• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI PEMBINAAN BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI PEMBINAAN BERKELANJUTAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 3, No. 1, Juli 2012

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI PEMBINAAN BERKELANJUTAN

Saryoto

SD Negeri Sukareja 01 Kecamatan Warureja Kab.Tegal

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi Guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Kec. Warureja Kab. Tegal. Rumusan Masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun?, 2. Apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru untuk menyusun RPP di kecamatan Bojong?. Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilaksanakan ini dalam 2 siklus, siklus I dan siklus II. Adapun tahapan-tahapan dalam setipa siklus adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (Observasi) danre eksi. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri Sukareja 01 yang berjumlah 10 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan teknik tes dan teknik non tes, sedangkan alat pengumpul data bebentuk butir tugas tertulis dan lembar observsi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah rata-rata skor kemampuan guru dalam menyusun RPP pada siklus I 75,5 atau 75,5%, pada siklus II 94 atau 94%, indicator keberhasilan 80%. Hasil observasi motivasi dan keaktifan guru dalam mengikuti pembinaan pada siklus I 15,5 atau 73,80% pada siklus II meningkat menjadi 19,1 atau 90,95%, skor maksimal 21. Hasil angket pada siklus I rata-rata skor 70,5 atau 70,5%, disiklus II meningkat menjadi 84 atau 84%, skor maksimal 100. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah degan menerapkan pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun RPP di sekolah Dasar Negeri Sukareja 01 Kec. Warureja.

© 2012 Dinamika

Kata Kunci: Kemampuan Menyusun RPP

PENDAHULUAN

Guru adalah suatu profesi yang sangat mulia, di pundak para guru maju mundur pendidikan itu akan terbaca. Di dalam masyarakat guru dipandang orang yang serba bisa, mumpuni di bidang apa saja, oleh karena itu guru harus mampu menunjukan ber kir cerdas, berkepribadian mulia, budi perkerti luhur, prilaku jujur, dan rasa sosial nyata.

Kaitannya dengan tugas guru sebagai pendidikan, guru harus mampu mengembangkan profesinya sesuai dengan kopetensi yang harus di pahami dan dilaksanakan. Berbagai program dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru telah dilaksanakan oleh pemerintah, baik yang berupa program pendidikan dan pelatihan, work shop, seminar atau bimbingan teknik namun hal ini belum terjangkau kesemua guru, sehingga hasilnya belum optimal. Satu diantara indikator profesionalisme guru adalah kemampuan ketrampilan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dalam penelitian ini pembatasan masalah yang akan diteliti adalah kemampuan guru dalam menyusun RPP menurut data awal yang peneliti peroleh melalui supervise menunjukan bahwa 70% guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak menggunakan RPP buatan sendiri melainkan menggunakan RPP buatan percetakan atau buatan bersama dalam forum KKG dan tidak disesuaikan dengan kondisi SD Negeri Sukareja 01 dan peserta didik. Hal ini menunjukan bahawa kemampuan guru di Kec. Warureja dalam menyusun RPP rendah.

(2)

Berdasarkan latar belakang masalah dan kenyataan dilapangan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut pertama apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP di SD Negeri Sukareja 01 Kec. Warureja?. Kedua apakah melalui pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru untuk menyusun RPP di SD Negeri Sukareja 01 Kec. Warureja?

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk ber partisipasi aktif, sereta member ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan sik serta psikologis peserta didik. RPP dijabar dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merencang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidkan.

Langkah-langkah minimal penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tujuan Pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan satu kesatuan.

Pembinaan berkelanjutan adalah tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik yang dilakukan/berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Pembinaan berkelanjutan dalam penelitian tindakan SD Negeri Sukareja 01 ini adalah tindakan proses pembinaan yang dilakukan terus menerus berkesinambungan, berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik yang dilakukan oleh Kepala SD Negeri Sukareja 01 terhadap guru-guru di SD Negeri Sukareja 01 tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini penulis mengambil lokasi SD Negeri Sukareja 01 Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Alasan pemilihan di SD Negeri Sukareja 01 karena peneliti adalah kepala sekolah di SD tersebut,Dengan demikian akan memperlancar pelaksanaan penelitian,di samping itu alas an konseptual masih rendahnya pemahan dan motivasi dalam menyusun RPP yang mendorong penelitian ini di adakan di SDN Sukareja 01. Penelitian ini di jadwalkan mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Mei 2012. Subyek Penelitian ini adalah guru di SD Negeri Sukareja 01 Kec. Warureja sejumlah 10 orang,yang terdiri dari 6 guru kelas dan 4 guru mata pelajaran.

