• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Pengumpulan data dilakukan selama bulan Oktober hingga 26 November 2012 untuk tryout kuesioner sebanyak 10 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa pendidikan ekonomi, kemudian dilanjutkan dengan menyebarkan 30 kuesioner yang diisi oleh mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2009 keatas untuk uji validitas dan reliabilitas. Setelah uji validitas dan reliabilitas diketahui dan membuang butir pernyataan pada kuesionar yang tidak valid serta mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti menyebarkan kuesioner (angket) pada 117 mahasiswa angkatan 2008 dan 2009 yang dipilih secara Proportionate Stratified Random Sampling yang tepat digunakan untuk populasi yang mempunyai anggota tidak homogen dan berstrata secara proporsional untuk mahasiswa FKIP-UKSW sebagai responden.

FKIP-UKSW memiliki program studi yang terdiri dari pendidikan ekonomi, pendidikan sejarah, pendidikan bimbingan konseling, PPKN, pendidikan matematika, dan pendidikan guru SD sedangkan mahasiswa PG-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) tidak peneliti ikut sertakan dalam penelitian ini dengan alasan belum memiliki mahasiswa angkatan 2008 dan 2009 yang telah melaksanakan program PPL. Oleh karena itu peneliti

(2)

mengambil sampel dari 6 program studi yang terdapat di FKIP-UKSW. Analisis yang akan digunakan dalam menganalisis data yaitu analisis deskriptif pada setiap variabel, dilanjutkan dengan analisis normalitas data, linearitas kemudian regresi sederhana dan regresi berganda.

2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan disajikan berupa hasil analisis data pada data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP-UKSW Salatiga Tahun angkatan 2008-2009. Data yang diperoleh digunakan untuk menjawab masalah penelitian yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Dan Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW.

2.1 Analisis Pendahuluan (Analisis Deskriptif)

Menurut Gulo ( 2002:140) analisis pendahuluan bertujuan untuk

mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel penelitian melalui

analisis statistika deskriptif. Alat analisis yang dipakai dalam analisis

(3)

statistic, perhitungan tendensi pusat dan ukuran dispersi. Berikut ini disajikan analisis pendahuluan oleh peneliti beserta deskripsinya.

2.1.1 Distribusi Frekuensi Sederhana dan Diagram

Tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah distribusi frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam kategori, seperti kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Dan untuk cita-cita mahasiswa FKIP-UKSW menggunakan kategori cita-cita yang terdiri dari guru, wirausaha, swasa, dan lain-lain yang tidak termasuk dalam guru, wirausaha dan swasta. Distribusi frekuensi cita-cita mahasiswa FKIP-UKSW dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi cita-cita mahasiswa FKIP-UKSW No cita-cita (kode) f (%) 1 guru (1) 57 48.7 2 wirausaha (2) 25 21.4 3 swasta (3) 3 2.6 4 lain-lain (4) 32 27.4 Jumlah 117 100

Sumber: data primer yang diolah

Persentase (%) diperoleh dari perhitungan = f/117x100 Diketahui dari distribusi frekuensi cita-cita mahasiswa FKIP UKSW bahwa paling banyak 48,7% atau 57 mahasiswa dari keseluruhan 117 bercita-cita menjadi guru, sebesar 21,3% atau 25

(4)

mahasiswa bercita-cita menjadi entrepreneur atau pengusaha, 2,5% atau 3 mahasiswa ingin bekerja pada perusahaan swasta dan kemudian 27,3% atau 32 mahasiswa bercita-cita selain menjadi guru, pengusaha dan swasta. Gambar 4.1 berikut ini diagramnya.

Gambar 4.1

Diagram cita-cita mahasiswa FKIP-UKSW

Tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah distribusi frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam kategori seperti halnya dengan cita-cita, lamanya belajar dalam menit dikategorikan menjadi sangat tinggi,

(5)

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rentang data tertinggi – data terendah yaitu 4320-120 = 4200, sedangkan Interval diperoleh dari Rentang dibagi banyaknya kelas atau 4200/5 = 840. Berikut ini tabel distribusi frekuensi pengguaan waktu belajar mahasiswa FKIP-UKSW.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi penggunaan waktu belajar mahasiswa FKIP-UKSW S u m b e r

sumber : data primer yang diolah R= Rentang (4320-120) : 4200

k= kelas : 5

i= interval (4200/5) :840

Distribusi frekuensi waktu belajar dari 117 mahasiswa FKIP-UKSW diatas menunjukkan bahwa 53,0% atau 62 mahasiswa termasuk pada kategori sangat rendah dengan waktu belajar 120-959 menit per minggu. Pada kategori rendah dengan waktu belajar 960-1799 menit per minggu ada 32 atau 27,4% mahasiswa. Pada

No

Kategori Rentang skor waktu belajar (menit) per

minggu f % 1 Sangat tinggi 3480-4320 4 3,4 2 Tinggi 2640-3479 1 0,9 3 Sedang 1800-2639 18 15,4 4 Rendah 960-1799 32 27,4 5 Sangat rendah 120-959 62 53,0 jumlah 117 100

(6)

kategori sedang dengan jumlah waktu belajar 1800-2639 menit per minggu ada 18 atau 15,4% mahasiswa. Pada kategori tinggi dengan jumlah waktu belajar 2640-3479 menit per minggu ada 1 atau 0,9% mahasiswa. Dan 4 mahasiswa atau 3,4% dengan 3480-4320 menit perminggu berada pada kategori sangat tinggi. Berikut ini diagram penggunaan waktu belajar mahasiswa FKIP-UKSW.

