“Jika suatu bangsa di huni oleh masyarakat yang malas membaca, maka bersiap-siaplah negara tersebut mencetak generasi yang senang
KELUARGA KECIL BAGOANG Oleh : Latifa Zahra
1. Tentang Diriku
Pertama saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, saya kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Sistem Informasi, menurut teman-teman seperjuangan saya, saya memiliki sifat pendiam dan cerewet, tergantung seberapa lama saya mengenal teman teman saya. Kesan yang biasa saya dengar jika awal bertemu dengan seseorang yaitu saya terlihat sedikit judes, sombong, dan pendiam. Mungkin karena saya
memiliki ingatan yang kurang bagus dalam menghafal nama seseorang, jadi saya tidak sering menyapa seseorang sehingga mereka beranggapan kalau saya itu judes sekaligus sombong, tapi seiring berjalannya waktu tidak kok. Jika saja kalian mengenal saya lebih dekat, saya sebetulnya memiliki sifat yang hangat kepada siapa pun, Dan tidak sedikit orang dekat di sekitar saya yang mengatakan kalau saya itu cerewet atau pun bawel. Sayakan cerewet dengan mereka karena saya sayang sama mereka.
2. Keluargaku
Kedua saya akan menceritakan karakter khusus yang dimiliki dari teman kelompok Bima Sakti, di mana si Amay atau biasa dipanggil Gemay ‘Gemas Amay’ sebagai Ketua memiliki selera humor yang rendah, dan sering sekali dia mencoba untuk menghibur tetapi nyantanya tidak ada yang tertawa untuknya. Selanjutnya Fatih atau biasa dipanggil teman-teman Fatiang atau kepanjangannya ‘Fatih Tayang’ , Fatih adalah sosok perantau yang membiayai kuliah dan kehidupan sehari-hari dengan penghasilan sendiri dari aktivitas bekerja dan aktif dalam bidang berorganisasi, Fatih adalah salah satu teman saya yang bisa dibilang sudah dewasa dan mandiri, jarang sekali untuk mengeluh selalu sabar dan sopan bila menghadapi seseorang. Lalu berikutnya Sahri. Dia teman menjelang tidurku dan tempat curhatku, tidak jarang sebelum tidur kita melakukan ritual sharing sebelum tidur. Mulai dari masalah keluarga, masa lalu, ataupun kisah percintaan yang sedang dialami. Selama ini menurut saya, Sahri adalah sosok yang keras dengan keinginannya, Sahri juga sangat tidak suka dengan asap rokok, pintar bergaul, suka sekali dengan anak kecil. Selalu sabar bila menghadapi anak kecil, tapi Sahri juga bisa tegas bila menghadapi teman-teman nya yang malas apabila ada kegiatan atau program kerja (Proker) kita yang sedang berlangsung, dia tidak segan untuk sekedar menegur ataupun memarahinya, Sahri menurut saya wanita yang kuat, tahan banting tapi keras kepala apabila diminta untuk beristirahat dia masih tetap menolaknya, saya sampai kelelahan untuk memarahi untuk sejenak beristirahat. Padahal, kesehatan itu nomor satu menurut saya.
Cerita selanjutnya dia adalah wanita yang kerap sekali dipanggil bunda, alasan Ika Tri Mustika dipanggil bunda adalah karena dia memiliki sifat yang sangat keibuan serta sabar. Tidak jarang dia di pagi hari sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk kami, karena bunda selalu menjadi yang pertama dalam antrian mandi. Setelah bunda mandi, bunda langsung membangunkan kami untuk Shalat Subuh sekaligus dia sibuk menyiapkan sarapan kecil sekedar pengganjal rasa lapar untuk kami. Lalu, ada Ilham Aldair yang memiliki sifat pecicilan atau tidak ada berhentinya untuk bergerak. Ada saja yang bergerak pada saat menonton, menyanyi bahkan sedang bengong atau berdiam diri pun pasti ada salah satu anggota tubuhnya yang digoyangkan. Kebalikan dari Alda, wanita yang satu ini cukup pendiam. Namanya Rona, dia memang pendiam sekali, tetapi sesekali dia terbuka menceritakan kepada kita tentang masalah percintaan nya yang telah dijalani oleh kekasihnya selama kurang lebih tujuh tahun, waktu yang cukup lama, Rona juga tak segan menceritakan kehidupan di keluarganya. Dengan begitu, banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah yang diceritakan olehnya.
