Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
BARA YUSUF S.P. 0905885
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN
SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal)
Oleh Bara Yusuf S. P.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Bara Yusuf Saeful Putra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
LEMBAR PENGESAHAN
BARA YUSUF SAEFUL PUTRA
0905885
TINGKAT KECEMASAN WASIT
SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. Surdiniaty Ugelta, M.Kes. AIFO. NIP. 19591220 198703 2 001
Pembimbing II
Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd. NIP. 19750810 200112 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI
ii Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
ABSTRAK
TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal)
Bara Yusuf Saeful Putra 0905885
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan. Sampel diambil sebanyak 15 orang wasit putra C-1 (Nasional), menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket sebelum, selama dan sesudah serta tambahan penghitungan denyut nadi menggunakan Polar FT7. Penghitungan statistik menggunakan gabungan, manual dan SPSS dengan sub menu Explore
juga Statistik Non-Parametrik Uji Kruskal Wallis Test. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin pertandingan adalah 1144, termasuk kriteria kecemasan sedang, rata-rata denyut nadi 99 BPM (Normal). Tingkat kecemasan wasit selama memimpin pertandingan adalah 1441, termasuk kriteria kecemasan tinggi, rata-rata denyut nadi aktifitas fisik 141 BPM (Cepat). Dan tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin pertandingan adalah 463 termasuk kriteria kecemasan rendah, rata-rata denyut nadi 64 BPM (Normal). Diperoleh pula nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan.
iii
ABSTRACT
THE LEVEL OF REFEREE'S ANXIETY BEFORE, DURING, AND AFTER LEADING THE MATCH
(Desriptive Study in Futsal National Championship)
Bara Yusuf Saeful Putra 0905885
The aim of the research is to examine the level of referee's anxiety before, during and after leading the match. The samples are fifteen C-1 (Nations) male referees by using sampling purposive technique. The manual with MS. Excel and Kruskal Wallis Test was used to test the effect of anxiety level between before, during and after the match. The data is collected by using the questionnaire instrumentt before, during, and after, also the count of the pulse by using Polar FT7. Based on the data analysis, it can be concluded that the level of the referee's anxiety before leading the match is 1144, include the anxiety criteria is medium, the average of the pulse is 99 BPM (Normal). The level of the referee's anxiety during leading the match is 1441, include the anxiety criteria is high, the average of the physic activity pulse is 141 BPM (Fast). And the level of referee's anxiety after leading the match is 463 include the anxiety criteria is low, the average of the pulse is 64 BPM (Normal). It can be taken also the p <0,05. The result of the research can be concluded that there is a significance difference in the level of referee's anxiety before, during and after leading the match.
vi
Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A. Tinjauan Kecemasan (Anxiety) Secara Umum ... 7
B. Kecemasan Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan ... 15
C. Kecemasan Wasit Selama Memimpin Pertandingan ... 16
D. Kecemasan Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan ... 17
E. Permainan Futsal ... 19
F. Perwasitan Futsal ………. 23
G. Kerangka Pemikiran ... 34
H. Hipotesis ... 35
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 36
A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 36
B. Desain Penelitian ... 36
C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 37
D. Definisi Operasional ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 52
B. Diskusi Temuan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN ... 71
viii
Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Pedoman Permainan Futsal Bagi Pemula ... 20
3.1 Kisi-kisi Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah
Memimpin Pertandingan Futsal ... 42
3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 44
3.3 Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum
Memimpin Pertandingan Futsal ... 46
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum
Memimpin Pertandingan ... 47
3.5 Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Selama
Memimpin Pertandingan Futsal ... 47
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Selama
Memimpin Pertandingan ... 49
3.5 Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah
Memimpin Pertandingan Futsal ... 49
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah
Memimpin Pertandingan ... 50
