• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN TINGGI VOKASI DAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL (STKS) BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS PENDIDIKAN TINGGI VOKASI DAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL (STKS) BANDUNG"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

11 1

ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS

PENDIDIKAN TINGGI VOKASI DAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL (STKS) BANDUNG

Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan SDM, Lembaga dan Program Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Regional II, III, IV, V & VI

(2)

SEJARAH STKS BANDUNG

1954 Kursus Dinas Sosial A (KDSA) yang berjangka waktu pendidikan selama 1 (satu) tahun

1957 Kursus Keahlian Sosial Tinggi (KKST) yang berjangka waktu pendidikan selama 2 (dua) tahun 1964 Program Sarjana Muda (Diploma) dengan gelar Bachelor of Social Work (BSW)

1966 Pendidikan Program Sarjana dengan gelar Doktorandus (Drs.) atau Dotoranda (Dra.) 1972 STKS Bandung tergabung dalam asosiasi Pendidikan

Pekerjaan Sosial di berbagai level :

· Tingkat International bergabung dengan International Association of School of Social Work (IASSW)

· Tingkat Asia Pasifik menjadi anggota Asian and the

Pasific Regional Assosiation for Social Work Education (APASWE). · Tingkat nasional STKS Bandung menjadi anggota

Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia (IPPSI). Organisasi yang menaungi lulusan STKS Bandung :

· Tingkat dunia menjadi anggota International Federation of Social Worker (IFSW).

· Tingkat Asia Pasifik menjadi anggota International Federation of Social Worker-Asia Pacific (IFSW-AP) · Tingkat Nasional menjadi Anggota Ikatan Pekerja

(3)

1986 / 1987 Menyelenggarakan Program Pendidikan Pekerjaan Sosial Sarjana (S-1) dan Diploma III Pekerjaan Sosial di Malang.

1989 Menyelenggarakan Program Pendidikan Diploma-IV, dengan gelar Ahli Kesejahteraan Sosial (AKS).

1999 Menyelenggarakan Program Pendidikan Diploma-IV, dengan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST).

2000 Membuka dua jurusan: Jurusan Rehabilitasi Sosial dan Jurusan

Pengembangan Masyarakat, berdasarkan Surat Persetujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Nomor: 855/D/T/2000.

2001 Status STKS Bandung sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan dikukuhkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2001, dimana STKS merupakan perguruan tinggi kedinasan di lingkungan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. 2003 Bekerjasama dengan IPB menyelenggarakan Program Pendidikan Pascasarjana (S2)

Magister Pengembangan Masyarakat Konsentrasi Pekerjaan Sosial dengan gelar Magister Profesional (MP).

2006 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung menyelenggarakan

Program Pendidikan Pascasarjana Spesialis-1 (Sp-1) Pekerjaan Sosial dengan gelar Magister Pekerjaan Sosial Spesialis (MPS.Sp).

2015 Menyelenggarakan Program Pendidikan Diploma-IV, dengan gelar Sarjana Terapan Sosial (S.Tr.Sos).

(4)

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Pekerjaan Sosial Indonesia yang profesional dan unggul melalui Pendidikan Vokasi dan Profesi.

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Pekerjaan Sosial Indonesia yang profesional dan unggul melalui Pendidikan Vokasi dan Profesi.

2. Menyelenggarakan penelitian pekerjaan sosial unggulan yang berkontribusi terhadap pendidikan pekerjaan sosial Indonesia, kebijakan dan program kesejahteraan sosial. 2. Menyelenggarakan penelitian pekerjaan sosial unggulan yang berkontribusi terhadap

pendidikan pekerjaan sosial Indonesia, kebijakan dan program kesejahteraan sosial. 3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Mengembangkan kerja sama dalam dan luar negeri untuk mewujudkan tridharma perguruan tinggi yang berkualitas

4. Mengembangkan kerja sama dalam dan luar negeri untuk mewujudkan tridharma perguruan tinggi yang berkualitas

5. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan 5. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan

VISI

menjadi Pusat Pengembangan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia

VISI

Pada Tahun 2020 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

menjadi Pusat Pengembangan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia

(5)

TUGAS

STKS Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan

pendidikan tinggi vokasi dan profesi pekerjaan sosial

1. Penyusunan kebijakan penyelenggaraan pendidikan tinggi di bidang pekerjaan sosial

2. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di bidang pekerjaan sosial

3. Pelaksanaan penelitian pekerjaan sosial

4. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

5. Pelaksanaan penjamin mutu pendidikan tinggi

6. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika

7. Pengelolaan laboratorium pekerjaan sosial

8. Pengelolaan administasi umum, akademik dan kemahasiswaan dan

9. Pengelolaan penunjang akademik.

Permensos Nomor: 51/HUK/2007 tentang Tentang

(6)

Tujuan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Terwujudnya kontribusi sivitas akademika dalam meningkatkan kesejahteraan

sosial masyarakat melalui pengabdian masyarakat yang berkelanjutan.

