• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bulet n klim PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bulet n klim PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Bulet n

klim

BMKG

Edisi

Oktober

2017

Analisa Curah Hujan September 2017

Prakiraan Curah Hujan November,

Desember 2017 dan Januari 2018

www.stametpangkalpinang.com Stasiun Meteorologi Pangkalpinang

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KLAS I DEPATI AMIR PANGKALPINANG

Jalan Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Kode Pos 33171 Telepon (0717) 436894, Fax (0717) 432060

E-mail: bmg_pkp@yahoo.co.id, stamet.pangkalpinang@bmkg.go.id

Informasi Peta Kekeringan Metode SPI

(Standardized Precipitation Index)

(2)

i

BULETIN IKLIM

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

EDISI OKTOBER 2017

DI TERBITKAN OLEH:

STASIUN METEOROLOGI KLAS 1 DEPATI AMIR – PANGKALPINANG JL. BANDARA DEPATI AMIR

PANGKALAN BARU – BANGKA TENGAH, KEP. BANGKA BELITUNG

PENANGGUNG JAWAB:

REDAKTUR:

EDITOR:

TIM PENGELOLA DATA:

KONTRIBUTOR DATA: DESAIN COVER: PERCETAKAN & DISTRIBUSI:

Mohammad Nurhuda, S.T.

Ahmad Bisri, S.T

Eko Taufiq S., S.T

Nur Setiawan, S.Si

Aflah Yuliarti, S.Tr

Slamet Supriadi, M.Si

Evi Diana Prihatiningsih, A.Md

Irlando Kusumo, S.Tr

Muhammad Nurwahyudi, S.Tr

Tri Yulianto, S.Kom

Rizki Adzani, S.ST

Anggun Rahmania, S.Tr

Bimo Satria Nugroho

Presli P. Simanjutak

Susanto

Elsye Hervianti, S.E

Hermansjah,S.Kom

Ivan Frediyoki

Eka Febriansyah, SE

M. Fathi Robbani, S.Tr

WEBSITE & EMAIL:

www.stametpangkalpinang.com

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Analisis Hujan Bulan September dan Prakiraan hujan bulan November, Desember dan Januari 2018 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan pos pengamatan curah hujan yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta unsur cuaca lainnya dengan memperhatikan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang sedang berlangsung yang cenderung dapat mempengaruhi iklim di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Disamping itu dalam buletin ini juga disampaikan beberapa informasi meteorologi

lainnya, antara lain tentang banyaknya hari hujan, monitoring hari tanpa hujan berturut –

turut, Informasi tingkat kekeringan dan kejadian ekstrim yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Mengingat ketepatan hasil Analisis dan Prakiraan curah hujan ini sangat tergantung dari data yang masuk, maka diharapkan Stasiun Kerjasama maupun Pos-Pos Hujan dapat menyampaikan data hasil pengamatan secara tepat waktu ke Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang.

Mudah-mudahan dengan diterbitkannya hasil Analisis dan Prakiraan Hujan di Kepulauan Bangka Belitung ini dapat lebih bermanfaat bagi para pembuat keputusan maupun masyarakat pada umumnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada instansi, stasiun kerja sama dan semua pihak yang telah membantu penyusunan terbitan ini.

Pangkalpinang, 15 Oktober 2017

KEPALA STASIUN

METEOROLOGIKLAS I

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... iv

PENGERTIAN... 1

I. RINGKASAN ... 3

II. ANALISIS HUJAN BULAN SEPTEMBER 2017 ... 5

A. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN SEPTEMBER 2017 ... 5

B. ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN SEPTEMBER 2017... 6

C. INFORMASI CURAH HUJAN EKSTRIM HARIAN SEPTEMBER 2017 ... 7

III. PRAKIRAAN HUJAN BULAN NOVEMBER, DESEMBER 2017 DAN JANUARI 2018 ... 8

A. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN NOVEMBER 2017 ... 8

1. Prakiraan Curah Hujan Bulan November 2017 ... 8

2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan November 2017 ... 9

B. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN DESEMBER 2017 ... 9

1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Desember 2017 ... 9

2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Desember 2017 ... 10

C. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN JANUARI 2018 ... 11

1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2018 ... 11

2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Januari 2018 ... 12

IV. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN SEPTEMBER 2017... 14

A. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ... 14

V. EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN ... 15

VI. PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 OKTOBER 2017) ... 17

VII. INFORMASI TINGKAT KEKERINGAN DENGAN METODE SPI ... 18

A. MONITORING TINGKAT KEKERINGAN BULAN SEPTEMBER 2017 ... 18

B. PRAKIRAAN TINGKAT KEKERINGAN BULAN NOVEMBER 2017 ... 20

VIII. PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI KOTA PANGKALPINANG BULAN SEPTEMBER 2017 ... 23

A. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA ... 23

1. METODE WIND ROSE ... 23

2. DISTRIBUSI FREKUENSI KECEPATAN ANGIN ... 23

LAMPIRAN ... 25

LAMPIRAN 2. DATA INDEKS SPI 3 BULANAN (JULI – SEPTEMBER 2017) DI KEP. BANGKA BELITUNG ... 25

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anomali suhu muka laut dasarian III September 2017 ... 3

