• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. diduga pisang telah lama dimanfaatkan, pada saat berkebudayaan pengumpul,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. diduga pisang telah lama dimanfaatkan, pada saat berkebudayaan pengumpul,"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Pisang telah ada sejak manusia ada. Pada masyarakat Asia Tenggara, diduga pisang telah lama dimanfaatkan, pada saat berkebudayaan pengumpul, masyarakat di daerah itu telah menggunakan tunas dan pelepah pisang sebagai bagian dari sayur. Pisang dimanfaatkan baik dalam keadaan mentah, maupun dimasak, atau diolah menurut cara-cara tertentu. Pisang dapat diproses menjadi tepung, kripik, bir dan cuka. Daun pisang digunakan untuk menggosok lantai dan pembungkus berbagai makanan. Bagian-bagian vegetatif beserta buah-buah yang tidak termanfatkan digunakan sebagai pakan ternak. Dalam pengobatan, daun pisang yang masih tergulung digunakan sebagai obat sakit dada dan sebagai tapal dingin untuk kulit yang bengkak atau lecet. Air yang keluar dari pangkal batang yang ditusuk digunakan untuk disuntikkan ke dalam saluran kencing untuk mengobati penyakit raja singa, disentri, dan diare (Rismunandar,1990).

Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Colombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern serta telah memenuhi standar internasional, hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar. Namun, di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga /kebun yang sangat kecil. Standar internasional perkebunan pisang skala kecil adalah 10-30 Ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Sementara tanah dan iklim kita sangat

(2)

cocok untuk tanaman pisang, oleh karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang sangat memungkin dilakukan (Henro,1998).

Pertumbuhan pisang sangat cepat dan terus menerus, hal ini menyebabkan produksi yang tinggi. Pisang memerlukan tempat tumbuh iklim tropik yang hangat dan lembab. Walaupun begitu, pisang ini sangat unik sehingga orang tertarik untuk membudidayakannya. Suhu merupakan faktor utama untuk pertumbuhan. Disentra produksi utamanya suhu udara tidak pernah turun sampai di bawah 15 °C dengan jangka waktu yang cukup lama, suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27 °C dan suhu maksimumnya 38 °C.

Di dataran tinggi daerah equator, pisang tidak dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1600 m dpl. Kebutuhan akan penyinaran belum dipahami benar. Kebanyakan pisang tumbuh baik di daerah terbuka. Dalam keadaan cuaca berawan, pertumbuhan daun sedikit panjang dan tandanya lebih kecil. Pisang sangat sensitif terhadap angin kencang, yang dapat merobek-robek daun dan merobohkan pohonnya. Untuk pertumbuhan optimalnya curah hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembaban tanahnya tidak boleh kurang dari 60-70 % dari kapasitas lapangan. Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan pisang adalah tanah liat yang dalam dan gembur, yang memiliki pengeringan dan aerasi yang baik. Tanaman pisang toleran terhadap PH 4,5 sampai 7,5 (Rismunandar,1990).

Pisang umumnya diperbanyak dengan anakan, hal ini lebih disenangi petani, sebab pohon pisang yang berasal dari anakan akan menghasilkan tandan yang lebih besar pada panen pertamanya. Bonggol atau potongan bonggolnya juga digunakan sebagai bahan perbanyakan. Sekarang telah dikembangkan kultur jaringan untuk perbanyakan secara cepat, melalui ujung pucuk yang bebas

(3)

penyakit. Cara ini telah dilaksanakan secara komersial. Penanaman pada umumnya dilakukan pada musim hujan. Bahan perbanyakan biasanya ditanamkan sedalam 30 cm (Suyati, 2004).