Terwujudnya jejaring kerja sama di dalam dan luar negeri yang memperkuat

penyelenggaraan pendidikan dan praktek Pekerjaan Sosial Indonesia.

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Dosen dan Tenaga Kependidikan, serta

manajemen pelayanan pendidikan yang berkualitas, akurat dan cepat.

Tersedianya lulusan Pekerjaan Sosial yang memiliki kompetensi sebagai sarjana

terapan, magister terapan dan spesialis

Tersedianya hasil-hasil penelitian Pekerjaan Sosial yang diselengggarakan oleh sivitas akademika untuk mengembangkan pendidikan dan praktek Pekerjaan Sosial Indonesia.

(7)

D A S A R H U K U M

1. Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

3. Undang-Undang Nomor: 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

5. Keputusan Presiden RI Nomor: 14 Tahun 2001 tanggal 18 Januari 2001 tentang Pendirian STKS Bandung

6. Peraturan Menteri Sosial Nomor: 51/HUK/2007 tentang Tentang Statuta STKS Bandung.

7. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor:

08/PEG-HUK/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja STKS Bandung

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 139 Tahun 2014 Tentang Pedoman Statuta dan Organisasi Perguruan Tinggi

9. Permenristekdikti Nomor 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta 10. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor:

65/HUK/2006 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Pascasarjana Spesialis-1 (Strata-2) Pekerjaan Sosial STKS

Bandung.

11. Persetujuan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor:

855/D/2000 tanggal 13 April 2000 Persetujuan Pembukaan Program Pendidikan Diploma-IV di STKS Bandung.

12. Surat Persetujuan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor: 15/D/T/05 tanggal 10 Januari 2005 tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Pascasarjana Spesialis-1 Pekerjaan Sosial

(8)
(9)

Program Pendidikan

STKS Bandung (Politeknik Kesejahteraan Sosial)

*) Program Studi Baru

1. Sarjana Terapan (S.Tr.Sos)

a. Prodi ST Pekerjaan Sosial

b. Prodi ST Rehabilitasi Sosial *)

c. Prodi ST Perlindungan dan Pemberdayaan

Sosial*)

2.

Magister Terapan (M.Tr,Ps) *)

Pascasarjana

SP-1 Pekerjaan Sosial (Spesialis:

Pelayanan disabilitas, kemiskinan, medis, bencana,

anak dan Penanganan Narkoba)

A. Pendidikan Vokasi

(10)

Status Mahasiswa STKS Bandung

1. Mahasiswa Penerima Bantuan Pendidikan (PB)

2. Mahasiswa Tugas Belajar (TB)

3. Mahasiswa Penerima Beasiswa Kerjasama (PBK)

4. Mahasiswa Penerima Beasiswa Prestasi (PBP)

5. Mahasiswa Ijin Belajar (IB)

6. Mahasiswa Mandiri (MM)

7. Mahasiswa Pertukaran (MP)

8. Mahasiswa Layanan Khusus (LK)

Permensos RI

Nomor 06

Tahun 2013

(11)

Jumlah Mahasiswa STKS Bandung

2017/2018 dan Jumlah Alumni

• 1.874 (Sarjana

Terapan)

• 54 (Pascasarjana SP-1)

JUMLAH MAHASISWA

STKS 2017/2018

• 13.679 (Sarjana

Terapan)

• 302(Pascasarjana SP-1)

JUMLAH ALUMNI

(12)

Kementerian Sosial RI ALUMNI STKS BANDUNG Guru di SMA/SMK Negeri/Swasta Kepolisian & TNI Kementerian dan Lembaga Lain (Kemenkumham, Kemenkes, Kemenakertrans, BNBP, BNN) Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota) DUNIA USAHA Dosen di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta LKS Nasional/ Internasional

Supervisor

PKH

PENYEBARAN ALUMNI

(13)

