• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN

(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

BARA YUSUF S.P. 0905885

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN

SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN

(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal)

Oleh Bara Yusuf S. P.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Bara Yusuf Saeful Putra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

LEMBAR PENGESAHAN

BARA YUSUF SAEFUL PUTRA

0905885

TINGKAT KECEMASAN WASIT

SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Surdiniaty Ugelta, M.Kes. AIFO. NIP. 19591220 198703 2 001

Pembimbing II

Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP. 19750810 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

(4)
(5)

ii Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

ABSTRAK

TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN

(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal)

Bara Yusuf Saeful Putra 0905885

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan. Sampel diambil sebanyak 15 orang wasit putra C-1 (Nasional), menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket sebelum, selama dan sesudah serta tambahan penghitungan denyut nadi menggunakan Polar FT7. Penghitungan statistik menggunakan gabungan, manual dan SPSS dengan sub menu Explore

juga Statistik Non-Parametrik Uji Kruskal Wallis Test. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin pertandingan adalah 1144, termasuk kriteria kecemasan sedang, rata-rata denyut nadi 99 BPM (Normal). Tingkat kecemasan wasit selama memimpin pertandingan adalah 1441, termasuk kriteria kecemasan tinggi, rata-rata denyut nadi aktifitas fisik 141 BPM (Cepat). Dan tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin pertandingan adalah 463 termasuk kriteria kecemasan rendah, rata-rata denyut nadi 64 BPM (Normal). Diperoleh pula nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan.

(6)

iii

ABSTRACT

THE LEVEL OF REFEREE'S ANXIETY BEFORE, DURING, AND AFTER LEADING THE MATCH

(Desriptive Study in Futsal National Championship)

Bara Yusuf Saeful Putra 0905885

The aim of the research is to examine the level of referee's anxiety before, during and after leading the match. The samples are fifteen C-1 (Nations) male referees by using sampling purposive technique. The manual with MS. Excel and Kruskal Wallis Test was used to test the effect of anxiety level between before, during and after the match. The data is collected by using the questionnaire instrumentt before, during, and after, also the count of the pulse by using Polar FT7. Based on the data analysis, it can be concluded that the level of the referee's anxiety before leading the match is 1144, include the anxiety criteria is medium, the average of the pulse is 99 BPM (Normal). The level of the referee's anxiety during leading the match is 1441, include the anxiety criteria is high, the average of the physic activity pulse is 141 BPM (Fast). And the level of referee's anxiety after leading the match is 463 include the anxiety criteria is low, the average of the pulse is 64 BPM (Normal). It can be taken also the p <0,05. The result of the research can be concluded that there is a significance difference in the level of referee's anxiety before, during and after leading the match.

(7)

vi

Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

A. Tinjauan Kecemasan (Anxiety) Secara Umum ... 7

B. Kecemasan Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan ... 15

C. Kecemasan Wasit Selama Memimpin Pertandingan ... 16

D. Kecemasan Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan ... 17

E. Permainan Futsal ... 19

F. Perwasitan Futsal ………. 23

G. Kerangka Pemikiran ... 34

H. Hipotesis ... 35

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 36

C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 40

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 52

B. Diskusi Temuan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71

(9)

viii

Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pedoman Permainan Futsal Bagi Pemula ... 20

3.1 Kisi-kisi Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah

Memimpin Pertandingan Futsal ... 42

3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 44

3.3 Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum

Memimpin Pertandingan Futsal ... 46

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum

Memimpin Pertandingan ... 47

3.5 Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Selama

Memimpin Pertandingan Futsal ... 47

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Selama

Memimpin Pertandingan ... 49

3.5 Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah

Memimpin Pertandingan Futsal ... 49

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah

Memimpin Pertandingan ... 50

4.1 Hasil Pengujan Normalitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit

Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal ... 52

4.2 Hasil Pengujan Normalitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit

Selama Memimpin Pertandingan Futsal ... 53

4.3 Hasil Pengujan Normalitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit

Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal ... 53

4.4 Hasil Pengujan Homogenitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit

Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Memimpin

Pertandingan Futsal ... 54

4.5 Hasil Pengujan Statistik Non-Parametrik Kruskal Wallis-Test ... 55

4.6 Hasil Pengelompokkan Tiap Butir Pertanyaan Angket Tingkat Kecemasan

(10)

