• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Kopi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inovasi Kopi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif 

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif  et al.et al.)) 199199

Pengembangan Inovasi Pertanian

Pengembangan Inovasi Pertanian 6(1), 2013: ...-...6(1), 2013: ...-...

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KOPI BERBASIS INOVASI

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KOPI BERBASIS INOVASI

DI LAHAN KERING MASAM

DI LAHAN KERING MASAM

C o f f e e

C o f f e e P l a n t a

P l a n t at i o n D e v e l o p m

t i o n D e v e l o p m e n t B a s e d o n I n n o v

e n t B a s e d o n I n n o v a t i o n in  

a t i o n in  

A c i d D r y

A c i d D r y L a n d A r e a  

L a n d A r e a  

 Bar

 Bar ioio t t HafHaf if if 1)1) ,  , BaBa mbamba ng ng PraPra stst owow oo2)2) ,  , dada n n BaBa mbamba ng ng R. R. PraPra wiwi radrad ipip utut rara3)3)

1)

1) Bal Bal ai ai PenPen gkgk ajiaji an an TeknTekn olol ogog i i PePe rtarta nini an an LamLam pupu ngng

 Jal

 Jal an an ZA ZA PagPag ar ar AlAl am am No No 1A1A , , RaRa jabjab asas a, a, BanBan dada r r LaLa mpumpu ng ng 3535 145145 Telp. (0721) 781776, 701328 Faks. (0721) 705273, Telp. (0721) 781776, 701328 Faks. (0721) 705273,

e-mail: [email protected], [email protected], e-mail: [email protected], [email protected],

2)

2)Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

 Ja

 Ja lala n n TentTent arar a a PePe lajlaj ar ar No. No. 1, 1, BoBo gor gor 16111; 16111; TelpTelp . . (02(02 5151 ) ) 8383 130130 8383 , , 8383 619619 4 4 FakFak s. s. (02(02 51) 51) 8383 361361 94,94, e-mail: [email protected], [email protected] 

e-mail: [email protected], [email protected] 

3)

3)Pusat Penelitian dan Pengembangan PeternakanPusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

 Jal

 Jal an an RayRay a a PaPa jajjaj arar an an KaKa v v E59E59 , , BogBog or or 161161 5151 , , TelpTelp . . (0(0 251251 ) ) 832832 218218 3, 3, FakFak s. s. (0(0 251251 ) ) 832832 8383 8383 e-mai

e-mail:l: BambBambangriangrisdionsdiono2@[email protected], , puslitpuslitbangnbangnak@[email protected] .go.id 

 Di

 Di ajaj ukuk an an 23 23 SepSep tete mbembe r r 2020 14; 14; DiDi setset ujuuju i i 26 26 OkOk tobtob er er 2020 1414

ABSTRAK ABSTRAK

Sumbangan

Sumbangan usaha taniusaha tani kopi kopi terhadap terhadap kegiatan kegiatan ekonomekonomi pendudi penduduk uk  tidak terbatas pada produksi kopi semata, tetapi juga lapangan tidak terbatas pada produksi kopi semata, tetapi juga lapangan pek

pekerjerjaan daan di seki sektor tor perperdagdagangangan daan dan jasn jasa.a. KoKopipi umuumumnymnyaa dibu

dibudiddidayaayakankan daladalam skalm skala kecila kecil. Namu. Namun, lahann, lahan untuk usahauntuk usaha komo

komoditas ditas perkeperkebunan bunan umumnumumnyaya berupaberupa lahan lahan kering kering masammasam sehingga produktivitas tanaman rendah. Hal ini karena lahan sehingga produktivitas tanaman rendah. Hal ini karena lahan ker

kering ming masam masam mengenganduandung Ang Al tingl tinggigi yangyang dapadapat merat meracunicuni tanaman dan mengganggu penyerapan hara, miskin hara tanaman dan mengganggu penyerapan hara, miskin hara terutama N, P, K, Ca, dan Mg, miskin bahan organik, dan miskin terutama N, P, K, Ca, dan Mg, miskin bahan organik, dan miskin mikroba

mikroba tanah sehingtanah sehingga kurga kurang suang subur.bur. Oleh karena Oleh karena itu, itu, penggu- penggu-naan lahan kering masam untuk usaha pertanian perlu didukung naan lahan kering masam untuk usaha pertanian perlu didukung teknologi pengelo

teknologi pengelolaan sumber daya lahan laan sumber daya lahan seperti benih unggulseperti benih unggul toleran tanah masam, pemupukan berimbang, serta konservasi toleran tanah masam, pemupukan berimbang, serta konservasi tanah dan air untuk lahan berlereng. Inovasi teknologi untuk  tanah dan air untuk lahan berlereng. Inovasi teknologi untuk  komoditas perkebunan di lahan kering masam sudah tersedia. komoditas perkebunan di lahan kering masam sudah tersedia. Agar teknologi tersebut dapat diterapkan di lapangan telah Agar teknologi tersebut dapat diterapkan di lapangan telah disusun suatu model yang terdiri atas empat kegiatan, yaitu (1) disusun suatu model yang terdiri atas empat kegiatan, yaitu (1) konservasi, yaitu pengembangan agribisnis kopi dalam perspektif  konservasi, yaitu pengembangan agribisnis kopi dalam perspektif  konservasi lahan dan agroforestri, (2) perbaikan teknik budi konservasi lahan dan agroforestri, (2) perbaikan teknik budi daya melalui peremajaan dengan klon-klon unggul yang didukung daya melalui peremajaan dengan klon-klon unggul yang didukung kebun entres, (3) penanganan pascapanen untuk

kebun entres, (3) penanganan pascapanen untuk meningkatkanmeningkatkan kualitas biji kopi,

kualitas biji kopi, dan (4) penguatan kelembagaan petani melaluidan (4) penguatan kelembagaan petani melalui peningkatan dinamika kelembagaan petani yang berorientasi peningkatan dinamika kelembagaan petani yang berorientasi usaha tani kopi berbasis konservasi.

usaha tani kopi berbasis konservasi.

Kata kunci:

Kata kunci: Kopi, perkebunan, lahan kering masam, inovasiKopi, perkebunan, lahan kering masam, inovasi

ABSTRACT ABSTRACT

The role of coffee cultivation to the economic activity is not limited  The role of coffee cultivation to the economic activity is not limited  to beans production, but also to employment in trade and services to beans production, but also to employment in trade and services sector

sector. Coffee in Ind. Coffee in Ind onesia is generally planted onesia is generally planted in small scale area.in small scale area. The problem is the land used for plantation in general is the acid  The problem is the land used for plantation in general is the acid  dry land so the

dry land so the productivity is low. This productivity is low. This is because the land is because the land is lessis less

 fe

 fe rtirti le, le, coco ntanta ins ins highig h h alualu minmin um um (Al(Al ) ) so so it it can can poipoi son son the the crcr opsops and disrupt the absorption of nutrients, especially N, P, K, Ca, and  and disrupt the absorption of nutrients, especially N, P, K, Ca, and   Mg,

 Mg, and and poopoo r r of of orgorg anan ic ic mama tttt er er and and soisoi l l micmic roro bebe s. s. TheThe refref oror e,e, utilization of acid dry land for plantation need to be supported  utilization of acid dry land for plantation need to be supported  by technologies such as varieties/clones tolerant to acid soil, by technologies such as varieties/clones tolerant to acid soil, balanced fertilizing, and soil and water

balanced fertilizing, and soil and water conservation for steep slopeconservation for steep slope dry land. Technological innovations for plantation commodities dry land. Technological innovations for plantation commodities in acid soil are already available. To accelerate the adoption of  in acid soil are already available. To accelerate the adoption of  the technology in the field, a model consisting of four activities the technology in the field, a model consisting of four activities has been developed, namely (1) conservation, i.e. coffee agribusiness has been developed, namely (1) conservation, i.e. coffee agribusiness development in perspective of land conservation

development in perspective of land conservation and agroforestryand agroforestry,, (2) improvement of cultivation techniques through rejuvenation (2) improvement of cultivation techniques through rejuvenation superior clones and budwoods, (3) postharvest management to superior clones and budwoods, (3) postharvest management to improve beans quality, and (4) strengthening farmers' activities improve beans quality, and (4) strengthening farmers' activities through improvement of institutional dynamics of through improvement of institutional dynamics of conservation-oriented coffee farming.

oriented coffee farming.  Keyw

 Keyw ordsords :: Coffee, plantations, acid dry land, innovationsCoffee, plantations, acid dry land, innovations

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara penghasil kopi yang Indonesia merupakan negara penghasil kopi yang penting. Data BPS tahun 2013 (BPS 2014) menunjukkan penting. Data BPS tahun 2013 (BPS 2014) menunjukkan luas perkebunan kopi di Indonesia yang dikelola oleh luas perkebunan kopi di Indonesia yang dikelola oleh perusahaan besar hanya sekitar 47.000 ha, sedangkan luas perusahaan besar hanya sekitar 47.000 ha, sedangkan luas perkebunan kopi rakyat mencapai 1,2 juta ha. Area kopi perkebunan kopi rakyat mencapai 1,2 juta ha. Area kopi rakyat ini sebagian besar berada di lahan kering masam rakyat ini sebagian besar berada di lahan kering masam dengan produktivitas rendah.

dengan produktivitas rendah. Perkebunan kopi rakyPerkebunan kopi rakyat diat di Lampung, misalnya, berada di lahan ker

Lampung, misalnya, berada di lahan ker ing masam yanging masam yang berlereng curam dan tidak sesuai dengan upaya berlereng curam dan tidak sesuai dengan upaya konservasi lahan.

konservasi lahan.

