• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan cita-cita siswa, peran guru dalam proses pembelajaran, intesitas membaca buku, dan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan cita-cita siswa, peran guru dalam proses pembelajaran, intesitas membaca buku, dan lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa"

Copied!
247
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HUBUNGAN CITA-CITA SISWA, PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN, INTENSITAS MEMBACA BUKU, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: MARIA DWI LESTARI NIM : 151334025. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Bapak Yohanes Saparyanto dan Ibu Fransisca Sarjumiyatun yang luar biasa dan selalu membimbing serta mendoakan setiap langkahku Maria Oktaviarini tercinta yang menjadi motivasiku untuk menjadi sukses Dosen pembimbing Dosen Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Seluruh keluarga, Sahabat, dan Teman – teman Orang yang tulus menyayangiku dan kusayangi Universitas Sanata Dharma. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan (Yeremia 17:7) Always do your best. What you plan now, you will harvest later (Og Mandino) Menikmati hidup, syukuri setiap detik dimana bisa melakukan apa yang disuka. Ketika masa sulit datang, ingat tidak selamannya hujan akan terus turun, matahari pasti akan kembali bersinar. (Penulis). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK HUBUNGAN CITA-CITA SISWA, PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN, INTENSITAS MEMBACA BUKU, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Maria Dwi Lestari Universitas Sanata Dharma 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: 1) cita-cita siswa dengan motivasi belajar siswa; 2) peran guru dalam proses pembelajaran dengan motivasi belajar siswa; 3) intensitas membaca buku dengan motivasi belajar; 4) lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa. Jenis penelitian ini bersifat korelasional yang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2019. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Sewon yang berjumlah 900 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA dan IPS yang berjumlah 280 siswa yang diambil dengan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan positif dan signifikan antara cita-cita siswa dengan motivasi belajar siswa (Spearman Rank = 0,595; nilai Sig (1-tailed) = 0,000); 2) ada hubungan positif dan signifikan antara peran guru dalam proses pembelajaran dengan motivasi belajar siswa (Spearman Rank = 0,440; nilai Sig (1-tailed) = 0,000); 3) ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca buku dengan motivasi belajar (Spearman Rank = 0,523; nilai Sig (1-tailed) = 0,000); 4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa (Spearman Rank = 0,642; nilai Sig (1-tailed) = 0,000).. Kata kunci: cita-cita, peran guru dalam proses pembelajaran, intensitas membaca buku, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE RELATION BETWEEN STUDENTS’ IDEALS, TEACHERS’ ROLE IN LEARNING AND TEACHING PROCESS, READING BOOK INTENCITY, SCHOOL ENVIRONMENT AND STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION Maria Dwi Lestari The University of Sanata Dharma 2019 The objective of this research is to find out the relations between 1) students’ ideals, 2) teachers’ role in learning and teaching process, 3) reading book intencity 4) school environtment and students’ learning motivation. This is a correlational research which was carried out from March to April 2019. The population of this research were 900 students of SMA Negeri 1 Sewon. The samples were 280 students consisted of the 11th grade students of MIPA and IPS. The questionnaires were used to collect the data and analysed by applying a descriptive analysis and Spearman Rank correlation. The result shows that there are 1) a positive and significant relation between students’ ideals and students’ learning motivation (Spearman Rank = 0,595; Sig score(1-tailed) = 0,000); 2) a positive and significant relation between teachers’ role in learning and teaching activity and students learning motivation (Spearman Rank = 0,440; Sig score (1-tailed) = 0,000); 3) a positive and significant relation between reading book intencity and students motivation (Spearman Rank = 0,523; Sig score (1-tailed) = 0,000); 4) a positive and significant relation between school environment and students’ learning motivation (Spearman Rank = 0,642; Sig score (1-tailed) = 0,000).. Keywords: students’ ideals, teachers’ role in learning and teaching process, reading book intencity, school environment, students’ learning motivation. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha kasih kerena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Sripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini telah mendapat banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.. 2.. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.. 3.. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.. 4.. Ibu Natalina Premastuti B.,S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi. Ibu terima kasih atas doa, bimbingan, dan bantuannya selama ini, terima kasih pula atas motivasi, nasihat, kesabaran, dan perhatian yang telah ibu berikan.. 5.. Dosen penguji, terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.. 6.. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan banyak pengetahuan dan ilmu selama proses perkuliahan.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7.. Karyawan kesekretariatan Program Studi Pendidikan Akuntansi terkhusus Ibu Theresia Aris Sudarsilah yang telah membantu kelancaran proses administrasi selama perkuliahan dan penelitian.. 8.. Pemimpin dan seluruh staf beserta karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah melayani peminjaman buku – buku serta menyediakan fasilitas selama belajar hingga penyusunan skripsi.. 9.. Orang tua saya Bapak Yohanes Saparyanto dan Ibu Fransisca Sarjumiyatun yang tanpa lelah selalu mendoakan, mendukung, menyemangati, dan memperhatikan selama proses perkuliahan hingga penyusunan skripsi.. 10. Kakak saya Maria Oktaviarini yang memberikan dukungan, doa, saran dan menjadi motivasi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman terbaik ku Katarina Waris Astuti, Dionisius Dewana Danurdara, Nanda Budi Sulistiyo, Erwin Dwi Hermawan, Theresia Rensitriana, Brigitta Dina Ayu Setyaningsih, Kristo Fabrilian Indrajid, dan Robertus Bellarmino Dimas Adi Pradhana yang selalu menyemangati saya, memberikan motivasi, masukan dan saran, memberikan dukungan, membantu saya dan selalu setia menemani saya dalam mengerjakan skripsi ini. 12. Teman-teman ku HIMAPENSI, Gandroeng Choir, Solagospa Choir, teman PPL, Kos Selena Gomez yang selalu mendukung dan memberikan banyak pengalaman kepada penulis. 13. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Akuntansi angkatan 2015 yang telah saling membantu dan mendukung selama proses perkuliahan hingga. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv MOTTO........................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Batasan Masalah................................................................................ 6 C. Rumusan Masalah ............................................................................. 7 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 E. Manfaat Penelitian............................................................................. 8 BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 9 A. Motivasi Belajar ................................................................................ 9 B. Cita – Cita Siswa ............................................................................... 21 C. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ............................................. 28 D. Intensitas Membaca Buku.................................................................. 32 E. Lingkungan Sekolah .......................................................................... 36 F. Penelitian yang Relevan .................................................................... 40 G. Kerangka Berpikir ............................................................................. 42 H. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 45 I. Paradigma Penelitian ......................................................................... 46 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 47 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 47 B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 47 C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................. 48 D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 48 E. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 50 F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ............................................. 51. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 59 H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian.............................................. 59 I. Teknik Analisis Data ......................................................................... 73 BAB IV GAMBARAN UMUM.................................................................... 81 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 81 BAB V ANALISI DAN PEMBAHASAN .................................................... 91 A. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 91 B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ..................................................... 96 C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 98 D. Pembahasan ...................................................................................... 104 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 116 A. Kesimpulan ....................................................................................... 116 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 117 C. Saran ................................................................................................. 117 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 119. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sewon ............................. 49 Tabel 3.2 Operasional Variabel Cita-Cita Siswa .......................................... 51 Tabel 3.3 Operasional Variabel Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ................................................................................................ 52 Tabel 3.4 Operasional Variabel Intensitas Membaca Buku .......................... 55 Tabel 3.5 Operasional Variabel Lingkungan Sekolah .................................. 56 Tabel 3.6 Operasional Variabel Motivasi Belajar ........................................ 57 Tabel 3.7 Skor Alternatif Jawaban Responden Skala Likert......................... 58 Tabel 3.8 Sebagian Dari r Tabel .................................................................. 61 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Cita-Cita Siswa ................................... 62 Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ................................................................................................ 63 Tabel 3.11 Hasil Pengujian Ulang Validitas Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ................................................................................................ 64 Tabel 3.12 Hasil Pengujian Validitas Intensitas Membaca Buku ................... 65 Tabel 3.13 Hasil Pengujian Ulang Validitas Intensitas Membaca Buku ........ 66 Tabel 3.14 Hasil Pengujian Validitas Lingkungan Sekolah ............................ 67 Tabel 3.15 Hasil Pengujian Ulang Validitas Lingkungan Sekolah ................. 68 Tabel 3.16 Hasil Pengujian Validitas Motivasi Belajar .................................. 69 Tabel 3.17 Hasil Pengujian Ulang Validitas Motivasi Belajar ....................... 70 Tabel 3.18 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................ 72 Tabel 3.19 Panduan Acuan Patokan (PAP) Tipe II ........................................ 73. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 3.20 Interval Skor Cita-Cita Siswa ...................................................... 74 Tabel 3.21 Interval Skor Peran Guru dalam Proses Pembelajaran .................. 75 Tabel 3.22 Interval Skor Intensitas Membaca Buku....................................... 76 Tabel 3.23 Interval Skor Lingkungan Sekolah ............................................... 76 Tabel 3.24 Interval Skor Motivasi Belajar ..................................................... 77 Tabel 3.25 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ................................... 80 Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah Di SMA Negeri 1 Sewon ............... 82 Tabel 4.2 Daftar Guru yang Telah Purna Bakti/ Mutasi Promosi ................. 82 Tabel 4.3 Daftar Karyawan yang Telah Purna Bakti/ Mutasi Promosi ......... 84 Tabel 4.4 Daftar Fasilitas yang Dimiliki SMA Negeri 1 Sewon ................... 89 Tabel 5.1 Data Jumlah Siswa ...................................................................... 91 Tabel 5.2 Data Jenis Kelamin Siswa............................................................ 92 Tabel 5.3 Interval Skor Cita-Cita Siswa ...................................................... 93 Tabel 5.4 Interval Skor Peran Guru dalam Proses Pembelajaran .................. 93 Tabel 5.5 Interval Skor Intensitas Membaca Buku....................................... 94 Tabel 5.6 Interval Skor Lingkungan Sekolah ............................................... 95 Tabel 5.7 Interval Skor Motivasi Belajar ..................................................... 95 Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Cita-Cita Siswa dengan Motivasi Belajar .... 96 Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Motivasi Belajar ............................................................................... 97 Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas Intensitas Membaca Buku dengan Motivasi Belajar ........................................................................................... 97. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Lingkungan Sekolah dengan Motivasi Belajar .......................................................................................................... 98 Tabel 5.12 Hasil Uji Korelasi Cita-Cita Siswa dengan Motivasi Belajar ...... 99 Tabel 5.13 Hasil Uji Korelasi Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Motivasi Belajar ............................................................................... 100 Tabel 5.14 Hasil Uji Korelasi Intensitas Membaca Buku dengan Motivasi Belajar .......................................................................................................... 102 Tabel 5.15 Hasil Uji KorelasiLingkungan Sekolah dengan Motivasi Belajar ......................................................................................................... 103. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar Paradigma Penelitian ....................................................................... 46. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Instrumen Penelitian (Kuesioner) .............................................. 122 Lampiran II Data Induk Penelitian ................................................................ 133 Lampiran III Uji Validitas ............................................................................. 194 Lampiran IV Uji Reliabilitas ......................................................................... 209 Lampiran V R Tabel .................................................................................... 211 Lampiran VI Uji Normalitas ......................................................................... 220 Lampiran VII Uji Korelasi Spearman ............................................................ 222. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang terencana, terprogram dan berkesinambungan. membantu. peserta. didik. mengembangkan. kemampuannya secara optimal, baik pada aspek kognitif, aspek efektif maupun aspek psikomotor. Pendidikan dapat dikatakan merupakan sebuah aktivitas berupa proses menuju pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan yang terjadi pada siswa dalam aktivitas pembelajaranpembelajaran yang hasilnya dapat dinikmati setelah rentan waktu yang panjang. Pendidikan bagi Indonesia yang sedang berkembang saat ini merupakan kebutuhan yang harus dikembangkan tahap demi tahap karena pendidikan pemegang peran penting bagi kemajuan bangsa yang masih dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu dibutuhkan usaha yang serius, gigih dan kontinu agar proses pendidikan berjalan lancar. Proses pendidikan salah satunya adalah berupa proses belajar. Berhasil tidaknya proses belajar tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar banyak sekali macamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada guru sebagai pengajar, metode mengajar, materi pembelajaran yang harus diterima siswa dan lain-lain.. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Adapun faktor yang sangat kuat dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa yaitu motivasi belajar siswa itu sendiri. Setiap siswa harus memiliki motivasi, Suryabrata (2006: 70) mengungkapkan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar itu sendiri merupakan dorongan untuk menjamin arahnya kegiatan belajar serta pola pikir siswa yang lebih baik sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan merasa senang seakan tidak ada beban untuk melakukan kegiatan belajarnya. Oleh karena itu, sangat diharapkan oleh semua pihak yang menginginkan siswa mencapai dan meningkatkan hasil belajar yang baik dengan mengupayakan dan menumbuhkan motivasi siswa guna mendorong semangat dalam proses balajar siswa. Pada umumnya kita ketahui setiap manusia mempunyai cita-cita. Citacita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Cita-cita bisa berasal dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu cita-cita adalah sebuah tujuan hidup dan bukan hal mudah jika kita hanya memiliki niat saja untuk menggapai cita-cita tetapi perlu adanya sebuah niat, usaha dan kerja keras. Pada masa sekarang banyak siswa jika ditanyakan mengenai cita-cita maka mereka menjawab profesi, tetapi pada kenyataannya dalam proses untuk menggapai profesi tersebut banyak hambatan yang muncul khususnya.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. dari dalam diri mereka. Cita-cita bisa dipengaruhi oleh motivasi belajar. Namun fenomena yang terjadi adalah pada saat saya PPL banyak siswa yang bercerita tentang cita-cita yang ingin dicapainya namun siswa-siwa tersebut kurang memiliki semangat belajar dan malas belajar. Jika motivasi belajar rendah maka untuk dapat menggapai sebuah cita-cita juga rendah. Cita-cita yang mulai dari diri sendiri akan membuat seseorang berupaya lebih semangat untuk mencapainya, oleh karena itu dalam berupaya mencapainya membutuhkan motivasi yang tinggi salah satu nya adalah dalam motivasi belajar. Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. ”Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan banyak orang, guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi siswa dan masyarakat. Peran seorang guru sangatlah signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar salah satunya adalah sebagai motivator bagi siswa. Motivasi dan pemotivasian yang diharapkan. dapat. membantu. para. guru. untuk. mengembangkan. keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau kinerjanya secara unggul. Proses pembelajaran akan.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Namun ada beberapa guru yang lupa atau tidak melakukan kegiatan pemotivasian kepada siswa saat pembelajaran berlangsung dan kejadian ini terjadi saat saya SMA, dimana ada beberapa guru SMA saya tidak melakukan kegiatan pemotivasian kepada siswa. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Siswa yang termotivasi oleh gurunya dapat mengembangkan serta memperbaiki diri menjadi siswa yang berkualitas. Intensistas membaca buku adalah berapa jumlah waktu yang digunakan untuk membaca secara keseluruhan untuk memahami isi dari materi yang dipelajari. Tak dapat dipungkiri bahwa rajin membaca buku memberikan banyak manfaat positif. Membaca akan menambah pengetahuan dan memberikan wawasan yang luas. Selain itu membaca juga dapat melatih seseorang untuk berpikir kritis. Siswa yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru yang akan meningkatkan kecerdasan sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. Berdasarkan hal itu, maka minat baca sejak dini perlu dikembangkan. Namun minat baca masih terhitung sangat rendah dimana rata-rata siswa melakukan kegiatan membaca pada saat melakukan belajar saja atau pada saat melakukan literasi sebelum masuk ke pembelajaran di kelas, sedikit siswa yang melakukan kegiatan membaca, bahkan tidak sedikit pula yang tidak membaca sama sekali. Terlebih pada zaman ini.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. mereka lebih senang menghabiskan waktu dengan handphone mereka dan dalam kehidupan sehari-hari aktivitas bermain lebih mendominasi. Bahkan membaca buku pelajaran pun hanya dilakukan jika ada ulangan atau ujian saja, sehingga mereka tidak memiliki ilmu yang cukup yang mereka peroleh dari membaca. Hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor, baik secara pribadi maupun secara umum. Secara pribadi, biasanya siswa belum memiliki keinginan yang tinggi dalam membaca dan mereka belum terlalu memahami bahwa membaca merupakan sesuatu kegiatan yang perlu dilakukan dan bermanfaat bagi mereka. Secara umum, faktor yang sangat berpengaruh besar adalah lingkungan sekitar siswa yang memang jauh dari kebiasaan atau budaya membaca. Jika 2 faktor tersebut terjadi maka akan mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar. Menurut Dalyono (2010: 131) lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Lingkungan sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena kelengkapan sarana dan prasarana dalam belajar serta kondisi lingkungan yang baik sangat penting guna mendukung. terciptanya. lingkungan. belajar. yang. menyenangkan.. Lingkungan sekolah yaitu keadaan sekolah tempat belajar yang turut mempengaruhi. tingkat. keberhasilan. belajar.. Lingkungan. sekolah. merupakan suatu sarana belajar yang penting dan perlu ada dalam sebuah sekolah, karena tanpa lingkungan sekolah semua proses belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan berlangsung tepat. Namun.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. fenomena yang terjadi ada beberapa sekolah yang memiliki lingkungan sekolah yang kurang baik misalnya kurang lengkapnya sarana prasarana sekolah yang terjadi pada sekolah SMP saya. Perlu diketahui bahwa semua proses belajar mengajar memerlukan lingkungan sekitar sebagai wujud kecintaan siswa dan pengalaman yang lebih luas terhadap lingkungan. Lingkungan yang ada saat ini juga perlu dikembangkan dengan baik, oleh karena itu, keaktifan siswa dan sikap peduli lingkungan di perlukan untuk mewujudkan lingkungan yang indah dan tentunya berguna bagi semua warga sekolah. Oleh karena itu, lingkungan sekolah dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Jika lingkungan sekolah itu baik maka bisa menimbulkan motivasi belajar siswa untuk semangat belajar. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti “Hubungan Cita-Cita Siswa, Peran Guru dalam Proses Pembelajaran, Intensitas Membaca Buku, dan Lingkungan Sekolah dengan Motivasi Belajar Siswa”. B. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan peneliti, baik dari segi pengetahuan, pengalaman, waktu dan situasi, maka peneliti membatasi masalah dan mefokuskan pada faktor penduga “cita-cita siswa, peran guru dalam proses pembelajaran, intensitas membaca buku, dan lingkungan sekolah”. Dengan beberapa faktor penduga yang dipilih, apakah benar mempunyai hubungan dengan motivasi belajar siswa..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif cita-cita siswa dengan motivasi belajar siswa? 2. Apakah ada hubungan positif peran guru dalam proses pembelajaran dengan motivasi belajar siswa? 3. Apakah ada hubungan positif intensitas membaca buku dengan motivasi belajar siswa? 4. Apakah ada hubungan positif lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ada hubungan positif cita-cita siswa dengan motivasi belajar siswa. 2. Untuk mengetahui ada hubungan positif peran guru dalam proses pembelajaran dengan motivasi belajar siswa. 3. Untuk mengetahui ada hubungan positif intensitas membaca buku dengan motivasi belajar siswa. 4. Untuk mengetahui ada hubungan positif lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi guru untuk lebih memperhatikan siswa, proses pembelajaran, serta kualitas guru yang akan disampaikan dan diajarkan kepada siswa dapat memberikan motivasi belajar siswa untuk kemajuan siswa dalam proses pembelajaran dengan lebih baik. 2. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memperhatikan dan memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi belajar mereka dan menambah semangat belajar mereka. 3. Bagi peneliti Peneliti dapat memahami isi dan hasil dari penelitian ini guna menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pendidikan, pengetahuan tentang siswa dan untuk mempersiapkan diri memasuki dunia pendidikan..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI. A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin "movere", yang berarti motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berelzon dan Steiner dalam Sobur (2011: 267) mengemukakan bahwa “is an inner state that energizer, activates, or moves (hence ‘motivation’), and that directs or channels behavior toward goals” yaitu suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakan, sehingga disebut ‘penggerakan’ (motivasi), dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan. Menurut Aunnurahman (2011: 114), motivasi merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai sesuatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Eysenck dan kawan-kawan dalam Slameto (2013: 170) merumuskan motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan,. 9.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. intensitas dan konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya penggerak dari dalam diri yang memberi kekuatan, yang menggiatkan serta arah umum dari tingkah laku manusia terhadap suatu tujuan. 2. Pengertian Belajar Garret dalam Sagala (2014: 13) belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Slameto (2013: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. James O. Whittaker dalam Aunurrahman (2011: 35), belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Sudjana dalam Rusman (2013: 1), belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Dari keempat definisi di atas, maka dapat dijelaskan bahwa belajar itu proses kegiatan dalam diri individu untuk menuju ke perkembangan pribadi.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. manusia yang menyangkut unsur tingkah laku keseluruhan, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dan proses melihat, mengamati serta memahami sesuatu dengan lingkungannya. Mulyaningtyas (2007: 1) pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Ada yang mendefinisikan bahwa, ‘belajar adalah berubah’. Dalam hal ini adalah belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi, belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga terbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. 3. Pengertian Motivasi Belajar Dalam proses pembelajaran motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar yang dapat menggerakkan mesin. Motivasi yang baik dan memadai dapat mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar di kelas. Menurut Rohmah (2015: 244), motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar lebih semangat lagi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu siswa yang.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. dapat memberikan dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh - sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. 4. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi bukan hanya sebuah dorongan dalam diri untuk melakukan kegiatan. Saat seseorang melakukan kegiatan, tentu saja kegiatan tersebut memiliki fungsi atau manfaat, begitu juga dengan motivasi. Menurut Djamarah (2011: 156) fungsi motivasi dalam belajar antara lain: a. Motivasi sebagai Pendorong Perbuatan Seorang siswa tentu memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang hal yang baru. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa didik ambil dalam rangka belajar. b. Motivasi sebagai Penggerak Perbuatan Saat akan melakukan sesuatu, siswa pasti sudah memiliki keinginan atau dorongan dalam dirinya. Dalam kegiatan belajarpun seorang siswa perlu adanya dorongan atau. motivasi untuk. melakukannya. Jika sang siswa sudah menumbuhkan motivasi dalam dirinya, maka siswa tidak perlu terpaksa untuk belajar atau melakukan kegiatan lainnya..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. c. Motivasi sebagai Pengarah Perbuatan Siswa didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Jika seseorang siswa yang menyukai mata pelajaran X dan ingin mendapatkan nilai baik untuk pelajaran tersebut, maka tidak mungkin dia akan belajar untuk pelajaran X. suatu yang dicarai siswa didik merupakan tujuan belajar yang dicapainya. Tujuan itulah yang menjadi motivasi siswa tersebut untuk belajar. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ada berbagai macam fungsi motivasi dalam belajar yang mampu mengingkatkan kemampuan seseorang. 5. Macam-macam Motivasi Macam-macam motivasi yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik dalam buku yang ditulis oleh Djamarah (2011: 149 – 152). a. Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya interen dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilainilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah dan sebagainya. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar motivasi intrinsik sangat diperlukan terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Seseorang itu boleh dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi ada sangkut paut dengan dirinya..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Perlu ditegaskan, bahwa anak didik yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tak pernah sepi dari kegiatan anak didik yang memiliki motivasi intrinsik. Dan memang diakui oleh semua pihak, bahwa belajar adalah suatu cara untuk mendapatkan sejumlah ilmu pengetahuan. Belajar bisa dikonotasikan dengan membaca. Dengan begitu, membaca adalah pintu gerbang ke lautan ilmu pengetahuan. Kreativitas membaca adalah kunci inovasi dalam pembinaan pribadi yang lebih baik. Tidak ada seorang pun yang berilmu tanpa melakukan aktivitas membaca. Evolusi pemikiran manusia yang semakin maju dalam rentangan masa tertentu karena membaca, yang hal itu tidak terlepas dari masalah motivasi sebagai pendorongnya, yang berhubungan dengan kebutuhan untuk maju, berilmu pengetahuan. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekadar atribut dan seremonial. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas. Motivasi tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik. Diakui, angka, ijazah, pujian, hadiah dan sebagainya berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Sedangkan ejekan, celaan, hukuman yang menghina, sindiran kasar, dan sebagainya berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan guru dengan anak didik. Jadilah guru sebagai orang yang dibenci oleh anak didik. Efek pengiringnya, mata pelajaran yang dipegang guru itu tak disukai oleh anak didik. 6.. Faktor – Faktor yang Mempengeruhi Motivasi Belajar Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam buku yang ditulis oleh Rohmah (2015: 242) yaitu: a. Faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri manusia yang disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita. b. Faktor ekstrinsik yakni berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang menyenangkan dan kegiatan belajar yang menarik.. 7.. Peranan Motivasi dalam Belajar Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Menurut Iskandar (2009) dalam buku Rohmah (2015:243 – 245) ada beberapa motivasi yang penting dalam belajar dan pembelajaran diantarannya adalah : a. Peran motivasi dalam penguatan belajar. Peran motivasi dalam hal ini dihadapkan pada suatu kasus yang memerlukan pemecahan masalah. Misalnya seorang siswa yang kesulitan menjawab soal matematika.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. akhirnya dapat memecahkan soal matematika dengan bantuan rumus matematika. b. Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika dapat menimbulkan penguatan belajar. Motivasi ini dapat menentukan hal – hal apa yang dilingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar. Untuk itu seorang guru perlu memahami suasana lingkungan belajar siswa sebagai bahan penguat belajar. c. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran ini berkaitan dengan kemaknaan belajar yaitu anak akan tertarik untuk belajar jika yang dipelajarinya sedikitnya sudah bisa diketahui manfaatnya bagi anak. d. Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar. Seseorang yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun, dan berharap memperoleh hasil yang baik. 8.. Indikator Acuan bagi Motivasi Belajar Siswa Menurut Rohmah (2015: 244) ada beberapa indikator atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar b. Adanya keinginan, semangat, dan kebutuhan dalam belajar c. Memiliki harapan dan cita- cita masa depan d. Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. e. Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik 9.. Prinsip – Prinsip Motivasi Belajar Menurut Djamarah (2011: 152 – 156) aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam ataupun luar. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar yaitu: a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar dimana seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dimana anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknnya. Self study adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan belajar anak didik yang memiliki motivasi intrinsik. c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman dimana memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar dimana kebutuhan yang tidak biasa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itu anak didik belajar. e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar dimana anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar dimana tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. 10. Pentingnya Motivasi Belajar bagi Siswa Menurut Dimyati dan Mudjiono, 1999:85 dalam Sagala (2014: 109) ada beberapa pentingnya motivasi belajar bagi siswa diantaranya yaitu: a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil belajar. b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya. c. Mengarahkan kegiatan belajar sehingga anak mengubah cara belajarnya lebih tekun d. Membesarkan semangat belajar seperti mempertinggi semangat untuk lulus tepat waktu dengan hasil yang memuaskan. e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan, indivisu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. B. Cita-Cita Siswa 1. Pengertian Cita-Cita Mulyaningtyas (2007: 40), cita-cita adalah keinginan yang selalu ada dalam pikiran atau tujuan yang ditetapkan seseorang untuk diri sendiri dan hendak dicapainya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa cita-cita merupakan suatu keinginan akan masa depan yang dipikirkan oleh seseorang untuk dicapai. Berbagai profesi dalam kehidupan ini dapat dijadikan cita-cita sesuai dengan keinginan setiap individu untuk di capai. Menurut Rintyastini (2006: 86-95), seorang dapat memilih jenis profesi sebagai berikut. a. Profesi dalam ketenagaahlian dan teknis Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung di bidang riset dan penerapannya dalam berbagai masalah teknologi, ekonomi, sosial dan industri. Profesi dalam kategori ini melakukan fungsifungsian keahlian teknologi, artistik dan lain-lain. Bidang-bidang ilmu yang dibutuhkan dalam profesi ini antara lain ilmu alam dan fisika, teknik struktur bangunan, hukum, kesehatan, agama, pendidikan, sastra, seni dan olahraga. b. Profesi dalam bidang ketatalaksanaan dan pengelolaan Profesi yang dimaksudkan dalam kategori ini terdiri atas orangorang yang terpilih dan terpercaya sebagai anggota pemerintahaan setempat, provinsi, regional atau nasional. Tugas yang diemban dalam profesi ini antara lain ikut memutuskan atau aktif menyusun kebijakan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. pemerintah pusat atau daerah, serta mempersiapkan amandemen hokum peraturan resmi bersama dengan pejabat lain yang ikut mengorganisasi, mengatur, dan memerintah. Orang-orang yang bergelut dalam profesi ini juga mewujudkan dan menjalankan kebijakan pemerintah, serta mengelola, merencanakan, memadukan, dan mengatur kegiatan masyarakat dan pribadi. c. Profesi dalam bidang ketatausahaan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam bidang pelayan masyarakat yang mengusahakan agar norma hukum, peraturan dan ketepatan-ketepatan pemerintah lokal, profesi ini juga mengawasi jalannya kinerja, kelancaran proses transportasi dan komunikasi, serta pekerjaan lainnya yang memantau pelaksanaan kegiatan sehari-hari. d. Profesi dalam bidang perdagangan Profesi yang termasuk dalam kategori ini berkecimpung dalam merencanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi, dan mengarahkan usahanya dalam dunia perdagangan besar atau kecil e. Profesi dalam bidang jasa Profesi yang termasuk kategori ini berkecimpung dalam mengarahkan, mengorganisasi, mengawasi, serta merencanakan dengan matang agar sektor di luar industri dapat berjalan dengan semestinya. Dalam jenis profesi ini, terdapat pengusaha jasa sosial yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan dan pribadi ini.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. anatar lain konsultan, pelayan hotel, pemangkas rambut, dan ahli kecantikan. f. Profesi dalam bidang eksplorasi energi Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dalam masalah penambangan mineral, minyak, dan gas bumi. Orang-orang dalam profesi ini juga mengerjakan proses pengolahan dan pembangkitan tenaga. Mereka juga melakukan konstruksi dan pembenahan berbagai tipe jalan, bangunan, dan mesin. Contoh profesi ini antara lain pekerja kilang minyak dan penambang. g. Profesi dalam bidang militer Profesi yang termasuk kategori ini berkaitan langsung dengan tugas-tugas dengan pertnahan dan keamanan Negara. Contoh profesi ini antara lain polisi, tentara dan mariner. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Cita-Cita Pada dasarnya, banyak hal yang dapat mempengaruhi cita-cita, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar. Cita-cita diperlukan bagi setiap individu agar hidupnya menjadi terarah. Dengan adanya cita-cita membuat individu memiliki semangat untuk mencapai tujuan-tujuan hidupnya. Berikut menurut Mulyaningtyas (2007: 41) merupakan faktor yang mempengaruhi cita-cita : a. Latihan dan lingkungan sejak kecil Jika seorang anak dari kecil sudah dilatih untuk mengembangkan potensinya, besar kemungkinan ia akan memiliki cita-cita sesuai.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. dengan potensinya. Misalnya sejak kecil ia sudah dilatih bermain bola, maka kemingkinan setelah dewasa ia akan memiliki cita-cita sebagai atlet. Begitu juga dengan anak yang tumbuh dalam lingkungan pecinta seni, memiliki kemungkan untuk menjadi seniman atau setidaknya akn mencintai seni. b. Ambisi orang tua Biasanya disebabkan oleh cita-cita orang tua yang tidak tercapai, maka ia akan mengarahkan anaknya untuk memilih cita-cita tertentu sejak kecil dan dilatih untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Ambisi orang tua ini kurang efektif untuk menetukan cita-cita, karena setiap anak terlahir sudah memiliki potensi. Jadi jangan paksa anak untuk menuruti keinginan orang tua jika tidak sesuai dengan potensinya. c. Tokoh idola Anak yang mengidolakan seorang atlet, biasanya berkeinginan untuk menjadi atlet juga sesuai tokoh idolanya,itu karena ia ingin mengikuti jejak tokoh idolanya. d. Persaingan dengan orang lain Persaingan dengan teman sebaya sering menyebabkan seseorang tidak mau kalah dalam hal cita-cita. Jika temannya memiliki cita-cita tertentu maka ia akan berusaha untuk bersaing dalam mencapai citacita tersebut..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. e. Tradisi, norma, adat, dan kebiasan yang berlaku Dapat kita jumpai dimasyarakat, ada profesi-profesi tertentu yang sering mendapat penghargaan yang tinggi di masyarakat daerah tertentu sehubungan dengan adat yang ada disana. Misalnya banyak anak remaja di Flores yang ingin menjadi pastor karena profesi ini mempunyai status sosial yang tinggi pada masyarakat Flores. f. Pengalaman-pegalaman masa lalu Misalnya seseorang pernah mederita penyakit phobia (takut yang tak beralasan akan sesuatu), maka kemungkinan ia ingin menjadi seorang psikolog. Dengan menjadi seorang psikolog ia bisa mengobati phobianya tersebut. g. Minat dan nilai-nilai yang dianut Jika seseorang memilki nilai kehidupan yang dianutnya seperti nilai keadilan sosial, maka itu dapat membuatnya menjadi seorang relawan, hakim, dan lainnya. Apapun faktor yang mempengaruhi cita-cita selama itu sesuai dengan potensinya maka akan menjadi hal yang diperbolehkan untuk seorang anak mengikutinya. 3. Cara Menentukan Cita-Cita Menurut Rahmat (2015: 23), ada beberapa langkah yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan cita-cita, yaitu:.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. a.. Kenali diri lebih jauh Hal ini penring karena bertujuan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan. yang. dimiliki,. memahami. potensi. serta. menyelaraskannya dengan minat yang dimiliki. Apabila kita berhasil memahami dan mengenali diri sendiri, tentunya pilihan kita tentang apa yang menjadi cita-cita pun akan tepat dan sebaliknya. Mengenali diri dapat dilakukan dengan proses melihat track record pendidikan (prestasi akademik) dan iptek yang dikuasai, meminta saran kepada ahli konsultan misalkan guru BK, dan menambah pengalaman untuk menggali potensi diri. b. Evaluasi dan memperbaiki Setelah mengenali diri maka selanjutnya adalah mengevaluasi dan memperbaiki. 1) Memahami kelebihan dan kekurangan Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kelarasan antara minat dan bakat yang dimiliki. Dalam tahap ini juga diperlukan proses perenungan dan intropeksi diri sehingga kita dapat mengetahi kelemahan, kelebihan untuk di perbaiki dan dijadikan dalam menemukan cita-cita. Apabila terdapat kesalahan, segera diperbaiki dan beralih ke pilihan lebih sesuai. 2) Saran dari para ahli dan teman Tahapan evaluasi ini harus dilakukan secara matang karena tahap ini merupakan pertimbangan akhir dalam menentukan cita-cita..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Oleh karena itu, kedewasaan berpikir dan analisis yang matang sangat diperlukan guna dapat memilih cita-cita yang berlandaskan para pertimbangan yang sangat rasional. c. Pilih dan yakini 1) Menetapkan cita-cita Tahap akhir dalam proses menentukan cita-cita yaitu memilih dan meyakini. Setelah memilih dan menentukan cita-cita, tentunya kita harus meyakini apa yang kita pilih. Keyakinan yang kuat merupakan modal yang besar dalam meraih cita-cita. 2) Saat yang tepat untuk menentukan cita-cita Dalam menetapkan cita-cita tentunya harus mempertimbangkan juga usia, hal ini bertujuan agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat memutuskan apa yang menjadi cita-cita. Apabaila terlalu cepat memutuskan, kemungkinan besar akan mengalami kegagalan. Kecuali jika telah dipikirkan secara matang dan telah melakukan persiapan yang cukup. Akan tetapi biasanya keputusan yang terlalu dini dilakukan pada usia dini hanya didasarkan pada emosi atau keinginan belaka, tanpa mengetahui konsekuensinya serta tidak memiliki rencana yang matang. Keputusan yang seperti ini cenderung berbuah kegagalan. Sebaliknya apabila terlambat menentukan citacita tentunya tidak akan mempunyai waktu yang cukup untuk mewujudkannya. Perwujudan cita-cita memerlukan proses dan perjuangan yang panjang dan menguras waktu, tenaga, serta pikiran..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. C. Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran 1. Pengertian Guru Guru merupakan tenaga profesional yang berfungsi sebagai pengajar peserta didik dan bertujuan untuk mengantarkan peserta didik meraih apa yang mereka cita-citakan. Menurut Sardiman (2006: 125), guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Sedangkan menurut Slameto (2013: 98), dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. 2. Peran Guru Secara rinci Slameto (2013: 109), menjelaskan peran guru dalam kegiatan belajar mengajar: a. Guru sebagai informatory Guru sebagai pelaksana cara mengajar informative, labotarium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan baik akademik maupun umum. b. Guru sebagai organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, dan jadwal pelajaran. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa,.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri siswa. c. Guru sebagai motivator Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika proses belajar mengajar. d. Guru sebagai pengarah Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hai ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. e. Guru sebagai inisiator Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar, sudah tentu ide-ide itu merupakan ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. f. Guru sebagai transmitter Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. g. Guru sebagai fasilitator Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. kegiatan yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. h. Guru sebagai mediator Dapat diartikan sebagai penengah kegiatan belajar siswa. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media merupakan salah satu peran guru. i.. Guru sebagai evaluator Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana didiknya berhasil atau tidak. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang. terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan perkembangan siswa. Dari beberapa pengertian diatas dapat diketahui tentang pentingnya peran guru dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk dapat melaksanakan perannya dengan baik, guru harus menjalankan fungsifungsinya dengan baik. Selain itu ada prasyaratan-prasyaratan yang perlu dipenuhi baik dari guru sendiri maupun dari pemerintah selaku pengambil kebijakan pendidikan. Beberapa persyaratan tersebut antara lain: adanya dedikasi yang tinggi dari guru, terciptanya hubungan yang baik antara staf pengajar dengan pimpinan maupun siswa, sistem pendidikan dan kurikulum.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. yang pas, fasilitas ruangan yang memadai untuk kegiatan belajar mengajar, adanya kesejahteraan guru yang memadai. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar akan semakin baik dan tentu saja akan meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Tugas Guru Menurut Rusman (2013: 73–74), tugas guru pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: a.. Tugas profesi Seorang guru harus melakukan proses pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Tugas guru adalah memberikan pendidikan kepada para peserta didik dalam hal ini guru harus berupaya agar para siswa dapat meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Tugas guru adalah pengajaran kepada peserta didik karena itu guru harus dituntut untuk terampil dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tugas guru adalah sebagai orang yang dapat memberikan kelatihan kepada peserta didik.. b.. Tugas dalam bidang kemanusiaan di sekolah Adalah merupakan perwujudan dari tuntutan bahwa seorang guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Guru harus menunjukkan wibawa, tapi tidak membuat siswa menjadi takut karena wibawa yang diterapkan..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. c.. Tugas dalam bidang kemasyarakatan Tugas ini merupakan konsekuensi guru sebagai warga Negara yang baik, turut mengemban, dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan Negara lewat UUD 1945 dan GBHN. Ketiga tugas itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam. kesatuan tindakan yang harmonis dan dinamis. Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi siswa, maka harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktik-praktik komunikasi. Pengetahuan yang guru berikan kepada siswa harus mampu membuat siswa memilih nilai-nilai hidup yang semakin kompleks dan harus membuat siswa berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat. D. Intensitas Membaca Buku 1. Pengertian Membaca Soedarso (2005: 4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah tindakan yang berpisah-pisah. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi membaca. Tampubolon (2008: 5), membaca adalah suatu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Nurhadi (2016: 2–3), ada beragam pengertian membaca. Dalam.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. pengertian sempit, membaca adalah kegiatan memahami makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara dalam pengertian luas, membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Nuriadi (2008: 1), membaca dapat dikatakan memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mencari hiburan semata. Dengan kata lain, membaca dapat diartikan mengerti terhadap informasi yang dihadirkan secara visual, serta menginterprestasikan dan mengaplikasikan informasi tersebut. Farida (2007: 2), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar menghafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Beberapa definisi membaca dari para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu proses memahami dan mengambil makna dari suatu kata-kata, gagasan, ide, konsep, dan informasi yang telah dikemukakan oleh pengarang pada bentuk tulisan serta melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar menghafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. 2. Tujuan Membaca Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Menurut Farida (2007: 11 – 12), tujuan membaca mencakup: a. Kesenangan. b. Menyempurnakan membaca. c. Menggunakan strategi tertentu. d. Memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik. e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui. f. Memperoleh informasi laporan lisan atau tertulis. g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi. h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks. i.. Menjawab pertanyaan – pertanyaan yang spesifik.. 3. Prinsip – Prinsip Membaca Menurut McLaughlin dan Allen (2002) dalam buku Farida (2007: 3 4), prinsip – prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini : a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis social. b. Keseimbangan kemahiran aksara adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman. c. Guru membaca yang professional atau unggul mempengaruhi belajar siswa..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca. e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas. g. Perkembangan kosakata dan pembalajarn mempengaruhi pemahaman membaca. h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. i.. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.. j.. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.. 4.. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnold (1976) dalam buku Farida (2007: 16 – 19) ialah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis. a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologis menyangkut kesehatan fisik, perkembangan neurologis. b. Faktor Intelektual Intelektual yang terkait dengan intelegensi merupakan kemampuan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang mendasar tentang situasi yang diberikan dan merespon secara tepat..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi latar dan pengalaman siswa di rumah dan sosial ekonomi keluarga siswa. d. Faktor Psikologis Faktor Psikologis mencakup (a) motivasi, (b) minat, serta (c) kematangan sosial, emosional, dan penyesuaian diri. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi membaca yaitu pembaca harus dalam keadaan sehat agar dapat membaca dengan baik, memiliki kemampuan berpikir yang baik, mempunyai pengalaman yang baik, dan memiliki motivasi, minat dan kematangan sosial dan emosional. E.. Lingkungan Sekolah 1. Pengertian Lingkungan Sekolah Hasbullah (2006: 36), lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama yang kedua. Siswa-siswa, guru, administrator, konselor hidup bersama dan melaksanakan pendidikan secara teratur dan terencana dengan baik. Menurut Dalyono (2010: 131) lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Lingkungan sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena kelengkapan sarana dan prasarana dalam belajar serta kondisi lingkungan yang baik sangat penting guna mendukung terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan. Sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. belajar harus memenuhi bermacam-macam persyaratan antara lain: murid, guru, program pendidikan, asrama, sarana dan fasilitas. Segala sesuatu telah diatur dan disusun menurut pola dan sistematika tertentu sehingga memungkinkan kegiatan belajar dan mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan pengembangan siswa. 2. Faktor-faktor dalam Lingkungan Sekolah Menurut Slameto (2013: 64) faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup: a. Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin. b. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. c. Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses ini dipengaruhi oleh relasi didalam proses tersebut. Relasi guru dengan siswa baik, membuat siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa dengan baik menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. d. Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah diri atau mengalami tekanan batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Jika hal ini semakin parah, akan berakibat terganggunya belajar. Siswa tersebut akan malas untuk sekolah dengan berbagai macam alasan yang tidak-tidak. Jika terjadi demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan dan penyuluhan. Menciptakan relasi yang baik antar siswa akan memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa. e. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam. sekolah. dan. belajar.. Kedisiplinan. sekolah. mencakup. kedisiplinan guru dalam mengajar, pegawai sekolah dalam bekerja, kepala sekolah dalam mengelola sekolah, dan BP dalam memberikan layanan. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa disiplin pula. Dalam proses belajar,.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. disiplin sangat dibutuhkan untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Agar siswa belajar lebih maju, maka harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan lain-lain. f. Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran tersebut dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran dan dipakai guru waktu mengajar. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan guna memperlancar kegiatan belajar-mengajar. g. Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah. Waktu sekolah akan mempengaruhi belajar siswa. Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar. Sekolah dipagi hari adalah adalah waktu yang paling tepat dimana pada saat itu pikiran masih segar dan kondisi jasmani masih baik. Dari uraian di atas, indikator-indikator dalam lingkungan sekolah adalah : a. disiplin sekolah b. relasi guru dengan siswa c. relasi siswa dengan siswa d. fasilitas sekolah.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. 3.. Aspek-Aspek Lingkungan Sekolah Slameto ( 2013: 65) mengemukakan aspek lingkungan sekolah sebagai berikut: a. Relasi guru dan siswa Guru yang kurang interaksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan siswa merasa jauh dengan guru. b. Relasi siswa dengan siswa Jika di dalam kelas terdapat grup yang bersain secara tidak sehat maka jiwa dan hubungan siswa di dalam kelas tidak tampak. c. Sarana belajar Sarana belajar yang cukup memadai membuat siswa lebih semangat dalam belajar. d. Disiplin sekolah Peraturan sekolah yang tegas dan tertib akan membantu kedisiplinan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.. F. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain: 1.. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Fitria yang berjudul “Hubungan Lingkungan Sekolah dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri 76/1 Sungai Buluh”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa SD Negeri 76/I Sungai Buluh dengan kategori yang baik..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Persamaan pada penelitian terdahulu dengan yang saya teliti terletak pada variabel lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa. Perbedaannya terletak pada tingkatan sekolah yang akan diteliti dimana penelitian terdahulu meneliti di tingkat SD, sedangkan peneliti akan meneliti pada tingkat SMA. 2. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Yuliana Verawati Amran yang berjudul “Hubungan Antara Minat Belajar, Cita-Cita Siswa, Sarana Belajar di Sekolah, Intensitas Membaca Buku dengan Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Sleman”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan motivasi belajar, ada hubungan positif dan signifikan antara cita-cita siswa dengan motivasi belajar, ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar di sekolah dengan motivasi belajar dan ada hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca buku dengan motivasi belajar. 3. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Dewi Wahyuni yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Peran Guru dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi, terdapat pengaruh positif peran guru dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi dan ada pengaruh yang positif motivasi belajar dan peran guru dalam pembelajaran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. G. Kerangka Berfikir 1. Hubungan Cita-Cita Siswa dengan Motivasi Belajar Siswa Dalam proses belajar setiap siswa memiliki cita-cita yang ingin mereka capai untuk masa depan mereka. Cita-cita setiap siswa berbeda-beda, ada yang timbul dari dalam diri, pilihan orang tua, dan mungkin mengikuti idola mereka. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat memberikan dampak bagi masa depannya. Proses pencapaian cita-cita diperlukan motivasi belajar yang tinggi dalam belajar. Jika siswa memiliki motivasi yang kuat dalam belajar maka dia siswa akan berusaha terdorong dan berkerja keras untuk belajar dengan baik. Dengan demikian cita-cita dapat meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa secara otomatis dan siswa termotivasi untuk terus belajar dengan giat dan baik serta siswa belajar memiliki tujuan salah satunya adalah untuk mewujudkan cita-cita mereka. 2. Hubungan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Siswa Guru dapat dikatakan sebagai seorang pendidik yang memberikan bantuan kepada siswa, agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki siswa, mengenal diri sendiri, dan mengatasi persoalan-persoalan sehingga para siswa dapat menentukan masa depannya secara bertanggung jawab tanpa tergantung kepada orang lain. Peran guru dalam proses pembelajaran yaitu membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik, dengan menguasai pengetahuan dan ketrampilan belajar dalam rangka menyiapkan siswa melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih.

Gambar

Tabel 5.11   Hasil Uji Normalitas Lingkungan Sekolah dengan Motivasi
Gambar Paradigma Penelitian ......................................................................
Tabel 3.8  Sebagian Dari r Tabel
Tabel  3.10  menunjukkan  bahwa  ada  dua  butir  pernyataan  yang  tidak  valid  yaitu  pada  butir  26  dan  28  dimana  corrected  item-total correlation  < 0,1173, sehingga butir 26 dan 28 harus  dikeluarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adaanya hubungan antara peran guru dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMK.. Pelita

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi dan mendorong siswa terutama kelas III untuk lebih tertarik dan berminat pada kegiatan belajar membaca dengan menggunakan buku cerita

Dari uraian tersebut peneliti tertarik mengangkat judul Penelitian Skripsi Tentang Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Berwirausaha

Melihat pentingnya peran tutor atau pendidik Paket C dalam proses pembelajaran makapeneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Kompetensi Tutor dengan

Pengalaman responden atau siswa terhadap sub-variabel daya tarik fisik menjadi stimulus rangsang yang akan membentuk respon konatif, berupa kecenderungan membaca

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana seorang guru PAI menjalankan fungsinya atau perannya dalam memberikan rangsangan agar anak tetap rajin

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam pada penelitian yang berjudul “Peran Kepemimpinan Efektif Dan Kedisiplinan

Berdasarkan uraian dan berbagai permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Inteligensi Siswa