• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANUSIA DENGAN IDENTITAS BINATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANUSIA DENGAN IDENTITAS BINATANG"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH STRATA I (SI)

MANUSIA DENGAN IDENTITAS BINATANG

SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN SENI

LUKIS

Oleh I Made Supasta NIM: 2006 04 004

Minat Seni Lukis

Program Studi Seni Rupa Murni

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

(2)

1

ABSTRAK

MANUSIA DENGAN IDENTITAS BINATANG SEBAGAI

SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

Manusia sebagai makhluk individu dalam berinteraksi tidak bisa lepas dari sifat dan prilaku yang terjadi dalam kehidupan sosial sehari-hari dan menjadikan manusia memiliki identitas. Dari berbagai kontradiksi pemahaman terhadap identitas berkaitan dengan prilaku manusia berinteraksi dalam kehidupan beragama, sosial budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya menyebabkan manusia secara tidak sadar melahirkan identitas baru yaitu berupa” Manusia dengan identitas binatang”. Pelaksanaan dan kenyataan sikap yang ditunjukkan guna mengemas jati diri yang sebenarnya, yang tanpa disadari sudah merubah identitassnya seolah-olah pencerminan dari binatang. Fenomena tersebut dapat dilihat dari keinginan manusia itu sendiri, baik dalam menunjukan kemampuan yang sebenarnya tidak pada kenyataanya. Permasalahan lainnya karena kesenjangan sosial, rendahnya cara berpikir, memudarnya nilai kemanusiaan, semuanya terjadi karena rendahnya kesadaran manusia dalam memahami fungsi dan kemampuan dirinya sendiri.

Kontradiksi pelaksanaanya yang mengarah ketidakpastian perwujudannya dalam berinteraksi menarik perhatian pencipta menjadikan latar belakang dalam proses penciptaan karya. Sehubungan dengan proses perwujudannya yang bersumber dari ide-ide yang mendasari penciptaan, pencipta menghubungkanya dengan penerapan unsur-unsur seni rupa seperti garis, warna, tekstur, dan lain sebagainya dengan pengolahan beberapa teknik sebagai karya seni lukis. Sedangkan dalam proses penciptaannya melalui tahap penjajagan (eksplorasi), percobaan (experiment) dan pembentukan (forming).Perwujudan karya pencipta mengandung aspek ideoplastis yaitu menyangkut wilayah gagasan atau ide-ide dan aspek fisioplastis yang meliputi perwujudan fisik karya.

Pencipta dapat menarik kesimpulan bahwa karya divisualisasikan dengan melakukan observasi atau melihat, mengamati, memaknai setiap tingkah laku manusia yang menjadi fenomena di masyrakat.

(3)

2

ABSTRACT

IDENTITY WITH HUMAN ANIMALS

AS A SOURCE OF INSPIRATION IN CREATION PAINTING

Individual human beings in their interaction can not be separated from the properties and behaviors that occur in everyday social life and to cause people to have an identity. Understanding of the contradictions of identity related to human behavior interact in religious life, social, cultural, economic, political, etc., cause man unwittingly gave birth to a new identity that is a "Man with the identity of the beast". Implementation and the fact that attitudes are shown to resemble the real identity, which had unwittingly changed identity as if a reflection of the animal. Phenomenon can be seen from the desire of the man himself, both in representing the capabilities that are not in fact. Other problems due to social inequality, poor way of thinking, the waning of human values, it all happened because of lack of human consciousness in understanding the function and the ability itself.

Contradictions that lead to the implementation of uncertainty interact attention manifestations in the background creators to make the process of creating the work. In connection with the realization that comes from the ideas that underlie the creation, creator connecting with the application of art elements such as line, color, texture, and so with some processing techniques as a work of art. While in the process of its creation through the assessment stage (Exploration), trial (experiment) and the formation of (forming). Embodiment of the creator's work contains aspects related to the ideoplastis the ideas or the ideas and aspects that include the physical manifestation fisioplastis work.

Creators can draw the conclusion that the works were visualized by observation or see, observe, interpret every human behavior is a phenomenon in society.

(4)

3

MANUSIA DENGAN IDENTITAS BINATANG

SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN SENI

LUKIS

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk individu dalam berinteraksi tidak bisa lepas dari alam beserta isinya. Sifatnya saling ketergantungan, sifat saling tolong menolong, gotong royong, meniru, mencintai, dicintai, dan lain sebagainya yang terjadi dalam kehidupan sosial sehari-hari menjadikan manusia memiliki identitas.

Dikaitkan dengan kehidupan sosial, identitas merupakan sesuatu yang dimiliki bersama oleh seseorang atau sejumlah orang lain, dan membedakannya dengan kelompok lainnya. Seperti yang diungkapkan dalam buku Outlet, pada tingkatannya yang paling fundamental dan individual, identitas memberikan seseorang pengertian tentang lokasi personal, titik pusat individualitas stabil dan mantap. (Zaelani, 2000: 148).