Gambar 2. Prediksi indeks Dipole Mode ... 4

Gambar 3. Peta distribusi curah hujan bulan September 2017 ... 5

Gambar 4. Peta distribusi sifat hujan bulan September 2017 ... 6

Gambar 5.Peta prakiraan curah hujan bulan November 2017 ... 8

Gambar 6. Peta prakiraan sifat hujan buan November 2017 ... 9

Gambar 7. Peta prakiraan curah hujan bulan Desember 2017... 10

Gambar 8. Peta sifat hujan bulan Desember 2017 ... 11

Gambar 9. Peta prakiraan curah hujan bulan Januari 2018 ... 12

Gambar 10. Peta sifat hujan bulan Januari 2018 ... 13

Gambar 11. Grafik FDRS Pangkal Pinang 1 sampai dengan 30 September Tahun 2017 ... 16

Gambar 12. Peta monitoring hari tanpa hujan berturut-turut Prop. Bangka Belitung ... 17

Gambar 13. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 Bulanan Provinsi Kep. Bangka Belitung Juli - September 2017 ... 18

Gambar 14. Prakiraan indeks presipitasi terstandarisasi (SPI) 3 bulanan September – November 2017 ... 20

Gambar 15. Analisis Arah dan Kecepatan Angin Metode Wind rose buan September 2017 . 23 Gambar 16. Distribusi frekuensi kecepatan angin bulan September 2017 ... 23

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis distribusi curah hujan bulan September 2017 ... 5

Tabel 2. Analisis sifat hujan bulan September 2017 ... 6

Tabel 3. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Bangka September 2017 ... 7

Tabel 4. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Belitung September 2017 .. 7

Tabel 5.Prakiraan curah hujan bulan November 2017 ... 8

Tabel 6. Prakiraan sifat hujan bulan November 2017 ... 9

Tabel 7. Prakiraan curah hujan bulan Desember 2017 ... 10

Tabel 8. Prakiraan sifat hujan bulan Desember 2017 ... 11

Tabel 9. Prakiraan curah hujan bulan Januari 2018 ... 12

Tabel 10. Prakiraan sifat hujan bulan Januari 2018 ... 13

Tabel 11. Informasi jumlah hari hujan bulan September 2017 ... 14

Tabel 12. Monitoring hari tanpa hujan wilayah Prop. Bangka Belitung ... 17

Tabel 13. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI ... 18

Tabel 14. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI ... 19

Tabel 15. Prakiraan Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan September – November 2017 ... 20

Tabel 16. PrakiraanTingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan September – November 2017 ... 21

(6)

1

PENGERTIAN

1. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat disuatu tempat dalam waktu yang

relatif singkat, Iklim mengandung pengertian kebiasaan cuaca atau ciri kecuacaan yang terjadi di suatu tempat atau suatu daerah, sedangkan Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok. Hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari awan yang sampai ke permukaan bumi.

2. Sifat Hujan :

Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan.

Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu :

a. Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan

terhadap rata ratanya > 115 %.

b. Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap

rata ratanya antara 85 – 115 %.

c. Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan

terhadap rata ratanya < 85 %.

3. Normal curah hujan :

a. Rata-rata curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan

dengan periode minimal 10 tahun.

b. Normal curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan

selama 30 tahun.

4. Musim hujan

Suatu zona musim dikatakan masuk musim hujan jika dalam 10 hari atau satu dasarian jumlah curah hujannya mencapai lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain, dalam satu bulan jumlah curah hujannya sudah mencapai 150 mm.

5. Dasarian

a. Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari

b. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu :

x Dasarian I: masa dari tanggal 1 sampai dengan 10 x Dasarian II: masa dari tanggal 11 sampai dengan 20

x Dasarian III: masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan Contoh:

Awal musim hujan berkisar antara NovemberI –November III Artinya = Tanggal 01 November sampai dengan 30 November

(7)

2

6. Kriteria Intensitas Curah Hujan

a. Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam

b. Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm dalam 24 jam

c. Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm dalam 24 jam

d. Hujan lebat intensitasnya 50 – 100 mm dalam 24 jam

e. Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam

7. Anomali

Adalah penyimpangan suatu nilai terhadap nilai rata-ratanya.

