• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM,

SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN

(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Disusun oleh:

MUHAMMAD IBNU SOFYAN 0900196

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Oleh

Muhammad Ibnu Sofyan

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Muhammad Ibnu Sofyan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,

(3)

MUHAMMAD IBNU SOFYAN

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN

(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Agus Rusdiana, M.Sc, Ph.D NIP . 197608122001121001

Pembimbing II

Nur Indri Rahayu, S.Pd, M.Ed NIP. 198110192993122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

(4)

ABSTRAK

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN

(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)

Muhammad Ibnu Sofyan 0900196

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan. Sampel diambil sebanyak 15 orang wasit putra C-1 (Nasional), menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket sebelum, selama dan sesudah serta tambahan penghitungan denyut nadi menggunakan Polar FT7. Penghitungan statistik menggunakan gabungan, manual dan SPSS dengan sub menu Explore juga Statistik Parametrik. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan adalah 1.144, termasuk kriteria kepercayaan diri sedang, rata-rata denyut nadi 99 BPM (Normal). Tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan adalah 1.441, termasuk kriteria kepercayaan diri tinggi, rata-rata denyut nadi aktifitas fisik 141 BPM (Cepat). Dan tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan adalah 463 termasuk kriteria kepercayaan diri rendah, rata-rata denyut nadi 64 BPM (Normal). Diperoleh pula nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan.

Kata Kunci : Kepercayaan diri, Wasit, Futsal, Angket (Sebelum, Selama &

(5)

ABSTRACT

SELF CONFIDENCE LEVEL REFEREE BEFORE, DURING AND AFTER THE GAME LEAD

(Descriptive Study on the National Futsal Champions hip KIT)

Muhammad Ibnu Sofyan 0900196

The purpose of this study was to examine the level of confidence the referee before, during and after the match lead. Samples were taken as many as 15 men's C-1 referee (National), using purposive sampling technique. Data collection using questionnaire instruments before, during and after the pulse as well as additional calculation using the Polar FT7. Calculations using the combined statistics, manuals and SPSS with sub menus Explore also Parametric Statistics. From the analysis of the data shows that the confidence level of the match referee before the lead was 1,144, including the criteria for moderate confidence, the average pulse rate 99 BPM (Normal). Confidence level for the lead umpire was 1,441, including the criteria for high confidence, the average pulse rate 141 BPM physical activity (brisk). And the level of confidence after leading the match referee is 463 including low confidence criterion, the average pulse rate 64 BPM (Normal). Obtained the value of p <0.05. The results of this study indicate that there are significant differences between the level of confidence the referee before, during and after the match lead.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 37

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer

dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari

antusiasme bermain futsal yang dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai dewasa, baik itu laki- laki maupun perempuan. Popularitas permainan

futsal yang tidak terbatas ini dapat membantu mencapai berbagai tujuan

pendidikan, rekreasi, dan prestasi di dunia dengan sebenar-benarnya.

Pada saat ini, olahraga permainan futsal sudah berkembang di berbagai

kota maupun daerah. Awal munculnya olahraga permainan futsal di berbagai kota

besar ini adalah sebagai kebutuhan orang-orang kota untuk melakukan olahraga

permainan sepakbola yang sangat populer. Namun karena adanya keterbatasan

prasarana olahraga sepakbola, maka sebagai solusinya adalah melakukan aktifitas

olahraga sepakbola di dalam ruangan atau futsal.

Futsal merupakan gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa

Spanyol, yaitu “futbol dan sala”. Futbol artinya sepakbola dan sala artinya

ruangan. Futsal dipercaya lahir dan popular di sebuah negara kecil di Amerika Latin. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap pertandingannya, masing- masing terdiri dari lima orang pemain, salah satu

diantaranya adalah penjaga gawang. Spesifikasi lapangan dan bola pada regulasi

permainan futsal berbeda dibandingkan dengan sepakbola. Regulasi permainan

futsal sengaja dibuat ketat oleh FIFA (Federation Internationale de Football Association) agar para pemain lebih menjunjung nilai fair play, serta untuk meminimalisir atau menghindari resiko cedera. Alasannya adalah karena isi

regulasi lapangan permainan futsal yang bukan terbuat dari rumput, melainkan

terbuat dari kayu atau lantai parkit serta ba han buatan lainnya, sehingga apabila terjadi benturan akan sangat berbahaya bagi para pemain.