Membicarakan identitas sebagai pembeda, baik sebagai identifikasi individu maupun sosial, memang menjadi perdebatan dalam pemahaman konstruksi karakter seseorang. Mempersoalkan perkara identitas saat ini dapat dikatakan sebagai kondisi krisis saat seseorang mengalami keraguan, ketidak pastian, dan ketidak jelasan, bahkan juga ketidak seimbangan dengan kemampuannya, sehingga memunculkan identitas yang lain (kebinatangan) bagi seseorang. Perkara identitas sosial, tentu ada

(5)

4

seseorang atau lebih yang tidak mencerminkan dirinya seperti apa adanya, seolah-olah mereka mewujudkan dirinya dengan tingkah laku ataupun sifat seperti binatang. Kenyataan ini menimbulkan wacana bahwa manusia merupakan metamorphosis dari binatang, karena semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri yang kuat untuk hidup berkawan, sehingga dia juga disebut social animal. (Soekanto, 1990: 27). Perihal identitas personal (pribadi), disini tidak langsung berarti sama dengan pengertian individualisme, namun tentang hal bersifat lebih pribadi. Asumsi individualisme semua orang adalah sama, sehingga dalam melawan absolutisme negara dan masyarakat, misalnya, orang berdiri sendiri sebagai individu tapi bukan sebagai pribadinya sendiri ( Zaelani, 2000: 164).

Semenjak dalam kandungan kemudian dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk ketergantungan kepada manusia lainnya. Sebagai suatu contoh ketika seorang bayi dilahirkan yang akan membutuhkan kasih sayang untuk kelangsungan hidupnya. Ini menunjukkan bahwa manusia membutuhkan manusia lainnya. Manusia adalah makhluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya. Diri manusia bersatu dengan dunia dan juga berarti dengan sesama. Manusia mengalami perhelatan itu, dengan pandangannya dengan emosi dan sebagainya (Djikara, 1969: 7). Manusia selain makhluk sosial juga disebut sebagai makhluk individu, tetapi dalam sifatnya itu manusia tidak bisa lepas dengan manusia lainnya sehingga membentuk kelompok-kelompok yang dinamakan masyarakat.

Interaksi terjadi apabila orang perorangan bertemu langsung dengan saling berhadapan, bertemu saling mempengaruhi sehingga menimbulkan suatu reaksi.

(6)

5

Apabila seseorang manusia berada di suatu ruangan yang tertutup sehingga dia tidak dapat melihat maupun mendengar manusia lain, maka akan terjadi gangguan pada perkembangan jiwanya. Manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup dengan orang lain yang disebut gregariousness (Soekanto, 1990: 27).

Dari berbagai kontradiksi pemahaman terhadap identitas berkaitan dengan prilaku manusia berinteraksi dalam kehidupan beragama, sosial budaya, ekonomi , politik dan lain sebagainya, menyebabkan manusia secara tidak sadar melahirkan identitas baru yaitu berupa” Manusia dengan identitas binatang” .

Pelaksanaan dan kenyataan sikap yang ditunjukkan guna mengkemas jati diri yang sebenarnya, yang tanpa disadari sudah merubah identitasnya seolah-olah pencerminan dari binatang. Fenomena tersebut dapat dilihat dari keinginan manusia itu sendiri, baik dalam menunjukan kemampuan yang sebenarnya tidak pada kenyataanya. Permasalahan lainnya karena kesenjangan sosial yang mencolok, rendahnya cara berpikir, memudarnya nilai kemanusiaan , semuanya terjadi karena rendahnya kesadaran manusia dalam memahami fungsi dan kemampuan dirinya sendiri, sehingga dalam pandangan pencipta hal-hal tersebut sedikit tidaknya akan menimbulkan sebuah parodi.

Parodi merupakan suatu bentuk dialog, yaitu suatu teks bertemu dengan teks lainnya. Dalam kaitan ini, parodi menjadi semacam bentuk oposisi atau kontras diantara berbagai teks, karya atau gaya. Satu teks, karya atau gaya dihadapkan dengan teks, karya, gaya lainnya dengan maksud menyindir atau membuat lelucon dari karya tersebut (Piliang, 2003: 191).

(7)

6

Hal-hal terkait identitas tersebut dan dampak dari kontradiksi pelaksanaanya yang mengarah ketidakpastian perwujudannya dalam berinteraksi menarik perhatian pencipta menjadikan latar belakang dalam proses penciptaan karya. Sehubungan dengan proses perwujudannya yang bersumber dari ide-ide yang mendasari penciptaan, pencipta menghubungkanya dengan penerapan unsur-unsur seni rupa seperti garis, warna, tekstur, dan lain sebagainya dengan pengolahan beberapa teknik sebagai karya seni lukis.

Ide Penciptaan

Ide merupakan hasil pemikiran, pendapat atau pandangan tentang sesuatu yang terjalin melalui pengamatan sesuatu suasana atau keadaan tertentu. Ide juga merupakan gagasan yang ingin disampaikan yang masih bersifat abstrak karena belum ditampilkan menjadi karya (Djelantik, 1999: 60).

Ide penciptaan adalah pemikiran atau pandangan terhadap sesuatu, hal ini terjadi melalui pengamatan terhadap suasana atau keadaan tertentu. Berangkat dari hal tersebut, pencipta mewujudkannya dalam “ Manusia Dengan Identitas Binatang

Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Penciptaan Seni Lukis”.

Berawal dari kegelisahan akan sifat dan tingkah laku manusia pencipta mencoba memvisualkan realita yang ada di masyarakat ke dalam karya seni lukis, melalui pengamatan tingkah laku manusia yang divisualisasikan dengan nuansa surealis. Disusun penuh imajinasi yang kreatif, disini pencipta menggunakan berbagai teknik dengan penerapan warnanya berulang-ulang dan objeknya fokus

(8)

7

pada tingkah laku binatang. Pada akhirnya terciptalah sebuah karya seni lukis “Manusia Dengan Identitas Binatang” yang menjadi pengandaian dari sifat manusia.