Lahan kering masam dicirikan oleh karakternya yang Lahan kering masam dicirikan oleh karakternya yang kurang subur, mengandung Al tinggi sehingga dapat kurang subur, mengandung Al tinggi sehingga dapat

(2)
(3)

200

200 Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 4 Desember 2014: 199-206 Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 4 Desember 2014: 199-206 

meracuni tanaman dan mengganggu penyerapan hara, meracuni tanaman dan mengganggu penyerapan hara, miskin hara terutama N,

miskin hara terutama N, PP, K, Ca, d, K, Ca, dan Mg, miskin bahanan Mg, miskin bahan organik, dan miskin mikroba tanah

organik, dan miskin mikroba tanah (Taufiq dan Kuntyasuti(Taufiq dan Kuntyasuti 2004; Prihastuti

2004; Prihastutiet alet al. 2006; Subandi 20. 2006; Subandi 20 12). V12). Variasi iklimariasi iklim dan curah hujan yang relatif tinggi di sebagian besar dan curah hujan yang relatif tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia mengakibatkan tingkat pencucian basa wilayah Indonesia mengakibatkan tingkat pencucian basa di dalam tanah cukup intensif sehingga kandungan basa di dalam tanah cukup intensif sehingga kandungan basa dalam tanah rendah dan tanah menjadi masam (Hidayat dalam tanah rendah dan tanah menjadi masam (Hidayat dan Mulyani 2005). Hal ini yang menyebabkan sebagian dan Mulyani 2005). Hal ini yang menyebabkan sebagian besar tanah di lahan kering bereaksi masam (pH 4,6-5,5) besar tanah di lahan kering bereaksi masam (pH 4,6-5,5) dan miskin unsur hara, yang umumnya terbentuk dari dan miskin unsur hara, yang umumnya terbentuk dari tanah mineral.

tanah mineral.

Masalah lain yang dihadapi perkebunan kopi ialah Masalah lain yang dihadapi perkebunan kopi ialah banyaknya hutan yang dialihfungsikan menjadi banyaknya hutan yang dialihfungsikan menjadi perkebunan kopi atau komoditas pertanian lainnya perkebunan kopi atau komoditas pertanian lainnya sehingga fungsi hutan dalam mengatur tata air dan sehingga fungsi hutan dalam mengatur tata air dan mengontrol erosi menurun drastis. Hal ini menyebabkan mengontrol erosi menurun drastis. Hal ini menyebabkan beda debit air puncak dan debit dasar akan melebar dan beda debit air puncak dan debit dasar akan melebar dan erosi akan berlipat ganda. Perambahan kawasan hutan erosi akan berlipat ganda. Perambahan kawasan hutan lindung dan taman nasional untuk budi daya kopi juga lindung dan taman nasional untuk budi daya kopi juga mewarnai perkembangan budi daya kopi di

mewarnai perkembangan budi daya kopi di Lampung danLampung dan telah menimbulkan masalah sosial yang serius. Upaya telah menimbulkan masalah sosial yang serius. Upaya penyelesaian secara tuntas sulit dilakukan, bahkan upaya penyelesaian secara tuntas sulit dilakukan, bahkan upaya yang pernah dilakukan pun membuahkan persoalan baru yang pernah dilakukan pun membuahkan persoalan baru (Budidarsono

(Budidarsonoet al.et al. 2000; Kusworo 2000). 2000; Kusworo 2000).

Upaya untuk mencegah perluasan kebun kopi ke Upaya untuk mencegah perluasan kebun kopi ke kawasan hutan negara pernah dilakukan melalui program kawasan hutan negara pernah dilakukan melalui program penghutanan kembali. Namun, upaya ini tidak saja penghutanan kembali. Namun, upaya ini tidak saja membuahkan perlawanan masyarakat dan membuahkan perlawanan masyarakat dan menyeng-sarakan penduduk, tetapi juga usaha tersebut tidak  sarakan penduduk, tetapi juga usaha tersebut tidak  mengurangi minat petani untuk mengusahakan kopi di mengurangi minat petani untuk mengusahakan kopi di kawasan ini.

kawasan ini.

Makalah ini membahas inovasi teknologi untuk  Makalah ini membahas inovasi teknologi untuk  komoditas perkebunan, khususnya kopi, di lahan kering komoditas perkebunan, khususnya kopi, di lahan kering masam dalam upaya meningkatkan produktivitas masam dalam upaya meningkatkan produktivitas tanam-an serta mempertahtanam-anktanam-an atau memperbaiki konservasi an serta mempertahankan atau memperbaiki konservasi tanah di lahan berlereng curam. Makalah disusun tanah di lahan berlereng curam. Makalah disusun berdasarkan studi pustaka dari berbagai sumber, berdasarkan studi pustaka dari berbagai sumber, khususnya publikasi hasil-hasil penelitian dan kebijakan khususnya publikasi hasil-hasil penelitian dan kebijakan yang dikomplemen dengan hasil analisis pengamatan di yang dikomplemen dengan hasil analisis pengamatan di lapangan pada bulan Juni 2013 di Kabupaten Lampung lapangan pada bulan Juni 2013 di Kabupaten Lampung Barat.

Barat.

KERAGAAN USAHA TA

KERAGAAN USAHA TANI KOPNI KOP II DI LAHAN KERING M

DI LAHAN KERING M ASAASAMM

Potensi sumber daya lahan Indonesia cukup besar. Potensi sumber daya lahan Indonesia cukup besar. Wilayah daratan tercatat sekitar 188,2 juta

Wilayah daratan tercatat sekitar 188,2 juta ha yang terdiriha yang terdiri atas 148 juta lahan kering dan sisanya berupa lahan atas 148 juta lahan kering dan sisanya berupa lahan basah termasuk lahan rawa (gambut, pasang surut, lebak) basah termasuk lahan rawa (gambut, pasang surut, lebak) dan lahan yang sudah

dan lahan yang sudah menjadi sawah permanen. Mulyanimenjadi sawah permanen. Mulyani

et al

et al. (2004) mengidentifikasi lahan kering masam. (2004) mengidentifikasi lahan kering masam

berdasarkan data sumber daya lahan eksplorasi skala berdasarkan data sumber daya lahan eksplorasi skala 1:1.000.000, yaitu dari total l

1:1.000.000, yaitu dari total lahan kering sekitar 148 juta haahan kering sekitar 148 juta ha dapat dikelompokkan menjadi lahan kering masam 102,8 dapat dikelompokkan menjadi lahan kering masam 102,8  juta ha dan

 juta ha dan lahan kering lahan kering tidak masam tidak masam 45,2 juta ha. Lahan45,2 juta ha. Lahan kering masam yang

kering masam yang sesuai untuk usaha sesuai untuk usaha pertanian pertanian sekitarsekitar 56,3 juta ha, berupa

56,3 juta ha, berupa wilayah datar-berbukit dengan lerengwilayah datar-berbukit dengan lereng kurang dari 30%.

kurang dari 30%.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanak 2000) telah melakukan Agroklimat (Puslitbangtanak 2000) telah melakukan pemilahan lahan kering berdasarkan kemasaman tanahnya pemilahan lahan kering berdasarkan kemasaman tanahnya yang didasarkan pada Atlas Sumber Daya Tanah yang didasarkan pada Atlas Sumber Daya Tanah Eksplorasi Indonesia skala 1:1.000.000 dan diperoleh Eksplorasi Indonesia skala 1:1.000.000 dan diperoleh penyebaran dan luas lahan kering masam seluas 102,8 ju penyebaran dan luas lahan kering masam seluas 102,8 jutata ha. Untuk mengetahui potensi lahan kering masam bagi ha. Untuk mengetahui potensi lahan kering masam bagi pengembangan pertanian, telah dilakukan tumpang tepat pengembangan pertanian, telah dilakukan tumpang tepat ((overlayoverlay) antara peta lahan kering masam dengan Peta) antara peta lahan kering masam dengan Peta Arahan Tata Ruang Pertanian Nasional skala eksplorasi Arahan Tata Ruang Pertanian Nasional skala eksplorasi (Puslitbangtanak 2001). Dalam

(Puslitbangtanak 2001). Dalam arahan tata arahan tata ruang tersebut,ruang tersebut, kelompok tanaman yang dapat dikembangkan di lahan kelompok tanaman yang dapat dikembangkan di lahan kering dibedakan berdasarkan tanaman semusim dan kering dibedakan berdasarkan tanaman semusim dan tanaman tahunan/perkebunan yang sesuai di daerah tanaman tahunan/perkebunan yang sesuai di daerah beriklim basah dan beriklim kering, serta pada wilayah beriklim basah dan beriklim kering, serta pada wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Karena sebagian besar dataran rendah dan dataran tinggi. Karena sebagian besar wilayah Indonesia beriklim basah dengan curah hujan wilayah Indonesia beriklim basah dengan curah hujan yang tinggi maka tingkat pencucian basa di dalam tanah yang tinggi maka tingkat pencucian basa di dalam tanah cukup intensif, sehingga kandungan basa-basa rendah cukup intensif, sehingga kandungan basa-basa rendah dan tanah menjadi masam.

dan tanah menjadi masam.