Wanita selanjutnya dia pernah pesantren selama enam tahun, dia adalah Mita. Dia sosok yang aktif dalam kegiatan Pramuka dan Paskibra dulu ceritanya. Tidak heran di salah satu proker yang dia kerjakan untuk anak sekolah adalah mengajar Pramuka untuk Jambore se-Kecamatan Jasinga. Dan berbeda dengan wanita yang satu ini, Nurul Adhha atau yang seringnya berada di hadapan laptop kecilnya saja. Dia terlalu sibuk mengerjakan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh kelompok kita. Dan biasanya Uul ini lebih suka menghabiskan waktu luangnya untuk menonton Drama Korea ataupun menelfon dengan logat Bahasa Padang yang kental, dia cuap-cuap asik hingga lupa waktu, terkadang tidak sadar si Uul menelfon hingga larut malam keluarga ataupun temannya di Padang. Lalu ada Alif dan Syarif yang selalu bersama, terkadang terlihat seperti pasangan hehe ups! itu hanya lelucon kita saja kok, tidak nyata. Masing-masing dari mereka sudah memiliki kekasih, tetapi sangat disayangkan Syarif ini mengalami kisah hubungan jarak jauh dengan kekasihnya yang berada di Makasar. Katanya Syarif kekasihnya di
sana kerap menunggu Syarif pulang untuk melamarnya setahun yang akan datang. Karena Syarif waktu itu pernah bercerita bahwa dia telah diminta oleh pamannya untuk bekerja di KUA Makasar tetapi memiliki syarat kalau harus menikah terlebih dahulu sebelum melamar. Jadi, tak heran kalau Syarif ini rajin sekali untuk masuk kuliah, kan ingin cepat lulus balik ke Makasar hihihi. Berbeda dengan si Alif, dia lebih banyak menghabiskan waktu berorganisasi dan berpolitik sebelum lulus di masa mudanya ini, katanya sih biar memperbanyak link pertemanan juga. Jadi nanti setelah lulus tidak ada kata menganggur, walaupun lulusnya telat tapi dia ini sudah berpengalaman sekali loh untuk urusan organisasi dan politik.
Begitulah sepenggal kisah karakter khusus yang dimiliki teman sekelompok saya. Ternyata tanpa disadari, orang-orang di sekitar saya adalah seseorang yang hebat yaa. Semoga kelak kita sukses yaa guys... See you on top!
3. Kenanganku
Untuk yang ketiga, kali ini saya akan bercerita tentang kotaku, desaku, kampungku, kenanganku selama sebulan penuh bersama keluarga baru di sana. Sebulan di Kota Jasinga, Desa Bagoang, dan Kampung Parung Kembang di sinilah aku tinggal. Di Desa Bagoang ini memiliki 3 dusun, ketepatan sekali kelompok saya mendapatkan dusun yang jauh sekali dari jalan raya, jauh dari keramaian, dan hanya dikelilingi oleh sawah-sawah yang terbentang luas sekitar tempat tinggalku, yaitu dusun 3. Dusun 3 ini juga memiliki 3 kampung, yaitu Parung Kembang, Pasir Kandang, dan Jolpot. Kelompok saya tinggal di Dusun Parung Kembang dekat dengan rumah Pak RW. Menjalani keseharian di tempat baru, Dusun 3 Parung Kembang tidaklah membuat kami kesulitan, kami hanya harus mengikuti adat istiadat dan etika masyarakat di sini, adat istiadat dan etika yang pasti akan mendapatkan perlakuan baik dari masyarakat setempat. Hanya saja kami kesulitan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang masih menggunakan Bahasa Sunda yang masih menjadi bahasa sehari-hari. Di manapun sebenarnya kita berada, sebaiknya selalu mengikuti kebiasaan dan adat istiadat setempat. Alhamdulillah, kehadiran kami
diterima dengan baik oleh masyarakat di Dusun 3 Parung Kembang, disambut dengan hangat, dengan tangan terbuka, serta masyarakat yang antusias akan kedatangan kami, warga baru yang akan menetap selama beberapa hari di dusunnya. Masyarakat juga antusias untuk menghadiri setiap acara dan mendukung berbagai program kerja prioritas kami.
