• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN WILAYAH, KOTA, DAN DESA TERINTEGRASI YANG BERKELANJUTAN, BERIMBANG, DAN INKLUSIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN WILAYAH, KOTA, DAN DESA TERINTEGRASI YANG BERKELANJUTAN, BERIMBANG, DAN INKLUSIF"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN WILAYAH, KOTA, DAN DESA TERINTEGRASI

YANG BERKELANJUTAN, BERIMBANG, DAN INKLUSIF

IPB International Convention Center (IICC)

Bogor, 28 Agustus 2018

SEMINAR NASIONAL

ASPI

ASPI

ASPI

Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI)

2018

PROSIDING

P4W - LPPM IPB Universitas Pakuan Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia

ASPI

(2)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 i

IPB International Convention Center

Bogor, 28 Agustus 2018

Prosiding

Seminar Nasional ASPI 2018

“Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi

yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif”

Penerbit

(3)

ii Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Kredit

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

“Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif”

P4W LPPM IPB, Bogor, Indonesia

Editor

Dr. Andrea Emma Pravitasari Dr. Ernan Rustiadi

Dr. Janthy Trilusianty Hidayat Dr. Didit Okta Pribadi

Copy Editor

Alfin Murtadho, S.P.

Reviewer

Dr. Ernan Rustiadi

Dr. Andrea Emma Pravitasari Dr. Janthy Trilusianty Hidayat Dr. Didit Okta Pribadi

Dr. Candraningratri Ekaputri Widodo Arief Rahman, S.Si, M.Si

Setyardi Pratika Mulya, S.P., M.Si.

Layout dan Cover Design Muhammad Nurdin, S.Kom. Tiffany Ramadianti, A.Md.

E-ISBN : 978-602-72009-3-7

Cetakan pertama, Januari 2019

Prosiding. Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

“Perencanaan Wilayah, Kota, dan Desa Terintegrasi yang berkelanjutan, Berimbang dan Inklusif” Bogor, P4W LPPM IPB, 2019

(4)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 iii

Steering Committee - Dr. Ernan Rustiadi

- Dr. Janthy Trilusianti Hidayat - Prof. Akhmad Fauzi

- Dr. Khursatul Munibah - Prof. Widiatmaka Organizing Committee

Ketua Panitia : Dr. Andrea Emma Pravitasari

Wakil Ketua : Dr. Didit Okta Pribadi

Bendahara : Mia Ermyanyla, S.P., M.Si

Nusrat Nadhwatunnaja, S.P. Erlin Herlina, S.E.

Kesekretariatan : Nur Etika Karyati, S.P.

Alfin Murtadho, S.P. Muhammad Nurdin, S.Kom. Yanti Jayanti, S.P.

Yurta Farida, S.E. Hardini Nikamasari, S.P. Tiffany Ramadianti, A.Md.

Prosiding & Program Book : Afan Ray Mahardika, S.T.

Siti Wulandari, S.P. Kreshna Yudichandra, S.P.

Acara : Setyardi Pratika Mulya, S.P., M.Si.

Arief Rahman, M.Si. Ulul Hidayah, S.T.

Dinda Luthfiani Tjahjanto, S.E. Agus Ramadhan, S.P.

Logistik & Akomodasi : Khairul Anam, S.P.

Ridha M. Ichsan, S.T., M.Si.

Pubdekdok : Khalid Saifullah, M.Si.

LO : Zahra Kartika, S.P.

Rista Ardy Priatama, S.P. Luthfia Nursetya Fuadina, S.P. Yuni Prihayati, M.Si.

Dr. Mujio Sukirman

Field Excursion : F. S. Putri Cantika, S.P.

Thomas Oni Veriasa, S.E.

Penerbit

Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Institut Pertanian Bogor (IPB) Sekretariat

Kampus IPB Baranangsiang

Jalan Raya Pajajaran Bogor 16127, Jawa Barat, Indonesia Tlp/Fax: +62-251-8359072

(5)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 v

Daftar Isi

Kredit... ii Sambutan dari Ketua ASPI ... iv Daftar Isi ... v

1.

Keterkaitan Desa-Kota

1

Potensi Alpukat sebagai Alternatif Olahan Kuliner dalam Upaya Pengembangan Desa Wisata Sakerta ... 3

Fransiska Dessy Putri H.1*, Aggy Lestari Dwi P.1, & B. S. Rahayu Purwanti2

Analisis Daya Saing Perekonomian Antar Wilayah di Kecamatan Prambanan berdasarkan

Aspek Sosial, Pendidikan, dan Kesehatan Tahun 2018 ... 14

Hayatun Nupus1*, Candra Andi Wardoyo1, Ismi Latifah1, Soni Setiawan 1, Araa Reda Astara1,

Fatin Naufal M1, & Dahroni1

Infrastruktur dan Keterhubungan Desa-Kota (Studi Kasus: Desa Bokor dan Desa Sendaur di Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti) ... 23

Wulansari1*, Arief Budiman1, Maria Febriana Bewu Mbele1 & Sonny Yuliar1

Pola Perjalanan Berangkat Bekerja Menggunakan Layanan Transjakarta ... 32

Yudi Susandi1*, Danang Priatmodjo1 & Eduard Tjahjadi1

2.

Perencanaan Kawasan Pertanian dan Pembangunan Perdesaaan

49

Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Lombok Utara ... 51

Ar Rohman Taufiq Hidayat1*, Muchammad Rosulinanda1 & Ade Atmi1

Pengembangan Pusat Pelayanan sebagai Pusat Pengolahan Komoditas Unggulan Buah Naga

Berdasarkan Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Banyuwangi ... 68

Ayu Sri Lestari1* & Eko Budi Santoso1

Pengembangan Kecamatan Waelata Kabupaten Buru Provinsi Maluku Sebagai Wilayah

Pemekaran Melalui Potensi Unggulan ... 81

Dwi Setiowati1* & Indarti Komala Dewi1

Kontinuitas Desa Wisata Lingkungan Sukunan Yogyakarta ... 89

Fikrani F. Asha1* & Lysna Eka Agustina1

Penataan Ruang yang Berkearifan Lokal untuk Pengembangan Wisata Pedesaan ... 97

Harne Julianti Tou1*, Melinda Noer 2, Helmi2 & Sari Lenggogeni3

Pembangunan Perdesaan Kawasan Perbatasan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten

Kendal ... 105

Holi Bina Wijaya1*, Artiningsih1, Wiwandari Handayani1 & Herlina Kurniawati1*

Perencanaan Sinergitas Sistem Kawasan Agropolitan Berkelanjutan di Kawasan Hortipark

Tastura Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah... 115

Indah Cahyaning Sari1*, Nurul Falah Pakaya1 & Bunga Adelia1

Adopsi Teknologi Pada Petani Dalam Upaya Adaptasi Perubahan Iklim (Studi Kasus Pertanian Cerdas Iklim di Kabupaten Sumba Timur) ... 137

(6)

vi Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Transformasi Kampung Wisata Berbasis Lingkungan Studi Kasus Kampung Sukunan

Kabupaten Sleman ... 150

M. Ilham1*, Budi Kamulyan2 & Yori Herwangi2

Peranan Nilai-Nilai Religius dalam Penguatan Institusi Ekonomi Masyarakat Perdesaan

(Kajian dengan Pendekatan Teori Jaringan Aktor) ... 164

Sri Lestari1*, G Andhika Riyadi1, Ari Nurfadilah1 & Sonny Yuliar1

Pembangunan Daerah Kabupaten Berbasis Komoditi Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) di

Provinsi Sumatera Barat ... 175

Syahrial1* & Welly Herman1

Review Perencanaan Kawasan Pertanian Agropolitan Rupanandur Kabupaten Pamekasan ... 184

Luh Putu Suciati1*, Rudi Wibowo1, Yuli Wibowo2, Elida Novita3

Pengembangan Industri Prospektif Pengolahan Ikan Tangkap di Kawasan Minapolitan

Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek ... 201

Oky Dwi Aryanti1 & Sardjito1

3.

Infrastruktur Hijau dan Perencanaan Kawasan Hutan

217

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Jember dalam Upaya Menuju

Infrastruktur Hijau Kota ... 219

Dewi Junita Koesoemawati1*& Hari Sulistiyowati2

Transformasi Kampung Hijau di Kota Surabaya (Studi Kasus di Kampung Bratang Binangun dan Kampung Genteng Candirejo) ... 227

Febrian Indra Warman1*, Achmad Djunaedi2 & Doddy Aditya Iskandar2

Kualitas Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Bandar Lampung| (Studi Kasus Lapangan

Merah dan Pasar Seni, Lapangan Kalpataru dan Embung Sukarame/Taman Kota) ... 236

Fitri Yanti1*, Citra Persada2 & Agus Setiawan3

Daya Serap Vegetasi Alun-Alun Kota Batu terhadap Co2 Aktifitas Transportasi ... 244

Kartika Eka Sari1*, Dita Nia Ambarsari1 & Chairul Maulidi1

Perencanaan Jalur Pengguna Sepeda di Universitas Jember ... 255

Nunung Nuring Hayati1, Ahmad Hasanuddin2 & Nur Fahmi Anshori3

4.

Pertanian Perkotaan

261

Perencanaan Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Gianyar, Bali ... 263

I Ketut Arnawa1*, I Ketut Sumantra1 & Gst.Ag.Gde Eka Martiningsih1

Dampak Pola Pemilikan dan Pengusahaan Lahan Pertanian terhadap Kesejahteraan Petani di Pusat Kawasan Wisata, Kota Denpasar ... 272

Nyoman Utari Vipriyanti1* & Yohanes Jandi1

5.

Perencanaan Inklusif dan Berkeadilan

279

Proses Pengembangan Wilayah Melalui Pendidikan Vokasi Sebagai Hasil Kerja Sama dengan Djarum Foundation Di Kabupaten Kudus ... 281

(7)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 vii

Potensi Pengembangan Kampung Wisata Kreatif di Kampung SAE Cibiru, Kota Bandung

Dalam Upaya Mewujudkan Kampung Kota Yang Berkelanjutan ... 291

Asep Nurul Ajiid Mustofa1*, Iwan Kustiwan2

Re-orientasi Pemerintahan Propinsi Kepulauan Riau Menuju Pembangunan Kemaritiman

yang Inklusif. ... 318

Deti rahmawati* Difa Kusumadewi1 Sonny Yuliar1

Karakteristik Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah Dalam Memilih Rumah Di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Tangerang ... 335

Diva Teguh Respati1, Komara Djaja2

Model Ekslusifitas Perumahan Real Estate Masyarakat Perkotaan (Studi Kasus Pada Kota

Makassar) ... 345

Mimi Arifin1*, A. Rachman Rasyid1, Wiwik W. Osman1

Hubungan Social Bounding dengan Tindakan Kolektif Gabungan Kelompok Tani dalam Upaya Membangun Perencanaan Inklusif Perdesaan (Lokasi Studi: Kabupaten Karawang) ... 352

Selfa Septiani Aulia1*, Tubagus Furqon Sofhani2

Kajian Perencanaan Infrastruktur Persampahan dengan Masifikasi Komposter dan Gerakan Pilah Sampah (Studi Kasus Kecamatan Seberang Ulu 2, Palembang) ... 363

Sitti Sarifa Kartika Kinasih1*, Yuwono Aries1

Evaluasi Penyediaan Taman Tematik Kalbu Palem sebagai Ruang Terbuka Publik di Kota

Bandung ... 379

Alby Avrialzi1*, Retno Widodo D. Pramono2

6.

Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim

389

Penampungan Air Hujan, Pemanfaatan, dan Pengaruhnya terhadap Genangan di Kawasan

Permukiman Kota Pontianak ... 391

Agustiah Wulandari1*, Yudi Purnomo1

Dampak Urbanisasi terhadap Iklim Perkotaan di Jabodetabek ... 403

Lady Hafidaty Rahma Kautsar1*, Eko Kusratmoko2, & Chotib3

Perubahan Konstruksi Rumah sebagai Bentuk Adaptasi Masyarakat Pasca Bencana Gempa

Bumi Juni 2013 di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB... 408

Laylan Jauhari1*, R. Rijanta1, Doddy Aditya Iskandar1

Keragaman Bentuk Adaptasi Masyarakat Pantai Ampenan Kota Mataram Ketika Terjadi

Bencana Rob ... 417

Lysna Eka Agustina1, R. Rijanta1, Doddy Aditya Iskandar1

Upaya Mitigasi Guna Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Pada Kelompok Masyarakat

Miskin di Wilayah Pesisir Kota Semarang ... 426

Mohammad Muktiali1

Mengurug dan Meninggikan Rumah sebagai Strategi Adaptasi Utama Masyarakat Selama 23

Tahun Menghadapi Rob di Kawasan Tambak Lorok, Semarang Utara ... 432

Nadhila Shabrina1*, Agam Marsoyo1, & Deva Fosterharoldas1

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan Bencana Gempa Bumi dan Erupsi

(Studi Kasus di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten) ... 441

Ruis Udin1, Intan Purnamasari1, Dizy Hana Tri Cahyani1, Rhizki Yulia Anjarsari1, Hanifah

(8)

viii Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Perencanaan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di

Perkotaan dan Sekitarnya ... 457

Siti Badriyah Rushayati1*, Rachmad Hermawan1

Analisa Valuasi Ekonomi terhadap Pengelolaan Bantaran Sungai Ciliwung di Kampung

Melayu dan Bukit Duri ... 466

Catur Dyah Novita1*, Budi Kamulyan2, Yori Herwangi2

7.

Daya Dukung, Resiliensi Kota dan Desa

479

Daya Dukung Wilayah Pengembangan Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Serang

Provinsi Banten ... 481

Ernamaiyanti1, Tiar Pandapotan Purba2, Topan Himawan3 & Nur Irfan Asyari4

Ketangguhan Identitas terhadap Perkembangan DIY ... 487

Hana Afifah1*

Pengaruah Sektor Pariwisata terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan

Prambanan ... 496

Maryadi1*, David Ramadhan1, Mohammad Anggit Setiawan1, Henny Novita Sari1,

Ihda Nur Rohmah P S1, Tri Setyaningsih1

Ketangguhan Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Penanganan Permukiman Kumuh ... 510

Satrya Wirawan1, Bakti Setiawan1*, Retno Widodo Dwi Pramono1

Hubungan Kualitas Lingkungan Permukiman dan Tingkat Kesehatan Masyarakat di

Permukiman Kumuh Bantaran Sungai Winongo, Kota Yogyakarta... 524

Veronika Adyani E.W1*, M. Sani Roychansyah2, & Ahmad Sarwadi2

8.

Perubahan Penggunaan Lahan dan Degradasi Lingkungan

537

Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Koefisien Limpasan Permukaan di DAS

Bone Tanjore, Kota Makassar ... 539

Amar Ma’ruf Zarkawi1*, Sumartini1, & Faricha Kurniadhini1

Penggunaan Lahan di Wilayah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kaim II Pekanbaru ... 550

Apriyan Dinata1, Annisa Rachmi1

Partisipasi Stakeholder dalam Penataan dan Pengembangan Situs Geoheritage Tebing Breksi Kawasan Cagar Budaya Candi Ijo ... 562

Rista Lentera Ghaniyy W.M 1, Retno Widodo D. Pramono 2, Achmad Djunaedi3

Perubahan penggunaan lahan dan faktor-faktor penentu keinginan petani untuk

mempertahankan lahan sawahnya di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia ... 575

Santun R.P. Sitorus1*, Grahan Sugeng Aprilian2

9.

Smart City and Smart Village

589

Karakterisasi Kampung Kota Surabaya Melalui Pengembangan Purwarupa Kecerdasan

Buatan: Smartkampung ... 591

(9)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 ix

10.

Pengelolaan Sektor Informal Perkotaan

603

Analisa Tingkat Kesiapan Pengembangan Kampung Tematik di Kota Malang ... 605

Deni Agus Setyono1

Pola Distribusi Spasial Minimarket di Wilayah Peri Urban (Studi Kasus Kawasan Sukaraden

Kecamatan Cibinong Kab. Bogor) ... 612

Janthy Trilusianthy Hidayat1* dan Noordin Fadholie1

Pemilihan Alternatif Pengelolaan Kawasan Wisata “Payung” Kota Batu Berdasarkan

Stakeholder ... 620

Nindya Sari1*, Ayu Puspa Kartika1, Dian Dinanti1

Interaksi Sektor Formal dan Informal pada Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kota

Pekanbaru (Studi Kasus: Jalan Kaharuddin Nasution) ... 633

Puji Astuti1*, Wika Susmita1

Dinamika Pengembangan Kawasan Perdagangan Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara ... 645

Setyardi Pratika Mulya1,2*, Mujio Sukir2, Abdul Jamaludin2

11.

Penerapan SDG's dan NUA dalam Pendidikan Perencanaan

657

Evaluasi Relevansi Implementasi Program Penanganan Permukiman Kumuh di Kota

Semarang ... 659

Akhiatul Akbar1*, Deva F. Swasto1, Agam Marsoyo1

Pengelolaan Rumah Susun Sewa di DKI Jakarta (Kasus: Rumah Susun Sewa Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta di Kota Jakarta Barat) ... 669

Aphrodita Puspateja1*, Deva Fosterharoldas Swasto1, Agam Marsoyo1

Peran Pendidikan Perencanaan Terhadap Penerapan SDG’s dan New Urban Agenda di Kota Mataram ... 682

Ima Rahmawati Sushanti1*, Sarah Ariani2

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN DIKECAMATAN

PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ... 689

Iqbal Ghozy Murtadlo1*, Seika Saputri1, Ilham Yoga Pramono1, Diyah Ayu Wulan1, Abdul

Aziiz Rayh Gilang1, Arum Dwi Anggraini1

Prospek Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Berkelanjutan Di Kawasan Pesisir

Bandarharjo Kota Semarang ... 702

(10)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 389

6.

Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim

(11)

426 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Upaya Mitigasi Guna Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Pada

Kelompok Masyarakat Miskin di Wilayah Pesisir Kota Semarang

Mohammad Muktiali1

1Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, Jl.Prof. Soedharto Tembalang

*Penulis korespondensi. e-mail:: [email protected]

ABSTRAK

Berdasarkan data Bappeda Kota Semarang tahun 2015, prosentase masyarakat miskin Kota Semarang sebesar 21,52 %. Secara spasial, penduduk miskin terutama yang rawan ekonomi (penduduk yang penghasilannya tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar) banyak yang berada di wilayah pesisir Kota Semarang seperti di Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Semarang Barat. Perubahan iklim telah mengakibatkan kenaikan permukaan air laut di wilayah Pesisir Kota Semarang. Mitigasi yang dilakukan terhadap kelompok masyarakat miskin menyebabkan ketahanan sosial-ekonomi meningkat sehingga mampu mengatasi dampak akibat perubahan iklim. Karena kemampuan untuk mengatasi dampak kerusakan dan kapasitas untuk merespon dan beradaptasi, maka akan menyebabkan seseorang bisa mengentaskan diri dari kemiskinan.

Kata kunci: mitigasi bencana, dampak perubahan iklim, masyarakat miskin, wilayah pesisir.

PENDAHULUAN

Berdasarkan data Bappeda Kota Semarang tahun 2015, prosentase masyarakat miskin Kota Semarang sebesar 21,52 %. Masyarakat miskin di Kota Semarang dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu sangat miskin sebanyak 39 KK/105 jiwa, miskin sebanyak 17.567 KK/ 55.446 jiwa, dan hampir miskin sebanyak 100.327 KK/ 324.085 jiwa.

Secara spasial, penduduk miskin terutama yang rawan ekonomi (penduduk yang penghasilannya tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar) banyak yang berada di wilayah pesisir Kota Semarang seperti di Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Semarang Barat. Hal tersebut dapat terlihat pada gambar berikut yang menunjukkan peta sebaran penduduk miskin (rawan ekonomi) di Kota Semarang .

(12)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 427

Gambar 1. Peta Sebaran Penduduk Miskin di Kota Semarang

Silva (2012) menyatakan bahwa dalam konteks perubahan iklim, dampak langsung dari perubahan iklim berupa guncangan seperti badai, topan dan gelombang panas, dan tekanan, kenaikan permukaan laut, peningkatan suhu umum dan perubahan pola curah hujan. Dampak tersebut dirasakan sebagian masyarakat rentan terutama kelompok masyarakat miskin, karena keterbatasan dan kemampuan mereka untuk merespon yang rendah karena basis aset yang mereka miliki juga rendah.

Perubahan iklim telah mengakibatkan kenaikan permukaan air laut di wilayah Pesisir Kota Semarang - di mana kelompok penduduk miskin (rawan ekonomi) banyak terkonsentrasi di wilayah tersebut - yang mencapai 16 cm dengan luasan 2672,2 ha (Diposaptono, 2009). Westuby et.al. dalam Akter dan Mallick (2013) menyatakan bahwa rumah tangga dengan ketahanan/ketangguhan sosial-ekonomi yang tinggi lebih mampu mengatasi dampak akibat kebencanaan/perubahan iklim dan sebaliknya rumah tangga dengan ketahanan sosial-ekonomi yang rendah kurang mampu mengatasi dampak akibat kebencanaan/perubahan iklim. Karena ketidakmampuan untuk mengatasi dampak kerusakan dan kurangnya kapasitas untuk merespon dan beradaptasi maka akan menyebabkan seseorang menjadi miskin.

Artikel ini akan mengkaji bagaimana ketahanan sosial-ekonomi masyarakat miskin di wilayah pesisir Kota Semarang sebagai akibat dampak perubahan iklim. Pertanyaan pokok yang ingin dijawab adalah “Bagaimana ketahanan sosial-ekonomi masyarakat miskin akibat perubahan iklim? Dan bagaiamana dampaknya apakah akan memperbaiki atau memperburuk tingkat kemiskinan mereka ?”

Kemiskinan merupakan keadaan kekurangan barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak, karena standar hidup tersebut berbeda-beda, maka tidak ada konsep kemiskinan yang universal (Levitan dalam Effendi, 1993:12). Sedangkan menurut Sumodiningrat (1998), kemiskinan adalah wujud dari kesenjangan antar kelompok sosial, jika

(13)

428 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

ditinjau dalam segi keruangan, kemiskinan timbul karena ada sebagian daerah yang belum sepenuhnya tertangani, ada beberapa sektor yang menampung tenaga kerja berlebih dengan tingkat produktivitas yang rendah, dan ada pula kelompok masyarakat yang belum dapat merasakan hasil-hasil pembangunan secara memadai (Sumodiningrat, 1998). Kemiskinan juga dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu angka ketergantungan rumah tangga yang tinggi, tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya hak kepemilikan dan keamanan aset, pendapatan yang rendah atau pengangguran (McKay dan Kedir, 2005:49).

Penyebab kemiskinan terkait dengan dimensi sosial, ekonomi, dan budaya, sehingga penyebab kemiskinan dapat dibedakan menjadi kemiskinan karena sebab-sebab alami (kemiskinan natural), kemiskinan struktural, dan kemiskinan kultural (Nugroho dan Dahuri, 2002).

1. Kemiskinan alami merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumberdaya manusia. Akibatnya, sistem produksi dalam masyarakat beroperasi tidak optimal dengan tingkat efisiensi yang rendah.

2. Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh berbagai kebijakan, peraturan, dan keputusan dalam pembangunan. Kemiskinan umumnya ditandai dengan adanya ketimpangan antara lain ketimpangan kepemilikan sumber daya, kesempatan berusaha, keterampilan, dan faktor lain yang menyebabkan perolehan pendapatan tidak seimbang dan juga mengakibatkan ketimpangan struktur sosial.

3. Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang lebih banyak disebabkan oleh sikap individu dalam masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, perilaku, atau budaya yang menjebak dirinya dalam lingkaran kemiskinan.

Kemiskinan secara konseptual dibedakan menurut kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut, dimana perbedaannya terletak pada standar penilaiannya. Kemiskinan relatif ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencapai standar kehidupan yang ditetapkan oleh masyarakat setempat sehingga proses penentuannya sangat subjektif. Mereka yang berada di bawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai miskin secara relatif. Sementara itu, kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang menggambarkan kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Ini adalah ukuran tetap, misalnya dalam bentuk kebutuhan kalori minimum ditambah komponen-komponenen non maanan yang juga sangat diperlukan untuk bertahan hidup. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang.

Forgette dan Boening (2010) mengukur ketahanan dengan cara menilai kapasitas rumah tangga dalam hal recognition, resistance, redundancy dan rapidity (4R). Recognition adalah sejauh mana rumah tangga mengenali risiko bencana alam. Resistance adalah kekuatan sistem untuk menahan kerusakan. Redundancy adalah sejauh mana kondisi struktural, lingkungan dan sosial ekonomi mampu mengganti barang pokok dan jasa (misalnya makanan, air, pasokan medis, kredit).

Rapidity adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk individu / kelompok dalam masyarakat untuk

mengakses dukungan internal dan eksternal (misalnya waktu untuk mengakses bantuan).

Keranga Model State and Transition merupakan model yang dikembangkan oleh Westoby (Akter dan Mallick, 2013) yang melihat hubungan antara kemiskinan dengan sensitivity, exposure,

response capacity, adaptive capacity dan resistance. Pertama, eksposur yang lebih besar dan

sensitivitas dikombinasikan dengan kurangnya kapasitas adaptif akan menyebabkan kerusakan yang lebih tinggi. Kedua, rumah tangga dengan ketahanan sosial-ekonomi yang tinggi lebih mampu mengatasi dampak akibat kebencanaan. Terakhir, ketidakmampuan untuk mengatasi dampak kerusakan dan kurangnya kapasitas untuk merespon dan beradaptasi akan menyebabkan seseorang menjadi miskin.

(14)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 429

METODOLOGI

Pada dasarnya, terdapat tiga jenis pendekatan studi yang mendasari suatu penelitian, meliputi pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dan pendekatan triangulasi (mixed methods). Metode pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan studi yang bersifat terukur dan mendukung penelitian kualitatif. Metode pendekatan kualitatif menggunakan pola fikir kuantitatif (mengejar yang terukur, teramati, menggunakan logika matematik, dan membuat generalisasi atas rerata); mengakomodasi deskripsi verbal menggantikan angka, atau menggabungkan olahan statistik dengan olahan verbal dengan pola fikir tetap kuantitatif.

Pendekatan studi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan triangulasi (mixed methods). Dasar pertimbangan yang digunakan adalah karena metode ini memiliki kelebihan untuk mereduksi bias yang mungkin muncul dalam suatu metode penelitian. Sumber-sumber data akan dapat dinetralkan jika menggunakan perpaduan atau kombinasi metode, atau kombinasi investigator dan sumber data yang lain. Selain itu, dengan penggunaan metode ini, penelitian dapat dilakukan dengan lebih detail namun komprehensif karena menggunakan gabungan beberapa jenis data. Metode ini bersifat developmentally, yaitu metode yang pertama digunakan bertujuan untuk membantu informasi yang didapat pada metode yang kedua sehingga dapat memperkuat argumen yang akan dijelaskan dan akhirnya dapat mengoptimalkan validitas dan reliabilitas penelitian.

Teknik sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sampling). Sampling bertujuan dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih menurut sifat spesifik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Hal ini berarti bahwa purposive sampling tidak akan dilakukan dari populasi yang belum kita kenal sifat-sifatnya, atau yang masih harus dikenal terlebih dahulu. Peneliti juga berusaha agar sampel yang dipilih merupakan wakil-wakil dari segala lapisan populasi, dan dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan peneliti. Dalam hal ini sampel akan diambil dari penduduk miskin yang berada di wilayah pesisir Kota Semarang (meliputi Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Semarang Barat).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap penduduk miskin yang berada di wilayah pesisir Kota Semarang maka dapat dikatakan bahwa berbagai upaya mitigasi yang dilakukan terhadap penduduk di wilayah pesisir yang dilakukan pemerintah berupa peningkatan infrastruktur publik seperti perbaikan perumahan, jalan, drainase dan penyediaan air bersih (Aspek Respon Capacity) yang dipadu dengan pelatihan dan sosialisasi terkait aspek kebencanaan sehingga meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap bencana ( Aspek Adaptive Capacity) maka dapat meningkatkan ketahanan masyarakat miskin akibat dampak perubahan iklim (terutama rob dan banjir). Dengan ketahanan yang tinggi maka pendapatan masyarakat di wilayah tersebut dapat dipertahankan sehingga kemiskinan dapat teratasi dengan baik. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

(15)

430 Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT WILAYAH PESISIR SEBELUM TERKENA

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM (PRE-EVENT STEADY STATE) - Penghasilan Kepala Keluarga

SENSITIVITY :

RESPONSE CAPACITY

EXPOSURE : • Jenis kelamin

• Kebutuhan bantuan

• Jarak rumah dari • Umur

• Akses terhadap pantai • Agama bantuan • Struktur Rumah ADAPTIVE CAPACITY : • Pemahaman pengetahuan kebencanaan KETAHANAN SOSIAL EKONOMI: • Kemampuan kredit • Tingkat tabungan

• Modal sosial masyarakat

• Jaring pengaman sosial

• Kerusakan fisik

• Kerusakan ekonomi

KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT WILAYAH

PESISIR SETELAH TERKENA

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM (POST- EVENT STEADY STATE) - Penghasilan Kepala Keluarga

Gambar 2. Upaya Mitigasi Guna Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Pada Kelompok Masyarakat Miskin di Wilayah Pesisir Kota Semarang

KESIMPULAN

Eksposur yang lebih besar dan sensitivitas dikombinasikan dengan tingginyaa kapasitas adaptif akan menyebabkan kerusakan akibat dapat perubahan iklim dapat dimigasi dengan baik. Rumah tangga dengan ketahanan sosial-ekonomi yang tinggi lebih mampu mengatasi dampak akibat kebencanaan karena mampu untuk mengatasi dampak kerusakan dan kemampuan kapasitas untuk merespon dan beradaptasi terhadap perubahan iklim sehingga bisa terhindar dari kemiskinan.

DAFTAR PUSTAKA

Akter, S., Mallick, B., (2013). The Poverty-Vulnerability-Resilience Nexus: Evidence From Bangladesh. Ecological Economics, 96 (2013), 114-124.

Cutter, S. L., Emrich, C. T., Webb, J. J., & Morath, D., (2009). Social Vulnerability to Climate Variability Hazards: A Review of the Literature. Final report to Oxfam America (http://adapt.oxfamamerica.org/resources/Literature_Review.pdf, diakses 11 April 2014)

Diposaptono, S., Budiman, & Firdaus, A. (2009). Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. PT. Sarana Komunikasi Utama.

(16)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) 2018 431

Forgette, R., Boening, M. V. (2010). Assessing Community Socio-Economic Resilience to Natural Disasters. SERP Research Report (url: http://www.olemiss.edu/depts/economics/serri/ serpfactsheet.pdf, diakses 12 April 2017).

Gallopi'n, G. C. (2006). Linkages Between Vulnerability, Resilience, And Adaptive Capacity. Global Environmental Change, 16, 293-30.

McKay, A. & Kedir, A. M. (2005). Chronic Poverty in Urban Ethiopia: Panel Data Evidence dalam Jurnal Internasional Planning Studies, 10 (1), 49-67.

Nawawi, H. (2002). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Nugroho & Dahuri. (2002). Pembangunan Wilayah-Perspektif Ekonomi, Sosial

dan Lingkungan. LP3ES.

Silva, J. D. (2012). A Systems Approach To Meeting The Challenges Of Urban Climate Change. International Journal of Urban Sustainable Development, 1, 1 - 21.

Sumodiningrat, G. (1999). Kemiskinan : Teori, Fakta Dan Kebijakan. IMPAC.

UN Habitat - Indonesia. (2010). Cities And Climate Change Initiative In Indonesia. UN Habitat. UNISDR . (2012). How To Make City More Resilient. United Natio.

(17)

SEMINAR NASIONAL

ASPI

Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI)

2018

PROSIDING

Disponsori Oleh:

PT. Barn Cita Laksana MAPIN FAPERTA - IPB DITSL - IPB

Diselenggarakan Oleh:

P4W - LPPM IPB Universitas Pakuan

Gambar

Gambar 2. Upaya Mitigasi Guna Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Pada Kelompok Masyarakat Miskin  di Wilayah Pesisir Kota Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum hasil penelitian menemukan tingkat kepekaan wilayah pesisir Kota Makassar terhadap pencemaran limbah padat (sampah) berada pada kategori sangat peka (Kecamatan

Penelitian bertujuan mendapatkan makna pengalaman mendalam terhadap keluarga selama merawat anggota keluarga dengan paska stroke di wilayah pesisir kota

Berikut ini merupakan peta kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terhadap resiko bencana rob dan genangan di wilayah pesisir Kota Semarang, analisis ini dilakukan

Aspek Ekonomi menjadi salah satu faktor pendukung pada Implementasi Pengelolaan wilayah Pesisir pada kawasan Pemanfaatan umum dan juga konservasi Kota Semarang

Penelitian bertujuan mendapatkan makna pengalaman mendalam terhadap keluarga selama merawat anggota keluarga dengan paska stroke di wilayah pesisir kota

Aspek Ekonomi menjadi salah satu faktor pendukung pada Implementasi Pengelolaan wilayah Pesisir pada kawasan Pemanfaatan umum dan juga konservasi Kota Semarang

Sudah menjadi rahasia umum pada masyarakat bahwa, kebanyakan perencanaan wilayah dan kota yang disusun oleh kita semua tidak berada dalam konteks

Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik wilayah pesisir kota manado dan untuk mengetahui konsep rencana zonasi berbasis mitigasi bencana