4.7 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 57

4.8 Data Hasil Penelitian Tiap Komponen Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan ... 58

4.9 Skor Angket Tingkat Kecemasan Para Wasit ... 59

4.10 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal ... 60

4.11 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan Selama Memimpin Pertandingan Futsal ... 61

4.12 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal ... 61

4.13 Data Skor Kecemasan Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan ... 62

4.14 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan ... 63

4.15 Data Pengukuran Denyut Nadi Para Wasit ... 63

(11)

x

Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Hubungan Antara Kecemasan, Motif Berprestasi dan Penampilan ... 11

2.2 Tingkat Anxiety dalam Pertandingan (Harsono, 1988) ... 18

3.1 Desain Penelitian ... 36

3.2 Prosedur Penelitian ... 39

4.1 Hasil Gambaran Skor Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal ... 56

4.2 Persentase Kecemasan Wasit Futsal Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan ... 59

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Angket Uji Coba ... 71

2. Hasil Uji Coba Angket ... 76

3. Uji Validitas Butir Soal ... 77

4. Uji Reliabilitas Butir Soal ... 78

5. Angket Penelitian ... 81

6. Data Penyebaran Angket ... 86

7. Uji Normalitas dan Homogenitas Angket ... 87

8. Uji Kruskal Wallis Test ... 90

(13)

1 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer

dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari

antusiasme bermain futsal yang dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak

sampai dewasa, baik itu laki-laki maupun perempuan. Popularitas permainan

futsal yang tidak terbatas ini dapat membantu mencapai berbagai tujuan

pendidikan, rekreasi, dan prestasi di dunia dengan sebenar-benarnya.

Pada saat ini, olahraga permainan futsal sudah berkembang di berbagai

kota maupun daerah. Awal munculnya olahraga permainan futsal di berbagai kota

besar ini adalah sebagai kebutuhan orang-orang kota untuk melakukan olahraga

permainan sepakbola yang sangat populer. Namun karena adanya keterbatasan

prasarana olahraga sepakbola, maka sebagai solusinya adalah melakukan aktifitas

olahraga sepakbola di dalam ruangan atau futsal.

Futsal merupakan gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa

Spanyol, yaitu “futbol dan sala”. Futbol artinya sepakbola dan sala artinya

ruangan. Futsal dipercaya lahir dan popular di sebuah negara kecil di Amerika

Latin. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam

setiap pertandingannya, masing-masing terdiri dari lima orang pemain, salah satu

di antaranya adalah penjaga gawang. Spesifikasi lapangan dan bola pada regulasi

permainan futsal berbeda dibandingkan dengan sepakbola. Regulasi permainan

futsal sengaja dibuat ketat oleh FIFA (Federation Internationale de Football

Association) agar para pemain lebih menjunjung nilai fair play, serta untuk

meminimalisir atau menghindari resiko cedera. Alasannya adalah karena isi

regulasi lapangan permainan futsal yang bukan terbuat dari rumput, melainkan

terbuat dari kayu atau lantai parkit serta bahan buatan lainnya, sehingga apabila

terjadi benturan akan sangat berbahaya bagi para pemain.

Menurut FIFA, tahun 1930-an saat perayaan gemerlapnya kemenangan

(14)

antusias masyarakat terhadap olahraga sepakbola meningkat. Setiap hari

masyarakat memainkannya, namun karena kurangnya prasarana sepakbola di kota

besar maka alternatif bermain di dalam ruangan dengan lapangan lebih kecil pun

dipilih (Ceriani:1930). Terlebih lagi seorang pelatih sepakbola asal Argentina,

Juan Carlos Ceriani, mendesain sebuah latihan sepakbola memanfaatkan ruangan

karena merasa kesal program latihannya selalu berantakan, akibat hujan yang

sering sekali mengguyur kota Montivideo. Masyarakat sekitar pun merasa tertarik

dan ingin mencoba bermain sepakbola seperti itu. Hingga akhirnya Juan Carlos

Ceriani pun terinspirasi untuk membuat sebuah permainan futsal, dengan

merekayasa berbagai regulasi cabang olahraga permainan: sepakbola, polo air,

basket, dan bola tangan.

