• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP

6.1. Rencana Pengelolaan Lanskap Kebun Raya Toledo

Rencana Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap merupakan produk akhir dari kegiatan Pengelolaan Lanskap (Landscape Management). Hal ini dilakukan agar suatu lanskap dapat menunjukkan nilai estetika dan fungsional, sehingga lanskap yang dikelola dapat berkelanjutan. Pengelolaan lanskap sendiri terdiri dari lima aspek, yakni: struktur organisasi, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan, alat dan bahan pemeliharan, serta anggaran biaya pemeliharaan. Berdasarkan hasil survai kuisioner yang dilakukan, Kebun Raya Toledo telah melakukan kegiatan pengelolaan lanskap dengan baik. Akan tetapi, kegiatan pengelolaan di KRT belum sempurna. Hal ini disebabkan karena alur pekerjaan yang tidak sesuai dengan struktur organisasi. Selain itu, pihak KRT tidak memiliki jadwal pemeliharaan yang jelas sesuai dengan kondisi lanskap KRT saat ini.

6.1.1. Struktur Organisasi Pengelolaan

Struktur organisasi KRT, khususnya bidang hortikultura/pengelolaan lanskap sudah sangat baik dan terstruktur. Setiap bidang yang berada di bawah bidang hortikultura melaksanakan kewajiban dan tugas sebagaimana mestinya. Hal ini terbukti dengan meningkatnya antusias para pengunjung untuk mengakses KRT dan menghadiri beberapa acara yang diselenggarakan oleh pihak KRT. Hal ini disebabkan karena para staf bidang hortikultura menjalankan tugas dan wewenang dengan penuh tanggung jawab sehingga kondisi lanskap KRT tetap indah dan damai. Hal ini juga didukung dengan tersedianya alat dan bahan yang memadai untuk melakukan kegiatan pemeliharaan. Selain itu, koordinasi di antara para staf pun juga menjadi salah satu kunci keberhasilan pihak KRT menjaga keindahan lanskap KRT.

Berdasarkan pengamatan lapang yang dilakukan, terdapat ketidaksesuaian antara alur pekerjaan dengan struktur organisasi KRT, khususnya pada bidang hortikultura. Berdasarkan struktur organisasi KRT (Lampiran 12), terdapat tiga jenis tenaga kerja yang hanya berkeja di bawah supervisor (horticulturist), yaitu: tenaga kerja musiman (temporary worker), mahasiswa magang international

(2)

(international intern student), dan sukarelawan (volunteer). Pada kenyataannya, semua tenaga kerja tersebut dapat bekerja di seluruh bidang hortikultura. Oleh karena itu, struktur organisasi KRT yang ideal ialah menempatkan semua tenaga kerja pemeliharaan di bawah tiga bidang hortikultura, yaitu: rumah kaca, taman, dan rumput (Lampiran 14). Struktur organisasi ini dapat bersifat lebih fleksibel yang memberikan kesempatan kepada semua tenaga kerja pemeliharaan terlibat dalam semua pekerjaan di bidang hortikultura. Selain itu, khusus untuk staf penjaga (caretaker) dan tekhnisi pemeliharaan (maintenance technician) dapat bekerja langsung di bawah arahan direktur hortikultura dan staf ahli rumput/alat dan bahan pemeliharaan.

6.1.2. Ketenagakerjaan

Kebun Raya Toledo hanya memiliki 5 tenaga kerja penuh (full-time staff) bidang pemeliharaan, yaitu: direktur pemeliharaan, manajer rumah kaca, ahli rumput/alat dan bahan, dan dua staf sebagai supervisor taman (Perennial Garden dan Shade Garden). Akan tetapi, jumlah tenaga kerja ini masih dianggap kurang, terutama kebutuhan tenaga supervisor. Hal ini disebabkan karena kawasan KRT terdiri dari 6 taman, yaitu: Shade Garden, Perennial Garden, Rose Garden, Village Garden, Herb Garden dan Pioneer Garden. Selain itu, berdasarkan data master plan tahun 2005, seharusnya pihak KRT memiliki 9 tenaga kerja penuh (full time). Hal ini dapat dilihat secara terperinci pada Tabel 9.

Tabel 9. Kebutuhan staf seluruh KRT Komponen KRT Staf (unit)

Shade Garden 1.50 Perennial Garden 2.00 Village Garden 0.50 Herb Garden 0.50 Rose Garden 0.50 Turf/Lawn 1.00 Trees/Arbor 0.50 Pioneer Garden 0.50 Pond/Ditch 0.25 Conference Center 0.50 Bancroft Entry 0.25 Greenhouse 1.00 Total 9.00

(3)

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja pada seluruh kawasan KRT berjumlah 9 tenaga kerja penuh. Tabel 7 juga menunjukan bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk Perennial Garden ialah 2 tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena tingkat pemeliharaan di Perennial Garden tergolomg sangat intensif. Oleh karena itu, seharusnya pihak KRT memiliki 5 supervisor dengan spesifikasi pekerjaan, yaitu: 2 supervisor memelihara Perennial Garden, 2 supervisor memelihara Shade Garden dan Herb Garden, dan 1 supervisor memelihara Rose Garden, Village Garden, dan Pioneer Garden.

