• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan semua sumber daya yang ada diharapkan nantinya akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mampu menjamin tetap terjaganya kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan.

Berangkat dari pemikiran tersebut serta adanya pertumbuhan penduduk yang cukup pesat terutama di wilayah yang tumbuh sebagai wilayah perkotaan, maka dalam pelaksanaan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Pasuruan harus betul-betul memberikan perhatian lebih besar kepada program peningkatan kualitas lingkungan hidup sekaligus mengantisipasi tumbuh dan berkembangnya permasalahan sosial serta memperhatikan peningkatan kualitas permukiman dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Salah satu hal yang harus diprioritaskan dalam peningkatan kualitas lingkungan permukiman adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukannya sebagai salah satu kegiatan sektoral yang menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman. Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Pasuruan lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Pasuruan difokuskan kepada penataan drainase lingkungan, pengelolaan persampahan dan dapat dicegahnya kontaminasi air tanah oleh limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan atau kawasan

(2)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

kumuh serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas penyediaan air bersih / air minum bagi masyarakat.

Permasalahan sanitasi akan timbul seiring dengan aktifitas pembangunan yang meningkat dengan bertambahnya penduduk yang akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik. Hal ini akan mengakibatkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan dan estetika serta kemungkinan timbulnya penyakit sehingga merugikan masyarakat di sekitarnya.

1.2. Pengertian Dasar Sanitasi

Pengertian dasar sanitasi memiliki beragam definisi yang menjelaskan hakikat dari sanitasi itu sendiri. Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 965/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa pengertian dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003).

Pengertian dasar sanitasi di wi;ayah Kabupaten Pasuruan sebagai berikut:

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water) yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk yang terbagi atas :

a. Blackwater adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.

(3)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

b. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci

2. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat dari sebuah proses industri. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya;

3. Air buangan kotapraja (municipal waster water) yaitu buangan yang berasal dari kawasan perkantoran, perdagangan, hotel dan restoran serta tempat-tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.

4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari kawasan permukiman, perkantoran, perdagangan, hotel/ restoran dan tempat-tempat lain yang ditampung pada Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) dan akan diangkut serta diolah di Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPA).

5. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan selanjutnya dialirkan ke sungai sebagai drainase alam.

6. Penyediaan air minum yang berkualitas, berkuantitas dan kontinue dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat, baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.

(4)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan Buku Putih A. Maksud

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan ini merupakan Buku Induk yang berisi data-data dan gambaran pelayanan sanitasi, akses masyarakat terhadap sanitasi serta kebiasaan/perilaku masyarkat terhadap sanitasi yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan. Buku putih ini akan menjadi dasar serta acuan terhadap semua program dan kegiatan sanitasi yang akan dilakukan oleh Pemerintah maupun stake holders, sehingga diharapkan penanganan sanitasi akan lebih terintegrasi dan terpadu serta berkesinambungan, karena buku putih sanitasi ini merupakan hasil kerja berbagai komponen SKPD dan lembaga lain yang terkait dengan sanitasi serta stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap masalah ini.

B. Tujuan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi keberhasilan maupun masalah-masalah yang dihadapi dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Pasuruan dalam rangka menjamin terwujudnya kondisi sanitasi kabupaten yang memenuhi persyaratan kesehatan.

2. Menjadikan Buku Putih sebagai pedoman penanganan dan pengembangan pembangunan sanitasi di Kabupaten Pasuruan, sehingga didapat kesamaan pandang dari setiap pelaku pembangunan dalam penyusunan program pembangunan, pengendalian dan pengawasan sektor sanitasi.

3. Menjamin terciptanya mekanisme pembangunan yang transparan, konsisten, partisipatif, berkeadilan dan akuntability.

4. Terintegrasinya dan terkoordinasinya perencanaan pembangunan sektor sanitasi dengan aspek-aspek perencanaan pembangunan lainnya.

(5)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

1.4. Pendekatan Dan Metodelogi

Memperhatikan kondisi-kondisi yang mempengaruhi lingkup wilayah survei yang akan dilakukan, maka perlu disusun sebuah alur kerja dan metodologi yang tepat dan akurat. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyusunan buku putih antara lain:

1. Data-data sanitasi yang tersedia serta studi maupun kajian yang pernah dilakukan.

2. Peran serta SKPD terkait penanganan sanitasi.

3. Pelaksanaan survey dan wawancara kepada masyarakat. 4. Analisa yang dilakukan.

Sesuai dengan nature dari kegiatan-kegiatan tersebut, yang dalam hal ini saling terkait satu dengan yang lain, maka pendekatan dengan melakukan integrasi alur kegiatan dianggap optimal.

