• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABHI BAHAN DAN METODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BABHI BAHAN DAN METODE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

B A B H I

BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian i n i akan dilaksanakan d i rumah kasa dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Januari hingga bulan A p r i l 2012. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian i n i antara lain : j u v e n i l nematoda Meloidogyne spp. fase I I yang diekstraksi dari perakaran tanaman Tomat, benih kedelai varietas Malabar, Rhizogen, polybag hitam ukuran 35cm X 4 0 c m , pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan tanah lapisan atas {top soil).

Alat-alat yang digunakan antara lain: timbangan analitik, pipet tetes, gunting, alat tulis, kertas tissue, corong Baermann, Oven, gelas ukur, labu Erienmeyer, Haemocytometer, Electric Soil Sterilizer, dan m i k r o s k o p binokuler.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian i n i dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan A c a k Lengkap ( R A L ) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdiri dari 2 tanaman sehingga diperlukan 24 tanaman yang ditanam dalam polybag. Perlakuannya adalah pemberian beberapa j e n i s pupuk kandang ( K ) sebagai berikut:

KO = Tanpa pemberian pupuk kandang

K l = Pemberian pupuk kandang A y a m ( 160 g / polybag) = (20 ton/ha) K 2 = Pemberian pupuk kandang K a m b i n g ( 160 g / polybag)=(20 ton/ha) K 3 = Pemberian pupuk kandang Sapi ( 160 g /polybag) = ( 2 0 ton/ha)

(2)

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam dan dilakukan u j i lanjut Duncan's New

Multiple Range Test ( D N M R T ) pada taraf 5%. M o d e l linier analisis ragam adalah:

Y i j =)j, + T i + eij D i m a n a :

Y i j = Hasil pengamatan pada suatu unit percobaan pada perlakuan pemberian jenis pupuk kandang ke-i yang mendapat ulangan

ic:.-)- ke-j

; . * H = N i l a i tengah u m u m

T i = Pengaruh dari pemberian j e n i s pupuk kandang ke-i

eij = Galat percobaan pada perlakuan pemberian j e n i s pupuk kandang ke-i dan ulangan ke-j

3.4. Peiaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Benih

Tanaman kedelai sebagai tanaman uji digunakan varietas Malabar yang rentan terhadap nematoda, benihnya diperoleh dari koleksi Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Riau. B e n i h yang akan ditanam ke dalam polybag dicampur dengan Rhizogen. Caranya dengan memasukkan benih bersama Rhizogen ke dalam sebuah wadah yang berisi sedikit air, lalu diaduk sampai merata. B e n i h disimpan d i tempat yang teduh sekitar dua j a m agar Rhizogen dapat meresap ke dalam benih, selanjutnya benih dapat

ditanam.

3.4.2. Persiapan Media Tanam

M e d i a untuk penanaman kedelai i n i adalah berupa tanah lapisan atas

{top soil). Tanah d i a m b i l dari lahan kebun percobaan Fakultas Petanian

Universitas R i a u . Daerah pengambilan tanah adalah lahan yang belum pernah diolah. Tanah d i a m b i l sampai kedalaman 20 c m . U n t u k menghindari pengaruh organisme kontaminan, tanah tersebut disteriHsasikan dengan Electric Soil

Sterilizer pada suhu 1 1 5 ° C selama 1 j a m . Tanah yang telah disterihsasi kemudian

(3)

3.4.3. Pemberian Perlakuan

Tanah steril yang telah diinkubasi selama seminggu dicampur dengan pupuk kandang, diaduk hingga homogen sesuai dengan perlakuan, kemudian dimasukkan ke dalam Polybag sebanyak 5 kg/polybag.

3.4.4. Penanaman Kedelai

Benih kedelai ditanam 1 m i n g g u setelah polybag d i i s i dengan media tanam. Setiap polybag ditanami 3 butir benih kedelai dengan kedalaman sekitar 2 c m . Setelah tanaman tumbuh dan berumur 7 hari, dilakukan penjarangan dengan menyisakan satu batang per polybag. Tanaman yang disisakan adalah yang paling baik pertumbuhannya.

3.4.5. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati setelah bibit ditanam selama 1-2 m i n g g u . Caranya adalah dengan memindahkan tanaman cadangan ke dalam polybag tempat tanaman yang tidak t u m b u h atau mati. Tanaman cadangan d i p i l i h yang besamya sama dengan tanaman u j i lainnya dan d i p i l i h tanaman yang m e m i l i k i pertumbuhan yang baik.

3.4.6. Perbanyakan Inokulum

Meloidogyne spp. diisolasi dari akar tomat yang berasal dari pertanaman

tomat d i Padang Panjang, Sumatera Barat. Perbanyakan i n o k u l u m dilakukan dengan membenamkan puru yang ada pada akar tomat ke dalam tanah d i sekitar perakaran tanaman kedelai varietas Malabar. Kedelai varietas Malabar merupakan varietas yang rentan terhadap nematoda puru akar berdasarkan hasil penelitian di rumah kaca ( A d n a n , 2000). Tanaman diinkubasi selama 60 hari sebagai sumber i n o k u l u m .

