• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh

2.1.1 Pengertian Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi ain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

2.2 Program

2.2.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai:

1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui. 4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

(2)

5. Strategi pelaksanaan.

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.

“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize and

integrated various action an activities for achieving averal policy objectives” (suatu program

adalah kumpulan proyek – proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran kebijakansanaan tersebut secara keseluruhan).

Menurut Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.

(3)

2.3 Keluarga

2.3.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi adalah susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putera dan puteri dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama.

Keluarga adalah sistem sosial kecil yang terdiri dari individu-individu yang berhubungan dengan satu sama lainnya dengan alasan kasih sayang dan ikatan yang kuat, loyalitas, mengkompromikan keadaan rumah yang permanen yang terjadi di dalam jangka tahunan dan dekade-dekade. Anggota-anggota masuk melalui kelahiran, adopsi dan perkawinan lepas dari keanggotaannya hanya kematian (http://www.yakita.or.id/konselingkeluarga.html diakses tanggal 30 Mei 2014 pukul 20.10

Wib).

2.3.2 Bentuk-Bentuk Keluarga

A. Tradisional

1. Nuclear Family atau Keluarga Inti

Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

2. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anak keduanya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun dari perkawinan baru.

(4)

3. Niddle Age atau Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan/meniti karier.

4. Keluarga Dyad

Suami istri tanpa anak. 5. Single Parent

Satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak. 6. Dual Carrier

Suami istri/keluarga orang karier dan tanpa anak. 7. Commuter Married

Suami istri / keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling bertemu pada waktu-waktu tertentu.

8. Single Adult

Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin. 9. Extended Family

Generasi pertama, kedua dan ketiga bersama dalam satu rumah. 10. Keluarga Usila

Usila dengan tanpa pasangan, anak sudah pisah.

B. Non Tradisional

1. Commune Family

Beberapa Keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber sama, pengalaman sama.

(5)

Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin. 3. Homoseksual/Lesbian

Satu jenis hidup bersama sebagai suami istri. 4. Institusional

Anak-anak/orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti. 5. Keluarga orang tua (pasangan) yan tidak kawin dengan anak.

(Su’adah, 2005:27)

2.3.3 Fungsi Keluarga

Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni fungsi yang sulit diubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial, relative lebih mudah berubah atau mengalami perubahan.Fungsi-fungsi pokok tersebut antara lain :

1. Fungsi biologi

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologi orangtua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi ini juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak yang sedikit. Kecenderungan kepada jumlah anak yang lebih sedikit ini dipengaruhi faktor-faktor :

a. Perubahan tempat tinggal keluarga dari desa ke kota b. Makin sulitnya fasilitas perumahan

(6)

d. Banyaknya anak dipandang sebagai hambatan unyuk mencapai sukses material keluarga

e. Meningkatkan taraf pendidikan wanita berakibatnya berkurangnnya fertilitanya f. Berubahnya dorongan dari agama agar keluarga mempunyai banyak anak g. Makin banyaknya ibu-ibu yang bekerja di luar rumah

h. Makin meluasnya pengetahuan dan penggunaan alat-alat kontrasepsi 2. Fungsi afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan social yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih inilah lahir hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai. Dasar cinta kasih inilah yang merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak. Dalam masyrakat yang makin impersonal, sekuler, dan asing, pribadi sangat membutuhkan hubungan afeksi seperti yang terdapat dalam keluarga, suasana afeksi itu tidak terdapat dalam institusi sosial yang lain.

3. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interkasi sosial dalam keluarga itu anak mempelajari pola-pola tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya.

Sedangkan Mac Iver dan Page mengatakan “the primary fuctions” dari keluarga modern adalah sebagai berikut :

a. Prokreasi dan memperhatikan serta membesarkan anak

(7)

c. Bagian dari rumah tangga, dengan hubungan materialnya, kebudayaan dan kasih sayang.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa tugas orang tua adalah :

1. Menstabilkan situasi keluarga: dalam arti stabilisasi situasi ekonomi rumah tangga.

2. Mendidik anak.

3. Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius. (Ahmadi, 2002 : 246).

2.4 Program Keluarga Harapan (PKH)

2.4.1 Pengertian Program Keluarga Harapan

Program keluarga harapan adalah merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM), yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007). Sebagai imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

Program Keluarga Harapan (PKH) diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gorontalo, Juli 2007. Pada tahap awal dilaksanakan di tujuh provinsi melibatkan 500.000 kepada rumah tangga yang sangat miskin (RTSM). Tujuh provinsi yaitu: Gorontalo,

(8)

Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Tahun 2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji coba. Tujuan uji coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan PKH, seperti antara lain metode sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme pembayaran, dan pengaduan masyarakat.

