• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGKAN IMAJINASI ANAK, MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGEMBANGKAN IMAJINASI ANAK, MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

61

MENGEMBANGKAN IMAJINASI ANAK, MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

NASRIAH DAN DEDI HUSRIZAL SYAH Dosen Universitas Negeri Medan

Email : nasriahcut@yahoo.co.id ABSTRAK

Imajinasi atau daya pikir kreatif diartikan sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Imajinasi merupakan suatu bentuk pikiran atau ingatan yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan secara formal Imajinasi merupakan potensi untuk mengembangkan kecerdasan dan ketrampilan juga kreativitas anak dimasa yang akan datang. Imajinasi anak berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan intelektualnya sehingga anak dapat berkreatifitas dengan baik. Berdasarkan permasalahan di atas berbagai cara yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan berimajinasi anak usia dini, salah satunya adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan lingkunngan sekitar sekolah sebagai sumber belajar wawasan anak akan semakin luas, karena banyak hal yang dapat dilihat anak secara langsung seperti tumbuhan- tumbuhan, binatang, dan sebagainya. Sehingga jika anak disuruh menuliskan atau menggambarkan hal-hal yang baru dilihatnya, anak akan lebih mudah melakukannya. Maka pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dapat membantu mengembangan kemampuan imajinatif anak.

Kata Kunci : Imajinasi Anak, Pemamfaatan Lingkungan PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Penyelenggaraan Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya membantu anak mengembangkan berbagai aspek perkembangan, dan salah satunya adalah perkembangan kognitif. Didalam perkembangan kognitif ditemukan suatu kemampuan yaitu kemampuan berimajinasi. Imajinasi ini

merupakan salah satu daya pikir untuk dapat mewujudkan dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan imajinatif yang ada disetiap individu itu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Dari pendidikan yang diberikan disekolah maka imajinasi anak akan dapat terlihat dan harus dipupuk sejak dini agar anak dapat mewujudkan dirinya yang sebenarnya.

Mewujudkan diri adalah salah satu usaha pendidik dalam mengembangkan kemampuan imajinasi anak. Dimana ketika pendidik meminta anak untuk melihat berbagai benda atau pemandangan di sekelilingnya dengan sungguh-sungguh, pendidik akan mengetahui bahwa pada saat itu

(2)

62 imajinasi anak sedang bekerja keras

luar biasa. Hal ini di karenakan oleh stimulus yang diberikan visualnya. Kinerja imajinasi yang sungguh-sungguh atas stimulus visualisai inilah yang melahirkan pikiran kreatif pada setiap orang. Dari pemikiran kreatif inilah, lahir berbagai penemuan baru hasil rekayasa imajinasi dan mata pikiran.

Imajinasi atau daya pikir kreatif diartikan sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Imajinasi ini merupakan suatu bentuk pikiran atau ingatan yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan secara formal. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (dalam Rachmawati, Kurniati 2010: 54), Imajinasi merupakan daya pikir untuk membayangkan (diangan-angan) atau menciptakan gambar-gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian, dan berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Dengan demikian imajinasi tersebut dapat dikatakan bahwasanya merupakan daya pikir pada anak untuk melakukan suatu kegiatan melalui hasil pemikirannya sendiri.

Berdasarkan pengamatan sebagai pengelola Paud menemukan sebagian besar anak dikelas menunjukkan kemampuan imajinasinya masih rendah. Dapat dilihat salah satunya adalah pada saat anak melakukan kegiatan menggambar bebas. Di dalam menggambar bebas kebanyakkan

anak kurang memahami dalam penyesuaian bentuk benda pada gambar yang dibuat oleh anak. Karena pendidik belum mengenalkan benda tersebut secara langsung kepada anak, sehingga anak kurang mengerti dalam menggambar sesuai dengan bentuk yang sebenarnya. Seperti pada saat menggambar pohon, diantara mereka banyak menggambarkan pohon dengan bentuk batang persegi empat dan tidak bercabang sehingga tidak sesuai dengan bentuk sebenarnya. Kegiatan pembelajaran tersebut yang dilakukan masih sangat minim dalam berusaha mewujudkan kemampuan berimajinasi pada anak. Selanjutnya masih ada factor lain lagi yang menyebabkan kurangnya imajinasi anak,seperti :a) Kurangnya penekanan guru tentang pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar, b) Kurangnya guru dalam menggunakan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar sekolah, c) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru hanya menulis, berhitung dan mewarnai saja, sehingga menghambat perkembangan kemampuan imajinasi anak, d) Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar pada anak usia dini masih kurang bervariasi.

