• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH NEUROSAINS PENDIDIKAN

“OTAK, PENDIDIKAN, DAN GERAKAN”

Dosen Pengampu : Bapak Jumiatmoko, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Nabila Azzahra Jayanti (3B/K8120047)

Nina Anis Safitri (3B/K8120051)

Sabrina Perena Privitasari (3B/K8120064) Salsabila Yudi Shofiyah (3B/K8120067) Tan Annas Nazihah (3B/K8120071)

Tiara Solekhah (3B/K8120073)

Husni Ibadatika Arif (1905110843 UNRI)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021

(2)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta melimpahkan rahmat-Nya dalam pengerjaan makalah ini sehingga berjalan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pengampu pada bidang Neurosains Pendidikan dalam prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini mengenai Otak, Pendidikan dan Gerakan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca meskipun di dalam penyusunan makalahnya masih banyak kekurangan.

Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Surakarta, 20 Oktober 2021

Penulis

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

D. Manfaat ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Hakikat Otak, Pendidikan dan Gerakan ... 3

1. Hakikat Otak ... 3

2. Hakikat Pendidikan ... 3

3. Hakikat Gerakan ... 3

B. Hubungan Antara Otak, Pendidikan, dan Gerakan ... 4

1. Otak dan Pendidikan AUD ... 5

2. Pentingnya Otak Dalam Gerakan ... 7

3. Senam Otak ... 9

C. Implementasi dalam Proses Pembelajaran ... 9

BAB III PENUTUP ... 11

A. Kesimpulan ... 11

B. Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan manusia berawal dari masa usia dini atau yang akrab disebut pada masa golden age. Masa golden age setiap individu berada pada usia 0 tahun hingga 6 tahun sehingga membutuhkan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Stimulasi yang diberikan pada masa ini akan membantu seorang individu untuk memiliki kesiapan dalam menjalani kehidupan berikutnya.

Melalui pendidikan seorang individu akan disiapkan dan dikembangkan potensi dirinya. Bentuk upaya pendidikan pada masa usia dini berada pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dalam PAUD anak akan dibina dengan memberikan rangsangan pendidikan yang dapat membantu anak unruk membantu pertumbuhan dan perkembangannya, baik secara rohani maupun jasmani.

Stimulasi dan rangsangan yang diberikan melalui pendidikan akan membantu otak anak berkembang. Pembelajaran berbasis neurosains akan memberikan stimulus dalam upaya mengoptimalkan system syaraf anak agar anak dapat memiliki kemampuan utuk memecahkan masalah, kemampuan menemukan ide-ide baru, serta memiliki kreativitas yang inovatif dalam proses pembelajaran.

Otak sebagai pusat dari segala kegiatan seorang individu memiliki peranan penting dalam perkembangan seorang individu. Otak berhubungan dengan kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, dan merespon berbagai rangsangan pendidikan yang dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi dirinya. Salah satu bentuk stimulasi yang dapat meningkatkan perkembangan otak adalah dengan gerakan. Berbagai jenis gerakan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengkoordinasikan fungsi otak dan gerakan tubuhnya dengan baik.

(5)

2

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menyusun makalah ini untuk membahas keterkaitan antara otak, pendidikan, dan gerakan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis tetapkan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa hakikat otak, pendidikan dan gerakan?

2. Bagaimana hubungan antara otak, pendidikan, dan gerakan?

3. Bagaimana implementasi gerakan dalam pendidikan untuk meningkatkan kinerja otak?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui hakikat otak, pendidikan, dan gerakan.

2. Memahami hubungan otak, pendidikan, dan gerakan.

3. Memahami bentuk implementasi gerakan dalam pendidikan untuk meningkatkan kinerja otak.

D. Manfaat

Dengan ditetapkannya rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah diatas, pembaca dapat memahami hakikat tentang otak, pendidikan, dan gerakan, memahami hubungan ketiganya serta bentuk implementasi gerakan dalam pendidikan untuk meningkatkan kinerja otak.

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Otak, Pendidikan dan Gerakan

1. Hakikat Otak

Otak merupakan organ yang rumit dan memiliki banyak bagian dan fungsi yang spesifik dan berbeda. Secara garis besar, otak dibagi menjadi tiga bagian utama, ada otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem).

Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam semesta ini. Otak merupakan komputer manusia yang alamiah yang diciptakan oleh Allah SWT untuk berfikir. Hal tersebut merupakan hal yang istimewa karena Allah memberikan kita otak untuk dapat berpikir. Dengan adanya otak maka manusia disebut dengan makhluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.