Gambar 4.2

Diagram penggunaan waktu belajar mahasiswa FKIP-UKSW

Tabel distribusi frekuensi yang digunakan yaitu distribusi frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam kategori seperti halnya variabel sebelumnya, skor ketersetujuan mahasiswa pada sikap positif pernyataan dalam angket dikategorikan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rentang data

(7)

tertinggi – data terendah yaitu 92,5 - 47,5 = 45, sedangkan Interval diperoleh dari Rentang dibagi banyaknya kelas atau 45/5 = 9. Berikut ini tabel distribusi frekuensi motivasi belajar mahasiswa FKIP-UKSW.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi motivasi belajar mahasiswa FKIP-UKSW

No Kategori skor f % 1 Sangat tinggi 83,5-92,5 21 17,9 2 Tinggi 74,5-82,5 50 42,7 3 Sedang 65.5-73,5 32 27,4 4 Rendah 56,5-64,5 11 9,4 5 Sangat rendah 47,5-55.5 3 2,6 jumlah 117 100

Sumber: data primer yang diolah R= Rentang (92,5-47,5) :45

k= kelas :5

(8)

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi motivasi belajar mahasiswa FKIP-UKSW diatas diketahui bahwa dari total 117 mahasiswa FKIP-UKSW 21 atau 17,9% berada pada kategori motivasi sangat tinggi dengan skor 83,5-92,5. Pada kategori motivasi tinggi dengan skor 74,5-82,5 terdapat 50 atau 42,7 %. Pada kategori motivasi sedang dengan skor 65.5-73,5 terdapat 32 atau 27,4%, dan tidak ada mahasiswa yang berada pada kategori rendah dengan skor 56,5-64,5 terdapat 11 atau 9,4% dan sangat rendah dengan skor 47,5-55.5 terdapat 3 atau 2,6% . Berikut ini diagram motivasi belajar mahasiswa FKIP-UKSW.

Gambar 4.3

Diagram motivasi belajar mahasiswa FKIP-UKSW

(9)

Tabel distribusi frekuensi yang digunakan tetap distribusi frekuensi kategorik, karena variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam kategori seperti halnya variabel sebelumnya pula, berdasarkan skor ketersetujuan mahasiswa pada sikap positif pernyataan dalam angket dikategorikan menjadi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rentang data tertinggi – data terendah yaitu 93,6 – 47 = 46,6, sedangkan Interval diperoleh dari Rentang dibagi banyaknya kelas atau 46,6/5 = 9,32. Berikut ini tabel distribusi frekuensi penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW No Kategori skor f % 1 Sangat tinggi 84,28-93,6 21 17,9 2 Tinggi 74,96-83,28 58 49,6 3 Sedang 65,64-73,96 26 22,2 4 Rendah 56,32-64,64 9 7,7 5 Sangat rendah 47-55,32 3 2,6 jumlah 117 100

Sumber: data primer yang diolah R= Rentang (93,6-47) : 46,6

k= kelas : 5

(10)

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW diatas, terdapat 21 atau 17,9% mahasiswa berada pada kategori sangat tinggi dengan skor 84,28-93,6. Berikutnya pada kategori tinggi dengan skor 74,96-83,28 terdapat 58 atau 49,6% mahasiswa. Pada kategori sedang dengan skor 65,64-73,96 ada 26 atau 22.2% mahasiswa. 9 atau 7,7% mahasiswa pada kategori rendah dengan skor 56,32-64,64 dan 3 atau 2,6% mahasiswa pada kategori sangat rendah dengan skor 47-55,32. Berikut ini diagram penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW.

Gambar 4.4

Diagram penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW

(11)

Jumlah 117 mahasiswa FKIP-UKSW untuk (X1) waktu belajar dengan data minimum statistic 120 menit per minggu , maksimum 4320 menit per minggu, range 4200, mean 1,1282, dan standar deviasi 820,714 serta varian 6,736. motivasi belajar (X2) mahasiswa FKIP-UKSW diatas menunjukkan bahwa dari jumlah 117 mahasiswa FKIP-UKSW dengan data minimum statistic 19,00, maksimum 37,00 range 18 mean 30.2051 dan standar deviasi 3.39253 serta varian 11.509. penguasaan kompetensi guru (Y) data minimumnya 112,00 data maksimumnya 220.00, mean 1.8022 standar deviasi 19.83123, dan variance 393.278. Berikut tabel deskriptif statistik datanya.

