• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASa KERJA P ANJA KEP ADA P ANITIA KHUSUS RUU TENTANG P ANGAN TANGGAL 11 OKTOBER 1996 DISAMP AIKAN OL KETUAPANJA RM.PURBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASa KERJA P ANJA KEP ADA P ANITIA KHUSUS RUU TENTANG P ANGAN TANGGAL 11 OKTOBER 1996 DISAMP AIKAN OL KETUAPANJA RM.PURBA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASa KERJA

P

ANJA

KEP ADA

P

ANITIA KHUSUS

RUU

TENTANG

P

ANGAN

TANGGAL

11 OKTOBER 1996

DISAMP AIKAN

OL

KETUAPANJA

(2)

Assallarn'mualaikum r. b.

Yang terhormat Saudara Ketua dengan Anggota Pansus RUU tentang Pangan.

Yang terhormat saudara Menteri Negara Urusan Pangan beserta staf selaku yang mewakili Pemerintah.

Hadirin yang kami horrnati.

Pertama-tarna marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadi-rat ~~h~n Yang Maha Esa, atas lirnpahan rakhmat dan karunia Nya karena pada hari ini karena pada hari ini dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal'afiat untuk mendengarkan laporan Panitia Kerja RUU tentang Pangan.

Selanjutnya atas nama Panitia Kerja saya mengucapkan terima kasih kepada Panitia Khusus yang telah memberikan mandat kepada kami untuk menuntaskan beberapa permasalahan yang memerlukan . pendalaman lebih lanjut dalam forum rapat tertututup dengan maksud agar semua pihak dapat mengutarakan argumentasinya secara lebih terbuka dan dapat memehami serta mendalami permasalahannya yang dihadapi sehingga diperoleh kesepakatan yang memenuhi hara-pan kita semua.

Hadirin yang .saya hormati dalam kesempatan ·yang sangat berharga ini perkenankanlah saya menyampaikan laporan pelaksanaan Rapat Panitia Kerja RUU Tentang Pangan sebagai berikut .

1. Pertama keanggotaan

Berdasarkan keputusan Rapat Panitia Khusus Tanggal 27 Septem-ber 1996 disepakti keanggotaan Panitia Kerja Septem-berjumlah 34 orang anggota dengan komposisi sebagai berikut :

- 15 orang dari FKP,

6 orang dari FABRI,

4 orang dari FPP,

4 Orang dari FPDI.

Pimpinan 2 orang anggota yaitu

- 1. 1 (satu) Ketua panja dari FABRI yaitu saya sendiri, - 2. Wakil Ketua dari FPDI yaitu yang terhormat Saudara

H.Djuwardi Effendi dan 3 orang anggota masing-masing yang terhormat Prof. DR. H. Didin. S. Sastrapraja, Prof. DR. Ir. H. Fachruddin. dan H. Syaiful Anwar Husen.

Pemerintah berjumlah lebih kurang 30 orang.

(3)

-2. Rapat-rapat Panitia Kerja

Pelaksanaan Rapat panitia Kerja tetap mengacu kepada mandat yang diberikan oleh Panitia Khusus yaitu dengan menggunakan alokasi waktu sebanyak 9 (sembilan) hari kerja dan dialokasi-kan lagi kepada Panja sebanyak 7 (tujuh) hari kerja dan 2

(dua) hari untuk Timus dan Sinkronisasi.

Mengingat beban tugas yang dirasakan memerlukan pemikiran yang mendalam, maka salah satu upaya untuk mengurangi beban tuga~

te~sebut diatas Panja telah sepakat untuk membentuk Tim Kecil yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang mewakili ke empat Fraksi dan Pemerintah.

Adapun tugas ya~g diserahkan kepada Tim Kecil adalah membahas tentang :

1. Konsideran mengingat dan konsideran menimbang. 2. Penjelasan Umum RUU.

Kedua materi ini diserahkan kepada Tim Kecil dengan mandat penuh selanjutnya kepada Tim Kecil juga diserahkan tugas untuk membahas Bab VII baru tentang Ketahanan Pangan,· Bab VIII tentang Pemeriksaan dan Bab IX tentang Sanksi Pidana dalam RUU.