Tabel 2. Dosis Anjuran Usahatani Pisang Barangan Per Hektare Desa Sumbul Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang 2007 No Jenis Sarana Produksi Satuan Dosis Anjuran

1 Bibit Batang 1.360 2 Pupuk Urea Gram/batang 1000 NPK Gram/batang 500 Kandang Kilogram/batang 10 3 Obat-obatan Curater Kilogram 50 Belerang Kilogram 75 Round-Up Liter 5 Gramoxone Liter 5

Sumber : BPTP Kabupaten Deli Serdang 2007

Petani sebagai pengelola budidaya pisang barangan pada umumnya memberi perhatian pada skala usahanya saja tetapi tidak memantau lebih jauh tentang pengelolaan usaha yang dapat memberikan produk terus menerus sesuai dengan kebutuhan konsumen baik dari aspek jumlah (banyak jumlah pisang) mutu (Kualitas pisang barangan) dan harga.

Untuk dapat menghasilkan buah pisang yang relatif konstan (ketersediaan buah pisanga selalu ada) maka perlu dibina kelompok tani yang professional sebagai penyedia produk (buah pisang barangan), karena kelompok yang terkoordinasi antara satu dengan yang lain maka akan memudahkan dalam hal perencanaan budidaya sehingga mutu dan ketersediaan produk dapat dipertahankan.

Landasan teori

Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas, yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan, yang harus memiliki empat unsur yaitu

(4)

proses produksi, petani, usahatani (farm) dan kegiatan usaha (farm business). Para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu dalam suatu kegiatan usaha (farm business) dimana biaya dan penerimaan adalah penting.

Usahatani merupakan suatu jalinan yang komplek yang terdiri dari tanah, tumbuhan, hewan, peralatan, tenaga kerja dan pengaruh-pengaruh lingkungan dalam menghasilkan output (hasil atau produksi) menjadi perhatian utama. Peranan input bukan saja dilihat dari macam atau ketersediaannya dalam waktu yang tepat, tetapi juga dari segi efesiensi penggunaan faktor produksi tersebut (Bayers, dkk., 1999).

Suatu usahatani dalam asasnya harus mengandung hal-hal berikut: 1. Jenis dan nilai input.

2. Jumlah dan harga input yang akan dipergunakan dan dibeli.

3. Jumlah uang atau kredit yang diperlukan untuk pembiayaan usahatani.

4. Jumlah produksi yang tersedia untuk dijual dalam pengembalian hutang.

5. Keuntungan bersih yang diharapkan.

Analisis usahatani pisang barangan dibutuhkan dalam perencanaan sejak pembukaan lahan hingga pemasaran, dengan analisais ini bisa diperkirakan besarnya modal atau biaya yang diperlukan, keuntungan dan bunga kredit yang layak digunakan.

Jumlah biaya dan pendapatan yang akan diperoleh sangat tergantung pada kondisi lahan, harga bahan dan alat serta upah tenaga kerja. Jenis kegiatan dalam

(5)

usahatani pisang barangan yang dilakukan petani adalah pengolahan lahan, drainase, pemangkasan (mematikan tunas, pemotongan daun), pengamatan, pengendalian hama penyakit, pemupukan dan kegiatan lainnya. Usahatani merupakan suatu kegiatan produksi, dimana peranan input (faktor produksi) dalam menghasilkan output (hasil produksi) menjadi perhatian utama. Peranan input bukan saja dilihat dari jenis dan ketersediaannya dalam waktu yang tepat, tetapi dapat juga ditinjau dari segi efesiensi penggunaan faktor tersebut (Roedyarto, 1997).

Produksi itu terjadi karena adanya perpaduan antara faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan skill) di bawah asuhan dan pengelolaan petani. Fungsi unsur alam dalam usahatani atau usaha pertanian dipandang dari sudut sosial ekonomi sangat tergantung dari sifat dan tujuan usaha pertanian. Tanah merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian. Dalam hal tanah banyak lagi faktor lain yang harus diperhatikan seperti luas lahan, topografi, kesuburan, dan keadaan fisik lingkungan. Dengan mengetahui semua keadaaan mengenai tanah, usaha pertanian dapat dilakukan dengan baik (Daniel, 2002).

