• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Inventori merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan usaha sebuah perusahaan. Semakin besar dan kompleks usaha yang dijalankan, jumlah inventori yang ada juga semakin banyak dan beragam. Dalam satu perusahaan, barang yang harus disimpan dan ditangani sebagai inventori dapat berjumlah ratusan bahkan ribuan jenis. Dengan kondisi tersebut, semua barang yang disimpan tidak mungkin diperlakukan sama oleh perusahaan karena keterbatasan sumber daya. Berdasarkan kondisi ini, maka dalam dunia inventori dirancanglah sebuah metode klasifikasi inventori yang mengklasifikasikan barang-barang inventori ke dalam beberapa kelompok sesuai prioritas penanganan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Teknik dan metode tersebut dikenal dengan istilah klasifikasi ABC Inventori.

Klasifikasi ABC Inventori mengelompokkan seluruh barang inventori yang dimiliki oleh sebuah perusahaan ke dalam tiga kelompok yaitu kelompok A, B dan C. Kelompok A merupakan kelompok barang dengan tingkat kepentingan tinggi, kelompok B merupakan kelompok barang dengan tingkat kepentingan sedang, dan kelompok C merupakan kelompok barang dengan tingkat kepentingan rendah. Oleh karena itu, kelompok barang A harus memperoleh perhatian perusahaan paling besar, kelompok barang B memperoleh perhatian perusahaan sedang, dan kelompok barang C memperoleh perhatian perusahaan dengan prioritas paling kecil (Jamshidi and Jain, 2008).

Pada awal pengembangan teori klasifikasi ABC Inventori, hanya ada satu kriteria yang mendasari proses klasifikasi ABC Inventori, yaitu aspek konsumsi dana. Kriteria tersebut dianggap paling penting dalam penentuan kebijakan penanganan barang inventori (Arsham, 2006). Barang yang mengkonsumsi dana perusahaan dengan jumlah yang besar akan mendapat perhatian paling utama. Klasifikasi ABC Inventori dengan sistem seperti ini lebih dikenal dengan istilah Single-Criteria ABC Inventory Classification atau klasifikasi ABC Inventori tradisional (Jamshidi and Jain, 2008).

(2)

Klasifikasi ABC Inventori tradisional tidak dapat selalu diterapkan oleh perusahaan karena berbagai alasan. Kompleksitas fungsi organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penyebabnya. Ada kemungkinan divisi-divisi dalam perusahaan menghendaki adanya kriteria-kriteria lain sebagai landasan proses klasifikasi, sebagai contoh, tingkat kekritisan barang yang dikehendaki oleh bagian operasional, kecepatan pemakaian barang yang dikendaki oleh bagian pengelola barang, kepentingan teknikal barang yang dikehendaki oleh bagian maintenance dan tingkat keuntungan yang diraih yang dikendaki oleh bagian penjualan (Bahagia, 2003).

Untuk menjawab permasalahan mengenai kriteria proses klasifikasi, hal yang harus dilakukan adalah menetapkan kriteria-kriteria lain dalam klasifikasi ABC Inventori. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut. Proses pengklasifikasian ini lebih dikenal dengan istilah Multi-criteria ABC Inventory Classification. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan kriteria serta metode pengklasifikasian yang berbeda-beda.

Tabel 1.1 Penelitian Klasifikasi ABC Inventori

Peneliti Metode

Flores and Whybark (1986) Multiple Criteria Matrix Patrovi and Burton (1993) Analytical Hierarchy Process Patrovi and Andanarajan (2002) Heuristic Approach

Guvenir and Erel (1998) Genetic Alghoritm Jamshidi and Jain (2008) Exponential Smoothing Weights

sumber : Janer, 2007 Ada beberapa permasalahan yang ditemukan dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Pertama, penelitian tersebut menggunakan kriteria yang berbeda-beda (belum ada standar kriteria). Hal tersebut menyebabkan pendekatan hasil antar penelitian berbeda. Kedua, sebagian besar kriteria yang digunakan bersifat kuantitatif. Dalam kenyataannya ada beberapa kriteria yang bersifat kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan belum ada metode yang secara sempurna dapat mengolah kriteria kuantitatif sekaligus kualitatif.

