• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development) menurut Sugiyono (2013:407)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development) menurut Sugiyono (2013:407)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan (research and development) menurut Sugiyono (2013:407) penelitian dan pengembangan memiliki tujuan untuk menghasilkan produk, serta digunakan untuk menguji keefektifan produk`yang dihasilkan melalui proses pengembangan. Disebut demikian karena penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran Multimedia Interaktif pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku di Kelas IV Sekolah Dasar.

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE. Tahapan model pengembangan ADDIE yaitu, Analisi (Analysis), Desain (Design), Pengembangan (Development), Implementasi

(Implementation), Evaluasi (Evaluation) Lee and Owen dalam Nainggolan (2013).

Model ADDIE dipilih sebab dalam pengembangan ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu: (1) model pengembangan ini model yang terstruktur dan mampu menggambarkan langkah-langkah pengembangan dengan jelas dan baik. (2) tahapan yang ada model ini merupakan yang terstruktur dan sangat dapat meminimalisir kesalahan dalam pengembangan. (3) model ini terbukti mampu menghasilkan produk pengembangan yang baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

(2)

Gambar 2 Model Pengembangan ADDIE

3.2 Prosedur Pengembangan

Penelitian pada pengembangan ini menggunakan model penelitian dan pengembangan model ADDIE. Menurut sholeh (2019:141) menyatakan “ADDIE

adalah singkatan yang mengacu pada proses-proses utama dari proses pengembangan sistem prosedur yaitu: Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi.

3.2.1 Analisis

Tahap ini merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, yaitu melakukan analisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah, dan melakukan analisis tugas. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka output yang dihasilkan didasarkan pada karakteristik peserta didik, identifikasi kebutuhan dan masalah dalam pembelajaran, serta identifikasi tugas yang disesuaikan dengan kebutuhan pengajar dan peserta didik terhadap Kompetensi Dasar.

(3)

Sesuai dengan penjelasan tesebut didalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 analisis yang berhubungan dengan pengembangan media belajar sesuai permasalahan yaitu analisis kurikulum, analisis kebutuhan pengembangan dan analisis karakteristik peserta didik.

1. Analisis Kurikulum

Dilakukan untuk melihat kurikulum apa yang digunakan oleh sekolah. Analisis selanjutnya yaitu analisis kurikulum yang mengacu pada kurikulum yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum 2013. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar pada aspek keberagaman budaya dapat diintegrasikan dalam konteks pembelajaran dengan memasukkan konten kearifan lokal (budaya lokal).

Berdasarkan analisis kurikulum maka perlunya mengaitkan potensi daerah pada kurikulum dan diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengapresiasi keragaman budaya lokal daerah setempat

2. Analisis Karakteristik Peserta Didik

Analisis ini dilakukan untuk melihat pola tingkah laku peserta didik pada proses pembelajaran sehingga media bisa disesuaikan dengan tingkah laku peserta didik tersebut. Karakteristik kognitif peserta didik umur 7- 12 tahunyaitu memiliki perhatian yang meningkat, pemikir konkret, ingin mencoba hal-hal baru, mulai berfikir simbolis, mampu mengingat dan berkonsentrasi dengan baik, mampu mengembangkan keterampilan bernalar, kreatif, membaca dengan baik, tertarik pada fakta dan kisah nyata, dan memiliki minat yang berbeda. Karakteristik sosio-emosional peserta didik umur 7- 12 yaitu lebih suka berkelompok dengan sesama

(4)

jenis kelamin, fokus pada aturan dan keadilan, setia pada grup, masih membutuhkan panduan untuk tetap pada tugas, mulai menggunakan keterampilan penalaran, lebih suka bekerja secara kooperatif, tidak suka dibandingkan dengan orang lain, mulai mengekspresikan emosi dengan menggunakan kata-kata, dan suka mencari persamaan antara diri dan teman.

Dapat disimpulkan pada penelitian pengembangan ini dilakukan analisis karakter peserta didik yang bertujuan untuk melakukan pengembangan sesuai dengan karakter peserta didik. Peserta didik masih melihat segala sesuatu masih dalam satu keutuhan dan hanya mampu memahami kejadian yang nyata. Hal tersebut terlihat saat guru menampilkan gambar konkret peserta didik cukup cepat dalam merespon.

Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan sumber belajar yang di dalamnya menampilkan sesuatu yang konkret, karena hal itu yang akan menjadikan rangsangan bagi peserta didik ketika belajar. Dengan itu disusunlah multimedia interaktif yang menampilkan sesuatu yang konkret dan memiliki keterpaduan sehingga menjadi sebuah keutuhan.

3. Analisis Kebutuhan Pengembangan

Dilakukan untuk melihat media seperti apa yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran yaitu menarik minat belajar budaya lokal dan bisa memanfaatkan teknologi didalamnya. Analisis kebutuhan didapatkan berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru dan observasi minat dari peserta didik. Analisis kebutuhan dilakukan dengan Ibu Rita Novyarti,S.Pd, M.Pd sebagai guru SD Negeri 84/IV Kota Jambi untuk mengetahui

(5)

ketersediaan media pembelajaran berbasis budaya lokal. Berdasarkan hasil wawancara bahwa guru yang bersangkutan telah mengaitkan pembelajaran dengan budaya lokal namun belum terlaksana dengan optimal karena belum adanya media pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran dengan budaya lokal khususnya media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi.

3.2.2 Perancangan

Pada tahap perancangan, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mendata muatan apa yang nantinya akan ada didalam media yang di kembangkan. Setelah itu menetapkan tujuan muatan pembelajaran tersebut, selanjutnya dilakukan perancangan produk seperti membuat storyboard atau rancangan awal dari media seperti sketsa dasarnya ibarat membangun rumah tentu kita membuat pondasinya dan sketsa bangunannya.

Selanjutnya untuk materi didalam media didapatkan dari mengkontruksikan hasil analisis kebutuhan pengembangan wawancara dengan guru, karakteristik peserta didik dan analisis kurikulum. Kontruksi analisis kebutuhan pengmbangan dan hasil wawancara guru akan digunakan sebagai patokan materi budaya daerah lokal seperti apa yang dibutuhkan oleh guru, pemanfaatan teknologi yang seperti apa dalam membuat media pembelajaran itu sendiri karena belum tersedianya media pembelajaran yang memasukkan nilai kebudayaan terkhusus budaya lokal Provinsi Jambi serta memanfaatkan teknologi. Untuk kontruksi karakteristik peserta didik akan dibuat layout serta animasi, gambar dan video semenarik mungkin dan pemilihan warna yang cerah sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga peserta didik lebih berminat dalam belajar tentang budaya lokal Provinsi Jambi dan lebih bisa mengenal budaya daerah tempat tinggalnya. Sedangkan

(6)

kontruksi yang terakhir yaitu analisis kurikulum dimana tema, subtema dan pembelajaran yang dipilih dikarenakan peneliti merasa kompetensi dasar yang terdapat didalamnya cocok untuk dimasukkan nilai-nilai kebudayaan atau muatan budaya lokal di dalamnya.

Perancangan pengembangan media dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan dari tahap analisis. Storyboard bisa dilihat pada halaman dibawah ini :

Tabel 2 Storyboard Multimedia Interaktif Berbasis Budaya Lokal Pada Produk Pengembangan

No Desain Deskripsi

1 Ini adalah tampilan awal dari

multimedia interaktif yang berupa scene loading atau proses pembukaan multimedia interaktif :

 Ada logo dari nama multimedia interaktif

 Nama pembuat multimedia interaktif

2 Ini adalah tampilan setelah tampilan

awal yang merupakan scene loading yang biasa di sebut tampilan home.

