• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEOREMA PYTHAGORAS PADA BIDANG TAXICAB

N/A
N/A
Info

Unduh

Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEOREMA PYTHAGORAS PADA BIDANG TAXICAB"

Copied!
6
2
0
Menampilkan lebih banyak ( Halaman)

Teks penuh

(1)

TEOREMA PYTHAGORAS PADA BIDANG

TAXICAB

ZULVIATI PUTRI

Program Studi Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia

zulviatiputri@gmail.com

Abstrak. Geometri Taxicab adalah bentuk geometri dimana fungsi jarak atau metrik dari geometri Euclidean diganti dengan metrik baru di-mana jarak antara dua titik adalah jumlah dari perbedaan mutlak dari koordinat-koordinatnya, atau dapat ditulis :

dT((x1, y1), (x2, y2)) = |x1− x2| + |y1− y2|

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji kembali tentang teorema Pythago-ras pada bidang Taxicab. Teorema PythagoPythago-ras yang diperoleh pada bidang Taxicab bergantung kepada posisi segitiga siku-siku pada bidang koor-dinat serta menggunakan kemiringan dan jarak pada bidang Taxicab. Kata Kunci: Jarak bidang Taxicab, Teorema Pythagoras, dan Kemiringan,

1

Pendahuluan

Dalam [2] Minkowski menemukan sebuah geometri yaitu geometri Taxicab dT((x1, y1), (x2, y2)) =

|x1− x2| + |y1− y2| [1]. Geometri Taxicab adalah bentuk geometri dimana fungsi

jarak atau metrik dari geometri Euclidean diganti dengan metrik baru dimana jarak antara dua titik adalah jumlah nilai mutlak dari selisih absis dan selisih ordinat pada koordinat kartesius. Dalam [3] Krause telah mengembangkan ten-tang geometri Taxicab. Dalam paper ini akan dikaji kembali tenten-tang teorema Pythagoras pada geometri Taxicab.

2

Teorema Pythagoras pada Bidang Taxicab

Telah dikenal bahwa jika ABC adalah segitiga dengan sudut siku-siku di A dalam bidang Euclidean, maka a2= b2+c2dimana a = d

E(B, C), b = dE(A, C) dan c =

dE(A, B) ini adalah teorema Pythagoras. Persamaan berikut memperlihatkan

hubungan antara jarak Euclidean dengan jarak Taxicab antara dua titik pada bidang koordinat kartesius.

Lema 1. [2] Misal titik A dan B tidak berada pada satu garis vertikal, yaitu A(x1, y1) dan B(x2, y2) dimana x16= x2. Jika m adalah kemiringan garis melalui

titik A dan B, maka

dE(A, B) =

(1 + m2)

(1 + |m|)dT(A, B) (1)

(2)

Bukti. Misal A(x1, y1) dan B(x2, y2) dengan x1 6= x2 maka m =

(y2−y1)

(x2−x1).

Per-samaan (1) diperoleh dengan perhitungan dari kemiringan (m), definisi jarak Euclid dan Taxicab.

Fakta lain yang berguna yang dapat dibuktikan dengan perhitungan langsung adalah sebagai berikut:

Lema 2. [2] Dua garis l1 dan l2 mempunyai kemiringan berturut-turut m1dan

m2, jika m16= 0 dan m2= m−11 ,maka berlaku

p1 + m2 1 1 + |m1| =p1 + m 2 2 1 + |m2| (2)

Lema berikut menyatakan bahwa rasio jarak Taxicab dan jarak Eu-clidean adalah sama, walaupun kedua jarak mempunyai definisi yang berbeda. Lema 3. [2] Misalkan segitiga ABC adalah segitiga siku-siku di A, jika b dan c adalah panjang sisi kaki-kaki pada segitiga ABC di Euclidean, sedangkan bT dan

cT adalah panjang sisi kaki-kaki pada segitiga ABC di Taxicab, maka

b c =

bT

cT

. (3)

Bukti. Jika panjang kaki AB dan AC pada segitiga ABC adalah sejajar dengan sumbu koordinat, maka b = bT dan c = cT dan dua rasio ini adalah sama. Jika

salah satu kaki dari segitiga ABC tidak sejajar dengan sumbu koordinat, dimana kemiringan AB adalah m1, maka kemiringan AC adalah m2=m−1

1 , karena

kaki-kaki segitiga ABC tegak lurus. Dari persamaan (1) maka, c = √ 1+m2 1 1+|m1|cT dan b = √ 1+m2 2

1+|m2|bT, tetapi dengan menggunakan persamaan (2) didapat

b c =

bT

cT. 

Teorema 1. [1] Misalkan aT adalah panjang sisi miring, bT dan cT adalah

panjang kaki-kaki dari segitiga ABC dengan sudut siku-siku pada A di bidang Taxicab,maka

1. Jika kedua sisi siku-siku masing-masing sejajar dengan garis dasar yang bersesuaian, maka

aT = bT + cT. (4)

2. jika tidak ada sisi siku-siku yang sejajar dengan garis dasar dimana g = dT(A, H) dan H = titik proyeksi ortogonal dari B atau C untuk garis dasar

melalui A, maka

aT = bT + cT − 2g. (5)

Bukti. Misalkan A adalah titik siku-siku pada segitiga ABC. Berikut kita lihat dua kasus dibawah ini :

Kasus 1. Jika kedua sisi siku-siku masing-masing sejajar dengan garis dasar yang bersesuaian, maka garis dasar bertepatan dengan sisi tegak lurus dari ABC seperti pada gambar 2.1. Misal koordinat titik-titik B = (x1, y1), C = (x2, y2)

dan A = (x2, y1), dengan menggunakan definisi jarak Taxicab maka didapat,

bT = |x2− x2| + |y2− y1| = |y2− y1| cT = |x2− x1| + |y1− y1| = |x2− x1|

(3)

Jadi, jelas aT = bT + cT.

Kasus 2. Misal b1, b2, c1dan c2adalah parameter seperti pada gambar 2.2, jika

tidak ada sisi siku-siku yang sejajar dengan garis dasar seperti pada Gambar 2.2, dan bT = d(A, C 0 )+d(C, C0) = b1+b2cT = d(A, B 0 )+d(B, B0) = c2+c1, maka aT = b1−c1+b2+c2dimana c1= dT(B, B 0 ) = dT(A, H) =: g aT = b1+b2+c2+c1−2c1 aT = bT + cT − 2c1= bT+ cT− 2g. 

Pada teorema diatas telah diberikan teorema Pythagoras pada bidang Taxi-cab menggunakan parameter g yang merupakan panjang suatu bagian dari garis dasar. Dalam teorema berikut akan diberikan bentuk lain teorema Pythagoras pada bidang Taxicab dengan menggunakan kemiringan dan sisi dari segitiga siku-siku.

Teorema 2. [1] Misalkan aT panjang sisi miring, bT dan cT menyatakan

pan-jang kaki segitiga siku-siku pada bidang Taxicab. Jika kemiringan sisi miring adalah m1 dan kemiringan dari salah satu kaki segitiga adalah m2, maka

a2T = ρ(m1, m2).(b2T + c 2 T), (6) dimana ρ(m1, m2) =        (1+m22 1+m2 1 )(1+|m1| 1+|m2|) 2 , m 1, m2∈ R ((1+|m1|)2 1+m2 1 ) , m2→ ∞ ( 1+m22 (1+|m2|)2) , m1→ ∞.

Bukti. Misal a adalah panjang sisi miring dan b, c adalah panjang sisi-sisi kaki di bidang Euclidean. Kemudian m1 menunjukkan kemiringan sisi miring, dan

(4)

1. jika m26= 0 maka kemiringan dari kaki segitiga yang bersesuaiam m3adalah −1

m2. Dengan demikian berdasar (1), diperoleh

a =[(1+m21) ( 12) ((1+|m1|))].aT b = [(1+m22) ( 12) ((1+|m2|))].bT c = [(1 + m2 2)( 1 2)((1 + |m2|))].cT

2. Jika m2 = 0, maka kemiringan m3 adalah −1m

2) → ∞ atau jika m2 → ∞,

maka kemiringan m3 adalah m−12 → 0, kemudian berlaku

a =[(1+m21) 1 2 ((1+|m1|].aT b = bT c = cT 3. Jika m1→ ∞, maka a = aT b = [(1+m22) 1 2 ((1+|m2|))].bT c = [(1+m22) 1 2 ((1+|m2|))].cT

Dengan mensubstitusikan nilai-nilai a,b, dan c dari masing-masing kasus 1), 2) dan 3) diatas kedalam teorema Pythagoras Euclidean, maka diperoleh hubungan berikut: a2 T = ρ(m1, m2).(b2T + c 2 T) dimana ρ(m1, m2) =        (1+m22 1+m2 1 )(1+|m1| 1+|m2|) 2 , m 1, m2∈ R ((1+|m1|)2 1+m2 1 ) , m2→ ∞ ( 1+m22 (1+|m2|)2) , m1→ ∞.  Teorema 3. [2]

1. Jika kaki ABC adalah sejajar dengan sumbu koordinat, maka

aT = bT + cT. (7)

2. Jika kaki dari segitiga ABC tidak sejajar dengan sumbu koordinat, sisi miring BC tidak vertikal terhadap sumbu koordinat, dan m adalah kemiringan salah satu kaki, maka

(1 + |m|)aT = |bTm + cT| + |cTm − bT|. (8)

Bukti. 1. Dengan menggunakan definisi jarak Taxicab, yang mana telah dikaji pada teorema 2.1, maka persamaan (7) terbukti.

2. Misal sudut CBA adalah θ, perhatikan bahwa θ positif dan lancip (lihat gambar 2.3). Maka tanθ =b

c = bT

(5)

Misalkan m adalah kemiringan sisi AB, m3=−1m adalah kemiringan sisi AC dan

m1 adalah kemiringan sisi BC, diketahui tanθ = (1+mm(m−m1)

1), maka bT cT = (m − m1) (1 + mm1) . (9)

Dari persamaan (9) akan dicari m1, yaitu

m1= (cTm − bT) (bTm + cT) , m 6= −cT bT . (10)

Dengan menerapkan persamaan (1) ke teorema Pythagoras a2 = b2+ c2 dan

dengan menggunakan Lema 2.2, didapat

(p1 + m 2 1 1 + |m1|2 )a2T = (p(1 + m 2) (1 + |m|)2)(b 2 T + c 2 T), (11)

yang disederhanakan menjadi

(1 + |m|)2a2T = ((1 + |m1|)

2

(1 + m2

1))(1 + m2)

(b2T + c2T). (12)

Substitutusi m1 yang terdapat dalam persamaan (10) ke persamaan (12) maka

diperoleh, (1 + |m|)aT = |bTm + cT| + |cTm − bT|. 

Akibat 1. [2] Jika BC sisi miring dari segitiga ABC yang sejajar dengan sumbu koordinat, maka aT = ((b2T + c2T)) ((bT + cT)) . (13) Jika bT = cT, maka aT = bT = cT .

Bukti. Jika BC sejajar dengan sumbu x, maka m1 = 0, dan jika BC sejajar

dengan sumbu y maka m1→ ∞. Dari kedua kasus tersebut didapat

(1+m2 1)

((1+|m1|) =

1, maka persamaan (11) menjadi a2T = ( √ (1+m2) (1+|m|))2(b 2 T + c 2 T), dimana m adalah

kemiringan sisi AB. Misal AD adalah ketinggian dari A (lihat gambar 2.4). Dengan segitiga serupa dan lema 2.3, maka:

1. jika BC horizontal dimana |m| = |ADBD| = |AC AB| = bT cT ,maka a2T = ( r (1 + (bT cT) 2 ) (1 + (bT cT)))2 (b2T + c2T). (14)

(6)

2. jika BC vertikal dimana |m| = |BD AD| = | AB AC| = cT/bT , maka a2T = ( r (1 + (cT bT) 2 ) (1 + (cT bT)))2 (b2T + c2T). (15)

Persamaan (14) dan (15) dapat disederhanakan menjadi a2 T =

(b2 T+c2T)2

(bT+cT)2 ,

yang setara dengan persamaan (13). Jika bT = cT, maka persamaan (13)

tereduksi menjadi aT = bT. Tapi, aT = bT = cT dalam hal ini jelas bahwa

segitiga ABC adalah segitiga siku-siku sama kaki. 

Akibat 2. [2] Jika tidak ada sisi ABC sejajar dengan sumbu koordinat, dan m1

adalah kemiringan sisi BC yang merupakan sisi miring ABC, maka aT ((1 + |m1|)) = ((b 2 T + c 2 T)) ((|bTm1− cT| + |cTm1+ bT|)) . (16)

Bukti. Jika m adalah kemiringan AB, maka dengan memecahkan persamaan (9) untuk m :

m = ((bT+ cTm1)) ((cT− bTm1))

(17)

Substitusi m ke persamaan (8) dan dan persamaan (16) terbukti

aT ((1+|m1|)) = ((b2 T+c2T)) ((|bTm1−cT|+|cTm1+bT|)). 

3

Kesimpulan

Beberapa rumus yang dapat ditemukan dari geometri, salah satunya adalah teo-rema Pythagoras. Dari pembahasan di atas teoteo-rema Pythagoras yang diperoleh pada bidang Taxicab bergantung kepada posisi segitiga siku-siku pada bidang koordinat serta menggunakan kemiringan dan jarak pada bidang Taxicab.

4

Ucapan Terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada para penguji Bapak Budi Rudianto, Bapak Zulakmal, dan Bapak Narwen yang telah memberikan masukan dan saran sehingga paper ini dapat diselesaikan dengan baik.

5

Daftar Pustaka

1. Kaya, Rustam. Colakglu, Harun Baris. 2006, Taxicab Versions of some Eu-clidean Theorems, Vol.26, No.1, pp 69-81. International Electronic Journal of Pure and Applied Mathematics.

2. Kaya, Rustam. Colakglu, Harun Baris. 2008. Taxicab Versions of The Pythagorean Theorem, The Pi Mu Epsilon Journal.Vol.12, No.9, pp 535-539.

3. Krause, Eugene F. 1986. Taxicab Geometry An Adventure in Non-Euclidean Geometry. Dover Publications, Inc., New York.

Referensi

Dokumen terkait

9 monetary(Sangat Banyak) AND Recency(Biasa) =>Label( Big Company ) 10 monetary(Sangat Banyak) AND Recency(Jauh) =>Label( Big Company ).. Penilaian performa dari rule

Menurut Holthuis, 1991 bahwa s pesies udang barong ( spiny lobster) yang ditemukan pada perairan laut area pesisir yang dipengaruhi oleh aliran massa air dari daratan antara

Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang tidak paham atau paham sebagian dalam mencapai tujuan pembelajaran topik tertentu pada elemen modul.

Tripel Pythagoras adalah panjang sisi-sisi dari segitiga siku-siku yang dinyatakan dalam tiga bilangan asli yang memenuhi persamaan pada teorema Pythagoras. Untuk

Teorema pythagoras dapat digunakan untuk meakukan penyelidikan terhadap sifat menarik dari segitiga khusus atau istimewa seperti segitiga siku-siku sama kaki

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Rachmat Satrio Wahyudi 2016

Oleh sebab itu penulis memberikan usulan dan perbaikan dari masalah yang terjadi di Kecamatan Kotabaru yaitu dengan membuat aplikasi yang dapat membantu dalam proses

Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan tanpa variabel pemoderasi di perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

c. Memperkuat teori bahwa pembelajaran yang berkonsep edutainment dapat meningkatkan kreatifitas dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak... Bagi guru, dengan

[r]

Oleh karena itu, perusahaan memerlukan metode khusus yang dapat membantu penentuan rute distribusi produk dari depot ke agen dengan tujuan untuk meminimumkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara..

Tanda hamzah atau tanda hambat glotal dalam ortografi bahasa Arab melambangkan bunyi hambat glotal tersebut, demikian juga dengan huruf vokal ganda di tengah-tengah kata seperti

• Peserta Talk Show Fakultas Ekonomi Semester Ganjil 2008/2009, Penyelenggara UKSW, 3 September 2008. • Peserta seminar Akuntansi “Pricewaterhousecooppers 2008” Penyelenggara

Pengujian aspek Maintainability menghitung nilai MI (maintainability index) dengan bantuan alat Source Code SearchEngine. Sedangkan pengujian aspek

Swt sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Peranan Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dalam Memberdayakan Perempuan Melalui Program

pengetahuan, dan internalisasi pengetahuan. Keterampilan sosial dikembangkan melalui diskusi dan interaksi antara mahasiswa dan dosen saat pembelajaran berlangsung. Tahap

Namun sawah yang dijadikan barang jaminan tidak seharusnya dimanfaatkan dengan berlebihan dan diambil seluruh hasilnya oleh penerima gadai (murtahin) melainkan hanya

The design of this study is descriptive quantitative design because the writer want to describe of Dayakese students motivation and to know the motivation

Pola ritme drum yang digunakan juga sama seperti bagian chorus sebelumnya, dimainkan dari birama 77 sampai 82 dan kembali ditutup dengan tutti pada birama 83 sampai

Ada beberapa faktor yang diperhatikan oleh Brodo Footwear dalam memberikan pelayanan yang baik, yaitu dengan menggunakan sistem reture dimana konsumen diberikan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No: 09/POKJA ULP II-PSBN-WG/12/2014 tanggal 19 Desember 2014 bahwa pemilihan Penyedia Barang dan Jasa Paket Pekerjaan

bioetanol menggunakan fermentor TS dengan bahan baku gula aren pada. kondisi optimum, serta kadar bioetanol yang diperoleh melalui