Apabila tahap uji coba ini berhasil, maka PKH akan dilaksanakan setidaknya sampai dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), mengingat sebagian indikatornya juga diupayakan melalui PKH. Selama periode terebut, target peserta secara bertahap akan ditingkatkan hingga mencakup seluruh RTSM dengan anak usia pendidikan dasar dan ibu hamil/nifas.

Pada tahun 2008, ditambah lagi menjadi 13 provinsi. Enam tambahan itu adalah: Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan. PKH sudah dilaksanakan di 72 kabupaten di 13 provinsi, dengan penerima 700 ribu RTSM pada tahun 2008.

Anggarannya berasal dari APBN dimana kedudukan PKH merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Oleh sebab itu akan segera di bentuk Tim Pengendali PKH dalam TKPK agar terjadi koordinasi dan sinergi yang baik.

(9)

2.4.2 Tujuan Program Keluarga Harapan

Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus upaya mempercepat pecapaian MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas :

1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; 2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;

4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM.

2.4.3 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan

Sasaran atau Penerima bantuan PKH adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih. Penerima bantuan adalah Ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada ibu maka: nenek, tante/bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan PKH pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di kartu PKH.

Calon Penerima terpilih harus menandatangani persetujuan bahwa selama mereka menerima bantuan, mereka akan:

(10)

1. Menyekolahkan anak 7 – 15 tahun serta anak usia 16 – 18 tahun namun belum selesai pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar.

2. Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan PKH bagi anak.

3. Untuk ibu hamil, harus memeriksakan kesehatan diri dan janinnya ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan PKH bagi ibu hamil.

Setiap anak peserta PKH berhak menerima bantuan selain PKH, baik itu program nasional maupun lokal. Bantuan PKH bukanlah pengganti program-program lainnya karenanya tidak cukup membantu pengeluaran lainnya seperti seragam, buku dan sebagainya. PKH merupakan bantuan agar orang tua dapat mengirim anak-anak ke sekolah.

2.4.4 Ketentuan Bantuan PKH

2.4.4.1 Ketentuan Penerima Bantuan

Penerima bantuan PKH adalah RTSM sesuai dengan kriteria BPS dan memenuhi satu atau beberapa kriteria program yaitu memiliki Ibu hamil/nifas, anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD, anak usia SD dan SLTP dan anak 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Sebagai bukti kepesertaan PKH diberikan kartu peserta PKH atas nama Ibu atau perempuan dewasa. Kartu tersebut digunakan untuk menerima bantuan PKH. Selanjutnya kartu PKH dapat berfungsi sebagai kartu Jamkesmas untuk seluruh keluarga penerima PKH tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas 2009.

2.4.4.2 Kewajiban Penerima PKH

(11)

2.4.4.2.1 Berkaitan dengan Kesehatan

RTSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH, diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan yang sudah ditetapkan dalam protokol pelayanan kesehatan.

Protokol Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PKH:

Anak usia 0-6 tahun:

• Anak usia 0-28 hari (neonatus) harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali. • Anak usia 0-11 bulan harus diimunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak,

Hepatitis B) dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.

• Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan vitamin A minimal sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Agustus.

• Anak usia 12-59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap 3 (tiga) bulan.

• Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap 3 (tiga) bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya dan atau mengikuti program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/Early Childhood Education) apabila di lokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PAUD.

Ibu hamil dan ibu nifas :

• Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan sebanyak 4 (empat) kali yaitu sekali pada usia kehamilan 3 bulan I, sekali pada usia kehamilan 3 bulan II, dua kali pada 3 bulan terakhir, dan mendapatkan suplament tablet Fe.

• Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.

• Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa kesehatannya setidaknya 3 (tiga) kali pad minggu I, IV dan VI setelah melahirkan.

(12)

GambarMekanismePelaksanaan PKH PKH MeraihKeluarga Sejahtera

BPS SURVEY AnakUsia 0-6 thn

Sumber: BukuPedomanUmum PKH

BPS SURVEY CALON PESERTA PESERTA

KRITERIA Sangat Miskin PNY DATA : -Ibu Hamil

-Anak usia 0-6 tahun -Pendidikan 9 tahun

− Hadir di pertemuan awal dan atau

− Menandatangani surat perjanjian patuh pada komitmen Pertemuan awal: 1. Pengiriman pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta PKH 2. Perbaikan data RTSM 3. Persetujuan memenuhi ketentuan PKH

4. Undangan untuk memnuhi pertemuan awal oleh PT. POS Pembayaran pertama Kunjungan awal - Dicatat status kesehatan - Info tentang jadwal kunjungan berikut Kunjungan sesuai

jadwal yang telah ditentukan

Kunjungan tidak sesuai jadwal yang

telah ditentukan Pembayaran berikutnya

tiap tiga bulan penuh

Pembayaran dikurangi Resertifikasi

(13)

2.4.4.2.2 Berkaitan dengan Pendidikan

Peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan dengan pendidikan jika memiliki anak berusia 7-15 tahun. Anak peserta PKH harus didaftarkan/terdaftar pada satuan pendidikan (SD/MI/SDLB/Salafiyah Ula/Paket A atau SMP/MTs/SMLB/Salafiyah Wustha/Paket B termasuk SMP/Mts terbuka) dan mengikuti kehadiran di kelas minimal 85 persen dari hari sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung.

2.4.4.2.3 Resertifikasi

Kepesertaan RTSM dalam PKH diharapkan akan membawa perbaikan pendapatan rumah tangga dan kualitas anak-anak RTSM. Dengan tercapainya perbaikan tersebut, tidak selamanya peserta atau peneria bantuan PKH memperoleh bantuan. Untuk itu, dalam rancangan PKH disusun exit strategy yag dilakukan melalui resertifikasi.

Resertifikasi adalah proses evaluasi status kepesertaan PKH untuk menentukan apakah peserta masih layak atau tidak sebagai penerima bantuan. Resertifikasi dilakukan oleh UPPKH Pusat berkoordinasi dengan BPS, dimana pelaksana program akan mendatangi peserta PKH dengan melihat secara langsung kondisi mereka dan mengajukan pertanyaan seperti pada saat registrasi awal, yaitu antara lain informasi dasar kepesertaan (nama, alamat, umur dan jenis keamin), kondisi ekonomi peserta (pekerjaan saat ini, tempat bekerja dan penghasilan yang diterima), status pendidikan anggota keluarga (orang tua dan anak-anak), kondisi tempat tinggal dan sebagainya.

Proses resertifikasi dilakukan setiap tiga tahun, selama kepesertaan suatu RTSM dalam PKH. Tahap resertifikasi tersebut adalah sebagai berikut: Resertifikasi dilakukan apabila hasil resertifikasi tahap ini menunjukkan bahwa suatu RTSM masih berstatus miskin,

(14)

maka RTSM tersebut akan tetap menerima bantuan. Namun apabila hasil resertifikasi mengindikasikan bahwa RTSM sudah mampu, maka status kepesertaan PKH akan dihentikan.

2.4.4.2.4 Besaran Bantuan

Besar bantuan tunai untuk peserta PKH bervariasi tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Besaran bantuan ini di kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun Bantuan tetap

Bantuan bagi RTSM yang memiliki: a. Anak usia di bawah 6 tahun b. Ibu hamil/menyusui

c. Anaka usia SD/MI d. Anak usia SMP/MTs Rp. 200.000 Rp. 800.000 Rp. 800.000 Rp. 400.000 Rp. 800.000 Rata-rata bantuan per RTSM

Bantuan minimum per RTSM Bantuan maksimal per RTSM

Rp. 1.390.000 Rp. 600.000 Rp. 2.200.000

Keterangan: Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun dan/atau ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak. Besar bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun. Batas minimum dan maksimum adalah antara 15-25% pendapatan rata-rata RTSM per tahun.

(15)

2.4.5 Pengorganisasian

PKH dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UPPKH Kabupaten/Kota dan Pendamping PKH. Masing-masing pelaksana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan PKH. Mereka adalah: UPPKH Pusat (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Pusat) merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UPPKH Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.

UPPKH Kab/Kota (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kab/Kota) Pelaksanaan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari kecamatan ke pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga berperan dalam mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi bantuan jika diperlukan.

UPPKH PUSAT

- MERANCANG

- MENGELOLA PERSIAPAN & PELAKSANAAN PROGRAM

- PENGAWASAN

PENDAMPING PKH ( PIHAK KUNCI YANG MENJEMBATANI PIHAK2

YANG MENERIMA MANFAAT & PIHAK2

LAIN ) - SOSIALISASI - PENGAWASAN - PENDAMPING UPPKH KABUPATEN/KOTA - MENANGGULANGI LANCARNYA ALUR INFORMASI DARI KECAMATAN KE PUSAT - MENGELOLA - PENGAWASAN

(16)

Pendamping merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program di tingkat kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan sosialisasi, pengawasan dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi komitmennya. Jumlah pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta PKH yang terdaftar di setiap kecamatan. Sebagai acuan, setiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta PKH. Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator pendamping. Pendamping menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan kegiatan di lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah maupun dengan peserta itu sendiri.

Dalam pelaksanaan PKH terdapat Tim Koordinasi yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung. Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di luar struktur yang berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan PKH, yaitu lembaga pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan di tiap kecamatan dimana PKH dilaksanakan.

Dari gambar di atas, BPS mendata masyarakat Kecamatan Medan Barat yang berhak memperoleh mendapatkan PKH untuk menjadi peserta penerima bantuan PKH dengan kriteria sangat miskin dan terdapat ibu hamil, balita dan pendidikan 9 tahun. Kemudian diadakan pertemuan awal oleh PT POS di kordinasikan oleh UPPKH Kecamatana Medan Barat dengan mengundang petugas puskesmas dan sekolah di Kecamatan tersebut. Peserta menandatangani surat perjanjian patuh pada komitmen. Tujuan pertemuan awal adalah menginformasikan dan menjelaskan tujuan, ketentuan, mekanisme, sanksi, serta hak dan kewajiban peserta PKH.

(17)

Kemudian dilakukan pembayaran pertama sebagai kunjungan awal yaitu pertama dengan mencatat status, kedua info tentang jadwal kunjungan berikut. Apabila kunjungan sesuai jadwal yang telah ditentukan maka pembayaran berikutnya tiap tiga buan penuh, dan apabila kunjungan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka dikurangi. Apabila peserta tersebut selama menjadi penerima bantuan PKH tidak pernah melanggar komitmen yang telah disetuju, maka jaminan sebagai peserta PKH diberikan selama 3 tahun.

2.5 Sosial Ekonomi

2.5.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Kata sosial berasal dari kata “socius” yang artinya kawan (teman). Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja dan sebagainya. Yang dimaksud teman di sini adalah mereka yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi (wahyuni, 1989:60). Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur, jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga.

Status sosial ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu lain. Karena setiap individu mempunyai kemampuan tersebut disalurkan untuk kepentingan tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya.

Kondisi sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian

(18)

posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi si pembawa status, misalnya pendapatan dan pekerjaan. Status sosial ekonomi orang tua sangat berdampak bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan mencapai kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sipembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor nonekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin. Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, kerumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

2.5.1.1 Sosial Ekonomi Menurut Ilmu Sosiologi

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, perkemabangan masyarakat, sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul

“Cours De Philosophie Positive” karangan Agust Comte (1798-1857). Sosiologi muncul

sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.

(19)

Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek sosiologi adalah masyarakat dilihat dari sudut hubungan-hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari meningkatkan daya hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat. Tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya atau kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Caranya adalah dengan mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat di manfaatkan secara efektif untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Contoh, jika seseorang ingin berhubungan dengan masyarakat lain sudah selayaknya ia mempelajari dahulu sifat dan karakter masyarakat tersebut.

Berbeda dengan pengertian Ekonomi. Dewasa ini, pengertian tentang ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu adalah sangat kompleks. Sehingga tidak jarang kita dapatkan adanya perbedaan pengertian ataupun defenisi yang diberikan oleh ekonom yang satu dengan yang lainnya. Pada mulanya pengertian ekonomi, cukup sederhana, yaitu pengaturan administrasi sumber-sumber penghasilan di rumah tangga. Selanjutnya para ekonom mendefenisikan ekonomi dalam pengertian “kekayaan” sebagai contohnya, Adam Smith dalam bukunya An inquiry into the Nature and causes of Wealth of Nations mendefenisikan ekonomi sebagai disiplin ilmu terapan tentang produksi dan penggunaan kekayaan. Pada saat sekarang defenisi dari ekonomi lebih ditekankan pada determinasi dari beberapa permasalahan perdagangan. Sering juga ekonomi didefenisikan dalam pengertian “kesejahteraan” yang mana ekonomi merupakan sarana atau ilmu tentang bagaimana menambah produksi sehingga standard kehidupan atau kesejahteraan masyarakat bisa bertambah.

Para ekonom modern menganggap bahwa manusia adalah mahluk berpikir dan motivasi-motivasi yang ada pada dirinya berdasar pada faktor-faktor ekonomi. Manusia mempunyai tendensi untuk memenuhi keinginan akan materi yang banyak, dan pada

(20)

atau pendapatan pribadi dijadikan sebagai ukuran kemakmuran suatu masyarakat atau suatu bangsa. Produksi dipacu setinggi-tingginya, tanpa memperhatikan harga atau nilai kemanusiaan, kemasyarakatan, dan lingkungan.

2.6. Masyarakat

2.6.1 Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non yang harus ada dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang-orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu.Masyarakat mengenal kehidupan yang tenang, teratur dan aman disebabkan oleh karena pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota-anggotanya,baik dengan paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu atau kehendak sewenang-sewenang, untuk mengutamakan kepentingan dan keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum-hukum yang telah ditetapkan (negara dan sebagainya) dengan sukarela berarti menurut adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan bersama ini.

Masyarakat Indonesia memiliki struktur masyarakat yang terurai atas 2 bagian (Nasution, 2003: 82):

(21)

Dalam rangka memahami masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk ini perlu kiranya mengungkapkan tentang suku bangsa-suku bangsa dan gambaran umum tentang kebudayaan, maupun agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yang dalam beberapa hal dapat dapat membantu memahami suasana dari masyarakat Indonesia.

a. Suku bangsa, di Indonesia terdapat 366 suku bangsa, dengan perincian: Sumatera 49 suku bangsa, Jawa 7 suku bangsa, Kalimantan 73 suku bangsa, Sulawesi 117 suku bangsa, Nusa Tenggara 30 suku bangsa, Maluku 41 suku bangsa, Irian Jaya 49 suku bangsa. Selain suku bangsa yang tersebut, sebagian kecil orang Indonesia adalah orang-orang Tionghoa dan timur asing lainnya (Nasution, 2003: 83).

b. Kebudayaan

Menurut Koentjaradiningrat kebudayaan mencakup konsep yang luas sehingga untuk kepentingan analisis, konsep kebudayaan ini perlu dipecah lagi dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur yang terbesar yang terjadi karena pecahan tahap pertama disebut unsur kebudayaan yang universal dan merupakan unsur-unsur yang pasti bisa didapatkan di semua kebudayaan di dunia baik yang hidup dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks.

c. Agama

Kenyataan memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia menganut agama yang beragam. Ada beberapa agama yang dianut di Indonesia. Pada umumnya agama yang dominan di anut adalah Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Namun masih ada beberapa agama yang belum disebutkan yang juga bisa didapati di Indonesia.

(22)

Dalam membicarakan struktur vertikal atau lebih sering digunakan pelapisan sosial, Soerjono Soekanto memulainya dari penghargaan, dalam arti bahwa bibit tumbuh atau terjadinya pelapisan social oleh karena adanya sesuatu yang dihargai. Sesuatu itu mungkin dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, keturunan dari keluarga terhormat. Atau dengan kata lain adanya peghargaan terhadap sesuatu tersebut mengakibatkan anggota masyarakat mengidentifikasikan dan menetapkan sesuatu dalam posisi yang tinggi atau rendah (Nasution, 2003: 89).

2.7 Kerangka Pemikiran

Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi ain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.

Program keluarga harapan adalah merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM), yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007). Sebagai imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

(23)

Tujuan utama dari PKH adalah untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus upaya mempercepat pecapaian MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas :

1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; 2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;

4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi RTSM

Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun. Program ini merupakan program yang digagas oleh Kementerian Sosial dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara. PKH di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan ini merupakan program untuk keluarga miskin. Pendidikan dan pelatihan diadakan kepada para pendamping PKH, guna sebagai layanan pendampingan atau fasilitasi kepada para peserta PKH. Program ini banyak memberikan pengaruh positif bagi warga di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan. Dengan adanya program ini diharapkan pendidikan anak, kesehatan ibu hamil dan nifas, jumlah kematian dan balita, pendapatan keluarga yang mendapat bantuan PKH dapat memberikan pengaruh yang besar.

Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang menerangkan hubungan atau konsep-konsep atau variable-variabel penelitian menjadi sesuatu yang berbentuk skema, artinya yang ada hanyalah perubahan cara penyajian dari narasi menjadi

(24)

skema (Siagian, 2011: 132). Untuk itu skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

BAGAN ALUR PIKIRAN

PROGRAM KELUARGA HARAPAN

1. Pemeriksaan Terhadap Ibu Hamil dan Nifas 2. Imunisasi Untuk Bayi dan Balita

3. Pendidikan Wajib 9 Tahun

4. Perbaikan Sosial Ekonomi RTSM

PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN

MELALUI PROGRAM KELUARGA

HARAPAN (PKH)

PENINGKATAN SOSIAL EKONOMI

1. Kondisi Pendidikan Anak

2. Kondisi Kesehatan Ibu Hamil dan Nifas Serta Bayi dan Balita

(25)

2.8 Hipotesis

Secara etomologi istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pertanyaan. Dengan demikian secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pertanyaan sementara (Siagian,1997:147). Mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara yang menyertakan hubungan antara dua variable atau lebih variable.

Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara dua atau lebih variable dan juga membenarkan,bahkan memerlukan pengujian atas kebenaran pertanyaan yang dirumuskan. Maka dapat kita simpulkan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan yang menengaskan hubungan antara dua atau lebih variable dimana pertanyaan tersebut merupakan jawaban yang bersifat sementara atas masalah penelitian. Selain itu hipotesis adalah arahan sementara untuk menjelaskan fenomena yang diteliti (Siagian,2011:149).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini ialah:

Ha : Ada pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap sosial ekonomi masyarakat

di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

Ho : Tidak ada Pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap sosial ekonomi

masyarakat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kota Medan.

2.9 Defenisi Konsep dan Operasional

2.9.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan pada ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan objek penelitian, maka seorang peneliti

(26)

harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut defenisi konsep. Secara sederhana defenisi diartikan sebagai batasan arti.

Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa penelitian ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Dengan kata lain, peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu untuk memaknai konsep itu sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh sipeneliti, jadi defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 136-138).

Untuk lebih memahami konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :

1. Yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi.

2. Yang dimaksud program dalam penelitian ini adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan.

3. Program keluarga harapan adalahmerupakan suatu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM), yaitu program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang-Undang No. 17 Tahun 2007).

4. Sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.

(27)

5. Yang dimaksud masyarakat di dalam penelitian ini adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pemahaman tentang konsep baik berupa objek , peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan operasional ditujukan dalam upaya mentransformasikan konsep kedunia nyata sehingga konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian, 2011 : 141).

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu :

a. Variabel bebas (independent variabel) dapat didefenisikan sebagain variabel atau sekelompok atribut yang mempengaruhi atau memberikan akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain. Ada kalanya variabel bebas itu disebut dengan variabel pengaruh. Biasanya untuk variabel bebas diberikan simbol “x”, sehingga sering disebut variabel x (Siagian, 2011: 89). Adapun pun variable x nya ialah kegiatan Program Keluarga Harapan:

1. Pendidikan Wajib Belajar 9 tahun

2. Pemeriksaan Terhadap Ibu Hamil dan Nifas 3. Pemberian Imunisasi Pada Bayi dan Balita 4. Perbaikan Sosial Ekonomi RTSM

b. Variabel terikat (dependent variabel) secara sederhana dapat diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya, maka variabel terikat

(28)

sering juga disebut variabel terpengaruh. Biasanya untuk variabel terikat ini diberi notasi “y”, sehingga disebut sebagai variabel y (Siagian, 2011: 90). Variabel terikat dalam penelitian ini ialah Sosial Ekonomi masyarakat dengan indikator sebagai berikut :

1. Kondisi Pendidikan Anak 2. Kondisi Kesehatan

a. Ibu

b. Anak Bayi dan Balita 3. Pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

Perogram Keluarga Harapan (PKH) adalah merupakan program pemerintah yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM sebagai imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan

4 Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial bagi keluarga rumah tangga sangat miskin (RTSM),

PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

”Realisasi pelaksanaan bantuan Kementerian Sosial RI Jakarta lewat Program Keluarga Harapan (PKH) bagi warga miskin di Kota Medan dengan kategori Rumah Tangga Sangat Miskin

Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial bagi keluarga rumah tangga sangat miskin (RTSM),

Bantuan Langsung Tunai adalah program Konpensasi jangka pendek dalam mengimbangi dampak kenaikan Harga BBM yang tujuan utamanya adalah agar Rumah tangga Sasaran (sangat

PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan

Sebuah rumah tangga dikategorikan sebagai RTSM jika rumah tangga tersebut memenuhi indikator kemiskinan. Indikator kemiskinan dikembangkan dari hasil model estimasi yang