Dari beberapa penelitian tentang klasifikasi inventori ABC yang telah dilakukan, penelitian yang cukup merepresentasikan model klasifikasi ABC Inventori serta cukup mengakomodir kriteria yang bersifat kualitatif sekaligus kuantitatif adalah penelitian dari Patrovi and Burton (1993) dalam review article oleh Janer (2007)

(3)

dengan penelitian menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Namun, dalam penelitian tersebut ada beberapa kelemahan. Dalam segi kriteria, proses klasifikasi hanya menggunakan kriteria yang terbatas yaitu leadtime, critically, unit price dan demand. Jika dibandingkan dengan penelitian lain, ada beberapa kriteria yang belum dipenuhi oleh penelitian ini. Dari segi metode, ada kelemahan yang dimiliki oleh AHP berupa ketidakmampuan AHP mengetahui keterkaitan antara kriteria antar cluster. Dengan AHP, pemodelan yang digunakan bersifat hierarki dan cenderung tidak fleksibel (kurang mampu menunjukkan keterkaitan kriteria). Berarti dengan menggunakan metode AHP, model yang digunakan belum mampu memodelkan secara sempurna kondisi klasifikasi ABC Inventori multikriteria.

Oleh karena itu, berangkat dari permasalahan yang telah diuraikan maka diperlukan sebuah teknik baru dalam klasifikasi ABC Inventori multikriteria yang dapat mengakomodir seluruh kriteria-kriteria yang diperlukan serta mampu mengklasifikasikan berdasarkan pendekatan kualitatif sekaligus pendekatan kuantitatif yang lebih baik. Metode yang cukup tepat untuk menjawab permasalahan tersebut adalah Analytic Network Process (ANP). ANP merupakan sebuah metode yang mampu merepresentasikan tingkat kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangkan keterkaitan antar kriteria dan sub kriteria yang ada. ANP merupakan pengembangan dari AHP sehingga tingkat kompleksitasnya lebih dibanding AHP (Vanany, 2003). Dengan model teori ANP yang bersifat jaringan, maka keterkaitan antar kriteria antar kluster dapat diketahui sehingga dengan kata lain ANP akan memenuhi apa yang tidak bisa dilakukan oleh metode AHP. Berdasarkan kondisi tersebut berarti dengan menggunakan metode ANP model/pendekatan kriteria klasifikasi akan jauh lebih representatif dengan kondisi nyata dibanding jika menggunakan metode AHP.

Penelitian yang dilakukan akan diterapkan pada produk obat. Alasan pemilihan produk ini sebagai obyek penelitian karena berdasarkan hasil wawancara pendahuluan diketahui bahwa produk obat merupakan produk yang cukup sensitif terhadap beberapa paramater dalam penanganannya. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kondisi bahwa penilaian klasifikasi produk obat tidak hanya dipandang dari sisi profitabilitas tetapi perlu dipertimbangkan pula faktor kemanusiaan (dalam dunia kesehatan dikenal dengan istilah life saving) sehingga produk ini tergolong produk yang cukup riskan dan sensitif untuk ditangani. Jadi dapat diambil informasi bahwa prioritas penanganan produk obat

(4)

tidak hanya ditentukan oleh aspek financial tetapi perlu juga dipertimbangkan faktor lain.

Melihat kondisi tersebut, inventori produk obat merupakan obyek yang tepat untuk menerapkan teknik baru dalam klasifikasi ABC inventori berdasarkan metode ANP. Diharapkan dengan metode baru ini, hasil klasifikasi produk inventori obat lebih tepat dan akurat sehingga ukuran keberhasilan pengendalian inventori dapat tercapai dengan baik.