Di Indonesia futsal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSSI

(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Futsal berada di bawah naungan BFN

(Badan Futsal Nasional), suatu badan yang sudah membangun serta

mengembangkan futsal di Indonesia hingga saat ini. Badan ini menyelenggarakan

gelaran Liga Pro Futsal setiap tahunnya, salah satunya adalah ajang Liga Pro IFL

(Indonesia Futsal League). Liga Pro ini pertama kali digelar pada tahun 2006, dan

hingga saat ini Liga Pro IFL telah berlangsung selama 6 tahun. Banyak klub

perwakilan tiap daerah yang sudah bertanding di gelaran ini. Ada 7 klub peserta

Liga Pro IFL 2012, yaitu Pelindo II Jakarta, Electric PLN Yogyakarta, FKB

Bandung, Jaya Kencana Jakarta, Taruna Jaya FC, SWAP Jakarta dan Brilyan

Sport FC Sulawesi Selatan.

Badan Futsal Nasional tidak hanya menyelenggarakan kejuaraan untuk

para professional saja, saat ini BFN juga sudah membuat agenda rutin setiap

tahunnya, yaitu menyelenggarakan kejuaraan nasional di kalangan amatir, pelajar

maupun umum, sebagai program pembinaan para pecinta atau penggemar futsal

yang nantinya dapat diproyeksikan ke level yang lebih tinggi.

Setiap kejuaraan futsal tidak terlepas dari beberapa komponen pendukung

seperti: panitia, aparat pertandingan, manajer, pelatih, pemain, official, dan

penonton. Tidak hanya dalam pertandingan sepakbola, keberadaan penonton pada

(15)

3 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

pelatih futsal di Indonesia tingkat sportifitasnya masih rendah. Itu terlihat ketika

salah satu tim yang didukungnya mengalami kekalahan, mereka cenderung tidak

terima dan kebanyakan mengkambing hitamkan wasit sebagai penyebab

kekalahannya. Oleh sebab itu fanatisme negatif seorang penonton, pemain serta

pelatih yang seperti itu dapat mempengaruhi mental wasit ketika memimpin

pertandingan.

Keberadaan penonton, pemain serta pelatih yang tidak sportif,

meningkatkan kecemasan yang ada di dalam diri seorang wasit. Kecemasan

tersebut, menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi penampilan seorang

wasit dalam suatu pertandingan. Salah satu kasus tersebut adalah ketika seorang

wasit yang memiliki tingkat kecemasan tinggi, hingga tidak mampu menguasai

kecemasannya dan akhirnya mempengaruhi kepemimpinannya saat pertandingan.

Kasus itu terjadi ketika laga PON XVIII Riau Cabang Olahraga Futsal, antara tim

Sumatera Utara menghadapi Jawa Barat. Pada saat itu tim Sumatera Utara menilai

wasit tidak tegas karena salah memberikan peringatan kepada pemain yang sudah

melakukan kelakuan tidak sportif.

Pelatih Sumatera Utara, Alpianus mengatakan, “wasitnya saja yang tidak becus memimpin pertandingan, padahal saya sudah memperingatkan kepada komisi disiplin atau komdis PSSI agar tidak memakai wasit itu dalam pertandingan ini. Karena bagi saya dia sakit mata dan tidak dapat melihat

kejadian dilapangan dengan tegas.” (indragirinews.com).

Ketidakpuasan tim Sumatera Utara itu berlanjut dengan aksi penyerangan

terhadap wasit oleh pemain Sumatera Utara. Pertandingan pun terhenti sementara

karena terjadi kerusuhan. Namun beberapa waktu berselang kerusuhan pun dapat

diatasi, dan akhirnya pertandingan dilanjut dengan kemenangan yang diraih oleh

tim Jawa Barat, dan berhasil lolos ke babak berikutnya.

Melihat hal seperti itu wasit harus benar-benar memilki mental serta

motivasi yang sangat kuat untuk memimpin pertandingan dengan baik. Wasit

harus memiliki tingkat kecemasan yang rendah, serta harus mampu

menguasainya. Kecemasan dapat mempengaruhi kepemimpinan serta

(16)

dua subkomponen yang dapat mempengaruhi penampilan sebelum dan selama

pertandingan ataupun kompetisi, yaitu kognitif dan somatik. (Weinberg and

Gould, 1999; Lazarus, 1991; Anshel, 2003; Martens et al., 1990; Jarvis, 2002).

Sementara itu subkomponen kognitif berkaitan dengan kejiwaan, bercirikhaskan

harapan negatif mengenai kesuksesan atau efikasi diri, self-talk negatif, cemas

terhadap penampilan, takut gagal, tidak konsentrasi, dan terganggu perhatiannya

(Martens et al., 1990; Jarvis, 2002). Somatik adalah komponen psikologi yang

berhubungan dengan arousal otonom, dan gejala negatif seperti perasaan tegang,

tekanan darah yang tinggi, tenggorokan kering, tegang otot, denyut nadi yang

cepat, telapak tangan yang berkeringat, dan rasa sakit di perut. (Martens et al.,

1990; Jarvis, 2002). Jelas sudah dua subkomponen diatas merupakan indikator

sebuah kecemasan.

Tingkat kecemasan tinggi dan yang tidak mampu dikuasai, mengakibatkan

seorang wasit menjadi takut gagal dalam memimpin pertandingan, takut terhadap

akibat sosial, takut menurun kualitas prestasinya, takut cedera atau hal lain

menimpa dirinya, takut terhadap kondisi fisiknya yang tidak akan mampu

menyelesaikan tugas, dan takut terhadap agresi fisik maupun non fisik yang

dilakukan oleh penonton, pemain ataupun pelatih sebelum, selama atau sesudah

memimpin pertandingan.

Jika dilihat dari penjelasan diatas mengenai faktor yang mempengaruhi

kekuasaan, tugas serta keputusan wasit, peneliti tergugah untuk melakukan

penelitian tentang “Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah

(17)

5 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan peneliti

uraikan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besarkah tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin

pertandingan di kejuaraan nasional futsal?

2. Seberapa besarkah tingkat kecemasan wasit selama memimpin

pertandingan di kejuaraan nasional futsal?

3. Seberapa besarkah tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin

pertandingan di kejuaraan nasional futsal?

4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan

sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional futsal?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yang peneliti rumuskan adalah :

1. Menelaah seberapa besar tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin

pertandingan di kejuaraan nasional futsal.

2. Menelaah seberapa besar tingkat kecemasan wasit selama memimpin

pertandingan di kejuaraan nasional futsal.

3. Menelaah seberapa besar tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin

pertandingan di kejuaraan nasional futsal.

4. Menelaah perbandingan tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan

sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional futsal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

bukti-bukti empiris mengenai tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan

sesudah memimpin pertandingan futsal, sehingga hasilnya dapat berguna bagi :

1. Peneliti

Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu

(18)

menjadi peluang kepada peneliti lain, untuk melakukan penelitian yang

lebih mendalam.

2. Lembaga FPOK-IKOR

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan referensi bagi seluruh

civitas akademik di FPOK-IKOR, dan dapat pula dijadikan sebagai bahan

pembelajaran atau research mengenai kajian studi Sport Pshycology.

3. Lembaga PSSI

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain

program latihan yang dapat membantu menanggulangi, mengurangi tingkat

kecemasan hingga meningkatkan penampilan pelaku olahraga.

4. Para Wasit

Dengan mengetahui serta memahami tingkat kecemasannya, para wasit

mampu menguasai, mengantisipasi dan meminimalisir kecemasan yang dia

alami, sebelum, selama maupun sesudah memimpin pertandingan.

