• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Yetti O.K., dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 15 Yetti O.K, Sri Handayani, Surban

INTISARI

Jahe merah (Zingiberaceae officinale Rosc) sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat diobati oleh tanaman jahe merah ialah reumatik, menambah nafsu makan, memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan, menghilangkan masuk angin, analgesik, mengatasi nyeri otot, radang sendi, sakit kepala, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, serta migrain.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui formulasi tablet kunyah jahe merah yang sesuai dengan standar persyaratan tablet.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian laboratorium, dimana pelaksanaanya (observasi dan pengukurannya) dilakukan di laboratorium yang merupakan suatu trial dengan observasi utamanya dilakukan dengan menggunakan peralatan dan metode pada laboratorium. Hasil yang diperoleh dari penelitian kemudian di lihat pada standar yang ada pada Farmakope/literatur.

Formulasi tablet kunyah yang memiliki sifat fisik tablet yang bagus diantara ke tiga formulasi adalah formulasi 1. Dengan hasil pengujian massa cetak tablet, meliputi susut pengeringan 4,505 %, sudut istirahat 38,45 O, kecepatan alir 4,308 gr/det, kompresibilitas 16,66 %, dan hasil uji kualitas tablet, meliputi keseragaman bobot dengan penyimpangan 5% ± 0,711-0,785 gr dan 10% ± 0,673-0,823 gr, kekerasan 5,86 kPa, keseragaman ukuran/diameter tablet 1,33 mm, dan

friabilitas 2,38 %.

Kesimpulan penelitian ini adalah semua formulasi tablet kunyah serbuk jahe merah telah memenuhi standar yang tertera pada standar Farmakope Indonesia dan literatur yang ada.

(2)

I. PENDAHULUAN

Rimpang jahe merah sangat banyak kegunaannya. Terutama sebagai rempah, industri farmasi dan obat tradisional, industri parfum, industri kosmetika, dan lain sebagainya (Forry dan Muharnanto, 2004).

Jahe merah (Zingiberaceae officinale Rosc) sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat diobati oleh tanaman jahe merah ialah reumatik, menambah nafsu makan, memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan, menghilangkan masuk angin, analgesik, mengatasi nyeri otot, radang sendi, sakit kepala, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, serta migrain (Muhlizah F, 2008).

Jahe merah mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak menguap (non volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak tak menguap yang biasa disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdapat dalam oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol, dan resin (Anonim, 1997).

Kadar minyak pada rimpang berbeda. Kandungan minyak terbanyak dibagian bawah jaringan epidermis. Semakin ketengah kandungannya semakin sedikit. Selain itu umur jahe mempengaruhi kandungan minyaknya. Kandungan minyak meningkat terus sampai mencapai umur optimum (12 bulan). Lewat usia itu kandungan minyaknya semakin sedikit. Sedangkan bau khas jahe semakin tua semakin menyengat (Dalimartha, 2000).

Sediaan formula yang banyak dipasarkan dimasyarakat yang berbahan aktif jahe yaitu dibuat dengan serbuk instan, ginger ale, atau pun dibuat wedang jahe (Forry dan Muharnanto, 2004).

Penelitian kali ini peneliti tertarik untuk membuat kunyah dari bahan aktif jahe. Formula tablet kunyah ini diberikan pemanis dan pewarna yang memungkinkan akan mempengaruhi minat konsumen dalam memilih tablet kunyah. Karena dengan pemanis dan pewarna dapat memperbaiki dari sifat zat aktif yang terasa pedas dan warna yang kurang bagus.

(3)

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Keuntungan tablet kunyah jika dibandingkan sediaan padat oral lainnya meliputi ketersediaan hayati yang lebih baik, melewati proses disintregasi dan dapat menghasilkan peningkatan disolusi; kenyamanan pasien dengan meniadakan kebutuhan air minum untuk menelan; dapat digunakan sebagai pengganti bentuk sediaan cair jika diperlukan kerja obat (onset) yang cepat, meningkatkan penerimaan pasien (terutama anak – anak) karena cita rasa yang menyenangkan dan memiliki keunikan produk dari sudut pandang pemasaran (Siregar J.P, 2010).