Berdasarkan permasalahan di atas berbagai cara yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan berimajinasi anak usia dini, salah satunya adalah dengan

(3)

63 memanfaatkan lingkungan sekitar

sekolah sebagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan lingkunngan sekitar sekolah sebagai sumber belajar wawasan anak akan semakin luas, karena banyak hal yang dapat dilihat anak secara langsung seperti tumbuhan- tumbuhan, binatang, dan sebagainya. Sehingga jika anak disuruh menuliskan atau menggambarkan hal-hal yang baru dilihatnya, anak akan lebih mudah melakukannya. Maka pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah dapat membantu mengembangan kemampuan imajinatif anak.

Guru merupakan salah satu sumber belajar bagi anak dan apa yang diarahkan guru kepada anak, anak akan mengikutinya dengan baik dan sangat menyenangkan. Pembelajaran akan dapat mengembangkan kemampuan imajinasi anak jika anak dihadapkan pada hal-hal yang konkret ataupun nyata, seperti dengan membawa anak langsung ke lingkungan sekitar sekolah. Dengan anak melihat benda disekitar sekolah anak akan dapat melakukan dan mengembangkan kemampuan imajinasinya dengan baik.

Menurut Blocher (dalam Mariyana, dkk 2010: 17), Lingkungan Belajar ini merupakan suatu konteks fisik,sosial, dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak belajar dan memperoleh perilaku baru. Lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar memiliki kualitas

tinggi sehingga dengan mudah menarik perhatian anak untuk memasukinya. Oleh karena itu lingkungan sekitar sekolah sangat penting bagi anak dalam mengembangkan semua aspek perkembangannya salah satunya adalah perkembangan kemampuan berimajinasi pada anak. Dengan pembelajaran yang konkrit daya pikir dan daya ingat anak akan kuat dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa-biasa saja dilakukan guru kesehariannya di dalam kelas. Berdasarkan uraian diatas, maka pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan Imajinasinya,

KONSEP IMAJINASI

Imajinasi merupakan kemampuan berpikir seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas luasnya, dalam merespon suatu stimulasi. Kemampuan ini sangat berguna untukmengembangkan kreativitas anak. Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari- hari. Sehubungan dengan pengertian imajinasi Beaty (dalam Rachmawati, Kurniati 2010: 53) mendefenisikan bahwa Imajinasi adalah kemampuan untuk merespon atau melakukan fantasi yang mereka buat. Selanjutnya Pasiak (dalam Wahyudin, Agustin 2011: 39) bahwa kemampuan imajinasi anak terefleksi dalam aktivitas berupa tampak

(4)

64 bahwa anak meniru gaya dan

gerakkan kapal udara dengan menggunakan kedua tangannya, yaitu berdiri, direntangkan, dan berlari (merupakan ekspresi dari kapal bersiap- siap, take off dan terbang mengudara). Dengan demikian anak sudah memiliki imajinasi tentang proses mekanisasi yang terjadi pada sebuah pesawat terbang. Kondisi tersebut tentunya akan membantu mengembangkan kreativitas khususnya terkait dengan kemampuan menggunakan belahan otak kanan pada fungsi berpikir diverjen. Selanjutnya Kieran Egan (2009: 282) mengemukakan bahwa imajinasi adalah inti dari semua pengalaman pendidikan yang sebenarnya: bukan sesuatu yang terpisah dari “dasar-dasar” atau pemikiran berdisiplin atau pencarian rasional, tetapi merupakan kualitas yang dapat member mereka kehidupan dan makna: bukan merupakan sesuatu yang dimiliki dengan tepat oleh seni, tetapi merupakan pusat progmatis dari semua pemikiran manusia yang efektif.

Dari beberapa pendapat teori diatas dapat disimpulkan bahwa Imajinasi merupakan potensi untuk mengembangkan kecerdasan dan ketrampilan juga kreativitas anak dimasa yang akan datang. Imajinasi anak berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan intelektualnya sehingga anak dapat berkreatifitas dengan baik. Kemampuan imajinasi anak akan tampak seperti apa yang dilihat

anak, anak akan melakukannya secara murni dari benaknya, misalnya meniru gerakkan kapal terbang. Dan di dalam kehidupan sehari- hari, baik dirumah maupun disekolah benda yang sederhana juga dapat dijadikan alat bagi anak untuk berimajinasi. Sebagai contoh misalnya sapu, sapu dapat anak gunakan sesuai fungsi yang sebenarnya yaitu untuk membersihkan debu dan untuk fungsi yang lainnya. Demikian juga benda-benda yang lain, imajinasi akan membuat sesuatu yang “ tidak mungkin “ menjadi “ mungkin “ MANFAAT IMAJINASI PADA ANAK