Rumusan Masalah

Penciptaan karya seni lukis yang mengangkat sifat manusia dengan identitas binatang tentu memiliki beberapa permasalahan, berikut rumusan beberapa permasalahan berkaitan dalam perwujudan karya seni dari ide-ide yang disatukan dengan kemampuan olah rasa estetika dan artistik.

Adapun beberapa permasalahan yang dapat pencipta rumuskan adalah:

a. Bagaimana mewujudkan ide yang bersumber dari sifat-sifat manusia dengan identitas binatang dalam penciptaan karya seni lukis?

b. Bagaimana memperkuat unsur-unsur seni rupa dalam karya seni lukis yang mengambil konsep identitas manusia dengan tema binatang?

c. Bagaimana menerapkan teknik penciptaan untuk memvisualisasikan ide kreatif melalui karya seni lukis?

Tujuan Penciptaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya seni lukis dengan mengambil konsep sifat manusia dengan identitas binatang, diantaranya:

a. Untuk mewujudkan ide yang bersumber dari sifat manusia dengan identitas binatang, dengan menerapkan elemen seni rupa dalam mewujudkan karya seni lukis.

(9)

8

b. Untuk memperkuat unsur-unsur seni rupa yang mengambil manusia dengan identitas binatang dalam berkarya seni lukis.

c. Untuk menerapkan teknik dalam memvisualisasikan ide-ide kreatif melalui proses penciptaan seni lukis.

Manfaat Penciptaan

Manfaat yang ingin didapat dalam penciptaan karya seni lukis yang mengangkat sifat manusiadengan identitas binatang , antara lain:

a. Dapat memberi sumbangsih pemikiran tentang sifat manusia dalam kontradiksi perwujudannya yang disampaikan melalui karya seni lukis. b. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses penciptaan

karya seni lukis sehingga bisa berguna bagi peningkatan kreativitas guna memantapkan mental berkesenian.

c. Dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat serta bisa dijadikan referensi bagi pencipta-pencipta lain.

(10)

9

B.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Sumber Tertulis

Menciptakan karya seni perlu adanya hal-hal yang mendukung agar tercipta kualitas yang diinginkan. Hal yang menyangkut pemahaman teoritis maupun pemahaman historis terhadap karya-karya yang sebelumnya. Dari pemahaman ini nantinya terwujud hubungan antara ide, wujud karya, dan referensi yang mendukungnya, sehingga tercipta keutuhan karya yang konsisten.

Seni merupakan kreasi bentuk simbolis dari perasaan manusia, bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan universalisasi dari pengalaman dan bukan merupakan terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosionalnya yang dari pikirannya semata. Pada akhirnya seni hanya merupakan simbol dari perasaan (Dharsono, 2004 : 2).

Menurut Langer tentang kesenian: (art is the creation of form symbolic of

human feeling) kesenian adalah penciptaan wujud-wujud yang merupakan simbol dari

perasaan manusia (Djelantik 1999 : 128).

Menciptakan karya seni lukis, yang menjadikan sifat dan tingkah laku manusia sebagai ide berkarya, pencipta menggunakan berbagai tinjauan pustaka atau sumber, baik berupa tinjauan tertulis maupun tinjauan pada karya-karya terdahulu serta beberapa sumber-sumber yang menunjang.

(11)

10

Pengertian Judul

Dalam mengangkat judul “Manusia Dengan Identitas Binatang Sebagai Sumber Inspirasi dalam Penciptaan Seni Lukis”, pencipta memakai sumber kajian

yang dapat menguraikan pengertian judul yang diangkat

Berikut uraian pengertian judul seperti yang pencipta ungkapkan a. Identitas Manusia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Identitas merupakan Ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri(2002:417).

Manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain),disebut juga orang atau insan ( 2002: 714). Memiliki kaki dan tangan dengan fungsinya masing-masing.

b. Binatang

Binatang merupakan makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan tetapi tidak berakal budi ; hewan. (KBBI 2002: 103). Ciri-ciri binatang antara lain memiliki insting dalam tingkah lakunya, hanya mampu tumbuh dan bergerak, memiliki kaki untuk berjalan.

c. Manusia dengan Identitas Binatang

Manusia dengan identitas binatang diartikan pencipta sebagai kondisi terbalik, dimana manusia sebagai individu dalam kehidupan sosial menunjukan jati dirinya dengan identitas binatang baik dalam sifat maupun prilakunya.

(12)

11

d. Inspirasi dalam penciptaan seni lukis

Inspirasi penciptaan merupakan proses, cara, perbuatan untuk menghasilkan sesuatu yang bersumber dari ide-ide tertentu. Seni lukis merupakan suatu pengungkapan atau pengucapan pengalaman artistik yang ditampilkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna (Susanto, 2002 : 71).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, pencipta dapat memaknai “Manusia Dengan Identitas Binatang Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Seni Lukis” sebagai

pemahaman yang menjadi pedoman untuk menciptakan keselarasan antara sifat, ucapan dan tingkah laku manusia dengan binatang. Dari konsep tersebut pencipta jadikan ide tau landasan dasar dalam penciptaan karya , yang pengungkapannya disampaikan dalam karya seni lukis.

Tinjaun Tentang Manusia

Manusia adalah makhluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya. Diri manusia bersatu dengan dunia dan juga berarti dengan sesama. Dia mengalami diri dalam perlibatan itu, dengan pandangannya dengan emosi dan sebagainya. Manusia tidak hanya hidup dan mengubah dirinya dalam arus situasi yang kongkret tetapi juga diubah oleh situasi tersebut (sifat manusia terbentuk dari tempat ia tumbuh dan berkembang). Manusia selalu terlibat dalam situasi, situasi itu berubah dan mengubah manusia.. (Djikara, 1969 : 7).Terkait dengan identitas,manusia bisa berinteraksi dengan tingkah laku yang bisa mengemas sifat yang sebenarnya.