II. METODE PENELITIAN

Alat : Timbangan analitis (Ohaus, capacity 150 g, d: 0,01 g), Timbangan elektronik (Nagata, kapasitas 120 g), Mesin cetak tablet ( Singel punch) dengan

mesh 13, Alat pengukur susut pengeringan (Loss on drying), Alat pengukur

kecepatan alir dan sudut istirahat, Stopwatch , Alat pengukur kerapatan (Tapped

density), Alat pengukur ketebalan dan diameter tablet/mikrometer (Mitutoyo),

Alat uji kekerasan tablet/Hardnest tester (Erweka type TB-24), Alat uji keregasan tablet/fribility tester, Termometer, Oven, Alat-alat gelas (Kualitas Farmasetika) Bahan : Rimpang jahe merah (Pasar Tawangsari, Sukoharjo), Manitol , Sorbitol, Povidon, Magnesium stearat, Aspartam, Red colour no 40, Aerosil, Kertas berskala

Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

Data yang digunakan adalah data hasil pengamatan uji susut pengeringan, uji kecepatan alir dan sudut istirahat, uji kerapatan nyata, uji kerapatan mampat,

kompresibilitas, uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan

tablet, uji friabilitas tablet/friability tester. Uji masa cetak tablet dan uji kualitas tablet kunyah jahe merah dianalisa dengan standar yang ada pada Farmakope Indonesia.

Pembuatan granul

a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

(4)

c) Serbuk jahe, manitol, sorbitol, povidon dan pewarna (pada formula II dan III) dicampur.

d) Campuran serbuk disemprot dengan alkohol 75% sehingga diperoleh massa granul.

e) Massa granul dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40o - 50o C. f) Campuran serbuk diayak dengan mesh 20 menjadi masa granul.

Tabel 1. Formula Tablet Kunyah Serbuk Jahe Merah

Formula I (mg) II (mg) III (mg) Serbuk jahe 67,5 (9 %) 67,5 (9 %) 67,5 (9 %) Manitol 285 (38 %) 285 (38 %) 285 (38 %) Sorbitol 292,5 (39 %) 292,5 (39 %) 292,5 (39 %) Povidon 75 (10 %) 75 (10 %) 75 (10 %) Aerosil 3,75 (0,5 %) 3,75 (0,5 %) 3,75 (0,5 %) Mg stearat 18,75 (2,5 %) 18,75 (2,5 %) 18,75 (2,5 %) Aspartam 7,5 (1 %) 5,625 (7,5 %) 6,75 (0,90 %) Red no 40 - 1,875 (0,25 %) 0,75 ( 0,10 %) (Siregar, 2010)

Formula tersebut merupakan untuk satu tablet, sehingga tablet serbuk jahe merah mempunyai berat teoritis 750 mg per tablet dan penelitian ini membuat tablet keseluruhan masing-masing formulasi sebayak 200 tablet.

a. Cara pembuatan tablet kunyah

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Semua bahan tablet diayak dan ditimbang sesuai dengan kebutuhan

3) Serbuk jahe, manitol, sorbitol, povidon dan pewarna (pada formula II dan III) dicampur.

4) Campuran serbuk diayak pada ayakan nomor 20 mesh menjadi masa granul.

5) Massa granul dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40o - 50o C selama 24 jam.

6) Magnesium stearat, aerosil, dan aspartam dicampurkan kedalam massa cetak hingga homogen.

(5)

7) Massa cetak dicetak dengan mesin cetak tablet E. Korsch dengan punch 13.

b. Pengujian massa cetak tablet

Pengujian massa cetak tablet meliputi: 1) Uji susut pengeringan

2) Uji kecepatan alir dan sudut istirahat 3) Uji kerapatan nyata

4) Uji kerapatan mampat

5) Kompresibilitas

c. Pengujian Kualitas Sediaan Tablet

Pengujian kualitas sediaan tablet meliputi: 1) Uji keseragaman bobot

2) Uji keseragaman ukuran 3) Uji kekerasan tablet

4) Uji friabilitas tablet/friability tester

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Determeminasi Tanaman

Hasil determinasi tanaman yang diperoleh dari pasar Tawangsari Sukoharjo menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam formulasi ini benar merupakan tanaman jahe merah (Zingiber officinale rosc). Hasil determinasi tanaman dapat dilihat pada lampiran IV.

