespon kebutuhan dasar, menjalankan peranan sosial, serta menghadapi goncangan dan tekanan (shocks and stresses).”
Bersandar pada kerangka pengetahuan (body of knowledge), keterampilan (body of skills) dan nilai (body of value), ciri utama pendekatan pekerjaan sosial adalah senantiasa menempatkan klien dalam hal ini warga desa atau kelompok sasaran (target group) dalam konteks situasi atau lingkungan yang mengitarinya. Pendekatan person-in-situation atau person-in-environment ini kemudian menjadi “cetak biru” (blue print) pekerjaan sosial yang tidak melihat klien sebagai orang atau sekelompok orang yang bermasalah. Melainkan, orang yang memiliki kekuatan (strengths) yang sesungguhnya bisa dijadikan “sumber” (resources) dalam proses pemecahan masalah atau
pemenuhan kebutuhan hidupnya.11 Dari penjelasan di atas dapat
dikatakan atau dianalogikan dengan konsep motivator. Dalam hal ini jika seseorang sedang menghadapi masalah bukan berarti orang tersebut yang kita salahi sehingga seolah-olah apa yang terjadi pada dirinya saat ini merupakan akibat dari apa yang diperbuatnya, melainkan dengan terus memotivasi dalam hal ini beranggapan baik dan terus memberi dorongan pada seseorang atau kelompok untuk mengembangan keahliannya, mungkin dari satu sisi memang mereka meliliki kekurangan, namun sisi lain mereka memiliki kelebihan, yang mana kelebihan tersebut jika dapat dimanfaatkan dengan baik akan mampu menyeimbangkan bahkan mampu menutupi kekurangan. Sehingga kelebihan yang dimilikinya mampu menjadi solusi dari kekurangan yang sedang dihadapi.
Menurut penjelasan Edi Suharto bahwasannya tujuan utama Model Kekuatan (Strengths Model) ini adalah “untuk menjamin bahwa pekerja sosial sangat memperhatikan kekuatan-kekuatan klien selama proses assessment dan intervensi”.12Dalam hal ini terus meyakinkan
bahwasanya setiap permasalahan pasti memiliki solusi, setiap kekurangan pasti ada kelebihan, setiap kesusahan pasti ada kemudahan, sehingga pekerja sosial terus merangkul klien dalam hal ini warga desa untuk terus melangkah maju merubah kelemahan yang dimiliki menjadi potensi bersaing yang baik dalam meningkatkan taraf kehidupan yang inovatif. Dengan demikian, fokus model ini lebih ditekankan pada bagaimana menggali dan memobilisasi sumber-sumber yang terkait dengan klien, baik sumber-sumber internal yang ada pada diri klien sendiri, maupun sumber eksternal yang berada di lingkungan sekitar klien.
Model yang berbasis pada kekuatan klien sangat berkaitan dengan konsep pemberdayaan (empowerment). Menurut Edi Suharto
11 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 31
12 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
yang merujuk pada pendapat Barker dalam bukunya Zastrow menjelaskan bahwasannya “pemberdayaan dapat didefinisikan sebagai proses membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kekuatan personal, interpersonal, sosio-ekonomi dan politik, serta mengembangkan pengaruh terhadap perbaikan lingkungan mereka”. Model ini berupaya untuk mengidentifikasi, menggunakan, membangun, dan memperkuat kekuatan dan sumber-sumber yang dimiliki atau berada di seputar klien. Pendekatan ini menekankan pada kemampuan, nilai-nilai, perhatian, keyakinan, sumber-sumber, pencapaian-pencapaian, dan aspirasi-aspirasi orang yang menjadi klien pekerja sosial. Menurut Edi Suharto yang merujuk pada pendapat Sallebey terdapat lima asumsi yang mendasari model ini13:
1. Setiap individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat memiliki kekuatan-kekuatan.
2. Trauma, perlakuan salah, penyakit, dan penderitaan bisa saja menjadi luka, namun dapat pula menjadi sumber tantangan dan kesempatan.
3. Tidak seorang pun yang mengetahui batas maksimal kemampuan klien untuk tumbuh dan berubah.
4. Klien akan sangat terbantu jika dilayani melalui kerjasama dengannya dan melalui penghargaan terhadap aspirasi dan harapannya secara serius.
5. Lingkungan di mana klien berada dan berfungsi sesungguhnya memiliki sumber-sumber yang lengkap.
Dalam hal ini, model yang digunakan oleh pekerja sosial dalam hal pengembangan masyarakat ialah perencanaan sosial. Perencanaan sosial di sini menunjuk pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan (buta huruf), kesehatan masyarakat yang buruk
13 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
(rendahnya usia harapan hidup, tingginya tingkat kematian bayi, kekurangan gizi), dll.
Perencanaan sosial lebih berorientasi pada “tujuan tugas” (task goal). Para perencana sosial dipandang sebagai ahli (expert) dalam melakukan penelitian, menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat, serta dalam mengidentifikasi, melaksanakan dan mengevaluasi program-program pelayanan kemanusiaan.14
Apapun perspektif dan model yang digunakan, pekerja sosial perlu memiliki perangkat pengetahuan dan keterampilan profesionalnya yang saling melengkapi, di antaranya15:
Engagement (cara melakukan kontak, kontrak dan pendekatan awal dengan beragam individu, kelompok dan organisasi).