(13)

12

Bersama-sama itu manusia juga makhluk yang berada dan menghadapi alam kodrat. Dia merupakan kesatuan dengan alam, tetapi juga berjarak (manusia satu dunia dengan alam atau bagian dari alam tetapi manusia bukan tumbuh-tumbuhan, sawah, gunung dan lain-lain). Dia bisa memandangnya, bisa mempunyai pendapat-pendapat terhadapnya, bisa merubah dan mengolahnya.

Manusia memiliki kemampuan yang menyebabkan dia berdiri sendiri, bisa menghadapi diri sendiri dan orang lain dengan sadar. Kemampuan itu juga disebut sifat. Maka, manusia itu kita katakan bersifat rohani. Jadi, seluruh objek (manusia) itu bersifat rohani. Sifat adalah sistem neurophysis yang digenerasikan dan diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, dan memulai serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresi secara sama. Yang dicatat mengenai definisi ini adalah tekanan terhadap individual dan kesimpulan bahwa kecenderungan itu tidak hanya terikat pada sejumlah kecil perangsang atau reaksi, melainkan seluruh pribadi manusia. Sifat-sifat mewakili karakter atau kepribadian pada setiap diri manusia. Watak atau karakter menunjukkan arti normatif serta menyatakan bahwa character is personality

evaluated, and personality is character devaluated. (watak adalah kepribadian

dinilai, dan kepribadian adalah watak tak nilai) (Sujanto, 1986 : 95).

Karakter manusia salah satunya bisa dilihat dari tingkah laku yang juga mencerminkan sifat dan kepribadiannya.Sifat bisa diartikan sebagai salah satu ciri manusia yang paling menonjol, paling dikenal dan paling diingat. Seperti juga kepribadian manusia, Tingkah laku manusia itu bersifat spesifik dan individual yang

(14)

13

berbeda antara masing-masing individu. Secara sadar atau tidak, kita semua seringkali menilai sifat orang-orang yang kita temui. Kesan sifat yang mencerminkan kejujuran, penipu, licik, penakut, pemberani, penuh kasih sayang, dan kesan lainnya, biasanya merupakan kesimpulan yang kita dapatkan dari kesan pertama perjumpaan.

Tinjaun Tentang Seni

Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan-kenyataan atau realitet dimana suatu karya yang mempunyai bentuk dan isinya memiliki daya untuk membangkitkan pengalaman-pengalaman tertentu dunia rohani si penerimanya. Seni juga ada yang mengatakan seni itu suatu kegiatan manusia yang menjelajahi dan dengan ini menciptakan kenyataan baru dalam suatu cara pengelihatan yang melebihi akal dan menyajikan secara perlambang atau kiasan sebagai suatu kebulatan alam kecil yang mencerminkan suatu kebulatan alam semesta (Liang Gie, 1996 : 14).

Dari pengertian-pengertian di atas dapat pencipta pahami bahwa seni itu merupakan suatu kegiatan manusia yang menjelajahi sesuatu dan selanjutnya menciptakan kenyataan baru yang dapat dilihat, didengar atau kedua-duanya sekaligus dan memberikan kesenangan atau kepuasan kepada penciptanya serta penikmatnya. Biasanya dalam menciptakan karya seni kita tidak bisa lepas dari alam semesta sebagai objek, sumber inspirasi maupun sebagai konsep penciptaan.

(15)

14

Tinjauan Tentang Seni Lukis

Menurut Soedarso seni lukis merupakan suatu pengungkapan atau pengucapan pengalaman artistik yang ditampilkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna (Susanto, 2002 : 71)

Pada dasarnya seni lukis merupakan bahasa ungkapan dari pengalaman artistik atau idiologis yang menggunakan warna dan garis untuk mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi. Secara teknis seni lukis merupakan tebaran warna cair atau pigmen pada bidang datar (kanvas, panel, dinding, kertas). Untuk menghasilkan sensasi atau ilusi keruangan, gerakan tekstur, bentuk sama baiknya dengan tekanan yang dihasilkan dari kombinasi unsur-unsur tersebut (Susanto, 2002 : 7).

Karya seni sesungguhnya mengandung nilai komunikasi, karena seorang pelukis dalam membuat suatu karya seni tujuannya adalah untuk menyenangkan diri sendiri maupun orang lain. Artinya, seorang pelukis untuk menyatakan pikiran dan perasaan terhadap masyarakat adalah lewat lukisan sebagai bahasa ungkap dengan menggunakan unsur-unsur seni rupa antara lain: garis, bentuk, warna dan lain sebagainya.

Dari difinisi di atas dapat pencipta simpulkan bahwa seni lukis merupakan ungkapan perasaan, pengalaman dan ide-ide yang diwujudkan pada suatu media tertentu. Kehadirannya menyajikan wilayah proses penjajagan serta kemampuan olah rasa yang bersifat sangat pribadi untuk dihadirkan kembali sebagai perwakilan karakter masing-masing penciptanya.