Pemanfaatan lahan kering masam perlu didukung Pemanfaatan lahan kering masam perlu didukung dengan teknologi pengelolaan sumber daya lahan seperti dengan teknologi pengelolaan sumber daya lahan seperti benih unggul toleran lahan

benih unggul toleran lahan masam, pemupukan berimbang,masam, pemupukan berimbang, serta konservasi tanah dan air untuk lahan berlereng. serta konservasi tanah dan air untuk lahan berlereng. Inovasi teknologi untuk komoditas perkebunan di lahan Inovasi teknologi untuk komoditas perkebunan di lahan kering masam sudah tersedia, namun pemanfaatannya oleh kering masam sudah tersedia, namun pemanfaatannya oleh masyarakat perkebunan masih perlu ditingkatkan.

masyarakat perkebunan masih perlu ditingkatkan.

Salah satu wilayah dengan lahan kering masam yang Salah satu wilayah dengan lahan kering masam yang cukup luas adalah Provinsi Lampung. Umumnya lahan cukup luas adalah Provinsi Lampung. Umumnya lahan kering masam di wilayah ini ditanamai kopi yang kering masam di wilayah ini ditanamai kopi yang menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu penghasil kopi yang cukup penting. Sebagian besar penghasil kopi yang cukup penting. Sebagian besar perkebunan kopi di Provinsi Lampung berada di perkebunan kopi di Provinsi Lampung berada di Kabupaten Lampung Barat dengan luas area 205.440 ha Kabupaten Lampung Barat dengan luas area 205.440 ha dan 72% di antaranya berupa lahan kering. Kabupaten dan 72% di antaranya berupa lahan kering. Kabupaten Lampung Barat memiliki posisi strategis sebagai penghasil Lampung Barat memiliki posisi strategis sebagai penghasil kopi robusta. Bagi petani, kopi robusta dianggap tidak  kopi robusta. Bagi petani, kopi robusta dianggap tidak  membutuhkan perawatan yang terlalu rumit (Risandewi membutuhkan perawatan yang terlalu rumit (Risandewi 2013).

2013).

Bagi masyarakat, kopi merupakan komoditas pertanian Bagi masyarakat, kopi merupakan komoditas pertanian yang paling akrab, mulai dari kalangan ekonomi atas sampai yang paling akrab, mulai dari kalangan ekonomi atas sampai bawah. Sumbangan usaha perkebunan kopi terhadap bawah. Sumbangan usaha perkebunan kopi terhadap kegiatan ekonomi penduduk tidak terbatas pada prod kegiatan ekonomi penduduk tidak terbatas pada prod uksiuksi kopi semata, tetapi juga terbukanya lapangan pekerjaan kopi semata, tetapi juga terbukanya lapangan pekerjaan di sektor perdagangan dan jasa (pengangkutan). Pada di sektor perdagangan dan jasa (pengangkutan). Pada umumnya budi daya kopi di Indonesia dilakukan oleh umumnya budi daya kopi di Indonesia dilakukan oleh

(4)
(5)

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif 

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif  et al.et al.)) 201201

keluarga petani dengan skala kecil (kurang dari 3 ha), keluarga petani dengan skala kecil (kurang dari 3 ha), dimulai dari budi daya secara tradisional dengan dimulai dari budi daya secara tradisional dengan perladangan berpindah lebih dari satu abad yang lalu perladangan berpindah lebih dari satu abad yang lalu (Verbist

(Verbistet alet al. 2004; Rahardjo 2012).. 2004; Rahardjo 2012).

Hingga saat ini, kopi masih menjadi komoditas andalan Hingga saat ini, kopi masih menjadi komoditas andalan ekspor hasil pertanian Indonesia selain kelap

ekspor hasil pertanian Indonesia selain kelapa sawit, karet,a sawit, karet, dan kakao. Kopi merupakan salah satu komoditas dan kakao. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perkebunan yang diharapkan mampu meningkatkan nilai devisa ekspor Indonesia (Mayrowani 2013).

devisa ekspor Indonesia (Mayrowani 2013).

TANTANGAN DAN PELUANG TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI

Tantangan Tantangan

Lahan pertanaman kopi umumnya berlereng > 15% dan Lahan pertanaman kopi umumnya berlereng > 15% dan tertoreh, tanah masam (pH < 4,5 - 5), serta kesuburan dan tertoreh, tanah masam (pH < 4,5 - 5), serta kesuburan dan kandungan bahan organik rendah (kecuali pada tanah kandungan bahan organik rendah (kecuali pada tanah Humitropepts).

Humitropepts). Pada lahan Pada lahan berbukit dan bergunung berbukit dan bergunung belumbelum dilakukan tindakan konservasi tanah dan sedikit

dilakukan tindakan konservasi tanah dan sedikit tanamantanaman pelindung sehingga tingkat erosinya sangat tinggi. Kopi pelindung sehingga tingkat erosinya sangat tinggi. Kopi yang ditanam di daerah punggung atas pertumbuhannnya yang ditanam di daerah punggung atas pertumbuhannnya kurang baik dibandingkan dengan yang berada di daerah kurang baik dibandingkan dengan yang berada di daerah lereng samping.

lereng samping. Sementara itu, Sementara itu, kopi yang kopi yang ditanam diditanam di daerah lembah pertumbuhan dan produktivitasnya lebih daerah lembah pertumbuhan dan produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditanam di daerah tinggi dibandingkan dengan yang ditanam di daerah berlereng.

berlereng.

Hasil pengamatan di Kabupaten Lampung Barat pada Hasil pengamatan di Kabupaten Lampung Barat pada Juni 2013 menunjukkan bahwa sekitar 80% tanaman kopi Juni 2013 menunjukkan bahwa sekitar 80% tanaman kopi di kabupaten ini berada di daerah berlereng dan berbukit di kabupaten ini berada di daerah berlereng dan berbukit dengan kemiringan > 15%. Sebagian besar

dengan kemiringan > 15%. Sebagian besar tanaman kopitanaman kopi telah mencapai umur > 25 tahun dengan tingkat telah mencapai umur > 25 tahun dengan tingkat produktivitas yang

produktivitas yang rendah (< rendah (< 1,0 t/ha). 1,0 t/ha). Padahal menurutPadahal menurut Prastowo

Prastowoet alet al. (2010), potensi produktivitas kopi robusta. (2010), potensi produktivitas kopi robusta anjuran berkisar antara 800-2.800 kg biji kopi/ha/tahun, anjuran berkisar antara 800-2.800 kg biji kopi/ha/tahun, bergantung pada klon dan lokasi penanaman, bahkan bergantung pada klon dan lokasi penanaman, bahkan untuk klon SA 203 bisa mencapai 3,7 t/ha/tahun.

untuk klon SA 203 bisa mencapai 3,7 t/ha/tahun.

Masalah lain yang dapat dipelajari dari hasil Masalah lain yang dapat dipelajari dari hasil pengamatan pada Juni 2013 ialah budi

pengamatan pada Juni 2013 ialah budi daya kopi di wilayahdaya kopi di wilayah ini sebagian besar masih diusahakan secara tradisional ini sebagian besar masih diusahakan secara tradisional yang dicirikan dengan: (1) penggunaan klon lokal yang yang dicirikan dengan: (1) penggunaan klon lokal yang produktivitasnya rendah, kurang dari 0,6 kg/pohon/tahun, produktivitasnya rendah, kurang dari 0,6 kg/pohon/tahun, (2) tanpa naungan, (3) tidak dilakukan pemupukan yang (2) tanpa naungan, (3) tidak dilakukan pemupukan yang semestinya,

semestinya, (4) tidak dilakukan (4) tidak dilakukan pengendalian hama pengendalian hama dandan penyakit, dan (5) pemeliharaan tanaman seperti penyakit, dan (5) pemeliharaan tanaman seperti pemangk

pemangkasan tidak basan tidak beraturan dan penyiangan gulma tidak eraturan dan penyiangan gulma tidak  semestinya.

semestinya.

