PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
DENGAN MEDIA COMPACT DISK (CD) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 PENATIH
TAHUN AJARAN 2013/2014
Putu Ayu Junita Wulandari1, I Gusti Agung Oka Negara2, Made Suara3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail : { [email protected]. [email protected]. madesuara³@yahoo.co.id.}
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dengan media compact disk (CD). Rancangan penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek penelitian siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 32 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner dan metode tes hasil belajar. Berdasarkan hasil pengolahan data, penelitian ini menyimpulkan terjadi peningkatan respon siswa,ini bisa dilihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari 67,06 dengan persentase 34,4% pada siklus I dan 80,28 dengan persentase 84,3% pada siklus II. Selain itu terjadi peningkatan skor rata-rata kelas siklus I dan siklus II dari 67,68 menjadi 74,56. Dilihat dari ketuntasan siswa dengan jumlah 32 siswa yang menjadi subjek penelitian, 28 siswa atau 87,5% dinyatakan berhasil dan 4 siswa atau 12,5% dikategorikan belum berhasil. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STADdengan media
compact disk (CD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VA SD Negeri 1
Penatih.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compactdisk (CD),
dan hasil belajar
Abstract
The purpose of this research is to know the improvement of student learning outcomes in teaching science through the implementation of cooperative learning model of Students Teams Achievement Divisions (STAD) type with media compact disk (CD). The design of this study is classroom action research which was conducted to the class VA SD N 1 Penatih in academic year 2013/2014 that consists of 32 students. This study was conducted in two cycles which was consisted of 4 meetings. The collected data were analyzed by descriptive quantitative Data collection method which was used is questionnaire method and achievement test method. Based on the results of data processing, the study concluded that there was an increasing students 'responses, it can be seen from the increasing students' average score of 67.06 with the percentage of 34.4% in cycle I and 80.28 with the percentage of 84.3% in cycle I. Besides, there were increasing average score of the class in cycle I and cycle I from 67.68 into 74.56. Judging from the number of student mastery of 32 students who became the subject of the study, 28 students, or 87.5% declared successful and 4 students or 12.5% categorized not succeeded yet. It could be concluded that the implementation of cooperative learning model of STAD type by using compact disc media (CD) could improved science learning outcomes of the fithth grade students of SD N 1 Penatih.
Key words: cooperative learning model of STAD by using Compact Disc (CD) media,
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan berarti peningkatan sumber daya manusia. Upaya yang paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. SDM harus ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dilandasi oleh penerapan model-model pembelajaran. Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran (Riyanto, 2010:123).
Pendidikan terdapat komponen-komponen yang memegang peranan penting dalam menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif sehingga terciptalah sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satunya adalah tenaga pengajar dan penunjang dalam proses belajar mengajar itu sendiri. IPA adalah mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat SD sampai sekolah menengah atas. Sampai saat ini IPA masih dianggap mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Anggapan ini mungkin tidak berlebihan selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep IPA yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya.
Permasalahan mendasar adalah proses pembelajaran IPA yang kurang dalam pemanfaatan lingkungan sekitar siswa dan juga penggunaan media yang kurang menarik minat siswa untuk mempelajari IPA itu sendiri. Berdasarkan wawancara dengan guru sebelumnya yang mengajar mata pelajaran IPA di kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014 yang ditunjukkan oleh sikap dan tingkah laku mereka pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran dan sering keluar tempat duduk bahkan keluar kelas saat pelajaran sedang berlangsung. Faktor lain guru kurang memperhatikan model
pembelajaran yang digunakan yang sekiranya dapat menumbuhkan keaktifan, minat, dan kreativitas siswa untuk belajar. Guru lebih mendominasi ketika menyampaikan materi pembelajaran dan kurang pemanfaatan media yang sesuai dengan perkembangan jaman sekarang ini sehingga kurang menarik minat siswa untuk belajar. Melalui observasi yang dilakukan oleh guru sebelumnya dapat dilihat bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Penatih masih kurang. Berdasarkan hasil tes formatif tahun ajaran 2012/2013 dikelas VA semester 1 SD Negeri 1 Penatih dalam mata pelajaran IPA, nilai rata-rata dari 32 orang siswa adalah 56,53 sedangkan KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 70.
Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam mempelajari IPA. Akibatnya terjadi banyak kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal baik soal-soal ulangan harian, ulangan umum, dan soal-soal UAN.