Tabel 4.5

Deskriptif statistic waktu belajar, motivasi dan penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic X1 117 4200.00 120.00 4320.00 1.1282E3 75.87505 820.71417 6.736E5

X2 117 18.00 19.00 37.00 30.2051 .31364 3.39253 11.509

Y 117 108.00 112.00 220.00 1.8022E2 1.83340 19.83123 393.278 Valid N (listwise) 117

(12)

2.2 uji Pra Syarat Analisis 2.2.1 Uji Normalitas

Analisis uji normalitas menggunakan rumus

Kolmogorov-Smirnov dengan α = 5%. Uji normalitas one sampel kolmogorov

smirnov test, yaitu pengujian dua sisi yang dilakukan dengan

membandingkan signifikansi hasil uji (p value) dengan taraf signifikansi. Tujuan uji normalitas adalah untuk membuktikan

bahwa (1) sampel telah diambil secara proporsional dari

populasinya; dan (2) variabel yang diteliti memenuhi kriteria

distibusi normal (http://repository.unhas.ac.id) . Perhitungan uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 16.0

for windows untuk pengujian terhadap data sampel tiap variabel.

Hasil uji normalitas dikatakan berdistribusi normal jika pobabilitasnya (Asymp. Sig. (2-tailed)) > 0.05. Hasil uji normalitas data mahasiswa FKIP-UKSW dapat dilihat pada tabel berikut.

(13)

Tabel 4.6

Uji Normalitas waktu belajar, motivasi dan penguasaan kompetensi guru Mahasiswa FKIP-UKSW

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 117 117 117

Normal Parametersa Mean 1.1282E3 30.2051 1.8022E2 Std. Deviation 8.20714E2 3.39253 1.98312E1 Most Extreme Differences Absolute .182 .114 .134

Positive .182 .053 .064

Negative -.149 -.114 -.134

Kolmogorov-Smirnov Z 1.964 1.233 1.446

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .096 .031

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.6 tampak bahwa untuk waktu belajar (X1), nilai yang ditunjukkan oleh Sig. < 0.05, yaitu sebesar 0.001, yang artinya data penggunaan waktu belajar bedistribusi tidak normal sehingga analisis selanjutnya menggunakan analisis teknik statistik nonparametris. Untuk motivasi belajar (X2) mempunyai nilai Sig. > 0.05, yaitu sebesar 0.096, yang artinya data penggunaan waktu belajar bedistribusi normal. Dan penguasaan kompetensi guru (Y) mempunyai nilai Sig. 0.031 > 0.05, yaitu sebesar 0.031, yang artinya data penggunaan waktu belajar bedistribusi normal. Oleh karena itu penggunaan statistik parametris untuk melakukan analisis regresi dan pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.

(14)

2.2.2 Uji Linieritas

Analisis uji linieritas antara waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru (α = 5%) dikatakan linier jika probabilitasnya (Sig.) < 0.05. Hasil data dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Uji Linier waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP UKSW

ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Y * X1 Between Groups (Combined) 6014.093 28 214.789 .477 .986 Linearity 43.496 1 43.496 .097 .757 Deviation from Linearity 5970.597 27 221.133 .491 .981 Within Groups 39606.130 88 450.070 Total 45620.222 116

Pada tabel 4.7 tampak bahwa waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru ditunjukkan pada kolom sig. > 0.05 yaitu sebesar 0.757, yang artinya hubungan antara waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru tidak linier, yang artinya jika digambarkan dalam sebuah grafi cartesius fungsi waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru tidak menunjukkan garis yang lurus atau linear.

(15)

Tabel 4.8

Uji linieritas motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru mahasiswa FKIP-UKSW ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Y * X2 Between Groups (Combined) 11744.921 16 734.058 2.167 .011 Linearity 2748.740 1 2748.740 8.114 .005 Deviation from Linearity 8996.182 15 599.745 1.770 .050 Within Groups 33875.301 100 338.753 Total 45620.222 116

Pada tabel 4.8 tampak bahwa motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru ditunjukkan pada kolom sig. ≤ 0.05 yaitu sebesar 0.005, yang artinya hubungan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru linier atau membentuk sebuah garis lurus.

2.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis tentang korelasi antar variabel yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru, adakah hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru, dan adakah hubungan yang positif dan signifikan antara

(16)

penggunaan waktu belajar dan motivasi dengan penguasaan kompetensi guru, Proses analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Pengujian dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi linier berganda.

2.3.1 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini ingin memprediksi/meramalkan perubahan yang terjadi pada variabel penguasaan kompetensi guru (Y) apabila variabel penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) dimanipulasi (diubah-ubah). Data penelitian yang telah diuji validitas, reliabilitas dan normalitasnya akan dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui pola pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian. Pola hubungan yang ingin diketahui pada penelitian ini adalah pengaruh waktu belajar (X1) motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y). Analisis regresi sederhana menggunakan teknik analisis regresi linier satu variabel yang akan menghasilkan koefisien regresi antara variabel bebas dan variabel terikat.

Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS

16.0 for windows dan hasil analisis regresi yang diperoleh akan

dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana agar dapat digunakan untuk memprediksi tinggi rendahnya nilai penguasaan

(17)

kompetensi guru (Y) ketika dilakukan manipulasi atas waktu belajar (X1) dan penguasaan kompetensi guru (Y) ketika dilakukan manipulasi atas motivasi belajar (X2) Untuk mengetahui hasil nalisis regresi dari pengaruh waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9

Analisis Regresi sederhana penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 179.380 3.137 57.174 .000 X1 .001 .002 .031 .331 .741 a. Dependent Variable: Y

Hasil analisis regresi pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa konstanta pada kolom B sebesar 179,380 dan koefisien regresi waktu belajar pada kolom Beta sebesar 0,031. Hasil analisis regresi tersebut berikutnya dimasukkan atau diaplikasikan dalam persamaan regresi sederhana sebagai berikut :

Y = a + b1 X1

(18)

Persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk menunjukkan pola pengaruh waktu belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y). Konstanta sebesar 179,380 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari waktu belajar (X1), maka nilai dari penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 0,031. Sedangkan koefisien b menunjukkan koefisien arah regresi atas setiap perubahan waktu belajar (X1) sebesar 1 unit akan mengakibatkan perubahan rata-rata penguasaan kompetensi guru (Y). Perubahan dapat dikatakan sebagai penambahan jika b bertanda positif (tanda +) dan ketika b bertanda negatif (tanda -) maka perubahan merupakan penurunan. Pada persamaan regresi sederhana di atas, diperoleh koefisien regresi (b) sebesar 0,031 menyatakan bahwa setiap kali waktu belajar (X1) mengalami penambahan (karena tanda +) maka rata-rata penguasaan kompetensi guru (Y) akan bertambah sebesar 0,031.

Berdasarkan kriteria uji koefisien regresi di atas, akan diketahui signifikansi regresi sederhana dengan membandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. Pada tabel 4.8 diketahui bahwa pada kolom Sig (signifikan) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,741, dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru, artinya

(19)

signifikan dapat dikatakan jika waktu yang digunakan untuk belajar meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga meningkat . Untuk mengetahui hasil analisis regresi dari motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.10

Analisis Regresi penggunaan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 136.882 16.061 8.523 .000 X2 1.435 .528 .245 2.715 .008 a. Dependent Variable: Y

Hasil analisis regresi pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa konstanta pada kolom B sebesar 136,882 dan koefisien regresi variabel motivasi belajar pada kolom Beta sebesar 0,245. Hasil analisis regresi tersebut berikutnya dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana sebagai berikut :

Y’ = a + b2 X2

(20)

Persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk menunjukkan pola pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y). Konstanta sebesar 136,882 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari motivasi belajar (X2), maka nilai dari penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 0,245. Sedangkan koefisien b menunjukkan koefisien arah regresi atas setiap perubahan motivasi belajar (X2) sebesar 1 unit akan mengakibatkan perubahan rata-rata variabel penguasaan kompetensi guru (Y). Perubahan dapat dikatakan sebagai penambahan jika b bertanda positif (tanda +) dan ketika b bertanda negatif (tanda -) maka perubahan merupakan penurunan. Pada persamaan regresi sederhana di atas, diperoleh koefisien regresi (b) sebesar 0,245 menyatakan bahwa setiap kali motivasi belajar (X2) mengalami penambahan (karena tanda +) maka rata-rata penguasaan kompetensi guru (Y) akan bertambah sebesar 0,245.

Berdasarkan kriteria uji koefisien regresi di atas, akan diketahui signifikansi regresi sederhana dengan membandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. Pada tabel 4.9 diketahui bahwa pada kolom Sig (signifikan) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,008, dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru,

(21)

artinya signifikan dapat dikatakan jika waktu yang digunakan untuk belajar meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga meningkat.

2.3.2 Analisis Regresi linier berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah waktu dan motivasi belajar mempunyai pengaruh terhadap penguasaan kompetensi guru. Penghitungan uji analisis berganda menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows

release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

Analisis Regresi berganda penggunaan waktu belajar dan motivasi terhadap penguasaan kompetensi guru

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 136.587 16.205 8.429 .000 X1 .000 .002 .017 .188 .852 X2 1.429 .532 .245 2.689 .008 a. Dependent Variable: Y Y = a + b1X1 + b2X2 Y = 136,587 + 0,000 X1+1,429 X2

Persamaan regresi tersebut maka dapat dIinterpretasikan sebagai berikut:

(22)

1 a = 136,587, artinya jika waktu yang digunakan untuk belajar dan motivasi belajar konstan, maka penguasaan kompetensi guru sebesar 136,587.

2 b1 = 0,000, artinya jika waktu yang digunakan untuk belajar meningkat satu point maka akan meningkatkan penguasaan kompetensi guru sebesar 0,000

3 b2 = 1,429, artinya motivasi belajar meningkat satu point maka akan meningkatkan penguasaan kompetensi guru sebesar 1,429.