(16)

15

Tinjaun Tentang Seni lukis Surealis

Aliran surealis mulai dikenal luas sejak tahun 1936. Surealisme merupakan aliran dan gerakan yang sangat “Prancis”, diawali dilahirkannya gerakan surealis yang dikenal Manifesto Surealisme atas prakarsa Andre Breton pada tahun1924. Gerakan ini pada dasarnya adalah gerakan kesusastraan yang mengekspresikan statement pemberontakan terhadap kaum borjuis (kaum kelas atas) Prancis. Saat itu seni dikonotasikan sebagai objek yang harus berselera tinggi dan hanya diciptakan untuk memenuhi selera dan keinginan para bangsawan. Gerakan ini mengekspresikan ketidaksetujuan mereka secara verbal dan melalui tulisan. Aliran ini juga menjelaskan prinsip otomatisme murni, suatu ekspresi dari bawah alam sadar manusia atau lebih menyerupai sebuah mimpi. Surealisme juga dikenal sebagai lukisan mimpi yang didominasi dengan teknik ilusi. Aliran ini bukan rekaman dari sebuah mimpi, melainkan menyerupai sebuah perjalanan ke suatu ruang dan dimensi seperti seseorang yang memasuki sebuah mimpi (Sugianto, 2002 : 98).

(17)

16

C. PROSES PENCIPTAAN

Menciptakan karya seni lukis, pencipta tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan, oleh sebab itu setiap karya seni akan mencerminkan latar belakang nilai-nilai budaya masyarakatnya, dan merupakan kenyataan yang langsung dihadapi sebagai rangsangan atau pemicu kreativitas kesenimanannya (Yudha, 2006 : 77).

Proses pengungkapan ide menjadi karya seni sering disebut proses kreativitas, dengan tahapan-tahapan yang mutlak harus dilewati. Rangkaian proses kreativitas sesungguhnya adalah perwujudan dari ide, yang sebelumnya sangat abstrak menjadi sebuah karya seni yang berwujud nyata, dan dapat dinikmati oleh indra manusia. Proses ini bukanlah suatu hal yang terjadi karena kebetulan, tetapi sebuah proses yang didasari oleh sebuah konsep yang jelas, didukung dengan kemauan dan kesungguhan untuk mencapai tujuan dan sudah terbentuk dalam diri serta dapat dicurahkan sepenuhnya. Pada penciptaan karya seni lukis ini pencipta memakai metode penjajagan, persiapan, dan pembentukan. Metode seperti ini hampir sejalan dengan pendapat Hawkins di dalam bukunya “Creating Through Dance” pola

ini akrab di penciptaan seni tari, bahwa penciptaan karya seni yang baik selalu memakai atau melewati metode yang terdiri dari tiga tahap yaitu: pertama ekplorasi, kedua improvisasi, ketiga forming.

Namun tentunya pola penciptaan yang menurut Hawkins ini bukanlah hal baku, tentunya terbuka ruang untuk penyempurnaan sebuah penciptaan dalam karya seni lukis dan seni tari terkadang terdapat perbedaan pola tergantung penciptaannya.

(18)

17

Hal ini kemudian dipertegas oleh R.M Soedarsono dalam bukunya “Metodologi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa” terbitan masyarakat pertunjukan Bandung tahun 2001,

mengatakan perlunya sedikit modifikasi tentang rumusan yang ditulis Hawkins bisa dipergunakan dalam metode menciptaan seni rupa yang mana kegiatan improvisasi untuk tari perlu diganti dengan kegiatan eksperimen untuk seni rupa (Soedarsono, 2001 : 25).

Berikut ini adalah tahapan yang pencipta lakukan dalam proses penciptaan karya seni lukis yaitu :

Proses Penjajagan (Exploration)

Penjajagan merupakan suatu proses yang memberikan pertimbangan-pertimbangan awal dari persiapan melukis. Pertimbangan ini berupa pencarian sumber-sumber yang berkaitan dengan tema yang pencipta angkat, diantaranya mengumpulkan data-data dari kegiatan yang pencipta lakukan sebagai berikut:

a. Pengamatan objek secara langsung, pada tahap ini pencipta melakukan pengamatan terhadap prilaku manusia yang pencipta temukan baik di sekitar tempat tinggal pencipta ataupun di wilayah lain. Disanalah pencipta mendapatkan sebuah pengalaman estetik yang dapat merangsang ide kreatif pencipta dalam berkarya seni lukis.

b. Pengamatan melalui karya seni, pada proses ini pencipta melakukan pengamatan melalui karya seni lukis yang sudah ada yang dibuat oleh para pelukis-pelukis lain, yang dapat dijumpai di museum-museum dan

(19)

18

pameran-pameran seni rupa, hal ini dilakukan pencipta untuk mencari ide yang dapat mendukung tema pencipta. Melalui proses ini pencipta banyak mendapat masukan-masukan berupa ide-ide dan teknik-teknik baru yang dapat berguna dalam proses kreatif pencipta.

c. Pengamatan melalui foto-foto yang terdapat di dalam buku-buku, majalah dan katalog pameran untuk memperkaya imajinasi yang dituangkan dalam ide yang akhirnya dituangkan ke dalam karya seni lukis.

d. Teknik Pengumpulan Data menggunakan teknik observasi dan dokumentasi yaitu:

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap obyek yang diteliti, yaitu dengan mengamati tingkah laku manusia untuk mendapatkan data-data yang erat kaitannya dengan sifat dan tingkah laku manusia.

Dalam hal ini pencipta mengamati dari lingkungan sekitar tempat tinggal pencipta dan berbagai tempat yang biasa dilewati dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencatat data-data dari objek permasalahan dan hasil survey baik berupa gambar, foto, buku, dan sebagainya, sebagai data berupa fakta dan sebagai bukti untuk dipertanggung jawabkan.

(20)

19

Proses Percobaan (Experimentation)

Setelah melakukan proses penjajagan berbagai macam percobaan yang dilakukan untuk dapat mendukung terwujudnya sebuah karya seni, dalam proses percobaan ini pencipta melakukan proses eksperimen antara lain:

a. Membuat sketsa-sketsa, yang dibuat di atas kertas sebagai gambaran atau rancangan awal dari karya yang akan diwujudkan di atas kanvas.

Sketsa pada media kertas

(21)

20

Sketsa pada media kertas

I Made Supasta, Kekuatan Maksimal ,A4, 2012

Eksperimen pada media bambu

(22)

21

c. Mempelajari teknik-teknik, di sini pencipta mempelajari dan mencari teknik-teknik yang sesuai dengan lukisan pencipta. Diantaranya: teknik naturalis, teknik lelehan, teknik ekspresif.

d. Mencari ide-ide yang kreatif, untuk mendukung terciptanya lukisan pencipta.

Proses Pembentukan (Forming)

Proses pembentukan adalah suatu proses perwujudan ide dan gagasan dengan keterampilan teknik dan kemanpuan menterjemahkan pemikiran di dalam media seni lukis, dimana dalam proses pembentukan ini pencipta mencari identitas yang didapat melalui pembuatan sketsa-sketsa, dam menciptakan bentuk-bentuk baru, setelah melewati proses penjajagan dan percobaan pencipta memilih sketsa yang terbaik untuk diwujudkan dalam media kanvas. Dimana dalam pembentukan ini ada beberapa tahapan yaitu:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini memilih sketsa ekspresi dan tingkah laku binatang yang terbaik untuk diungkapkan ke dalam wujud karya. Sketsa ini dibuat pada tahap sebelumnya yaitu lewat penjajagan dan kemudian dibuat melalui pengamatan dalam tahap percobaan dengan kertas sebagai medianya. Selanjutnya menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan keinginan pencipta dengan berbekalkan pengetahuan dari sifat alat dan bahan yang dapat memudahkan pada tahap pembentukan ini.

(23)

22

1. Alat-Alat Melukis

Proses mewujudkan tema ke dalam karya seni lukis diperlukan persiapan alat-alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk melukis yaitu:

(1) Kuas, (2) Palet, (3) Kain lap. 2. Bahan-Bahan Melukis

(1) Kanvas, (2) Acrylic (warna), (3) Air, (4) Pensil, (5) Lem .

Foto Alat dan Bahan Lukis (Sumber foto pencipta)

(24)

23

b. Tahap Perwujudan

Tahapan perwujudan ini yaitu memindahkan sketsa ke kanvas dengan warna yang diinginkan. Tidak menutup kemungkinan nantinya, terjadi improvisasi, sketsa awal itu berbeda dengan karya lukis yang sudah jadi. Hal ini disebabkan karena sketsa awal pada kertas sesudah pembentukan dengan berbagai pertimbangan dari elemen-elemen visual seni lukis dan prinsip-prinsip penyusunan karya seni lukis, tapi tidak mengurangi maksud dari sketsa awal. Selanjutnya memblok dengan warna melalui sapuan kuas sesuai dengan keinginan pencipta. Warna disini memberikan volume ataupun karakter dari wujud yang ditampilkan. Warna sangat berperan dan penempatannya dari goresan dan sapuan kuas sangat diperhitungkan. Selanjutnya adalah mengamati karya dengan teliti tiap-tiap bagian yang nantinya bisa mengkoreksi bagian yang tidak sesuai ataupun menghilangkan bahkan menambahkan dari bentuk yang diinginkan. Di sini pencipta menyadari karya-karya belumlah sempurna dan hanya orang lain yang dapat merasakan katidaksesuaian antara satu bagian dengan lainnya.

Tahap terakhir adalah pengontrolan pada keseluruhan dari karya atau evaluasi terhadap karya. Apabila objek, goresan dan warna terpadu dan harmonis, pencipta tinggal menberikan penekanan pada salah satu objek yang ditonjolkan dengan warna kontras,guna menegaskan kembali pusat perhatian. Kemudian diberi tanda tangan dan tahun pembuatan sebagai pertanggungjawaban dalam penciptaan karya, dengan memperhatikan objek

(25)

24

lain yang berfungsi, jangan sampai tanda tangan mengganggu keutuhan objek, sehingga mengurangi keharmonisan dalam karya.

Foto Proses pembentukan karya lukis (Sumber foto Loka Antara)

(26)

25

D. WUJUD KARYA

Wujud karya merupakan hasil dari perwujudan ide atau gagasan melalui penyusunan elemen visual seni rupa dengan prinsip-prinsip pengorganisasian. Jadi wujud karya pencipta adalah hasil dari pengungkapan ide atau gagasan dari ekspresi sifat dan tingkah laku manusia ke dalam media seni lukis. Melalui penyusunan elemen visual seni rupa dan prinsip-prinsip estetika. Untuk menciptakan suatu karya seni lukis diperlukan kemampuan mengolah dan menyusun aspek ideoplastis dan fisioplastis secara utuh sehingga menjadi jalinan yang baik antara ide dan aspek visualnya.

Pada karya pencipta ini, pencipta berusaha menciptakan karya seni yang sifatnya memindahkan sebuah pengalaman ataupun kegelisahan akan hal-hal yang terjadi di sekitar pencipta khususnya dikaitkan dengan sifat dan tingkah laku manusia yang diidentikkan dengan prilaku binatang. Dipadukan dengan kemampuan berolah estetik yang pencipta tekuni selama belajar di perguruan tinggi seni, sehingga mampu menjadikan sebuah karya yang memiliki nilai sentuhan personal.