Dengan adanya pembagian tugas seperti ini maka pelaksanaan Rapat Panja maupun Rapat Tim Kecil dilakukan secara paralel baik siang maupun malam dengan memanfaatkan waktu selama 9 (sembilan)

jam per hari. Mengingat beban tugas yang diemban tersebut memer-lukan kajian mendalam, maka pelaksanaan rapat dilakukan secara ketat. Ternyata . dengan cara tersebut beban tugas yang diemban dapat diselesaikan dalam waktu 5 (lima) hari kerja bagi Panja. Sehingga dengan demikian dan sisa waktu yang ada digunakan oleh Tim Perumus untuk bekerja lebih leluasa dan disamping itu juga oleh Fraksi-fraksi untuk mempersiapkan pendapat akhir mini mas-ing-masing dalam Sidang Pansus pengambilan keputusan hasil RUU Tentang Pangan untu dibawakan ke Tingkat IV.

Perlu kami laporkan pula bahwa Anggota Tim Perumus berjumlah 20 (dua puluh) orang teridiri dari 5 (lima) orang Pimpinan, 8 (delapan) orang dari FKP, 3 (tiga) dari FABRI, 2 (dua) FPP dan 2 ( dua) dari FPDI. Tim tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua Pansus yaitu yang terhormat Saudara Prof.OR. Ir. H. Fachrudin. Adapun tugas dari Tim Perumus adalah selain menyelesaikan mandat yang

(4)

diberikan oleh Panja juga menyelesaikan materi rumusan yang bersifat redaksional dari Panitia Khusus.

Karena pertimbangan waktu yang tersedia relatif cukup sing-kat sedangkan Tim Perumus harus dapat menyelesaikan tugas secara tuntas, maka Tim Perumus bersepakat agar anggota yang tergabung dalam Tim Perumus juga sekaligus melakukan Sinkronisasi terhadap rumusan dan penempatan Bab maupun Pasal-pasal, sehingga dengan demikian tugas yang diberikan Panja dapat diselesaikan tepat waktu.

3_. Mekanisme Rapat Kerja

a. Mekanisme rapat yang ditempuh oleh Panja tidak jauh berbeda dengan mekanisme yang ditempuh dalam Rapat Panitia Khusus yaitu masing-masing Fraksi sebagai pengusus subtansi yang di Panja kan telebih dahulu memberikan penjelasan ulang dan penjelasan tambahan secara singkat dengan maksud untuk mengingkatkan kembali catatan yang ada pada anggota Panitia Kerja.

Dalam Rapat Panitia Kerja tersebut pada dasarnya dilakukan dua kali putaran kemudian bila tidak mencapai mufakat putaran pembahasan dapat ditambah dan bila perlu dilanjut-kan dalam forum lobby. Namun demikian meskipun telah dilak-ukan lobby ternyata masih saja ada permasalahan yang tidak dapat· diputuskan dengan segera, . hal ini disebabkan karena adanya perbedaaan pendapat dari masing-masing Fraksi dan Pemerintah dalam mengemukakan argumennya bahkan tidak jarang mengalami penundaan sampai beberapa kali hal ini menunjukan adanya rasa tanggung jawab besar dari seluruh anggota Panitia Kerja untuk mendapatkan rumusan RUU yang terbaik. Demikian pula untuk menyelesaikan setiap permasa-lahan kadang-kadang dijumpai adanya perbedaan yang sangat tajam. Namun demikian berkat adanya sikap yang arif dari para anggota Panitia Kerja dan Pemerintah, maka semua permasalahan akhirnya dapat diselesaikan secara tuntas . Oleh karena itu kita patut mengucapkan puji syukur kepada

(5)

Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya seluruh materi baik substan-sial dan redaksional dapat diselesiakn melalui musyawarah untuk mufakat.

b. Rapat Tim Perumus.

Sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh Ketua Tim Perumus, maka tugas yang ditangani oleh Tim Perumus adalah menyelesaikan tugas baik dari Pansus maupun tugas dari Panja ,· disamping i tu juga sekaligus melakukan Sinkronisasi untuk menserasikan seluruh materi RUU yang dihasilkan oleh Panitia Khusus dan Panitia Kerja, dan sebagai bahan acuan yang digunakan adalah naskah RUU yang ditulis ulang oleh Pemerintah dari.hari Pansus dan Panja.·

Dengan mekanisme demikian, rapat dapat berjalan lancar walaupun kadang-kadang masih dijumpai terjadi perbedaan persepsi dari masing-masing anggota terhadap satu masalah yang sama terutama apabila masalah tersebut menyangkut masalah tehnis.