IPA merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.
Banyak sekali guru IPA yang menggunakan waktu pelajaran dengan kegiatan membahas tugas-tugas, lalu memberi pelajaran baru, memberi tugas kepada siswa. Pembelajaran seperti di atas yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang membosankandan merusak minat belajar siswa. Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal. Selain itu pemilihan media yang tepat juga sangat
memberikan peranan dalam pembelajaran. Selama ini media pembelajaran yang dipakai adalah alat peraga yang terbuat dari
tripleks-tripleks dan alat peraga sederhana
lainnya. Tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi, media pembelajaran tersebut kurang menarik perhatian dan minat siswa. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih menarik perhatian dan minat siswa tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum.
Pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Division (STAD) yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut; a) Presentasi kelas. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya. b) Kerja kelompok. Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran, c) Tes. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu, d) Peningkatan skor individu. Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok, e) Penghargaan kolompok. Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi, diberikan penghargaan.
Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya dikembangkan suatu tindakan yang dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media CD
untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengemukakan gagasan-gagasan terhadap pemecahan suatu masalah dalam kelompoknya masing-masing. Pemilihan media pembelajaran dengan menggunakan CD dikarenakan akhir-akhir ini di lingkungan akademis atau pendidikan penggunaan media pembelajaran yang berbentuk CD bukan merupakan hal yang baru lagi. Penggunaan media pembelajaran IPA yang berbentuk
CD memungkinkan digunakan dalam berbagai keadaan tempat, baik di sekolah maupun di rumah, serta yang paling utama adalah dapat memenuhi nilai atau fungsi media pembelajaran secara umum. Berdasarkan uraian diatas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Media Compact Disk Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Penatih Tahun Ajaran 2013/2014".
METODE
Penelitian ini mengambil tempat atau lokasi di SD Negeri 1 Penatih pada anak-anak kelas VA tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 orang terdiri atas 21 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.
Objek penelitian adalah hasil belajar dan respon siswa terhadap penggunaan media CD siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian yang peneliti laksanakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Class Room Action Research pada
semester 1 tahun ajaran 2013/2014 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu, siswa kelas VA semester 1 SD Negeri 1 Penatih yang berjumlah 32 siswa. Data keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA didapat melalui tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar IPA. Instrument yang digunakan berupa soal-soal tes mata pelajaran IPA, setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tes yang diberikan berupa tes uraian sebanyak 5 soal yang dikerjakan oleh masing-masing siswa dengan memperhatikan kekompakan
tim, keaktifan individu masing-masing kelompok, dan tingkat kebenaran jawaban. Agar butir-butir tes dapat mengukur tujuan pembelajaran yang diharapkan maka perlu dibuatkan kisi-kisi tes hasil belajar IPA. Sedangkan untuk data penilaian respon siswa terhadap penggunaan media CD dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan cara kuesioner atau angket.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ), yang terdiri dari dua siklus. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berkolaborasi dengan guru yang mengajar pelajaran IPA.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan dan evaluasi tindakan, (4) refleksi. Pelaksanaan refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus yang ditandai dengan pelaksanaan ulangan harian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan dan kelebihan yang terjadi dalam tindakan sebelumnya serta memberikan masukan tindakan dalam siklus berikutnya.
Penelitian awal dengan proses pembelajaran tanpa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media CD belajar IPA siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014 yang dilanjutkan dengan evaluasi. Hasil tes awal diperoleh sesuai dengan latar belakang perlu untuk diadakan perbaikan agar diperoleh hasil yang optimal dalam proses pembelajaran IPA.
Dalam perencanaan tindakan ini peneliti dan guru bersama-sama menyamakan persepsi terhadap tindakan yang akan diberikan, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tindakan serta memperlancar jalannya penelitian, dan diperoleh hasil yang maksimal. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap rencana tindakan ini, yaitu (1) menyiapkan bahan ajar IPA yang akan dipelajari dan dibahas, (2) merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran serta menyusun lembar kegiatan siswa tentang materi yang dibahas, (3) meyiapkan alat dan bahan dalam penggunaan media yang akan dipergunakan , (4) menyiapkan lembar observasi tentang proses kegiatan
belajar mengajar dikelas, (5) menyiapkan tes dalam bentuk soal essay, (6) membentuk sebuah kelompok yang bersifat heterogen berdasarkan nilai yang diperoleh sebelumnya.
Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah seperti berikut:
(1) Kegiatan pendahuluan terutama menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya mengikuti proses pembelajaran dengan baik dengan mengucapkan salam, melakukan absensi, apersepsi dan memotivasi.
(2) Kegiatan inti memfokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengembangkan kemampuan memahami yakni: (a) eksplorasi dengan menggali pengetahuan awal siswa tentang topik, menjelaskan metode model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media CD dalam belajar IPA, melibatkan siswa dengan seluas-luasnya, (b) elaborasi, membagikan lembar kerja siswa tentang materi IPA yang akan dibahas kepada masing-masing siswa, menyajikan materi menggunakan media CD, siswa bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan pada lembar kerja siswa sesuai dengan waktu yang telah disediakan, peneliti mengobservasi proses kegiatan belajar mengajar dikelas.
(3) Konfirmasi memberikan konfirmasi atau menegaskan kembali konsep-konsep yang telah ditemukan, membantu menyelesaikan permasalahan siswa, memfasilitasi siswa dalam melakukan refleksi, memberikan umpan balik positif dalam bentuk lisan atau tulisan. Pengamatan dilakukan berkaitan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dan pengamatan terhadap kondisi kegiatan siswa dalam pelajaran. Hasil pengamatan dalam bentuk catatan observasi. Tahap evaluasi dilakukan di kelas, dimana evaluasi hasil belajar siswa menggunakan tes dalam bentuk essay mengenai materi IPA yang telah diajarkan dalam siklus bersangkutan dan dikerjakan secara individu.
Kegiatan refleksi mencangkup kegiatan merenung, mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukan, dan hasilnya
merupakan informasi tentang apa yang telah terjadi dan apa yang perlu dilakukan oleh peneliti pada tindakan berikutnya. Refleksi dilakukan setiap akhir siklus dan dilakukan terhadap hasil evaluasi, dengan menilai dan mengidentifikasi hasil yang dicapai pada siklus I serta mengkaji hambatan-hambatan atau kendala-kendala dari tindakan yang telah diberikan selama siklus I berlangsung dan dijadikan pertimbangan dalam merancang proses pembelajaran pada siklus selanjutnya dengan harapan untuk memperoleh hasil yang optimal. Kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada suatu siklus di gunakan untuk melakukan perbaikan pada tindakan berikutnya.
Metode pengumpulan data merupakan prosedur yang ditempuh dalam memperoleh data yang valid dalam penelitian. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode observasi, kuesioner atau angket, dan tes.
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis (Nurkancana dan Sunartana, 1992:51). Dalam pelaksanaannya, penelitian menggunakan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen, untuk itu peneliti menyiapkan lembar observasi. Hasil observasi ini dapat digunakan dasar pijakan apakah suatu tindakan dapat dikembangkan atau dilanjutkan kesiklus berikutnya atau perlu direvisi atau dirubah total. Instrumen yang dipergunakan untuk observasi tersebut berupa aspek-aspek perilaku siswa dan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Lembar pengamatan atau observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan terhadap peneliti dan kegiatan siswa.
Menurut Arikunto (2010:28) menyatakan bahwa metode kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada seseorang untuk mengungkap pendapat, keadaan , kesan yang ada pada diri orang tersebut. Metode kuesioner dilakukan untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan media
CD dalam pembelajaran IPA di kelas VA.
Kuesioner dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada siswa, dan
meminta siswa memberikan pilihan jawaban atau respon yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket ini diberikan untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Pemberian skor terhadap respon siswa dilakukan secara gradual atau pembobotan. Pemberian skor 4 apabila respon siswa sangat baik, skor 3 apabila baik, skor 2 apabila cukup, dan skor 1 apabila kurang. Skor maksimal idealnya (SMI) adalah 16. Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan suatu tugas atau rangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi belajar anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan (Nurkancana dan Sunartana, 1992:34). Lembar tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah jenis tes berupa tes essay. Pelaksanaan tes diadakan setelah siswa melakukan aktifitas belajar untuk mendapakan peningkatan hasil belajar dengan terlebih dahulu menyaksikan dan mempelajari serta mencermati pelajaran IPA melalui media
CD yang telah ditayangkan, kemudian
siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembaran. Pelaksanaan tes dilakukan dan diawasi oleh guru bidang studi IPA dan peneliti.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data dengan metode tes adalah (1) memilih materi tes, (2) menyusun tes, (3) menetapkan skor tes, dan (4) melaksanakan tes. Keempat langkah penyusunan tes akan dipaparkan sebagai berikut:
(1) Memilih materi tes yang ditentukan berdasarkan materi pelajaran tentang menjawab pertanyaan yang terdapat dalam media CD.