Menurut FIFA, tahun 1930-an saat perayaan gemerlapnya kemenangan

Uruguay pada gelaran Piala Dunia saat itu, di setiap sudut ibukota Montivideo

(8)

masyarakat memainkannya, namun karena kurangnya prasarana sepakbola di kota

besar maka alternatif bermain di dalam ruangan dengan lapangan lebih kecil pun

dipilih (Ceriani:1930). Terlebih lagi seorang pelatih sepakbola asal Argentina,

Juan Carlos Ceriani, mendesain sebuah latihan sepakbola memanfaatkan ruangan

karena merasa kesal program latihannya selalu berantakan, akibat hujan yang

sering sekali mengguyur kota Montivideo. Masyarakat sekitar pun merasa tertarik dan ingin mencoba bermain sepakbola seperti itu, sehingga akhirnya Juan Carlos

Ceriani pun terinspirasi untuk membuat sebuah permainan futsal, dengan merekayasa berbagai regulasi cabang olahraga permainan: sepakbola, polo air,

basket, dan bola tangan.

Di Indonesia futsal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSSI

(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Futsal berada di bawah naungan BFN (Badan Futsal Nasional), suatu badan yang sudah membangun serta mengembangkan futsal di Indonesia hingga saat ini. Badan ini menyelenggarakan

gelaran Liga Pro Futsal setiap tahunnya, salah satunya adalah ajang Liga Pro IFL

(Indonesia Futsal League). Liga Pro ini pertama kali digelar pada tahun 2006, dan hingga saat ini Liga Pro IFL telah berlangsung selama 6 tahun. Banyak klub

perwakilan tiap daerah yang sudah bertanding di gelaran ini. Ada 7 klub peserta

Liga Pro IFL 2012, yaitu Pelindo II Jakarta, Electric PLN Yogyakarta, FKB

Bandung, Jaya Kencana Jakarta, Taruna Jaya FC, SWAP Jakarta dan Brilyan

Sport FC Sulawesi Selatan.

Badan Futsal Nasional tidak hanya menyelenggarakan kejuaraan untuk

para professional saja, saat ini BFN juga sudah membuat agenda rutin setiap

tahunnya, yaitu menyelenggarakan kejuaraan nasional di kalangan amatir, pelajar

maupun umum, sebagai program pembinaan para pecinta atau penggemar futsal

yang nantinya dapat diproyeksikan ke level yang lebih tinggi.

Setiap kejuaraan futsal tidak terlepas dari beberapa komponen pendukung

seperti: panitia, aparat pertandingan, manajer, pelatih, pemain, official, dan

penonton. Tidak hanya dalam pertandingan sepakbola, keberadaan penonton pada

(9)

3

ketika salah satu tim yang didukungnya mengalami kekalahan, mereka cenderung

terima apapun yang diberikan atau diputuskan oleh seorang wasit. Oleh sebab itu

fanatisme positif seorang penonton, pemain serta pelatih yang seperti itu dapat

mempengaruhi mental wasit menjadi percaya diri ketika memimpin pertandingan.

Keberadaan penonton, pemain serta pelatih yang sportif, meningkatkan

kepercayaan diri yang ada di dalam diri seorang wasit. Kepercayaan diri tersebut,

menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi penampilan seorang wasit dalam

suatu pertandingan. Salah satu kasus tersebut adalah ketika seorang wasit yang

memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi, hingga mampu menguasai

kecemasannya dan akhirnya mampu memberikan keputusan dengan baik dalam

kepemimpinannya saat pertandingan. Kasus itu terjadi ketika laga PON XVIII

Riau Cabang Olahraga Futsal, antara tim Sumatera Utara menghadapi Jawa Barat.

Pada saat itu tim Sumatera Utara menilai wasit sangat tegas karena memberikan

peringatan kepada pemain yang sudah melakukan kelakuan tidak sportif.