4.1 Hasil Pengujan Normalitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit
Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal ... 52
4.2 Hasil Pengujan Normalitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit
Selama Memimpin Pertandingan Futsal ... 53
4.3 Hasil Pengujan Normalitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit
Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal ... 53
4.4 Hasil Pengujan Homogenitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit
Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Memimpin
Pertandingan Futsal ... 54
4.5 Hasil Pengujan Statistik Non-Parametrik Kruskal Wallis-Test ... 55
4.6 Hasil Pengelompokkan Tiap Butir Pertanyaan Angket Tingkat Kecemasan
4.7 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 57
4.8 Data Hasil Penelitian Tiap Komponen Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan ... 58
4.9 Skor Angket Tingkat Kecemasan Para Wasit ... 59
4.10 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal ... 60
4.11 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan Selama Memimpin Pertandingan Futsal ... 61
4.12 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal ... 61
4.13 Data Skor Kecemasan Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan ... 62
4.14 Kriteria Penafsiran Tingkat Kecemasan ... 63
4.15 Data Pengukuran Denyut Nadi Para Wasit ... 63
x
Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Hubungan Antara Kecemasan, Motif Berprestasi dan Penampilan ... 11
2.2 Tingkat Anxiety dalam Pertandingan (Harsono, 1988) ... 18
3.1 Desain Penelitian ... 36
3.2 Prosedur Penelitian ... 39
4.1 Hasil Gambaran Skor Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal ... 56
4.2 Persentase Kecemasan Wasit Futsal Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan ... 59
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Angket Uji Coba ... 71
2. Hasil Uji Coba Angket ... 76
3. Uji Validitas Butir Soal ... 77
4. Uji Reliabilitas Butir Soal ... 78
5. Angket Penelitian ... 81
6. Data Penyebaran Angket ... 86
7. Uji Normalitas dan Homogenitas Angket ... 87
8. Uji Kruskal Wallis Test ... 90
1 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer
dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari
antusiasme bermain futsal yang dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak
sampai dewasa, baik itu laki-laki maupun perempuan. Popularitas permainan
futsal yang tidak terbatas ini dapat membantu mencapai berbagai tujuan
pendidikan, rekreasi, dan prestasi di dunia dengan sebenar-benarnya.
Pada saat ini, olahraga permainan futsal sudah berkembang di berbagai
kota maupun daerah. Awal munculnya olahraga permainan futsal di berbagai kota
besar ini adalah sebagai kebutuhan orang-orang kota untuk melakukan olahraga
permainan sepakbola yang sangat populer. Namun karena adanya keterbatasan
prasarana olahraga sepakbola, maka sebagai solusinya adalah melakukan aktifitas
olahraga sepakbola di dalam ruangan atau futsal.
Futsal merupakan gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa
Spanyol, yaitu “futbol dan sala”. Futbol artinya sepakbola dan sala artinya
ruangan. Futsal dipercaya lahir dan popular di sebuah negara kecil di Amerika
Latin. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam
setiap pertandingannya, masing-masing terdiri dari lima orang pemain, salah satu
di antaranya adalah penjaga gawang. Spesifikasi lapangan dan bola pada regulasi
permainan futsal berbeda dibandingkan dengan sepakbola. Regulasi permainan
futsal sengaja dibuat ketat oleh FIFA (Federation Internationale de Football
Association) agar para pemain lebih menjunjung nilai fair play, serta untuk
meminimalisir atau menghindari resiko cedera. Alasannya adalah karena isi
regulasi lapangan permainan futsal yang bukan terbuat dari rumput, melainkan
terbuat dari kayu atau lantai parkit serta bahan buatan lainnya, sehingga apabila
terjadi benturan akan sangat berbahaya bagi para pemain.
Menurut FIFA, tahun 1930-an saat perayaan gemerlapnya kemenangan
antusias masyarakat terhadap olahraga sepakbola meningkat. Setiap hari
masyarakat memainkannya, namun karena kurangnya prasarana sepakbola di kota
besar maka alternatif bermain di dalam ruangan dengan lapangan lebih kecil pun
dipilih (Ceriani:1930). Terlebih lagi seorang pelatih sepakbola asal Argentina,
Juan Carlos Ceriani, mendesain sebuah latihan sepakbola memanfaatkan ruangan
karena merasa kesal program latihannya selalu berantakan, akibat hujan yang
sering sekali mengguyur kota Montivideo. Masyarakat sekitar pun merasa tertarik
dan ingin mencoba bermain sepakbola seperti itu. Hingga akhirnya Juan Carlos
Ceriani pun terinspirasi untuk membuat sebuah permainan futsal, dengan
merekayasa berbagai regulasi cabang olahraga permainan: sepakbola, polo air,
basket, dan bola tangan.
Di Indonesia futsal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSSI
(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Futsal berada di bawah naungan BFN
(Badan Futsal Nasional), suatu badan yang sudah membangun serta
mengembangkan futsal di Indonesia hingga saat ini. Badan ini menyelenggarakan
gelaran Liga Pro Futsal setiap tahunnya, salah satunya adalah ajang Liga Pro IFL
(Indonesia Futsal League). Liga Pro ini pertama kali digelar pada tahun 2006, dan
hingga saat ini Liga Pro IFL telah berlangsung selama 6 tahun. Banyak klub
perwakilan tiap daerah yang sudah bertanding di gelaran ini. Ada 7 klub peserta
Liga Pro IFL 2012, yaitu Pelindo II Jakarta, Electric PLN Yogyakarta, FKB
Bandung, Jaya Kencana Jakarta, Taruna Jaya FC, SWAP Jakarta dan Brilyan
Sport FC Sulawesi Selatan.
Badan Futsal Nasional tidak hanya menyelenggarakan kejuaraan untuk
para professional saja, saat ini BFN juga sudah membuat agenda rutin setiap
tahunnya, yaitu menyelenggarakan kejuaraan nasional di kalangan amatir, pelajar
maupun umum, sebagai program pembinaan para pecinta atau penggemar futsal
yang nantinya dapat diproyeksikan ke level yang lebih tinggi.
Setiap kejuaraan futsal tidak terlepas dari beberapa komponen pendukung
seperti: panitia, aparat pertandingan, manajer, pelatih, pemain, official, dan
penonton. Tidak hanya dalam pertandingan sepakbola, keberadaan penonton pada
3 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
pelatih futsal di Indonesia tingkat sportifitasnya masih rendah. Itu terlihat ketika
salah satu tim yang didukungnya mengalami kekalahan, mereka cenderung tidak
terima dan kebanyakan mengkambing hitamkan wasit sebagai penyebab
kekalahannya. Oleh sebab itu fanatisme negatif seorang penonton, pemain serta
pelatih yang seperti itu dapat mempengaruhi mental wasit ketika memimpin
pertandingan.
Keberadaan penonton, pemain serta pelatih yang tidak sportif,
meningkatkan kecemasan yang ada di dalam diri seorang wasit. Kecemasan
tersebut, menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi penampilan seorang
wasit dalam suatu pertandingan. Salah satu kasus tersebut adalah ketika seorang
wasit yang memiliki tingkat kecemasan tinggi, hingga tidak mampu menguasai
kecemasannya dan akhirnya mempengaruhi kepemimpinannya saat pertandingan.
Kasus itu terjadi ketika laga PON XVIII Riau Cabang Olahraga Futsal, antara tim
Sumatera Utara menghadapi Jawa Barat. Pada saat itu tim Sumatera Utara menilai
wasit tidak tegas karena salah memberikan peringatan kepada pemain yang sudah
melakukan kelakuan tidak sportif.
Pelatih Sumatera Utara, Alpianus mengatakan, “wasitnya saja yang tidak becus memimpin pertandingan, padahal saya sudah memperingatkan kepada komisi disiplin atau komdis PSSI agar tidak memakai wasit itu dalam pertandingan ini. Karena bagi saya dia sakit mata dan tidak dapat melihat
kejadian dilapangan dengan tegas.” (indragirinews.com).
Ketidakpuasan tim Sumatera Utara itu berlanjut dengan aksi penyerangan
terhadap wasit oleh pemain Sumatera Utara. Pertandingan pun terhenti sementara
karena terjadi kerusuhan. Namun beberapa waktu berselang kerusuhan pun dapat
diatasi, dan akhirnya pertandingan dilanjut dengan kemenangan yang diraih oleh
tim Jawa Barat, dan berhasil lolos ke babak berikutnya.