4. Materi Permasalahan

Berdasarkan permasalah yang telah.dipersiapkan bai ol~h Sekre-tariat Pansus maupun oleh Pemerintah, maka jumlah materi yang harus diselesaikan oleh Panitia Kerja adalah sekitar 301 permasalahan terdiri dari 241 permasalahan yang ada di Batang ·. Tubuh dan 60 pe.rmasalah di Penjelasan. Meskipun jumi.ah materi yang dibahas cukup banyak namun dalam perjalanannya bila dilihat secara cermat ada beberapa materi yang mengadung pengertian yang sama. Oleh karena itu teleh disepakati bilka dalam pembahasan diketemukan materi yang sama, maka langsung diselaraskan dengan materi sebelumnya.

Dalam pembahasan materi di Rapat Panja ada beberapa catatan penting yang dapat diklasifisikan sebagai permasalahan yang cukup menonjol antara lain sebagai berikut :

Pertama : Konsideran Menimbang, Mengingat dan Penjela-san Umum.

(6)

Ke dua

Menurut pengalaman dalam berbagai Pansus pembahasan materi Konsideran dan Penjelasan Umum selalau menghabiskan waktu yang panjang walaupun semua Fraksi dan Pemerintah berpen-dapat sama tentang kriteria muatan untuk Konsideran menimbang, namun kalau sudah memasuki rumusannya selalu timbul keinginan untuk memasukan keinginan masing-masing~

Sedangkan dalam Konsideran Mengingat walaupun terdapat perbedaan persepsi tentang kriteria muatan yang perlu dimasukkan selain Pasal-pasal dari UUD 1945. dapat dicapai kesepakatan yaitu dalam Konsideran mengingat hanya mecan-tumkan Pasal-pasal UUD 1945 yang terkait dengan ketentuan pebentukan UU. Dengan demi-kian maka pencantuman beberapa UU dalam Konsideran Mengingat dihapuskan dan dipindah-.kan kedalam Penjelasan Umum.

Pembahasan Konsideran disatukan dengan peru-musan Penjelasan Umum diserahkan kepada Tim Kecil dengan mandat penuh dan dapat disele-saikan dalam kurang dari 2 hari saja.

: Bab I Ketentuan Umum

Untuk memperjelas materi muatan RUU ini Panja menambahkan beberapa pengertian berkali-kali disebut dalam Batang Tubuh dengan maksud untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda, sehingga jumlah pengertian yang ada dalam Pasal 1 menjadi 18 buah.

Demikian pula rumusan Pasal 2 yang semula membuat azas-azas pembangunan pangan dirubah menjadi muatan baru sebagai dasar filosofi pembangunan pangan yang memayungi muatan RUU dalam Pasal-pasal berikutnya .

(7)

Ke tiga

Ke empat

Ke lima

Ke enam

: Bab II Keamanan Pangan

Teridiri dari 6 bagian dan terdiri dari Pasal 4 sampai dengan Pasal 23 mendapat cukup banyak perubahan mulai dari judul Bab yang semula berjudul Persyaratan Keamanan Pangan berubah menjadi Keamanan Pangan dan beberapa judul dari. bagian-bagiannya maupun rumusan Pasal-pasalnya yang umumnya menyangkut pe-nyempurnaan redaksional.

: Bab III Tentang Mutu dan Gizi Pangan.

Terdiri dari Pasal 24 sampai dengan Pasal 29 Bab III tidak mengalami banyak perubahan walaupun menyita waktu cukup -banyak dalam membahas istilah perbaikan status gizi seba-gai pengganti istilah peningkatan status g~z~

yang terdapat dalam rumusan Pasal 27 Ayat

( 1) •

: Bab IV Mengenai Label dan !klan Pangan.

Terdiri dari Pasal 30 sampai dengan Pasal 35. Pembahasan Bah ini cukup lancar kecuali pembahasan tentang muatan Label mengfenai keterangan tentang Halal memerlukan pembaha-san yang cukup lama dan akhirnya dapat dise~

pakati dengan penyempurnaan Penjelasan Pasal.

: Bab V Tentanq Pemasukan dan Pengeluaran Pangan ke Dalam dan Dari Wilayah Indonesia. Bab ini meliputi Pasal 36 sampai dengan Pasal 40 tidak banyak mengalami perubahan kecuali pembahasan kata "dapat" dalam Pasal 37 dan pasal 39 memerlukan pembahasan yang cukup panjang untuk dapat dipertahankan tetap dalam rumusan.

(8)

Ke tujuh

Ke delapan

Ke sem.bilan

: Bab VI Tentang Tanggung Jawab Industri Pangan.