Dimulai dengan munculnya ide-ide kreatif dan akan melalui tahap proses kreasi sehingga terbentuklah wujud visual karya atau wujud fisik karya. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam mencermati karya seni lukis yaitu pada wilayah gagasan atau ide yang biasa disebut aspek idioplastis dan pada wilayah fisik dari karya yang menyangkut teknik penciptaan elemen visual serta unsur-unsur seni yang terkandung di dalamnya atau biasa disebut aspek fisioplastis.

(27)

26

Aspek Idioplastis

Menurut Suwarjono pengertian idioplastis adalah ide atau pendapat, pengalaman emosi, fantasi. Faktor ini lebih bersifat rohaniah yang mendasari karya seni ( 1985 : 9).

Jadi dapat pencipta simpulkan aspek idioplastis merupakan gambaran tentang ide gagasan atau dasar pemikiran sebelum diwujudkan menjadi karya seni lukis yang diperoleh dari proses membaca, mengamati dan perenungan terhadap berbagai kesan yang ditimbulkan.

Dalam proses berkarya pencipta aspek idioplastis dilakukan dengan cara mengamati dan perenungan terhadap berbagai macam permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat, dengan proses tersebut muncul ide yang akan dipindahkan ke dalam bidang dua dimensional (kanvas).

Aspek Fisioplastis

Aspek Fisioplastis merupakan penghampiran bentuk seni melalui aspek teknis tanpa mementingkan segi ide terciptanya seni itu sendiri, meliputi hal-hal yang menyangkut masalah teknik, termasuk organisasi elemen-elemen visual seperti: garis, bentuk, warna, ruang, tekstur dengan prinsip-prinsipnya. Dengan demikian faktor ini lebih bersifat fisik (Suwarjono, 1985: 9)

Jadi dapat pencipta simpulkan aspek Fisioplastis adalah aspek yang meliputi unsur-unsur seni rupa yang diolah dan diterapkan sedemikian rupa dengan kemampuan teknik dan kepekaan rasa sehingga tercipta karya seni yang harmonis.

(28)

27

Aspek fisioplastis dalam karya pencipta lebih menonjolkan bentuk binatang yang diidentitikkan dengan sifat dan prilaku manusia. Dengan penciptaannya lebih cenderung ke dalam pendeformasian bentuk binatang dengan penggabungan olah teknik pencipta.

Dari difinisi di atas dapat pencipta simpulkan bahwa seni lukis merupakan ungkapan perasaan, pengalaman dan ide-ide yang diwujudkan dengan menggunakan unsur-unsur seni rupa seperti garis, warna, bentuk, ruang dan lain sebagainya pada suatu bidang dua dimensional yang disusun sedemikian rupa sehingga mencapai keharmonisan.

Ulasan Karya

Berikut merupakan wujud karya dan penjelasan masing-masing karya yang ditinjau dari aspek ideoplastis dan fisioplastis :

(29)

28

Foto Karya

Judul : Cepat, cepat, cepat!(Tak Sampai) Ukuran : 150 cm x 130 cm

Media : Acrylic pada kanvas Tahun : 2012

Sumber Foto : Pencipta

Yakin akan kemampuan sendiri hendaknya bisa menjadi tolak ukur seseorang dalam berprilaku dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan dalam mengerjakan sesuatu tentu mempunyai ketidaksamaan bila dibandingkan dengan kemampuan

(30)

29

orang lain, tetapi alangkah baiknya bila kita yakin akan kemampuan sendiri dari pada kemampuan orang lain, yang belum tentu melebihi dari apa yang dibayangkan. Meskipun dalam kenyataan sikap dan prilaku tergolong lambat namun kita harus yakin bahwa pada akhirnya nanti, kemampuan akan membawa kita ke suatu tempat yang sama. Sedangkan bila mengandalkan orang lain yang akan membuat kita jalan ditempat.

Pada karya pencipta di visulkan dengan binatang siput yang sedang menaiki kuda-kudaan yang diartikan sebagai bentuk ketidak yakinan akan kemampuan sendiri dan melihat kemampuan orang lain melebihinya, yang justru tidak membawa ke tujuan atau sesuatu yang ingin dicapai. Kehadiran komposisi siput-siput kecil sebagai perbandingan bahwa masih banyak seseorang yang memiliki kemampuan yang sama , jadi seseorang yang memiliki sifat tersebut diatas pencipta identitifikasikan dengan binatang siput yang menaiki kuda-kudaan. Warna hijau pada kuda-kudaan diartikan sebagai cara pandang seseorang yang menilai kemampuan orang lain lebih baik dari dirinya. Makna yang ingin disampaikan agar seseorang yakin akan kemampuannya untuk meraih sesuatu yang diinginkan

(31)

30

Foto Karya Judul : Jelajah

Ukuran : 170 cm x 130 cm Media : Acrylic pada kanvas Tahun : 2012

Sumber Foto : Pencipta

Tidak puas akan sesuatu yang dimiliki menjadi ide dalam perwujudan karya ini. Ketidak terkontrolnya keinginan ataupun nafsu menjadikan seseorang selalu

(32)

31

menginginkan sesuatu yang lebih meskipun tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Untuk memvisualisasikan hal tersebut pencipta ungkapkan dengan binatang kodok yang sedang terjun payung. Kodok dalam artian pencipta sebagai binatang yang bisa hidup di dua tempat yaitu: darat dan air, yang pencipta artikan sebagai seseorang yang sudah mempunyai sesuatu yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Kehadirannya dalam berterjun payung sebagai usaha untuk dapat hidup di udara yang diartikan sebagai nafsu yang berlebihan untuk meraih sesuatu.Warna kontras antara obyek dan latar belakang diartikan sebagai tidak sesuainy kapasitas antara kemauan dan kemampuan. Makna yang ingin disampaikan agar seseorang mengontrol nafsunya dalam mewujudkan keinginannya dan mensyukuri apa yang dimiliki.