Di dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, semua tenaga kerja dituntut untuk bekerja secara efektif. Menurut Sondang P. Siagian

(www.othenk.blogspot.com), efektifitas diartikan sebagai pemanfaatan sumber

daya, sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang sedang dijalankan. Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sedangkan efektivitas tenaga kerja merupakan suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

(http://othenk.blogspot.com)

Tentunya, efektivitas kerja sangat penting di dalam melakukan kegiatan pemeliharaan. Menurut Arifin dan Arifin (2005), efektivitas kerja operator pemeliharaan taman sangat ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

1. Motivasi kerja dan tingkat ketrampilan yang dimiliki oleh para operator pemeliharaan taman.

2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman. 3. Ketersediaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. 4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan.

5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan (manajer) dengan para mandor (supervisor) dan antara mandor/supervisor dengan operator pemeliharaan taman di lapangan.

(4)

Adapun tabel kapasitas kerja disajikan secara terperinci sebagai berikut (Tabel 10) Tabel 10. Kapasitas kerja seluruh kegiatan pemeliharaan

Jenis Kegiatan Pemeliharaan Kapasitas kerja/jam/orang Pengamatan lapang (m2/jam) Pembanding 1 Pembanding2 Transplanting Groundvover 4.0 - - Transplanting semak 3.0 - -

Penyiraman dengan gembor 30.0 - -

Penyiraman dengan sprinkler 340.0 500.0 - Pemupukan 40.0 - - Penyemprotan gulma 600.0 500.0 - Pembersihan areal perkerasan 2000.0 800.0 - Deadheading semak 30.0 - 18.5 Pemangkasan cabang pohon 5 pohon 5 pohon - Pemangkasan tanaman pagar dengan hand shears

7.5 10 3.0

Pemangkasan tanaman pagar dengan gas power hedger 22.5 - - Edging 4.0 - 7.5 Pencabutan gulma 4.5 3.0 11.0 Penanaman groundcover 20.0 - - Penanaman semak 15.0 - - Mulching 20.0 - - Composting 30.0 - -

Penggarukan daun kering 18.0 - -

Penggarukan daun kering di dalam kolam

2.2 - -

Pemotongan rumput 600.0 500.0 -

Sumber: Pengamatan lapang (2009) 1Arifin dan Arifin (2005) 2Parker dan Bryan (1989)

Tabel 10 menunjukkan tingkat kefektifan pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan. Berdasarkan Tabel 10, efektifitas pekerjaan terbagi dua, yaitu: pekerjaan yang dilakukan secara efektif dan pekerjaan yang dilakukkan secara tidak efektif. Pada dasarnya, hampir seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan tergolong efektif. Hal ini disebabkan karena pihak KRT memiliki alat dan bahan yang mencukupi sehingga para operator taman (tenaga kerja) dapat dengan mudah melakukan kegiatan pemeliharaan. Selain itu, kegiatan

(5)

pemeliharaan juga dilakukan bersamaa n dengan supervisor (horticulturists) sehingga para operator taman termotivasi dalam melakukan kegiatan pemeliharaan taman. Di lain pihak, terkadang terdapat beberapa kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara tidak efektif. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu: terjadinya pembicaraan singkat (‘ngobrol’) antara operator taman sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak optimal dan timbulnya rasa bosan sehingga hilangnya motivasi dalam melakukan pekerjaan. Untuk mencegah terjadi dua afktor yang menyebabkan tidak efektifnya suatu pekerjaan, pihak KRT berupaya untuk merotasi setiap pekerjaan yang dilakukan dengan operator taman yang berbeda-beda. Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya rasa bosan yang disebabkan oleh pekerjaan yang sama dilakukan dalam waktu yang lama.

6.1.3. Jadwal Pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan berisikan seluruh kegiatan pemeliharaan selama satu tahun. Jadwal ini meliputi empat jenis kegiatan pemeliharaan utama di KRT, di antaranya: kegiatan pemeliharaan musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin (Tabel 11).