2.3.3 Uji F

Uji keberartian model regresi atau disebut uji F (uji Anova / Analisis of Varians ), digunakan untuk melihat apakah model

persamaan regresi yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (http://repository.unhas.ac.id). Kriteria dari uji F yaitu

apabila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak (menerima Ha) yang berarti variabel waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama mempengaruhi penguasaan kompetensi guru, dan sebaliknya. Pengujian keberartian regresi dapat pula melalui aplikasi SPSS yang berlaku bagi regresi sederhana dan regresi ganda. Menurut Sambas Ali & Maman Abdurahman, (2007:210) kriteria yang

(23)

tertentu maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai r lebih kecil

dari (<) nilai α tertentu maka H0 ditolak. Hasil analisis uji F

menggunakan SPSS for windows release 16.0 sebagai berikut: Tabel 4.12

Uji F penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 43.496 1 43.496 .110 .741a

Residual 45576.727 115 396.319

Total 45620.222 116

a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan data hasil perhitungan dengan program SPSS diatas, diperoleh Fhitung=0,110 dengan harga signifikansi sebesar 0,741 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga didapat Fhitung < Ftabel atau Fhitung (0,110) < Ftabel (3,09). Nilai r lebih besar dari pada tingkat sig α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,741 > 0,05 sehingga H0 diterima. Dengan ini maka Ha ditolak dan H0 yang diuji dalam penelitian ini yaitu “ada pengaruh antara penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” diterima. Artinya jika waktu belajar terus meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga terus meningkat memiliki arah tingkatan yang sama atau positif.

(24)

Tabel 4.13

Uji F motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru

Berdasarkan data hasil perhitungan dengan program SPSS diatas, diperoleh Fhitung=7,373 dengan harga signifikansi sebesar 0,008 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga didapat Fhitung > Ftabel atau Fhitung (7,373) > Ftabel (3,09). nilai r lebih kecil dari pada tingkat sig α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,08>0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan kata lain terdapat hubungan yang berarti antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka H0 ditolak dan Ha yang diuji dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” diterima. Artinya jika motivasi belajar terus meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga terus meningkat memiliki arah tingkatan yang sama atau positif.

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2748.740 1 2748.740 7.373 .008a

Residual 42871.483 115 372.796

Total 45620.222 116

a. Predictors: (Constant), X2 b. Dependent Variable: Y

(25)

Tabel 4.14

Uji F waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2761.974 2 1380.987 3.673 .028a

Residual 42858.248 114 375.950

Total 45620.222 116

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan data hasil perhitungan dengan program SPSS diatas, diperoleh Fhitung=3,673 dengan harga signifikansi sebesar 0,028 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 2,70 sehingga didapat Fhitung > Ftabel atau Fhitung (3,673) > Ftabel (2,70). nilai r lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,028 > 0,05 sehingga H0 diterima. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka H0 ditolak dan Ha yang diuji dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan antara waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” diterima. Artinya jika waktu dan motivasi belajar terus meningkat maka penguasaan kompetensi guru juga terus meningkat memiliki arah tingkatan yang sama atau positif

(26)

2.3.4 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Jika nilai koefisien determinasi mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika koefisien determinasi mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel independen menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS 16.0 for windows untuk mengetahui besarnya prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.15

Koefisien Determinasi pengaruh penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .031a .001 -.008 19.90777 a. Predictors: (Constant), X1

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi pada kolom R sebesar 0,031. Koefisien determinasi sebesar 0,031 cenderung mendekati 0 (1–0,031 = 0,969), maka dapat dikatakan penggunaan waktu belajar (X1) memiliki variasi kurang kuat dan

(27)

terbatas dalam menerangkan penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,031 juga menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 3,1%. Sedangkan sisanya yaitu 96,9% (100% - 3,1%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini seperti faktor lingkungan belajar, faktor teknologi, faktor pengajar, dan lain sebagainya.

Tabel 4.16

Koefisien Determinasi pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .245a .060 .052 19.30791 a. Predictors: (Constant), X2

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi pada kolom R sebesar 0,245. Koefisien determinasi sebesar 0,245 cenderung mendekati 0 (1–0,245 = 0,755), maka dapat dikatakan penggunaan motivasi belajar (X2) memiliki variasi kurang kuat dan terbatas dalam menerangkan penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,245 juga menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh motivasi belajar (X2)

(28)

terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,5%. Sedangkan sisanya yaitu 75,5% (100% - 24,5%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Tabel 4.17

Koefisien Determinasi pengaruh penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .246a .061 .044 19.38942 a. Predictors: (Constant), X2, X1

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi pada kolom R sebesar 0,246. Koefisien determinasi sebesar 0,246 cenderung mendekati 0 (1–0,246 = 0,754), maka dapat dikatakan penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) memiliki variasi kurang kuat dan terbatas dalam menerangkan penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,246 juga menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,6%. Sedangkan sisanya yaitu 75,4% (100% - 24,6%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

(29)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka berikut akan disajikan hasil rekapitulasinya:

Tabel 4.18 Ringkasan uji hipotesis variabel hipotesis Indikator

penerimaan Hasil uji hipotesis kesimpulan keputusan makna X1→ Y H0 = r ρX1Y117 =0 α 0,05 Ha= r ρ X1Y117 > 0 α 0,05 < 0,05 > 0,05 r=0,741 r X1Y117 >0 H0 ditolak Ha diterima

Artinya semakin banyak jumlah jam yang digunakan untuk belajar semakin terkuasai kompetensi guru. X2→Y H0 = r ρX2Y117 =0 α 0,05 Ha= r ρ X2Y117 > 0 α 0,05 < 0,05 > 0,05 r =0,08 r X1Y117 > 0 H0 ditolak Ha diterima

Artinya semakin tinggi motivasi belajar semakin tinggi pula penguasaan kompetensi guru X1,X2 →Y H0 = r ρX1X2Y117 =0 α 0,05 Ha= r ρ X1X2Y117 > 0 α 0,05 < 0,05 > 0,05 r =0,028 r X1Y117 > 0 H0 ditolak Ha diterima

Artinya semakin banyak jumlah jam yang digunakan untuk belajar dan semakin tinggi motivasi belajar semakin tinggi pula penguasaan kompetensi guru

Keterangan:

X1→ Y = hubungan antara waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru X2→Y = hubungan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru X1,X2 →Y= hubungan antara waktu belajar dan motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru

(30)

3. Pembahasan

Rumusan masalah penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Dan Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Mengacu pada perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara penggunaan waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW, pengaruh antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW dan pengaruh antara penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Menurut Riduwan (2011:198) bahwa guru dalam PBM memiliki multi peran, tidak semata-mata

sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai

pendidik yang mentransfer nilai-nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang

memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Analisis data dilakukan dengan analisis regresi sederhana dan regresi berganda melalui komputer dengan program SPSS 16.0 for windows untuk menunjukkan pola pengaruh setiap variabel. analisis regresi sederhana untuk

(31)

menunjukkan pola hubungan penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW. Sedangkan pada penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap penguasaan kompetensi guru dikalangan mahasiswa FKIP-UKSW menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan analisis regresi sederhana pada tabel 4.8 diperoleh persamaan regresi Y’ = 179,380 + 0,031X1. Konstanta sebesar 179,380 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari waktu belajar (X1), maka nilai dari penguasaan kompetensi guru adalah 179,380. Persamaan regresi juga menunjukkan pola pengaruh waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru adalah positif. Hal tersebut dapat dilihat dari arah regresi dari koefisien b sebesar 0,031 yang bertanda positif (tanda +), artinya setiap perubahan waktu belajar (X1) sebesar 1 unit akan mengakibatkan perubahan rata-rata penguasaan kompetensi guru (Y) dengan penambahan sebesar 0,031. Perubahan 0,031 sangat kecil untuk dapat memambah atau memberukan sumbangan yang berarti pada nilay Y, Menurut Dede Rohimah dalam tulisannya yang dimuat di Kompasiana 14 juni 2012, malasnya belajar sebelum waktu ujian dekat merupakan kasus yang

paling seering terjadi pada mahasiswa waktu luang banyak, pengumuman

ujian pun jauh-jauh hari sebelum ujian dilaksanakan, tapi yang ada adalah

menunda-nunda waktu untuk belajar dan membaca dan akhirnya waktu

(32)

dalam menghadapi soal-soal ujian

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/14/sks-dan-prestasi-instan-ala-mahasiswa-469631.html). Seperti yang dikatakan Dede Rohimah mahasiswa banyak membuang waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat yang cenderung merugikan.

Analisis regresi sederhana pada tabel 4.9 diperoleh persamaan regresi Y’ = 136,882 + 0,245X2. Konstanta sebesar 136,882 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari motivasi belajar (X2), maka nilai dari penguasaan kompetensi guru adalah 136,882. Persamaan regresi juga menunjukkan pola pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru adalah positif. Hal tersebut dapat dilihat dari arah regresi dari koefisien b sebesar 0,245 yang bertanda positif (tanda +), artinya setiap perubahan motivasi belajar (X2) sebesar 1 unit akan mengakibatkan perubahan rata-rata penguasaan kompetensi guru (Y) dengan penambahan sebesar 0,245. Keinginan belajar harus berasal dari dalam diri individu masing-masing, dorongan yang berasal dari dalam diri cenderung lebih kuat apalagi jika ditambah dorongan dan dukungan positif dari luar yaitu melalui orang tua, lingkungan dan teman. Dari penelitian ini berdasarkan angket yang diisi oleh mahasiswa pada pernyataan, dorongan atau dukungan orang tua, cenderung lebih sedikit dibanding teman karena kebanyakan mahasiswa berada jauh dari orang tua atau tinggal di kost. Mahasiswa memiliki kuasa untuk mengatur dirinya sendiri, dan lebih sedikit mendapat perhatian orang tua karena kendala

(33)

jarak dan waktu. Karena menurut Riduwan (2011:200) siswa yang memiliki

motivasi belajar yang tinggi akan tekun dalam belajar dan tekun belajar

secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan

hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya.

Berdasarkan analisis regresi berganda pada tabel 4.10 diperoleh persamaan regresi Y = 136,587 + 0,000 X1+1,429 X2. Dari persamaan tersebut maka dapat diartikan bahwa satu satuan nilai penguasaan kompetensi guru dipengaruhi oleh waktu belajar sebesar 0,000, motivasi belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sebesar 1,429. Penguasaan kompetensi guru sebesar konstanta 136,587 jika waktu belajar dan motivasi belajar sebesar 0 atau dengan kata lain tidak ada kenaikan nilai. Angka 0,000 menunjukkan tidak ada pengaruh yang diberikan waktu belajar X1 terhadap penguasaan kompetensi guru Y. ini bisa saja terjadi karena mahasiswa tidak mengelola waktubelajarnya dengan baik. Seperti penelitian deskriptif yang dilakukan Meranga (2004) menyatakan alokasi belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi rendah, yang ditunjukkan dengan sebagian besar mahasiswa mengalokasikan waktu belajarnya dibawah 100%, hasil ini senada dengan penelitian oleh Nurkhasanah (2005) yang juga mengatakan efektifitas penggunaan waktu belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi adalah rendah. Menurut Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011:31) belajar merupakan

suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan

(34)

berasal dari dalam diri seperti pendapat Purwanto (2002:102) dalam Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011:33) setiap manusia memiiliki

sifat kepribadian masing-masing yang berbeda dengan manusia lain, ada

orang yang mempunyai sifat keras hati, halus perasaannya, berkemauan

keras, tekun, dan sebaliknya, sifat tersebut turut berpengaruh dengan hasil

belajar yang dicapai.

Berdasarkan hasil pengujian uji F pada tabel 4.11 penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru diperoleh Fhitung=0,110 dengan harga signifikansi sebesar 0,741 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga didapat Fhitung < Ftabel atau Fhitung (0,110) < Ftabel (3,09). Nilai r lebih besar dari pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,741 > 0,05 sehingga H0 diterima. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara waktu belajar dengan penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka Ha ditolak dan H0 yang diuji dalam penelitian ini yaitu “ada hubungan antara penggunaan waktu belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” hipotesis diterima. Waktu belajar tidak memiliki pengaruh terhadap penguasaan kompetensi guru, seperti dijelaskan diatas bahwa mahasiswa lebih banyak melakukan hal lain daripada belajar dan cenderung belajar suntuk saat menjelang ujian, tentu saja tidak bisa menyumbangkan kecakapan untuk dapat menguasai kompetensi guru, sedangkan Menurut Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011:32) dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang

(35)

berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki menjadi semakin

dikuasai dan makin mendalam, selain itu, seringnya berlatih akan

menimbulkan minat, semakin besar pula perhatiannya sehingga memperbesar

hasrat untuk mempelajarinya, sebaliknya tanpa latihan pengalaman yang

telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang. Dengan kata lain,

diperlukan waktu yang terjadwal, secara intensitas dan kualitas belajar untuk dapat menguasai suatu kompetensi dalam hal ini kompetensi guru.

Hasil pengujian uji F pada tabel 4.12 motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru diperoleh Fhitung=7,373 dengan harga signifikansi sebesar 0,008 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 3,09 sehingga didapat Fhitung > Ftabel atau Fhitung (7,373) > Ftabel (3,09). nilai r lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,08>0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara motivasi belajar dengan penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka H0 ditolak dan Ha yang diuji dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” hipotesis diterima. Dengan diterimanya hipotesis dimana motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penguasan kompetensi guru, berarti seperti dikatakan Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011:33) motif merupakan pendorong bagi suatu

(36)

mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui

pentingnya dan faedah dari hasil yang akan dicapai dari belajar. Mahasiswa

FKIP UKSW memiliki motivasi yang cukup dalam belajar sehingga mendukung penguasaan kompetensi guru yang menjadi tuntutannya.