Melihat hal seperti itu wasit harus benar-benar memilki mental serta
motivasi yang sangat kuat untuk memimpin pertandingan dengan baik. Wasit
harus memiliki tingkat kecemasan yang rendah, serta harus mampu
menguasainya. Kecemasan dapat mempengaruhi kepemimpinan serta
dua subkomponen yang dapat mempengaruhi penampilan sebelum dan selama
pertandingan ataupun kompetisi, yaitu kognitif dan somatik. (Weinberg and
Gould, 1999; Lazarus, 1991; Anshel, 2003; Martens et al., 1990; Jarvis, 2002).
Sementara itu subkomponen kognitif berkaitan dengan kejiwaan, bercirikhaskan
harapan negatif mengenai kesuksesan atau efikasi diri, self-talk negatif, cemas
terhadap penampilan, takut gagal, tidak konsentrasi, dan terganggu perhatiannya
(Martens et al., 1990; Jarvis, 2002). Somatik adalah komponen psikologi yang
berhubungan dengan arousal otonom, dan gejala negatif seperti perasaan tegang,
tekanan darah yang tinggi, tenggorokan kering, tegang otot, denyut nadi yang
cepat, telapak tangan yang berkeringat, dan rasa sakit di perut. (Martens et al.,
1990; Jarvis, 2002). Jelas sudah dua subkomponen diatas merupakan indikator
sebuah kecemasan.
Tingkat kecemasan tinggi dan yang tidak mampu dikuasai, mengakibatkan
seorang wasit menjadi takut gagal dalam memimpin pertandingan, takut terhadap
akibat sosial, takut menurun kualitas prestasinya, takut cedera atau hal lain
menimpa dirinya, takut terhadap kondisi fisiknya yang tidak akan mampu
menyelesaikan tugas, dan takut terhadap agresi fisik maupun non fisik yang
dilakukan oleh penonton, pemain ataupun pelatih sebelum, selama atau sesudah
memimpin pertandingan.
Jika dilihat dari penjelasan diatas mengenai faktor yang mempengaruhi
kekuasaan, tugas serta keputusan wasit, peneliti tergugah untuk melakukan
penelitian tentang “Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah
5 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan peneliti
uraikan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa besarkah tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin
pertandingan di kejuaraan nasional futsal?
2. Seberapa besarkah tingkat kecemasan wasit selama memimpin
pertandingan di kejuaraan nasional futsal?
3. Seberapa besarkah tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin
pertandingan di kejuaraan nasional futsal?
4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan
sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional futsal?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yang peneliti rumuskan adalah :
1. Menelaah seberapa besar tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin
pertandingan di kejuaraan nasional futsal.
2. Menelaah seberapa besar tingkat kecemasan wasit selama memimpin
pertandingan di kejuaraan nasional futsal.
3. Menelaah seberapa besar tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin
pertandingan di kejuaraan nasional futsal.
4. Menelaah perbandingan tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan
sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional futsal.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bukti-bukti empiris mengenai tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan
sesudah memimpin pertandingan futsal, sehingga hasilnya dapat berguna bagi :
1. Peneliti
Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu
menjadi peluang kepada peneliti lain, untuk melakukan penelitian yang
lebih mendalam.
2. Lembaga FPOK-IKOR
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan referensi bagi seluruh
civitas akademik di FPOK-IKOR, dan dapat pula dijadikan sebagai bahan
pembelajaran atau research mengenai kajian studi Sport Pshycology.
3. Lembaga PSSI
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain
program latihan yang dapat membantu menanggulangi, mengurangi tingkat
kecemasan hingga meningkatkan penampilan pelaku olahraga.
4. Para Wasit
Dengan mengetahui serta memahami tingkat kecemasannya, para wasit
mampu menguasai, mengantisipasi dan meminimalisir kecemasan yang dia
alami, sebelum, selama maupun sesudah memimpin pertandingan.