Beberapa jenis hama dan penyakit kopi di daerah ini Beberapa jenis hama dan penyakit kopi di daerah ini ialah penggerek buah kopi (

ialah penggerek buah kopi ( Hypot Hypot henemuhenemu s s hampehampe iiii),), nematoda akar (

nematoda akar (Pratylenchus coffeaePratylenchus coffeae dandan Radopholus Radopholus similis

similis), penggerek batang, penyakit karat dan bercak ), penggerek batang, penyakit karat dan bercak  daun, jamur upas (

daun, jamur upas (Corticium salmonicolor Corticium salmonicolor ), serta semut), serta semut

hitam dan merah (

hitam dan merah (Crematogaster Crematogaster   spp.,  spp., SelenopsisSelenopsis  sp.)  sp.) (Prastowo

(Prastowoet al.et al. 2010). Semut dianggap hama oleh petani 2010). Semut dianggap hama oleh petani karena mengganggu proses pemetikan buah kopi,

karena mengganggu proses pemetikan buah kopi, padahalpadahal sebenarnya semut berperan sebagai predator hama, seperti sebenarnya semut berperan sebagai predator hama, seperti penggerek batang k

penggerek batang kopi. opi. Pengendalian hama dan Pengendalian hama dan penyakitpenyakit kopi masih mengandalkan pestisida sintetis dan kopi masih mengandalkan pestisida sintetis dan penggunaannya cenderung berlebihan sehingga dapat penggunaannya cenderung berlebihan sehingga dapat menimbulkan masalah residu pestisida. Masalah residu menimbulkan masalah residu pestisida. Masalah residu pestisida, terutama dari golongan karbaril telah menjadi pestisida, terutama dari golongan karbaril telah menjadi pembatas ekspor kopi ke beberapa negara, terutama pembatas ekspor kopi ke beberapa negara, terutama Jepang yang menerapkan batas minimum residu karbaril Jepang yang menerapkan batas minimum residu karbaril yang sangat rendah (0,01 ppm).

yang sangat rendah (0,01 ppm).

Peningkatan produksi kopi di Indonesia masih Peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi akibat terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi akibat penanganan pascapanen yang tidak tepat, antara lain penanganan pascapanen yang tidak tepat, antara lain fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian. Spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga penyangraian. Spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat memengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi dapat memengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi (Mulato 2002). Kondisi ini akan memengaruhi (Mulato 2002). Kondisi ini akan memengaruhi pengembangan produksi akhir kopi.

pengembangan produksi akhir kopi.

Peluang Peluang Tek

Teknologi bercocok tanam kopi nologi bercocok tanam kopi sudah dikenal oleh petanisudah dikenal oleh petani di Sumatera, seperti teknik bercocok tanam kopi secara di Sumatera, seperti teknik bercocok tanam kopi secara permanen dengan pengelolaan tanah, pengendalian gulma, permanen dengan pengelolaan tanah, pengendalian gulma, dan pemupukan yang lebih baik.

dan pemupukan yang lebih baik. Petani juga telah Petani juga telah mengenalmengenal teknik pemeliharaan tanaman kopi seperti p

teknik pemeliharaan tanaman kopi seperti p emangkasan,emangkasan, potong tunas, dan sebagainya. Perkembangan lain yang potong tunas, dan sebagainya. Perkembangan lain yang perlu dicatat ialah adanya kecenderungan untuk  perlu dicatat ialah adanya kecenderungan untuk  meningkatkan produktivitas per unit lahan dengan meningkatkan produktivitas per unit lahan dengan meningkatkan intensitas pengelolaan lahan, seperti meningkatkan intensitas pengelolaan lahan, seperti konservasi tanah dengan pembuatan

konservasi tanah dengan pembuatan rorak rorak , lubang angin, lubang angin maupun gulud. Selain itu petani juga telah menerapkan maupun gulud. Selain itu petani juga telah menerapkan praktik berkebun campuran di kebun kopi dengan praktik berkebun campuran di kebun kopi dengan menanam tanaman tahunan (baik kayu ataupun menanam tanaman tahunan (baik kayu ataupun buah-buahan) sebagai tanaman pelindung kopi, serta buahan) sebagai tanaman pelindung kopi, serta peningkatan kualitas kopi dengan cara memperbaiki peningkatan kualitas kopi dengan cara memperbaiki varietas kopi melalui okulasi.

varietas kopi melalui okulasi.

Budi daya kopi di Lampung mengalami perkembangan Budi daya kopi di Lampung mengalami perkembangan pesat pada dekade 1970-a

pesat pada dekade 1970-an dan 1980-an. Analisis terhadapn dan 1980-an. Analisis terhadap perubahan penggunan lahan menunjukkan bahwa luas perubahan penggunan lahan menunjukkan bahwa luas kawasan hutan di daerah ini menurun cukup tajam pada kawasan hutan di daerah ini menurun cukup tajam pada dua dekade tersebut, yaitu dari 60% pada tahun 1970 dua dekade tersebut, yaitu dari 60% pada tahun 1970 menjadi 13% pada tahun 1990 (Ekadinata

menjadi 13% pada tahun 1990 (Ekadinata dalamdalam AgusAgus 2002). Hal yang menarik ialah penurunan luas kawasan 2002). Hal yang menarik ialah penurunan luas kawasan hutan tersebut diiringi oleh perluasan kebun kopi,

hutan tersebut diiringi oleh perluasan kebun kopi, termasuk termasuk  di dalam kawasan hutan lindung dan taman nasional. di dalam kawasan hutan lindung dan taman nasional. Perluasan kebun kopi berlangsung seiring dengan Perluasan kebun kopi berlangsung seiring dengan membaiknya harga kopi dunia pada waktu itu.

membaiknya harga kopi dunia pada waktu itu.

Menurut Budidarsono dan Wijaya (2004), budi daya Menurut Budidarsono dan Wijaya (2004), budi daya kopi multistrata (

(6)
(7)

202

202 Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 4 Desember 2014: 199-206 Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 4 Desember 2014: 199-206 

kopi) di Indone

kopi) di Indonesia yansia yang dipercag dipercaya dapatya dapat memememenuhinuhi kepentingan ekonomi dan ekologi pada saat yang sama, kepentingan ekonomi dan ekologi pada saat yang sama, baru menjadi wacana sejak

baru menjadi wacana sejak dua dasawarsa terakhir. Padahaldua dasawarsa terakhir. Padahal budi daya kopi multistrata sudah lama dipraktikkan oleh budi daya kopi multistrata sudah lama dipraktikkan oleh petani kopi tradisional di berbagai belahan dunia. Kajian petani kopi tradisional di berbagai belahan dunia. Kajian tentang manfaat ekologi dari budi daya kopi multistrata tentang manfaat ekologi dari budi daya kopi multistrata mengarah pada kesimpulan bahwa budi daya kopi mengarah pada kesimpulan bahwa budi daya kopi multistrata memiliki fungsi konservasi terhadap keragaman multistrata memiliki fungsi konservasi terhadap keragaman hayati, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di hayati, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara Amerika Latin (Soto-Pinto

negara Amerika Latin (Soto-Pintoet al.et al. 2000; Faminow 2000; Faminow dan Rodrigu

dan Rodriguezez 2001; Perfecto dan 2001; Perfecto dan ArmbArmbrect 2003), danrect 2003), dan mampu menekan erosi sampai pada tingkat yang dapat mampu menekan erosi sampai pada tingkat yang dapat diterima (Afandi

diterima (Afandiet al.et al. 1999). 1999).

Untuk mencegah perluasan kebun kopi ke dalam Untuk mencegah perluasan kebun kopi ke dalam kawasan hutan lindung, pemerintah melakukan berbagai kawasan hutan lindung, pemerintah melakukan berbagai upaya antara lain melancarkan program penghutanan upaya antara lain melancarkan program penghutanan kembali kebun kopi di

kembali kebun kopi di kawasan hutan lindung yang telahkawasan hutan lindung yang telah digunakan untuk perkebunan kopi sejak tahun 1950-an. digunakan untuk perkebunan kopi sejak tahun 1950-an. Namun, upaya ini tidak berhasil karena daya tarik budi Namun, upaya ini tidak berhasil karena daya tarik budi daya kopi jauh lebih kuat dibandingkan dengan upaya daya kopi jauh lebih kuat dibandingkan dengan upaya pemerintah untuk mencegah perluasan kebun kopi ke pemerintah untuk mencegah perluasan kebun kopi ke dalam kawasan

dalam kawasan hutan lindung. hutan lindung. Pada krisis ekonomi tahunPada krisis ekonomi tahun 1998-2000 yang lalu, pera

1998-2000 yang lalu, perambahan hutan untuk budi dayambahan hutan untuk budi daya kopi kembali meluas dan hutan lindung yang sudah kopi kembali meluas dan hutan lindung yang sudah dihutankan kembali pun dibuka untuk kebun kopi dihutankan kembali pun dibuka untuk kebun kopi (Kusworo 2000; Michon

(Kusworo 2000; Michonet alet al. 2008).. 2008).