2. Hakikat Pendidikan

Pendidikan dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dikerjakan untuk mempengaruhi orang lain, baik secara kelompok maupun individu, agar mampu mengerjakan dan sesuai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pendidikan sebagai proses pembelajaran, pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan seseorang yang diwariskan melalui bentuk pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan tidak hanya berlangsung dari proses bimbingan orang lain, tetapi juga sifatnya bisa terjadi secara otodidak yang memberikan pengalaman bagi setiap orang dalam hal berpikir, bertindak, dan bersikap. Pada hakikatnya pendidikan memiliki Dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart), dan membantu mereka menjadi manusia yang baik (good).

3. Hakikat Gerakan

Gerakan merupakan kumpulan sederhana dan bertujuan untuk menghubungkan/menyatukan pikiran dan tubuh. Gerakan-gerakan tertentu diyakini penting untuk perkembangan otak manusia, sebagai contoh

(7)

4

gerakan merangkak pada bayi akan mengembangkan koneksi diantara kedua belah hemisfer. Gerakan ini kemudian dikembangkan menjadi gerakan yang lebih kompleks untuk meningkatkan proses belajar dan memaksimalkan kemampuan individu.

B. Hubungan Antara Otak, Pendidikan, dan Gerakan

Otak disetiap masing-masing individu mengalami perkembangan secara unik, biasanya perkembangan itu dipengaruhi oleh proses yang terjadi akibat paparan lingkungan. Hal ini tidak terlepas dari proses belajar karena pada hakikatnya merupakan interaksi berbagai proses seperti menciptakan, memperkuat dan membangun koneksi antar neuro (Sinapsis). Sinapsis otak dengan membentuk jalur yang menghubungkan bagian otak dengan segala sesuatu yang dilakukan manusia seperti proses pernapasan, tidur, berpikir, dan merasakan. Proses perkembangan sinapsis sangat penting untuk kemajuan perkembangan dan pertumbuhan otak.

Otak adalah organ yang sangat vital yang terdiri dari saraf dan jaringan pendukung. Jaringan penunjang tersebut berupa jaringan tengkorak, jaringan ikat, otak dan cairan pelindung. Organisasi struktur otak dapat diklasifikasikan menjadi : otak besar, bagian otak besar dibagi menjadi dua yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua belahan otak tersebut dihubungkan oleh serat saraf yang disebut corpus callosum. Hal yang sangat menarik dari struktur dan organisasi otak ini misalnya belahan kanan otak mengendalikan sisi kiri tubuh, demikian pula sebaliknya belahan kiri otak mengendalikan sisi kanan tubuh.

Gerakan tubuh merupakan akibat dari kontraksi otot-otot yang mendapatkan rangsangan dari sistem saraf atau neuron. Adanya hubungan antara input sensorik dengan output motorik berlangsung sederhana. Misalnya saat tangan menyentuh kompor panas memunculkan gerakan refleks penarikan segera dari sumber panas.

(8)

5 1. Otak dan Pendidikan AUD

Struktur otak manusia mempunyai berat kira-kira 3 pounds, terdiri dari 97 persen pusat sistem saraf, 2 persen dari berat tubuh dan menggunakan 20 persen energi yang dimiliki tubuh. Diperkirakan bahwa otak adalah sekumpulan dari 30 sampai 100 milliar neuron dengan satu billion penghubung (Greenngard, 2001).

Otak sebagai pusat kecerdasan yang berfungsi untuk berpikir, mengontrol emosi, dan aktivitas gerak tubuh. Pada anak usia dini otak berkembang sangat pesat sehingga saraf-saraf otak anak semakin lama semakin terhubung dan berkembang apabila diberi stimulasi yang sesuai.

Pertumbuhan otak sangat penting bagi perkembangan fisik, kognitif, dan emosional pada individu. Pada usia 3-6 tahun pertumbuhan terjadi di area lobus frontal (terlibat dalam perencanaan dan pengaturan tindakan baru dalam menaruh perhatian pada tugas-tugasnya). Dopamin anak meningkat secara signifikan dari usia 3-6 tahun dan berhubungan dengan keterampilan dan kognitif anak yang sedang berkembang.

Otak merupakan bagian penting dalam proses berpikir. Otak memiliki peranan penting bagi pendidik dan perkembangan anak. Pada awal perkembangan anak, adanya jumlah rangsangan sejak dalam perkembangan anak terkait dengan jumlah koneksi saraf atau sinapsis yang merupakan otak dan kesehatan tubuh.