Input Awal :

Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan ini membutuhkan input awal berupa data-data pendukung antara lain :

- data sosial-ekonomi; - data demografi;

- topografi, geohidrologi dan geografi; - data perencanaan tata ruang;

- data perencanaan terkait lainnya.

Input data-data tersebut diperlukan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan analisis dalam tahap pelaksanaan pekerjaan. Data-data sekunder yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan ini didasarkan pada ketersediaan data kemiskinan yang ada. Oleh karena data kemiskinan yang ada merupakan data tahun 2008, maka guna menyamakan tahun dasarnya, data-data yang digunakan semuanya data tahun 2008.

(6)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

Pelaksanaan Studi / Kajian :

Kajian atau studi yang diperlukan dalam penyusunan dokumen buku putih ini meliputi:

1. Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan; 2. Studi Kelembagaan dan Keuangan;

3. Studi Komunikasi;

4. Studi Peran Serta Masyarakat dan Gender; 5. Kajian Tingkat Pelayanan Air Bersih;

6. Kajian Tingkat Pelayanan Persampahan; 7. Kajian Tingkat Pelayanan Sanitasi;

8. Kajian Sistem Drainase di Wilayah Kabupaten Pasuruan.

Penyusunan tahapan pekerjaan penyusunan buku putih sanitasi ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan ini, di mana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:

(1) Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data Awal (Reconnaissance Survei): ditunjukan untuk menyiapkan kerangka pelaksanaan kegiatan (berupa: penyusunan dan pemantapan metodologi, persiapan survei, studi literatur) dan pengenalan awal cakupan wilayah.

(2) Tahap Pengumpulan Data : dilakukan dalam rangka memperoleh data sekunder pelengkap maupun primer yang dibutuhkan dalam kegiatan ini baik berupa data statistik, laporan hasil studi/kajian, foto dan peta.

(3) Tahap Analisis: dilaksanakan guna menghasilkan perencanaan awal dan rekomendasi terhadap peningkatan aspek-aspek sanitasi yang ada di Kabupaten Pasuruan .

(4) Tahap Kesimpulan dan Rekomendasi : merupakan tahapan penarikan kesimpulan dari analisa data yang telah dilakukan, penetapan area beresiko sanitasi dan perencanaan hal-hal yang berkaitan dengan penanganan sanitasi di Kabupaten Pasuruan.

(7)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

1.5. Posisi Buku Putih

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Pasuruan. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan 2011 ini, diposisikan sebagai buku induk dan acuan perencanaan dan pengembangan pembangunan strategis sanitasi tingkat kabupaten. Rencana pembangunan sanitasi kabupaten dikembangkan atas dasar permasalahan dan isu yang berkembang dengan tetap memperhatikan skala prioritas pembangunan dan peran serta/keterlibatan masyarakat dan stake holders terkait. Dimana terhadap data-data yang ada dalam buku putih dapat dilakukan revisi dan review berdasarkan data-data terbaru.

1.6. Sumber Data

Sumber data dalam penyusunan buku putih sanitasi Kabupaten Pasuruan meliputi :

a. Data primer yaitu data yang bersumber dari survay atau observasi lapangan yang dilakukan pokja, data primer dapat berupa rekaman hasil wawancara maupun potret (fotho) kondisi eksisting dilapangan.

b. Data sekunder yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki tiap dinas/ SKPD yang terlibat, buku-buku umum mengenai wajah dan karakter Kabupaten Pasuruan secara umum seperti :

 Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Daerah Kabupaten Pasuruan;  Buku Kabupaten Pasuruan Dalam angka Tahun 2010;  Draft Buku Putih Kabupaten Buleleng Tahun 2010;

 Laporan Akhir Buku Putih Sanitasi, Pokja Tegal, Kabupaten Pasuruan, Tahun 2009;

 Laporan Akhir Buku Putih Sanitasi, Pokja Loksumawe Tahun 2010;

(8)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

 Penjabaran Tugas dan Fungsi SKPD, Pemerintah KABUPATEN PASURUAN, Tahun 2005;