1. Tombol memulai

multimedia interaktif 2. Nama pembuat

3. Judul besar multimedia interaktif

3 Ini adalah tampilan menu

Disini terdapat banyak tombol 1. Tombol menu

2. Tombol menuju ke KI / KD 3. Tombol menuju MATERI 4. Tombol menuju Video dan suara

5. Tombol menuju Permainan 6. Tombol info

7. Tombol biodata pembuat LOGO Pembuat media 1 3 2 1 7 6 2 3 4 5

(7)

No Desain Deskripsi

4 Ini adalah tampilan dari KI / KD

1. Judul 2. Isi KI/KD

5 Ini adalah menu materi

Yang terbagi menjadi 6 muatan IPS Budaya Lokal

Petak petak ini melambangkan 6 tombol pembagian muatan IPS Budaya Lokal

6 Ini adalah tampilan dari

muatan materi 1. Judul materi 2. Isi materi

7 Ini adalah tampilan dari menu

VIDEO 1. JUDUL 2. Video 1 3. Video 2 1 2 1 2 3 1 2

(8)

No Desain Deskripsi

8 Ini adalah tampilan dari menu

INFO. Disini tertera sumber sumber darimana kreator mengambil bahan bahannya.

1. Judul 2. Isi sumber

9

Ini adalah tampilan dari BIOGRAFI KREATOR

1. Judul

2. Isi data diri KREATOR 3. Sosial media dan kontak dari

KREATOR 4. Foto KREATOR

3.2.3 Pengembangan

Tahap ini meliputi produksi atau penggabungan dan penyusunan dari komponen- komponen produk yang peneliti kembangkan. Dalam multimedia interaktif komponen media seperti teks, grafik, animasi, audio, dan video yang nantinya akan digabungkan menjadi sebuah media. Produk yang dikembangkan akan dilakukan analisis terlebih dahulu, apabila hasil analisis menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan tidak perlu melakukan revisi, maka produk siap di uji cobakan 1 4 2 3 1 2

(9)

Analisis yang dilakukan pada tahap pengembangan ini yaitu analisis validitas. Analisis validitas akan dilakukan oleh para ahli yang akan memberikan penilaian dan saran serta komentar tentang media yang kita kembangkan. Analisis validitas dilakukan dengan 3 aspek yaitu aspek materi , aspek bahasa, aspek media (bentuk tampilan media). Berikut ini adalah bentuk dari struktur multimedia interaktif yang telah dibuat:

Tabel 3 Prototype Multimedia Interaktif Berbasis Budaya Lokal

NO Gambaran Detail Aplikasi

Pengembang

1 Tampilan Loading  Ada logo dari

nama multimedia interaktif  Nama pembuat multimedia interaktif Dibuat Dengan Menggunakan Aplikasi photoshop untuk membuat logo dan tampilan ini menggunakan aplikasi articulate storyline 3

2 Tampilan Awal  Tombol

memulai multimedia interaktif  Nama Penyusun  Judul multimedia interaktif  Berisi keterangan subtema dan tema  keterangan untuk kelas berapa Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

3 Tampilan Menu  Tombol menu

 Tombol menuju ke KI / KD  Tombol menuju MATERI Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

(10)

 Tombol menuju Video dan suara  Tombol

menuju KUIS

4 Tampilan KI/KD Ini adalah

tampilan dari KI / KD  Judul  Isi KI/KD Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

5 Tampilan pembagian muatan IPS Budaya lokal Ini adalah menu materi Yang terbagi menjadi 6 muatan IPS Budaya Lokal Petak petak ini melambangkan 6 tombol pembagian muatan IPS Budaya Lokal Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

6 Tampilan materi Terdiri dari

 Judul materi  Isi materi Dan diselipkan animasi biar lebih menarik Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

(11)

7 Tampilan video dan suara Terdiri dari  Judul  Pilihan video Setelah di klik Muncul tampilan videonya Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

8 Tampilan kuis Tampilan kuin

terdiri  Pertanyaan berupa esai, piihan dan susunan  Jawaban kuis Mengikuti pertanyaan Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

9 Tampilan info  Berisi Sumber

Rujukan Dari Multimedia Interaktif Yang Telah Dibuat. Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

(12)

3.2.4 Implementasi (Penerapan)

Tahap ini merupakan tahap untuk menerepakan media yang sudah dikembangkan atau menguji cobakan produk yang dikembangkan secara nyata. Pada tahap ini nantinya produk yang dikembangkan akan di ujicobakan kepada 9 orang peserta didik dan guru.