Menurut Gallagher (2005), mengemukakan bahwa ada 3 elemen penting yang harus dipahami oleh pendidik anak usia dini agar dapat memahami pembelajaran pada anak usia dini dalam kaitannya dengan mekanisme kerja pada otak, yakni perkembangan syaraf (neural), hormon stres dan kekhususan otak (brain specialization). Mencontohkan beberapa praktik yang dapat diterapkan dalam pendidikan anak usia dini dimana dapat turut mengaktifkan perkembangan syaraf anak. misalnya pengulangan dari pola sensorimotor mungkin dapat membantu anak usia

(9)

6

dini untuk menjaga hubungan penting sinaps. Anak akan dapat memahami objek melalui ekspolasi dan eksperimen.

Pada proses pendidikan AUD dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis perkembangan otak (brain-based learning). Pembelajaran berbasis perkembangan otak ini menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan beriorentasi pada upaya pemberdayaan potensi otak peserta didik. Pembelajaran ini didasarkan pada perkembangan struktur dan fungsi otak. Untuk dapat mengoptimalkan pendidikan pada anak usia dini harus sesuai dengan karakteristik perkembangan pada anak usia dini termasuk pada strategi pembelajaran yang sekiranya dapat turut mengoptimalkan segala potensi- potensi yang ada pada diri anak.

Montessori dalam Hainstock (1999:10) mengungkapkan bahwa masa ini merupakan periode sensitif. Selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai lingkungannya. Selanjutnya Montessori mengungkapkan bahwa usia keemasan merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya pendidikan dari lingkungan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Potensi otak anak usia dini akan tercapai optimal apabila stimulus yang diberikan baik seperti kegiatan bermain. Pengalaman - pengalaman yang diterimanya pada masa ini di usia tersebut akan terbekas/terpatri kuat dalam ingatan.

Maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya otak terhadap pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, stimulasi pada perkembangan otak anak usia dini harus menjadi perhatian pendidik dan juga orang tua.

(10)

7

2. Otak berperan dalam mempelajari keterampilan baru. Pembelajaran motorik ini hendaknya menjangkau, menyentuh, dan selaras dengan cara kerja otak. Karena otak merupakan pusat pengendali semua gerakan manusia.

3. Pendekatan perkembangan otak sangat dibutuhkan oleh pendidik dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini. Karena terdapat bagian-bagian otak yang harus dapat dimaksimalkan perkembangannya pada anak (kegiatan yang dapat meningkatkan perkembangan otak pada sisi kanan dan kiri sekaligus mempengaruhi kecerdasan anak.

4. Otak memengaruhi perbedaan individual, karakteristik anak, kebiasaan, serta kemampuan menerima pembelajaran.

5. Otak merupakan pusat berpikir dan kecerdasan yang terus berkembang seiring dengan potensi yang dimiliki oleh anak untuk diasah dan dikembangkan.

6. Otak mempunyai fungsi untuk berkomunikasi. Di dalam otak terjadi pemrosesan verbal (pemrosesan ataupun pemahaman bahasa tidak hanya berada pada sisi sebelah kiri otak, metafora dan humor juga melibatkan otak kanan) dan pemrosesan nonverbal (belahan otak kanan lebih dominan dalam pemrosesan informasi non verbal, seperti persepsi ruang (spasial, menyangkut kecerdasan spasial juga), pengenalan visual, dan emosi).

7. Otak mempunyai peranan penting dalam perkembangan berpikir, proses berpikir, kognitif serta bagaimana pendidikan anak usia dini itu terjadi.

2. Pentingnya Otak Dalam Gerakan

Menurut Taruna Ikrar menjelaskan bahwa gerakan tubuh merupakan akibat dari kontraksi otot-otot yang mendapatkan rangsangan dari sistem saraf atau neuron. Adanya hubungan antara input sensorik dengan output

(11)

8

motorik berlangsung sederhana. Misalnya saat tangan menyentuh kompor panas memunculkan gerakan refleks penarikan segera dari sumber panas.

Secara teknis, mekanisme gerakan tubuh dijelaskan sebagai berikut:

motor neuron (tipe alfa), menginervensi otot rangka. Akibatnya otot berkontraksi, lalu terjadi gerakan. Motor neuron melepaskan neurotransmitter (asetikolin) di sinapsis pada persambungan neuron- muskuler. Pada saat berkontraksi, jika panjang otak tetap maka kontraksi yang demikian disebut konstraksi isometrik. Jika otot lebih pendek dengan hasil kontraksi dalam gaya konstan disebut konstraksi isotonik. Motor neuron yang mengendalikan anggota tubuh dan gerakan tubuh yang terletak pada anterior dari sumsum tulang belakang, neuron motor yang mengontrol gerakan kepala dan wajah yang terletak di inti motorik batang otak.