Mobilitas tenaga kerja sektor pertanian lebih tinggi frekwensinya dibandingkan dengan nelayan dan sektor industri. Hal ini disebabkan mudahnya seorang buruh untuk keluar masuk sektor tersebut. Pekerja dalam sektor ini tidak dituntut skill yang tinggi. Lowongan pekerjaan yang tertsedia hanya dalam waktu tertentu dan umumnya bersifat insidentil, seperti panen, pengolahan dan penyiangan yang membutuhkan tenaga kerja ekstra (Daniel, 2002).

Tenaga kerja erat hubungan dengan pendapatan, karena unsur ini merupakan penggerak semua kegiatan dalam usahatani. Efesiensi usahatani secara

(6)

umum diartikan sebagai hasil pekerjaan produktif yang dapat diselesaikan persatuan waktu tenaga kerja. Semakin tinggi efesiensi penggunaan tenaga kerja semakin tinggi pula pendapatan yang diterima dari usahatani bersangkutan. Efesiensi tenaga kerja berpengaruh pada pendapatan, berlaku disemua daerah dan semua keadaan ekonomi. Efesiensi penggunaan tenaga kerja yang dicapai suatu usahatani dapat dipakai sebagai indikator keberhasilan usahatani itu.

Tercapainya efesiensi itu akan mengurangi penggunaan tenaga kerja, dengan demikian efesiensi itu akan dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani (Tjakrawiralaksana dan Soeriatmaja, 1993). Ada beberapa konsep biaya dalam ilmu ekonomi yaitu:

1. Biaya tetap total (Total Fixed Cost) adalah biaya yang tidak berubah mengikuti perubahan keluaran sebuah perusahaan. Dalam jangka pendek perusahaan tidak mampu menghindari atau mengubahnya bahkan apabila produksinya nol.

2. Biaya variabel total (Total Variabel Cost) adalah biaya yang tergantung pada tingkat keluaran yang dipilih dengan kata lain biaya ini berubah-ubah mengikuti kesibukan usaha tersebut.

3. Biya total (Total Cost) adalah penjumlahan biaya tetap total dan biaya variabel total.

4. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost) adalah biaya tetap total dibagi kuantitas keluaran. Ketika keluaran naik biaya tetap rata-rata menurun karena total yang sama ditanggung oleh kuantitas keluaran yang semakin besar.

(7)

5. Biaya variabel rata-rata (Average Variabel Cost) adalah biaya variabel total dibagi kuantitas keluaran.

6. Biaya total rata-rata (Average Cost) adalah biaya total dibagi kuantitas keluaran.

7. Biaya marginal (Marginal Cost) adalah naiknya biaya total yang diakibatkan oleh memproduksi satu unit keluaran lagi. Biaya marginal mencerminkan perubahan biaya variabel serta menghitung biaya masukan tambahan yang diperlukan untuk memproduksi masing-masing unit keluaran berikutnya

(Sadono, 2001).

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu: 1. Biaya tetap(fixed cost)

Biaya tetap didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya yang terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya penyusutan peralatan dan pajak. Biaya pajak akan tetap dibayar walaupun usahatani itu berhasil atau gagal sekalipun.

2.Biaya tidak tetap (variable cost)

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya sarana produksi (bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan). Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka sarana produksi (bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan) perlu ditambah atau dikurangi, biaya ini sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996).

(8)

Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Anak-anak yang berumur 12 tahun sudah dapat menjadi tenaga kerja produktif bagi usahatani. Tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang. Memang kegiatan usahatani dapat sekali-kali membayar tenaga kerja tambahan misalnya dalam tahap penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung (Mubyarto, 1989).

Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka petani seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya, melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan menentukan harga pokok hasil usahataninya. Keadaan seperti ini belum dapat dilakukan petani sehingga tingkat efektifitas usahatani menjadi rendah.

Analisis usahatani merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan suatu usahatani secara keseluruhan dan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Penilaian aspek usahatani merupakan penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jeni-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.