2. Hasil Pengujian Massa Cetak Tablet a. Uji susut pengeringan

Hasil uji susut pengeringan massa cetak tablet dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji susut pengeringan

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 3,16% 3,79% 4,16%

II 5,76% 4,76% 7,02%

III 6,26% 5,45% 4,79%

5.05% 4,66% 5,32%

(6)

b. Uji kerapatan nyata

Hasil uji kerapatan nyata massa cetak tablet dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji kerapatan nyata

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 0,390 g/ml 0,384 g/ml 0,396 g/ml

II 0.409 g/ml 0,373 g/ml 0,378 g/ml

III 0,367 g/ml 0,384 g/ml 0,390 g/ml

0,388 g/ml 0,380 g/ml 0,388 g/ml

CV 12.88% 13,16% 12,88 %

c. Uji kerapatan mampat

Hasil uji kerapatan mampat beberapa bagian massa cetak tablet diperoleh hasil yang tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil uji kerpatan mampat

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 0,463 g/ml 0,454 g/ml 0,471 g/ml

II 0,490 g/ml 0,480 g/ml 0,501 g/ml

III 0,446 g/ml 0,471 g/ml 0,454 g/ml

0,466 g/ml 0,468 g/ml 0,475 g/ml

CV 10,73 % 10,68 % 10,53 %

d. Kecepatan alir dan Sudut diam/istirahat

Hasil uji kecepatan alir dan sudut diam/istirahat massa cetak tablet dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Hasil uji kecepatan alir

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 4,766 g/det 4,235 g/det 4,26 g/det

II 3,900 g/det 3,665 g/det 4,191 g/det III 4,260 g/det 4,952 g/det 4,378 g/det 4,308 g/det 4,284 g/det 4,283 g/det

(7)

Tabel 6. Hasil uji sudut istirahat

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 38,00 0 39,48 0 39,28 0 II 38,00 0 37,34 0 40,49 0 III 39,35 0 39,35 0 38,65 0 38,35 0 38,72 0 39,47 0 CV 0,13 % 0,129 % 0,127 % e. Kompresibilitas

Hasil uji kompresibilitas massa cetak tablet kunyah jahe merah dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil uji kompresibilitas

Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3

I 15,79 % 15,42% 15,49%

II 16,53% 22,29% 24,55%

III 17,71% 15,49% 14,09%

16,66% 17,8% 19,37%

CV 0,3% 0,28% 0,26%

3. Hasil Pengujian Evaluasi Tablet a. Uji keseragaman bobot

Hasil uji keseragaman bobot tablet kunyah jahe merah dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 8

Tabel 8. Hasil uji keseragaman bobot

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 0,748 g 0,749 g 0,748 g II 0,748 g 0,748 g 0,748 g III 0,748 g 0,748 g 0,748 g 0,748 g 0,748 g 0,748 g Penyimpangan 5 % ± 0,711-0,785 5 % ± 0,711-0,785 5 % ± 0,711-0,785 10% ± 0,673-0,823 10% ± 0,673-0,823 10% ± 0,673-0,823 CV 6,684 % 6,684 % 6,684 %

b. Uji keseragaman ukuran

Hasil uji keseragaman ukuran diameter dan tebal tablet dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 9 dan 10.

(8)

Tabel 9. Hasil uji ketebalan tablet

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 0,54 mm 0,533 mm 0,527 mm

II 0,529 mm 0,527 mm 0,528 mm

III 0,543 mm 0,524 mm 0,515 mm

0,537 mm 0,528 mm 0,523 mm

CV 9,31 % 9,47 % 9,56 %

Tabel 10. Hasil uji diameter tablet

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 1,33 mm 1,33 mm 1,32 mm

II 1,33 mm 1,33 mm 1,33 mm

III 1,33 mm 1,33 mm 1,33 mm

1,33 mm 1,33 mm 1,33 mm

CV 3,76% 3,76 % 3,76 %

c. Uji kekerasan tablet

Hasil uji kekerasan tablet kunyah jahe merah dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 11.

Tabel 11. Hasil uji kekerasan tablet

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 6,24 kPa 6,13 kPa 6,15 kPa

II 5,59 kPa 5,94 kPa 5,69 kPa

III 5,77 kPa 6,26 kPa 5,97 kPa

5,86 kPa 6,11 kPa 5,93 kPa

CV 0,85 % 0,82 % 0,84 %

d. Uji friabilitas/kerapuhan tablet

Hasil uji kerapuhan tablet/friabilitas tablet dapat diperoleh hasil yang tertera pada tabel 12.

Tabel 12. Hasil uji kerapuhan tablet

Formulasi I Formulasi II Formulasi III

I 2,27 % 3,20 % 3,97 %

II 2,60 % 1,37 % 4,00 %

III 2,28 % 4,28 % 1,99 %

2,38 % 2,95 % 3,32 %

(9)

Tablet kunyah merupakan tablet yang diperuntukan untuk pasien yang kesulitan dalam menelan tablet secara utuh, atau untuk anak-anak yang belum bisa menelan tablet. Tablet kunyah merupakan salah satu alternatif. Kelebihan yang lain dari tablet kunyah adalah memungkinkan untuk ditelan tanpa membutuhkan air (Ansel, 1989).

1. Pengujian massa cetak tablet

Granul yang dihasilkan harus di evaluasi sifat fisiknya. Sifat fisik granul akan berpengaruh pada proses pengempaan. Granul dengan sifat alir yang baik akan berpengaruh memberikan keseragaman bobot tablet yang baik.

Kompaktibilitas granul akan berpengaruh pada kekerasan tablet, dan daya serap

granul akan berpengaruh pada waktu hancur tablet (Sugihartini dkk, 2009). Evaluasi granul meliputi :

a. Susut pengeringan

Hasil yang diperoleh dari pengujian susut pengeringan didapat perbedaan susut pengeringan massa cetak tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar susut pengeringan massa cetak tablet (< 10 %). Tetapi formulasi nomor 2 dengan persen susut pengeringan 4,66 (%) adalah formulasi yang memiliki susut pengeringan massa cetak tablet lebih baik dari formulasi yang lain. Hasil observasi ini dikarenakan pada formulasi 2 pada waktu pengeringan massa cetak tablet lebih merata pada penyimpanan dalam petri, sehingga kadar lembab massa cetak tablet terurai oleh panas dari alat pengering/oven. Menurut Sugihartini (2009), pada proses pengeringan terjadi perpindahan panas maupun massa. Panas harus dipindahkan dari lemari pengering ke bahan yang akan dikeringkan untuk memasok panas laten yang diperlukan untuk menguapan air lembab. Perpindahan massa dilibatkan dalam diinfusi air dari dalam massa kepermukaan bahan dan selanjutnya dari permukaan bahan ke aliran udara yang lewat.

b. Waktu alir

Hasil yang diperoleh dari pengujian waktu alir massa cetak tablet didapat perbedaan sifat alir massa cetak tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar waktu alir massa cetak tablet, dengan waktu alir yang baik antara 4-10 g/det. Formulasi nomor 1

(10)

dengan kecepatan alir 4,308 (g/det) adalah formulasi yang memiliki sifat alir lebih baik dari formulasi yang lain. Menurut pengamatan peneliti di lapangan, formulasi massa cetak tabet nomor I memiliki bentuk partikel yang lebih baik dibandingkan Formulasi II dan III. Menurut Sugihartini (2009), bentuk partikel berpengaruh terhadap gerakan partikel pada waktu pengujiaan sifat alir. Partikel yang ideal berbentuk bola karena menyebabkan partikel lebih mudah bergerak, sedangkan partikel yang tidak teratur lebih sukar bergerak sebab mereka saling berkaitan satu sama lain sehingga membentuk membentuk aglomerasi.