(33)

32

E. PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat pencipta simpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Karya divisualisaikan dengan melakukan observasi kelapangan dengan melihat, memperhatikan dan memaknai setiap tingkah laku manusia yang terjadi dan menjadi fenomena di masyarakat. Tetapi disisi lain pencipta mengamati adanya fenomena terbalik bahwa di kesehariannya seseorang belum sepenuhnya ada dalam tatanan dengan menunjukan sifat dan tingkah laku yang bukan menjadi jati dirinya sendiri. Membandingkannya dengan binatang merupakan ketertarikan pencipta dalam menentukan ide maupun inspirasi dalam berkarya, namun dalam hal ini pencipta tetap menginterpretasikannya kedalam kehidupan saat ini.

b. Untuk memperkuat struktur karya lukis yang berjudul manusia dengan identitas binatang, diperlukan beberapa sumber kajian yaitu tinjauan sumber tertulis yang bisa dihadirkan dari buku-buku yang berhubungan dengan hal tersbut sebaga referensi serta sumber kajian dari karya-karya seniman lain yang berkaitan dengan proses perwjudan karya pencipta. Untuk mewujudkan ide kedalam krya seni lukis dilalui dengan melakukan tiga tahapan yaitu : Tahap Penjelajahan (eksplorasi), tahap Percobaan (experiment), dan tahap Pembentukan (Forming) yang juga termasuk dalam Finising.

(34)

33 c. Elemen-elemen visual seperti garis, warna, bentuk, ruang dan tekstur serta

penyusunan prinsip-prinsip seni rupa seperti komposisi, proporsi, pusat perhatian, kontras, keseimbangan (balance), irama merupakan faktor yang mendukung dalam penciptaan karya seni baik dua dimensi maupun tiga dimensi demi terciptanya karya yang harmonis, dinamis yang mempunyai nilai artistik dan estetik.

Saran

Berbagai fenomena tingkah laku manusia dalam lingkungan kita merupakan sumber ide yang tak akan pernah habis untuk diungkap dan diperjuangkan melalui karya seni lukis.

Untuk masyarakat luas sekiranya mesti kembali memahami esensi nilai kehidupan yang diterapkan dan ditunjukkan dalam berinteraksi di masyarakat, sehingga keharmonisan dikehidupan dapat terlaksana dengan baik.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arsana, Nyoman dan Supono. 1983, Dasar-dasar Seni Lukis, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Denpasar.

Bendi Yudha, I Made. 2005, Dwi Tunggal dalam Dimensi Lontar : Tesis PPs ISI Yogyakarta

Djelantik, A.A.M. 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) : Jakarta.

Djikara, S.J.P.d.N, 1969, Filasat Manusia, Kanisius : Yogyakarta

Kartika, Sony Dharsono. 2004, Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains : Yogyakarta.

Piliang, Yasraf Amir. 2003, Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studie Atas

Matinya Makna. Jalasutra Anggota IKAPI : Yogyakarta.

Sidik, Fadjar dan Aming Prayitno. 1979, Desain Elementer, STSRI, ASRI : Yogyakarta.

Soedarsono, R.M. 2000. Metodelogi Penciptaan Seni Pertunjukan dan Seni

Rupa.Terbitan Masayrakat Seni Pertunjukan: Bandung.

Soekanto, Soerjono. 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, CV Rajawali : Jakarta.

Sugianto, Wardoyo. 2002, Sejarah Seni Rupa Barat : Yogyakarta

Suryahadi. 1994, Pengembangan Kreatifitas melalui Seni Rupa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Yogjakarta.

Susanto, Mikke. 2002, Diksi Rupa, Kanisius : Yogyakarta.

Suwarjono, Dan. 1985. Seni Rakyat Yang Kreatif, Apresiasi Seni, PT. Pembangunan Jaya: Jakarta.

(36)

The Liang Gie. 2004, Filsafat Seni, Pusat Belajar Ilmu Berguna (PUBIB) : Yogyakarta.

Tim Pusat Pembinaan dan Pembangunan Bahasa.2002, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.

Zaelani, Rizki A. 2000, Outlet, Yogya Dalam Peta Seni Rupa Kontemporer

Gambar

Foto Alat dan Bahan Lukis  (Sumber foto pencipta)
Foto Karya
Foto Karya   Judul   : Jelajah

Referensi

Dokumen terkait

SIJARI EMAS atau Sistem informasi jejaring rujukan maternal dan neonatal adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dirancang khusus oleh Pengelola program EMAS

Rasputin already knew where he was going, but Felix didn’t want the police to follow them successfully.. Kuznetzov turned off Razliv’s main street, trying to double back to

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dengan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh kualitas website PT

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk dengan kombinasi antara limbah padat kelapa sawit (KS1), limbah cair kelapa sawit (KS2), dan

Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu bahan makanan pokok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, yaitu

Sebagai contoh, untuk memindahkan entity yang sudah ada pada selection set ke dalam layer batas persil, klik menu Standarisasi >> Jadikan Objek Linear >> Unsur

Penelitian yang berjudul Medan Makna Menyakiti dengan Tangan dalam Berita Kriminal pada surat kabar Suara Merdeka edisi Oktober 2013 bertujuan untuk mengetahui