(2) Menyusun tes, untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tes menjawab pertanyaan/essay. (3) Menetapkan skor tes, setelah lembar
selanjutnya adalah penskoran. Jumlah soal yang akan diberikan terdiri dari 5 soal essay.
(4) Pelaksanaan Tes, tes diadakan setelah siswa melakukan kegiatan belajar untuk mendapakan peningkatan hasil belajar dengan terlebih dahulu menyaksikan dan mempelajari serta mencermati pelajaran IPA melalui media CD yang telah ditayangkan, kemudian siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembaran. Pelaksanaan tes dilakukan dan diawasi oleh guru kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014 dan peneliti sendiri.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, tindakan atau proses analisis data dilakukan dari awal hingga akhir penelitian. Data yang diperoleh dari hasil observasi, tes, dan respon siswa dalam bentuk hasil belajar IPA siswa kelas VA akan diolah dengan metode statistik deskriptif. Menurut Trianto (2011: 62) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Adapun tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengubah skor mentah menjadi skor standar
2. Menentukan kriteria predikat kemampuan siswa
3. Mencari skor rata-rata 4. Analisis data angket
5. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika nilai rata-rata kelas mencapai nilai standar minimal 70 dengan ketentuan sebagian besar (75%) siswa mampu memperoleh nilai minimal 70 keatas pada hasil belajar IPA siswa.
6. Berdasarkan indikator tersebut, keberhasilan siswa untuk meningkatkan hasil belajar IPA dapat ditentukan apabila siswa memperoleh skor minimal 70. Siswa yang memperoleh skor di bawah 70 perlu melakukan perbaikan. Apabila 75% dari jumlah siswa di kelas memperoleh nilai minimal 70 ke atas berarti tindakan dikatakan berhasil sehingga tindakan dapat dihentikan.
7. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase ketuntasan maksimal adalah sebagai berikut
100% x ideal maksimal Skor diperoleh yang Skor siswa Respon 100% x n keseluruha siswa Jumlah tuntas yang siswa Jumlah Maksimal Ketuntasan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil wawancara dengan guru, ditemukan bahwa hasil belajar IPA siswa tergolong dalam kategori rendah. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari 32 siswa, hanya 8 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (70) sehingga kemampuan siswa dapat dikategorikan kurang. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata mencapai 56,53. Selain itu ketuntasan klasikal juga tergolong rendah karena hanya mencapai 25%.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Deskripsi hasil pelaksanaan masing-masing siklus akan dipaparkan sebagai berikut.
Angket dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap hasil belajar IPA siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD). Angket pada siklus I dilakukan setelah tes siklus I dilaksanakan dengan membagikan lembar angket kepada siswa.
Diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VA SD 1 Penatih yang berjumlah 32 siswa pada siklus I adalah sebagai berikut. (1) 2 orang atau 6% siswa memperoleh skor 46; (2) 5 orang atau 16% siswa memperoleh skor 53; (3) 5 orang atau 16% siswa memperoleh skor 60; (4) 2 orang atau 6% siswa memperoleh skor 66; (5) 9 orang atau 28% siswa memperoleh skor 73; dan (6) 9 orang atau 28% siswa memperoleh skor 80.
Perolehan skor rata-rata pada siklus I yaitu sebesar 67,68 yang dibulatkan menjadi 67.
Dari data yang telah dipaparkan diatas, dapat digambarkan bahwa dari 32 siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih yang
mengikuti pembelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk
(CD) pada siklus I diketahui bahwa 18 dari
32 siswa berhasil mencapai nilai KKM. 100% x n keseluruha siswa Jumlah tuntas yang siswa Jumlah Maksimal Ketuntasan =
32
18
x 100% = 56,2%Sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kelas mencapai standar minimal 70 sebagai nilai KKM dengan ketentuan sebagian besar (75%) siswa mampu memperoleh nilai minimal 70 pada hasil belajar IPA sehingga penelitian dirasa perlu untuk dilanjutkan dengan melaksanakan siklus II.