c. Sudut diam

Hasil yang diperoleh dari pengujian sudut diam massa cetak tablet didapat perbedaan sudut diam massa cetak tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar sudut diam massa cetak tablet dengan rata-rata cukup antara 30-40O. Formulasi nomor 1 dengan sudut diam 38,45 (O) adalah formulasi yang memiliki sudut diam cukup dari formulasi yang lain. Melihat observasi dilapangan hal ini dikarenakan pada formulasi 1 memiliki massa cetak tablet yang dibuat lebih baik dibandingkan formulasi lain, yang berhubungan dengan suhu dan ukuran massa cetak tablet. Pada formulasi II dan III suhu yang diberikan pada saat pengeringan massa cetak tablet terlalu panas, sehingga masa cetak tablet menjadi rapuh atau menjadi serbuk. maka pada saat uji sudut diam, massa cetak tablet tidak dapat sempurna. d. Kompresibilitas

Hasil yang diperoleh dari pengujian kompresibilitas didapat perbedaan

kompresibilitas massa cetak tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang

dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar kompresibilitas massa cetak tablet, dengan persen kompresibilitas antara 12-18%. Formulasi nomor 1 dengan persen kompresibilitas 16,66 (%) adalah formulasi yang memiliki nilai kompresibilitas lebih baik dari formulasi yang lain. Hal ini dimungkinkan karena pada formulasi 2 dan 3 memiliki serbuk (bulk) yang lebih besar dibandingkan formulasi 1, sehingga dapat mempengaruhi nilai kompresibilitas (Voight, 1984).

(11)

2. Uji sifat fisik tablet

Evaluasi sifat fisik tablet dilakukan untuk menjamin kualitas tablet. Maka sebelum tablet dipasarkan atau dilakukan penyalutan, tablet harus di uji sifat fisiknya (Sugihartini dkk, 2009). Uji sifat fisik tablet meliputi :

a. Keseragaman bobot

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini tidak didapat perbedaan keseragaman bobot tablet antara ketiga formulasi yang dibuat. Hasil yang didapat dari pengujian keseragaman bobot tablet semuanya telah memenuhi standar yang di persyaratkan. Keseragaman bobot yang tidak bersalut dengan bobot rata-rata > 300 mg, maka penyimpangannya tidak boleh ada dua tablet yang mempunyai penyimpangan 5% dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan 10%. Hasil yang diperoleh dari pengujian keseragaman bobot adalah penyimpangan 5% ± 711-785 mg dan penyimpangan 10% ± 673-283 mg, dengan perolehan nilai rata-rata yang sama pada semua percobaan. Hasil yang diperoleh dari pengujian keseragaman bobot adalah dengan bobot tablet antara 746-751 mg. Melihat observasi dilapangan, hal ini dikarenakan pada saat pencampuran bahan dan penyimpanan tablet telah sesuai dengan standar yang ada. Menurut Lachman (2008), fator-faktor yang dapat menimbulkan masalah dalam keseragaman bobot suatu tablet yaitu :

1) Tidak seragamnya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau granulasi.

2) Pemisahan dari campuran bubuk atau granulasi selama berbagai proses pembuatan.

3) Penyimpanan berat tablet. b. Uji keseragaman ukuran

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan keseragaman ukuran tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar uji keseragaman ukuran tablet, dengan diameter tablet tidak melebihi tiga kali tebal tablet dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet. Hasil pengujian keseragaman ukuran tablet, formulasi yang baik adalah formulasi nomor 3 dengan diameter tablet 1,32 cm. Menurut pengamatan peneliti di lapangan, alat cetak tablet telah menggunkan ukuran mesin

(12)

cetak tablet dengan punch sesuai dengan ukuran tablet yang akan dibuat. Sehingga semua ukuran tablet telah memenuhi standar keseragaman ukuran tablet.

c. Uji kekerasan tablet

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan kekerasan tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar kekerasan tablet/range yang diperbolehkan (4-7 kPa). Hasil yang diperoleh dari pengujian kekerasan tablet yang baik adalah formulasi nomor 1 dengan nilai kekerasan tablet 5,86 kPa. Menurut pengamatan peneliti di lapangan, karena pada saat pembuatan tablet dilakukan uji coba kekerasan tablet untuk mencapai tingkat kekerasan tablet yang di inginkan. Sehingga kekerasan tablet dapat sesuai dengan standar persyaratan tablet kunyah.

d. Kerapuhan tablet

Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan kerapuhan tablet yang berbeda antara ketiga formulasi yang dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar kerapuhan tablet kunyah (< 4%). Formulasi nomor 1 dengan persen kerapuhan tablet kunyah 2,38 (%) adalah formulasi yang memiliki persen kerapuhan lebih baik dari formulasi yang lain. Hal ini dimungkinkan karena pada formulasi 1 tidak menggunakan zat tambahan pewarna yang dapat mengakibatkan formulasi menjadi lembab kembali pada saat penyimpanan sebelum dilakukan uji kerapuhan tablet (Voight, 1984).

IV. KESIMPULAN

Hasil penelitian yang diperoleh dari ke tiga formulasi tablet kunyah jahe merah adalah sebagai berikut :

1. Semua formulasi tablet kunyah serbuk jahe merah telah memenuhi standar persyaratan tablet yang ada pada Farmakope.

2. Sifat fisik tablet kunyah serbuk jahe merah yang paling bagus dari ke tiga formulasi adalah formulasi tablet kunyah nomor 1.

3. Massa cetak formulasi tablet kunyah serbuk jahe merah yang paling bagus diantara ke tiga formulasi adalah formulasi tablet kunyah nomor 1.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim. 1997. Materia Medika Indonesia. Jilid II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Anonim. 1999. Peraturan Perundang – Undangan Dibidang Obat Tradisional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi V. terj. Farida Ibrahim. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Aulton, M. E., 1988. Fharmaceutics: The Science of Dosage Form Desaign. Churcill Livingstone Inc. New York.

Dalimartha, S., 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Forry, Murhananto. 2004. Budi Daya, Pengolahan, dan Perdagangan Jahe. Cetakan XIII. Penebar Swadaya. Jakarta.

Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Cetakan I. Palmall. Yogyakarta.

Lachman, Leon, Lieberman, Herbert A, and Kanig, Joseph L. 1994. Teori dan

Praktek Farmasi Industri II. Edisi III. Terj. Siti Suyatmi. Universitas

Indonesia Press. Jakarta.

Lieberman, Herbert A, Rieger, Martin M, and Banker, Gilbert S. 1996.

Pharmaceutical Dosage Form: Disperse System. Vol 2. Marcel Dekker,lnc.

Maryani, Suharmial. 2002. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Penyakit Pada Usia

Lanjut. Cetakan II. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Muhlisah, Fauziah. 2008. Tanaman Obat Keluarga. Cetakan II. Penebar Swadaya. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

(14)

Siregar, J. P. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar – Dasar Praktis. Cetakan 2010. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sudjana, M. A. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi II. Tarsito. Bandung.

Sugihartini, dkk. 2009. Formulasi Dan Teknologi Sediaan Padat. Edisi Revisi. Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Syukur, Hernani. 2001. Budi Daya Tanaman Obat Komersial. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta.

Voight, R., 1984. Buku Pelajaran Teknolog Industri. Edisi V. terj S.N Soewandi. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Formula Tablet Kunyah Serbuk Jahe Merah
Tabel 2. Hasil uji susut pengeringan
Tabel 5. Hasil uji kecepatan alir
Tabel 8. Hasil uji keseragaman bobot
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan wawancara dengan guru dan siswa-siswi kelas X SMA Negeri 3 Bontang, kebanyakan siswa-siswi melakukan hal menyontek secara berkelompok dari pada melakukan dengan cara

1) Pendidikan karakter yang berakar pada konsep etis spiritual dan pembentukan nilai-nilai hidup.Manusia memiliki kemampuan IQ (kecerdasan formal), EQ (kecerdasan

Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan adalah kurangnya pengawasan dari pemerintah daerah dalam hal ini yaitu Badan Lingkungan Hidup dan kurangnya kesadaran masyarakat

Asuhan yang diberikan adalah menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat, memastikan

Melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap

Item-item dalam subtes Verbal, subtes Kuantitatif, dan subtes Penalaran masing-masing secara umum memiliki tingkat kesukaran yang sedang, daya beda yang memuaskan,

Adapun tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh kadar selulosa-α lebih dari 92% melalui proses bleaching dengan menggunakan enzim xylanase,

Sementara itu kabar dari dalam negeri berkenaan dengan, hasil survei Bank Indonesia menunjukkan hingga pekan II September 2016 mencatatkan inflasi sebesar 0,25% MtM atau