Hasil pengujian uji F pada tabel 4.13 penggunaan waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru diperoleh Fhitung=3,673 dengan harga signifikansi sebesar 0,028 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 2,70 sehingga didapat Fhitung > Ftabel atau Fhitung (3,673) > Ftabel (2,70). nilai r lebih kecil dari pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 atau 0,028 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara waktu belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan penguasaan kompetensi guru. Dengan ini maka H0 ditolak dan Ha yang diuji dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh positif dan signifikan antara waktu belajar dan motivasi belajar terhadap penguasaan kompetensi guru di kalangan mahasiswa FKIP UKSW Salatiga” hipotesis diterima. Secara bersama-sama waktu belajar dan motivasi memiliki pengaruh terhadap penguasaan kompetensi guru, benar adanya dan sejalan dengan pendapat Dr. Rudolf Pintner (Purwanto, 2002:113-115) yang dimuat pada Muhammad Thobroni & Arif Mustofa (2011:35) mengatakan berdasarkan hasil

eksperimen, ternyata bahwa jangka waktu (periode) belajar yang produktif

(37)

adalah 20-30 menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar

yang benar-benar memerlukan konsentrasi perhatian relative kurang atau

tidak produktif. Selain itu beliau menambahkan pula bahwa belajar yang

dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan tanpa istirahat

terbukti tidak efektif dan efisien, oleh karena itu, belajar yang produktif

diperlukan adanya waktu belajar menurut “hukum Jost”, 30 menit dua kali

sehari selama enam hari lebih baik dan produktif dari pada sekali belajar

selama enam jam tanpa henti.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y), koefisien determinasinya sebesar 0,031 cenderung mendekati 0 (1–0,031 = 0,969), maka dapat dikatakan penggunaan waktu belajar (X1) memiliki variasi kurang kuat dan terbatas dalam menerangkan penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,031 juga menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 3,1%. Sedangkan sisanya yaitu 96,9% (100% - 3,1%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Prosentase sumbangan pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y), koefisien determinasinya sebesar 0,245 cenderung mendekati 0 (1– 0,245 = 0,755), maka dapat dikatakan penggunaan motivasi belajar (X2)

(38)

memiliki variasi kurang kuat dan terbatas dalam menerangkan variabel penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,245 juga menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh motivasi belajar (X2) terhadap variabel penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,5%. Sedangkan sisanya yaitu 75,5% (100% - 24,5%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan Prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y), koefisien determinasinya sebesar 0,246 cenderung mendekati 0 (1–0,246 = 0,754), maka dapat dikatakan variabel penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) memiliki variasi kurang kuat dan terbatas dalam menerangkan variabel penguasaan kompetensi guru (Y). Koefisien determinasi sebesar 0,246 juga menyatakan bahwa besarnya prosentase sumbangan pengaruh penggunaan waktu belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) terhadap penguasaan kompetensi guru (Y) adalah 24,6%. Sedangkan sisanya yaitu 75,4% (100% - 24,6%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Sama halnya dengan yang dikatakan Liang Gie (2007:1) tugas pokok mahasiswa adalah belajar. Pada dewasaini sekurang-kurangnya mahasiswa harus memiliki keterampilan belajar di perguruan tinggi yang meliputi: keterampilan membaca, berpikir, berbahasa,

mengikuti kuliah, mencatat bacaan, memanfaatkan perpustakaan, menempuh

ujian, memusatkan perhatian, menghafal pelajaran, mengelola waktu,

(39)

skripsi, Liang Gie (2007:2). Jika mahasiswa melakukan dan memiliki

keterampilan itu, pasti akan mencapai sukses di perguruan tinggi dan menjadi sarjana yang bermutu tinggi dan berbudi luhur lebih dari sekedar menguasai kompetensi yang menjadi tuntutan.

Gambar

Tabel  distribusi  frekuensi  yang  digunakan  adalah  distribusi  frekuensi  kategorik,  karena  variabel  dalam  penelitian  ini  diklasifikasikan  dalam  kategori,  seperti  kategori  sangat  tinggi,  tinggi,  sedang,  rendah,  sangat  rendah
Tabel  distribusi  frekuensi  yang  digunakan  tetap  distribusi  frekuensi  kategorik,  karena  variabel  dalam  penelitian  ini  diklasifikasikan dalam kategori seperti halnya variabel sebelumnya  pula, berdasarkan skor ketersetujuan mahasiswa pada sikap
Tabel 4.18  Ringkasan uji hipotesis  variabel   hipotesis  Indikator

Referensi

Dokumen terkait

Justeru, HA yang disinter dalam atmosfera N 2 pada 1300°C dalam kajian ini dijangka mempunyai sifat kekerasan yang lebih sesuai untuk dijadikan sebagai korona gigi jika

Dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Nilai HAM Universal yang terdapat dalam Universal Declaration of Human Rights ternyata memiliki kesamaan semangat materiil dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia seperti

Dikatakan sebagai pengayaan ( enrichment ), apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka

Kemudian koloni murni terpilih digores pada stok kultur dari medium Skim Milk Agar yang dibuat dalam bentuk media miring untuk digunakan pada tahap karakterisasi

Sedikitnya jumlah ektoparasit yang ditemukan pada ikan bandeng ukuran kecil maupun ikan bandeng ukuran besar diduga karena kegagalan parasit dalam menyerang,

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti “Hubungan Cita-Cita Siswa, Peran Guru dalam Proses Pembelajaran, Intensitas Membaca

Membuat rencana untuk pelatihan, promosi, rotasi terhadap pegawai sesuai hasil analisa kebutuhan Unit dan pengembangan pegawai serta diusulkan ke Kantor Unit Induk