Tabel 11. Jadwal Pemeliharaan Kebun Raya Toledo

No Jenis Kegiatan Pemeliharaan

Nama Kegiatan Frekuensi

1. Kegiatan Pemeliharaan Musim Semi a. Raking b. Planting c. Transplanting d. Mulching e. Penyiraman f. Pemotongan rumput g. Pencabutan gulma h. Blowing harian mingguan mingguan mingguan harian harian harian mingguan 2. Kegiatan Pemeliharaan Musim Panas a. Hedging b. Pruning c. Edging d. Feeding plants e. Deadheading f. Pengendalian hama g. Cuttingback h. Fertilizing i. Penyiraman j. Pemotongan rumput k. Pencabutan gulma mingguan mingguan mingguan bulanan mingguan bulanan bulanan bulanan harian harian harian

(6)

l. Blowing minguan

3. Kegiatan Pemeliharaan Musim Gugur

a. Penanaman tanaman umbi b. Raking

c. Pengomposan d. Cuttingback

e. Penyimpanan tanaman-tanaman tropis (evergreen) f. Penyiraman g. Pemotongan rumput h. Pencabutan gulma i. Blowing mingguan mingguan bulanan bulanan mingguan harian harian harian mingguan 4. Kegiatan Pemeliharaan Musim Dingin a. Pruning b. Pemindahan salju c. Perbaikan hardscape d. Pekerjaan di rumah kaca

mingguan harian bulanan

harian

6.2.4. Alat dan Bahan Pe meliharaan

Secara keseluruhan, alat dan bahan yang tersedia di KRT dalam kondisi baik. Hal ini sangat mendukung kegiatan pemeliharaan yang dilakukan. Selain itu, jumlah yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga mendukung proses kelancaran kegiatan pemeliharaan. Khusus untuk peralatan mesin, dibutuhkan keahlian khusus untuk menggunakannya. Tidak hanya itu, petugas yang menggunakan alat tersebut harus dilengkapi dengan beberapa alat pelindung, seperti: ear plug, goggle, dan headset. Hal ini merupakan peraturan dari pemerintah Amerika Serikat bagi para tenaga kerja yang harus diikuti.

6.1.5. Anggaran Biaya Pe meliharaan

Estimasi biaya merupakan faktor terakhir yang harus diperhatikan dalam membuat rencana pengelolaan. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, pada tahun 2008 pihak KRT menghabiskan biaya $1.800.000,-USD. Biaya tersebut telah mencakup pengeluaran terhadap seluruh kebutuhan, baik administrasi maupun pemeliharaan (hortikultura). Sedangkan pada tahun 2009 pihak KRT menghabiskan biaya $1.500.000,- USD. Biaya ini lebih hemat dibandingkan biaya yang dikucurkan oleh pihak KRT pada tahun 2008. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2009 pihak KRT melakukan pengurangan jumlah pegawai. Selain itu, pada tahun 2009 juga tidak diberlakukan sistem kerja

(7)

‘lembur’ (over time). Jika para pegawai bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu, mereka dapat mengambil libur berdasarkan jumlah jam lebih yang mereka miliki pada minggu selanjutnya. Hal ini tentunya mengurangi jumlah pengeluaran terhadap gaji para pegawai.

Pada dasarnya, permasalah biaya yang dihadapi oleh pihak K RT disebabkan oleh krisis ekonomi global yang melanda Amerika Serikat. Pada tahun 2008, pihak KRT masih mendapat dana bantuan dari pemerintah Lucas County. Akan tetapi, sejak tahun 2009, pihak KRT tidak lagi mendapat dana bantuan dari pemerintah Lucas County. Di lain pihak, pengurangan biaya pemeliharaan pada tahun 2009 tidak berdampak signifikan di KRT. Seluruh acara yang telah direncanakan tetap berjalan lancar. Selain itu, seluruh kegiatan pemeliharaan juga tidak menemui kendala yang berarti dalam pelaksanaannya. Hal ini mengindikasikan bahwa biaya yang dianggarkan pada tahun tahun 2009 jauh lebih efektif dan efisien.

6.2. Daya Dukung KRT

Daya dukung merupakan faktor kunci yang terkait dengan kemampuan lahan dalam menampung dan mendukung jumlah populasi pada suatu waktu tertentu. Daya dukung dibutuhkan untuk mengetahui jumlah pengunjung maksimal untuk mengakses suatu lanskap. Selain itu, daya dukung juga dibedakan berdasarkan aktivitas yang dilakukan, seperti daya dukung untuk aktivitas piknik, rekreasi, berenang, berselancar, berkemah, photo hunting, dan lainnya.