Prosedur penelitian pada penelitian ini terdiri dari 4 macam pertama perencanaan terdiri dari menyiapkan Program supervise/pembinaan, menetapkan pengawas SD Negeri Sukareja 01 sebagai observer, mendesain kelompok, menyiapkan instrument supervise, menyiapkan angket. Kedua tindakan sebagai berikut sesuai dengan perencanaan yang peneliti rancang, dengan dasar data awal hasil supervise sebelum ada tindakan, peneliti mengadakan pembinaan berkelanjutan secara kelompok dengan langkah-langkah sebagai berikut diawali dengan penyampaian tujuan pembinaan, peneliti membagi angket RPP yang harus diisi oleh responden/guru-guru selama 10 menit, dasar data kondisi awal dan hasil angket, peneliti melakukan pembinaan dengan menjelaskan cara penyusun RPP yang meliputi : prinsip-prinsip penyusunan RPP, komponen-komponen RPP, langkah-langkah penyusunan RPP selama 50 menit, responden/guru diberi tugas menyusun RPP selama 30 menit. Ketiga observasi peneliti bersama observer mengamati motivasi dan keaktifan guru dalam mengikuti pembinaan dengan instrument lembar pengamatan, peneliti bersama observer meneliti angket yang sudah diisi oleh guru, peneliti mengamati RPP yang telah dibuat guru pada setiap siklus. Keempat re eksi dari hasil observasi peneliti memperoleh data, langkah selanjutnya membandingkan antara data keadaan/kondisi awal sebelum dilakukan tindakan dengan data yang diperoleh pada setiap siklus setelah diadakan pembinaan secara kelompok. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat apakah hasil pembinaan pada setiap siklus

(3)

terjadi peningkatan kemampuan dan motivasi guru dalam menyusun RPP atau tidak? Jika terjadi suatu peningkatan namun belum memenui indicator keberhasilan yang diharapkan maka dilakukan perbaikan lagi pada setiap siklus.

Jenis data yang akan didapatkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi pada saat pembinaan berkelanjutan berlangsung sedangkan data kualitatif adalah nilai tugas dalam penelitian ini yaitu nilai penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Teknik pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan cara pertama metode pemberian tes/tugas data prestasi diperoleh dengan memberikan tes sebagai alat evaluasi kepada guru. Tes/tugas individu ini diberikan pada siklus I dan II. Kedua metode angket digunakan peneliti untuk memperoleh informasi tentang masalah yang dihadapi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ketiga metode dokumentasi peneliti dalam penelitian ini merekam semua kegiatan penerapan pembbinaan berkelanjutan dengan menggunakan da ar pengamatan yang didokumentasikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peneliti memeriksa, mengamati dan meneliti dan meneliti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Hasil daari pengmatan pemeriksaan dalam pemeriksaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ternyata kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) rata-rata masih rendah, walaupun ada beberapa guru yang kemampuannya dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah cukup baik.

Hasil skor pengisian angket merupakan tambahan materi bagi peneliti untuk melakukan pembinaan berkelanjutan di siklus I. Dengan dasar data awal dan hasil angket yang diperoleh, peneliti melakukan pembinaan tentang cara menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 60 menit dengan materi : prinsip-prinsip ppenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kaedah-kaedah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang standar. Selanjutnya peneliti yang mengadakan tanya jawab tentang pemahaman materi yaitu cara penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Selesai kegiatan tanya jawab guru mengerjakan tugas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 25 menit. Adapun hasil penilaian nilai/skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) peneliti tuangkan dalam tabel 1.

(4)

Tabel 1. Skor Kemampuan Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Siklus I

Nama Guru (Kode) Skor Kemampuan Guru

1 70 2 77,7 3 75 4 80 5 82,5 6 80 7 75 8 70 9 70 10 70 Jumlah 750,2 Rata-rata 75,02

Dari tabel 1 dapat dilihat, setelah diadakan pembinaan berkelanjutan tentang penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ini hasil kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut guru yang memperoleh skor 70 ada 3 orang atau 30%, guru yang memperoleh Skor 75 ada 3 orang 30%, guru yang memperoleh skor 77,5 ada 1 orang atau 10%, guru yang memperoleh skor 80 ada 2 orang atau 20%, guru yang memperoleh skor 82,5 ada 1 orang atau 10% dengan jumlah skor keseluruhan 775.

Hasil observasi peneliti bersama observer tentang keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti kegiatan selama pembinaan pada siklus I peneliti sajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Skor Observasi keaktifan dan motivasi guru dalam mengikuti pembinaan pada siklus I

Nama Guru (Kode) Skor yang diperoleh

1 15 2 16 3 15 4 16 5 17 6 17 7 18 8 15 9 12 10 14 Jumlah 155 Rata-rata 15,5

(5)

Tabel 2 menujukan bahwa perolehan skor observasi guru dalam mengikuti pembinaan berkisar 12 sampai 18 skor dengan rata-rata skor 15,5 dari skor maksimal 21.

Berdasarkan hasil perolehan skor pada siklus I, meskipun sudah cukup baik namun belum memenuhi indikator keberhasilan, maka peneliti berupaya memperbaikinya pada pelaksanaan Siklus II. Pada siklus II ini peneliti mengadakan pembinaan secara individu dengan materi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I khususnya dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilakukan guru jadi, masing-masing guru belum tentu sama materi pembinaannya.

Tabel 3. Skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

siklus II

Nama Guru (Kode) Skor Kemampuan Guru

1 95 2 95 3 92,5 4 97,5 5 97,5 6 95 7 90 8 90 9 92,5 10 95 Jumlah 940 Rata-rata 94

Pada siklus II diketahui kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menunjukan skor yang amat baik yaitu berkisar 90 sampai dengan 97,5. Maka diperoleh hasil rata-rata skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II adalah 94 atau 94% ini merupakan skor yang sangat baik.

Pembahasan dilihat dari data kondisi awal kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tergolong rendah yaitu berkisar 55 sampai 67,5, jumlah skor 605 dari 10 guru yang ada degan rata-rata skor 60,5 atau 60,5 skor maksimal 100.

Dari dasar data awal tersebut, peneliti melakukan perbaikan utnuk meningkatakan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui pembinaan berkelanjutan. Siklus I telah dilaksanakan melalui pembinaan secara kelompok menunjukan suata peningkatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan data awal. Hal ini disebabkan karena kemampuan guru yang tinggi untuk lebih memahami dan meningkatkan kemampuannya dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), juga didukung semangat peneliti serta motivasi yang diberikan peneliti kepada guru-guru SD melalui pembinaan berkelanjutan.

Skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disiklus I berkisar antara 70 sampai dengan 82,5, guru yang memperoleh skor 70 ada 3 orang atau 30%, guru yang memperoleh skor 82,5 ada 1 orang atau 10% dengan jumlah skor keseluruhan 775. Rata-rata skor 75,5. Peningkatan yang terjadi dari skor data awal rata-rata 60,5 menjadi rata-rata skor pada siklus I yaitu 75,5, peningkatan sebesar15 atau 15%. Meskipun tergolong peningkaatan yang cukup baik namun belum memenuhi indikator keberhasilan, olehkarena itu dilakukan perbaikan lagi pada pelaksanaan siklus II.

(6)

Pada siklus II peneliti melakukan pembinaan secara individu, dengan materi hasil temuan-temuan atau kekurangan-kekurangan pada ssiklus I. Pelaksanaan sangat responsip karena responden antusias sekali untuk lebih memahami dan mengetahui kelemahan-kelemahannya. Ternyata disiklus II ini hasilnya sangat memuaskan. Adapun skor kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diperoleh adalah sebagai berikut guru yang memperoleh skor 90 ada 2 orang atau 20%, guru yang memperoleh skor 92,5 ada 2 orang atau 20%, guru yang memperoleh skor 95 ada 4 orang atau 40%, guruyang memperoleh skor 97,5 ada 2 orang atau 20%, dengan jumlah skor keseluruhan 940. Rata-rata skor 94 atau 94%.