Sebagai acara pembukaan, dari kelompok kami bekerjasama dengan kelompok KKN 048 Gencar dan KKN 049 Barakat yang memang di tempatkan di Desa Bagoang mengadakan acara pembukaan di Kantor Kepala Desa Bagoang, sekaligus sebagai pengenalan bahwa kami untuk satu bulan ke depan di tempatkan di Desa Bagoang. Kelompok kami yang hari demi hari bekerja sebagai satu tim, halangan kerja dalam tim pasti ada, memulainya adalah sebuah keharusan agar bisa menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat. Ada banyak problematika yang harus kami lalui selama ada di sini. Mulai dari problem eksternal yang lebih banyak dipengaruhi kami dalam memperkaya pengalaman. Satu per satu kegiatan kami berjalan sesuai rencana, dengan antusias warga di Desa Bagoang khususnya Dusun 3 Parung Kembang yang cukup mengapresiasi kerjasama kelompok, yang menurut kami adalah hal yang sangat luar biasa.
Program kerja yang menyibukkan kami memang sangat menyita waktu, pikiran, dan tenaga. Di saat kami menyusun program kerja untuk desa yang kami tempati, menyusun program yang dibutuhkan di desa dalam bentuk fisik dan non fisik. Kami disibukkan oleh program kerja yang menguras sebagian tenaga kami. Proposal yang harus dibuat, direvisi, dan ajukan. Dusun 3 yang letaknya sangat jauh dari dusun 1 dan dusun 2, jarak yang jauh dari Kantor Kepala Desa, akses yang sulit dilalui untuk ke dusun 3. Namun itulah kewajiban kami untuk menyelesaikan tugas yang kami bawa dari kampus dan memberikan yang terbaik bagi kami sendiri untuk KKN ini. Bersama kawan-kawan dari Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dengan berbagai rancangan strategi, mengukir sejarah baru dalam pengabdian. Namun banyak pelajaran yang berarti, yang mampu menyentuh kalbu ini. Pengabdian yang menguras tenaga hingga canda tawa yang menghibur dari teman satu tim, semua seolah terbayar lelahnya pengabdian kami.
Ada beberapa program kerja individu yang kami jalani selama sebulan di sana, di antaranya Workshop Mini Pengenalan Komputer.
Workshop mini atau kecil ini sengaja dibuat untuk siswa kelas enam Sekolah Dasar (SD). Antusias mereka sangat tinggi untuk belajar komputer. Sesuatu yang sangat jarang dijamah oleh para anak desa yaitu komputer. Kita menjelaskan sedikit tentang apa itu komputer dan untuk apa kegunaannya. Untuk penanggung jawab atas jalannya workshop mini ini adalah si Alda, tetapi dibantu juga oleh teman lainnya seperti saya, Ika dan Syarif. Tak jarang teman kita yang sedang mengajar di kelas lain menghampiri workshop mini Alda. Pada kesempatan kali itu, Alda lebih banyak memberi materi tentang menggunakan Ms. Word. Bagaimana cara mengetik, membuat, dan mengedit biodata atau data diri yang para siswa buat dengan ketikan mereka sendiri.