Imajinasi anak berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya kretivitas dalam diri anak. Imajinasi sangat besar manfaatnya bagi perkembangan kepribadian anak usia dini sehubungan dengan hal ini Smilansky (dalam Beaty 2010: 54) mengemukakan Imajinasi merupakan salah satu hal yang efektif untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan terutama kreativitas anak. Cara guru mengajar dan mendidik siswanya dengan mengebaikan perkembangan imajinasi dan kreatifitas anak justru telah membuat gembok dalam otak belahan kanan anak-anak. Gembok itu harus segera di buka sehingga perkembangan otak kanan anak Indonesia bias seimbang dengan otak kirinya. Cara untuk membuka gembok itu antara lain : dengan

(5)

65 memberika latihan kepada anak

lewat kegiatan pengamatan, interpretasi, ramalan, dan eksperimen atau penerapan reori.

Sudarna (2014 :107) menyatakan fungsi belahan otak kanan adalah berpikir divergen yang menuntut lebih dari satu jawaban benar terhadap masalah multi dimensial, sementara fungsi belahan otak kiri lebih banya merespon hal bersfat linier, logis dan teratur. Selanjutnya Singer ( dalam Beaty 2010: 54 ) bahwa berimajinasi sangat esensial dalam pengembangan kemampuan intelektual dan bahasa. Anak mengingat ide dan kata yang telah mereka alami karena mereka dapat menggabungkan ide dengan gambaran dalam pikiran mereka. Menyadur pendapat Nia (dalam http : //www .niahidayati. net/2010/01/21) Manfaat imajinasi bagi perkembangan dan kepribadian anak adalah:

1) Terampilan berkomunikasi dan bersosialisasi. Menurut Dorothy Singer, seorang professor psikologi dari Yale University, anak anak yang aktif berimajinasi cenderung lebih cerdas dan mudah bersosialisasi saat berada disekolah. Dengan berimajinasi, anak melibatkan kapasitas otaknya sehingga kecerdasan otak lebih terasah. Semua ini bisa membuat anak lebih mudah memecahakan suatu persoalan karena ia akan memilikisudut pandang yang berbeda atas suatu masalah berdasarkan pengalaman dan kemampuan imajinatifnya. 2) Mahir menganalisa, aktif dan

berpikir kreatif. Dapat dikatakan, imajinasi membuat anak lebih kreatif dalam berpikir dan bertindak. Ia akan mencoba menganalisa sesuatu dengan kemampuan imajinatifnya itu, menuntun dan menurutnya dengan logika apa saja yang bisa dan mungkin terjadi. Dimasa depan, kemampuan ini sangat membantu karena permasalahan hidup akan semakin kompleks dan heterogen, 3) Memunculkan bakat anak. Dengan berimajinasi, anak dapat menggali, mengangkat dan memunculkan bakatnya yang mungkin saja terpendam. Bakat merupakan ciri universal yang khusus, pembawaan yang luar biasa sejak lahir yang dapat berkembang dengan adanya interaksi dari pengaruh lingkungan. Berimajinasi bisa membuat anak menemukan arti kenyamanan yang bermuara pada bakatnya, sehingga yang muncul dari imajinasinya tersebut adalah bakatnya sendiri. Penting kita ketahui bahwa dalam imajinasi itu ada dua hal yang sangat bermakna yakni inovasi dan kreasi. Kedua hal tersebut dapat optimal dengan bakat, minat serta dukungan lingkungan (suasana) yang menyenangkan.

CARA MENGEMBANGKAN

IMAJINASI PADA ANAK

Sebagai orang terdekat yang memiliki ikatan batin yang kuat dengan anak, orang tua merupakan orang yang terdekat dan sangat dibutuhkan dalam mengasah dan mengembangkan imajinasi anak secara optimal. Menyadur pendapat

(6)

66 Nia (dalam http://www.niahidayati.

net/2010/01/21) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam mengembangkan imajinasi anak yaitu: (1) Orang tua jangan terlalu banyak melarang anak, termasuk melarangnya menangis dan tertawa disaat yang tepat karena larangan bisa saja menghambat imajinasi dan membatasi kreatifitasnya. Berikan pernyataan yang bersifat anjuran agar anak merasa termotivasi. Pernyataan yang bersifat anjuran akan memberi motivasi positif pada anak, (2) Mendengarkan music yang sesuai dengan ritme jantung dan denyut nadi, bacakan buku cerita, komik atau dongeng, serta damping anak bermain computer dan belajar menulis karena semua hal tersebut akan merangsang dan membantu mengembangkan kemampuan imajinasi anak, (3) Ciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak. Suasana nyaman dan menyenangkan akan membuat imajinasinya berkembang. Dan perhatikan pula letak benda-benda yang membahayakan anak. Imajinasi dan kreativitas anak seringkali tidak terduga, sehingga orang tua agar mengantisipasinya sejak awal, (4) Orang tua harus menjadi pendengar yang baik dan aktif terhadap imajinasi anak. Aktif berarti memberikan respon yang baik, menstimulasinya dengan pertanyaan- pertanyaan kreatif dan mendorongnya untuk berekspresi baik secara verbal maupun non verbal. Dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada anak,

maka kemampuan imajinasi anak juga akan lebih cepat berkembang.

Tingkatkan daya imajinasi. Saat menggambar sesuatu,akan terjadi proses berpikir mengenai objek yang akan mereke gambar, sehingga daya imajinasi anak mulai timbul. Membuat anak cerdas tak perlu mahal. Mengajarkan anak menggambar objek sesuai keinginan mereka dapat meningkatkan kecerdasan anak. Menggambar sesuatu yang menarik bagi mereka sangat bagus bagi perkembangan intelektual anak. Ketika anak menggambar sesuatu , akan terjadi proses berpikir mengenai objek yang hendak mereka gambar, sehingga daya imajinasi anak mulai timbul. Menggambar dan melukis mampu menigkatkan daya imajinasi anak, sehingga anak bias leluasa mengekspresikan apa saja sesuai dengan daya kemampuan dan daya ingatnya.

Anak-anak mempinyai daya imajinasi yang sangat luar biasa. Aktivitas menggambar mampu memancing daya ingat dan pengetahuan meeka secara terus menerus . Selai itu menggambar juga mampu meninkatkan kepekaan anak terhadap lingkungan social. Bahkan dengan menggambar mereka dapat mengerti tentang konsep tata ruang.

Dalam mengajarkan menggambar, orang tua atau guru diharapkan tidak dekte apa yang hendak dibuat anak karena akan menghambat kreatifitas mereka,termasuk terkait pemilihan warna. Orang tua haus membiarkan

(7)

67 anak melukiskan apapun objek yang

mareka imajinasikan, meskipun pada awalnya objek tersebut sama sekali tidak bersuktur. Cara pandang orang tua, guru yang berbeda harus dipahami secara baik. Ini penting dipahami oleh orang tua dan guru.karena ssuatu yang tidak perlu dipertanyakan justru bias menjadi pertanyaan bagi seorang anak. Guru di Taman Kanak-kanak, mengakui anak-anak cendrung menggambar objek yang terkadang menurut orang dewasa aneh. Sehingga memang perlu pendekatan khusus untuk mengarahkan anak agar dapat menggamban dengan baik.

MENUMBUHKAN INAJINASI ANAK LEWAT NUTRISI

Setiap ibu atau orang tua ingin menambakan anak-anaknya tumbuh sehat. Untuk iu diprlukan berbagai asupan makanan dan minuman bergizi yang cukup agar anak tidah muda terserang penyakit.sebagaimana diketahui, kondisi anak yang kurang gizi bias menyebabkan daya tahan tubuh, menurun, kelelahan dan kurang tenaga.alhasil, hal itu berdampak pada kemampuan anak dalam belajar, berkomunikasi, bersoisalisas, serta beradaptasi dengan lingkngan.. nah vitamin merupakan salah satu unsur gizi penting untuk pertumbuhan anak . dengan tubuh dan sehat, perkembngan kreativitas dan daya imajinasi mereka juga akan meningkat. Karenanya, ibu yang bijaksana perlu menanamkan pola makan sehat dan bergizi sejak dini,

antaralain lewat pengenalanrasa berbagai makanan kepada anak.

SEPULUH KESADARAN

DALAM MENDIDIK ANAK

BERIMAJINASI

Sedikitnya menurut Sudarna (2014:85-86) terdapat sepuluh kesalahan dalam mendidik anak, yaitu :

1. Menumbuhkan rasa takut dan minder pada anak

2. Mendidikya menjadi sombong, panjang lidah, congkak terhadap orang lain, dan itu dianggap sebagai sikap pemberani

3. membiasakan ank-anak hidup berpoya-poya, bermewah-mewah dan sombong

4. Selalu memenuhi permintaan anak

5. Selalu memenuhi permintaan anak ketika menangis, terutama anak yang masih kecil

6. Terlalu keras dan kaku dalam menghadapi mereka, melebih batas kewajaran

7. Terlalu pelit pada anak-anak, melebihi batas kewajaran

8. Tidak mengasihi dan menyayangi mereka, sehingga membuat mereka mencari kasih saying diluar rumah hingga menemukan yang dicarinya.

9. Hanya memperhatikan kebutuhan jasmani saja

10. terlalu prasangka baik terhadap anak-anaknya

Untuk memicu perkembangan imajinasi da kreativitas dalam mencapai cita-cita

(8)

68 anak-anak perlu mendapatkan

stimulasi pada kemampuan indra mereka.hal ini termasuk dalam pengenalan rasa yang diperlukan untuk melatih kepekaan mereka, sekaligus sebagai sarana belajar dalam mengembangkan pengethuanmerka terhadap pentingnya sejak gizi sejak dini.jadi siapa bilang memberikan asupan nutrisi sulit pada anak itu , salah satu pilihan terbaik menemani kesearian anak

KESIMPULAN

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Melalui kegiatan pemanfaatan

lingkungan sekitar sekolah dalam pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan imajinasi anak

2. Melalui dukungan guru anak diharapkan agar dapat pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah untuk mengembangkan kemampuan imajinasi

3. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan lingkungan sekitar sekolah untuk mengembangkan kemampuan imajinasi anak usia dini .

4. Bagi orang tua dan guru sedapatkan mungkin mau menggunaka bahan yang ada dilingkungan sekitar untuk melakukan kegiatan berbain bersama-sama dengan anak. RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Medan:Pasca Sarjana Unimed.

Egan, Kieran. 2009. Pengajaran Yang Imajinatif. Jakarta: Indeks.

Eveline. & Nara. 2010. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Fadillah. & Khorida. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jogjakarta: Arr- ruz Media.

Hidayati, Nia. 2010. Mengembangkan Imajinasi Anak. (Online). Dalam http://www.niahidayati.net/men

gembangkan-imajinasi-anak.html diakses 8 April 2013. Mariyana, Dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rachmawati. & Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Kencana.

Saleh,Samsubar. 2004. Statistik Deskriftif: Yogyakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika: Bandung.

Sudarna, 2014, Paud Bekarakter, melejitkan Kepribadian Anak Secara Utuh (Kecerdasan Emosi, Spirit, dan Sosial),

(9)

69 Perpustakan Nasional RI,

Yogyakarta

Sutrisno. Harjono. 2005. Pengenalan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ketenagaan.

Suwarno, Della. 2013. Imajinasi. (online). Dalam http://dellasp13. blogspot. com/2013/05/imajinasi_27. html diakses 3 Juni 2013. Wahyudin. & Agustin. 2011.

Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika Aditama.

Wahyudin, Firman. 2012. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. (Online). Dalam http://firmanwahyudinpgsd.blo g.com/2012/06/lingkungan-sebagai-sumber-belajar.html diakses 19 April 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penugasan LKPD, peserta didik dapat menceritakan pengalaman melakukan kegiatan yang mencerminkan persatuan dalam keberagaman teman sekolah secara baik.. Melalui pengamatan

Seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 bahwa sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung

(2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan khusus meliputi:(a) daftar nama dan Kartu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi dengan judul : Analisis Komunitas Bakteri

Relevansi dari teori ini dalam proses pendidikan anak usia dini sangatlah cocok, karena pada masa anak-anak atau di usia emas anak-anak kecil dapat mengembangkan kemampuan

Menurut Gallagher (2005), mengemukakan bahwa ada 3 elemen penting yang harus dipahami oleh pendidik anak usia dini agar dapat memahami pembelajaran pada anak

Hasil penelitian menyebutkan bahwa asam lemak bebas pada lemak subkutan pada tubuh bagian atas merupakan sumber utama dari metabolisme asam lemak yang abnormal dan asam lemak

Menurut Pengadu Jawaban Para Teradu sangat keliru, para Teradu memang tidak diputus sebagai pihak yang bersalah dalam putusan tersebut, akan tetapi ada keterkaitan dengan