• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DISPOSISI MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DISPOSISI MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DISPOSISI MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN

REPRESENTASI MATEMATIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMK)

Yesi Ismawati1), Diana Intan Ramadhani2), Reny Jamaliyah3), Raden Eka Hafizhaenusa Rachmat4), Ibrahim5), dan Fina Hanifa6)

1)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yesiismwt@gmail.com

2)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dianaintanramadhani@gmail.com

3)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta renyjamaliyah27@gmail.com

4)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ekaraden40@gmail.com

5)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ibrahim@uin-suka.ac.id

6)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta fina.hidayati@uin-suka.ac.id

ABSTRAK

Kemampuan representasi matematis menjadi kemampuan penting yang harus dimiliki siswa SMK untuk membantu proses berpikir dalam penyelesaian masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara disposisi matematis dengan kemampuan representasi matematika siswa kelas X di salah satu SMK daerah Yogyakarta pada materi barisan dan deret aritmatika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional. Sampel penelitian berjumlah 43 siswa kelas X. Teknik pengambilan data menggunakan instrumen tes berupa soal uraian dan instrumen non tes angket disposisi matematis yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi antara variabel disposisi matematis dengan kemampuan representasi yang didapat sangat rendah yaitu 0,13 dan nilai signifikansi = 0,48 > 0,05 dari hasil uji korelasi SPSS, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disposisi matematis dengan kemampuan representasi matematika siswa. Hal ini dikarenakan terdapat variabel lain yang lebih berpengaruh terutama di masa pandemi.

Kata Kunci: disposisi matematis, hubungan, kemampuan representasi.

CORRELATION BETWEEN MATHEMATICAL DISPOSITION WITH MATHEMATICAL

REPRESENTATION SKILLS OF FIRST GRADE IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL

ABSTRACT

Mathematical representation skill becomes an important skill that vocational high school student’s must have in order to help the process of thinking and to find the problem solving. This research is aimed to know the correlations between mathematic disposition and mathematical representation of the first grade students at a vocational high school of Yogyakarta on arithmetic sequence and serials material. The method used survey method by correlational techniques. A Sample of this research consist of 43 students of first grade. Data collection techniques used test instruments consist of form description and non-test instrument by questionnaire of mathematic disposition that had been tested for validity and reliability. Data analysis used product moment correlation test. The result of this research showed that the correlation between mathematic disposition and mathematical representation on the very low condition, namely 0,13 and the signification has 0,48 > 0,05 which

(2)

mean it doesn’t have the correlation between mathematic disposition and mathematical representation of students. It’s because there are others factors that more fluential, especially during this pandemic

Keywords: mathematical disposition, correlation, representation skills. PENDAHULUAN

Matematika adalah ilmu universal yang harus dipelajari sedari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk dipelajari karena dapat meningkatkan cara berpikir kritis, logis, analitis, dan kreatif. Dalam belajar matematika, guru harus merancang pembelajaran sedemikian rupa agar siswa dapat memenuhi tujuan-tujuan pembelajaran. Tentunya dalam menyusun tujuan pembelajaran matematika, guru mempertimbangkan aspek-aspek kemampuan siswa agar siswa dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Namun, pada kenyataan tidak semua siswa mampu mencapai hal tersebut salah satunya dikarenakan masih kurangnya pemahaman siswa terhadap matematika.

Menurut NCTM (National Council of

Teachers of Mathematics) (2000, dikutip dalam

Bagus, 2018), terdapat lima standar proses kemampuan matematis (daya matematika) yang perlu dikuasai siswa selama proses pembelajaran matematika, yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan

penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation). Salah satu aspek yang harus dikuasai siswa untuk mendorong keberhasilan dalam memecahkan masalah adalah kemampuan representasi. Kemampuan tersebut merupakan sebuah kemampuan yang dijadikan pondasi atau dasar dalam pembelajaran matematika.

Menurut Lestari dan Yudhanegara (2014, dikutip dalam Rahmadian dkk., 2019), kemampuan representasi matematis adalah kemampuan menyajikan kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi matematis lainnya ke dalam bentuk lain. Sedangkan menurut Cai, Lane, dan Jakabscin, representasi merupakan sebuah cara untuk mengkomunikasikan jawaban atau ide matematik seseorang yang

bersangkutan untuk menyelesaikan

permasalahan matematika (Komala & Afrida, 2020). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi adalah sebuah

kemampuan seseorang dalam

mengekspresikan gagasan matematika ke dalam bentuk lain sebagai cara untuk

(3)

matematika. Dalam pembelajaran matematika, mestinya siswa perlu mempunyai kemampuan representasi matematika yang baik. Selain agar siswa dapat mengkomunikasikan apa yang dipelajarinya, siswa juga mendapatkan pembelajaran matematika yang bermakna.

Adanya tujuan matematika lebih bermakna, diharapkan siswa mendapatkan dampak kognitif yang positif dalam bermatematika seperti lebih percaya diri dalam mengkomunikasikan suatu materi, dan memiliki rasa tertarik atau ingin tahu yang lebih terhadap matematika. Istilah untuk sikap tersebut dinamakan dengan disposisi matematis. Menurut Sumarmo, mathematical

disposition is desire, awareness, tendency, and strong dedication to think and do things mathematically in a way that is positive

(Hutajulu dkk., 2019). Disposisi matematis adalah sudut pandang siswa dalam memandang dan menyelesaikan masalah, apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah (Trisnowali, 2015).

Kemampuan representasi menjadi salah satu kemampuan yang harus ada dalam pembelajaran matematika, karena kemampuan tersebut dapat membantu siswa dalam membangun konsep dan memunculkan ide

matematis serta mengembangkan ide untuk memecahkan suatu permasalahan (Sutrisno dkk., 2019). Di samping segi ketrampilan, siswa SMK perlu dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide serta cara berpikir matematisnya agar mampu menyelesaikan permasalahan yang akan dihadapi dalam dunia kerja. Namun permasalahannya, sebagian dari siswa menganggap bahwa matematika ialah hal yang abstrak dan sulit untuk dimengerti. Siswa cenderung tidak ingin tahu dan tidak ingin mencoba untuk bermatematika. Hal ini mengakibatkan sikap kognitif disposisi matematis yang dimiliki siswa menjadi rendah. Apabila siswa memiliki disposisi matematis yang rendah maka siswa akan mempunyai kemampuan representasi matematis yang rendah pula. Seperti yang disampaikan oleh Kilpatrick, Swafford, dan Findel bahwa “Disposisi matematis siswa merupakan faktor utama dalam menentukan kesuksesan pendidikan siswa” (Maemanah & Winarso, 2019). Namun, berbeda dengan pendapat Carr, disposisi bukanlah hal yang sama dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi pengetahuan dan keterampilan dapat memunculkan disposisi (Erawati, 2019). Selain itu, Carr juga berpendapat bahwa siswa yang paham dengan konsep secara mendalam belum tentu merasakan kenyamanan saat

(4)

belajar. Sehingga dari uraian tersebut menandakan bahwa siswa yang memiliki disposisi matematika yang tinggi belum tentu memiliki kemampuan matematis yang tinggi termasuk kemampuan representasi matematis, begitu juga sebaliknya. Perlu diketahui bahwa disposisi matematika erat hubungannya dengan sikap siswa

Kemampuan representasi siswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti dalam penelitian sebelumnya oleh Deviana dan I Nym Bagus P, ditemukan bahwa penerapan model pembelajaran juga berpengaruh positif terhadap kemampuan representasi siswa (Deviana & Pramartha, 2020). Selain itu

pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran juga mempengaruhi kemampuan representasi (Atsnan dkk., 2018). Bahkan

dampak pandemi Covid-19 dengan

diberlakukannya pembelajaran online juga ikut berpengaruh terhadap keberhasilan belajar matematika. Dari hal tersebut, menunjukkan bahwa disposisi matematika bukan menjadi faktor utama keberhasilan dalam belajar matematika. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disposisi matematis dengan kemampuan representasi matematika siswa kelas X di salah satu SMK negeri di Sleman Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis penelitian survei dengan teknik korelasional. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau suatu sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2018). Penelitian korelasional menggambarkan sebuah pendekatan dalam penelitian yang bertujuan pada penaksiran kovariasi antara variabel-variabel yang diukur dengan tanpa adanya perlakuan dari peneliti (Emzir, 2019).

Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik simple random sampling yang merupakan teknik paling sederhana dalam pengambilan sampel secara acak. Sampel penelitian adalah siswa kelas X di salah satu SMK negeri daerah Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel kognitif berupa kemampuan representasi matematik dan variabel afektif berupa disposisi matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa tes uraian kemampuan representasi matematika dan angket kemampuan disposisi

(5)

matematis. Tes uraian yang digunakan diadopsi dari penelitian Risca Dian Pratiwi tahun 2017 dan sudah dinyatakan valid untuk digunakan dalam penelitian terkait analisis kemampuan representasi matematis (Pratiwi, 2017). Instrumen ini terdiri atas 5 soal yang dapat mengukur tiga aspek representasi matematis yaitu aspek visual/gambar, persamaan, dan teks tertulis. Angket disposisi matematika terdapat 41 poin pertanyaan dengan jawaban berbentuk skala likert rentang 1 sampai 4. Pertanyaan dilengkapi dengan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Penelitian ini dilakukan secara online dengan

menggunakan google form untuk

mengumpulkan jawaban responden, baik tes dan juga angket. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial berupa uji normalitas dan uji linearitas sebagai syarat untuk melakukan analisis korelasi. Proses perhitungan dibantu menggunakan program Microsoft Excel dan

SPSS versi 25. Untuk mengetahui tingkat

hubungan disposisi matematika dengan kemampuan representasi, peneliti menggunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi (Kurniawan & Kadarisma, 2020) :

Tabel 1. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 9 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data terkait disposisi matematika siswa melalui angket disposisi matematika yang sudah sudah tervalidasi dan digunakan dalam penelitian Nyayu Husnul Chotimah tahun 2014. Angket terdiri dari 41 poin pertanyaan terkait disposisi matematika, yang meliputi beberapa indikator menurut NCTM, yaitu: (1) kepercayaan diri, (2) fleksibilitas, (3) bertekad kuat, (4) ketertarikan, keingintahuan, dan kemampuan matematika, (5) kecenderungan memonitor dan refleksi diri, (6) nilai keaplikatifan matematika, dan (7) apresiasi peran matematika (Chotimah, 2014). Angket dibuat berdasarkan pedoman skor skala likert 1-4 dengan pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Selanjutnya data jawaban siswa diolah dan diubah menjadi bentuk nilai skala 1-100.

(6)

Pengambilan data terkait kemampuan representasi matematis siswa menggunakan soal berbasis tes uraian yang sudah valid dan juga sudah disetujui oleh guru matematika yang mengampu kelas X di SMK tempat penilitian ini dilakukan. Terdapat dua jenis representasi, yaitu eksternal (real world) dan representasi internal (mind) (Amaliyah AR & Mahmud, 2018). Representasi internal berkaitan dengan proses berpikir ide matematis yang ada dalam pemikiran seseorang, kemudian diwujudkan dalam bentuk gambar, tulisan, atau perkataan. Perwujudan tersebut dapat dikatakan sebagai representasi eksternal. Sedangkan menurut Mudazkir, kemampuan representasi matematis terdapat 3 aspek, yaitu (1) aspek visual berupa gambar, diagram, grafik, atau tabel; (2) persamaan atau ekspresi matematika; (3) kata-kata atau teks tertulis (Pratiwi, 2017). Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 nomor soal yang memuat ketiga aspek tersebut dan berkaitan dengan materi barisan dan deret aritmetika. Skor yang didapat kemudian diolah menjadi skor kemampuan matematis siswa dengan skala 1-100.

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari sampel yang diambil secara acak berjumlah 43 siswa kelas X di salah satu SMK Negeri di Sleman, dapat disajikan data statistik deskriptif hasil disposisi matematika dan kemampuan

representasi matematis siswa pada tabel 2. Nilai yang digunakan berada pada interval 0 – 100. Data persentase siswa pada masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 2. Data Statistik Deskriptif Jenis Data Disposisi

Matematika Kemampuan Representasi Rata-Rata 72.767 61.705 Nilai Tertinggi 86 87 Nilai Terendah 55 44

Tabel 3. Kategorisasi Kemampuan Representasi

Rentang Skor Kriteria Banyak

Siswa 80 ≤ x ≤ 100 Baik Sekali 3 66 ≤ x < 80 Baik 12 56 ≤ x < 66 Cukup 15 40 ≤ x < 55 Kurang 13 0 ≤ x < 40 Kurang Sekali 0 Tabel 4. Kategorisasi Tingkat Disposisi

Matematika

Rentang Skor Kriteria Banyak Siswa

75 ≤ x ≤ 100 Tinggi 15

50 ≤ x < 75 Sedang 28

25 ≤ x < 50 Kurang 0

(7)

Tabel 2 memperlihatkan bahwa nilai rata-rata tingkat disposisi matematis lebih besar

dibandingkan rata-rata kemampuan

representasi. Dari tabel 3 dan 4, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat disposisi matematis sedang, dan sebagian besar kemampuan representasi matematika siswa ada dalam kategori cukup. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa tingginya tingkat disposisi matematis siswa tidak selalu membuat kemampuan representasi siswa menjadi tinggi.