Terdiri dari Pasal 41 sampai dengan pasal 44 tidak mengalami banyak perubahan namun pemba~

hasan Pasal 41 Ayat (3) memerlukan waktu cukup panjang yai tu tentang Prinsip Pembuk-tian Terbalik untuk mengatasi perbedaaan pendapat ini akahirnya pasal 41 Ayat (3) disepakati untuk dirumuskan dalam 2 Ayat, sehingga Pasal 41 yang semula terdiri dari ·4

Ayat berubah menjadi 5 Ayat.

: Bab VII Tentang Ketahanan Pangan.

Bab ini terdiri dari Pasal 45 sampai dengan Pasal 50 merupakan Bab baru yang pasal-pasal-nya bersumber dari Bab VIII RUU Tentang Pembinaan Pengendalian dan Pengawasan. Dengan rumusan baru dalam Pasal 45 yang memuat tentang Tanggung Jawab Pemerintah bersama Masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan. Bab ini pembahasannya diserahkan kepada Tim Kecil. Dalam pembahasan Pasal 48 Tim Kecil tidak berhasil mencapai kata sepakat sehingga mengajukan dua rumusan untuk diputuskan oleh Panja. Sesuai dengan kasepakatan dalam Panja kedua rumusan tersebut diserahkan kepada forum lobby antara Pimpinan Fraksi dengan Pemerintah, setelah dilakukan 2 kali lobby rumusannya disepakati dengan rumusan yang menampung muatan dari kedua rumusan yang diajukan oleh Tim Kecil tersebut dan diadakan penyempurnaan dalam penjelasan Pasalnya.

: Bab VIII Tentang Peranserta masyarakat.

Bab ini terdiri dari Pasal 51 dan Pasal 52 setelah ditempatkan sebagai Bab VIII yang

(9)

Ke sepuluh

Ke sebelas

semula adalah Bab VII dalam RUU, Bab ini tidak mengalami perubahan rumusan.

: Bab IX Tentang Pengawasan.

Terdiri dari Pasal 53 dan Pasal 54 semula berada dalam Bab X RUU dengan judul

Pemerik-saan. Terdapat tambahan muatan yang mendasar pada Pasal 53 yang semula terdiri dari 3 ayat berubah menjadi 5 ayat yaitu pada Ayat 3 baru memuat tentang Pemeriksa yang melakukan pemeriksaan dilengkapi dengan surat perintah. ayat 4 baru tentang tindak lanjut dari hasil pemeriksaan yang patut diduga merupakan tindak pidana segera dilakukan dengan tinda-kan penyiditinda-kan oleh penyedik sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku. Dengan tanbahan Ayat baru ini maka telah terumuskan suatu jembatan untuk menindak lanjuti basil pemeriksaan yang patut diduga sebagai tindak pidana ketahap penyedikan yang pelaksanaan penyidikkannya tidak diatur dalam RUU Pangan tetapi didalam Peraturan Perun-dang-undangan lain yang berlaku.

Dalam Bab ini dimasukkan pula Pasal 54 ten-tang tindakan administratif terhadap pelang-garan UU in~, yang semula dalam RUU dirumus-kan dalam Bab VIII tentang Pembinaan, Pengen-dalian dan Pengawasan.

: Bab X Ketentuan Pidana.

Terdiri dari Pasal 55 sampai dengan Pasal 59 dan tidak banyak mengalami perubahan, bebe-rapa perubahan muatan yang menonjol adalah ancaman pidana dan atau denda dalam Pasal 55, Pasal 56, Pasal 58 dan Pasal 59 ancaman pidana dalam Pasal 55 semula paling lama 10

(10)

Ke dua belas

tahun dirubah menjadi paling lama 5 tahun dan atau denda semula paling banyak 350 juta rupiah dirobah menjadi paling banyak 600 juta rupiah. Ancaman pidana pada pasal 56 tetap paling lama 1 tahun1 tetapi ancaman denda

semula paling banyak 125 juta dirubah menjadi paling banyak 120 juta rupiah.

Ancaman pidana dalam Pasal 58 paling lama 3 tahun tidak ada perubahan1 tetapi ancaman

denda berubah dari semula paling banyak 250 juta rupiah menjadi paling banyak 360 juta rupi?lh. Demikian pula ancaman pi dana dalam Pasal 59 tetap yaitu paling lama 4 tahun1

tetapi ancaman denda dirubah dari paling banyak 300 juta rupiah menjadi paling banyak

480 juta rupiah.

: Bah XI Penyerahan urusan dan Tugas Pemban-tuan.

Terdiri dari Pasal 60 dan semula dalam RUU berada dalam Bab IX Pasal ini tidak mengalami perubahan.

