• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Muhammad Mudzakkir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Muhammad Mudzakkir"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRAK

Pengaruh Penjualan Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Muhammad Mudzakkir mudzakkir.tjahjadi@gmail.com

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Penjualan Terhadap Return On

Investment (ROI) Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Plastik dan Kemasan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2013-2018. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif. Teknik Pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, dengan sampel yang berjumlah 5 perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2018. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, analisis korelasi berganda, analisis koefisien determinasi dan uji hipotesis,

Hasil analisis data berdasarkan uji t parsial menunjukkan bahwa Penjualan (X1) tidak

berpengaruh terhadap return on investment, karena nilai Sig. > 0,05 yaitu sebesar 0,224. Berdasarkan korelasi berganda menunjukkan bahwa nilai Sig.F Change sebesar 0,260 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka antara variabel penjualan (X1) Berdasarkan koefisien

determinasi didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,321 yang artinya pengaruh independent (X) terhadap variabel dependent (Y) sebesar 32,1%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penjualan memiliki nilai Fhitung 2,180 < Ftabel 6,94 dengan

signifikansi 0,260 > α = 0.05, sehingga menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penjualan terhadap return on investment (ROI).

Kata kunci : penjualan, manufaktur, ROI

1. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh banyaknya tingkat penjualan produk barang dan jasa, agar keberlangsungan sebuah perusahaan dapat dipertahankan. Penjualan menjadi faktor yang sangat penting untuk diperhatikan.

Penjualan merupakan syarat mutlak keberlangsungan suatu usaha, karena dengan penjualan maka akan

didapatkan keuntungan. Semakin tinggi penjualan maka keuntungan yang didapatpun akan semakin maksimal. Suatu perusahaan tidak akan berkembang apabila tidak mampu menjual produk yang dihasilkan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan adalah kondisi dan kemampuan penjual, kondisi pasar, modal, dan kondisi organisasi perusahaan.

(2)

2 Dalam penelitian ini dapat dilihat

data ikhtisar dari penjualan perusahaan manufaktur subsektor plastik dan

kemasan yang terdaftar di BEI, sebagai berikut :

Tabel 1

Ikhtisar Penjualan Perusahaan Manufaktur Subsektor Plastik dan Kemasan Periode 2013-2018

2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 1.663.385 1.945.383 2.017.466 2.047.218 2.064.857 2.387.420 2 BRNA Berlina Tbk 960.999 1.258.841 1.278.353 1.364.849 1.310.440 1.319.344 3 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 643.403 737.863 677.331 792.794 761.926 777.316 4 TALF Tunas Alfin Tbk 423.277 558.080 476.383 569.419 646.087 741.055 5 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk 439.680 421.516 277.402 278.331 302.591 412.833

4.130.744 4.921.683 4.726.935 5.052.611 5.085.901 5.637.968 826.149

984.337 945.387 1.010.522 1.017.180 1.127.594

Sumber : www.idx.co.id (Laporan Tahunan)

Plastik & Kemasan

Total

Rata-rata Penjualan per Tahun

(dalam jutaan rupiah)

NO KODE NAMA EMITEN SUB SEKTOR PENJUALAN

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penjualan tertinggi tahun 2018 yaitu PT. Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) sebesar 2.387.420 dan penjualan paling rendah tahun 2015 yaitu PT. Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) sebesar 277.402.

Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dilihat dari kemampuannya dalam memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan, jika semakin besar volume penjualan maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh perusahaan. Peningkatan penjualan tersebut berarti memacu peningkatan

profit margin, dengan meningkatkan profit margin berarti ROI akan meningkat pula.

Secara umum, semakin tinngi penjualan, maka semakin efisien dan efektif perusahaan dalam mengelola pemasarannya untuk mencapai suatu tingkat profitabilitas.

Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Untuk saling melengkapi dan menemukan nilai kinerja perusahaan yang sesungguhnya, maka biasanya perusahaan menggunakan perbandingan rasio dengan sistem perhitungan Return on Investment (ROI).

Dengan mengetahui rasio ini, maka dapat diketahui perusahaan telah efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan atau belum. Rasio ROI ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen

(3)

2 dalam menggunakan aktiva untuk

memperoleh pendapatan.

Terdapat 2 (dua) faktor yang dapat mempengaruhi ROI, yaitu Perputaran aktiva yang di pergunakan untuk operasional perusahaan, dan

Profit Margin serta besarnya

keuntungan operasional yang terlihat dari persentase dan jumlah penjualan bersih.

Efek dari kedua faktor tersebut adalah ROI berubah apabila terdapat perubahan pada profit margin atau

asset turnover. ROI naik ketika profit margin naik, dengan cara efisiensi

sektor produksi, penjualan dan lain-lain, dan kelebihan paling utama dari ROI sangat terkait dengan efisiensi pemakaian modal, efisiensi produksi serta efisiensi penjualan.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh terhadap

return on investment (ROI)

menunjukkan hasil akhir yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan metode analisis dan indikator dari tiap variabel untuk mengukur penjualan terhadap

return on investment (ROI) yang

berbeda-beda pula. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti Masruroh (2018), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa seluruh variabel dependen (perputaran piutang, pertumbuhan penjualan dan

perputaran persediaan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.

Menurut Chaidir, Mira Pitriana (2017) hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap return on investment (ROI), begitupun menurut

Saiful Arif (2015) dalam penelitiannya mengatakan bahwa penjualan tidak dapat berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan Nita Prasetyawati dkk (2019), dalam penelitiannya mengatakan bahwa variabel penjualan berpengaruh negatif terhadap return on investment (ROI). 2. Identifikasi dan Batasan Masalah

2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalahnya sebagai berikut :

1. Tingkat penjualan yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi return on investment.

2. Meningkatnya faktor penjualan yang dapat mempengaruhi

return on investment.

2.2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan untuk menghindari penelitian ini menjadi terlalu luas,

(4)

3 maka dalam penelitian ini penulis

membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada :

1. Faktor yang mempengaruhi

return on investment (ROI)

yang diteliti melalui variabel penjualan

2. Data penelitian yang digunakan adalah Laporan Keuangan perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2018.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh penjualan

terhadap Return On Investment pada perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di BEI 2013-2018?

2. Untuk mengetahui pengaruh penjualan terhadap Return On

Investment pada perusahaan

manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di BEI 2013-2018.

4. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang bisa

digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Laporan Finansial (Financial

Statement), memberikan ikhtisar

mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana Neraca (Balance

Sheets) mencerminkan nilai aktiva, utang

dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan Rugi dan Laba (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun (Bambang Riyanto, 2012:327).

Menurut Harahap (2013:105), Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

Laporan keuangan tahunan suatu perusahaan merupakan sumber informasi yang mempunyai ranking tertinggi dibandingkan dengan sumber-sumber informasi lainnya, seperti laporan keuangan intern, informasi dari pialang, media massa, prospektus, maupun pemberitahuan dari pihak manajemen.

Menurut Kasmir (2014:7) secara sederhana pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini

(5)

4 atau periode kedepannya. Maksud dan

tujuan laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan.

Menurut PSAK No. 1 (2015: 1), Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan saat ini dan kedepannya mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, mencerminkan nilai aktiva dalam bentuk Neraca, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan Rugi dan Laba (Income

Statement) mencerminkan hasil-hasil

yang dicapai selama periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun. 4.1. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan manajemen untuk semua pihak yang berkepentingan terhadap semua perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan ini dapat langsung digunakan oleh pemakai, namun ada juga yang harus dianalisis lebih lanjut misalnya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

Menurut Harahap (2013:106), jenis-jenis laporan keuangan sebagai berikut:

a. Daftar neraca, menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu. b. Perhitungan laba rugi, yang

menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. c. Laporan sumber dan

penggunaan dana, disini dimuat sumber dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. d. Laporan arus kas, disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode.

e. Laporan harga pokok produksi, menggambarkan berapa unsur dan apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.

f. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.

g. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau modal dalam perusahaan perseroan.

h. Laporan kegiatan keuangan, menggambarkan transaksi laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas atau ekuivalen kas.

(6)

5 4.2. Tujuan Laporan Keuangan

Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah berfungsi sebagai “alat pengujian” dari pekerjaan fungsi bagian pembukuan, akan tetapi untuk selanjutnya seiring dengan perkembangan zaman, fungsi laporan keuangan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau melakukan penilaian atas posisi keuangan perusahaan tersebut. Dengan menggunakan hasil analisis tersebut, maka pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.

Menurut para ahli, tujuan laporan keuangan dapat beragam sesuai pendapat masing-masing. Menurut Kasmir (2014:10), mengungkapkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk :

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. e. Memberikan informasi tentang

perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

Menurut Fahmi (2011:28), tujuan laporan keuangan yaitu memberikan informasi keuangan yang terdiri atas perubahan unsur-unsur laporan keuntungan kepada pihak berkepentingan dalam memberikan suatu penilaian kinerja keuangan terhadap perusahaan dan pihak manajemen perusahaan.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat dipahami bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan gambaran dan informasi yang jelas bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi manajemen suatu perusahaan.

Melalui laporan keuangan juga akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka

(7)

6 pendek maupun jangka panjang,

struktur modal perusahaan, pendistribusian pada aktivanya, efektivitas dari penggunaan aktiva, pendapatan atau hasil usaha yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayarkan oleh perusahaan serta nilai-nilai buku dari setiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan. Ini berkaitan dengan analisis laporan keuangan dan memahami macam-macam rasio keuangan dan rumusnya. 5. Pengertian Penjualan

Secara umum pengertian penjualan adalah aktivitas terpadu dalam pengembangan berbagai perencanaan strategis yang ditujukan pada upaya pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen yang berakhir pada transaksi penjualan dengan memperoleh laba.

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Penjualan merupakan syarat mutlak keberlangsungan suatu usaha, karena dengan penjualan maka akan didapatkan keuntungan. Semakin tinggi penjualan maka keuntungan yang akan didapat pun akan semakin maksimal.

Suatu perusahaan tidak akan berkembang apabila tidak mampu

menjual produk yang dihasilkan, sebaliknya suatu perusahaan mampu untuk terus meningkatkan penjualan maka perusahaan tersebut akan mampu untuk eksis dalam persaingan usaha.

Menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2016:3) Penjualan adalah bagian dari promosi dan promosi adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran, sedangkan menurut Basu Swastha dalam Irwan Sahaja (2014:246) penjualan adalah suatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli.

Menurut Basu Swasta (2015:8) penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan.

Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu kegiatan bertemunya seorang pembeli dan penjual yang melakukan transaksi, saling mempengaruhi dan mempertimbangkan pertukaran antara barang atau jasa dengan uang.

5.1. Tujuan Penjualan

Basu Swasta dan Irawan (2010:80) mengemukakan bahwa suatu perusahaan mempunyai tiga tujuan dalam penjualan, yaitu: a. Mencapai volume penjualan

(8)

7 b. Mendapatkan laba tertentu

c. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Usaha-usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut tidak sepenuhnya hanya dilakukan oleh pelaksana penjualan atau para tenaga penjualan, akan tetapi dalam hal ini perlu adanya kerja sama dari beberapa pihak diantaranya adalah fungsionaris dalam perusahaan seperti bagian dari keuangan yang menyediakan dana, bagian produksi yang membuat produk, bagian personalia yang menyediakan tenaga kerja.

5.2. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan

Menurut Basu Swastha (2015:129) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan adalah sebagai berikut : a. Kondisi dan Kemampuan

Penjual

Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya, agar dapat berhasil mencapai sasaran

penjualan yang diharapkan, untuk maksud tersebut harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni: Jenis dan karakteristik yang ditawarkan, Harga produk, Syarat penjualan seperti pembayaran, penghantaran, pelayanan purma jual, garansi dan sebagainya.

b. Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjual, pasar pemerintah atau pasar internasional, Kelompok pembeli atau segmen pasar, Daya beli, Frekuensi pembelinya, dan keinginan serta kebutuhannya.

c. Modal

Untuk memperkenalkan barangnya kepada pembeli atau konsumen diperlukan adanya usaha promosi, alat transportasi, tempat peragaan baik dalam perusahaan maupun di luar

(9)

8 perusahaan dan sebagainya.

Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.

d. Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang oleh orang-orang tertentu atau ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi, serta sarana yang dimilikinya tidak sekomplek perusahaan-perusahaan besar. Biasanya, masalah penjualan ini ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain. e. Faktor Lainnya

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Ada pengusaha yang

berpegang pada satu prinsip bahwa paling penting membuat barang yang baik.

6. Pengertian Return On Investment (ROI)

ROI atau return on Investment adalah salah satu rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya.

Pengertian ROI atau Return on

Total Assets adalah pengukuran

kemampuan perusahaan keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva yang terdapat di dalam perusahaan (Agus Sartono, 2010:123).

Menurut Syamsuddin, (2011:63),

Return on investment merupakan

perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on

investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

Menurut Sutrisno (2012:223), Pengertian ROI adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan. Apabila Return on

(10)

9

Investment meningkat maka hal ini

berarti rasio profitabilitas juga meningkat sehingga dapat mempengaruhi peningkatan profitabilitas yang diperoleh pemegang saham.

Menurut Harahap (2013:63), Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on

investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva.

Menurut Sutrisno (2012:223),

Return on Investment (ROI) atau

pengembalian atas investasi dapat dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan total investasi yang tersedia. Rumus ROI dapat menggunakan rumus berikut :

Bila ROI sebuah perusahaan tinggi maka kinerja dari perusahaan tersebut akan semakin baik karena tingkat pengembalian investasi semakin besar.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ROI (Return On Investment) adalah salah satu rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan, dan dapat menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan keuntungan yang digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan.

6.1. Faktor Yang Mempengaruhi ROI Terdapat 2 (dua) faktor yang dapat mempengaruhi ROI, yaitu Perputaran aktiva yang di pergunakan untuk operasional perusahaan, dan Profit Margin serta besarnya keuntungan operasional yang terlihat dari persentase dan jumlah penjualan bersih.

Efek dari kedua faktor tersebut adalah ROI berubah apabila terdapat perubahan pada profit margin atau

asset turnover. ROI naik ketika profit margin naik, dengan cara

efisiensi sektor produksi, penjualan dan lain-lain. ROI naik ketika asset

turnover juga besar, dengan cara

manajemen dalam membuat kebijaksanaan investasi dana dalam aktiva

6.2. Kelebihan Return On Investment (ROI)

Menurut Abdulah (2013: 46), Kelebihan dari Return On Investment (ROI) adalah sebagai

berikut :

a. Sebagai alat untuk mengontrol, ROI dapat digunakan untuk perencanaan dan juga sebagai landasan perusahaan untuk membuat keputusan.

(11)

10 b. ROI dapat di gunakan sebagai

alat pengukur profitabilitas dari setiap produk perusahaan. c. Dan kelebihan paling utama

dari ROI sangat terkait dengan efisiensi pemakaian modal, efisiensi produksi serta efisiensi penjualan.

6.3. Kelemahan Return On Investment (ROI)

Menurut Abdulah (2013: 46), Kelemahan dari Return On Investment (ROI) adalah sebagai

berikut :

a. Kelemahan dari ROI adalah kesulitan untuk membanding-kan rate if return perusahaan dengan perusahaan lain karena sistem akuntansi antara perusahaan yang berbeda. b. Pemakaian ROI di dalam

analisa tidak bisa digunakan untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan hasil yang memuaskan.

7. Pengaruh Penjualan Terhadap Return On Investment (ROI)

Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dilihat dari kemampuan-nya dalam memperoleh laba. Dengan laba yang diperoleh, perusahaan akan dapat mengembangkan berbagai kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva

dan modal serta dapat mengembangkan dan memperluas bidang usahanya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan, semakin besar volume penjualan semakin besar pula laba yang akan diperoleh perusahaan.

Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualan yaitu mencapai volume penjualan, mendapatkan laba tertentu, dan menunjukan pertumbuhan perusahaan.

Penjualan menjadi sebuah hal yang sangat penting bagi perusahaan, sebab nilai keuntungan / kerugian yang diperoleh dari aktivitas penjualan menjadi sumber yang membentuk nilai keseluruhan perusahaan.

Tinggi rendahnya laba tergantung pada pendapatan dari penjualan dan besarnya biaya usaha. Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan penjualan yang sebesar-besarnya atau dengan kata lain tambahan penjualan harus lebih besar dari pada tambahan biaya usaha.

Untuk meningkatkan penjualan, dapat berarti memperbesar pendapatan dari penjualan dengan cara memperbesar volume penjualan unit pada tingkat harga tertentu, atau menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas penjualan dalam unit tertentu.

(12)

11 Peningkatan penjualan tersebut

berarti memacu peningkatan profit

margin. Dengan meningkatkan profit margin berarti ROI meningkat pula.

8. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah populasi adalah sebanyak 11 perusahaan dan tidak semua populasi ini akan menjadi objek penelitian, sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel lebih lanjut.

Tabel 2

Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Menjadi Populasi

No. Kode Nama Perusahaan

1 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 2 APLI Asiaplast Industries Tbk 3 BRNA Berlina Tbk

4 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk 5 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 6 IMPC Impack Pratama Industri Tbk 7 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk 8 PBID Panca Budi Idaman Tbk 9 TALF Tunas Alfin Tbk 10 TRST Trias Sentosa Tbk

11 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk

Sumber :

www.Edusaham.Com

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang

digunakan (Sugiyono, 2017:81). Teknik penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017:85).

Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling

adalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria sesuai dengan yang telah penulis tentukan. Oleh karena itu, sampel yang dipilih sengaja ditentukan berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh penulis untuk mendapatkan sampel yang representatif.

Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2018.

2. Perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2013-2018. 3. Laporan Keuangan dalam bentuk

(13)

2 Tabel 3

Kriteria Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan Manufaktur Subsektor Plastik dan Kemasan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2018. 11

Perusahaan Yang Tidak Termasuk Kriteria

Perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2013-2018.

(4) Laporan Keuangan dalam bentuk nilai Dollar. (2)

Perusahaan Yang Menjadi Sampel 5

Berdasarkan populasi penelitian di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur subsektor plastik dan kemasan yang memiliki kriteria pada tabel 3.2 yaitu sebanyak 5 perusahaan.

Berikut ini nama perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2018 yang menjadi sampel penelitian setelah menggunakan

pusposive sampling, yaitu:

Tabel 4

Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Dijadikan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan

1 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 2 BRNA Berlina Tbk

3 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 4 TALF Tunas Alfin Tbk

5 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Sumber : Data diolah Penulis

9. Penjualan

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu

memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Penjualan merupakan syarat mutlak keberlangsungan suatu usaha, karena dengan penjualan maka akan didapatkan keuntungan. Semakin tinggi penjualan maka keuntungan yang akan didapat pun akan semakin maksimal. Adapun data analisis deskriptif penjualan adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Hasil Statistik Deskriptif Rata-rata Penjualan Tahun 2013-2018 TAHUN PENJUALAN (Rp) % (+/-) 2013 826.149.363.798 2014 984.336.773.450 19,15% 2015 945.387.599.893 -3,96% 2016 1.010.522.951.871 6,89% 2017 1.017.180.821.615 0,66% 2018 1.127.593.951.221 10,85%

Sumber : Data diolah Penulis

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa prosentase rata-rata penjualan tertinggi tahun 2013-2014 adalah bernilai 19,15% dan rata-rata yang paling rendah tahun 2014-2015 adalah bernilai -3,96%. Penjualan tertinggi pada PT. Argha Karya Prima Industry Tbk pada tahun 2018 yaitu

(14)

2 sebesar 2.387.420.036.000 dan

penjualan terendah pada PT. Yanaprima Hastapersada Tbk pada tahun 2015 yaitu sebesar 277.402.566.627.

Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualan yaitu mencapai volume penjualan, mendapatkan laba tertentu, dan menunjukan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan. Semakin besar volume penjualan semakin besar pula laba yang akan diperoleh perusahaan. 10. Return On Investment (ROI)

ROI atau return on Investment adalah salah satu rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya.

Menurut Syamsuddin, (2011:63),

Return on investment merupakan

perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on

investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ROI adalah besarnya

ROI dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Adapun data analisis deskriptif ROI adalah sebagai berikut :

Tabel 6

Hasil Statistik Deskriptif Rata-rata ROI Tahun 2013-2018 2013 0,60 2014 1,17 93,42% 2015 0,71 -39,53% 2016 0,82 16,78% 2017 1,04 26,47% 2018 0,72 -31,01%

Tahun Return On Investment % (+/-)

Sumber : Data diolah Penulis

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa prosentase rata-rata return on investment tertinggi tahun 2013-2014 adalah bernilai 93,42% dan rata-rata yang paling rendah tahun 2014-2015 adalah bernilai -39,53%. Return On Investment (ROI) tertinggi pada Argha Karya Prima Industry Tbk pada tahun 2014 yaitu sebesar 2,0506 dan return on

investment (ROI) terendah pada PT.

Berlina Tbk pada tahun 2016 yaitu sebesar -1,3284.

Tinggi rendahnya ROI dapat berubah sesuai dengan perubahan profit

margin dan atau perputaran aktiva. Profit margin tinggi ditandai dengan

meningkatnya laba, laba akan tinggi jika dapat meningkatkan penjualan dan menekan biaya operasional serendah-rendahnya. Semakin tinggi profit margin akan mempertinggi ROI.

(15)

3 11. Uji Asumsi Klasik

Mengingat data penelitian yang digunakan adalah sekunder, maka untuk memenuhi syarat yang ditentukan sebelum uji hipotesis melalui uji t dan uji F maka perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Grafik 1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:161) Model regresi dikatakan berdistribusi normal jika data ploting (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan adalah model regresi berdistribusi normal.

Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality

Kolmogorov-Smirnov dalam

program SPSS sebagai berikut : Tabel 7

Uji normalitas Kolmogorov

Smirnov merupakan bagian dari uji

asumsi klasik, yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Signifikansi > 0,05, maka nilai residual berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai Signifikansi < 0,05, maka nilai residual tidak berdistribusi normal. Berdasarkan tabel Kolmogorov di atas, diketahui nilai Signifikansi 0,951 > 0,05 maka

(16)

4 dapat disimpulkan bahwa nilai

residual berdistribusi normal. 2. Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen.

Jika terbukti ada multikolinieritas, sebaiknya salah satu independen yang ada dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diuang kembali (Singgih Santoso, 2010:234).

Tabel 8

Coeffisients Multikolineritas

Menurut Imam Ghozali (2011:107-108) tidak terjadi gejala mulltikolinieritas, jika nilai Tolerance > 0,100 dan nilai VIF < 10,00. Jadi, kesimpulannya dalam penelitian ini tidak ada gejala multikolinieritas.

3. Autokorelasi

Uji autokorelasi yang dilakukan penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Singgih Santoso, 2012:241).

Tabel 9

(17)

1 Tujuan uji Autokorelasi

(Durbin-Watson) adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Menurut Ghozali (2011:111) tidak ada gejala autokorelasi, jika nilai Durbin Watson terletak antara du sampai dengan (4-du).

Tabel 10

Dasar Keputusan Durbin Watson

d < dl atau d > 4-dl Tidak Terdapat Autokorelasi dl < d < du atau 4-du < d < 4-dl Terdapat Autokorelasi

Tidak Ada Kesimpulan du < d < 4-du

DASAR

Berdasarkan tabel Durbin Watson dengan nilai N (sampel) sebanyak 6, maka dapat

dijabarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 11

Perhitungan Durbin Watson

d dl du 4-dl 4-du

3.123 0 0 4 4

Karena = du < d < 4-du = 0 < 3,123 < 4

Jika dilihat dari data tabel Durbin Watson di atas, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa tidak ada gejala Autokorelasi.

4. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians atau residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Grafik 2

Menurut Ghozali (2011:139) tidak terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada pola yang jelas (bergelombang, melebar, kemudian menyempit pada gambar scatterplot, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan, yaitu :

(18)

2

Tabel 12

Adapun Kriteria Uji Park jika terjadi Heteroskedastisitas, ada 3 (tiga) cara mendeteksinya yaitu apabila Nilai Sig. < 0,05, thitung > ttabel (positif) dan thitung <

ttabel (negatif), sedangkan

Kriteria Uji Park jika tidak terjadi Heteroskedastisitas, ada 3 (tiga) cara mendeteksinya yaitu apabila Nilai Sig. > 0,05,

thitung < ttabel (positif) dan thitung >

ttabel (negatif). Jadi

kesimpulannya dalam penelitian ini tidak ada gejala heteroskedastisitas. Hal itu karena Nilai Sig. > 0,05 baik pada variabel penjualan maupun variabel perputaran persediaan.

2) Uji Glejser Tabel 13

Tujuan metode ini adalah untuk apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar keputusannya jika Nilai Sig. > 0,05 maka

Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas dan sebaliknya jika Nilai Sig. < 0,05

maka Terjadi

Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini Nilai Sig. Penjualan 0,224 dan Nilai Sig. Perputaran Persediaan 0,149, yang artinya Nilai Sig. > 0,05 sehingga Tidak Terjadi Heteroskedastisitas.

(19)

2 3) Uji White

Tabel 14

Uji White dapat dilakukan dengan cara perhatikan nilai R Square pada tabel Summary di atas. Untuk mendapatkan nilai Chi Square hitung maka dengan menggunakan Rumus : n x R Square.

