TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM,
SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Disusun oleh:
MUHAMMAD IBNU SOFYAN 0900196
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Oleh
Muhammad Ibnu Sofyan
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Muhammad Ibnu Sofyan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
MUHAMMAD IBNU SOFYAN
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Agus Rusdiana, M.Sc, Ph.D NIP . 197608122001121001
Pembimbing II
Nur Indri Rahayu, S.Pd, M.Ed NIP. 198110192993122001
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
ABSTRAK
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)
Muhammad Ibnu Sofyan 0900196
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan. Sampel diambil sebanyak 15 orang wasit putra C-1 (Nasional), menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket sebelum, selama dan sesudah serta tambahan penghitungan denyut nadi menggunakan Polar FT7. Penghitungan statistik menggunakan gabungan, manual dan SPSS dengan sub menu Explore juga Statistik Parametrik. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan adalah 1.144, termasuk kriteria kepercayaan diri sedang, rata-rata denyut nadi 99 BPM (Normal). Tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan adalah 1.441, termasuk kriteria kepercayaan diri tinggi, rata-rata denyut nadi aktifitas fisik 141 BPM (Cepat). Dan tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan adalah 463 termasuk kriteria kepercayaan diri rendah, rata-rata denyut nadi 64 BPM (Normal). Diperoleh pula nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan.
Kata Kunci : Kepercayaan diri, Wasit, Futsal, Angket (Sebelum, Selama &
ABSTRACT
SELF CONFIDENCE LEVEL REFEREE BEFORE, DURING AND AFTER THE GAME LEAD
(Descriptive Study on the National Futsal Champions hip KIT)
Muhammad Ibnu Sofyan 0900196
The purpose of this study was to examine the level of confidence the referee before, during and after the match lead. Samples were taken as many as 15 men's C-1 referee (National), using purposive sampling technique. Data collection using questionnaire instruments before, during and after the pulse as well as additional calculation using the Polar FT7. Calculations using the combined statistics, manuals and SPSS with sub menus Explore also Parametric Statistics. From the analysis of the data shows that the confidence level of the match referee before the lead was 1,144, including the criteria for moderate confidence, the average pulse rate 99 BPM (Normal). Confidence level for the lead umpire was 1,441, including the criteria for high confidence, the average pulse rate 141 BPM physical activity (brisk). And the level of confidence after leading the match referee is 463 including low confidence criterion, the average pulse rate 64 BPM (Normal). Obtained the value of p <0.05. The results of this study indicate that there are significant differences between the level of confidence the referee before, during and after the match lead.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 37
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer
dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari
antusiasme bermain futsal yang dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai dewasa, baik itu laki- laki maupun perempuan. Popularitas permainan
futsal yang tidak terbatas ini dapat membantu mencapai berbagai tujuan
pendidikan, rekreasi, dan prestasi di dunia dengan sebenar-benarnya.
Pada saat ini, olahraga permainan futsal sudah berkembang di berbagai
kota maupun daerah. Awal munculnya olahraga permainan futsal di berbagai kota
besar ini adalah sebagai kebutuhan orang-orang kota untuk melakukan olahraga
permainan sepakbola yang sangat populer. Namun karena adanya keterbatasan
prasarana olahraga sepakbola, maka sebagai solusinya adalah melakukan aktifitas
olahraga sepakbola di dalam ruangan atau futsal.
Futsal merupakan gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa
Spanyol, yaitu “futbol dan sala”. Futbol artinya sepakbola dan sala artinya
ruangan. Futsal dipercaya lahir dan popular di sebuah negara kecil di Amerika Latin. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap pertandingannya, masing- masing terdiri dari lima orang pemain, salah satu
diantaranya adalah penjaga gawang. Spesifikasi lapangan dan bola pada regulasi
permainan futsal berbeda dibandingkan dengan sepakbola. Regulasi permainan
futsal sengaja dibuat ketat oleh FIFA (Federation Internationale de Football Association) agar para pemain lebih menjunjung nilai fair play, serta untuk meminimalisir atau menghindari resiko cedera. Alasannya adalah karena isi
regulasi lapangan permainan futsal yang bukan terbuat dari rumput, melainkan
terbuat dari kayu atau lantai parkit serta ba han buatan lainnya, sehingga apabila terjadi benturan akan sangat berbahaya bagi para pemain.