Adapun metode analisis yang digunakan dalam usahatai pisang barangan ini adalah analisis ROI (Return on Invesment) dan B/C ratio (Benefit Cost Rratio) (Kasmir, 2004)

(9)

Analisis ROI (return of investment) merupakan suatu ukuran rasio untuk mengetahui tingkat efesiensi penggunaan modal. Komponen analisis ini adalah keuntungan/laba dan total biaya produksi/modal.

Totalbiaya Keuntungan

ROI  X 100 %

Keterangan:

ROI = Return on Invesment

ROI > 1 menyatakan bahwa usahatani tesebut layak untuk dilaksanakan. ROI < 1 maka usahatani tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

Analisis B/C ratio (Benefit Cost Ratio) merupakan ukuran rasio untuk mengukur kelayakan suatu usahatani. Komponen yang digunakan untuk analisis ini adalah penerimaan dan total biaya produksi.

TotalBiaya Penerimaan C

B/ 

Keterangan:

B/C ratio = Benefit Cost Ratio

B/C >1 Usahatani layak untuk diusahakan B/C <1 Usahatani tidak layak untuk diusahakan (Sunarjono, 2004).

Kerangka Pemikiran

Pengelolaan usahatani merupakan kemampuan petani bertindak sebagai pengelola atau sebagai manajer dari usahataninya. Dalam hal ini ia harus pandai mengorganisasi penggunaan faktor produksi untuk memperoleh produksi secara maksimal.

(10)

Dalam usahatani pisang barangan petani pisang barangan merupakan pengelola usahatani pisang barangan. Untuk melihat perkembangan usahatani pisang barangan maka dapat dilihat dari perkembangan pisang selama lima tahun terakhir.

Dalam mengembangkan usahatani pisang barangan harus diperhatikan faktor-faktor produksi yang diperlukan oleh usahatani pisang barangan dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi petani usahatani pisang barangan .

Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan produksi yang optimal. Dalam hal kebutuhan tenaga kerja, ternyata usahatani membutuhkan tenaga kerja pada seluruh proses produksi. Oleh karena itu usahatani pisang barangan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yaitu dengan menyerap tenaga kerja baik pria maupun wanita.

Kesempatan kerja ini dapat diketahui dengan menghitung seberapa besar curahan tenaga kerja untuk masing-masing tahapan pekerjaan lalu dijumlah untuk menjadi total curahan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang utama. Pada keadaan tertentu tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berasal dari tenaga kerja dalam keluarga, tetapi dapat juga berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja tersebut dikerahkan untuk melakukan proses produksi mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, sampai pemanenan.

Modal memiliki peranan penting dalam suatu usahatani. Hal ini dikarenakan modal sangat berperan dalam pembiayaan usahatani, terutama dalam

(11)

pengadaan sarana produksi. Tanpa modal, suatu usahatani tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik.

Ketersediaan faktor produksi akan sangat berpengaruh pada proses produksi. Karena suatu proses produksi akan membutuhkan input produksi. Input merupakan korbanan atau masukan yang diberikan pada usahatani yang menyebabkan adanya biaya input seperti bibit, pupuk, dan pestisida. Hal inilah yang disebut dengan biaya produksi.

Sarana produksi dalam suatu proses produksi sangatlah penting. Sarana produksi ini meliputi pupuk, pestisida, alat-alat pertanian dan sebagainya akan mempengaruhi produktivitas pisang barangan. Tinggi rendahnya produktivitas tergantung pada hasil produksi per luas lahan yang diusahakan. Produksi panen yang diperoleh petani diharapkan tinggi, karena hal ini sangat berkaitan dengan penerimaan usahatani. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah HPG (Hama Penyakit dan Gulma) dan modal.

Untuk melihat perkembangan usahatani pisang barangan dapat dilihat dari produksi, perkembangan produksi dilihat dari penerimaan. Penerimaan usahatani merupakan hasil produksi dikalikan dengan harga jual. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya produksi inilah yang disebut dengan pendapatan bersih usahatani.