Pada tahun 2001, pemerintah menerbitkan Surat Pada tahun 2001, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.31/Kpts-II/2001 Keputusan Menteri Kehutanan No.31/Kpts-II/2001 tentang Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan (HKm) tentang Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang merupakan terobosan untuk menjawab persoalan yang merupakan terobosan untuk menjawab persoalan pelik di atas. Surat keputusan tersebut memberikan pelik di atas. Surat keputusan tersebut memberikan peluang pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan peluang pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan negara bagi masyarakat guna memberdayakan kehidupan negara bagi masyarakat guna memberdayakan kehidupan mereka tanpa mengganggu fungsi pokoknya. Melalui mereka tanpa mengganggu fungsi pokoknya. Melalui

skema HKm, kegiatan pengelolan hutan negara diarahkan skema HKm, kegiatan pengelolan hutan negara diarahkan untuk mengoptimalkan manfaat hutan bagi kesejahteraan untuk mengoptimalkan manfaat hutan bagi kesejahteraan masyarakat secara luas melalui pemanfaatan lahan, jasa masyarakat secara luas melalui pemanfaatan lahan, jasa lingkungan, dan ekstraksi hasil kayu dan nonkayu. Seiring lingkungan, dan ekstraksi hasil kayu dan nonkayu. Seiring dengan itu, petani yang memperoleh manfaat dalam dengan itu, petani yang memperoleh manfaat dalam skema HKm diwajibkan untuk menjaga, memperbaiki, skema HKm diwajibkan untuk menjaga, memperbaiki, dan mempertahankan fungsi hutan lindung dengan dan mempertahankan fungsi hutan lindung dengan menerapkan praktik konservasi dalam pemanfaatan menerapkan praktik konservasi dalam pemanfaatan kawasan hutan (Agus 2002).

kawasan hutan (Agus 2002).

Di lain pihak, kebutuhan ekstensifikasi lahan untuk  Di lain pihak, kebutuhan ekstensifikasi lahan untuk  area perkebunan atau pertani

area perkebunan atau pertanian semakin meningkat sejalanan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kondisi ini dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kondisi ini menjadi penyebab terjadinya konversi hutan primer menjadi penyebab terjadinya konversi hutan primer maupun sekunder menjadi area pertanian (termasuk  maupun sekunder menjadi area pertanian (termasuk  perkebunan kopi), termasuk lahan miring yang memicu perkebunan kopi), termasuk lahan miring yang memicu terjadinya erosi tanah sehingga lahan menjadi kritis. Dal terjadinya erosi tanah sehingga lahan menjadi kritis. Dalamam upaya mempertahankan sumber daya alam dan mencari upaya mempertahankan sumber daya alam dan mencari keselarasan dengan al

keselarasan dengan alam, ilmuwan mengembangkan suatuam, ilmuwan mengembangkan suatu sistem pengetahuan yang mengarah pada pembentukan sistem pengetahuan yang mengarah pada pembentukan pola pengelolaan lahan yang disertai dengan berbagai pola pengelolaan lahan yang disertai dengan berbagai upaya konservasi (Joshi

upaya konservasi (Joshiet al.et al. 2004; Schalenbourg 2002 2004; Schalenbourg 2002

dalam

dalam MulyoutamiMulyoutami et al.et al.  2004; Chapman 2002  2004; Chapman 2002 dalamdalam

Mulyoutami

Mulyoutamiet al.et al. 2004). 2004).

Walaupun lebih dari 60% pertanaman kopi di Walaupun lebih dari 60% pertanaman kopi di Kabupaten Lampung Barat telah berumur lebih dari 25 Kabupaten Lampung Barat telah berumur lebih dari 25 tahun, belum ada upaya peremajaan atau rehabilitasi tahun, belum ada upaya peremajaan atau rehabilitasi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Di untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Di samping itu, lebih dari 80% perkebunan kopi berada pada samping itu, lebih dari 80% perkebunan kopi berada pada lahan miring, dengan tingkat kemiringan > 25%, tanpa lahan miring, dengan tingkat kemiringan > 25%, tanpa naungan, dan tanpa dibarengi

naungan, dan tanpa dibarengi dengan tindakan konservasidengan tindakan konservasi tanah dan air yang memadai. Akibatnya, tanah cepat tanah dan air yang memadai. Akibatnya, tanah cepat tergradasi oleh erosi air hujan. Kondisi ini diperparah oleh tergradasi oleh erosi air hujan. Kondisi ini diperparah oleh  jenis tanah

 jenis tanah podsolik podsolik merah kuning yang merah kuning yang tergolong tergolong pekapeka erosi.

erosi.

Gambar 1.

Gambar 1.  Pertanaman kopi rakyat di Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat, pada lahan miring, tanpa tindakan konservasi tanah  Pertanaman kopi rakyat di Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat, pada lahan miring, tanpa tindakan konservasi tanah

maupun penaung. maupun penaung.

(8)
(9)

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif 

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif  et al.et al.)) 203203

EKSISTENSI INOVASI TEKNOLOGI EKSISTENSI INOVASI TEKNOLOGI

KOPI KOPI

Pada dasarnya, petani telah memiliki pengetahuan lokal Pada dasarnya, petani telah memiliki pengetahuan lokal mengenai ekologi, pertanian, dan kehutanan yang mengenai ekologi, pertanian, dan kehutanan yang terbentuk secara turun-temurun dari nenek moyang terbentuk secara turun-temurun dari nenek moyang mereka dan berkembang seiring dengan berjalannya mereka dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Pengetahuan lokal ini berupa pengalaman bertani waktu. Pengetahuan lokal ini berupa pengalaman bertani dan berkebun serta berinteraksi dengan lingkungannya. dan berkebun serta berinteraksi dengan lingkungannya. Pengetahuan lokal yang dimiliki petani bersifat dinamis Pengetahuan lokal yang dimiliki petani bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh teknologi

karena dipengaruhi oleh teknologi dan informasi eksternaldan informasi eksternal antara lain kegiatan penelitia

antara lain kegiatan penelitian para ilmuwan, penyuluhann para ilmuwan, penyuluhan dari berbagai instansi, pengalaman petani dari wilayah dari berbagai instansi, pengalaman petani dari wilayah lain, dan informasi dari media massa (Mulyoutami lain, dan informasi dari media massa (Mulyoutami et alet al.. 2004).

2004).

Meskipun berbagai teknologi dan informasi masuk ke Meskipun berbagai teknologi dan informasi masuk ke lingkungannya, tidak semua teknologi dan informasi lingkungannya, tidak semua teknologi dan informasi tersebut diterima, diadopsi, dan dipraktikkan petani. Petani tersebut diterima, diadopsi, dan dipraktikkan petani. Petani yang paling mengenal kondisi lingkungan tempat ia tinggal yang paling mengenal kondisi lingkungan tempat ia tinggal dan bercocok tanam, memiliki kearifan (

dan bercocok tanam, memiliki kearifan ( farmer farmer wisdomwisdom)) tertentu dalam mengelola sumber daya alam. Kearifan ini tertentu dalam mengelola sumber daya alam. Kearifan inilahlah yang kemudian menjadi dasar dalam mengadopsi informasi yang kemudian menjadi dasar dalam mengadopsi informasi dan teknologi sehingga menghasilkan pengetahuan lokal dan teknologi sehingga menghasilkan pengetahuan lokal yang sesuai dengan kondisi pertanian setempat (Sinclair yang sesuai dengan kondisi pertanian setempat (Sinclair dan Wa

dan Walker 1998lker 1998).).

Walaupun beberapa petani yang tergabung dalam Walaupun beberapa petani yang tergabung dalam kelompok tani telah mengadopsi teknologi peremajaan kelompok tani telah mengadopsi teknologi peremajaan dengan penyambungan klon-klon anjuran, tingkat dengan penyambungan klon-klon anjuran, tingkat produktivitas yang dicapai masih tergolong rendah, produktivitas yang dicapai masih tergolong rendah, berkisar antara 1,0-1,5 ton biji kopi/ha/t

berkisar antara 1,0-1,5 ton biji kopi/ha/tahun setara 0,5-0,6ahun setara 0,5-0,6 kg/pohon/tahun di lahan miring (populasi 2.000-2.500 kg/pohon/tahun di lahan miring (populasi 2.000-2.500 pohon/ha) dan 1,2-1,8 t/ha di lahan datar (populasi pohon/ha) dan 1,2-1,8 t/ha di lahan datar (populasi 1.600-2.000 pohon/ha) setara dengan 0,75-0,9 kg/pohon/tahun. 2.000 pohon/ha) setara dengan 0,75-0,9 kg/pohon/tahun. Walaupun petani sudah memupuk tanaman kopi, dosisnya Walaupun petani sudah memupuk tanaman kopi, dosisnya masih di bawah anjuran, yaitu urea 300 kg/ha dan NPK masih di bawah anjuran, yaitu urea 300 kg/ha dan NPK 300 kg/ha, padahal dosis anjuran untuk urea dan NPK 300 kg/ha, padahal dosis anjuran untuk urea dan NPK masing-m

masing-masing 350 asing 350 kg/ha.kg/ha.

Selain dosisnya kurang tepat, petani

Selain dosisnya kurang tepat, petani memupuk hanyamemupuk hanya sekali dengan alasan kekurangan tenaga kerja, padahal sekali dengan alasan kekurangan tenaga kerja, padahal menurut aturannya, dosis pupuk anjuran tersebut harus menurut aturannya, dosis pupuk anjuran tersebut harus diaplikasikan tiga kali. Pupuk hanya ditebar di sekitar diaplikasikan tiga kali. Pupuk hanya ditebar di sekitar piringan tanaman tanpa ditimbun dan dibuatkan rorak  piringan tanaman tanpa ditimbun dan dibuatkan rorak  untuk menaruh pupuk. Dengan kondisi lahan yang untuk menaruh pupuk. Dengan kondisi lahan yang sebagian besar berlereng dan curah hujan tinggi, pupuk  sebagian besar berlereng dan curah hujan tinggi, pupuk  akan mudah tercuci/tererosi sehingga jumlah pupuk yang akan mudah tercuci/tererosi sehingga jumlah pupuk yang diserap tanaman menjadi semakin berkurang.

diserap tanaman menjadi semakin berkurang.

Petani kopi juga sudah mengenal dan melaksanakan Petani kopi juga sudah mengenal dan melaksanakan penyambungan entres. Beberapa jenis entres yang penyambungan entres. Beberapa jenis entres yang digunakan yaitu Super Kuning, Super Hijau, Tu

digunakan yaitu Super Kuning, Super Hijau, Tu gu Hijau,gu Hijau, Tugu Sari, W

Tugu Sari, Waspada, Lengkong dan aspada, Lengkong dan Kuwait. Kuwait. Jenis kopiJenis kopi Super Kuning mempunyai keunggulan masa panen lebih Super Kuning mempunyai keunggulan masa panen lebih pendek (lebih cepat matang).

pendek (lebih cepat matang).

Agroforestri Agroforestri

Tanaman kopi mempunyai kemampuan mengurangi Tanaman kopi mempunyai kemampuan mengurangi erosi dengan berkembangnya tajuk dan terbentuknya erosi dengan berkembangnya tajuk dan terbentuknya lapisan serasah sejalan dengan perkembangan tanaman. lapisan serasah sejalan dengan perkembangan tanaman. Penelitian di Jember, Jawa Timur, pada lahan

Penelitian di Jember, Jawa Timur, pada lahan dengan lerengdengan lereng 31% menunjukkan bahwa tingkat erosi

31% menunjukkan bahwa tingkat erosi yang cukup tinggiyang cukup tinggi hanya terjadi pada dua tahun pert

hanya terjadi pada dua tahun pert ama pertumbuhan kopi.ama pertumbuhan kopi. Pada tahun ketiga dan seterusnya, erosi jauh menurun Pada tahun ketiga dan seterusnya, erosi jauh menurun walaupun tidak dilakukan investasi tambahan untuk  walaupun tidak dilakukan investasi tambahan untuk  konservasi (Choiron 2010).

konservasi (Choiron 2010).

Sistem multistrata (agroforestri) dengan pohon Sistem multistrata (agroforestri) dengan pohon naungan atau pelindung merupakan sistem konservasi naungan atau pelindung merupakan sistem konservasi yang sangat baik (Agus

yang sangat baik (Agus et alet al. 2002). Lapisan tajuk pada. 2002). Lapisan tajuk pada sistem multistrata yang menyerupai hutan dapat sistem multistrata yang menyerupai hutan dapat memberikan fungsi konservasi yang baik dalam memberikan fungsi konservasi yang baik dalam mengurang

mengurangi tingkat erosi i tingkat erosi tanah. Selain itu, melalui lapisantanah. Selain itu, melalui lapisan tajuk, sinar matahari tidak

tajuk, sinar matahari tidak berpengaruh langsung terhadapberpengaruh langsung terhadap kopi sehingga kelembapan udara pada kebun kopi dapat kopi sehingga kelembapan udara pada kebun kopi dapat terjaga. Tanaman pelindung juga dapat membantu terjaga. Tanaman pelindung juga dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Selain memberikan meningkatkan kesuburan tanah. Selain memberikan perlindungan terhadap lingkungan, tanaman pelindung perlindungan terhadap lingkungan, tanaman pelindung dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga serta sebagai dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga serta sebagai alternatif dalam mengatasi anjloknya harga kopi. Oleh alternatif dalam mengatasi anjloknya harga kopi. Oleh karena itu, pemilihan tanaman untuk sistem multistrata karena itu, pemilihan tanaman untuk sistem multistrata harus disesuaikan dengan kondisi biofisik setempat, harus disesuaikan dengan kondisi biofisik setempat, komoditas yang dihasilkan harus mempunyai pasar, dan komoditas yang dihasilkan harus mempunyai pasar, dan petani harus memiliki akses terhadap bibit tanaman yang petani harus memiliki akses terhadap bibit tanaman yang bermutu tinggi (Agus

bermutu tinggi (Aguset alet al. 2002).. 2002).

Penggunaan tanaman penutup tanah dan penyiangan Penggunaan tanaman penutup tanah dan penyiangan secara parsial merupakan bentuk pilihan konservasi pada secara parsial merupakan bentuk pilihan konservasi pada tanah miring maupun landai pada t

tanah miring maupun landai pada t anaman kopi berumuranaman kopi berumur muda (Agus

muda (Aguset al.et al. 2002). Selanjutnya, Widianto 2002). Selanjutnya, Widiantoet al.et al.(2002)(2002) menyatakan bahwa perbedaan umur tanaman kopi menyatakan bahwa perbedaan umur tanaman kopi berpengaruh terhadap penutupan tanah oleh tajuk, berpengaruh terhadap penutupan tanah oleh tajuk, penutupan permukaan tanah oleh seresah daun kopi, dan penutupan permukaan tanah oleh seresah daun kopi, dan laju infiltrasi (penyusupan air ke dalam tanah).

laju infiltrasi (penyusupan air ke dalam tanah).

Teknik pengelolaan pertanaman kopi sangat bervariasi, Teknik pengelolaan pertanaman kopi sangat bervariasi, namun umumnya petani yang menggunakan lahan hutan namun umumnya petani yang menggunakan lahan hutan lindung, melakukan penyiangan secara intensif pada lindung, melakukan penyiangan secara intensif pada ladang mereka. Penyiangan secara parsial, misalnya hanya ladang mereka. Penyiangan secara parsial, misalnya hanya di sekeliling pohon kopi dengan diameter 1 m di bawah di sekeliling pohon kopi dengan diameter 1 m di bawah tajuk dan di luar itu gulma hanya dipotong pendek, mampu tajuk dan di luar itu gulma hanya dipotong pendek, mampu menekan erosi sampai tingkat yang dapat ditoleransi. menekan erosi sampai tingkat yang dapat ditoleransi. Beberapa petani menanggapi secara positif

Beberapa petani menanggapi secara positif kemungkinankemungkinan menyiang secara parsial, yaitu strip

menyiang secara parsial, yaitu strip tumbuhan alami selebartumbuhan alami selebar kurang lebih 30 cm di antara barisan kopi dibiarkan tidak  kurang lebih 30 cm di antara barisan kopi dibiarkan tidak  disiangi atau penyiangan dilakukan hanya pada bagian disiangi atau penyiangan dilakukan hanya pada bagian lantai berdiameter 120 cm sekeliling batang kopi (jarak  lantai berdiameter 120 cm sekeliling batang kopi (jarak  tanaman kopi 150-200 cm). Dengan demikian dapat tanaman kopi 150-200 cm). Dengan demikian dapat dibentuk jaringan atau mozaik di antara batang yang tetap dibentuk jaringan atau mozaik di antara batang yang tetap ditumbuhi rumput dan ini memberikan perlindungan bagi ditumbuhi rumput dan ini memberikan perlindungan bagi

(10)
(11)

204

204 Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 4 Desember 2014: 199-206 Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 7 No. 4 Desember 2014: 199-206 

tanah terhadap erosi tanpa harus mengorbankan hasil. tanah terhadap erosi tanpa harus mengorbankan hasil. Penyiangan secara parsial merupakan salah satu teknik  Penyiangan secara parsial merupakan salah satu teknik  untuk mengurangi erosi pada lahan berl

untuk mengurangi erosi pada lahan berl ereng curam.ereng curam. Berdasarkan hasil penelitian, p

Berdasarkan hasil penelitian, penyiangan menyeluruhenyiangan menyeluruh dapat mempercepat limpasan permukaan sehingga dapat mempercepat limpasan permukaan sehingga membuka peluang erosi yang lebih besar. Oleh karena itu, membuka peluang erosi yang lebih besar. Oleh karena itu, petani bersama para ilmuwan melakukan eksplorasi dan petani bersama para ilmuwan melakukan eksplorasi dan analisis bersama yang kemudian melahirkan inovasi teknik  analisis bersama yang kemudian melahirkan inovasi teknik  penyiangan parsial. T

penyiangan parsial. Teknik ini dianggap dapat eknik ini dianggap dapat mengurangimengurangi kompetisi tanaman kopi dan gulma, namun tetap kompetisi tanaman kopi dan gulma, namun tetap mengurangi risiko erosi. Selain itu, penanaman tanaman mengurangi risiko erosi. Selain itu, penanaman tanaman penutup tanah dapat

penutup tanah dapat membantu meningkatkan kesuburanmembantu meningkatkan kesuburan tanah melalui serasahnya yang jatuh. Serasah tersebut tanah melalui serasahnya yang jatuh. Serasah tersebut mengandung bahan organik sehingga dapat meningkatkan mengandung bahan organik sehingga dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah.

kandungan bahan organik tanah. Hasil penelitian Sitorus

Hasil penelitian Sitorus et alet al. (2009) menunjukkan. (2009) menunjukkan bahwa model pengelolaan perkebunan harus didukung bahwa model pengelolaan perkebunan harus didukung oleh kondisi biofisik, sumber daya manusia, dan oleh kondisi biofisik, sumber daya manusia, dan pemerintah. Ketiga faktor tersebut berlaku juga bagi pemerintah. Ketiga faktor tersebut berlaku juga bagi perkebunan kopi.

perkebunan kopi.