5. Badan Perwasitan

Dengan mengetahui tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah

memimpin pertandingan futsal, dapat dijadikan acuan dalam komponen

psikis atau kejiawaan dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi

(19)

36 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian mengenai Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan

Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal dilaksanakan pada:

a. Tempat : GOR PAJAJARAN, BANDUNG

b. Event : “SPECS Futsal Championship 2013

c. Waktu : 27-31 Mei 2013

d. Sampel : Wasit C-1 Putra sebanyak 15 orang (Purposive Sampling)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

komparatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini :

VARIABEL KUALITATIF

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Peneliti)

Keterangan :

(20)

37

Menurut Kerlinger, 1973 (Sugiyono, 2011: 38) variabel adalah konstruk

(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Sutrisno Hadi (Arikunto,

2010: 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan

permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas / Independen ( X )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan wasit.

Tingkat kecemasan wasit dalam penelitian ini yang terdiri dari sebelum,

selama dan sesudah.

2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Khusus pada penelitian ini tidak

terdapat variabel terikat-nya.

C. Metode dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar

fenomena yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode

survei. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta

tujuan penelitian tersebut. Oleh sebab itu, metode penelitian sangat penting dalam

pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data

adalah dengan menggunakan angket. Cara penyampaian angket, angket diisi oleh

sampel kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti. Jenis pertanyaan tertutup

(21)

38 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga pelatih diminta memilih

salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan

(Sugiyono, 2011: 2). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui

gambaran mengenai tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah

memimpin pertandingan futsal pada kejuaraan nasional.

Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga

menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran

mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian

sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan

mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun

mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu Seluruh wasit Futsal

ber-Certificated C-1 Nasional Pengprov PSSI Jawa Barat.

2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 15 orang wasit futsal laki-laki

dengan menggunakan teknik purposive sampling.

3. Setelah itu melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap 15

sampel wasit futsal putra ber-Certificated C-2 (Tingkat Jawa Barat).

4. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan angket

kecemasan yang tediri dari sebelum, selama dan sesudah pertandingan

futsal. Selain itu penghitungan denyut nadi menggunakan “Polar FT7”

di Kejuaraan Nasional Futsal.

5. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan

menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan

analisis data.

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan

(22)

39 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian (Sumber : Peneliti)

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka peneliti

membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari

kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut, cemas, atau khawatir akan

terancam sekuriti kepribadiannya. Dalam hal ini kecemasan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana hati wasit dalam hal ini

kekhawatiran atau ketakutan wasit saat memimpin jalannya suatu

pertandingan olahraga futsal. (Harsono, 1988:265)

Sampel

Populasi

Data

(23)

40 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

2. Wasit adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga.

Dalam penelitian ini wasit yang dimaksud adalah wasit Futsal laki-laki

Pengprov PSSI Jawa Barat. (Sukintaka, 1983:3).

3. Pertandingan adalah perlombaan dalam olahraga yang menghadapkan

dua pemain atau regu untuk bertanding. Dalam penelitian ini yang

dimaksud pertandingan adalah pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:896).

4. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim

dalam setiap pertandingannya, masing-masing terdiri dari lima orang

pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang. Dalam penelitian

ini futsal yang dimaksud adalah futsal di Indonesia yang diselenggarakan

oleh BFN atau Badan Futsal Nasional. (Law of The Game, 2012/2013).

E. Instrumen Penelitian

Mengumpulkan data dari sampel penelitian dibutuhkan adanya alat yang

disebut instrumen. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk

memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari

pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari

hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini

termasuk penelitian survey dengan menggunakan instrumen angket untuk

meminta tanggapan dari responden.

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan

penggunaan. Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang

lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila

responden memberikan jawaban. Angket yag digunakan dalam penelitian ini

adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban

yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dalam penelitian ini

(24)

41

indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut

merupakan gambaran tentang tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan

sesudah memimpin suatu pertandingan futsal.

Untuk memudahkan dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan

sistematis, maka langkah-langkah menyusun angket sebagai berikut :

1. Melakukan Spesifikasi Data

Cara ini dilakukan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan

diukur secara terperinci. Agar lebih jelas dan memudahkan penyusunan

spesifikasi data tersebut, maka peneliti tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang

mengacu pada penjelasan seperti berikut :

a. Menurut Weinberg dan Gould (1988) dalam Satiadarma (2000:95),

kecemasan adalah “keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugah

system kebutuhan”.

b. Menurut Greist (1986) dalam Gunarsa (1996:39) menyatakan bahwa gejala kecemasan bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah dikenal.

Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya. Biasanya, seorang yang mengalami kecemasan cenderung tidak sabar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi, dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk tidur. Penderita kecemasan sering mengalami gejala-gejala seperti: berkeringat berlebihan (walaupun udara tidak panas dan bukan pada saat setelah berolahraga), jantung berdegup terlalu keras, dingin pada kaki atau tangan, mengalami gangguan pencernaan, merasa mulut kering, merasa tenggorokan kering, tampak pucat, sering buang air kecil melebihi batas kewajaran dan lain-lain. Mereka juga sering mengeluh sakit persendian, kaku otot, cepat meras lelah, tidak mampu rileks, sering terkejut, dan adakalanya disertai gerakan-gerakan wajah atau anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi berlebihan, misalnya: pada saat duduk terus menerus menggoyangkan kaki, meregang regangkan leher, mengernyitkan dahi, dan lain-lain.

Dari penjelasan diatas, peneliti membuat pertanyaan pada sampel penelitian

dan hasil jawaban pertanyaan tersebut digambarkn dalam kisi-kisi sebagai

(25)

42 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Tingkat Kecemasan Wasit

Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal

Variabel Sub Variabel Indikator

No Soal & Jenis

1. Sebelum Memimpin Pertandingan

2. Selama Memimpin Pertandingan

- Gelisah sebelum memimpin pertandingan

- Bolak-balik ke WC - Pernafasan tak teratur

- Badan berkeringat berlebihan saat pemanasan

- Tenang

- Merasa kurang tidur

- Merasa khawatir dengan penonton sebelum memimpin - Rasa percaya diri menurun

menjelang memimpin pertanding

- Konsentrasi terganggu sebelum memimpin pertandingan dengan banyaknya penonton - Stress menghadapi

pertandingan yang akan dipimpin

- Berharap pertandingan yang dipimpin berjalan lancar - Tidak ada motivasi

- Gelisah saat mengambil keputusan yang diprotes pemain/pelatih/penonton - Sakit perut yang bersifat semu - Keringat dingin saat

(26)

43

3. Sesudah Memimpin Pertandingan

memimpin pertandingan - Ragu memberikan kartu

kuning karena sorakan penonton

- Khawatir salah mengambil keputusan

- Kurang percaya diri saat meniup pluit karena sorakan penonton terlalu ramai - Konsentrasi berkurang saat

mengambil keputusan karena sorakan penonton

- Stress saat memimpin karena penontonnya banyak dan ramai

- Berharap pertandingan selesai dengan aman dan lancar tanpa ada gangguan penonton - Motivasi memimpin

pertandingan tinggi - Gelisah ketika keluar dari

lapangan pertandingan

- Gelisah sesudah memimpin pertandingan

- Badan berkeringat berlebihan sesudah pertandingan

- Khawatir akan adanya agresi fisik

- Rasa cemas dan takut menurun sesudah pertandingan

- Motivasi memimpin pertandingan lagi.

(27)

44 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

Indikator-indikator yang dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut

selanjutnya dijadikan sebagai bahan penyusunan butir-butir pertanyaan dalam

angket. Butir-butir pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan

dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Peneliti menetapkan alternatif

jawaban dalam angket sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Peneliti jelaskan bahwa dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan

supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut,

maka pertanyaan-pertanyaan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan

Surakhmand (1990 : 184) sebagai berikut :

a. Rumuskan setiap pertanyaan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif.

c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari

sumber lain.

e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan

kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi. Dari uraian tersebut,

maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas,

ringkas, dan tegas.

(28)

45

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat

validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pertanyaan. Dari uji coba

angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat

digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini

diberikan pada Wasit Futsal Daerah yang memiliki certificated C-2 (Tingkat

Provinsi) sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut,

peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian khususnya pengambilan

data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan beberapa langkah

sebagai berikut:

Instrumen penelitian, menurut Masri (1987:97) “konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar

kemungkinan untuk melakukan salah ukur”.