Tak lupa kami adakan pula Seminar Pengenalan Internet. Pada seminar kali ini, sayalah yang bertanggung jawab atas jalannya acara. Kali ini saya menjelaskan sedikit kepada anak kelas 6 SD, apa itu internet dan apa kegunaannya. Tetapi kali ini materi saya lebih difokuskan dengan bagaimana cara membuat surat elektronik atau email dan bagaimana cara menggunakannya.
Untuk menambah keterampilan warga desa khususnya anak-anak di bangku Sekolah Dasar maka kami pun mengadakan Workshop Mini Kerajinan Tangan. Penanggung jawab workshop mini ini adalah Rona, dia menargetkan kelas 6 SD lah yang mendapatkan materi ini. Mereka sangat pintar membuat tempat alat tulis dari bahan botol bekas juga kain flanel. Dan hasil karyanya yang lucu bisa mereka bawa pulang ke masing-masing rumah.
Selain anak-anak desa yang antusias dengan kegiatan kami selama di sana, ibu-ibu pun senang dengan kehadiran kami, oleh karena itu kami pun membuatkan agenda khusus yang diikuti oleh ibu-ibu yaitu Gerak Jalan Sehat ibu-ibu di Kampung Parung Kembang. Gerak jalan sehat para ibu dilaksanakan pada sore hari. Mereka banyak sekali dan antusias untuk mengikutinya. Semua terlihat senang saat di garis start. Mereka masing-masing membawa kupon yang telah dibagikan untuk sebagai salah satu tanda kalau mereka
telah mengikuti gerak jalan, dan kupon tersebut juga sekaligus sebagai salah satu syarat untuk pengambilan hadiah doorprize yang bisa diundi pada saat malam puncak, malam pentas seni sekaligus malam di mana kelompok kami berpamitan. Acara gerak jalan sekaligus doorprize ini dipegang oleh Sahri, yang berkolaborasi dengan acaranya Alif pada malam puncak.
Untuk menambah wawasan kepada warga desa, maka kami pun melakukan Penyuluhan Kesehatan Kulit dan DBD
Penyuluhan ini mengundang seluruh masyarakat dusun 3. Kira-kira ada sekitar kurang lebih 130 peserta yang ikut berpartisipasi. Kami mengira tidak akan sebanyak itu pesertanya, dikarenakan acara ini berlangsung pagi dan biasanya masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani mereka harus pergi ke ladang, karena pada saat itu ketepatan padi sedang panen.
Kegiatan penyuluhan ini menjadi tugas Nurul sebagai penanggung jawabnya. Nurul berkolaborasi dengan pihak Puskesmas Desa Bagoang untuk mengisi acara tersebut.
Mayoritas warga desa menikah di usia dini dan banyak kami lihat di desa anak-anak yang sekiranya berusia di bawah kami sudah menggendong Balita. Melihat fenomena di desa dan untuk menambah wawasan warga dalam mengurus balita, maka kami tergerak untuk melakukan Penyuluhan ASI dan Ibu Hamil.
Ibu Ay Mariani, selaku Dosen Pembimbing kami adalah salah satu penanggung jawab sekaligus pengisi materi penyuluhan ini. Ternyata peserta kali ini lebih banyak sekali dari hari sebelumnya, yaitu hari di mana ada penyuluhan kesehatan kulit dan DBD. Penyuluhan ini ada sekitar 150 peserta yang ikut berpartisipasi. Pada saat kegiatan ini ketepatan sekali pada tanggal 8 Agustus, di mana ada kegiatan rutin tahunan dari pihak Posyandu. Jadi pada saat penyuluhan ini, ibu-ibu bisa mendapat vaksin atau imunisasi dari pihak Posyandu, lalu mengikuti materi penyuluhan dari Ibu Ay, dan sekaligus makanan sehat untuk para Balita dari pemilik kegiatan, yaitu Mita.