Uji coba dilakasanakan untuk melihat kepraktisan dari media yang dikembangkan dan melihat adakah perbaikan dari proses pembelajaran terutama pada minat belajar anak terhadap budaya lokal ketika menggunakan media yang dikembangkan. Analisis kepraktisan akan dilaksanakan menggunakan angket respon guru dan angket respon peserta didik. Angket respon guru akan diberikan kepada guru untuk menilai, memberi saran dan komentar pada penggunaan media sama seperti halnya dengan angket respon siswa juga begitu tetapi dilakukan oleh peserta didik.

10 Tampilan Biodata Penyusun Berisi Tentang

Biodata Penyusun Multimedia Interaktif Dibuat Dengan Menggunakan menggunakan aplikasi articulate storyline 3

(13)

3.2.5 Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan pada setiap tahap pengembangan model ADDIE jika terdapat kekurangan dari penelitian yang dilakukan, mulai dari tahap analisis, perancangan, pengembangan, penerapan. Evaluasi secara keseluruhan dilakukan setelah produk pengembangan di uji cobakan. Setelah multimedia interaktif dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli media dengan menggunakan angket validasi materi, bahasa, dan media. multimedia interaktif yang telah divalidasi kemudian di uji cobakan kepada guru dan peserta didik menggunakan angket respon. Setelah tahap evaluasi selesai, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap media yang dikembangkan.

3.3 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba terdiri pseserta didik 9 orang dan guru. Subjek peserta didik yang diambil dari peserta didik yang berada di kelas IV dan setiap peserta didik memiliki karakteristik yang heterogen. Responden akan diminta mengisi angket penilaian setelah ditampilkan sumber belajar multimedia interaktif yang dibuat untuk melihat kepraktisan Multimedia Interaktif yang ditampilkan.

3.4 Jenis Data dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Terdapat dua jenis data pada penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari deskripsi skor penilaian, tanggapan dan masukan tim ahli, dan peserta didik sebagai responden mengenai penilaian kelayakan terhadap Multimedia Interaktif yang telah dibuat. Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi ahli yaitu ahli materi dan bahasa, serta data yang diperoleh dari peserta didik dan guru setelah dilakukan uji coba produk.

(14)

3.4.2 Sumber Data

Sumber data pada penelitian pengembangan yang di lakukan ini berasal dari berbagai responden dan tim ahli, yaitu:

1. Guru Kelas

Data yang diperoleh adalah mengenai analisis kebutuhan pengembangan sumber belajar serta kurikulum yang digunakan sekolah.

2. Peserta Didik

Data yang diperoleh dari peserta didik adalah analisis karakter peserta didik, kepraktisan media yang di kembangkan serta hasil pengamatan karakteristik peserta didik yang telah dikembangkan.

3. Validator/Tim Ahli

Data yang diperoleh berupa validitas media, validitas materi pembelajaran dan validitas kebahasaan dari Multimedia Interaktif yang telah dikembangkan.

3.5 Instrumen Pengumpul Data

Ada tiga instrumen dalam peneltian dan pengembangan ini, yaitu: angket validasi tim ahli, angket kepraktisan dari guru daan peserta didik, lembar observasi aktvitas peserta didik, wawancara guru tentang Multimedia Interaktif yang dikembangangkan.

3.5.1 Angket

Angket merupakan sekumpulan daftar pernyataan yang telah disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diberikan kepada responden untuk memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan (Sholeh, 2019). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket jenis tertutup, angket tertutup adalah instrumen penelitian

(15)

yang sudah tersedia item jawabannya. Dalam penelitan ini juga angket yang akan dibuat yaitu, angket validasi untuk tim ahli media materi, dan bahasa juga angket kelayakan Multimedia Interaktif dari guru dan peserta didik.

1. Angket Validasi Untuk Tim Ahli

Angket validasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket ahli materi, ahli media dan ahli bahasa yang bertujuan untuk mengetahui validitas produk yang dikembangkan.

1) Angket Ahli Media

Angket ahli media yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapun kisi-kisi angket ahli media yaitu sebagai berikut:

Tabel 4 Kisi-kisi angket validasi media Multimedia Interaktif berbasis budaya lokal Pada Seubtema Keberagaman Budaya Bangsaku.