Ke tiga belas : Bab XII Ketentuan lain-lain.

Semu!"a hanya terdiri dari hanya 1 Pasal sete-lah diadakan perubahan menjadi 3 Pasal yaitu Pasal 611 Pasal 62 dan pasal 63. Pasal 61

yang semula adalah Pasal 59 dalam RUU menga-lami penyempurnaan rumusan. Pasal 62 merupa-kan Pasal baru dengan rumusan yang sebelum-nya tidak ada dalam RUU 1 yai tu bilamana

perlu Pemerintah untuk menunjuk instansi untuk mengkoordinasikan untuk terlaksananya

UU ini.

Pasal 63 semula berada di Bab XIV tentang Ketentuan Penutup dan dipindahkan tempatnya ke Bab XII ini dengan rumusan yang tetap.

(11)

Ke empat belas : Bab XIII Ketetuan Peralihan.

Terdiri dari pasal 64 dan terdapat perubahan redaksional.

Ke Lima Belas : Bab XIV Ketentuan Penutup.

Semula terdiri dari 2 pasal dan setelah perubahan tinggal satu pasal yaitu pasal 65 tentang penetapan saat berlakunya UU ini. Semula dalam RUU Rumusannya adalah UU ini mulai berlaku setelah jangka waktu 2 tahun terhitung sejak tanggal diundangkan dan setelah dirubah menjadi saat berlakunya

uu

ini mulai pada tanggal diundanqkan _Pasal 61 dalam RUU dipindahkan tempatnya ke Bab XII yaitu ketentuan dan lain sebagai pasal 63.

Hadirin yang saya hormati.

Dapat kami laporkan bahwa materi hasil rumusan Tim Perumus meliputi 40 rumusan dalam Batang Tubuh dan 13 rumusan dalam Penjelasan.

Setelah Tim Perumus selesai dengan pembahasannya dilanjutkan dengan Tim Sinkronisasi seluruh rumusan hasil Pansus, Panja dan Tim Perumus. Sebagai hasil akhir dari seluruh pembahasan RUU ini terdapat penambahan 3. Pasal· baru sehingga RUU semula memuat 62 Pasal berubah menjadi 65 Pasal.

Saudara Menteri,

Saudara Ketua dan Anggota Pansus yang saya hormati.

Demikianlah secara singkat laporan Panitia Kerja kami sam-paikan dengan harapan RUU yang telah dihasilkan oleh Panitia Kerja ini memperoleh persetujuan Panitia Khusus yang dapat pula disampaikan pada Rapat Paripurna DPR RI tanggal 14 Oktober 1996 yang akan datang.

Akhirnya pada kesempatan ini kami atas nama Pimpinan Panitia Kerja mengucapkan terima kasih kepada seluruh Anggota Panitia

(12)

Kerja, Pemerintah dan Sekretariat yang bekerja secara optimal dan extra kerja untuk menyelesaikan RUU Tentang Pangan ini.

Tidak kata lain yang dapat kami sampaikan kecuali memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga hasil kerja Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian dapat memperolah limpahan yang berlipat ganda.

Sekian terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan hara nitrogen pada akhir penelitian pembibitan berpengaruh nyata terhadap peningkatan Petiole Cross Section (PCS),

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini akan membahas bagaimana memperoleh premi tahunan untuk asuransi berjangka -tahun dengan tingkat suku bunga diubah menjadi

Pasal 30 materinya disetujui sesuai dengan naskah RUU, nMiun _perumusan~ terhadap penjelasannya diserahkan kepada TIM PERUMUS dengan menperhatikan usulan penje- lasan

secara keseluruhan PDRB pada triwulan I-2007 tetap mengalami peningkatan laju pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun

kepada kanak-kanak prasekolah kerana tidak bersesuaian dengan peringkat umur mereka. Guru prasekolah boleh memberikan soalan tetapi dalam bentuk yang mudah seperti:. a)

Apabila dibandingkan kuat tekan dengan curing air tawar dan curing air laut dengan menggunakan limbah beton pada umur 28 hari, pada penambahan 0% terjadi selisih 4% lebih rendah

b. Metode Pendekatan Masyarakat di Pedesaan. Metode pendekatan kepada masyarakat desa Sawohan dengan ceramah, diskusi, dan demonstarsi, dan penugasan atau kerja sama

Kondisi budaya-budaya di parigi moutong khususnya Rumah Adat harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah karena kondisi Rumah Adat di beberapa kecamatan