© Copyright 2016
PENGARUH SUASANA TOKO DAN LOKASI
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
PADA TOKO AURORA SHOP
SAMARINDA
Adiba 1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel suasana toko dan lokasi terhadap minat beli konsumen toko Aurora Shop Samarinda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu suasana toko ( ) dan lokasi ( ), serta variabel dependen adalah minat beli (Y). Sampel yang digunakan adalah 100 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel suasana toko ( ) dan lokasi ( ) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen toko Aurora Shop Samarinda (Y). Demikian juga secara parsial variabel suasana toko ( ) dan lokasi ( ) berpengaruh signifikan terhadap variabel minat beli (Y). Variabel lokasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda.
Kata Kunci : Suasana toko, Lokasi dan Minat beli Pendahuluan
Perkembangan ekonomi Indonesia di sektor ritel semakin meningkat. Hal ini terjadi karena pengusaha, baik dari dalam maupun luar negeri yang terus menerus melakukan kegiatan dalam mengembangkan usahanya di Indonesia. Bisnis ritel modern dalam bentuk toko serba ada, seperti hypermarket, supermarket, dan minimarket telah menjadi pilihan utama sebagai tempat berbelanja bagi konsumen di Indonesia.
Usaha ritel atau eceran (retailing) adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis.
Toko Aurora Shop merupakan usaha fashion yang bergerak di bidang ritel yang didirikan oleh Dewi Wulan Sari. Sebelum mempunyai tempat/toko seperti sekarang ini, Aurora Shop hanya dipasarkan melalui media sosial. Usaha tersebut dimulai pada awal tahun 2012 hingga saat ini. Toko Aurora Shop berlokasi di Jl. Pasundan RT. 26 No. 34 Samarinda. Pengelolaan atau pengaturan suasana toko dan lokasi yang dimiliki toko Aurora Shop Samarinda
belum maksimal mempengaruhi minat beli konsumen. Menurut teori dari Mowen & Minor (2002), salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen adalah lingkungan fisik konsumen, yaitu termasuk suasana toko dan juga lokasi toko. Namun keputusan konsumen untuk melakukan pembelian di toko Aurora Shop dapat terhalang karena tidak maksimalnya pengelolaan atau pengaturan suasana toko dan lokasi toko. Hal tersebut berarti suasana toko dan lokasi yang seharusnya dapat mendorong dan mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di toko Aurora Shop, kurang diperhatikan oleh toko Aurora Shop.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah Suasana toko dan lokasi yang ada di toko. Untuk itu pada penelitian ini penulis mengambil judul : Pengaruh Suasana Toko dan Lokasi Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Toko Aurora Shop Samarinda.
Rumusan Masalah
a. Apakah variabel suasana toko dan lokasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda?
b. Apakah variabel suasana toko dan lokasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda?
c. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda?
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel suasana toko dan lokasi secara simultan terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel suasana toko dan lokasi secara parsial terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda.
Kerangka Dasar Teori Pengertian Retailing
Kegiatan pemasaran meliputi kegiatan pertukaran yang ada pada umumnya proses pertukaran tersebut melibatkan lembaga-lembaga pemasaran seperti produsen, distributor, wholeseler, dan retailer sebelumnya sampai kepada konsumen akhir. Kegiatan mengecer / retailing merupakan aktivitas yang paling akhir dalam proses aliran barang dan produsen ke konsumen. Keberhasilan produsen akan ditentukan pula oleh keberhasilan bisnis eceran sebagai akhir kegiatan diistribusi barang ataupun jasa. Seorang pengecer dapat
lebih maju usahanya apabila seorang pengecer tersebut dapat bekerja secara lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya dalam melayani konsumen.
Sebagian besar para produsen atau para pelaku pemasaran dalam rangka menjual produk dagangannya selalu berusaha untuk mencapai tempat yang paling dekat dengan konsumen, salah satunya adalah melalui retailer (penjual eceran) yang memang mempunyai hubungan yang dekat dengan konsumen akhir.
Menurut Kotler (2006:215) usaha eceran / retailing adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk menjual barang atau jasa kepada konsumen akhir bagi penggunaan pribadi dan bukan untuk bisnis. Mursid (2003:93) menjelaskan pengecer atau toko pengecer sebagai sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (non bisnis). Dari kedua definisi di atas dapat dilihat bahwa retailing merupakan aktivitas penjualan barang ataupun jasa secara langsung kepada konsumen akhir yang digunakan untuk perorangan, maupun untuk kebutuhan rumah tangga dan bukan untuk keperluan bisnis.
Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo & Ihzlzuw (2000:9) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.
Definisi perilaku konsumen menurut Kotler (2002:182) adalah bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Sedangkan menurut Prasetjo dan Ihalauw (2000:5) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan proses yang dievaluasi oleh seseorang dalam mencari, memberi, menggunakan, mengevaluasi, dan tindakan pasca konsumsi produk, jasa, maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhanya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk melaksanakan semua kegiatan dalam proses manajemen pemasaran, pemasar perlu mengetahui perilaku konsumen. Sasarannya supaya kiat-kiat pemasaran yang dilakukan benar-benar mengarah pada profitability dari perusahaan.
Suasana Toko
Suasana Toko merupakan salah satu faktor yang dimiliki toko untuk menarik konsumen. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan pembeli untuk berputar-putar di dalamnya. Setiap toko mempunyai penampilan toko yang harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli.
Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian suasana toko, Menurut Berman dan Evans (2001:602), untuk toko yang basic retailer atau eceran bahwa suasana lingkungan toko itu berdasarkan pada karakteristik fisik yang biasanya digunakan untuk membangun kesan dan menarik pelanggan.
Menurut Levy dan Weitz (2001:576) mengatakan bahwa suasana toko adalah rancangan dan suatu desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music dan penciuman untuk merangsang persepsi dan emosi dan pelanggan dan akhirnya untuk mempengaruhi perilaku pembelanjaan mereka.
Lokasi
Syarat yang harus dipenuhi peritel dalam mendirikan toko atau minimarket adalah lokasi atau tempat yang tepat. Maksudnya, konsumen atau pasar sasaran bisa dengan mudah menjangkau lokasi tersebut, baik menggnakan kendaraan sendiri maupun menggunakan kendaraan umum. Pengecer sering menyatakan tiga faktor penting bagi keberhasilan pengeceran: lokasi, lokasi dan lokasi. Lokasi pengecer adalah kunci kunci bagi kemampuannya menarik pelanggan. Tempat/lokasi adalah produk berupa tempat yang dipasarkan dengan menciptakan, memelihara atau mengubah sikap atau perilaku terhadap tempat tertentu, sehingga mereka berkunjung ketempat tertentu tersebut.
Menurut Lopiyoadi (2001:61) lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan dimana perusahaan harus bertempat dan beroperasi.
Minat Beli
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka di antara beberapa produk yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif yang saling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh berbagai macam pertimbangan. (Sukmawati dan Suyoto dalam Annafik, 2012).
Mehta dalam Laksono (2015) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Sedangkan Setiadi (2003:216), menyatakan bahwa minat beli dibentuk dari sikap konsumen terhadap produk yang terdiri dari kepercayaan konsumen terhadap merek dan evaluasi merek, sehingga dari dua tahap tersebut muncul minat untuk membeli.
Definisi Konsepsional
Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
melalui ciri-ciri fisik toko, di mana semuanya berhubungan dengan panca indra (penglihatan) dari konsumen. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko dan dapat menarik perasaan konsumen melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, sentuhan dan rasa yaitu, warna, aroma, pencahayaan, kebersihan dan manekin.
b. Lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan dimana perusahaan harus bertempat dan beroperasi. Pemilihan tempat lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat yaitu, akses, visibilitas, lalu Lintas, tempat
parkir, lingkungan dan kompetisi.
c. Minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Minat beli diidentifikasikan melalui indikator-indikator yaitu minat eksploratif, minat transaksional, minat refrensial dan minat preferensial.
Metode Penelitian Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan guna melihat apakah variabel independen maupun variabel dependen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi yang kuat, maka dapat dikatakan telah terjadi masalah multikolinearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF).
Uji Heteroskedastisitas
Dalam SPSS metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value (Santoso, 2000:210).
Uji Autokorelasi
Tujuannya untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi. Ghozali (2005:95).
Uji autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan bukan data time series melainkan data cross sectional (Budianas, 2013)
Persamaan Regresi
Dalam penelitian ini untuk menganalisis data dengan cara analisis Regresi linier Berganda. Menurut Sugiyono (2006) analisis regresi berganda digunakan bila penelitian bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent (Kriterium) bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Dalam penelitian ini digunakan analisis sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + e Dimana : Y = minat beli a = kostanta 2 1, b
b = koefisien regresi masing-masing variabel
x1 = Suasana toko
x2 = Lokasi
e = erorr/variabel pengganggu
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh antara variabel tidak bebas dengan variabel bebas. Semakin besar nilai R, maka semakin tepat model regresi yang dipakai sebagai alat perhitungan karena total variasi dapat menjelaskan variabel tidak bebas.
Koefisien Determinasi ( )
Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat kelayakan penelitian yang dilakukan dengan melihat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinasi R digunakan untuk mengetahui 2 beberapa persen Variasi Variable Dependent dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai R ini terletak antara 0 dan 1. Bila nilai 2 R 2 mendekati 0 berarti sedikit sekali variabel independen. Jika nilai R2 bergerak mendekati 1 berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Jika ternyata dalam perhitungan nilai R 2 sama dengan 0 maka ini menunjukkan bahwa variabel dependen tidak bisa dijelaskan oleh variabel independent.
Uji F (Serentak)
Pengujian serentak adalah untuk mengetahui apakah koefisien regresi variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas.
Kriteria penelitian:
0
H : b1 = b2 = 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang berarti secara bersama-sama antara variabel suasana toko dan lokasi terhadap minat beli konsumen.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0,
variabel suasana toko dan lokasi terhadap minat beli konsumen Pembuktian ini dilakukan dengan mengamati FHitung pada (α) 5%. Apabila nilai Sig.Fhitung < α 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
Apabila nilai Sig.Fhitung > α 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Uji t (secara parsial)
Setelah menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas, maka selanjutnya menguji variabel satu per satu. Apabila variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel tidak bebas, maka selanjutnya dapat dijelaskan variabel mana diantara variabel tersebut yang dominan berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Kriteria Pengujian :
0
H : = 0,
artinya tidak terdapat pengaruh yang berarti antara variabel suasana
toko dan lokasi terhadap minat beli konsumen.
0
H : bi ≠ 0,
artinya ada pengaruh yang berarti antara variabel suasana toko dan lokasi terhadap minat beli konsumen.
Dengan menggunakan tingkat keyakinan alpha (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (n-2). Kemudian dibandingkan antara thitung dengan ttabel, maka:
Apabila nilai Sig thitung < α 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Apabila nilai Sig thitung > α 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Variabel yang paling berpengaruh
Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh, dilakukan dengan melihat nilai koefisien regresi baku, di mana nilai yang paling besar adalah variabel yang paling berpengaruh.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation .37731539
Differences Positive .062
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .617
Asymp. Sig. (2-tailed) .841
Sumber: Data diolah, 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Sig. Kolmogorov-Smirnov. Hitung sebesar 0,841 > Alpha 0,05 berarti residu berdistribusi normal.
Uji Multokolinearitas
Hasil metode multikoleniaritas dengan metode Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance menggunakan alat bantu software SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1
(Constant)
X1 .986 1.014
X2 .986 1.014
Sumber: Data diolah, 2016
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antar variabel bebas. Hal ini terlihat pada nilai Tolerance pada kedua variabel lebih kecil dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) kedua variabel bebas kurang dari 10 (VIF < 10).
Uji Heteroskedastisitas
Berikut ini grafik dari Uji heteroskedastisitas: Gambar
Uji Heteroskedastisitas
Dalam contoh ini, dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai-nilai residunya menyebar dan tidak membentuk pola sebaran tertentu, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
Persamaan Regresi
Tabel Ikhtisar Persamaan Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.372 .627 3.786 .000
X1 -.166 .080 -.191 -2.080 .040 .986 1.014
X2 .500 .122 .376 4.096 .000 .986 1.014
Sumber: Data diolah, 2016
Y = 2,372-0,116 + 0,500 + e
a) Nilai konstanta (a) 2,372 penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika tidak ada variabel bebas yaitu suasana toko dan lokasi maka minat beli konsumen (konstan) sebesar 2,372
b) Nilai koefisien regresi Suasana toko sebesar -0,116 menunjukkan bahwa variabel suasana toko mempunyai pengaruh negatif terhadap minat beli konsumen yang berarti setiap kenaikan satu-satuan variabel suasana toko akan menurunkan minat beli konsumen sebesar 0,116 dengan mengasumsikan variabel lain konstan.
c) Nilai koefisien regresi Lokasi sebesar 0,500 menunjukkan bahwa variabel lokasi mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli konsumen yang berarti setiap kenaikan satu-satuan variabel suasana toko akan menaikan minat beli konsumen sebesar 0,500 dengan mengasumsikan variabel lain konstan.
Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi ( )
Tabel Ikhtisar Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .441a .195 .178 .38119 1.570
Sumber: Data diolah, 2016
Dari hasil di atas didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,441 atau 44,1% yang berarti tingkat hubungan antara variabel Suasana Toko ( ) dan Lokasi ( ) sevara bersama-sama terhadap minat beli konsumen toko Aurora Shop Samarinda termasuk pada tingkat hubungan sedang.
Dari pengelolaan data diperoleh nilai koefisien determinasi ( ) sebesar
0,195 hal ini menenjukkan besarnya proporsi sumbangan variabel Suasana
Toko ( ) dan Lokasi ( ) sebesar 19,5% terhadap minat beli konsumen toko
Aurora Shop Samarinda, sedangkan sisanya 80,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.
Tabel Ikhtisar Uji F (Uji serentak) ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.408 2 1.704 11.728 .000b Residual 14.094 97 .145 Total 17.502 99
Sumber: Data diolah, 2016
Dari data hasil uji Anova diperoleh nilai Sig. = 0,000 < Alpha
0,05 maka secara serentak (simultan) variabel suasana toko ( ) dan lokasi ( )
berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y) konsumen toko Aurora Shop Samarinda.
Uji t (Uji Parsial)
Tabel
Ikhtisar Uji t (uji parsial)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.372 .627 3.786 .000
X1 -.166 .080 -.191 -2.080 .040 .986 1.014
X2 .500 .122 .376 4.096 .000 .986 1.014
Sumber: Data diolah, 2016
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen
yang terdiri dari Suasana toko ( ) dan Lokasi ( ) secara individu atau parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu minat beli konsumen di toko
Aurora Shop Samarinda. Dengan menggunakan nilai Sig. yang
dibandingkan dengan Alpha:
a) Nilai Sig. suasana toko ( ) 0,040 < Alpha 0,05 berarti variabel suasana toko ( ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y
b) Nilai Sig. lokasi ( ) 0,000 < Alpha 0,05 berarti variabel lokasi ( ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Y
Uji Dominan
Untuk mengetahui variabel mana paling berrpengaruh dilakukan melalui koefisien regresi baku dari masing-masing variabel yang paling besar nilainya:
Tabel
Ikhtisar Uji Dominan
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta 1
(Constant) 2.372 .627 3.786 .000
X1 -.166 .080 -.191 -2.080 .040
X2 .500 .122 .376 4.096 .000
Sumber: Data diolah, 2016
Berdasarkan nilai koefisien regresi baku (standardized coefficients) pada tabel di atas ternyata yang paling besar adalah variabel Lokasi (X2) sebesar 0,376 dengan demikian variabel lokasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda. Pembahasan
Pengaruh suasana toko dan lokasi secara simultan terhadap minat beli
Hasil analisis menunjukkan bahwa suasana toko dan lokasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen toko Aurora Shop Samarinda.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2011) yang menyatakan bahwa pengaruh suasana toko dan lokasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen.
Temuan ini juga diperkuat dengan hasil kuesioner, dimana suasana toko dan lokasi yang telah diterapkan oleh pihak toko Aurora Shop Samarinda sudah baik terbukti bahwa hasil tanggapan responden mengenai indikator-indikator variabel suasana toko dan lokasi direspon setuju oleh konsumen.
Pengaruh suasana toko secara parsial terhadap minat beli
Berdasarkan hasil analisis dan tanggapan responden mengenai variabel suasana toko berpengaruh secara parsial terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda. Menurut penelitian yang telah penulis lakukan, minat beli terjadi sebagian besar dipengaruhi oleh suasana toko yang terdiri dari warna, aroma, pencahayaan, kebersihan dan manekin. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan masih terdapat beberapa responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju atas pernyataan mengenai suasana toko meskipun jumlah persentasenya terhitung kecil, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2015) dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa suasana toko secara parsial berpengaruh terhadap minat beli.
Pengaruh lokasi secara parsial terhadap minat beli
Berdasarkan hasil analisis dan tangapan mengenai variabel lokasi berpengaruh secara parsial terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda. Menurut penelitian yang telah penulis lakukan, minat beli terjadi sebagian besar dipengaruhi oleh lokasi yang terdiri dari akses, visibilitas, lalu lintas, tempat parkir, lingkungan dan kompetisi. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan masih terdapat beberapa responden yang menjawab netral atas pernyataan mengenai lokasi meskipun jumlah
persentasenya terhitung kecil, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Heizer (2006:112) menyatakan bahwa tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.
Penutup
Variabel suasana toko dan lokasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda.
Variabel suasana toko dan lokasi secara parsial berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda
Variabel lokasi merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap minat beli konsumen pada toko Aurora Shop Samarinda.
Toko Aurora Shop Samarinda disarankan untuk menciptakan suasana toko yang baik dan sesuai selera konsumen, karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap penjualannya. Salah satu caranya adalah dengan menambah inovasi warna di ruang belanja toko seperti yang dilakukan dalam ruang ganti.
Memperluas area parkir dengan cara menyewa lahan kosong yang ada di seberang toko atau bekerja sama dengan tukang parkir agar ada yang menata kendaraan konsumen sehingga dapat menampung lebih banyak kendaraan di lahan parkir yang tersedia.
Kemampuan prediksi dalam pengujian koefisien determinasi diketahui bahwa pengaruh variabel independen yaitu suasana toko dan lokasi terhadap minat beli dalam penelitian ini lebih rendah dari variabel di luar penelitian ini, maka dari itu untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk memperbanyak jumlah variabel independen.
Daftar Pustaka
Annafik, Aldaan Faikar. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli Sepeda Motor Yamaha. Universitas Diponegoro. Semarang
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Berman, B & J.R. Evans. 2001. Retail Manajement: a Strategic apporoach. Ed.Uper Saddle River: Pretice Hall International, Inc
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi kedua. Badan Penerbit UNDIP. Semarang
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kesebelas. Jakarta. P.T Indeks Gramedia
Lamb, W.Hair, Mc. Daniel, Carl. 2001. Pemasaran. Buku satu. Edisi Pertama. Jakarta. Salemba Empat.
Lamba, A,J.2003.The Art of Retailing. International edition. Tata Mc Graw Hill Publishing Company.
Levy and Weitz. 2001. Retailing Management. Mc Graw Hill. New York Lopiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba
Empat
Mowen, John C. & Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi 5. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Mursid, M. 2003. Manajemen Pemasaran. Cetakan Ketiga. Jakarta : Penerbit P.T Bumi Aksara
Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Metode Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andy
Prasetijo, Ristianti & John Ihalauw. 2000. Perilaku Konsumen.
Santoso, S. 2000. Statistic Multafariat. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep & Implikasi untuk Strategi Penelitian Pemasaran. Bandung: Prenada Media
Singgih, Santoso. 2010. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Simamora. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ketiga. STIE YKPN. YogyakartaSinggih, Santoso. 2010. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta
Sugyiono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Edisi Sembilan.
Alfabeta:Bandung
Tjiptono, Fandi. 2009. Service Marketing. Esensi &Aplikasi. Yogyakarta Umar, Husain. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Vinci, Maharani. 2009. Manajemen Bisnis eceran. Cetakan Pertama. Penerbit: Sinar Baru Algensindo. Bandung
Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran. UMM Press. Sumber Internet:
Laksono, Susilo Adityo.2015. “pengertian minat beli dan faktor-faktor yang
mempengaruhi menurut para ahli”. (online).
(http://aditolaksono26.blogspot.com) diakses 20 April 2016
Budianas, Nanang. 2013. “Uji Asumsi Klasik”. (online).