Dalam analisis dan pengolahan data ada kemungkinan

kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti:

a. Pengisian angket yang tidak benar, misalnya karena kondisi objek

penelitian atau sampel tidak mengisi dengan benar atau sungguh-sungguh.

b. Adanya kesalahan dalam memasukan data-data kedalam proses analisis

data yang tidak disengaja atau disadari oleh peneliti.

c. Serta adanya kesalahan atau bias yang lain yang mungkin terjadi selama

penelitian ini.

4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal, perlu

dilakukannya uji coba angket. Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui

validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Sebelum instrumen digunakan

(29)

ber-46 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

certificated C-2 (Tingkat Provinsi), yang tidak diikutkan dalam penelitian yang

sebenarnya.

Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and

Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability scale.

Pada uji validitas dan reliabilitas, angket Tingkat Kecemasan Wasit Futsal, dibagi

menjadi tiga bagian yaitu sebelum, selama dan sesudah. Jumlah soal angket terdiri

dari 27 soal sebelum, 31 soal selama dan 12 soal sesudah. Hingga terhitung

jumlah keseluruhan angket tingkat kecemasan yaitu 70 soal. Kemudian soal

angket diujikan terhadap 15 orang sampel lain selain kelompok sampel penelitian.

Setelah semua skor hasil angket uji coba di-input dan hasil uji coba angket beserta

hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3

(30)

47

QB18 .337 Valid

QB19 .906 Valid

QB20 .542 Valid QB21 .801 Valid

QB22 .120 Tidak Valid

QB23 .225 Valid

QB24 .808 Valid QB25 -.281 Tidak Valid

QB26 .455 Valid

QB27 .515 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total

Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor Muhammad

(2009: 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan

patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang

memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal

angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 22 butir pernyataan

yang valid dan pernyataan yang tidak valid meliputi nomor 2, 9, 10, 22, dan 25.

Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan

Reliability Statistiks

Cronbach's Alpha

N of Items

.918 22

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat

kecemasan sebelum memimpin pertandingan yang akan digunakan pada

penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Pengambilan

(31)

48 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

Tabel 3.5

(32)

49

QD58 .370 Valid

Ternyata terdapat 24 butir pernyataan yang valid dan pernyataan yang tidak

valid meliputi nomor 29, 30, 31, 34, 51, 52, dan 56. Dari hasil validitas instrumen

tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Selama Memimpin Pertandingan

Reliability Statistiks

Cronbach's Alpha

N of Items

.919 24

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat

kecemasan selama memimpin pertandingan yang akan digunakan pada penelitian

ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan.

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal

Item Corrected Item-Total Correlation

Status

QA59 .004 Tidak Valid

QA60 .610 Valid

QA61 .705 Valid QA62 .610 Valid

QA63 .638 Valid

QA64 .649 Valid

QA65 .188 Tidak Valid QA66 .475 Valid

QA67 .549 Valid

QA68 .115 Tidak Valid

(33)

50 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan QA70 -.367 Tidak Valid

Ternyata terdapat 8 butir pernyataan yang valid dan pernyataan yang tidak

valid meliputi nomor 59, 65, 68, dan 70. Dari hasil validitas instrumen tersebut

didapatkan nilai reliabilitas intrumen sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan

Reliability Statistiks

Cronbach's Alpha

N of Items

.860 8

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat

kecemasan sesudah memimpin pertandingan yang akan digunakan pada

penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Selain itu dalam

penelitiaan ini, digunakan pula penghitungan denyut nadi terhadap para wasit

sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional

futsal, menggunakan alat yang bernama “Polar FT7 ”.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for

windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi

serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu

dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara

pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Adapun langkah pengolahan tersebut

(34)

51

1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kecemasan

Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal.

Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.

2. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan

dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal. Peneliti

menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov

Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Kondisi data berdistribusi

normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik

parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka disarankan

pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.

3. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian

populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat

dalam analisis One Way Anova . Asumsi yang mendasari dalam analisis

varian. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05

maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data

adalah sama.

4. Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova

untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat

kecemasan sebelum, selama dan sesudah pertandingan futsal. Jika uji

normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi. Atau menggunakan

(35)

67 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti

lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin pertandingan sebesar 1144

termasuk dalam kategori kecemasan sedang. Dan rata-rata denyut nadi

sebelum memimpin pertandingan adalah 99 BPM termasuk klasifikasi

normal.