Kepuasan tim Sumatera Utara itu berlanjut dengan aksi berjabat tangan antara

kedua tim dan wasit walaupun tim Sumatera Utara harus menerima kekalahan

tetapi mereka sangat puas dengan kinerja wasit yang tegas saat memimpin

pertandingan. Melihat hal seperti itu wasit telah benar-benar memiliki mental serta

motivasi yang sangat kuat untuk memimpin pertandingan dengan baik. Wasit saat

ini memiliki tingkat kecemasan yang rendah, serta mampu menguasainya.

Kepercayaan diri dapat mempengaruhi kepemimpinan serta penampilan

seorang wasit di lapangan. Kepercayaan diri terbagi menjadi empat macam

komponen yang dapat mempengaruhi penampilan sebelum dan selama

pertandingan ataupun kompetisi, yaitu self-concept, self-esteem, self-efficacy, dan

self-confidence (Thantaway dan James Neil, 2005). Self-concept adalah bagaiman anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda melihat potret

diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda mengkonsepsikan diri anda secara

keseluruhan. Self-esteem adalah sejauh mana anda punya perasaan positif terhadap diri anda, sejauh mana anda punya sesuatu yang anda rasakan bernilai atau

berharga dari diri anda, sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai,

(10)

anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda miliki untuk bisa menjalankan

tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauh mana anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut

dengan specific self-efficacy. Self-confidence adalah sejauh mana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana a nda

bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self-confidence itu adalah

kombinasi dari self-esteem dan self-efficacy (Thantaway dan James Neill, 2005). Tingkat kepercayan diri tinggi dan yang mampu dikuasai, mengakibatkan

seorang wasit menjadi tidak takut gagal dalam memimpin pertandingan, tidak

takut terhadap akibat sosial, tidak takut menurun kualitas prestasinya, tidak takut

cedera atau hal lain menimpa dirinya, tidak takut terhadap kondisi fisiknya yang

tidak akan mampu menyelesaikan tugas, dan tidak takut terhadap agresi fisik

maupun non- fisik yang dilakukan oleh penonton, pemain ataupun pelatih

sebelum, selama atau sesudah memimpin pertandingan.

Jika dilihat dari penjelasan diatas mengenai faktor yang mempengaruhi

kekuasaan, tugas serta keputusan wasit, peneliti tergugah untuk melakukan

penelitian tentang “Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan

Sesudah Memimpin Pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan pene liti

uraikan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin

pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?

2. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin

pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?

3. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri sesudah memimpin

pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?

4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri sebelum, selama dan

(11)

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yang peneliti rumuskan adalah:

1. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sebelum

memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.

2. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit selama

memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.

3. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sesudah

memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.

4. Menelaah perbandingan tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama

dan sesudah memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

bukti-bukti empiris mengenai tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan

sesudah memimpin pertandingan futsal, sehingga hasilnya dapat berguna bagi:

1.Peneliti

Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu

mengenai psikologi (kejiwaan) dan self-confidence (kepercayaan diri). Selain itu dapat menjadi peluang kepada peneliti lain, untuk melakuk an

penelitian yang lebih mendalam.

2.Lembaga FPOK-IKOR

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain

program latihan yang dapat membantu menanggulangi, meningkatkan

tingkat kepercayaan diri hingga meningkatkan penampilan pelaku olahraga.

3.Para Wasit

Dengan mengetahui serta memahami tingkat kepercayaan dirinya, para

wasit mampu menguasai, mengantisipasi dan meminimalisir kecemasan

yang dia alami, sebelum, selama maupun sesudah memimpin pertandingan.

4.Badan Perwasitan

Dengan mengetahui tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan

(12)

ukur dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi para wasit futsal

(13)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian mengenai Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan

Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal dilaksanakan pada:

a. Tempat : GOR Pajajaran Bandung

b. Event : KIT Futsal Challenge

c. Waktu : 6 Februari – 12 Februari 2014

d. Sampel : Wasit C-1 Putra sebanyak 15 orang (Purposive Sampling)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

komparatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini:

Keterangan :

X1 = Kepercayaan diri wasit

Y1 = Waktu Sebelum Pertandingan

Y2 = Waktu Selama Pertandingan

Y3 = Waktu Sesudah Pertandingan

(14)

C.Metode dan Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Komparatif. Deskriptif Komparatif adalah penelitian yang bersifat

membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan

perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti

berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Oleh sebab itu, metode penelitian sangat

penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Sedangkan teknik

pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket. Cara penyampaian

angket, angket diisi oleh sampel kemudian d ikumpulkan kembali kepada peneliti.