Selain penyuluhan ASI dan Ibu hamil, kami pun memberikan makanan sehat untuk para Balita.
Mita selaku penanggung jawab makanan sehat ini, mengatasi kurang lebih 150 peserta yang hadir dalam acara penyuluhan. Karena acara ini saling bekerja sama, Mita harus membagi rata makanan sehat seperti bubur kacang ijo, biskuit Balita, dan kotak makanan sehat kepada semua peserta.
Untuk melatih kemampuan serta pemahaman pada anak, maka dibuatlah perlombaan yang kami sebut dengan Acara Smart Bagoang. Acara ini dipegang oleh Ika, kegiatan ini dilaksanan pada setiap pengajian anak pada malam hari. Acaranya dibuat seperti lomba mewarnai pada pengajian PAUD, ada lagi di pengajian lainnya kuis setelah menonton 25 Nabi. Banyak teman-teman yang membantu dalam jalannya kegiatan ini.
Untuk membuka wawasan pengetahuan warga desa terkait peraturan yang ditetapkan di Negara Indonesia, maka dibuatlah Penyuluhan Hukum untuk masyarakat sekitar.
Adanya penyuluhan ini diadakan dengan konsep sharing, di mana ibu-ibu bisa menceritakan bersama contoh masalah yang dihadapi dan dibantu dengan jawaban-jawaban yang sudah dipersiapkan oleh Amay selaku penanggung jawab ini.
Bersamaan dengan penyambutan hari kemerdekaan negara Indonesia, yang mana akan diadakan Gerak Jalan se-Kecamatan Jasinga. Maka sebelumnya anak-anak SD kelas 5 dan 6 dilatih atau dibimbing oleh Fatih. Dengan persiapan fisik dan mental juga berbagai yel-yel kreatif untuk anak SD nanti mengitari puluhan kilometer yang akan dilombakan di GOR Jasinga serentak.
Kegiatan kami selama sebulan di Dusun Parung Kembang ditutup dengan kegiatan pentas seni dan doorprize.
Acara ini sangat meriah dan sangat dinanti-nanti oleh para ibu, para ibu sudah tidak sabar untuk mendapatkan hadiah dari kami. Di sela acara pembagian hadiah beberapa warga menyumbangkan pentas kecil-kecilan sebagai hiburan bersama.
Ada beberapa program fisik yang kita jalani seperti renovasi dan pengecatan bangunan Posyandu, Parung Kembang, penyediaan bak sampah pada Sekolah Dasar, penyediaan bak sampah pada Madrasah, penyediaan beberapa fasilitas kelas pada Sekolah Dasar,
penyediaan beberapa fasilitas pada 3 pengajian malam anak-anak, Gapura “Selamat Datang” untuk Kampung Parung Kembang, renovasi jembatan penghubung jalan Kampung Parung Kembang.
Kegiatan kami di basecamp mulai pagi hari sampai malam menjelang, mulai dari mengajar anak-anak di SD Parung Kembang yang jaraknya kurang lebih 2 kilometer, mengurusi program kerja yang kami buat, mengajar mengaji di beberapa tempat di Dusun 3 Parung Kembang.
Kami hidup bersama selama 30 hari di rumah yang kami kontrak bersama selama masa pengabdian. Banyak hal yang membuat kami semakin menyatu, makan bersama dengan beralaskan daun pisang, nasi yang dimasak terlalu banyak air, hingga apapun yang dimasak, di makan habis tanpa sisa. Kamar mandi yang hanya satu dan rebutan, mandi hanya satu kali dalam sehari karena air sumur yang kering. 11 orang manusia dalam satu rumah, rumah yang dirasa kurang luas, jam tidur yang berantakan, remuknya badan yang berhari-hari tidur hanya beralaskan karpet tipis serta dingin yang menusuk tulang, bangun pagi yang kesiangan, dan banyak hal lainnya.
4
CERITAKU UNTUK BAGOANG