Menurut FIFA, tahun 1930-an saat perayaan gemerlapnya kemenangan
Uruguay pada gelaran Piala Dunia saat itu, di setiap sudut ibukota Montivideo
masyarakat memainkannya, namun karena kurangnya prasarana sepakbola di kota
besar maka alternatif bermain di dalam ruangan dengan lapangan lebih kecil pun
dipilih (Ceriani:1930). Terlebih lagi seorang pelatih sepakbola asal Argentina,
Juan Carlos Ceriani, mendesain sebuah latihan sepakbola memanfaatkan ruangan
karena merasa kesal program latihannya selalu berantakan, akibat hujan yang
sering sekali mengguyur kota Montivideo. Masyarakat sekitar pun merasa tertarik dan ingin mencoba bermain sepakbola seperti itu, sehingga akhirnya Juan Carlos
Ceriani pun terinspirasi untuk membuat sebuah permainan futsal, dengan merekayasa berbagai regulasi cabang olahraga permainan: sepakbola, polo air,
basket, dan bola tangan.
Di Indonesia futsal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSSI
(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Futsal berada di bawah naungan BFN (Badan Futsal Nasional), suatu badan yang sudah membangun serta mengembangkan futsal di Indonesia hingga saat ini. Badan ini menyelenggarakan
gelaran Liga Pro Futsal setiap tahunnya, salah satunya adalah ajang Liga Pro IFL
(Indonesia Futsal League). Liga Pro ini pertama kali digelar pada tahun 2006, dan hingga saat ini Liga Pro IFL telah berlangsung selama 6 tahun. Banyak klub
perwakilan tiap daerah yang sudah bertanding di gelaran ini. Ada 7 klub peserta
Liga Pro IFL 2012, yaitu Pelindo II Jakarta, Electric PLN Yogyakarta, FKB
Bandung, Jaya Kencana Jakarta, Taruna Jaya FC, SWAP Jakarta dan Brilyan
Sport FC Sulawesi Selatan.
Badan Futsal Nasional tidak hanya menyelenggarakan kejuaraan untuk
para professional saja, saat ini BFN juga sudah membuat agenda rutin setiap
tahunnya, yaitu menyelenggarakan kejuaraan nasional di kalangan amatir, pelajar
maupun umum, sebagai program pembinaan para pecinta atau penggemar futsal
yang nantinya dapat diproyeksikan ke level yang lebih tinggi.
Setiap kejuaraan futsal tidak terlepas dari beberapa komponen pendukung
seperti: panitia, aparat pertandingan, manajer, pelatih, pemain, official, dan
penonton. Tidak hanya dalam pertandingan sepakbola, keberadaan penonton pada
3
ketika salah satu tim yang didukungnya mengalami kekalahan, mereka cenderung
terima apapun yang diberikan atau diputuskan oleh seorang wasit. Oleh sebab itu
fanatisme positif seorang penonton, pemain serta pelatih yang seperti itu dapat
mempengaruhi mental wasit menjadi percaya diri ketika memimpin pertandingan.
Keberadaan penonton, pemain serta pelatih yang sportif, meningkatkan
kepercayaan diri yang ada di dalam diri seorang wasit. Kepercayaan diri tersebut,
menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi penampilan seorang wasit dalam
suatu pertandingan. Salah satu kasus tersebut adalah ketika seorang wasit yang
memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi, hingga mampu menguasai
kecemasannya dan akhirnya mampu memberikan keputusan dengan baik dalam
kepemimpinannya saat pertandingan. Kasus itu terjadi ketika laga PON XVIII
Riau Cabang Olahraga Futsal, antara tim Sumatera Utara menghadapi Jawa Barat.
Pada saat itu tim Sumatera Utara menilai wasit sangat tegas karena memberikan
peringatan kepada pemain yang sudah melakukan kelakuan tidak sportif.
Kepuasan tim Sumatera Utara itu berlanjut dengan aksi berjabat tangan antara
kedua tim dan wasit walaupun tim Sumatera Utara harus menerima kekalahan
tetapi mereka sangat puas dengan kinerja wasit yang tegas saat memimpin
pertandingan. Melihat hal seperti itu wasit telah benar-benar memiliki mental serta
motivasi yang sangat kuat untuk memimpin pertandingan dengan baik. Wasit saat
ini memiliki tingkat kecemasan yang rendah, serta mampu menguasainya.