 RPIJM KABUPATEN PASURUAN Tahun 2010-2015, KABUPATEN PASURUAN Tahun 2010;

1.7. Peraturan Perundangan

Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan 2011 berlandaskan pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, provinsi maupun daerah. Adapun peraturan perundang-undangan tersebut antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Pasuruan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4109) ;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;

(9)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421;

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ), sebagaimana telah diubah untuk yang kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844;

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan secara efektif Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabupaten Pasuruan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4239);

(10)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM);

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Anggaran Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 11 tahun 2008

tentang Susunan Organisasi Sekretaris Daerah dan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan; 21. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pasuruan;

22. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Faerah;

23. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang da Wilayah Kabupaten Pasuruan Tahun 2009 – 2029.

24. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang RPJPD Kabupaten Pasuruan Tahun 2005-2025

25. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2009 tentang RPJMD Kabupaten Pasuruan Tahun 2008-2013

(11)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

1.8. Sistematika Dokumen

Buku Sanitasi Kabupaten Pasuruan 2011, sistematikanya disusun sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Berisikan latar belakang penulisan dan maksud serta tujuan penulisan dokumen sanitasi ini. Bab ini juga menguraikan metode penyusunan, kedudukan buku putih Kabupaten Pasuruan dan dasar hukum yang menjadi pijakan hukum penulisan dokumen ini.

Bab 2 Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan

Menguraikan tentang kondisi administrasi, geografi, topografi, geohidrologi, kependudukan, sosial kemasyarakatan, kondisi kesehatan serta visi misi Kabupaten Pasuruan. Pada bab ini juga diuraikan institusi dan organisasi Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang bertanggung jawab langsung dalam peningkatan layanan sanitasi di Kabupaten Pasuruan sesuai dengan Tupoksi-nya.

Bab 3 Profil Sanitasi Kabupaten Pasuruan

Dalam bab ini dideskripsikan kondisi umum sanitasi, pengelolaan limbah cair, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase, penyediaan air bersih, dan komponen-komponen sanitasi lainnya serta pembiayaan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Pasuruan

Bab 4 Rencana Program Pengembangan Sanitasi Yang Sedang Berjalan

Visi dan misi sanitasi Kabupaten Pasuruan, strategi penanganan sanitasi, rencana peningkatan pengelolaan limbah cair, rencana peningkatan pengelolaan persampahan, rencana peningkatan pengelolaan saluran drainase lingkungan, rencana pembangunan

(12)

Draft Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pasuruan

penyediaan air minum, rencana peningkatan kampanye PHBS akan dibahas dalam bab 4 ini.

Bab 5 Indikasi Permasalahan dan Opsi Pengembangan Sanitasi Kabupaten Pasuruan

Dalam bab 5 ini akan diuraikan arti pentingnya area beresiko tinggi dan permasalahan utama, opsi pengembangan sanitasi skala kabupaten, media dan peningkatan kepedulian sosial dalam rangka PHBS, keterlibatan sektor swasta dalam layanan sanitasi serta sub sektor limbah cair domestik

Bab 6 Penutup

Dalam bab terakhir ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi yang akan menentukan arah pembangunan sanitasi di Kabupaten Pasuruan

Referensi

Dokumen terkait

Fraksi terpenoid daun katuk memiliki pengaruh baik terhadap profil lipid yang dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL dengan dosis

Hasil penelitian yang saya lakukan menunjukan bahwa (1) tradisi sekaten di Keraton yogyakarta adalah sebuah perayaan yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga untuk memperingati

Siswa didik dapat belajar secara mandiri, mengakses materi pembelajaran kapan dan dari mana saja (Sarısakaloğlu dkk., 2015). Sebagai sesuatu yang baru, pembelajaran daring

Gaya kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi mempunyai perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinannya masing-masing, yang

aureus resisten terhadap antibiotik ciprofloxacin (15%), cefotaxime (31%), dan cefadroxil (8%), sedangkan bakteri Gram negatif yang mengalami resistensi tertinggi

Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja, Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak

Untuk itu secara garis besar, dengan menggunakan training framing dan self-leadership sebagai variabel independen, kinerja karyawan sebagai variabel dependen dan

Karakteristik peluang bisnis dapat disebut baik jika mampu memberikan hasil dalam jangka waktu yang lama, tepat waktu, dan layak adalah pengertian…..