Jenis pertanyaan tertutup dengan kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih

dahulu dan sampel tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga

pelatih diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai de ngan keadaan

yang sebenarnya.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan

kegunaan (Sugiyono, 2011 : 2). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk

mengetahui gambaran mengenai tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama

dan sesudah memimpin pertandingan futsal pada kejuaraan nasional.

Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti

juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran

mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian

sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan

mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun

mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:

Langkah pertama menentukan populasi yaitu Seluruh wasit Futsal

ber-Certificated C-I Nasional Pengprov PSSI Jawa Barat.

1. Kemudian menentukan sampel sejumlah 15 orang wasit futsal laki- laki

dengan menggunakan teknik purposive sampling.

2. Setelah itu melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap 15 sampel

(15)

38

3. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan angket

kepercayaan diri yang tediri dari sebelum, selama dan sesudah pertandingan

futsal.

4. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik

kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan

dalam bentuk gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Sumber : Peneliti

D.Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka peneliti

membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari

kesimpangsiuran istilah- istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah- istilah

tersebut adalah sebagai berikut:

Sampel

Populasi

Data

(16)

1. Kepercayaan Diri (Self-Confidence) adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau

melakukan sesuatu tindakan (Thantaway, 2005 : 87). Dalam hal ini

kepercayaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana hati

wasit dalam hal ini ketegasan wasit saat memimpin jalannya suatu

pertandingan olahraga futsal.

2. Wasit adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga (Sukintaka, 1983 : 3). Dalam penelitian ini wasit yang dimaksud adalah wasit

Futsal laki-laki Pengprov PSSI Jawa Barat berkategori Certificated C-I. 3. Pertandingan adalah perlombaan dalam olahraga yang menghadapkan dua

pemain atau regu untuk bertanding (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 :

896). Dalam penelitian ini yang dimaksud pertandingan adala h pertandingan

di Kejuaraan Nasional Futsal UPI Challenge.

4. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap pertandingannya, masing- masing terdiri dari lima orang pemain, salah

satu diantaranya adalah penjaga gawang (Law of The Game, 2012/2013).

Dalam penelitian ini futsal yang dimaksud adalah futsal di Indonesia yang

diselenggarakan oleh BFN atau Badan Futsal Nasional.

E.Instrumen Penelitian

Mengumpulkan data dari sampel penelitian dibutuhkan adanya alat yang

disebut instrumen. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk

memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari

pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari

hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini

termasuk penelitian survey dengan menggunakan instrumen angket untuk

meminta tanggapan dari responden.

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai de ngan permintaan

penggunaan. Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang

(17)

40

responden memberikan jawaban. Angket yag digunakan dalam penelitian ini

adalah angket kepercayaan diri (self-confidence questionnaire) yaitu angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian

rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan

karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dala m penelitian ini terdiri dari

komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen,

indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut merupakan

gambaran tentang tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah

memimpin suatu pertandingan futsal.

Untuk memudahkan dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan

sistematis, maka langkah- langkah menyusun angket pada penelitian ini sebagai

berikut:

1. Melakukan Spesifikasi Data

Cara ini dilakukan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan

diukur secara terperinci. Agar lebih jelas dan memudahkan penyusunan

spesifikasi data tersebut, maka peneliti tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang

mengacu pada penjelasan seperti berikut:

a. Menurut Komarudin dalam kutipan thantaway (2005 : 87), kepercayaan diri adalah “adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan

sesuatu tindakan”.

b. Menurut Lauter (2002 : 4), kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau

keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam

tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal- hal

yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan

dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

Lauter menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri

memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak

(18)

Dari penjelasan diatas, peneliti membuat pertanyaan pada sampel

penelitian dan hasil jawaban pertanyaan tersebut digambarkn dalam kisi-kisi

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal

Variabel Sub Variabel Indikator

Pernyataan (Soal)

Berkeringat tidak berlebihan

4 Saya merasa

Tidur/Istirahat Cukup

(19)

42

pertandingan.