Dapat digambarkan bahwa dari 32 siswa kelas VA SD 1 Penatih, yang merespon penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD siklus II, diketahui 5 orang yang mendapat nilai sangat tinggi dengan persentase 15,7%, 22 orang yang mendapat nilai tinggi dengan persentase 68,8%, 2 orang mendapat nilai rendah dengan persentase 6,2%, dan 3 orang mendapat nilai sangat rendah dengan persentase 9,3%.
Bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih yang berjumlah 32 siswa, yaitu (1) 3 orang atau 9% siswa memperoleh skor 53; (2) 1 orang atau 3% siswa memperoleh skor 60; (3) 13 orang atau 41% siswa memperoleh skor 73; (4) 12 orang atau 38% siswa memperoleh skor 80; dan (5) 3 orang atau 9% siswa memperoleh skor 86. Skor rata-rata kelas yang dicapai pada siklus II ini adalah 74,56.
Berdasarkan data di atas, dapat digambarkan bahwa dari 32 siswa kelas VA SD 1 Penatih yang mengikuti pelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II diketahui bahwa 28 siswa dari 32 siswa berhasil mencapai dan melewati batas nilai KKM.
Secara klasikal hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bisa dikategorikan berhasil karena pencapaian siswa yang memperoleh skor minimal 70 berjumlah 28 orang atau sekitar 87,5%, sedangkan siswa yang memperoleh skor di bawah nilai KKM berjumlah 4 orang atau sekitar 12,5%. Oleh sebab itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas VA SD 1 Penatih telah mencapai hasil yang diharapkan atau berhasil sehingga tidak perlu lagi untuk melaksanakan siklus III.
Hasil pelaksanaan siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan nilai belajar IPA siswa. Hal tersebut terlihat dari perbandingan tes siklus I dan siklus II. Jika pada siklus I hanya mencapai skor rata-rata kelas 67,68 dengan ketuntasan klasikal 56,2%, namun pada siklus II skor rata-rata mencapai 74,56 dengan ketuntasan klasikal mencapai 87,5%. Hal ini mengindikasikan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD), skor rata-rata hasil
belajar IPA siswa mengalami peningkatan sebesar 6,9.
Berdasarkan refleksi siklus I yang dilakukan atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih, ditemukan bahwa hasil belajar IPA siswa meningkat, namun belum mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini terlihat dari belum tercapainya indikator keberhasilan, yaitu rata-rata kelas mencapai standar minimal 70 sebagai nilai KKM dengan ketentuan sebagian besar (75%) siswa mampu memperoleh nilai 70 ke atas pada pelajaran IPA. Oleh karena itu, perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan siklus II.
Pada pelaksanaan siklus II dengan beberapa perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I, diperoleh hasil observasi, angket, dan hasil tes penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk
(CD) untuk meningkatkan hasil belajar IPA
sehingga peneliti menghentikan penelitian hanya pada siklus II.
Berdasarkan uraian siklus I dan II dapat diidentifikasi beberapa temuan yang bermakna, yakni: (1) siswa memberikan respon positif terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dalam pelajaran IPA dan (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa.
Keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa karena beberapa hal, yakni: (1) model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) mampu menarik perhatian siswa; (2) siswa merasa senang mengikuti pelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD); dan (3) model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dapat membantu siswa untuk memperoleh gagasan dalam pelajaran IPA.
Tingkat motivasi siswa akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, kegiatan belajar mengajar perlu diupayakan agar menyenangkan dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal ini tentunya membutuhkan kejelian dan kreatifitas guru dalam mewujudkannya. Salah satunya adalah dengan pemilihan sebuah metode atau model belajar yang tepat, seperti yang telah dibuktikan dalam penelitian ini.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) dalam belajar IPA dari
siklus I dan siklus II yang dilaksanakan menunjukan peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil tes siklus I yang menunjukan bahwa dari 32 siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih yang mengikuti tes belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) diperoleh hasil bahwa 2
orang atau 6% siswa memperoleh skor 46 dengan predikat kurang, 5 orang atau 16% siswa memperoleh skor 53 dengan predikat kurang, 5 orang atau 16% siswa memperoleh skor 60 dengan predikat
cukup, 2 orang atau 6% siswa memperoleh skor 66 dengan predikat cukup, 9 orang atau 28% siswa memperoleh skor 73 dengan predikat baik, dan terakhir 9 orang atau 28% siswa mencapai skor 80 dengan predikat baik. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 80 dan skor terendah adalah 46 dengan persentase ketuntasan pada siklus I adalah 56,2%.