Proses ujicoba serta penggalian respon perusahaan terhadap hasil penelitian akan dilakukan di bagian gudang farmasi Rumah Sakit Santo Boromeus Bandung. Rumah sakit Santo Boromeus Bandung dijadikan lokasi ujicoba berdasarkan pertimbangan bahwa rumah sakit ini belum menerapkan sistem klasifikasi ABC untuk produk inventori obat. Selama proses operasional berlangsung, rumah sakit Santo Boromeus menetapkan kebijakan pengendalian inventori yang sama untuk semua produk inventori obat. Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan, diketahui bahwa sistem pengendalian inventori yang ditetapkan di rumah sakit ini adalah minimum-maximum system of replenishment dengan basis pengendalian waktu (dalam hari).

Penerapan sistem pengendalian inventori yang sama untuk semua produk menyebabkan beberapa permasalahan yang harus dihadapi oleh perusahaan seperti over stock (kelebihan stock) dan under stock (kekurangan stock). Hal tersebut dapat terjadi karena penggunaan basis waktu yang sama untuk semua produk inventori obat. Basis waktu yang sama untuk setiap produk inventori menyebabkan produk-produk dengan kategori fast moving memiliki stock yang terlampau banyak di gudang. Di sisi lain, untuk beberapa kasus produk slow moving, mekanisme basis waktu yang sama akan menyebabkan kekurangan stock untuk jenis produk ini di gudang. Selain permasalahan stock, penggunaan basis waktu yang sama juga akan menyebabkan pemborosan sumber daya khususnya tenaga kerja gudang karena harus melakukan kontrol secara seragam untuk semua produk inventori obat.

Berdasarkan kondisi di atas, dengan melakukan ujicoba hasil penelitian di rumah sakit Santo Boromeus, peneliti akan cukup mendapat respon yang signifikan serta analisis kualitatif berdasarkan justifikasi pihak management rumah sakit yang tajam. Hal tersebut dapat menghasilkan penilaian terhadap potensi keberhasilan penelitian yang tepat serta kendala penerapan penelitian dapat tergali dengan lengkap.

(5)

Di lain pihak, management rumah sakit juga akan mendapatkan sebuah solusi dalam penyempurnaan kebijakan pengendalian inventori yang telah ditetapkan sehingga memberikan dampak pada peningkatan performansi perusahaan.

2.1 RUMUSAN MASALAH

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana menentukan kriteria klasifikasi ABC Inventori multikriteria beserta bobotnya dengan menggunakan metode ANP untuk produk obat?

2. Bagaimana menentukan skala kriteria serta bobot tiap skala melalui pendekatan metode ANP?

3. Bagaimana melakukan proses klasifikasi dan menentukan hasil klasifikasi produk inventori obat berdasarkan bobot kriteria dan skala kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya?

3.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari diadakannya penelitian Tugas Akhir ini adalah :

1. Menentukan kriteria klasifikasi ABC Inventori multikriteria beserta bobotnya dengan menggunakan metode ANP untuk produk obat

2. Menentukan skala kriteria serta bobot tiap skala melalui pendekatan metode ANP 3. Menentukan mekanisme klasifikasi produk inventori obat beserta hasilnya melalui

proses ujicoba penelitian berdasarkan bobot kriteria dan skala kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

2.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi dunia Industri ( khususnya dunia kesehatan )

Tersedia sebuah teknik dan metode baru dalam penetapan klasifikasi ABC Inventori yang dapat mengakomodir beberapa kriteria (multikriteria) baik kuantitatif maupun kualitatif serta dapat mengklasifikasikan produk inventori dengan lebih

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Klasifikasi ABC Inventori

Referensi

Dokumen terkait

Bila file HTML tujuan berada domain name pada yang sama tetapi pada direktori yang tidak sama maka kita bisa menggunakan url relatif, yaitu path name relatif berdasarkan posisi

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan FGD pada orang tua atau keluarga korban, anak yang menjadi korban, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat dari instansi terkait,

Kerusakan yang terjadi pada bahan perpustakaan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu menurut Martoatmodjo (2009, hlm. 2.3) : a) Faktor Biologi, Kerusakan

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan