• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Asumsi Klasik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Asumsi Klasik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik

22.18

22.18

Macam-macam uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian: Macam-macam uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian: a. Uji Normalitas

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data !antoso"2##$ : Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data !antoso"2##$ : 2%1&. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik" asumsi yang harus 2%1&. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik" asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bah'a data tersebut terdistribusi secara normal. (istribusi normal dimiliki oleh data adalah bah'a data tersebut terdistribusi secara normal. (istribusi normal data dengan bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. data dengan bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. (asar pengambilan keputusan dengan uji

(asar pengambilan keputusan dengan uji normalitas dengan menggunakan gra)ik P-P Plotnormalitas dengan menggunakan gra)ik P-P Plot menurut !antoso 2##2:21*& adalah sebagai berikut :

menurut !antoso 2##2:21*& adalah sebagai berikut :

1& +pabila data tersebut disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal" maka 1& +pabila data tersebut disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal" maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2& +pabila data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal" 2& +pabila data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal" maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.  b. Uji Multikolinieritas

 b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar ,ariabel bebas independent ,ariable&. Model regresi yang baik seharusnya korelasi antar ,ariabel bebas independent ,ariable&. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara ,ariabel bebas" karena jika hal tersebut terjadi maka tidak terjadi korelasi diantara ,ariabel bebas" karena jika hal tersebut terjadi maka ,ariabel-,ariabel tersebut

,ariabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. kemiripan. ariabel ortogonal adalah ,ariabelariabel ortogonal adalah ,ariabel  bebas yang nilai korelasi antar sesama ,ariabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk menghindari  bebas yang nilai korelasi antar sesama ,ariabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk menghindari

kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh parsial masing-masing kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh parsial masing-masing ,ariabel independen terhadap ,ariabel dependen. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem ,ariabel independen terhadap ,ariabel dependen. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinearitas dapat

multikolinearitas dapat diketahui dengan adiketahui dengan ariace n)lation riace n)lation /actor /& /actor /& dan 0odan 0olerance.lerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut !antoso 2##2:2#& Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut !antoso 2##2:2#& adalah sebagai berikut:

adalah sebagai berikut:

a.& Mempunyai nilai / disekitar angka 1 a.& Mempunyai nilai / disekitar angka 1  b.& Mempunyai angka tolerance mendekati 1  b.& Mempunyai angka tolerance mendekati 1

c. Uji eterokedastisitas c. Uji eterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah ,arian dari kesalahan pengganggu Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah ,arian dari kesalahan pengganggu konstan untuk semua nilai ,ariabel independent bebas&. Model regresi yang baik adalah yang konstan untuk semua nilai ,ariabel independent bebas&. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat gejala

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan gra)ik scatterplot.

heterokedastisitas dapat dilihat dengan gra)ik scatterplot.

(asar pengambilan keputusan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: (asar pengambilan keputusan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1& 3ika ada pola tertentu" seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

1& 3ika ada pola tertentu" seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang" melebar kemudian menyempit&" maka mengindikasikan telah terjadi bergelombang" melebar kemudian menyempit&" maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

heteroskedastisitas.

2& 3ika tidak ada pola yang jelas" serta titik-titik menyebar di atas dan di ba'ah angka # pada 2& 3ika tidak ada pola yang jelas" serta titik-titik menyebar di atas dan di ba'ah angka # pada sumbu 4

sumbu 4" maka tidak terjadi het" maka tidak terjadi heteroskedastisitas.eroskedastisitas. d. Uji +utokorelasi

d. Uji +utokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi" jika terjadi Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi" jika terjadi

autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu Masalah autokorelasi timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu  periode t berada& dengan kesalahan pengganggu p

(2)

menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan rumus (urbin-5atson.

(alam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional" artinya pengambilan data dilakukan secara serentak dan tidak menggunakan subyek yang sama sehingga data tidak terpengaruh perubahan 'aktu. 6leh karena itu penelitian ini tidak perlu melakukan uji autokorelasi.

e. Uji 7inearitas

Uji linearitas merupakan suatu upaya untuk memenuhi salah satu asumsi regresi linear yang mensyaratkan adanya hubungan ,ariabel bebas dan ,ariabel terikat yang saling membentuk kur,a linear.

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji multikolinearitas tidak dapat dipergunakan pada analisis regresi linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data ross

setional.

Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk menghitung nilai pada !ariabel tertentu. "isalnya nilai return saham yang dihitung dengan market model, atau market adjusted model. #erhitungan nilai return yang diharapkan dilakukan dengan persamaan regresi, tetapi tidak perlu diuji asumsi klasik.

Setidaknya ada lima uji asumsi klasik, yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. $idak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. %nalisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai ontoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi persyaratan. &emudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. "odel regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing'masing !ariabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu baha uji normalitas dilakukan pada masing' masing !ariabel. al ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing'masing !ariabel penelitian.

#engertian normal seara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah kelas. Dalam kelas sisa yang bodoh sekali dan pandai sekali jumlahnya hanya sedikit dan sebagian besar berada pada kategori sedang atau rata'rata. Jika kelas tersebut bodoh semua maka tidak normal, atau sekolah luar biasa. Dan sebaliknya jika suatu kelas banyak yang pandai maka kelas tersebut tidak normal atau merupakan kelas unggulan. #engamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan

(3)

Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal # #lot, uji +hi Square, Skeness dan &urtosis atau uji &olmogoro! Smirno!. $idak ada metode yang paling baik atau paling tepat. $ipsnya adalah baha pengujian dengan metode gra*ik sering

menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu'raguan, meskipun tidak ada jaminan baha pengujian dengan uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode gra*ik.

Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signi*ikansi &olmogoro! Smirno! sebesar ,-) maka dapat dioba dengan metode lain yang mungkin memberikan  justi*ikasi normal. $etapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah

yaitu/ melakukan trans*ormasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data obser!asi. $rans*ormasi dapat dilakukan ke dalam bentuk Logaritma natural, akar kuadrat, in!erse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kur!a normalnya, apakah ondong ke kiri, ke kanan, mengumpul di tengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara !ariabel'!ariabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara !ariabel'!ariabel bebasnya, maka hubungan antara !ariabel bebas terhadap !ariabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan

!ariabel bebasnya moti!asi, kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan !ariabel terikatnya adalah kinerja. Logika sederhananya adalah baha model tersebut untuk menari pengaruh antara moti!asi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada korelasi yang tinggi antara moti!asi dengan kepemimpinan, moti!asi dengan kepuasan kerja atau antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja.

 %lat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan !ariane in*lation *ator (012), korelasi pearson antara !ariabel'!ariabel bebas, atau dengan melihat eigen!alues dan ondition inde3 (+1).

4eberapa alternati* ara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut/ 5. "engganti atau mengeluarkan !ariabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.

6. "enambah jumlah obser!asi.

7. "entrans*ormasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk *irst di**erene delta.

-. Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang masih jarang sekali digunakan.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan !arians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. "odel regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan !arians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas.

Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode satter plot dengan

memplotkan nilai 8#9:D (nilai prediksi) dengan S9:S1D (nilai residualnya). "odel yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada gra*ik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji ;lejser, uji #ark atau uji <hite.

(4)

mentrans*ormasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai positi*. %tau dapat juga dilakukan dengan membagi semua !ariabel dengan !ariabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah t erjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t '5). Seara sederhana adalah baha analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara !ariabel bebas terhadap !ariabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara obser!asi dengan data obser!asi sebelumnya. Sebagai ontoh adalah pengaruh antara tingkat in*lasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat in*lasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan 2ebruari, akan dipengaruhi oleh tingkat in*lasi bulan Januari. 4erarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. +ontoh lain, pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. &etika pada bulan Januari suatu

keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relati* tinggi, maka tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan 2ebruari akan rendah.

Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut aktu) dan tidak perlu dilakukan pada data ross setion seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua !ariabel dilakukan seara serempak pada saat yang bersamaan. "odel regresi pada penelitian di 4ursa :*ek 1ndonesia di mana periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi.

4eberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin'<atson, uji dengan 9un $est dan jika data obser!asi di atas 5 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange

"ultiplier. 4eberapa ara untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan

mentrans*ormasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam bentuk persamaan beda umum (generali=ed di**erene equation). Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan !ariabel lag dari !ariabel terikatnya menjadi salah satu !ariabel bebas, sehingga data obser!asi menjadi berkurang 5.

5. Uji Linearitas

Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis baha hubungan antara !ariabel bebas dengan !ariabel terikatnya adalah linear. ubungan antar !ariabel yang seara teori bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi linear, misalnya masalah elastisitas.

Jika ada hubungan antara dua !ariabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment baha hubungan tersebut bersi*at linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkon*irmasikan apakah si*at linear antara dua !ariabel yang diidenti*ikasikan seara teori sesuai atau tidak dengan hasil obser!asi yang ada. Uji linearitas dapat menggunakan uji Durbin'<atson, 9amsey $est atau uji Lagrange "ultiplier.

Dalam melakukan analisis data kuantitatif seringkali kita menggunakan uji

persyaratan analisis. Dalam artikel ini akan dibahas tentang persyaratan

(5)

uji analisis untuk Regresi Berganda yang juga sering disebut dengan

istilah Uji Asumsi Klasik. Menurut Damodar Gujarati (!!"# agar model

regresi tidak bias atau agar model regresi B$U% (Best Linear Unbiased

Estimator # maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji

persyaratan analisis untuk regresi berganda yang sering digunakan adalah

sebagai berikut&

1.

Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas

dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal

suatu gra'k. Menurut inggih antoso (!!)# ketentuannya adalah

sebagai berikut&

a. *ika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal+ maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. *ika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis

diagonal+ maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2.

Multikolinearitas

Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi

hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara ,ariabel bebas+

sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara ,ariabel-,ariabel itu

seara indi,idu terhadap ,ariabel terikat. /engujian ini untuk mengetahui

apakah antar ,ariabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak

saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan

melihat nilai tolerance dan nilai Variance Infation Factor (012#+ di mana

menurut 3air et al dalam Du4i /riyatno (!!5# ,ariabel dikatakan

mempunyai masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance  lebih keil

dari !+) atau nilai 012 lebih besar dari )!.

(6)

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

penyimpangan model karena gangguan ,arian yang berbeda antar

obser,asi satu ke obser,asi lain. /engujian heteroskedastisitas dilakukan

dengan mengamati gra'k scatter plot pada output  /+ dimana menurut

Du4i /riyatno (!!5# ketentuannya adalah sebagai berikut&

 *ika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka

diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.

 *ika tidak ada pola yang jelas+ serta titik-titiknya menyebar di atas

dan di ba4ah angka ! pada sumbu 6+ maka diindikasikan tidak

terdapat masalah heterokedastisitas.

4.

Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara

,ariabel

pengganggu

masing-masing

,ariabel

bebas

saling

mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi

mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-7 (Durbin

7atson#. Menurut inggih antoso (!!)# kriteria autokorelasi ada 8+

yaitu&

a.

9ilai D-7 di ba4ah - berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.

b.

9ilai D-7 di antara - sampai  berarti diindikasikan tidak ada

autokorelasi.

.

9ilai D-7 di atas  berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.

5.

Uji Linearitas

Uji $inieritas digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara

,ariabel : dan 6 yang bisa dilakukan+ sebagai berikut &

a.

/lot antara residu (e# ,ersus 6-topi

 *ika plot yang bersangkutan menggambarkan suatu satter diagram

(diagram penar# dalam arti tidak berpola maka dapat dikatakan tidak

terjadi mispesi'kasi pada fungsi regresi+ hal ini bararti bah4a hubungan

antara ,ariabal : dan 6 adalah linier.

(7)

 *ika plot menggambarkan garis lurus maka asumsi pertama ini telah

terpenuhi.

. /lot antara residu ,ersus :

 *ika plot menggambarkan diagram penar maka linieritas ini sudah

terpenuhi.

Referensi

Dokumen terkait

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode

nilai konstan yang sama dengan � atau varian yang sama. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

Uji Autokeralasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi yang digunakan antara residual (kesalahan pengganggu) pada periode t dengan kesalahan pada

Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode

Dokumen ini menyajikan hasil uji asumsi klasik untuk regresi linier, termasuk uji linieritas dan uji

Sub Bab: Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji linearitas karena tujuan penelitian bukan untuk menganalisis pengaruh antar variabel dengan model regresi