3.4.7. Inokulasi Nematoda Meloidogyne spp. pada Kedelai

I n o k u l u m d i k u m p u l k a n dengan membongkar tanaman kedelai, akar kedelai diekstraksi dengan menggunakan metode corong Baermann ( L a m p i r a n 3). Juvenil d i k u m p u l k a n untuk keperluan inokulasi. hiokulasi dilakukan pada

(4)

tanaman kedelai yang berumur 2 minggu, dengan cara menuangkan suspensi yang berisi 3000 j u v e n i l Meloidogyne spp. d i sekeliling akar tanaman, dengan jarak 7 c m dari pangkal akar pada kedalaman sekitar 5 c m .

3.4.8. Pemeliharaan

Pemeliharaan m e l i p u t i penyiraman, pengendalian hama pada tanaman sampai panen. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, tergantung pada kelembaban media tumbuh dan cuaca. Pengendalian hama dilakukan secara fisik dan mekanik, yaitu dengan mengambil dan membunuh hama yang menyerang dengan tangan atau dengan bantuan peralatan (perangkap berperekat). Perangkap berperekat diletakkan disekitar tanaman dengan cara dipasang pada sebuah kayu yang ditegakkan.

3.4.9. Panen

Panen dilakukan j i k a lebih dari 8 5 % tanaman telah menunjukkan tanda-tanda panen. C i r i - c i r i panen yaitu polong berwama k u n i n g kecoklatan secara merata, daun mengering dan sebagian besar tanaman telah kering dan polong mudah dipecahkan. Panen dilakukan dengan cara memotong tanaman pada pangkal batang dengan menggunakan sabit.

3.5. Pengamatan

3.5.1. Pengamatan Tanaman

3.5.1.1. Pengamatan Tinggi Tanaman

Pengukuran t i n g g i tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran, dengan cara mengukur tanaman dari pangkal batang sampai tajuk yang paling atas. Pengukuran dilaksanakan pada akhir penelitian.

3.5.1.3. Jumlah puru /tanaman

Penghitungan j u m l a h puru akar dilakukan pada w a k t u tanaman berumur 6 m i n g g u . Setiap perlakuan d i a m b i l satu sampel tanaman dengan cara mencabutnya secara hati-hati supaya akar tanaman tidak ada yang tertinggal d i

(5)

dalam tanah atau rusak. A k a r dicuci bersih dan selanjutnya dilakukan penghitungan puru.

3.5.1.4. Populasi Akhir Nematoda

Penghitungan populasi akhir nematoda dilakukan pada akhir penelitian, dengan menghitung populasi pada m e d i u m tanam. Larva fase I I dalam tanah tiap

polybag d i h i t u n g dengan cara mengambil sampel tanah disekitar akar tanaman

pada empat t i t i k sebanyak 5 g. Sampel tanah tersebut kemudian diekstrak dengan menggunakan metode corong Baermann. Cara ekstraksi dari tanah dapat dilihat pada Lampiran 4. Setelah sampel tanah diekstraksi, dilakukan penghitungan populasi nematoda dengan menggunakan Haemocytometer. Cara penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.5.1.5. Hasil Biji Kering Pertanaman

Semua tanaman yang ada pada setiap polybag percobaan dipanen dengan memotongnya dengan sabit setinggi 5 c m d i atas permukaan polybag. Tanaman yang telah dipanen dikeringkan kemudian dibersihkan dari sisa tanaman dan kotoran lainnya, setelah i t u dijemur lagi selama dua hari d i bawah sinar matahari. B i j i yang sudah dianggap kering kemudian d i t i m b a n g .

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan kemasan dengan ukuran rongga udara yang berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap kadar protein dan kadar lemak, tetapi memberikan pengaruh yang nyata

Okratoksin merupakan mikotoksin yang banyak mengkontaminasi komoditas pertanian dan pakan terutama Okratoksin A (OA) diketahui sebagai penyebab keracunan ginjal pada manusia

ketidakpastian yang berasal dari NST menghasilkan tingkat kepercayaan 100% sedangkan deviasi standar hanya 68% maka untuk mengubah ketidakpastian yang berasal dari

Interpretasi : Ada hubungan yang tinggi antara tingkat penerimaan terhadap pesan iklan pasta gigi yang ditonton dengan perilaku murid dalam memelihara kesehatan

Latar Belakang : Perdarahan postpartum merupakan salah satu masalah penting bagi kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Tujuan penelitian untuk

Kata “Sistem” mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki keterkaitan antara yang satu dengan lainnya, maka dapat didefinisikan bahwa Sistem Informasi adalah

Adapun hal-hal yang ditemukan dalam pelaksanaan siklus II sebagai berikut: kelompok belajar masih menggunakan kelompok pada siklus I, proses belajar mengajar

Di Kecamatan Cibinong dan Jonggol, frekuensi kategori IR terbanyak yaitu kategori agak rendah dan sedang, dengan kata lain jumlah penderita diare di Kecamatan Cibinong dan