13

Tingkat Pendidikan

Tenaga Pendidik

(Dosen)

Tenaga Kependidikan

S3

33

1

S2

36

30

S1/D.IV

26

D.III

4

SMA

19

Jumlah

69

80

Jumlah Total

149

(14)

UNIT KAJIAN/UNIT LAYANAN DI STKS

14

1. Unit Kajian/Unit Layanan (UK/UL) Kemiskinan dan CSR

2. UK/UL Bencana dan Pengungsi

3. UK/UL Anak dan Gender

4. UK/UL Keluarga

5. UK/UL Lanjut Usia

6. UK/UL Disabilitas

7. UK/UL NAPZA

8. UK/UL HIV dan Kesehatan

9. UK/UL Komunitas Adat Terpencil

(15)

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN

SDM PEKERJA SOSIAL DI DAERAH

(16)

16

1. Pekerja Sosial Profesional sebagai Sumber Daya Manusia

Utama di bidang pembangunan kesejahteraan sosial

(Psl 33 UU 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial)

2. Pekerja Sosial Profesional sebagai Sumber Daya Manusia

dalam:

a. Membimbing, Mendampingi, melindungi dan membantu Anak yang berhadapan dengan Hukum bersama-sama dengan Tenaga Kemasyarakatan dan Pembimbing Kemasyarakatan;

(Pasal 63 UU 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak)

b. Pendamping perlindungan dan kesejahteraan sosial anak (Psl 55 UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan UU No 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak )

3. Pekerja Sosial Profesional sebagai pendamping

masyarakat dalam penanganan fakir miskin

(Psl 33 UU 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin)

Terdapat berbagai Undang-Undang yang menugaskan

Pekerja Sosial sebagai SDM di Bidang Sosial:

(17)

17

4. Praktik pekerjaan sosial sebagai bagian dari pelayanan

diluar sektor kesehatan dan pelayanan berbasis masyarakat dalam bidang kesehatan jiwa

(Psl 55 UU 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa)

5. Pekerja Sosial profesional berperan dalam menangani

masalah psikososial penyandang disabilitas

(UU 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas)

6. Pekerja Sosial memberikan perlindungan sementara kepada

korban tindak kekerasan dalam rumah tangga

(UU 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam rumah tangga)

(18)

18

7. Praktik pekerjaan sosial di bidang Layanan NAPZA bekerja sebagai pekerja sosial adiksi atau konselor Adiksi

di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang menangani proses rehabilitasi sosial pecandu NAPZA (UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan PP No 25 tahun 2011 tentang Pelaksana Wajib Lapor Pecandu Narkotika, pasal 5)

8. Praktik Pekerjaan Sosial bidang kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, pekerja sosial sebagai tenaga profesional

dalam pelayanan rehabilitasi sosial lanjut usia ( UU no 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia)

9. Pekerja Sosial profesional menangani korban perdagangan orang yang mengalami trauma melalui kegiatan rehabilitasi sosial di rumah perlindungan sosial. (UU no 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, pasal 51,52,53)

(19)

19

10. Pekerja Sosial Medis

sebagai bagian dari pelayanan rehabilitasi medik di Rumah Sakit (Kep Menkes No 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah sakit)

11. Praktik Pekerja Sosial di bidang bencana dan pengungsi, memberikan pelayanan psikososial dan rehabilitasi sosial dalam

rangka pemenuhan kebutuhan dasar dan perlindungan

terhadap kelompok rentan korban bencana yaitu bayi, balita, dan anak-anak; ibu yang sedang mengandung atau menyusui; Penyandang cacat; dan orang lanjut usia. (UU 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana)

(20)

UU No 23 Tahun 2014 tentang PEMDA:

Sosial sebagai urusan wajib.

Urusan Sosial:

• Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS)

• Peningkatan Potensi dan Sumber Kesejahteraan

Sosial (PSKS)

• Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang

Sosial

Ada 4 Komponen

yang di siapkan:

• Kelembagaan:

Dinsos mandiri

• SDM:

Pekerja Sosial Profesional

• Anggaran:

Meningkat

• Sarpra memadai

(21)

Mendukung implementasi Program Kesos Pemerintah

Merumuskan Kebijakan dan Program kesos daerah

Memonitor, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan

program kesos di daerah

•Mendapatkan limpahan LKS dari Pusat

•Mendirikan/Membangun LKS Baru

•Meningkatkan kualitas LKS yang ada

Menfasilitasi berdiri dan berkembangnya

Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS):

21

(22)

Memberikan

pelayanan kepada

PMKS:

• Berbasis lembaga (menginap/rawat jalan)

• Berbasis keluarga & masyarakat

Meningkatkan

kualitas dan

kuantitas SDM

(termasuk Pekerja

Sosial)

Meningkatkan

kualitas manajemen

pelayanan (terkait

akreditasi)

Membangun

Kerjasama

22

(23)

No. Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota

1. Pemberdayaan Sosial

Penetapan lokasi dan pemberdayaan sosial Komunitas Adat terpencil (KAT).