2. Tingkat kecemasan wasit selama memimpin pertandingan sebesar 1441

termasuk dalam kategori kecemasan tinggi. Dan rata-rata denyut nadi

aktifitas fisik selama memimpin pertandingan adalah 141 BPM termasuk

klasifikasi cepat atau takikardi.

3. Tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin pertandingan sebesar 463

termasuk dalam kategori kecemasan rendah. Dan rata-rata denyut nadi

sesudah memimpin pertandingan adalah 68 BPM termasuk klasifikasi

normal.

4. Terdapat perbedaan tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah

memimpin pertandingan. Tingkat kecemasan wasit selama memimpin

pertandingan lebih tinggi dibanding sebelum memimpin pertandingan.

Tingkat kecemasan wasit sebelum lebih tinggi dibanding sesudah

pertandingan. Dan tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin

(36)

68 B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti

mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan

literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan :

1. Peneliti berharap seorang wasit selain memiliki fisik yang prima dan

penerapan peraturan permainan, juga harus memiliki mental yang kuat

dalam memimpin pertandingan futsal.

2. Peneliti berharap kepada instruktur wasit futsal untuk memberikan bentuk

latihan mental, supaya menghasilkan para wasit yang memiliki mental

yang kuat dalam melaksanakan setiap tugasnya, bukan hanya melatih

dalam komponen fisik saja.

3. Peneliti berharap kepada lembaga PSSI, psikolog olahraga, konselor

olahraga dan pelatih menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator

untuk membuat desain program latihan yang dapat membantu

menanggulangi, mengurangi tingkat kecemasan hingga meningkatkan

penampilan mereka.

4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kecemasan saja, hanya pada

variabel tunggal. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian

lanjutan. Variabel kecemasan dihubungkan dengan tingkat pendidikan atau

latar belakang suku dari sampel penelitian.

5. Peneliti berharap kepada lembaga FPOK dan Prodi IKOR, supaya

melakukan perbaikan kurikulum kedepannya, dengan menambahkan

(37)

69 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.

Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”.

International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241

Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia

Apriliandi, A. (2010). Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum dan Selama Memimpin Pertandingan Sepak Bola. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Federation Internationale de Football Association [FIFA]. (2010). Laws of The Games (Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika

International Football Association Board [IFAB]. (2010). Futsal Laws of The Games. Zurich : FIFA

Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 01, (04), 162-164

Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.

(38)

Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

SUMBER INTERNET

Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia :

http://www.id.wikibooks.org [9 Juni 2013]

Federation Internationale de’ Football Association (FIFA). [Online]. History of Futsal. Tersedia : http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]

Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com [28 Mei 2013]

Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kecemasan Menurut Para Ahli. Tersedia :

http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html.

[23 Oktober 2012]

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). [Online]. Indonesia Futsal League.Tersedia : http://www.pssi-football.com. [18 Oktober 2012]

Schanze, T. (2012, 12, Oktober). Futsal- A Begginer’s Guide. FIFA World Cup Futsal Magazine [PDF], 31-32. Tersedia : www.fifa.com [ 18 Maret 2013]

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan tingkat kecemasan pasien dari yang tidak mengalami kecemasan sebelum pemberian informed consent 7 orang sesudah pemberian informed consent 10 orang, tingkat

(3) Ada perbedaan tingkat kecemasan pada lansia kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi napas dalam (4) Ada perbedaan tingkat kecemasan pada lansia

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM DI PANTI.. WERDHA DHARMA

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkat kecemasan pemain sepakbola sebelum menghadapi pertandingan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberiaan terapi musik klasik di

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat anxiety (kecemasan) sebelum bertanding pemain sekolah sepak bola (SSB) putra

Pada saat sesudah pertandingan maka atlet akan menjadi lebih tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan atau SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, maka

Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan atlet KREBA sebelum pertandingan sangat rendah dimana dari 15 atlet KREBA terdapat 6 orang atlet tidak mengalalami Kaki saya berat saat