5. Badan Perwasitan
Dengan mengetahui tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah
memimpin pertandingan futsal, dapat dijadikan acuan dalam komponen
psikis atau kejiawaan dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi
36 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian mengenai Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama dan
Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal dilaksanakan pada:
a. Tempat : GOR PAJAJARAN, BANDUNG
b. Event : “SPECS Futsal Championship 2013”
c. Waktu : 27-31 Mei 2013
d. Sampel : Wasit C-1 Putra sebanyak 15 orang (Purposive Sampling)
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
komparatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini :
VARIABEL KUALITATIF
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Peneliti)
Keterangan :
37
Menurut Kerlinger, 1973 (Sugiyono, 2011: 38) variabel adalah konstruk
(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Sutrisno Hadi (Arikunto,
2010: 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan
permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Bebas / Independen ( X )
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan wasit.
Tingkat kecemasan wasit dalam penelitian ini yang terdiri dari sebelum,
selama dan sesudah.
2. Variabel Terikat / Dependen ( Y )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Khusus pada penelitian ini tidak
terdapat variabel terikat-nya.
C. Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar
fenomena yang diteliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode
survei. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta
tujuan penelitian tersebut. Oleh sebab itu, metode penelitian sangat penting dalam
pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data
adalah dengan menggunakan angket. Cara penyampaian angket, angket diisi oleh
sampel kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti. Jenis pertanyaan tertutup
38 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga pelatih diminta memilih
salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan
(Sugiyono, 2011: 2). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui
gambaran mengenai tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah
memimpin pertandingan futsal pada kejuaraan nasional.
Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga
menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran
mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian
sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan
mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun
mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama menentukan populasi yaitu Seluruh wasit Futsal
ber-Certificated C-1 Nasional Pengprov PSSI Jawa Barat.
2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 15 orang wasit futsal laki-laki
dengan menggunakan teknik purposive sampling.
3. Setelah itu melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap 15
sampel wasit futsal putra ber-Certificated C-2 (Tingkat Jawa Barat).
4. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan angket
kecemasan yang tediri dari sebelum, selama dan sesudah pertandingan
futsal. Selain itu penghitungan denyut nadi menggunakan “Polar FT7”
di Kejuaraan Nasional Futsal.
5. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan
menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan
analisis data.
Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan
39 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian (Sumber : Peneliti)
D. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka peneliti
membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari
kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut, cemas, atau khawatir akan
terancam sekuriti kepribadiannya. Dalam hal ini kecemasan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana hati wasit dalam hal ini
kekhawatiran atau ketakutan wasit saat memimpin jalannya suatu
pertandingan olahraga futsal. (Harsono, 1988:265)
Sampel
Populasi
Data
40 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
2. Wasit adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga.
Dalam penelitian ini wasit yang dimaksud adalah wasit Futsal laki-laki
Pengprov PSSI Jawa Barat. (Sukintaka, 1983:3).
3. Pertandingan adalah perlombaan dalam olahraga yang menghadapkan
dua pemain atau regu untuk bertanding. Dalam penelitian ini yang
dimaksud pertandingan adalah pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:896).
4. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim
dalam setiap pertandingannya, masing-masing terdiri dari lima orang
pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang. Dalam penelitian
ini futsal yang dimaksud adalah futsal di Indonesia yang diselenggarakan
oleh BFN atau Badan Futsal Nasional. (Law of The Game, 2012/2013).
E. Instrumen Penelitian
Mengumpulkan data dari sampel penelitian dibutuhkan adanya alat yang
disebut instrumen. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk
memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari
pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari
hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini
termasuk penelitian survey dengan menggunakan instrumen angket untuk
meminta tanggapan dari responden.
Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
penggunaan. Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila
responden memberikan jawaban. Angket yag digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dalam penelitian ini
41
indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut
merupakan gambaran tentang tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan
sesudah memimpin suatu pertandingan futsal.
Untuk memudahkan dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan
sistematis, maka langkah-langkah menyusun angket sebagai berikut :
1. Melakukan Spesifikasi Data
Cara ini dilakukan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan
diukur secara terperinci. Agar lebih jelas dan memudahkan penyusunan
spesifikasi data tersebut, maka peneliti tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang
mengacu pada penjelasan seperti berikut :
a. Menurut Weinberg dan Gould (1988) dalam Satiadarma (2000:95),
kecemasan adalah “keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugah
system kebutuhan”.
b. Menurut Greist (1986) dalam Gunarsa (1996:39) menyatakan bahwa gejala kecemasan bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah dikenal.
Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya. Biasanya, seorang yang mengalami kecemasan cenderung tidak sabar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi, dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk tidur. Penderita kecemasan sering mengalami gejala-gejala seperti: berkeringat berlebihan (walaupun udara tidak panas dan bukan pada saat setelah berolahraga), jantung berdegup terlalu keras, dingin pada kaki atau tangan, mengalami gangguan pencernaan, merasa mulut kering, merasa tenggorokan kering, tampak pucat, sering buang air kecil melebihi batas kewajaran dan lain-lain. Mereka juga sering mengeluh sakit persendian, kaku otot, cepat meras lelah, tidak mampu rileks, sering terkejut, dan adakalanya disertai gerakan-gerakan wajah atau anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi berlebihan, misalnya: pada saat duduk terus menerus menggoyangkan kaki, meregang regangkan leher, mengernyitkan dahi, dan lain-lain.
Dari penjelasan diatas, peneliti membuat pertanyaan pada sampel penelitian
dan hasil jawaban pertanyaan tersebut digambarkn dalam kisi-kisi sebagai
42 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Tingkat Kecemasan Wasit
Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal
Variabel Sub Variabel Indikator
No Soal & Jenis
1. Sebelum Memimpin Pertandingan
2. Selama Memimpin Pertandingan
- Gelisah sebelum memimpin pertandingan
- Bolak-balik ke WC - Pernafasan tak teratur
- Badan berkeringat berlebihan saat pemanasan
- Tenang
- Merasa kurang tidur
- Merasa khawatir dengan penonton sebelum memimpin - Rasa percaya diri menurun
menjelang memimpin pertanding
- Konsentrasi terganggu sebelum memimpin pertandingan dengan banyaknya penonton - Stress menghadapi
pertandingan yang akan dipimpin
- Berharap pertandingan yang dipimpin berjalan lancar - Tidak ada motivasi
- Gelisah saat mengambil keputusan yang diprotes pemain/pelatih/penonton - Sakit perut yang bersifat semu - Keringat dingin saat
43
3. Sesudah Memimpin Pertandingan
memimpin pertandingan - Ragu memberikan kartu
kuning karena sorakan penonton
- Khawatir salah mengambil keputusan
- Kurang percaya diri saat meniup pluit karena sorakan penonton terlalu ramai - Konsentrasi berkurang saat
mengambil keputusan karena sorakan penonton
- Stress saat memimpin karena penontonnya banyak dan ramai
- Berharap pertandingan selesai dengan aman dan lancar tanpa ada gangguan penonton - Motivasi memimpin
pertandingan tinggi - Gelisah ketika keluar dari
lapangan pertandingan
- Gelisah sesudah memimpin pertandingan
- Badan berkeringat berlebihan sesudah pertandingan
- Khawatir akan adanya agresi fisik
- Rasa cemas dan takut menurun sesudah pertandingan
- Motivasi memimpin pertandingan lagi.
44 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
Indikator-indikator yang dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut
selanjutnya dijadikan sebagai bahan penyusunan butir-butir pertanyaan dalam
angket. Butir-butir pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan
dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Peneliti menetapkan alternatif
jawaban dalam angket sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Peneliti jelaskan bahwa dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan
supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut,
maka pertanyaan-pertanyaan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan
Surakhmand (1990 : 184) sebagai berikut :
a. Rumuskan setiap pertanyaan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif.
c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari
sumber lain.
e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan
kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi. Dari uraian tersebut,
maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas,
ringkas, dan tegas.