Kepercayaan diri dapat mempengaruhi kepemimpinan serta penampilan
seorang wasit di lapangan. Kepercayaan diri terbagi menjadi empat macam
komponen yang dapat mempengaruhi penampilan sebelum dan selama
pertandingan ataupun kompetisi, yaitu self-concept, self-esteem, self-efficacy, dan
self-confidence (Thantaway dan James Neil, 2005). Self-concept adalah bagaiman anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda melihat potret
diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda mengkonsepsikan diri anda secara
keseluruhan. Self-esteem adalah sejauh mana anda punya perasaan positif terhadap diri anda, sejauh mana anda punya sesuatu yang anda rasakan bernilai atau
berharga dari diri anda, sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai,
anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda miliki untuk bisa menjalankan
tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauh mana anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut
dengan specific self-efficacy. Self-confidence adalah sejauh mana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana a nda
bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self-confidence itu adalah
kombinasi dari self-esteem dan self-efficacy (Thantaway dan James Neill, 2005). Tingkat kepercayan diri tinggi dan yang mampu dikuasai, mengakibatkan
seorang wasit menjadi tidak takut gagal dalam memimpin pertandingan, tidak
takut terhadap akibat sosial, tidak takut menurun kualitas prestasinya, tidak takut
cedera atau hal lain menimpa dirinya, tidak takut terhadap kondisi fisiknya yang
tidak akan mampu menyelesaikan tugas, dan tidak takut terhadap agresi fisik
maupun non- fisik yang dilakukan oleh penonton, pemain ataupun pelatih
sebelum, selama atau sesudah memimpin pertandingan.
Jika dilihat dari penjelasan diatas mengenai faktor yang mempengaruhi
kekuasaan, tugas serta keputusan wasit, peneliti tergugah untuk melakukan
penelitian tentang “Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan
Sesudah Memimpin Pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan pene liti
uraikan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin
pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?
2. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin
pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?
3. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri sesudah memimpin
pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?
4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri sebelum, selama dan
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yang peneliti rumuskan adalah:
1. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sebelum
memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
2. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit selama
memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
3. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sesudah
memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
4. Menelaah perbandingan tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama
dan sesudah memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bukti-bukti empiris mengenai tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan
sesudah memimpin pertandingan futsal, sehingga hasilnya dapat berguna bagi:
1.Peneliti
Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu
mengenai psikologi (kejiwaan) dan self-confidence (kepercayaan diri). Selain itu dapat menjadi peluang kepada peneliti lain, untuk melakuk an
penelitian yang lebih mendalam.
2.Lembaga FPOK-IKOR
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain
program latihan yang dapat membantu menanggulangi, meningkatkan
tingkat kepercayaan diri hingga meningkatkan penampilan pelaku olahraga.
3.Para Wasit
Dengan mengetahui serta memahami tingkat kepercayaan dirinya, para
wasit mampu menguasai, mengantisipasi dan meminimalisir kecemasan
yang dia alami, sebelum, selama maupun sesudah memimpin pertandingan.
4.Badan Perwasitan
Dengan mengetahui tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan
ukur dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi para wasit futsal
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian mengenai Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan
Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal dilaksanakan pada:
a. Tempat : GOR Pajajaran Bandung
b. Event : KIT Futsal Challenge
c. Waktu : 6 Februari – 12 Februari 2014
d. Sampel : Wasit C-1 Putra sebanyak 15 orang (Purposive Sampling)
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
komparatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini:
Keterangan :
X1 = Kepercayaan diri wasit
Y1 = Waktu Sebelum Pertandingan
Y2 = Waktu Selama Pertandingan
Y3 = Waktu Sesudah Pertandingan
C.Metode dan Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Komparatif. Deskriptif Komparatif adalah penelitian yang bersifat
membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan
perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Oleh sebab itu, metode penelitian sangat
penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Sedangkan teknik
pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket. Cara penyampaian
angket, angket diisi oleh sampel kemudian d ikumpulkan kembali kepada peneliti.
Jenis pertanyaan tertutup dengan kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih
dahulu dan sampel tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga
pelatih diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai de ngan keadaan
yang sebenarnya.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan (Sugiyono, 2011 : 2). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk
mengetahui gambaran mengenai tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama
dan sesudah memimpin pertandingan futsal pada kejuaraan nasional.
Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti
juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran
mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian
sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan
mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun
mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:
Langkah pertama menentukan populasi yaitu Seluruh wasit Futsal
ber-Certificated C-I Nasional Pengprov PSSI Jawa Barat.
1. Kemudian menentukan sampel sejumlah 15 orang wasit futsal laki- laki
dengan menggunakan teknik purposive sampling.
2. Setelah itu melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap 15 sampel
38
3. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan angket
kepercayaan diri yang tediri dari sebelum, selama dan sesudah pertandingan
futsal.
4. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik
kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.
Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan
dalam bentuk gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Sumber : Peneliti
D.Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka peneliti
membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari
kesimpangsiuran istilah- istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah- istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
Sampel
Populasi
Data
1. Kepercayaan Diri (Self-Confidence) adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
melakukan sesuatu tindakan (Thantaway, 2005 : 87). Dalam hal ini
kepercayaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana hati
wasit dalam hal ini ketegasan wasit saat memimpin jalannya suatu
pertandingan olahraga futsal.
2. Wasit adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga (Sukintaka, 1983 : 3). Dalam penelitian ini wasit yang dimaksud adalah wasit
Futsal laki-laki Pengprov PSSI Jawa Barat berkategori Certificated C-I. 3. Pertandingan adalah perlombaan dalam olahraga yang menghadapkan dua
pemain atau regu untuk bertanding (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 :
896). Dalam penelitian ini yang dimaksud pertandingan adala h pertandingan
di Kejuaraan Nasional Futsal UPI Challenge.
4. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap pertandingannya, masing- masing terdiri dari lima orang pemain, salah
satu diantaranya adalah penjaga gawang (Law of The Game, 2012/2013).
Dalam penelitian ini futsal yang dimaksud adalah futsal di Indonesia yang
diselenggarakan oleh BFN atau Badan Futsal Nasional.
E.Instrumen Penelitian
Mengumpulkan data dari sampel penelitian dibutuhkan adanya alat yang
disebut instrumen. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk
memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari
pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari
hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini
termasuk penelitian survey dengan menggunakan instrumen angket untuk
meminta tanggapan dari responden.
Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai de ngan permintaan
penggunaan. Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang
40
responden memberikan jawaban. Angket yag digunakan dalam penelitian ini
adalah angket kepercayaan diri (self-confidence questionnaire) yaitu angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dala m penelitian ini terdiri dari
komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen,
indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut merupakan
gambaran tentang tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah
memimpin suatu pertandingan futsal.
Untuk memudahkan dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan
sistematis, maka langkah- langkah menyusun angket pada penelitian ini sebagai
berikut:
1. Melakukan Spesifikasi Data
Cara ini dilakukan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan
diukur secara terperinci. Agar lebih jelas dan memudahkan penyusunan
spesifikasi data tersebut, maka peneliti tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang
mengacu pada penjelasan seperti berikut:
a. Menurut Komarudin dalam kutipan thantaway (2005 : 87), kepercayaan diri adalah “adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan
sesuatu tindakan”.
b. Menurut Lauter (2002 : 4), kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam
tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal- hal
yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan
dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta
dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Lauter menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri
memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak
Dari penjelasan diatas, peneliti membuat pertanyaan pada sampel
penelitian dan hasil jawaban pertanyaan tersebut digambarkn dalam kisi-kisi
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal
Variabel Sub Variabel Indikator
Pernyataan (Soal)
Berkeringat tidak berlebihan
4 Saya merasa
Tidur/Istirahat Cukup
42
pertandingan.
Meningkatnya rasa percaya diri
saya sangat
Indikator-indikator yang dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut
selanjutnya dijadikan sebagai bahan penyusunan butir-butir pertanyaan dalam
angket. Butir-butir pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan dengan
kemungkinan jawaban yang tersedia. Peneliti menetapkan alternatif jawaban
44
Tabel 3.2
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Peneliti jelaskan bahwa dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan supaya
responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka
pertanyaan-pertanyaan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan
Surakhmand (1990 : 184) sebagai berikut:
a. Rumuskan setiap pertanyaan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif.
c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari
sumber lain.
e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan
kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi. Dari uraian tersebut,
maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas,
ringkas, dan tegas.
3. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat
validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pertanyaan. Dari uji coba
angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan
sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini diberikan
sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, peneliti
memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian khususnya pengambilan
data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan beberapa langkah sebagai
berikut:
Instrumen penelitian, menurut Masri (1987:97) “konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar kemungkinan untuk melakukan salah ukur”.
Dalam analisis dan pengolahan data ada kemungkinan
kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti:
a. Pengisian angket yang tidak benar, misalnya karena kondisi objek
penelitian atau sampel tidak mengisi dengan benar atau sungguh-sungguh.
b. Adanya kesalahan dalam memasukan data-data ke dalam proses analisis
data yang tidak disengaja atau disadari oleh peneliti.
c. Serta adanya kesalahan atau bias yang lain yang mungkin terjadi selama
penelitian ini.
4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal, perlu
dilakukannya uji coba angket. Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui
validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Sebelum instrumen digunakan
dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada 15 orang Wasit Futsal Putra yang
ber-certificated C-II (Tingkat Provinsi), yang tidak diikutkan dalam penelitian yang sebenarnya.
Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability scale.
Pada uji validitas dan reliabilitas, angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Futsal,
46
terdiri dari 20 soal sebelum, 20 soal selama dan 20 soal sesudah. Hingga terhitung
jumlah keseluruhan angket tingkat kepercayaan diri yaitu 60 soal. Kemudian soal
angket diujikan terhadap 15 orang sampel lain selain kelompok sampel penelitian.