Setelah analisis deskriptif selesai, selanjutnya dilakukan uji statistik inferensial terkait distribusi normal dan linearitas kedua variabel sebagai syarat untuk dilakukan suatu analisis korelasi. Taraf signifikansi yang digunakan adalah alpha = 5% atau 0,05. Data akan berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi (asymp. Sig. (2 tailed)) > 0,05 dan tidak berdistribusi normal jika nilai signifikansi < 0,05.

Tabel 5. Output Uji Normalitas One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Disposisi Matematis Kemampuan Representasi Kolmogorov-Smirnov Z .670 1.014 Asymp. Sig. (2-tailed) .761 .255

Pada tabel 5 dapat dilihat hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS versi 25. Hasil yang didapatkan adalah nilai signifikansi dari kedua variabel tersebut lebih dari alpha = 0,05, artinya sebaran data dari kedua variabel tersebut masing-masing berdistribusi normal. Selanjutnya mengenai uji linearitas dasar yang bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable memiliki hubungan yang linear atau tidak, pengambilan keputusan berdasarkan dengan membandingkan nilai Deviation from

Linearity Sig. dengan nilai alpha 0,05. Jika nilai

signifikansi linearity < 0,05 maka dinyatakan hubungan tidak linear dan jika nilai signifikansi > 0,05 maka kedua variabel memiliki hubungan yang linear.

(8)

Tabel 6. Output Uji Linearitas ANOVA Sum Of Squares Df Mean Square F Sig. Representasi * Disposisi Between Groups (Combined) 2904.144 20 145.207 1.421 0.211 Linearity 86.483 1 86.483 0.846 0.368 Deviation From Linearity 2817.662 19 148.298 1.451 0.200 Within Groups 2248.042 22 102.184 Total 5152.186 42

Melihat dari tabel 6 didapatkan nilai Sig. adalah 0,200, sehingga nilai Sig. lebih besar dari alpha = 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear antara variabel disposisi matematis dengan kemampuan representasi matematika siswa. Uji prasyarat normalitas dan linearitas data sudah terpenuhi, kemudian dilakukan analisis korelasi antara dua variabel untuk kemudian dilakukan pengujian hipotesis, yaitu H0 dan H1. H0 (Hipotesis nol) menyatakan tidak terdapat hubungan positif dan

signifikan antara variabel disposisi matematis dengan kemampuan representasi, dan H1 (hipotesis alternatif) menyatakan kebalikan dari H0 artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara dua variabel. Analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi bivariate

Pearson. Koefisien korelasi memiliki nilai paling

kecil -1 dan paling besar adalah 1. Tabel 7. Menunjukkan nilai keluaran uji korelasi dengan menggunakan software SPSS.

Tabel 7. Output uji correlation bivariateCorrelations

Correlations

Disposisi Representasi

Disposisi Pearson correlation 1 0.130

Sig. (2-tailed) 0.408

N 43 43

Representasi Pearson correlation 0.130 1

Sig. (2-tailed) 0.408

(9)

Hasil di atas menunjukkan bahwa besaran koefisien korelasi atau hubungan positif antara variabel disposisi matematis dengan kemampuan matematika siswa sebesar 0,130 sehingga termasuk dalam kategori sangat rendah yaitu berada pada tingkat korelasi yang sangat rendah. Selanjutnya untuk koefisien determinasi atau sumbangan kontribusi (r2) variabel disposisi matematis terhadap kemampuan representasi matematika sebesar yaitu 1,69 %. Artinya pengaruh tingkat disposisi matematika terhadap kemampuan representasi matematika siswa sebesar 1,69 % dan 98,31% dipengaruhi oleh variabel lain.

Kemudian dilakukan uji hipotesis apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel disposisi matematis dengan variabel representasi matematika. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan yaitu jika nilai sig. output < 0,05 maka tolak H0 dan jika nilai sig. output > 0,05 maka H0 diterima. Dari tabel 6 didapatkan nilai sig. = 0,408 > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat disposisi matematika dengan kemampuan representasi matematis siswa. Hal ini berarti bahwa siswa yang memilki disposisi matematika yang tinggi belum tentu kemampuan representasi yang baik, begitu juga sebaliknya. Dapat dilihat dari banyaknya siswa yang memiliki disposisi matematika sedang

tinggi yaitu 35%, namun hanya 7% siswa yang memiliki kemampuan representasi tinggi, bahkan 100% siswa memilki disposisi matematika tingkat sedang sampai tinggi, namun dilihat dari tingkat kemampuan representasi sebanyak 65% masih berada di tingkat cukup ke bawah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Christina Novi Wijaya tahun 2016 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara disposisi matematika terhadap hasil belajar matematika siswa (Wijaya, 2016). Begitu juga dengan penelitian Ni Ketut Erawati dengan didapatkan hasil bahwa tingkat disposisi matematika siswa tidak mempengaruhi kemampuan pembuktian matematika (Erawati, 2019). Selain itu penelitian oleh Rosanti dkk. memperoleh hasil yang sama yaitu tidak adanya hubungan antara disposisi matematika dengan kemampuan representasi (Rosanti dkk., n.d.). Dari penelitian ini kontribusi disposisi matematika terhadap kemampuan representasi hanya 1,69%. Sehingga dengan begitu, disposisi matematika bukanlah hal yang berpengaruh besar terhadap kemampuan representasi, mengingat bahwa disposisi matematika berkaitan dengan sikap sedangkan kemampuan representasi lebih kepada keterampilan siswa yang tidak cukup dengan sikap positif saja tetapi sangat dipengaruhi pemahaman dasar konsep, banyaknya latihan

(10)

dan model pembelajaran. Berbagai faktor lain seperti gaya belajar, cara mengajar, pendekatan dan metode belajar dalam situasi pembelajaran

online saat ini sepertinya lebih mempengaruhi

tingkat kemampuan representasi matematis siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan korelasi sebesar 0,130 antara variabel disposisi matematis dengan kemampuan representasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungan positif kedua variabel sangat rendah. Menurut hasil perhitungan statistik, kontribusi disposisi matematis terhadap kemampuan representasi sebesar 1,69 %. Namun, setelah dilakukan uji hipotesis statistik didapat nilai signifikansi 0,408 lebih besar daripada tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel disposisi matematis dan kemampuan representasi matematis siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap positif siswa terhadap matematika tidak selalu membuat hasil belajar matematika khususnya kemampuan representasi menjadi lebih baik. Banyak faktor lain yang lebih berpengaruh, bisa dengan model, pendekatan dan metode

pembelajaran dari guru atau juga dengan memperbanyak latihan dan analisis permasalah matematika, khususnya dalam kondisi pembelajaran online seperti ini.

Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada siswa untuk lebih banyak berlatih dalam analisis soal dan penyelesaian masalah matematika agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, karena disposisi matematika saja belum cukup. Selain itu, saran untuk guru dan calon guru matematika untuk lebih berinovasi dalam menerapkan model, pendekatan atau pun metode pembelajaran matematika agar siswa dapat lebih maksimal dalam mendapatkan hasil belajar matematika. DAFTAR PUSTAKA

Amaliyah AR, R., & Mahmud, N. (2018). Analisis Kemampuan Representasi Matematis dalam Pemecahan Masalah Geometri

serta Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Jurnal Review Pembelajaran Matematika, 3(2), 146–160.

https://doi.org/10.15642/jrpm.2018.3.2.146-160

Atsnan, F., Pabowo, B., & Muzaki, A. (2018). Pengaruh pendekatan problem solving terhadap kemampuan representasi dan literasi matematis siswa The effect of problem solving approach toward students

(11)

’ mathematical representation and literacy skill. Jurnal Riset Pendidikan Matematika,

5(2), 135–146.

Bagus, C. (2018). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Lingkaran Pada Kelas VII-B Mts Assyafi’iyah Gondang. Suska

Journal of Mathematics Education, 4(2),

115.

https://doi.org/10.24014/sjme.v4i2.5234 Chotimah, N. H. (2014). Pengaruh Model

Pembelajaran Generatif (MOG) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa di Kelas X pada SMA Negeri 8 Palembang. Universitas

PGRI Palembang.

Deviana, D., & Pramartha, I. N. B. (2020). Pengaruh Pembelajaran Ici Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif. E-Jurnal

Matematika, 9(1), 51.

https://doi.org/10.24843/mtk.2020.v09.i01. p278

Emzir. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan

Kuantitatif dan Kualitatif. PT RajaGrafindo

Persada.

Erawati, N. K. (2019). Hubungan Disposisi

Matematis dengan Kemampuan

Pembuktian Matematika. Jurnal Emas

Sains, VIII, 18–23.

Hutajulu, M., Wijaya, T. T., & Hidayat, W. (2019). the Effect of Mathematical Disposition and Learning Motivation on Problem Solving: an Analysis. Infinity Journal, 8(2), 229. https://doi.org/10.22460/infinity.v8i2.p229-238

Komala, E., & Afrida, A. M. (2020). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMK Ditinjau dari Gaya Belajar.

Journal of Instructional Mathematics, 1(2),

53–59.

https://doi.org/10.37640/jim.v1i2.364 Kurniawan, A., & Kadarisma, G. (2020).

Pengaruh Disposisi Matematis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Jurnal Pembelajaran Matematika

Inovatif, 3(2), 99–108.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22460/jp mi.v3i2.p%25p

Maemanah, A., & Winarso, W. (2019). Pengaruh Kecerdasan Logika Matematika Terhadap Disposisi Matematis Siswa. Jurnal Review

Pembelajaran Matematika, 4(1), 48–57.

https://doi.org/10.15642/jrpm.2019.4.1.48-57

Pratiwi, R. D. (2017). Analisis Kemampuan

Representasi Matematis Peserta Didik dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmetika Kelas XI SMA Negeri 1 Winosari Grobogan [UIN Walisongo].

(12)

eprints.walisongo.ac.id

Rahmadian, N., Mulyono, & Isnarto. (2019). Kemampuan Representasi Matematis dalam Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) | PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar

Nasional Matematika, 2, 287–292.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/pri sma/article/view/28940

Rosanti, Hartoyo, A., & Rifat, M. (n.d.).

HUBUNGAN KEMAMPUAN

REPRESENTASI DAN DISPOSISI

MATEMATIS MATERI FUNGSI SISWA MTs.AL-JIHAD. Jurnal Untan, 1–8.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Sutrisno, Sudargo, & Titi, R. A. (2019). Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMK Kimia Industri Theresiana Semarang. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Matematika, 4(1), 65–76.

https://doi.org/https://doi.org/10.26877/jipm at.v4i1.3626

Trisnowali, A. (2015). Profil Disposisi Matematis Siswa Pemenang Olimpiade Pada Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan. Journal of

Educational Science and Technology

(EST), 1(3), 47–57.

https://doi.org/10.26858/est.v1i3.1826

Wijaya, C. N. (2016). Hubungan Antara

Kemampuan Penalaran Matematis dan Disposisi Matematis [Universitas Sanata

Gambar

Tabel 7. Output uji correlation bivariateCorrelations  Correlations

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan Hutang memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai koefisien negatif, artinya semakin tinggi hutang akan meningkatkan beban bunga

Anda boleh mengulang sesering yang anda perlukan, berilah penilaian terhadap masing-masing sampel : Sangat Anda Tidak Sukai (=1), Tidak Anda Sukai (=2), Anda Sukai (=3), Sangat

In particular, in the balanced input mode it is especially desirable that both the positive and negative inputs of the amplifier have the same input impedance so as to maintain

PEnerapan Model Pemblejaran Kooperatif Tipe Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa tentang Penjumlahan Pecahan Biasa Berpenyebut tidak Sama.. Universitas Pendidikan

Dalam Pasal 85 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dikatakan objek pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan perbuatan hukum yang berkaitan dengan kepemilikan saham

Selain jenis-jenis paku homospora dan heterospora ada pula jenis-jenis paku yang sporangiumnya menghasilkan spora yang sama besar, tetapi berbeda jenis

Terlebih tanggung jawab sosial merupakan kebaikan untuk perusahaan itu sendiri, karena hal ini tidak hanya meningkatkan reputasi perusahaan, menjalin hubungan yang baik