Meskipun sistem motor terdiri dari beberapa jenis neuron yang tersebar di seluruh Sistem Saraf Pusat, neuron motorik dapat berkomunikasi dengan otot. Dengan demikian, semua gerakan pada akhirnya bergantung pada aktivitas neuron motorik.

Adapun kinerja otak manusia ketika mempelajari keterampilan baru dijelaskan oleh Sausa sebagai berikut : pada saat pertama kali mempelajari motorik, perhatian dan kesadaran sangat jelas diperlukan. Lobus frontal menjadi terlibat, karena pada proses ini dibutuhkan memori kerja dan korteks motorik otak besar (berlokasi melintang pada bagian atas otak) berinteraksi dengan otak kecil, untuk mengontrol pergerakan otot.

Menurut Penelitian Witt, Margraf, Bieber, Born & Dusch (2010) dalam Sousa terungkap bahwa lamanya waktu tergantung pada lamanya waktu tergantung dari kompleksitas keterampilan, dan berlangsung biasanya selama seseorang sedang tertidur. Jika keterampilan telah dikuasai, aktivitas otak beralih ke otak kecil yang menyusun dan mengoordinasikan gerakan dan waktu pada saat keterampilan motorik tersebut dipraktikkan.

Memori prosedural adalah sebuah mekanisme, sehingga otak tidak perlu

(12)

9

lagi menggunakan proses-proses berpikir tingkat tinggi, karena kinerja keterampilan motorik telah menjadi sesuatu yang otomatis. Sementara itu, latihan berkelanjutan suatu keterampilan mengubah otak secara struktural dan semakin mudah pembelajarannya, semakin mudah perubahan terjadi.

3. Senam Otak

Senam otak adalah salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi terutama pada perkembangan kognitif, motorik dan sosial emosional anak.

Senam otak ini bermanfaat dalam proses pembelajaran anak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Senam otak ini dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel otak, menyimpan memori dan meningkatkan fokus dalam belajar. Selain itu senam otak bermanfaat seperti meningkatkan konsentrasi, mengurangi stress, meningkatkan daya ingat, dapat berfikir lebih cepat. Menurut Dennison (Priambodo, 2017) menjelaskan bahwa ada beberapa manfaat senam otak yaitu memberikan stimulasi pada kegiatan belajar dan efektif dalam mengalami hambatan belajar dan memudahkan siswa unruk berfikir, merefleksikan suatu pekerjaan/tugas atau karya dalam pendidikan anak usia dini.

C. Implementasi dalam Proses Pembelajaran

Salah satu inovasi terbaru yang muncul pada dunia pendidikan yaitu ditemukan dan mulai diterapkannya temuan-temuan baru bidang neurosains dalam bidang pendidikan, salah satunya untuk pembelajaran psikomotorik yang efektif. Seperti diungkapkan David A. Sousa bahwa perkembangan temuan- temuan riset di bidang Neurosains pada beberapa tahun terakhir sangat berkembang pesat dan berguna dalam menjelaskan lebih detail mengenai bagaimana cara otak manusia didesain untuk belajar sekaligus dampaknya.

Pemahaman tentang bagaimana cara kerja otak dalam pembelajaran menjadi hal yang pokok dan penting pada saat ini.

Dalam implementasinya kinerja otak manusia ketika mempelajari keterampilan baru dijelaskan oleh Sousa sebagai berikut: pada saat pertama kali

(13)

10

mempelajari keterampilan motorik, perhatian dan kesadaran sangat diperlukan.

Lobus frontal menjadi terlibat, karena pada proses ini dibutuhkan memori kerja dan korteks motorik otak besar (berlokasi melintang pada bagian atas otak) berinteraksi dengan otak kecil, untuk mengontrol pergerakan otot. Jika aktivitas berlanjut, area teraktiviasi dari konteks motorik menjadi lebih luas, karena neuron-neuron terdekat disertakan ke dalam jaringan keterampilan baru. Jika keterampilan telah dikuasai, aktivitas otak beralih ke otak kecil, yang menyusun dan mengoordinasikan gerakan dan waktu pada saat keterampilan motorik tersebut dipraktikkan misalnya pada saat melakukan aktivitas gerakan olahraga.

Implementasi kinerja otak juga dapat dilihat dari pembelajaran motorik.

pembelajaran motorik (motor learning) merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu. Yakni proses belajar yang mengarah pada dimensi gerak. Dalam hal ini, pembelajaran motorik diwujudkan melalui respon-respon muskular (otot) yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh yang spesifik untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Prinsip dari pembelajaran motorik sendiri hendaknya menjangkau, menyentuh, dan selaras dengan cara kerja otak dalam mempelajari keterampilan baru.

Langkah - langkah yang dilakukan untuk melatih keterampilan gerak baru menurut cara kerja otak, antara lain:

• Pengajaran keterampilan baru kepada peserta didik diawali dengan praktik terbimbing (guided practice)

• Memberikan umpan balik kepada peserta didik pada saat praktik terbimbing

• Peserta didik praktik secara mandiri, disarankan untuk melakukan berulang agar melatih keterampilannya.

(14)

11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Otak merupakan pusat dari segala kegiatan seorang individu yang memiliki peranan penting dalam perkembangan seorang individu. Otak berhubungan dengan kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, dan merespon berbagai rangsangan pendidikan yang dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi dirinya. Salah satu bentuk stimulasi yang dapat meningkatkan perkembangan otak adalah dengan gerakan.

Berbagai jenis gerakan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengkoordinasikan fungsi otak dan gerakan tubuhnya dengan baik. Stimulasi dan rangsangan yang diberikan melalui pendidikan akan membantu otak anak berkembang. Pembelajaran berbasis neurosains akan memberikan stimulus dalam upaya mengoptimalkan sistem syaraf anak agar anak dapat memiliki kemampuan utuk memecahkan masalah, kemampuan menemukan ide-ide baru, serta memiliki kreativitas yang inovatif dalam proses pembelajaran.

Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. oleh karena itu orang tua dan guru harus memperhatikan stimulasi yang baik untuk perkembangan otak anak usia dini . Otak merupakan pusat pengendali semua gerakan manusia, maka hendaknya ketika proses pembelajaran yang melibatkan motorik anak harus bisa menjangkau, menyentuh, dan selaras dengan cara kerja otak. Gerakan tubuh merupakan akibat dari kontraksi otot-otot yang mendapatkan rangsangan dari sistem saraf.

B. Saran

Pendidikan anak usia dini dalam pelaksanaannya, hendaknya para guru memperhatikan perkembangan otak anak dengan baik. Seorang guru harus memperhatikan setiap bagian-bagian otak supaya dapat memaksimalkan perkembangan otak dan potensi yang dimiliki anak. Dalam pembelajaran yang berkaitan dengan otak dan gerakan hendaknya bisa menyesuaikan perbedaan setiap individu dan pembelajarannya dikemas agar tidak menjenuhkan.

(15)

12

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.

Bandung: PT Refika Aditama

Dennison Paul & Gail E. Dennison. (2012). Brain Gym (Senam Otak) Gerakan Sederhana untuk Belajar dengan Keseluruhan Otak. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Pasiak, T. (2007). Brain Management for Self Improvement. Bandung: Mizan.

Prastowo, Andi. (2016). Implikasi Kinerja Otak Pembelajaran Psikomotorik. Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Vol (8), 195-212

Putri Yolanda Dwi, Rivda Yetti. (2019). Kegiatan Senam Otak Anak Usia Dini.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, Vol (6), 12-17

Qudsyi, Hazhira. (2010). Optimalisasi Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Yang Berbasis Otak. Buletin Psikologi, Vol (18), 91-111

Susanto, R.(2018). Pengkondisian kesiapan Belajar untuk Pencapaian Hasil Belajar dengan gerakan senam otak. Jurnal eduscience, vol 3(2).61-63

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rohandi (Sumaji, 1998:112) salah satu anjuran para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran sains pada anak usia dini adalah menempatkan aktivitas nyata

Pembelajaran yang tepat akan sangat dibutuhkan, sehingga pendidik harus memahami setiap potensi dan kebutuhan potensi para anak didiknya.” Deswita, psikologi

Pembelajaran matematika permulaan untuk anak usia dini dirancang untuk mempelajari dan memahami : pengertian matematika, Teori – teori pendukung pembelajaran

Menurut Rohandi (Sumaji, 1998:112) salah satu anjuran para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran sains pada anak usia dini adalah menempatkan aktivitas nyata

Para pendidik terutama jika mereka akan memulai memberikan pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini harus memahami hal-hal yang

Disamping sifat-sifat lain yang khas sebagai ungkapan anak, para pendidik dan pengamat seni harus memahami karakter anak usia dini agar setiap proses pembelajaran tepat guna

Untuk menerapkan kedua dimensi “...seluruh pendidik dan pengelola PAUD harus memahami kerangka dan struktur kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini agar

Namun sebaliknya jika model pembelajaran anti korupsi yang diberikan pada anak pra usia sekolah tidak tepat sesuai karakter anak, maka pendidikan anti