Hasil angket yang dibagikan kepada siswa sesudah tes, menunjukan respon positif dari siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dalam belajar IPA. Sebagian besar siswa mengaku tertarik dan senang atas pelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk
(CD). Dalam pelaksanaan siklus I sebanyak
6 orang siswa atau 18,75% masih terlihat belum begitu baik merespon penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD). Namun, pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) mulai terlihat pada siklus
II. Hal tersebut terlihat dari hasil angket pada siklus II, sebanyak 26 orang siswa atau 81,25% merespon positif penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dalam pelajaran IPA.
Hasil tes siklus II menunjukan dari 32 siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih yang mengikuti tes belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk
(CD) diperoleh hasil bahwa 3 orang atau
9% siswa memperoleh skor 53 dengan predikat kurang, 1 orang atau 3% siswa memperoleh skor 60 dengan predikat cukup, 13 orang atau 41% siswa memperoleh skor 73 dengan predikat baik, 12 orang atau 38% siswa memperoleh skor 80 dengan predikat baik, dan terakhir 3 orang atau 9% siswa mencapai skor 86 dengan predikat sangat baik. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 86 dan skor terendah adalah 53 dengan persentase ketuntasan pada siklus II adalah 87,5%.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk
(CD) untuk meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1) Respon siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014 atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa, adalah baik. Pernyataan ini berdasarkan hasil angket siklus I dan siklus II yang sebagian besar siswa merespon positif terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) dalam pelajaran IPA.
2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih tahun ajaran 2013/2014. Hal ini terbukti dengan peningkatan skor rata-rata kelas siklus I dan II dari 67,68 menjadi 74,56. Selain itu, dilihat dari tingkat ketuntasan siswa dengan jumlah 32 siswa yang menjadi subjek penelitian, 28 siswa atau 87,5% dinyatakan berhasil dan 4 siswa atau 12,5% dikategorikan belum berhasil.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya IPA di tingkat SD serta sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang sudah dilakukan maka terdapat beberapa saran yang penulis dapat sampaikan sebagai berikut.
1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media
compact disk (CD) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas VA SD Negeri 1 Penatih, maka guru diharapkan dapat menjadikan metode pembelajaran ini sebagai sarana pembelajaran dan dapat diterapkan dalam pembelajaran khususnya dalam pelajaran IPA.
2) Diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dapat dilakukan secara berkesinambungan
bagi guru dan siswa dalam pelajaran, khususnya pelajaran IPA.
3) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media compact disk (CD) dalam belajar IPA disarankan untuk menggunakan subjek penelitian yang lebih besar dan lebih luas.
Demikianlah seluruh proses penelitian ini penulis akhiri dengan hasil yang belum begitu memuaskan dan mencapai kesempurnaan, walaupun harapan yang terkandung di dalamnya sungguh tiada terbatas.
Akhirnya tulisan ini dipersembahkan bagi keperluan pengembangan, pembinaan, dan pelestarian IPA khususnya dalam rangka peningkatan ilmu pengetahuan bagi guru pengajar Ilmu Pengetahuan Alam, yang diharapkan setelah guru mempelajari, guru akan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR RUJUKAN
Adhi, Kertha. 1997. Statistik Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tabanan: IKIP Saraswati.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azmiyawati, Choiril. 2008. IPA Salingtemas. Jakarta: Intan Pariwara.
Baharuddin, H. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Arruzz
Media.
Dakir, H. 2010. Perencanaan & Pengembangan Kurikulum. Jakarta:
Rineka Cipta.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta Jaya.
Nurhadi. 2003. Sukses Mengajar Melalui
Pembelajaran Kooperatif. Jakarta:
Nurkancana, Wayan dan PPN Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Rachmat. 2004. Sain Sahabatku. Jakarta: Ganesa Exact.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Rusyan, Tabrani. 1992. Pendidikan Masa
Kini dan Mendatang. Jakarta: Bina
Mulia.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan
Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Tambunan, Emil. H. 2002. Kunci Menuju
Sukses. Bandung: Indonesia
Publishing Hous.
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.