Tujuan analisis usahatani adalah memperbaiki penilaian investasi karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan terbatas, maka perlu diadakan pemilihan antara berbagai jenis proyek. Untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan

(12)

biaya yang dikeluarkan atau memberikan keuntungan finansial dan non finansial sesuai dengan tujuan yang telah ditetapakan (Kadariah, 1994).

Dari pendapatan bersih usahatani pisang barangan dapat dibuat suatu analisis finansial, untuk mengetahui apakah usahatani pisang barangan tersebut layak atau tidak untuk diusahakan. Analisisis usahatani yang dipakai pada penelitian ini adalah analisis ROI (Return on Invesment) yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui tingfkat pengembalian modal yang telah di investasikan, selain itu dalam penelitian ini juga dipakai analisis B/C (Benefit Cost Ratio) yaitu suatu analisis yang bertujuan untuk melihat besarnya penerimaan dibagi dengan total biaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

(13)

Lingkungan

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran Keterangan : : Menyatakan Hubungan/dipengaruhi Petani Pisang Barangan PRODUKSI Penerimaan Pendapatan Bersih Harga Jual Tidak layak Analisis Finansial Usaha Tani Pisang Barangan Permasalahan - HPG (Hama penyakit dan Gulma) - Modal FAKTOR PRODUKSI  Lahan  Modal  Tenaga Kerja Biaya Produksi - Saprodi - Tenaga Kerja - Penyusutan - Pajak Layak Upayapenyelesai an masalah

(14)

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Terjadi fluktuasi perkembangan luas lahan, produksi dan produktivitas pisang tahun 2002-2006 di Kabupaten Deli Serdang. 2. Nilai biaya produksi usahatani pisang barangan di daerah

penelitian berfluktuasi.

3. Nilai penerimaan usahatani pisang barangan di daerah penelitaian berfluktuasi.

4. Nilai pendapatan bersih usahatani pisang barangan di daerah penelitian berfluktuasi.

5. Usahatani pisang barangan menguntungkan untuk diusahakan di daerah penelitian.

6. Masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan di daerah penelitian adalah hama penyakit dan gulma (terutama penyakit layu fusarium) dan modal. Upaya yang dilakukan petani dalam mengatasi permasalahan yang ada adalah penggunaan bibit unggul dan pemberian insektisida / herbisida serta melakukan pinjaman modal kepada keluarga dan tengkulak.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik sambung yang paling baik adalah pada batang kopi yang telah berumur di atas 20 tahun karena sistem perakarannya telah baik sehingga daya serap nutrisi dari tanah

maksimal yakni 150 buah dalam satu kali penyetoran dengan aturan yang telah ditetapkan. 8 Batasan tersebut juga berpengaruh pada pendapatan masyarakat yang mana

Hal ini dapat dimaknai sebagai suatu upaya yang dilakukan pengajar (guru) untuk mengelola informasi belajar (berupa konsep dan lain-lain) dalam kegiatan pembelajaran agar

Temuan masalah dari hasil rekapitulasi kuesioner siswa, observasi pembelajaran, wawancara guru IPA yang dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung adalah

Setelah mengerti cara membaca masing-masing titik, sekarang kita akan mencoba menyimpan data yang telah dibaca (otomatis), Siapka n Flash disk , Colokkan dibelakang

Sementara pada metode dual-rate, alokasi biaya dibedakan antara biaya tetap dan variabel, yaitu mengalokasikan biaya tetap dan variabel departemen pendukung dari

Hasil diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu membawa balita ke Posyandu Danau Indah Punggur 1 tahun 2020

eh, tiba di lokasi ternyata sudah ada so- sok lain, yang rupanya pasangan mesumnya tersebut. Senter eveready batu tiga itupun langsung disorotkan ke muka Harun, sambil