Meningkatnya rasa percaya diri

(20)

saya sangat

Indikator-indikator yang dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut

selanjutnya dijadikan sebagai bahan penyusunan butir-butir pertanyaan dalam

angket. Butir-butir pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan dengan

kemungkinan jawaban yang tersedia. Peneliti menetapkan alternatif jawaban

(21)

44

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Peneliti jelaskan bahwa dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan supaya

responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka

pertanyaan-pertanyaan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan

Surakhmand (1990 : 184) sebagai berikut:

a. Rumuskan setiap pertanyaan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif.

c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari

sumber lain.

e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan

kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi. Dari uraian tersebut,

maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas,

ringkas, dan tegas.

3. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat

validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pertanyaan. Dari uji coba

angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan

sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini diberikan

(22)

sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, peneliti

memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian khususnya pengambilan

data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan beberapa langkah sebagai

berikut:

Instrumen penelitian, menurut Masri (1987:97) “konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar kemungkinan untuk melakukan salah ukur”.

Dalam analisis dan pengolahan data ada kemungkinan

kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti:

a. Pengisian angket yang tidak benar, misalnya karena kondisi objek

penelitian atau sampel tidak mengisi dengan benar atau sungguh-sungguh.

b. Adanya kesalahan dalam memasukan data-data ke dalam proses analisis

data yang tidak disengaja atau disadari oleh peneliti.

c. Serta adanya kesalahan atau bias yang lain yang mungkin terjadi selama

penelitian ini.

4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal, perlu

dilakukannya uji coba angket. Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui

validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Sebelum instrumen digunakan

dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada 15 orang Wasit Futsal Putra yang

ber-certificated C-II (Tingkat Provinsi), yang tidak diikutkan dalam penelitian yang sebenarnya.

Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability scale.

Pada uji validitas dan reliabilitas, angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Futsal,

(23)

46

terdiri dari 20 soal sebelum, 20 soal selama dan 20 soal sesudah. Hingga terhitung

jumlah keseluruhan angket tingkat kepercayaan diri yaitu 60 soal. Kemudian soal

angket diujikan terhadap 15 orang sampel lain selain kelompok sampel penelitian.

Setelah semua skor hasil angket uji coba di- input dan hasil uji coba angket beserta

hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan yang dapat dilihat pada

Tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3

Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal

(24)

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak

valid digunakan patokan 0,2”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket

yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,2, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 9 butir pernyataan

yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai

reliabilitas intrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan

Reliability Statistiks Cronbach's

Alpha

N of

Items

0,807 11

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai

Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,807 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan dinyatakan reliable.

Tabel 3.5

Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Selama Memimpin Pertandingan Futsal

Item

Corrected

Item-Total

Correlation Status

S1 0,08 Tidak Valid

S2 -0,28 Tidak Valid

(25)

48

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak

valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal

angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 8

butir pernyataan yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut

didapatkan nilai reliabilitas instrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah

ini.

Tabel 3.6

(26)

Reliability Statistiks Cronbach's

Alpha

N of

Items

0,797 12

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai

Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,797 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan dinyatakan reliable.

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal

Item

Corrected

Item-Total

Correlation Status

S1 0,11 Tidak Valid

S2 -0,32 Tidak Valid

S3 0,21 Valid

S4 0,13 Tidak Valid

S5 0,01 Tidak Valid

S6 0,74 Valid

S7 0,35 Valid

S8 0,65 Valid

S9 0,17 Tidak Valid

S10 -0,01 Tidak Valid

S11 0,47 Valid

S12 0,41 Valid

S13 0,34 Valid

(27)