Peningkatan dari kondisi awal ke siklus I meningkat skor 15 atau 15%, peningkatan dari siklus I dan II Meningkat sebesar 18,5% atau 18,5%. Untuk hasil kemampuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Siklus I dan II.

Hasil perbandingan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I dan II menunjukan peningkaatan yang sangat memuaskan. Olehkarena itu dapat disimpulkan bahwa melalui peminaan berkelanjutan dapat meningkatkan kemampuan guru dalm menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD.

Hasil observasi peneliti beserta observer tentang motivasi dan keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan pembinaan berkelanjutan pada siklus I berkisar 12 sampai 18 dengan ratra-rata skor 15,5 atau 73,80% dari skor maksimal 21. Hasil ini sudah tergolong baik karena sudah memahami indikator keberhasilan. Namun jika dibandingkan hasil skor siklus II perbedaannya sangat cukup menyolok. Hasil observasi motivasi dan keaktifan guru dalam mengikuti kegiatan pembinaan pada siklus II berkisar 18 sampai dengan 20, dengan rata-rata skor 19,1 atau 90,95% dari jumlah keseluruhan 191. Skor maksimal 21.

PENUTUP

Simpulan dari hasil penelitian yang peneliti sajikan dalam Penelitian Tindakan SD Negeri Sukareja 01 (PTS) ini sebagai berikut pertama pembinaan berkelanjutan yang dilakukan oleh Kepala SD Negeri Sukareja 01 dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang standar di Kecamatan Warureja dari rata-rata skor kondisi awal 60,5 menjadi 94. Jadi peningkatannya sebesar 33,5%. Kedua pembinaan berkelanjutan dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Bidang Pendidikan Nonformal Informal (PNFI) DIKPORA Kab. Tegal.2011. Pedoman Pengembangan Pembelajaran Holistk Integratif

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang replubik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Seketariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.

Eko Supraptono. 2009. Petunjuk Penyusunan PenelitianTindakan Kelas Semarang : Gugus Pengelolaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FakultasTeknik Universitas Negeri Semarang.

Nurul Zurih.2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori AplikasiJakarta: PT. Bum Aksara Saryoto. 2012. Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Melalui Pembinaan Berkelanjutan Di SD Negeri Sukareja 01 Kecamatan Warureja Kab.Tegal. Tegal Suharsini, dkk 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1. Skor Kemampuan Guru  Dalam  Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)  Siklus I
Tabel  2  menujukan  bahwa  perolehan  skor  observasi  guru  dalam  mengikuti  pembinaan  berkisar 12 sampai 18 skor dengan rata-rata skor 15,5 dari skor maksimal 21.

Referensi

Dokumen terkait

Oposisi biner yang digunakan untuk menginterogasi teks Malin Kundang dapat dilakukan dengan menemukan sesuatu yang tidak muncul dalam teks atau absence.. Menemukan

Penelitian ini dilakukan dengan proses desorpsi menggunakan metode pelindian asam dengan jenis Stasionary Solid Bed dimana pelindian dilaksanakan dengan padatan

Pada saat Ujian Skripsi, mahasiswa menyerahkan Form berita acara Ujian Skripsi dan kelengkapannya (Identitas mahasiswa dan penguji sudah diisi oleh mahasiswa).. Berita acara

Me Meski ski tid tidak ak sec secep epat at an anak ak no norma rmal, l, kit kita a ha harus rus me mem(e m(er  r  kesempatan pada anak (erke(utuhan khusus ini

Hal tersebut berarti bahwa sumbangan yang diberikan Faktor Psikologis dan Word Of Mouth terhadap Keputusan Penggunaan BRT Trans Semarang Koridor I sebesar 42.9 persen,

Kesesuaian media boneka tongkat dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Jika media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Dari hasil penelitian perbedaan mean bahwa komponen persepsi otonomi dan kompetensi dan komponen tentang bekerjasama yangs sesungguhnya yang mempunyai mean paling tinggi

3) Setelah menetukan titik pusat awal cluster langkah selanjutnya yaitu hitung jarak centroid setiap data ke masing-masing centroid menggunakan persamaan