45
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pertanyaan. Dari uji coba
angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat
digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini
diberikan pada Wasit Futsal Daerah yang memiliki certificated C-2 (Tingkat
Provinsi) sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut,
peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian khususnya pengambilan
data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan beberapa langkah
sebagai berikut:
Instrumen penelitian, menurut Masri (1987:97) “konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar
kemungkinan untuk melakukan salah ukur”.
Dalam analisis dan pengolahan data ada kemungkinan
kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti:
a. Pengisian angket yang tidak benar, misalnya karena kondisi objek
penelitian atau sampel tidak mengisi dengan benar atau sungguh-sungguh.
b. Adanya kesalahan dalam memasukan data-data kedalam proses analisis
data yang tidak disengaja atau disadari oleh peneliti.
c. Serta adanya kesalahan atau bias yang lain yang mungkin terjadi selama
penelitian ini.
4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal, perlu
dilakukannya uji coba angket. Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui
validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Sebelum instrumen digunakan
ber-46 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
certificated C-2 (Tingkat Provinsi), yang tidak diikutkan dalam penelitian yang
sebenarnya.
Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and
Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability scale.
Pada uji validitas dan reliabilitas, angket Tingkat Kecemasan Wasit Futsal, dibagi
menjadi tiga bagian yaitu sebelum, selama dan sesudah. Jumlah soal angket terdiri
dari 27 soal sebelum, 31 soal selama dan 12 soal sesudah. Hingga terhitung
jumlah keseluruhan angket tingkat kecemasan yaitu 70 soal. Kemudian soal
angket diujikan terhadap 15 orang sampel lain selain kelompok sampel penelitian.
Setelah semua skor hasil angket uji coba di-input dan hasil uji coba angket beserta
hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3
47
QB18 .337 Valid
QB19 .906 Valid
QB20 .542 Valid QB21 .801 Valid
QB22 .120 Tidak Valid
QB23 .225 Valid
QB24 .808 Valid QB25 -.281 Tidak Valid
QB26 .455 Valid
QB27 .515 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total
Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor Muhammad
(2009: 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan
patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang
memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal
angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 22 butir pernyataan
yang valid dan pernyataan yang tidak valid meliputi nomor 2, 9, 10, 22, dan 25.
Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks
Cronbach's Alpha
N of Items
.918 22
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat
kecemasan sebelum memimpin pertandingan yang akan digunakan pada
penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Pengambilan
48 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
Tabel 3.5
49
QD58 .370 Valid
Ternyata terdapat 24 butir pernyataan yang valid dan pernyataan yang tidak
valid meliputi nomor 29, 30, 31, 34, 51, 52, dan 56. Dari hasil validitas instrumen
tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Selama Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks
Cronbach's Alpha
N of Items
.919 24
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat
kecemasan selama memimpin pertandingan yang akan digunakan pada penelitian
ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan.
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal
Item Corrected Item-Total Correlation
Status
QA59 .004 Tidak Valid
QA60 .610 Valid
QA61 .705 Valid QA62 .610 Valid
QA63 .638 Valid
QA64 .649 Valid
QA65 .188 Tidak Valid QA66 .475 Valid
QA67 .549 Valid
QA68 .115 Tidak Valid
50 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan QA70 -.367 Tidak Valid
Ternyata terdapat 8 butir pernyataan yang valid dan pernyataan yang tidak
valid meliputi nomor 59, 65, 68, dan 70. Dari hasil validitas instrumen tersebut
didapatkan nilai reliabilitas intrumen sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kecemasan Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks
Cronbach's Alpha
N of Items
.860 8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat
kecemasan sesudah memimpin pertandingan yang akan digunakan pada
penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Selain itu dalam
penelitiaan ini, digunakan pula penghitungan denyut nadi terhadap para wasit
sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional
futsal, menggunakan alat yang bernama “Polar FT7 ”.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan
komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for
windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi
serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu
dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara
pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1). Adapun langkah pengolahan tersebut
51
1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kecemasan
Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal.
Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.
2. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan
dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal. Peneliti
menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov
Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Kondisi data berdistribusi
normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik
parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka disarankan
pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.
3. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat
dalam analisis One Way Anova . Asumsi yang mendasari dalam analisis
varian. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data
adalah sama.
4. Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova
untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat
kecemasan sebelum, selama dan sesudah pertandingan futsal. Jika uji
normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi. Atau menggunakan
67 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Selama Dan Sesudah Memimpin Pertandingan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti
lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Tingkat kecemasan wasit sebelum memimpin pertandingan sebesar 1144
termasuk dalam kategori kecemasan sedang. Dan rata-rata denyut nadi
sebelum memimpin pertandingan adalah 99 BPM termasuk klasifikasi
normal.
2. Tingkat kecemasan wasit selama memimpin pertandingan sebesar 1441
termasuk dalam kategori kecemasan tinggi. Dan rata-rata denyut nadi
aktifitas fisik selama memimpin pertandingan adalah 141 BPM termasuk
klasifikasi cepat atau takikardi.
3. Tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin pertandingan sebesar 463
termasuk dalam kategori kecemasan rendah. Dan rata-rata denyut nadi
sesudah memimpin pertandingan adalah 68 BPM termasuk klasifikasi
normal.
4. Terdapat perbedaan tingkat kecemasan wasit sebelum, selama dan sesudah
memimpin pertandingan. Tingkat kecemasan wasit selama memimpin
pertandingan lebih tinggi dibanding sebelum memimpin pertandingan.
Tingkat kecemasan wasit sebelum lebih tinggi dibanding sesudah
pertandingan. Dan tingkat kecemasan wasit sesudah memimpin
68 B. SARAN
Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti
mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan
literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan :
1. Peneliti berharap seorang wasit selain memiliki fisik yang prima dan
penerapan peraturan permainan, juga harus memiliki mental yang kuat
dalam memimpin pertandingan futsal.
2. Peneliti berharap kepada instruktur wasit futsal untuk memberikan bentuk
latihan mental, supaya menghasilkan para wasit yang memiliki mental
yang kuat dalam melaksanakan setiap tugasnya, bukan hanya melatih
dalam komponen fisik saja.
3. Peneliti berharap kepada lembaga PSSI, psikolog olahraga, konselor
olahraga dan pelatih menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator
untuk membuat desain program latihan yang dapat membantu
menanggulangi, mengurangi tingkat kecemasan hingga meningkatkan
penampilan mereka.
4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kecemasan saja, hanya pada
variabel tunggal. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian
lanjutan. Variabel kecemasan dihubungkan dengan tingkat pendidikan atau
latar belakang suku dari sampel penelitian.
5. Peneliti berharap kepada lembaga FPOK dan Prodi IKOR, supaya
melakukan perbaikan kurikulum kedepannya, dengan menambahkan
69 Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.
Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”.
International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia
Apriliandi, A. (2010). Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum dan Selama Memimpin Pertandingan Sepak Bola. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Federation Internationale de Football Association [FIFA]. (2010). Laws of The Games (Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma
Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika
International Football Association Board [IFAB]. (2010). Futsal Laws of The Games. Zurich : FIFA
Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 01, (04), 162-164
Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI
Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.
Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
SUMBER INTERNET
Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia :
http://www.id.wikibooks.org [9 Juni 2013]
Federation Internationale de’ Football Association (FIFA). [Online]. History of Futsal. Tersedia : http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]
Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com [28 Mei 2013]
Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kecemasan Menurut Para Ahli. Tersedia :
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html.
[23 Oktober 2012]
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). [Online]. Indonesia Futsal League.Tersedia : http://www.pssi-football.com. [18 Oktober 2012]
Schanze, T. (2012, 12, Oktober). Futsal- A Begginer’s Guide. FIFA World Cup Futsal Magazine [PDF], 31-32. Tersedia : www.fifa.com [ 18 Maret 2013]