50

Item

Corrected

Item-Total

Correlation Status

S15 0,38 Valid

S16 0,34 Valid

S17 -0,07 Tidak Valid

S18 0,55 Valid

S19 0,5 Valid

S20 0,24 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan

patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang

memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 7 butir pernyataan

yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai

reliabilitas intrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan

Reliability Statistiks Cronbach's

Alpha

N of

Items

0,797 13

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai

(28)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat

kepercayaan diri sesudah memimpin pertandingan yang akan digunakan pada

penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Selain itu dalam

penelitiaan ini, digunakan pula penghitungan denyut nadi terhadap para wasit

sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional futsal, menggunakan alat yang bernama “Polar FT7 ”.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif dan

Statistik parametrik One Way Anova dengan penghitungan komputasi program

SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem

manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu- menu deskriptif dan

kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya

(Sugianto, 2007 : 1). Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:

1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kepercayaan diri

Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal. Analisis

menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.

2. Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat kepercayaan diri

sebelum, selama dan sesudah pertandingan futsal. Jika uji normalitas dan

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti

lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan sebesar

771 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata

denyut nadi sebelum memimpin pertandingan adalah 99 BPM termasuk klasifikasi normal.

2. Tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan sebesar

795 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata

denyut nadi aktifitas fisik selama memimpin pertandingan adalah 141

BPM termasuk klasifikasi cepat atau takikardi.

3. Tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan sebesar

824 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata

denyut nadi sesudah memimpin pertandingan adalah 68 BPM termasuk klasifikasi normal.

4. Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri wasit sebelum ke sesudah

memimpin pertandingan.

B. Saran

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya

peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman

dan literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan:

1. Peneliti berharap seorang wasit selain memiliki fisik yang prima dan

penerapan peraturan permainan, juga harus memiliki mental yang kuat

dalam memimpin pertandingan futsal.

2. Peneliti berharap kepada instruktur wasit futsal untuk memberikan bentuk

latihan mental, supaya menghasilkan para wasit yang memiliki mental

yang kuat dalam melaksanakan setiap tugasnya, bukan hanya melatih

(30)

3. Peneliti berharap kepada psikolog olahraga, konselor olahraga dan pelatih

menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain

program latihan yang dapat membantu mena nggulangi, meningkatkan

tingkat kepercayaan diri hingga meningkatkan penampilan mereka.

4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kepercayaan diri saja, hanya

pada variabel tunggal. Peneliti menyarankan pula kepada peneliti

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.

Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive

Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”. International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241

Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia

Yusuf, B. (2012). Tingkat Kecemasan diri Wasit Sebelum dan Selama Memimpin Pertandingan Futsal. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Federation Internationale de Football Association [FIFA]. (2010). Laws of The Games (Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma

Hidayat, Y. (2010). PengantarPsikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika

International Football Association Board [IFAB]. (2010). Futsal Laws of The Games.

Zurich : FIFA

Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas Vital

Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 01, (04), 162-164

Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.

(32)

Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

SUMBER INTERNET

Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia :

http://www.id.wikibooks.org [9 Januari 2014]

Federation Internationale de’ Football Association (FIFA). [Online]. History of Futsal. Tersedia : http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]

Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com

[28 Februari 2014]

Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kepercayaan diri Menurut Para Ahli. Tersedia :

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber: Peneliti
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, sebelum diberikan kepada siswa pada saat penelitian,

Koordinasi dan fasilitasi pembinaan penyelenggaraan pemerintahan (bimbingan, supervisi dan konsultasi, perencanaan, penelitian, pemantauan, pengembangan dan evaluasi) di bidang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya mengenai peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa yang mendapat

Pada penelitian ini dapat diperoleh hasil yaitu peramalan penjualan untuk jenis ikan yang di jual dengan nilai tinggi menggunakan metode Least Square pada bulan Mei 2008

Berdasarkan indeks keanekaragaman diketahui bahwa perairan estuari suaka margasatwa Karang Gading dalam kategori tercemar sedang.. Kata kunci : Makrozoobentos, Keanekaragaman,

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2011 tentang Sistem Standar Mutu Pendidikan dan Pelatihan, Ujian, serta Sertifikasi Pelaut Kapal

Dalam pembahasan ini, aspek - aspek yang menjadi pertimbangan dan menjadi dasar analisa ini, antara lain adalah kekuatan, kelemahan serta peluang yang dimiliki perusahaan dan

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana. © Sri Sundari 2015 Universitas