No Butir Penilaian Penilaian No

Item 5 4 3 2 1

1. Multimedia Interaktif memiliki kualitas yang baik 1

2. Multimedia Interaktif yang digunakan rapi dalam tata letak

2 3. Suara yang terdapat di dalam Multmedia Interaktif

bisa didengar dengan jelas 3

4. Penggunaan teks pada Multimedia Interaktif bisa

terbaca. 4

5. Kesesuaian media dengan karakteristik anak

sekolah dasar 5

6. Penyajian Tampilan Multimedia Interaktif terlihat menarik sesuai karakteristik anak sekolah dasar

6 7. Kesesuaian Multimedia Interaktif sesuai dengan

sasaran subjek pembelajaran 7

8. Multimedia Interaktif yang digunakan sesuai dengan topik yang diajarkan yaitu pembelajaran berbasis budaya local

8

9. Multimedia Interaktif sesuai dengan tujuan yang

berbasis budaya local 9

10. Multimedia Interaktif dapat digunakan secara

berulang-ulang 10

(16)

2) Angket Ahli Materi

Angket ahli materi yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapun kisi-kisi angket ahli materi yaitu sebagai berikut.

Tabel 5 Kisi-kisi angket validasi Materi Multimedia Interaktif berbasis budaya lokal Pada Seubtema Keberagaman Budaya Bangsaku.

No Indikator Deskriptor Penilaian No

Item 5 4 3 2 1

1. Kelengkapan materi

Materi yang disajikan sesuai dengan materi yang terdapat dalam KD Kurikulum 2013

1

2. Keluasan materi Materi yang disajikan sesuai

dengan tujuan pembelajaran 2

3. Kedalaman materi

Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan sekolah dasar

3

4. Keakuratan konsep

Konsep dan defenisi yang disajikan tidak menimbulkan kesalahan dalam berpikir

4

5. Keakuratan defenisi

Definisi diambil dari sumber

yang jelas sesuai dengan materi 5

6. Keakuratan fakta dan data

Fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisisen untuk meningkatkan pemahaman siswa

6

7. Gambar / ilustrasi

Gambar dan ilustrasi yang disajikan sesuai dengan kenyataan

7

8. Video Video sesuai dengan kebudayaan

di daerah tersebut. 8

9 Keakuratan istilah

Istilah yang terdapat dalam

media sesuai dengan materi 9

10 Mendorong rasa ingin tahu siswa

Uraian quis yang disajikan mendorong siswa untuk mengerjakan lebih jauh dan menumbuhkan kreativitas

10

11. Mencantumkan budaya lokal

Metari yang disajikan

mencantumkan budaya local 11

12 Keakuratan data Data yang diambil dengan

sumber yang jelas 12

(17)

3) Angket Ahli Bahasa

Angket ahli bahasa yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapun kisi-kisi angket ahli bahasa yaitu sebagai berikut.

Tabel 6 Kisi-kisi angket validasi bahasa multimedia interaktif berbasis budaya lokal pada seubtema keberagaman budaya bangsaku.

No Indikator Butir Penilaian Penilaian No

Item 5 4 3 2 1 1. Ketepatan struktur

kalimat

Kalimat yang digunakan mudah dipahami

1

2.

Informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat bahasa Indonesia

2

3. Keefektifan kalimat

Kalimat yang digunakan sederhana langsung ke pokok pembahasan

3

4. Kebakuan istilah Istilah yang digunakan sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia

4

5.

Pemahaman terhadap pesan atau informasi

Pesan atau informasi yang disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam bahasa Indonesia

5

6.

Kemampuan memotivasi siswa

Bahasa yang digunakan

membangkitkan rasa motivasi ketika siswa membuka multimedia interaktif

6

.7.

Kesesuaian dengan perkembangan intelektual siswa

Bahasa yang digunakan sesuai dengan kognitif siswa 7 8. Kesesuaian dengan perkembangan emosional siswa

Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan emosional siswa

8

9.

Ketepatan tata bahasa

Penggunaan tanda baca pada kalimat sudah sesuai dengan aturan yang berlaku

9

10. Ketepatan ejaan Ejaan yang digunakan mengacu pada ejaan yang disempurnakan

10 (BSNP, 2012)

2. Angket Kapraktisan Untuk Guru Dan Peserta Didik

Angket respon yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket peserta didik dan angket guru yang bertujuan untuk mengetahui kepraktisan produk yang dikembangkan dan mengetahui minat dari peserta didik saat belajar menggunakan media yang dikembangkan.

(18)

1) Angket Respon guru

Angket Respon guru yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapun kisi-kisi angket guru yaitu sebagai berikut.

Tabel 7 Kisi-Kisi Angket Respon guru

NO Pernyataan Penilaian No

Item SS S RR TS STS

1

Multimedia Interaktif dapat membantu guru dalam mengajarkan materi kepada peserta didik

1

2

Multimedia Interaktif dapat membantu peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru

2

3

Multimedia Interaktif dapat meningkatkan kerjasama antar peserta didik

3

4

Multimedia Interaktif dapat membantu guru membuat suasana belajar lebih menyenangkan

4

5

Penggunaan kalimat/tata bahasa pada Multimedia Interaktif mudah dipahami guru

5

6 Media kartu kuartet dapat membantu

guru dalam memotivasi peserta didik 6

7 Media kartu kuartet dapat meningkatkan

keaktifan peserta didik 7

8 Komposisi penggunaan gambar dan

tulisan sesuai dengan keperluan 8

9 Pembelajaran mengenai budaya lokal

termuat di dalam Multimedia interaktif 9

10

Dengan adanya Multimedia Interaktif pembelajaran budaya lokal menjadi lebih menarik dan sekaligus menunjukan kepada anak tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran

10

11

Dengan adanya Multimedia Interaktif berbasis budaya lokal menjadikan pengenalan budaya lokal jambi menjadi lebih mudah diperkenalkan kepada siswa

11

12

Pembelajaran IPS Budaya Lokal menjadi lebih menarik dengang adanya multmedia inetarik berbasis budaya lokal

12

(19)

2) Angket Respon Peserta Didik

Angket respon peserta didik yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapun kisi-kisi angket peserta didik yaitu sebagai berikut.

Tabel 8 Kisi-Kisi Angket Respon peserta didik

No. Pernyataan Penilaian No

Item SS S RR TS STS

1.

Saya senang belajar menggunakan Multimedia Interaktif berbasis Budaya Lokal

1.

2.

Saya mudah memahami materi pada pembelajaran IPS berbasis budaya lokal dengan menggunakan media

2.

3. Saya mudah memahami gambar pada

media Multimedia Interaktif 3.

4.

Saya dapat membaca dengan jelas tulisan pada media Multimedia Interaktif

4.

5.

Saya lebih aktif mengikuti pembelajaran jika menggunakan media Multimedia Interaktif

5

6.

Saya tidak merasa kesulitan menggunakan media pembelajaran Multimedia Interaktif

6

7.

Saya lebih bersemangat belajar jika menggunakan media pembelajaran Multimedia Interaktif

7

8.

Saya merasa ingin tahu materi yang diberikan oleh guru jika belajar menggunakan media

8

9.

Saya mudah memahami kata-kata keterangan gambar yang ada pada Multimedia Interaktif

9

10 Media yang digunakan membuat saya

tertarik untuk mempelajarinya 10

11

warna dari media Multimedia Interaktif membuat saya menjadi tertarik dan semangat untuk mempelajarinya.

11

12

Saya menjadi lebih mudah mengetahui budaya yang ada di Provinsi Jambi dengan adanya Multimedia Interaktif berbasis Budaya Lokal

12

(20)

3. Angket Kebutuhan Pengembangan Multimedia Interaktif

Angket kebutuhan pengembangan multimedia interaktif yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Angket diisi oleh guru wali kelas. Adapun kisi-kisi angket peserta didik yaitu sebagai berikut.

Tabel 9 Kisi-Kisi Lembar Instrumen Angket Kebutuhan

No Pernyataan No Item

1 Kegiatan belajar mengajar belum menghasilkan pembelajaran yang menarik.

1

2 Strategi pembelajaran belum mengarahkan peserta didik agar lebih mengenal pembelajaran memperkenalkan teknologi.

2

3 Memiliki kendala untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna sehingga Memerlukan solusi agar peserta didik lebih tertarik dalam pembelajaran.

3

4 Belum menyediakan bahan pendukung sumber belajar seperti media pembelajaran dalam pembelajaran terkhusus muatan IPS berbasis budaya Lokal.

4

5 Memerlukan bahan pendukung seperti media pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik.

5

6 Biaya yang diperlukan untuk menyediakan bahan pendukung bahan pendukung seperti media pembelajaran tidak terjangkau.

6

7 Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan bahan pendukung bahan pendukung seperti media pembelajaran tidak tercukupi.

7

8 Tahapan-tahapan dalam pembuatan bahan pendukung seperti media pembelajaran tidak mudah dilaksanakan.

8

9 Belum adanya sumber belajar yang mendekatkan dengan budaya disekitar peserta didik.

9

10 Pengimplementasian bahan pendukung dalam pembelajaran memakan waktu yang cukup lama.

10

11 Belum adanya penggunaan Multimedia Interaktif pada tema-tema pembelajaran

11

12 Dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan 12 13 Dibutuhkan media pembelajaran yang membuat pembelajaran menjadi

kontekstual

13

14 Perlunya media pembelajaran yang membuat peserta didik untuk ikut serta mengalami langsung materi pembelajaran

14

15 Dibutuhkan media pembelajaran yang mengenalkan budaya lokal didalamnya.

15

16 Diperlukannya pengembangan bahan pendukung bahan pendukung seperti media pembelajaran pada Tema 1 subtema 1 keberagaman budaya bangsaku berupa Multimedia Interaktif yang menarik sehingga pembelajaran lebih bermakna

16

(21)

3.5.2 Observasi

Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data untuk melihat karakteristik peserta didik sehingga pembuatan media mencapai sasaran (Sofwan, 2017).

Tabel 10 Lembar Observasi Karakteristik Peserta Didik

No Deskriptor Hasil Observasi yang sesuai teori Hasil observasi di lapangan No Item 1 Memiliki pemikiran operasional konkret

Peserta didik rata-rata dalam tingkat pemikiran tahap operasional konkret yang membutuhkan hal-hal yang konkret dalam pembelajaran ( yang nyata)

1

2 Senang bermain

Peserta didik sangat senang jika diajak bermain dalam belajar. Hal itu menumbuhkan semangat belajar bagi peserta didik

2 3 Senang belajar dalam kelompok dan saling bertukar pikiran

Dalam bekerja kelompok peserta didik cukup aktif dan mereka saling bercengkerama dan mengeluarkan pendapat mereka.

3

4 Memiliki rasa ingin tahu

Peserta didik akan menanyakan hal hal yang baru dilihatnya terutama dalam bentuk gambar, atau bentuk yang lainya yang dirasanya itu baru dan aneh serta menarik untuk diketahuinya.

4

Tabel 11 Lembar Observasi awal Minat Belajar Peserta Didik

No. Deskriptor Hasil Observasi awal No

Item 1. Rasa Suka/Senang 1 2. Rasa Ketertarikan 2 3. Kesadaran Untuk Belajar Sendiri 3 4. Keterlibatan Peserta Didik 4 5. Perhatian Peserta Didik 5

(22)

3.5.3 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pertemuan antara pewawancara dengan narasumber yang saling bertukar informasi (seperti bertanya jawab) dan ide melalui diskusi dalam topik tertentu (Prastowo,2010: 145). Dalam penelitian ini daftar wawancara akan diajukan ke guru sebagai narasumber penelitian. Sedangkan untuk peserta didik akan menggunakan wawancara tidak terstruktur. Marjohan (2018) menjelaskan tujuan dari wawancara adalah mengetahui lebih data yang didapat dari responden.

3.5.4 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang didapatkan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan langsung dengan masalah yang akan diteliti (Prastowo, 2011: 226). Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara, yang dapat membuat hasilnya lebih dapat dipercaya.

3.6 Teknik analisis data

Teknik analisis data merupakan proses pengumpulan data dan pengolahan data secara sistematis (mengikuti sistem) yang diperoleh dari observasi dokumentasi dan, wawancara, dengan cara mengelompokkan data kedalam kategori. Semua data yang telah diperoleh dianalisis dan dikelompokkan sesuai dengan instrumennya masing-masing. Sugiyono (2013: 244). Data yang akan dianalisis ini ada dua, yaitu sebagai berikut:

(23)

3.6.1 Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif pada penelitian ini adalah saran dan kritik yang diberikan oleh guru dan validator ahli terhadap Multimedia Interaktif yang dikembangkan. Saran dan kritik tersebut akan dikaji dan hasilnya akan digunakan sebagai perbaikan Multimedia Interaktif yang telah dikembangkan.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Kelayakan Multimedia Interaktif yang dikembangkan dapat diketahui dari penilaian validator yang terdiri dari tim ahli dan guru. Teknik analisis data kuantitatif pada penelitian ini meliputi:

1. Menghitung nilai dari setiap instrumen

2. Menghitung nilai dari setiap indikator penilaian

3. Membandingkan nilai yang didapat dengan nilai maksimal dari setiap instrumen.

a) Analisis Data Validitas Produk

Sukardi (2009: 146) mengemukakan bahwa pedoman penilaian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 12 Pedoman Penilaian Skor

Data Kualitatif Skor

/.;Sangat Sesuai (SS) 5

Sesuai (S) 4

Cukup Sesuai (CS) 3

Kurang Sesuai (KS) 2

Sangat Kurang Sesuai (SKS) 1

Arikunto (2006) mengemukakan analisis data kuantitatif dalam

(24)

Keterangan:

P = Presentase yang dicari

∑ 𝑥 = Jumlah Skor yang didapat ∑ 𝑥 = Jumlah Skor Maksimal

Tabel 13 Kriteria Tingkat Validitas Produk Pengembangan Skor Nilai Tingkat Validitas (%) Kriteria

0-20 Sangat Tidak Valid

21-40 Tidak Valid 41-60 Cukup Valid 61-80 Valid 81-100 Sangat Valid (Ridwan, 2011) b) Analisis Kepraktisan

Berdasarkan penilaian angket kepraktisan guru dan peserta didik, maka penialain yang dilakukan untuk kepraktisan dengan menganalisis menggunakan rumus modifikasi dari Aris & Haryono (2012: 95) sebagai berikut:

Persentase = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑋 100%

Tabel 14 Kriteria Tingkat Kepraktisan Produk Pengembangan Skor Nilai Tingkat Kepraktisan (%) Kriteira

0-20 Sangat Tidak Praktis

21-40 Tidak Praktis

41-60 Cukup Praktis

61-80 Praktis

81-100 Sangat Praktis

Gambar

Gambar 2 Model Pengembangan ADDIE
Tabel 2 Storyboard Multimedia Interaktif Berbasis Budaya Lokal Pada Produk Pengembangan
Tabel 3 Prototype Multimedia Interaktif Berbasis Budaya Lokal
Tabel  4  Kisi-kisi  angket  validasi  media  Multimedia  Interaktif  berbasis  budaya  lokal  Pada  Seubtema Keberagaman Budaya Bangsaku
+7

Referensi

Dokumen terkait

10.000.000,00 yang diberikan oleh pihak developer Nuansa Alam Setiabudi Clove, dengan ketentuan apabila pelunasan jual beli rumah tinggal di Nuansa Alam Setiabudi

Upaya mengnyinergikan pariwisata dan budaya dalam pengembangan dan pemasaran sektor pariwisata telah menjadi praktek yang sering dilakukan. Sebagian besar daerah tujuan

Hal ini diduga berkaitan dengan jumlah kapang yang tumbuh akan lebih banyak pada konsentrasi inokulum yang lebih tinggi, menyebabkan protein kacang gude yang ada

Dengan dikembangkannya aplikasi ini, diharapkan akan dapat membuat Gamelan Selonding lebih dikenal oleh masyarakat luas dan masyarakat Bali pada khsususnya serta

(2014) yang menyatakan bahwa ubi kayu variegata termasuk salah satu genotipe ubi kayu di Provinsi Riau dan memiliki rasa yang tidak pahit.. Untuk rasa daun muda

Pada sub bab ini, penulis mengangkat satu tema khusus yang paling sering dilakukan selama kegiatan PMMB berlangsung, kegiatan tersebut mengenai proses persiapan

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk menggali dan meneliti data yang