Diketahui :

R Square = 0,129 n (sample) = 6

Maka Chi Square hitung = 6 x 0,129 = 0,774

Setelah nilai Chi Square hitung diketahui, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai Chi Square tabel dengan Rumus : Df = k-1.

Diketahui :

Df = derajat kebabasan k = jumlah variabel bebas (2) α = 5%

Sehingga Chi Square tabel Df = 2-1

= 1 dengan alfa 5% maka Chi Square tabel = 3,841

Sehingga dengan demikian kesimpulannya adalah R Square hitung 0,774 < R Square tabel 3,841, yang artinya

Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini penjualan bukan faktor dominan yang dapat mempengaruhi return on investment (ROI), hal ini ditunjukkan pada penjualan dimana thitung sebesar 1,530 <

dari ttabel sebesar 3,182 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,224 > α = 0,025, maka penelitian tersebut penjualan tidak berpengaruh terhadap return on investment (ROI).

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2016. Manajemen Pemasaran. Depok : PT Raja Grafindo Persada

Arif, Syaiful & Hidayat, Rustam, Raden & Zahroh Z.A. 2015. Pengaruh Perputaran Modal

Kerja, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2013. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 27 No. 1 Oktober 2015|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Chaidir dan Mira Pitriana. 2017. Faktor-faktor Pengaruh Return On Investment. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Volume 3 No. 2.

(20)

2 Elnisyah, Fidayah. 2014. Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, Debt Ratio, Debt To Equity

Ratio dan Inventory Turnover Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012. Akuntansi,

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS

Regresi. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, M. Mamduh., dan Halim, Abdul. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hendra, Raharjaputra, S., 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Hery. 2012. Analisis laporan keuangan, Jakarta: PT.Bumi aksara.

Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers. ______. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi revisi, cetakan keempat belas,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lukman, Syamsudin. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Rajawali Pers. Mardiana, Astri (2018). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran

Persediaan, Leverage, dan Fixed Asset Turn Over Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 4. Jurnal Ekonomi

Akuntansi 2018

Masruroh, Siti. (2018). Pengaruh Perputaran Piutang, Pertumbuhan Penjualan, dan

Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Volume 1 No.2 Desember

2018.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat.

Musianah. Amiranto, J.B. 2018. Pengaruh Analisis Elemen Molda Kerja Terhadap

Profitabilitas ROI Pada Hanjdaya Mandala Sampoerna Tbk. JEA 17. Jurnal

(21)

3 Nurhayati, Nunung. 2019. Pengaruh Persediaan Terhadap ROI Melalui Penjualan Studi

Kasus Di Koperasi Karyawan PDAM Kabupaten Indramayu “Tirta Ayu”. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398 Vol. 4,

No. 7 Juli 2019

Prasetyawati, Nita. Kistiani, Allean. Susana Milka. 2019. Pengaruh Penjualan, Biaya

Operasional. Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2013-2018). EKOBIS :

JURNAL ILMU MANAJEMEN DAN AKUNTANSI Vol. 7 No. 2, Desember 2019.

Riyanto, Bambang,. 2012. Dasar-dasar Pembelanjaan, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE

Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sartono, R. Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. ________. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sunyoto, Danang. 2016. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Medpress.

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA. Swastha Basu, Dharmesta dan Irawan, 2010, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta:

Liberty.

Sumber Lainnya :

Website Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id (Diakses 17 Februari 2020) Internet sahamok.com (Diakses 17 Februari 2020)

(22)

Gambar

Grafik 1  Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Gambar sepuluh, merupakan citra satelit Lansat 8 pada dearah Gunung Sinabung (setelah erupsi) pada tahun 2016 yang telah diclustering pada tahap sebelumnya yang menunjukkan

Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Kondisi perusahaan pada saat ini adalah

Diharapkan dengan adanya pedoman praktis tentang rumah tahan gempa, sosialisasi dan pelatihan terhadap tukang dan mandor ini diharapkan dapat membantu masyarakat

biasanya dilakukan dengan melihat taraf signifikasi yang telah dihitung secara otomatis.. Statistik inferensial dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan syarat terpenuhinya

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan laporan keuangan daerah

Maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan informasi tersebut dapat dijadikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mulai dari awal hingga proses pengujian terhadap aplikasi transaksi tabungan siswa maka dapat diberikan kesimpulan yaitu

Guru mengorganisasikan peserta didik untuk melakukan aktivitas penyelidikan berkaitan dengan sifat-sifat cahaya (pada buku siswa).. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok