• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan Sekretariat TNP2K dalam Pelaksanaan Program Indonesia Pintar 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dukungan Sekretariat TNP2K dalam Pelaksanaan Program Indonesia Pintar 2016"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Dukungan Sekretariat TNP2K dalam Pelaksanaan

Program Indonesia Pintar 2016

Workshop Pendataan dan Validasi Data PIP SD 2016 Kemendikbud Bogor dan Puncak, 22 & 28 Juni, dan 19 Juli 2016

(2)

GAMBARAN UMUM

(3)

ANGGARAN DAN PAGU/KUOTA

PENERIMA KIP 2015 & 2016

(4)

4

Dinas

Pendidikan/Kankemenag Kab/Kota dan Provinsi

Menyerahkan Rekap Kab/Kota ke masing – masing pelaksana Progam Indonesia Pintar di tingkat

Nasional

Sekolah/Madrasah/Lembaga Pendidikan lainnya mengumpulkan Rekap Kartu. Nama dan Informasi Anak/Siswa dicatat

dalam Aplikasi Elektronik PIP (Dapodik di Kemendikbud atau EMIS di

Kemenag)

Kemendikbud & Kemenag

Menetapkan penerima Program Indonesia Pintar masing –

masing Kab/Kota

Jasa Pengiriman

Jasa pengiriman mendistribusikan Kartu ke Keluarga Sasaran

Anak sekolah dan tidak sekolah / orang tua membawa

KPS/KKS & KIP plus bukti tambahan ke Sekolah/Madrasah/Lembaga Pendidikan lainnya

tempat anak/siswa terdaftar

Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) & KIP

Data Anak Calon Penerima KIP*

Nama dan Alamat Anak Calon Penerima PIP/KIP

* Data Anak Calon Penerima KIP terdiri dari data anak usia 6 – 21 tahun di Basis Data Terpadu (BDT) 2015, data anak penerima PIP 2015

dari keluarga KPS/KKS, data siswa dari keluarga PKH, data santri di Pontren, siswa sekolah teologi dan siswa di Panti Asuhan/Sosial

MEKANISME PROGRAM INDONESIA PINTAR

(5)

SUMBER DATA DAN PAGU NASIONAL

PENERIMA KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) 2016

19.547.510 Anak

ANAK USIA SEKOLAH dari Penerima KKS

(usia 6 – 21 tahun bersekolah dan tidak bersekolah)

Penerima PIP 2015

Kemendikbud & Kemenag (dari keluarga KKS)

Anak dari Keluarga PKH

Kemensos Anak dari

Panti Asuhan/ Sosial (Kemensos) Santri dari Pondok Pesantren (Kemenag) Penerima PIP 2015 FUS/FUM Kemendikbud-Kemenag Siswa Sekolah Keagamaan Kristen dan Katolik (Kemenag) PMKS Lainnya (Kemensos , Kemenaker, etc)

(6)

DUKUNGAN SEKRETARIAT TNP2K DALAM

(7)

DATA TERPADU

PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

(8)

8 8

Jumlah Rumah Tangga (RT)

25.771.493

Jumlah Keluarga (KK)

27.046.374

PEMANFAATAN DATA TERPADU

PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

Jumlah Penduduk

93.026.921 Jiwa

Data Terpadu Berisi Kelompok Masyarakat 40 % Status Sosial Ekonomi Terendah

GARIS KEMISKINAN (Sep 2015) PENERIMA KPS/KKS/ KIP/Rastra 11,13 % 40% 25% Inclusion Error Exclusion Error PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) JKN 35% PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) 8% DATA TERPADU*

(9)

• PKH

• Raskin

• Jamkesmas

• Asuransi kesehatan lain

• Jamsostek

KKS

KIP

BPJS/KIS

Kepesertaan Program

KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

DATA TERPADU

PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

• Nama Kepala RTS • Alamat/SLS • Desa • Kecamatan • Kabupaten/Kota • Provinsi • Jumlah Anggota RTS Identitas RTS • Nama anggota RTS • Hubungan dengan Kepala RTS • Jenis kelamin • Umur • Status perkawinan • Kepemilikan kartu ID • No. Induk Kependudukan (NIK) Akte/Buku Nikah Akte Cerai Akte Kelahhiran Demografi • Kegiatan bekerja • Lapangan kerja • Status/kedudukan pekerjaan

Usaha Mikro Kecil (UMK): pemilik usaha, jenis usaha, jumlah tenaga kerja, omset.

Ketenagakerjaan

• Status penguasaan bangunan tempat tinggal

• Luas lantai

• Luas bangunan

• Jenis lantai

• Jenis dinding

• Jenis atap

• Sumber air minum

• Cara memperoleh air minum

• Sumber penerangan

• Kelas daya listrik terpasang

• Bahan bakar untuk memasak

• Tempat buang air besar

• TPA tinja

Kamar tidur

Perumahan

• Jenis cacat

• Penyakit kronis menahun

• Status kehamilan wanita

Penggunaan alat/ cara KB Kesehatan • Partisipasi sekolah • Status sekolah • Kelas/jenjang tertinggi • Ijazah tertinggi Pendidikan • Mobil • Sepeda Motor • Perahu Motor • Kapal Motor • Sepeda • Perahu • Lemari es • Tabung gas • Penguasaan lahan Kepemilikan ternak Emas HP TV Kepemilikan Aset

(10)

10 10

KARAKTERISTIK ANGGOTA RUMAH TANGGA

DATA TERPADU

(11)

DATA ANAK USIA SEKOLAH 6-21 TAHUN

(12)

DATA ANAK USIA SEKOLAH 6-21 TAHUN

STATUS PENDIDIKAN: BELUM/TIDAK PERNAH BERSEKOLAH

(PERSENTIL KESEJAHTERAAN 20, 25 dan 40)

Sumber: Data Terpadu 2015

20%

25%

40%

1 7-12 tahun

663,706

755,350

917,043

2 13-15 tahun

57,073

62,558

71,865

3 16-18 tahun

56,909

62,302

71,504

4 19-21 tahun

56,813

62,400

72,706

834,501

942,610

1,133,118

Total Belum Bersekolah

Belum Bersekolah

Usia Anak

No

(13)

KRITERIA DATA ANAK USIA SEKOLAH

CALON PENERIMA KIP 2016

SUMBER: DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN

No Kriteria Data Anak Keterangan

1. Persentil Kesejahteraan Antara 20 % - 25 %

(dari keluarga penerima KKS) 2. Status Pendidikan Anak Berdasarkan

status per 2015 3. Usia Anak Bersekolah (In School) 6 – 21 tahun 4. Usia Anak Tidak Sekolah (Out of School) 8 – 21 tahun *

5. Total Data Anak calon Penerima KIP dari BDT tergantung ketersediaan pagu/kuota penerima PIP 2016

* Untuk data Anak Tidak Sekolah/ATS (out of school) dihitung jumlah anak yang usia 8 atau 9 – 21 tahun. Jika kuota/pagu penerima KIP 2016 tidak cukup, maka prioritas diberikan kepada anak usia 6 – 21 tahun yang bersekolah dan untuk anak tidak bersekolah dimana kelompok usianya menyesuaikan ketersediaan pagu

(14)

JUMLAH DATA CALON PENERIMA KIP 2016

KEMENDIKBUD TAHAP 1

Sumber

Data Keterangan K/L Penyedia Data Jumlah Anak

1 Data Cetak KIP 2014 Kemendikbud 110,460

2 Data Cetak KIP 2016 Kemendikbud 1,336,699

3 Data Anak PKH (Kemensos) Kemensos 2,545,536

4 Data Anak di Panti Asuhan

(Kemendikbud)

Kemendikbud

25,888

5

Data Terpadu Program

Penanganan Fakir Miskin/BDT 2015

TNP2K 13,908,725

Total 17,927,308

(15)

JUMLAH DATA CALON PENERIMA KIP 2016

KEMENDIKBUD TAHAP 2

(16)

PEMANFAATAN DATA TERPADU SEBAGAI BASIS

DATA

PENERIMA KIP 2016 KEMENDIKBUD

(17)

PEMANFAATAN DATA TERPADU

SEBAGAI REKOMENDASI

DATA CALON PENERIMA KIP 2016 (1)

No.

Data Terpadu Pemanfaatan Data Terpadu untuk KIP

Tahapan pemberian data Jumlah

1. Tahap 1 17.927.308 14.171.031

2. Tahap 2 (Data Tambahan) 5.000.000 Dalam proses untuk mendapatkan masukan

lebih lanjut

1. Data Terpadu untuk KIP 2016 disampaikan kepada Kemendikbud pada Feb 2016 sebanyak 17,9 juta anak.

2. Kemendikbud melakukan pemeriksaan terhadap 17.9 juta data tersebut dan setelah diperiksa dihasilkan 14. 1 juta sebagai data tahap 1 keperluan cetak KIP 2016.

3. Kemendikbud memberikan Data Terpadu yang dipergunakan untuk cetak KIP 2016 (sebanyak 14 juta data) kepada Sekretariat TNP2K (pada Mei 2016) sebagai masukan pemanfaatan Data Terpadu yang diberikan.

4. Data Terpadu tambahan (tahap 2) kembali diberikan kepada Kemendikbud pada April 2016 untuk memenuhi kuota cetak penerima KIP 2016 sebanyak 17.9 juta anak

(18)

18

PEMANFAATAN DATA TERPADU

SEBAGAI REKOMENDASI

DATA CALON PENERIMA KIP 2016 (2)

5. TNP2K melakukan proses matching/pemadanan Data Terpadu untuk cetak dari Kemendikbud (data sebanyak 14.1 juta) dengan Data Terpadu tahap 1 yang diberikan kepada Kemendikbud (17.9 juta)

6. Dari 17.9 juta data awal yang diberikan, yang kemudian dicetak adalah sebanyak 14.1 juta;  Dari 14.1 juta yang dicetak, setelah dilakukan proses matching/pemadanan (oleh TNP2K) sebanyak 13.5

juta data cetak tersebut match/padan dan sisanya (sebanyak 572.057 data anak) tidak padan/match

(19)

PEMANFAATAN DATA TERPADU TAHAP 1

Data Padan/Match berdasarkan

Status Bersekolah Penerima KIP 2016

(20)

PENJANGKAUAN ANAK TIDAK SEKOLAH

PENERIMA KIP 2016

(21)

MENDORONG UPAYA PENJANGKAUAN

ANAK TIDAK SEKOLAH MELALUI PIP/KIP (1)

• Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan penyempurnaan dari

Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang memberikan bantuan tunai kepada anak usia sekolah (6-21 tahun) untuk menjamin keberlanjutan sekolah.

• Pemerintah berkomitmen memperluas cakupan penerima manfaat PIP dari 11,1 juta anak usia sekolah di tahun 2014 menjadi sekitar 19,5 juta anak (usia 6-21 tahun) di tahun 2016. Sebagian dialokasikan bagi anak tidak sekolah.

• Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan sebagai penanda kepada anak usia sekolah baik yang bersekolah maupun tidak sekolah, untuk

mendapatkan manfaat PIP (khusus 2015 manfaat PIP diterimakan tanpa KIP).

(22)

22

MENDORONG UPAYA PENJANGKAUAN

ANAK TIDAK SEKOLAH MELALUI PIP/KIP (2)

• Manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) hanya dapat diberikan bila anak penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) terdaftar di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar (Kejar Paket A/B/C) atau Lembaga Pelatihan/Kursus yang disepakati.

• Bagi anak usia sekolah yang tidak lagi bersekolah tetapi mempunyai KIP berhak untuk mendapatkan manfaat PIP berupa bantuan tunai, apabila anak yang bersangkutan mendaftarkan dirinya ke lembaga pendidikan baik formal dan non formal (dibawah Kemendikbud dan Kemenag)

(23)

MENDORONG UPAYA PENJANGKAUAN

ANAK TIDAK SEKOLAH MELALUI PIP/KIP (3)

Untuk mendukung komitmen pemerintah dalam menjangkau anak tidak sekolah, Sekretariat TNP2K telah melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif (3 Kab/Kota) & uji petik (7 Kab/Kota) tentang fenomena anak tidak sekolah.

2. Pemanfaatan informasi data anak tidak sekolah yang ada di dalam Data Terpadu untuk menjadi penerima KIP di 2016.

3. Lokakarya teknis dan koordinasi persiapan pelaksanaan Program Indonesia Pintar 2016 (termasuk usulan penjangkauan Anak Tidak Sekolah melalui PIP/KIP).

4. Kunjungan lapangan ke 3 Kab/Kota untuk mengidentifikasi kesiapan pemerintah daerah dalam menjangkau anak tidak sekolah melalui PIP/KIP bersama dengan Kemendikbud, Kemenag, dan Kemenko PMK

(24)

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

DI TIGA WILAYAH (1)

• LOKASI KUNJUNGAN:

• PERIODE KUNJUNGAN:

24

1. KAB. BOGOR

2. KAB. GUNUNG KIDUL

3. KOTA SURABAYA

(25)

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

DI TIGA WILAYAH (2)

• PESERTA:

• INISIATIF DAERAH UNTUK PENDIDIKAN

• KEMENDIKBUD, KEMENAG, KEMENKO PMK, TNP2K

• DINAS PENDIDIKAN KAB/KOTA, KANKEMENAG, BAPPEDA, DINSOS,

KESRA, SEKOLAH/MADRASAH, PENGELOLA PKBM, PENDAMPING PROGRAM.

• KAB. BOGOR: GERAKAN DESA MENGAJAR, PEMBENTUKAN TIM

SATGAS

• KAB. GUNUNG KIDUL: TKPK DESA UNTUK VERIFIKASI DATA

• KOTA SURABAYA: SIMPROLAMAS, MITRA WARGA, CAMPUS SOCIAL

(26)

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

DI TIGA WILAYAH (3)

IDENTIFIKASI PERSOALAN UMUM

26

SOSIALISASI PROGRAM

PENDISTRIBUSIAN KIP

PENCAIRAN DANA

KETEPATAN SASARAN

PENGEMBALIAN ANAK PUTUS SEKOLAH

1

2

3

4

(27)

HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

(28)

28

USULAN RENCANA TINDAK LANJUT DAN

KOMITMEN AWAL DALAM

PENJANGKAUAN ATS PENERIMA KIP 2016

No Wilayah

Kunjungan

Usulan Rencana Tindak Lanjut dan Komitmen Awal Usulan Rencana

Waktu

1. Kabupaten Bogor

1. Teridentifikasinya daerah potensial untuk uji coba penjangkauan ATS penerima KIP di kab Bogor (Kecamatan Sukamakmur)

2. Bappeda bersedia menjadi leading sector untuk proses uji coba penjangkauan ATS penerima KIP 2016 (dan akan melibatkan pemangku lintas sector)

3. Pemerintah Kab Bogor (Bappeda, Dnas Pendidikan dan KanKemenag) bersedia melakukan identifikasi kesiapan fasilitas pendidikan (formal maupuan non formal) yang aktif dan berpotensi menjadi rujukan bagi ATS untuk kembali ke sekolah

Juni – Juli 2016 dan selama pelaksanaan PIP 2. Kota Surabaya 1. Pemkot Surabaya berkeinginan untuk membantu proses penjangkauan ATS

penerima KIP melalui pemeriksaan data anak penerima KIP di Kota Surabaya dengan basis data yang ada di Pemkot (dalam aplikasi SIMPROLAMAS) 2. Pemkot juga bersedia untuk membantu proses sosialisasi pelaksanaan PIP

2016 dan distribusi KIP selama Pemkot bisa mendapatkan informasi resmi terkait proses distribusi KIP (termasuk data anak penerima KIP) dan informasi terkait mekanisme pelaksanaan program.

3. Kabupaten Gunung Kidul

1. Pemkab Gunung Kidul bersedia membantu sosialisasi dan membuat surat edaran selama ada rujukan dari pemerintah pusat yang jelas.

2. Pemkab bersedia memanfaatkan TKPKDesa untuk membantu proses verifikasi data anak penerima KIP di Gn. Kidul selama mendapat daftar penerima

(29)

USULAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT

PELAKSANAAN PIP 2016

(TERMASUK UPAYA PENJANGKAUAN ATS PENERIMA KIP 2016)

No Keterangan Rekomendasi Tindak Lanjut Usulan Kegiatan

1. Pelaksanaan PIP (termasuk

Distribusi KIP 2016)

• Memastikan pemberian informasi (sosialisasi) yang memadai terkait distribusi KIP serta pelaksanaan PIP 2016 terutama kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah

• Sosialisasi di media (iklan di koran, radio, TV dll)

• Surat Edaran resmi kepada Pemerintah Kab/Kota untuk

membantu proses sosialisasi PIP serta distribusi KIP kepada

masyarakat dan keluarga 2. Penjangkauan

Anak Tidak

Sekolah Penerima KIP 2016

• Berkoordinasi dengan pemerintah daerah lintas sektor (termasuk dengan pendamping atau unsur dari program lain) untuk membantu proses

identifikasi anak tidak sekolah penerima KIP dan merujuk ATS kembali ke Sekolah

• Mengidentifikasi kesiapan fasilitasi pendidikan (formal dan non-formal) dalam menerima kembali ATS pemegang KIP yang ingin kembali

bersekolah

• Identifikasi sumber-sumber daya (baik

pendanaan maupun program) yang berpotensi untuk dapat mendukung penjangkauan dan pengembalian ATS pemegang KIP ke sekolah

• Pembentukan tim lintas sektor di daerah untuk membantu proses identifikasi, penjangkauan dan pengembalian ATS pemegang KIP ke sekolah

(30)

30

USULAN TAHAPAN KEGIATAN

PENJANGKAUAN ANAK TIDAK SEKOLAH MELALUI

PROGRAM INDONESIA PINTAR

1. PROSES PENJARINGAN

1.Identifikasi ATS oleh Kecamatan/Kelurahan mengacu pada pre-list anak tidak sekolah penerima KIP di Kec/Kel terpilih, yang disediakan

2.Kecamatan/Kelurahan melakukan verifikasi ATS penerima KIP dan melakukan identifikasi minat ATS untuk kembali ke lembaga pendidikan

3.Kecamatan/kelurahan memberikan sosialisasi mengenai KIP/PIP & pemanfaatan beserta daftar lembaga pendidikan yang telah direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan/Kankemenag

4.Kecamatan/Kelurahan menyusun daftar ATS penerima KIP yang berpotensi untuk kembali ke lembaga pendidikan

5.Lembaga Pendidikan mengirimkan daftar ATS penerima KIP yang kembali ke sekolah (melalui aplikasi elektronik baik di Dapodik/EMIS) - dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan/Kankemenag - untuk ditindak lanjuti

(31)

USULAN TAHAPAN KEGIATAN

PENJANGKAUAN ANAK TIDAK SEKOLAH MELALUI

PROGRAM INDONESIA PINTAR

2. PROSES PENJANGKAUAN

1. Dinas Pendidikan/Kankemenag melakukan identifikasi & menyusun daftar fasilitas pendidikan (lembaga pendidikan formal & non formal) yang aktif dan bisa dijadikan rujukan bagi ATS penerima KIP kembali ke sekolah - menurut Kecamatan/Kelurahan

2. Dinas Pendidikan/Kankemenag bersama dengan lembaga pendidikan menyusun program antara/bridging bagi ATS yang akan masuk ke lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan formal

3. Dinas Pendidikan/Kankemenag melakukan pendampingan/penyuluhan bersama aparat Kecamatan/Kelurahan kepada rumah tangga dengan ATS sekaligus mendistribusikan lembar pengantar “Kembali ke

(32)

32

USULAN TAHAPAN KEGIATAN

PENJANGKAUAN ANAK TIDAK SEKOLAH MELALUI

PROGRAM INDONESIA PINTAR

3. PROSES PENGEMBALIAN

1. Pelibatan ATS dalam program antara/bridging, terutama

bagi ATS penerima KIP yang kembali ke lembaga

pendidikan formal

2. Pendampingan terhadap ATS yang telah kembali

bersekolah

(33)

PRINSIP DALAM PENJANGKAUAN

ANAK TIDAK SEKOLAH

 Keleluasaan  setelah mendapat surat/informasi untuk kembali bersekolah, anak bebas memilih untuk kembali ke sekolah, lembaga pelatihan atau bekerja (self-registration)

 Kepastian terdapat kepastian penerimaan dari sekolah/madrasah maupun lembaga non formal (kursus, pelatihan, paket dll) ketika anak memilih untuk kembali ke lembaga pendidikan

 Keterbukaan  terdapat sebuah mekanisme penyaluran informasi dan pengaduan

 Koordinatif  Penanganan anak luar sekolah harus dilakukan bekerjasama dengan kementerian/dinas terkait lainnya (contoh Kemenaker, Kemenperin dll)

(34)

KONFIRMASI PENERIMAAN KIP DAN

(35)

KONFIRMASI PENERIMAAN KIP VIA SMS

(Update: 10 Juni 2016)

No SMS Konfirmasi Jumlah SMS

Konfirmasi

Jumlah SMS Konfirmasi Status Penerima KIP

Tidak Sekolah

(36)

36

KONFIRMASI PENERIMAAN KIP VIA SMS

Berdasarkan Provinsi Pengirim SMS (1)

(37)

KONFIRMASI PENERIMAAN KIP VIA SMS

Berdasarkan Provinsi Pengirim SMS (2)

(38)

38

KONFIRMASI PENERIMAAN KIP VIA SMS

Berdasarkan Provinsi Pengirim SMS (3)

Update: 10 Juni 2016

(39)

KONFIRMASI PENERIMAAN KIP VIA SMS

Berdasarkan Provinsi Terbanyak Pengirim SMS

Update: 10 Juni 2016

PROVINSI

KONFIRMASI

TIDAK

SEKOLAH

JAWA TENGAH

2341

70

DKI JAKARTA

988

177

JAWA BARAT

428

27

ACEH

226

25

RIAU

123

23

(40)

40

STATUS PENANGANAN PENGADUAN PIP 2016

KEMENDIKBUD

Update: 10 Juni 2016

(41)

PENGADUAN TERKAIT

PENERIMAAN KIP (1)

Ragam pengaduan menjelaskan :

Keterangan yang dicetak salah (nama salah, nama ortu salah,

jenis kelamin salah, alamat salah, dll)

Dalam satu keluarga penerima KPS/PKH dan pemilik KKS, tidak

semua ART 6-21 tahun menerima KIP

Penerima sudah meninggal

(42)

42

PENGADUAN TERKAIT

PENERIMAAN KIP (2)

Ragam pengaduan juga banyak bersifat pertanyaan, protes dan

beragam keinginan seperti :

• Pertanyaan mekanisme pelaporan dan pencairan dana

• Keinginan mendapatkan nomor rekening virtual

• Info bahwa pihak sekolah tidak mengetahui sehingga tidak bisa

memberikan informasi

• Protes guru karena info mekanisme terlambat dan usulan untuk

hanya melibatkan sekolah untuk penyaluran KIP

(43)

PENGADUAN TERKAIT

PENERIMAAN KIP (3)

• Pengaduan juga menjadi media pengaduan dan permintaan untuk mendapatkan KIP

• Laporan Kepala Desa atau RW/RT tentang kebutuhan KIP bagi warganya

• Pertanyaan terkait bolehkah yang dapat KJP juga dapat KIP?

• Apakah masih berlaku untuk dicairkan oleh penerima KIP yang sudah mahasiswa?

• Berkesan mereka sedang menulis surat untuk Pak Jokowi atau Mendikbud

• Pertanyaan tentang pencairan karena ada dorongan untuk: Cairkan Segera (seperti yang tercantum di dalam Lembar Pengantar KIP)

(44)
(45)
(46)

46

REVISI

LEMBAR PENGANTAR KIP

Penambahan informasi SMS Konfirmasi Penerimaan KIP melalui no SMS Pengaduan PIP (0857-7529-5050 dan 0857-7529-5151) dengan format:

(47)

REVISI

DESAIN KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)

Perubahan pada informasi Syarat dan Ketentuan penggunaan KIP di halaman belakang kartu:

(48)

48

PENGADUAN DAN KONFIRMASI PENERIMA

KARTU INDONESIA PINTAR/KIP

(49)

VARIABEL DALAM DATA TERPADU

CALON PENERIMA KIP 2016

[Provinsi] [Kabupaten] [Kecamatan] [Desa] [NamaSiswa] [Alamat] [TanggalLahir] [BulanLahir] [TahunLahir] [NISN] [JenisKelamin] [NamaIbu/Wali] [NamaAyah/Wali] [NamaSesuaiBDT] [KodeProvinsi] [KodeKabupaten] [KodeKecamatan] [KodeDesa] [KodeWilayah] [KodeKeluarga]* [KodeIndividu]* [KodeKeluargaBDT] [KodeIndividuBDT] [UrutanKeluarga] [Sekolah] [SumberData] [MasterLokasi] [JenjangPendidikanTerakhir] [KelasTerakhir]

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa bencana alam dapat terjadi kapan saja yang dapat merugikan jiwa maupun harta benda. Risiko bencana yang timbul karena kurangnya kesadaran dan kesiapsiagaan

diukur adalah sebagai berikut: Larutan stok orthofenantrolin diambil sebanyak 0,5 ml dan ditempatkan dalam labu takar 5,0 ml, kemudian ditambah 0,5 ml Larutan stok

Didapatkan nilai kerapatan alur sungai sebesar 0,500 km/km 2 , dengan kata lain DAS memiliki tingkat kerapatan sedang dimana alur sungai melewati batuan dengan

Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengingatkan kembali para dokter umum dan spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher mengenai kasus TBC hidung primer

Peneliti juga melihat bahwa kajian mengenai analsisis kosakata gender dalam QS al- Nisa>’ dengan analisis leksikologi sangat luas, namun penulis mengharapkan ada

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hasil nilai p = 0,002 < 0,05, yang artinya jika p EHUDUWL+RGLWRODN+ĮGLWHULPDEHUDUWLPH - nyatakan bahwa “Ada Hubungan Luka Tingkat

3 18:45-19:00 ƒ Pengumpulan jawaban test observasi bersama (ke JI) ƒ Penjelasan ronde pengolahan data dan observasi ƒ Pembagian soal test olah data (JI+Guru Pengawas) 4 19:00

Adapun teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah dengan menggunakan studi literatur, sebagai suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data- data yang relevan