Setelah semua skor hasil angket uji coba di- input dan hasil uji coba angket beserta
hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan yang dapat dilihat pada
Tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak
valid digunakan patokan 0,2”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket
yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,2, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 9 butir pernyataan
yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai
reliabilitas intrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks Cronbach's
Alpha
N of
Items
0,807 11
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,807 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan dinyatakan reliable.
Tabel 3.5
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Selama Memimpin Pertandingan Futsal
Item
Corrected
Item-Total
Correlation Status
S1 0,08 Tidak Valid
S2 -0,28 Tidak Valid
48
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak
valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal
angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 8
butir pernyataan yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut
didapatkan nilai reliabilitas instrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah
ini.
Tabel 3.6
Reliability Statistiks Cronbach's
Alpha
N of
Items
0,797 12
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,797 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan dinyatakan reliable.
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal
Item
Corrected
Item-Total
Correlation Status
S1 0,11 Tidak Valid
S2 -0,32 Tidak Valid
S3 0,21 Valid
S4 0,13 Tidak Valid
S5 0,01 Tidak Valid
S6 0,74 Valid
S7 0,35 Valid
S8 0,65 Valid
S9 0,17 Tidak Valid
S10 -0,01 Tidak Valid
S11 0,47 Valid
S12 0,41 Valid
S13 0,34 Valid
50
Item
Corrected
Item-Total
Correlation Status
S15 0,38 Valid
S16 0,34 Valid
S17 -0,07 Tidak Valid
S18 0,55 Valid
S19 0,5 Valid
S20 0,24 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan
patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang
memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 7 butir pernyataan
yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai
reliabilitas intrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks Cronbach's
Alpha
N of
Items
0,797 13
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat
kepercayaan diri sesudah memimpin pertandingan yang akan digunakan pada
penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Selain itu dalam
penelitiaan ini, digunakan pula penghitungan denyut nadi terhadap para wasit
sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional futsal, menggunakan alat yang bernama “Polar FT7 ”.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif dan
Statistik parametrik One Way Anova dengan penghitungan komputasi program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem
manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu- menu deskriptif dan
kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya
(Sugianto, 2007 : 1). Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:
1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kepercayaan diri
Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal. Analisis
menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.
2. Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat kepercayaan diri
sebelum, selama dan sesudah pertandingan futsal. Jika uji normalitas dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti
lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan sebesar
771 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata
denyut nadi sebelum memimpin pertandingan adalah 99 BPM termasuk klasifikasi normal.
2. Tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan sebesar
795 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata
denyut nadi aktifitas fisik selama memimpin pertandingan adalah 141
BPM termasuk klasifikasi cepat atau takikardi.
3. Tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan sebesar
824 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata
denyut nadi sesudah memimpin pertandingan adalah 68 BPM termasuk klasifikasi normal.
4. Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri wasit sebelum ke sesudah
memimpin pertandingan.
B. Saran
Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya
peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman
dan literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan:
1. Peneliti berharap seorang wasit selain memiliki fisik yang prima dan
penerapan peraturan permainan, juga harus memiliki mental yang kuat
dalam memimpin pertandingan futsal.
2. Peneliti berharap kepada instruktur wasit futsal untuk memberikan bentuk
latihan mental, supaya menghasilkan para wasit yang memiliki mental
yang kuat dalam melaksanakan setiap tugasnya, bukan hanya melatih
3. Peneliti berharap kepada psikolog olahraga, konselor olahraga dan pelatih
menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain
program latihan yang dapat membantu mena nggulangi, meningkatkan
tingkat kepercayaan diri hingga meningkatkan penampilan mereka.
4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kepercayaan diri saja, hanya
pada variabel tunggal. Peneliti menyarankan pula kepada peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.
Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive
Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”. International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia
Yusuf, B. (2012). Tingkat Kecemasan diri Wasit Sebelum dan Selama Memimpin Pertandingan Futsal. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Federation Internationale de Football Association [FIFA]. (2010). Laws of The Games (Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma
Hidayat, Y. (2010). PengantarPsikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika
International Football Association Board [IFAB]. (2010). Futsal Laws of The Games.
Zurich : FIFA
Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas Vital
Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 01, (04), 162-164
Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI
Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.
Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
SUMBER INTERNET
Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia :
http://www.id.wikibooks.org [9 Januari 2014]
Federation Internationale de’ Football Association (FIFA). [Online]. History of Futsal. Tersedia : http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]
Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com
[28 Februari 2014]
Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kepercayaan diri Menurut Para Ahli. Tersedia :