Penertiban izin

pengumpulan sumbangan lintas Daerah Provinsi.

Pembinaan potensi sumber kesejahteraan sosial. Penerbitan izin pengumpulan sumbangan lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam 1 Daerah Provinsi. Pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial Provinsi.

Pemberdayaan Sosial KAT.

Penerbitan izin

pengumpulan sumbangan dalam Daerah

Kabupaten/Kota.

Pengembangan potensi sumber kesejahteraan sosial Daerah Kabupaten/Kota. Pembinaan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) yang wilayah kegiatannya di Daerah Kabupaten/Kota. 28

Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Sosial

(24)

No. Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota

2. Penanganan Warga Negara Migran Korban Tindak Kekerasan

Penanganan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik debarkasi sampai ke Daerah Provinsi asal.

Pemulihan trauma korban tindak kekerasan

(traficking) dalam dan luar negeri).

Pemulangan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik debarkasi di Daerah Provinsi untuk dipulangkan ke Daerah Kabupaten/Kota asal.

Pemulangan warga negara migran korban tindak kekerasan dari titik debarkasi Daerah Kabupaten/Kota untuk dipulangkan ke desa/kelurahan asal. 3. Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi bekas korban penyalahgunaan NAPZA, orang dengan Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS). Rehabilitasi Sosial bukan/tidak termasuk bekas korban penyalahgunaan

NAPZA, orang dengan Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) yang memerlukan rehabilitasi pada panti.

Rehabilitasi Sosial bukan/tidak termasuk bekas korban

penyalahgunaan NAPZA, orang dengan Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immuno

Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) yang tidak memerlukan rehabilitasi pada panti dan rehabilitasi anak yang berhadapan dengan hukum.

(25)

No. Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota

4. Perlindungan dan Jaminan Sosial

Penerbitan izin orang tua angkat untuk

pengangkatan anak antara WNI dengan WNA

Penghargaan dan

kesejahteraan keluarga pahlawan dan perintis kemerdekaan.

Pengelolaan data fakir miskin nasional.

Penerbitan izin orang tua angkat untuk pengangkatan anak antar WNI dan pengangkatan anak oleh orang tua tunggal.

Pengelolaan data fakir miskin cakupan

Daerah Provinsi.

Pemeliharaan anak-anak terlantar.

Pendataan dan pengelolaan data fakir miskin cakupan Daerah Kabupaten/Kota. 5. Penanganan

Bencana

Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana nasional. Pembuatan model pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana. Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana provinsi.

Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban

bencana Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana kabupaten/kota. 30

(26)

No. Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kabupaten/Kota

6. Taman Makam

Pahlawan

Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan Nasional Utama dan Makam Pahlawan Nasional di dalam dan luar negeri.

Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan Nasional Provinsi.

Pemeliharaan Taman

Makam Pahlawan Nasional Kabupaten/Kota.

7. Sertifikasi dan Akreditasi

Pemberian sertifikasi kepada pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial. Pemberian akreditasi kepada lembaga

kesejahteraan sosial.

(27)

PENERIMAAN MAHASISWA BARU

(28)

28

No

Tahapan Kegiatan

Program Sarjana Terapan

Program Pascasarjana

1.

Sosialisasi

30 April – 21 Juni 2018

30 April – 21 Juni 2018

2.

Pendaftaran Online

(pmb.stks.ac.id)

1 Mei – 22 Juni 2018

1 Mei – 22 Juni 2018

3.

Seleksi/Ujian Tertulis

3 Juli 2018

3 Juli 2018

4.

Wawancara

16 – 17 Juli 2018

3 Juli 2018

5.

Pengumuman

kelulusan

31 Juli 2018

31 Juli 2018

WAKTU PENDAFTARAN DAN PELAKSANAAN UJIAN

(29)

NO

MATA UJIAN

Program

Sarjana Terapan

Program Pascasarjana

1.

TES KEMAMPUAN UMUM

 Pengetahuan Umum tentang

Kesejahteraan Sosial

 Wawasan Kebangsaan (Pancasila, UUD

1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI)

-2.

TES BAHASA

 Bahasa Inggris

 Bahasa Indonesia

PELAKSANAAN UJIAN

NO

MATA UJIAN

Program

Sarjana Terapan

Program Pascasarjana

1

Tes Potensi Akademik

2

Wawancara

A. Materi Ujian Tulis 1

(30)

30

No

Biaya Per Semester

Program Sarjana Terapan

Program Pascasarjana

1.

Semester I

Rp. 4.850.000,-

Rp. 7,750,000

2.

Semester II

Rp. 1.200.000,-

Rp. 5,000,000

3.

Semester III

Rp. 1.250.000,-

Rp. 5,000,000

4.

Semester IV

Rp. 1.300.000,-

Rp. 5,000,000

5.

Semester V

Rp. 1.250.000,-

-6.

Semester VI

Rp. 1.850.000,-

-7.

Semester VII

Rp. 1.700.000,-

-8.

Semester VIII

Rp. 2.200.000,-

-Jumlah

Rp. 15.600.000,-

Rp. 22.750.000

REKAPITULASI BIAYA PENDIDIKAN

(31)

Pemerintah Pusat dan Daerah

(Provinsi, Kabupaten dan Kota)

Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)

Nasional dan Internasional

LSM/NGO

Perguruan Tinggi Dalam dan Luar Negeri

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pekerjaan Sosial

31

(32)

32

KERJASAMA STKS BANDUNG DENGAN

PEMERINTAH DAERAH (PROVINSI, KABUPATEN/KOTA)

Memenuhi SDM Kesejahteraan Sosial di daerah untuk melaksanakan Implementasi Amanah UU Nomor 23 Tahun 2014

Pendidikan dan Pengajaran (Pendidikan melalui Pengiriman Mahasiswa, Kajian Kesejahteraan Sosial, Peningkatan Kapasitas SDM kesos di Daerah, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Pemerintah Daerah (BKD), Dinas Sosial, Bappeda

STKS Bandung atau Pemda

Tujuan

Ruang

Lingkup

Mekanisme

Tempat

Pelaksanaan

(33)

KERJASAMA

KAJIAN/UNIT

LAYANAN DI

STKS BANDUNG

Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Daerah, Peraturan

Gubernur/ Walikota/ Bupati tentang Penangangan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Daerah, Peraturan

Gubernur/ Walikota/ Bupati tentang Penangangan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Pengembangan Panti/ Lembaga

Kesejahteraan Sosial (LKS)

Pengembangan Panti/ Lembaga

Kesejahteraan Sosial (LKS)

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Penanganan PMKS dan Pedoman Pelayanan

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Penanganan PMKS dan Pedoman Pelayanan

Narasumber pada KL, Pemda, Ngo, dan LKS

Narasumber pada KL, Pemda, Ngo, dan LKS

(34)

34

(35)
(36)
(37)
(38)

Terima Kasih

38

Jl. Ir. H. Juanda No. 367 Telp. 2504838 Fax. 2501330 - Bandung – 40135 website : www : stks.ac.id.net e-mail : stks@hotmail.com

Referensi

Dokumen terkait

metoda trajektori kritis (critical trajectory) berbasis pada perhitungan trajektori kritis yang didefinisikan sebagai trajektori yang bermula dari titik pada trajektori saat gangguan

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat Akta Otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh

Peserta didik kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan bahasa yang baik dan benar, istilah-istilah sains kurang tepat. 4 3 2 1 100 maksimum skor

Contoh pertama data kosa kata homograf dengan kelas kata yang berbeda : kosa kata homograf “冲” yang cara baca pertamanya yaitu chōng termasuk jenis kelas

Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program

Setelah dilakukan intervensi dan implementasi keperawatan pada klien, dilakukan evaluasi keperawatan pada tanggal 20 Januari 2016 pukul 14:00 WIB, didapatkan

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien demam berdarah yang diberikan tindakan pemberian cairan yang dilakukan oleh perawat dengan jumlah sampel

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden adalah seorang ibu rumah tangga (50,7%) dan jika dilihat dari distribusi frekuensi proporsi antara jenis pekerjaan