Sebagai taman publik, Kebun Raya Toledo juga memiliki daya dukung untuk aktivitas-aktivitas tertentu. Berdasarkan kegiatan pengunjung di kawasan KRT, daya dukung rekreasi perlu dihitung dan dianalisis terkait jumlah pengunjung yang mengakses KRT. Daya dukung rekreasi sangat terkait aspek kemampuan kawasan (site capability). Hal ini senada dengan pendapat Nurisyah dkk (2003) yang menyebutkan bahwa daya dukung rekreasi merupakan suatu konsep pengelolaan yang menempatkan kegiatan rekreasi pemakai kawasan/tapak dalam berbagai aspek yang terkait dengan kemampuan kawasan/tapak (site capability). Menurut Tivy (1972) yang dikutip dalam Nurisyah (2003), pengelolaan yang mengkaitkan hubungan antara permintaan rekreasi dengan

(8)

kapasitas dan keterbatasan sumber daya ini menjadi penting berdasarkan beberapa alasan, yaitu:

1) Terjadinya peningkatan permintaan rekreasi ruang luar (outdoor) yang cepat dan melampaui tidak saja terhadap ketersediaan fasilitas yang ada dan direncanakan, tetapi juga terhadap ketersediaan sumberdaya.

2) Terjadinya penurunan dan kerusakan areal rekreasi telah merupakan suatu masalah yang serius pada daerah rekreasi tertentu karena tingkat penggunaan yang tinggi, dalam frekuensi dan intensitas, dari juga perilaku yang negatif terhadap lingkungan dari para pemakainya.

Kebun Raya Toledo yang berfungsi sebagai taman publik memiliki beberapa tempat/taman yang berpotensi sebagai area rekreasi. Aktivitas rekreasi sendiri dapat berupa jalan-jalan, duduk-duduk, piknik, dan sebagainya. Diasumsikan bahwa bahwa area-area yang berpotensi dijadikan area rekreasi ialah area taman dan bentangan rumput dengan total luasnya 129520 m2 (32 acres). Khusus untuk kegiatan rekreasi, kebutuhan ruang yang dibutuhkan adalah 10 m2/orang (108 feet2/orang). Berikut dijabarkan perhitungan daya dukung rekreasi pada kawasan KRT dengan formula:

D = Y*CD*TF*K A = 32 acres * 120 hari * 1.5 * 43.560 108 feet2/orang = 2349.757 = 2350 orang/hari

Keterangan: D = demand aktivitas (jumlah pengunjung) Y = luas area yang dibutuhkan (dalam acre) A = area/orang (dalam feet2)

CD = capacity days (hari rekreasi/tahun), diasumsikan pada hari Sabtu dan Minggu, serta hari libur Nasional Amerika Serikat.

TF = turn factor (untuk rekreasi, TF = 1.5) K = konstanta (43.560)

(9)

Berdasarkan perhitungan di atas, didapat bahwa daya dukung rekreasi pada kawasan KRT ialah 2350 pengunjung. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pengunjung tersebut merupakan jumlah maksimum untuk melakukan rekreasi di KRT pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan data yang didapat, jumlah pengunjung KRT setiap tahunnya ialah 120000 pengunjung. Jika diasumsikan pengunjung KRT berjumlah sama setiap harinya, maka didapat jumlah pengunjung KRT setiap harinya ialah berkisar 300-350 pengunjung. Jumlah ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung maksimum untuk melakukan rekreasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pihak KRT harus lebih gencar dalam melakukan promosi sehingga antusias para pengunjung untuk melakukan rekreasi di kawasan KRT dapat meningkat.

Gambar

Tabel 9. Kebutuhan staf seluruh KRT  Komponen KRT  Staf (unit)
Tabel  10  menunjukkan  tingkat  kefektifan  pekerjaan  pemeliharaan  yang  dilakukan
Tabel 11. Jadwal Pemeliharaan Kebun Raya Toledo   No  Jenis Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Akidah Islam ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah sebagai rabb dan ilah serta beriman dengan nama-namaNya dan segala sifat-sifatNya juga beriman dengan adanya malaikat,

Identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks sehingga harus memerlukan latihan yang intensif. 2)

Partisipasi masyarakat adalah persepsi responden tentang keterlibatan masyarakat dalam setiap aktivitas proses penganggaran yang dilakukan oleh DPRD dimulai dari penyusunan arah

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kualitas data input dan Tingkat pemahaman pengguna mengenai SIMDA merupakan faktor pendukung dari implementasi SIMDA namun

Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam mewujudkan Surabaya Smart city khususnya dengan mengembangkan layanan publik berbasis pada teknologi, informasi,

Kesalahan penggunaan frasa dalam pengumuman-pengumuman untuk mahasiswa yang ditempel pada papan pengumuman di lingkungan STKIP Santu Paulus Ruteng berjumlah empat

Setelah itu, aku tidak melanjutkan pertanyaan lagi, khawatir perempuan ini meneteskan air mata, dan penumpang lain di mobil ini terusik dan menganggap aku

percakapan tersebut adalah …. Puisi lama yang menunjukkan adanya hubungan sampiran dan isi adalah …. Mari menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 1. Rina naik ke kelas empat.