Hasil penyusunan model percepatan pembangunan Hasil penyusunan model percepatan pembangunan pertanian ramah lingkungan berbasis inovasi teknologi di pertanian ramah lingkungan berbasis inovasi teknologi di lahan kering masam Lampung Barat didasarkan lahan kering masam Lampung Barat didasarkan pertimbangan bahwa Lampung Barat merupakan sentra pertimbangan bahwa Lampung Barat merupakan sentra produksi kopi yang produktivitasnya berpotensi produksi kopi yang produktivitasnya berpotensi ditingkatkan. Selain itu,

ditingkatkan. Selain itu, kawasan kawasan ini ini mempunyai mempunyai posisiposisi strategis sebagai sumber perekonomian daerah dan strategis sebagai sumber perekonomian daerah dan kesejahteraan petani. Lampung Barat juga merupakan kesejahteraan petani. Lampung Barat juga merupakan daerah penyangga sistem hidrologi wilayah hilir (sentra daerah penyangga sistem hidrologi wilayah hilir (sentra produksi pangan) yang perlu dijaga kelestarian lingkungan produksi pangan) yang perlu dijaga kelestarian lingkungan dan sumber daya lahannya dari degradasi. Selain itu dan sumber daya lahannya dari degradasi. Selain itu

Lampung Barat merupakan daerah kawasan hutan lindung Lampung Barat merupakan daerah kawasan hutan lindung (70% dari wilayah) yang lahannya telah banyak digarap (70% dari wilayah) yang lahannya telah banyak digarap petani untuk usaha perkebunan terutama kopi.

petani untuk usaha perkebunan terutama kopi.

Selain konstruksi tanah, petani di Lampung Barat telah Selain konstruksi tanah, petani di Lampung Barat telah menerapkan sistem agroforestri dalam mengelola kebun menerapkan sistem agroforestri dalam mengelola kebun kopi dengan menanam tanaman buah-buahan, tanaman kopi dengan menanam tanaman buah-buahan, tanaman kayu atau tanaman leguminosa multiguna di antara kayu atau tanaman leguminosa multiguna di antara tanaman kopi sebagai tanaman pelindung (Agus tanaman kopi sebagai tanaman pelindung (Agus et alet al.. 2002). P

2002). Petani sudah memahami bahwa tanaman pelindung/ etani sudah memahami bahwa tanaman pelindung/  naungan memiliki fungsi konservasi terhadap tanah dan naungan memiliki fungsi konservasi terhadap tanah dan air, terutama dalam jangka panjang. Beberapa fungsi air, terutama dalam jangka panjang. Beberapa fungsi konservasi yang diberikan oleh tanaman pelindung/  konservasi yang diberikan oleh tanaman pelindung/  naungan menurut pendapat petani yang diwawancarai naungan menurut pendapat petani yang diwawancarai Agus

Aguset al.et al. (2002) adalah: (1) memberikan naungan, (2) (2002) adalah: (1) memberikan naungan, (2) menjaga suhu, kelembapan udara dan kelembapan tanah menjaga suhu, kelembapan udara dan kelembapan tanah di sekitar kebun; (3) menambah kandungan hara dalam di sekitar kebun; (3) menambah kandungan hara dalam tanah; (4) mengurangi kemungkinan terjadinya erosi dan tanah; (4) mengurangi kemungkinan terjadinya erosi dan longsor, serta (5) memberikan penghasilan tambahan. longsor, serta (5) memberikan penghasilan tambahan. Tanaman pelindung memberikan nilai ekonomis bagi petani Tanaman pelindung memberikan nilai ekonomis bagi petani karena menghasilkan buah, kayu atau produk lain yang karena menghasilkan buah, kayu atau produk lain yang dapat dijual maupun dikonsumsi sendiri.

dapat dijual maupun dikonsumsi sendiri.

Pengetahuan lokal dalam pengelolaan kebun kopi Pengetahuan lokal dalam pengelolaan kebun kopi merupakan hasil dari proses belajar berdasarkan persepsi merupakan hasil dari proses belajar berdasarkan persepsi petani sebagai pelaku utama pengelola sumber daya lokal. petani sebagai pelaku utama pengelola sumber daya lokal. Dinamisasi pengetahuan sebagai suatu proses sangat Dinamisasi pengetahuan sebagai suatu proses sangat berpengaruh pada corak pengelolaan sumber daya alam, berpengaruh pada corak pengelolaan sumber daya alam, khususnya dalam sistem pertanian lokal. Sering kali khususnya dalam sistem pertanian lokal. Sering kali praktik sistem pertanian lokal dapat memberikan ide praktik sistem pertanian lokal dapat memberikan ide yang potensial dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang potensial dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang ada secara lestari (Sunaryo dan Joshi sumber daya yang ada secara lestari (Sunaryo dan Joshi 2003).

2003).

Gambar 2.

Gambar 2. Perbaikan tanaman penanung pada perkebunan kopi melalui penataan tanaman gliricidia dan penanaman petai di laboratoriumPerbaikan tanaman penanung pada perkebunan kopi melalui penataan tanaman gliricidia dan penanaman petai di laboratorium lapang Lampung Barat.

(12)
(13)

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif 

Pengembangan perkebunan kopi berbasis inovasi ... (Bariot Hafif  et al.et al.)) 205205

Pascapanen Pascapanen

Penerapan teknologi pascapanen secara baik membuat Penerapan teknologi pascapanen secara baik membuat usaha tani lebih efisien dari sisi mikro dan merupakan usaha tani lebih efisien dari sisi mikro dan merupakan peluang peningkatan produksi dengan mengurangi peluang peningkatan produksi dengan mengurangi tingkat kehilangan hasil pada saat panen maupun mutu tingkat kehilangan hasil pada saat panen maupun mutu hasil yang rendah. Perkembangan produksi kopi yang hasil yang rendah. Perkembangan produksi kopi yang cukup pesat pada saat ini perlu didukung oleh kesiapan cukup pesat pada saat ini perlu didukung oleh kesiapan teknologi dan sarana pascapanen yang cocok dengan teknologi dan sarana pascapanen yang cocok dengan kondisi petani (Mayrowani 2013).

kondisi petani (Mayrowani 2013). Menurut Prastowo

Menurut Prastowoet alet al. (2010), . (2010), pemanenan buah kopipemanenan buah kopi yang umum dilakukan petani ialah memetik buah yang yang umum dilakukan petani ialah memetik buah yang telah masak yang dapat dimulai setelah tanaman kopi telah masak yang dapat dimulai setelah tanaman kopi berumur 2,5-3 tahun. Untuk mendapatkan hasil yang berumur 2,5-3 tahun. Untuk mendapatkan hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan masak penuh. Namun, kadang kala petani memperkirakan masak penuh. Namun, kadang kala petani memperkirakan waktu panen

waktu panen sendiri dan kemudian memsendiri dan kemudian memetik buah yanetik buah yangg telah matang maupun yang belum matang secara serentak. telah matang maupun yang belum matang secara serentak. Cara ini memang lebih cepat, namun biji kopi yang Cara ini memang lebih cepat, namun biji kopi yang dihasilkan kualitasnya rendah.

dihasilkan kualitasnya rendah.

Penentuan kadar biji kopi merupakan salah satu tolok  Penentuan kadar biji kopi merupakan salah satu tolok  ukur proses pengeringan agar diperoleh mutu hasil yang ukur proses pengeringan agar diperoleh mutu hasil yang baik dan biaya pengering

baik dan biaya pengeringan yang murah. an yang murah. Akhir dari proAkhir dari prosesses pengeringan harus ditentukan secara akur

pengeringan harus ditentukan secara akurat. Saat ini sudahat. Saat ini sudah ada Standar Nasional Indonesi

ada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang baru mengenaia (SNI) yang baru mengenai kopi, yaitu SNI 2907-2008 untuk biji kopi.

kopi, yaitu SNI 2907-2008 untuk biji kopi.

Untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik, Untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik, diperlukan penanganan pascapanen yang tepat pada diperlukan penanganan pascapanen yang tepat pada setiap tahapannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, setiap tahapannya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu dilakukan penelitian proses penyangraian biji kopi perlu dilakukan penelitian proses penyangraian biji kopi dalam kaitannya dengan suhu dan

dalam kaitannya dengan suhu dan waktu yang digunakanwaktu yang digunakan selama penyangraian (Mulato 2002).

selama penyangraian (Mulato 2002).

Tahapan kegiatan mulai dari panen sampai

Tahapan kegiatan mulai dari panen sampai pemasaranpemasaran sangat menentukan tingkat penjualan, khususnya untuk  sangat menentukan tingkat penjualan, khususnya untuk  kopi yang diekspor agar bisa bersaing dengan kopi dari kopi yang diekspor agar bisa bersaing dengan kopi dari negara lain seperti Brasil

negara lain seperti Brasil dan Vietnam. Berkaitan dengandan Vietnam. Berkaitan dengan hal tersebut, berbagai inovasi sudah dikembangkan oleh hal tersebut, berbagai inovasi sudah dikembangkan oleh peneliti seperti yang dilakukan oleh Handayani (2013) dan peneliti seperti yang dilakukan oleh Handayani (2013) dan Choiron (2010). Menurut Choiron (2010)

Choiron (2010). Menurut Choiron (2010), salah satu , salah satu aspek aspek  standar mutu yang saat ini mulai dipersyaratkan oleh pasar standar mutu yang saat ini mulai dipersyaratkan oleh pasar dunia terutama Uni Eropa adalah biji kopi bebas dari dunia terutama Uni Eropa adalah biji kopi bebas dari kontaminasi senyawa okratoksin. Okratoksin merupakan kontaminasi senyawa okratoksin. Okratoksin merupakan senyawa toksin atau racun yang dihasilkan oleh senyawa toksin atau racun yang dihasilkan oleh

 Asp

 Asp ergiergi llullu s s ochoch racerace usus. Senyawa ini berbahaya bagi. Senyawa ini berbahaya bagi kesehatan sehingga keberadaannya pada berbagai kesehatan sehingga keberadaannya pada berbagai komoditas pangan dilarang. Oktadina

komoditas pangan dilarang. Oktadina et alet al. (2013). (2013) mencoba menggunakan nenas (

mencoba menggunakan nenas ( Ananas comosus Ananas comosus) untuk ) untuk  menurunkan kadar kafein dan meningkatkan cita rasa kopi. menurunkan kadar kafein dan meningkatkan cita rasa kopi. Sementara itu Rohmah (2011

Sementara itu Rohmah (2011) menggunakan kayu manis) menggunakan kayu manis ((Cinnamomum burmaniiCinnamomum burmanii) untuk melihat aktivitas) untuk melihat aktivitas antioksidan dalam biji kopi.

antioksidan dalam biji kopi.

IMPLIKASI KEBIJAKAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Penyusunan model percepatan pembangunan pertanian Penyusunan model percepatan pembangunan pertanian berbasis inovasi di lahan kering masam dan berlereng terjal berbasis inovasi di lahan kering masam dan berlereng terjal harus memerhatikan empat hal sebagai berikut:

harus memerhatikan empat hal sebagai berikut: 1

1.. SubsisSubsistem konservatem konservasi; pengembasi; pengembangan agribisnngan agribisnis kopiis kopi dalam perspektif konservasi lahan dan agroforestri. dalam perspektif konservasi lahan dan agroforestri. 2

2.. SubsisSubsistem budi daya; perematem budi daya; peremajaan tanamajaan tanaman dengann dengan klon-klon unggul dan didukung dengan klon-klon unggul dan didukung dengan pem-bangunan kebun entres sebagai sumber bibit.

bangunan kebun entres sebagai sumber bibit. 3

3.. SubsisSubsistem pascapantem pascapanen; aplikasen; aplikasi i teknolteknologi pascapaneogi pascapanenn untuk memperbaiki mutu biji kopi.

untuk memperbaiki mutu biji kopi. 4

4.. Subsistem kelSubsistem kelembagaan; peninembagaan; peningkatan dinamigkatan dinamikaka kelembagaan petani sehingga berorientasi agribisnis kelembagaan petani sehingga berorientasi agribisnis dan ramah lingkungan.

dan ramah lingkungan.

Empat langkah kegiatan tersebut telah mulai Empat langkah kegiatan tersebut telah mulai dilaksana-kan pada tahun 2014 di lokasi percontohan (laboratori kan pada tahun 2014 di lokasi percontohan (laboratori umum lapang) di perkebunan kopi milik Pemerintah Kabupaten lapang) di perkebunan kopi milik Pemerintah Kabupaten Lampung

Lampung Barat di KBarat di Kecamatan Sumecamatan Sumber Jaya. ber Jaya. KegiatanKegiatan dibagi menjadi dua, yaitu kebun percontohan untuk  dibagi menjadi dua, yaitu kebun percontohan untuk  pengembangan kebun produksi dan 2 ha untuk  pengembangan kebun produksi dan 2 ha untuk  pengembangan kebun entres. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kebun entres. Pelaksanaan kegiatan melibatkan institusi penelitian antara lain Puslitbangbun, melibatkan institusi penelitian antara lain Puslitbangbun, Puslitkoka, Balittri, BPTP

Puslitkoka, Balittri, BPTP LampungLampung, dan , dan Pemkab LampungPemkab Lampung Barat.

Barat.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Afandi, T., B. Rosadi, T.K. Manik, M. Senge, Y. Oki, and T. Afandi, T., B. Rosadi, T.K. Manik, M. Senge, Y. Oki, and T. Adachi. 1999. The dynamics of soil water pressure under coffee Adachi. 1999. The dynamics of soil water pressure under coffee tree with different weed management in a hilly area of Lampung, tree with different weed management in a hilly area of Lampung, Indonesia.

Indonesia.  In InC. Ginting, A. Gafur, F.X. Susilo, A.K. Salam, A.C. Ginting, A. Gafur, F.X. Susilo, A.K. Salam, A. Karyanto

Karyanto, S.D. Utomo, M. , S.D. Utomo, M. Kamal, J. Lumbanraja, and Kamal, J. Lumbanraja, and Z. AbidinZ. Abidin (Eds.). Proceedings of International Seminar Toward Sustainable (Eds.). Proceedings of International Seminar Toward Sustainable Agriculture in Humid Tropics Facing 21st Century. Bandar Agriculture in Humid Tropics Facing 21st Century. Bandar Lampung, 27-28 September 1999. University of Lampung. Lampung, 27-28 September 1999. University of Lampung. pp. 387-394.

pp. 387-394.

Agus, F. 2002. Konservasi tanah dan pertanian sehat

Agus, F. 2002. Konservasi tanah dan pertanian sehat. Dalam. Dalam S.M. Sitomp

S.M. Sitompul dan S.R. Utami (Eul dan S.R. Utami (Ed.),d.), Akar PeAkar Pertanian Sehartanian Sehat.t. Konsep dan pemikiran. Rangkuman makalah. Fakultas Konsep dan pemikiran. Rangkuman makalah. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. hlm. 77-88. Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. hlm. 77-88. Agus, F

Agus, F., A., A.N. Gintings, dan M. van No.N. Gintings, dan M. van Noordwijk. 2002.ordwijk. 2002. PilihanPilihan teknologi agroforestri atau konservasi tanah untuk areal teknologi agroforestri atau konservasi tanah untuk areal pertanian berbasis kopi di Sumberjaya, Lampung Barat pertanian berbasis kopi di Sumberjaya, Lampung Barat.. WorldWorld Agr

Agroforoforestry Centre,estry Centre, BogorBogor..

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Indonesia. Badan Pusat Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Indonesia. Badan Pusat

Statistik, Jakarta. Statistik, Jakarta.

Budidarsono, S., S.A. Kuncoro, and T.P. Tomich. 2000. A Budidarsono, S., S.A. Kuncoro, and T.P. Tomich. 2000. A Profitability assessment of robusta coffee system in Sumberjaya Profitability assessment of robusta coffee system in Sumberjaya watershed, Lampung, Sumatra, Indonesia. Southeast Asia Policy watershed, Lampung, Sumatra, Indonesia. Southeast Asia Policy Research Working Paper No 16. ICRAF SEA, Bogor.

Research Working Paper No 16. ICRAF SEA, Bogor. Budidarsono, S

Budidarsono, S. . dan K. dan K. Wijaya. 2004. Wijaya. 2004. Praktek koPraktek konservasi dalamnservasi dalam budidaya kopi robusta dan keuntungan petani. World Agroforestry budidaya kopi robusta dan keuntungan petani. World Agroforestry Centre - ICRA

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar hutan di Kabupaten Lampung Barat berada memanjang di daerah pesisir, kawasan hutan seluas 33.538 ha merupakan kawasan hutan produksi terbatas yang pada tahun

Menurut Darmin Amu yang juga tokoh masyarakat Battang Barat, pemerintah tidak pernah melibatkan warga Battang Barat dalam penentuan tapal batas kawasan hutan lindung apa lagi

Hutan Lindung Sesaot memiliki luas wilayah 5.950,18 ha, merupakan daerah tangkapan air dari daerah aliran sungai (DAS) Dodokan. Kawasan ini sangat strategis,

Dalam rangka pelaksanaan perlindungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) maka daerah aliran sungai, kawasan hutan lindung dan wilayah-wilayah lainnya yang memenuhi

Dalam rangka pelaksanaan perlindungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) maka daerah aliran sungai, kawasan hutan lindung dan wilayah-wilayah lainnya yang memenuhi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penutupan lahan pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Naning yang berada di wilayah Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat

Dari kedua propinsi ini, propinsi Gorontalo lebih memiliki karakteristik wilayah sebagai kawasan lindung, karena dalam propinsi ini, hutan lindung, hutan suaka alam dan

Kawasan lindung dalam Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009 sampai dengan Tahun