Assessment (cara memahami dan menganalisis masalah dan kebutuhan klien, termasuk assessment kebutuhan dan profil wilayah).
Penelitian (cara mengumpulkan dan mengidentifikasi data sehingga menjadi informasi yang dapat dijadikan dasar dalam merencanakan pemecahan masalah atau mengembangkan kualitas program).
Groupwork (bekerja dengan kelompok-kelompok yang dapat dijadikan sarana pemecahan masalah maupun dengan kelompok-kelompok kepentingan yang bisa menghambat atau mendukung pencapaian tujuan program pemecahan masalah).
Negosiasi (bernegosiasi secara konstruktif dalam situasi-situasi konflik).
Komunikasi (dengan berbagai pihak dan lembaga).
Konseling (melakukan bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat dengan beragam latar kebudayaan).
14 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 44.
15 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Manajemen sumber (memobilisasi sumber-sumber yang ada di masyarakat, termasuk manajemen waktu dan aplikasi-aplikasi untuk memperoleh bantuan).
Pencatatan dan pelaporan terutama dalam kaitannya dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi program.
Pekerja sosial perlu memiliki keahlian dalam memahami masyarakat. Tujuan mempelajari masyarakat adalah agar dapat melakukan asessment atau penelitian mengenai masyarakat sehingga mampu memahami konteks di mana kegiatan PM akan dilaksanakan, mengevaluasi sistem pelayanan kemanusiaan yang ada, dan mengerti struktur pengambilan keputusan yang ada di wilayah tersebut.
Salah satu program yang seringkali dilakukan oleh pekerja sosial dalam pengembangan masyarakat ialah peningkatan kapasitas klien (kapacity building). Pendidikan dan pelatihan merupakan keahlian yang sangat penting dimiliki oleh pekerja sosial. Tujuan program ini ialah untuk membimbing dan membantu klien dalam memperoleh informasi, pengetahuan atau keterampilan yang berguna bagi kehidupannya. Pekerja sosial umumnya memberikan pelajaran mengenai keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan pengasuhan anak, komunikasi interpersonal, manajemen stress, pencarian kerja, hidup mandiri. Pengajaran mereka diberikan kepada klien, tenaga sukarela, teman sejawat atau peserta biasa. Pengajaran dilakukan dalam konteks relasi personal, lokakarya atau kelas formal.
Menurut Edi Suharto merujuk pada penjelasan yang digambarkan oleh United Nations dalam bukunya Mangatas Tanpubolon menjelaskan bahwasannya sebelum melakukan kegiatan pengembangan di desa, ada beberapa proses yang dilalui, sebagaimana digambarkan oleh United Nations meliputi16:
1. Getting to know the local community. Mengetahui karakteristik masyarakat setempat (lokal) yang akan
16 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik, (Jakarta: Kencana,
diberdayakan, termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat desa yang satu dengan yang lainnya. Mengetahui artinya untuk memberdayakan masyarakat diperlukan hubungan timbal balik antara petugas dengan masyarakat.
2. Gathering knowledge about the local community. Mengumpulkan pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual tentang distribusi penduduk menurut umur, seks, pekerjaan, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai, sikap, ritual, dan custom, jenis pengelompokan, serta faktor kepemimpinan baik formal maupun informal.
3. Identifying the local leaders. Segala usaha pemberdayaan masyarakat akan sia-sia jika tidak memperoleh dukungan dari pinjaman/tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu, faktor the local leaders harus selalu diperhitungan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.
4. Stimulating the community to realize that it has problems. Di dalam masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak sadar mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan. Karena itu, masyarakat perlu pendekatan persuasif agar mereka sadar bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan, dan kebutuhan yang perlu dipenuhi.
5. Helping people to discuss their problem. Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan.
6. Helping people to identify their most pressing problems. Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan yang paling menekan. Dan masalah yang paling menekan inilah yang harus diutamakan pemecahannya.
7. Fostering self-confidence. Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat.
Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya.
8. Deciding on a program action. Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya program dengan skala prioritas tinggilah yang perlu didahulukan pelaksanaannya. 9. Recognition of strengths and resources. Memberdayakan
masyarakat berarti membuat masyarakat tahu dan mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhannya.
10. Helping people to continue to work on solving their problems. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan. Karena itu, masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekerja memecahkan masalahnya secara continue. 11. Increasing people’s ability for self-help. Salah satu tujuan
pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian masyarakat. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu menolong diri sendiri.
Begitu pun dengan pelaksanaan KKN Bima Sakti, sebelum pelaksanaan KKN dimulai kami pun melakukan survey yang mana survey tersebut ditujukan untuk mencari atau menelusuri data-data statistik yang dimiliki oleh lembaga Pemerintahan di desa yang akan kami jadikan tempat mengabdi. Adapun data tersebut kami peroleh dari lembaga kelurahan, dari kelurahan tersebutlah kami memperoleh data secara terperinci terkait keadaan desa, baik seputar jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, program yang diadakan di desa tersebut, serta berbagai keunggulan serta permasalahan yang ada di desa tersebut.
Setelah memperoleh data dari lembaga Pemerintahan desa yaitu dalam hal ini ialah kelurahan terkait segala permasalahan seputar kependudukan di desa tersebut, maka dilakukanlah pemilahan, yang mana pemilahan ini bertujuan untuk membuat prioritas masalah yaitu mendahulukan masalah yang kami rasa paling