8. Penyempurnaan Istilah Informasi Iklim

Sesuai dengan Surat Edaran Kepala BMKG no. UM.205./A.11/KB/BMKG-2010. Tentang Penyempurnaan Penggunaan Istilah Dalam Informasi Iklim / Hujan.

a. Istilah Evaluasi pada Tabel atau Bab dan Sub Bab disempurnakan menjadi Analisis. b. Istilah Prakiraan Curah hujan pada Tabel atau Bab dan Sub Bab adalah tetap

Prakiraan.

c. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi Curah Hujan disempurnakan menjadi Peta Distribusi Curah Hujan.

Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi sifat hujan disempurnakan menjadi Peta Analisis Sifat Hujan.

9. Standardized Precipitation Index (SPI)

Adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya, dalam suatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metoda statistik probabilistik distribusi gamma. Berdasarkan nilai SPI ditentukan tingkat kekeringan dan kebasahan dengan kategori sebagai berikut :

a. Tingkat Kekeringan :

1) Sangat Kering : Jika nilai SPI ≤ -2,00

2) Kering : Jika nilai SPI – 1,50 s/d -1,99

3) Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49

b. Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99

c. Tingkat Kebasahan :

1) Sangat Basah : Jika nilai SPI ≥ 2,00

2) Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99

3) Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49

10. Kekeringan Meteorologis

Adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, dst).

11.

Curah Hujan Tiga Bulanan

Adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk

(8)

3

I.

RINGKASAN

1.

Suhu muka laut perairan Indonesia

Oktober-November 2017 umumnya Anomali SST perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi netral hingga anomali positif, Anomali positif terdapat di perairan Selatan Jawa dan Indonesia bagian Timur. Wilayah Nino 3.4 anomali suhu negatif semakin meluas dan mendingin. Samudera Hindia dibagian utara anomali positif, bagian tengah netral

sedangkan dibagian tenggara anomaly negatif. Desember 2017-Maret 2018, perairan

Indonesia diprediksi mulai terjadi anomali negatif yang menjalar dari laut Cina Selatan meluas sampai Perairan Banda. Wilayah Nino 3.4, anomali negatif masih bertahan dan meluas. Sedangkan Samudera Hindia diprediksi akan didominasi kondisi netral.

Gambar 1. Anomali suhu muka laut dasarian III September 2017

2.

ENSO (El Nino-Southern Oscillation )

Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO), merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer yang terjadi di Samudra Pasifik tropis.

Fenomena La Nina dapat menyebabkan meningkatnya curah hujan secara drastis, bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin tidak berpengaruh terhadap bertambahnya curah hujan secara signifikan di Indonesia.

Fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) diprediksi berada pada kondisi La Nina

Lemah pada bulan Oktober Oktober 2017 – Februari 2018 dan kondisi Normal pada

(9)

4

3. Dipole Mode

India OceanDipole Mode (IODM) atau yang lebih dikenal Dipole Mode didefinisikan

sebagai interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia di sekitar khatulistiwa yang ditandai dengan gejala akan memanasnya suhu permukaan laut (SPL) dari di sepanjang Ekuator Samudera Hindia, khususnya sebelah selatan India yang diiringi dengan menurunnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia di wilayah pantai barat

Sumatera (Saji dan Yamagata, 2001).

Gambar 2. Prediksi indeks Dipole Mode

Jika nilai IODM positif, pada umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai IODM negatif, dapat menyebabkan adanya penambahan curah hujan di Indonesia bagian barat.

Indeks Dipole Mode (IODM) berada pada kondisi normal pada Oktober 2017 - Maret 2018 sehingga mengindikasikan bahwa penambahan uap air dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat tidak signifikan.

(10)

5

II. ANALISIS HUJAN BULAN SEPTEMBER 2017

A. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN SEPTEMBER 2017

Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis curah hujan September 2017 adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Peta distribusi curah hujan bulan September 2017 Tabel 1. Analisis distribusi curah hujan bulan September 2017

CURAH HUJAN

(mm)

KABUPATEN / DAERAH

0 – 20

-

21 – 50

-

51 – 100

Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian barat dan utara, sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian utara, Pangkalpinang, sebagian Kab. Bangka Tengah bagian utara dan selatan, sebagian Kab. Bangka Selatan bagaian

tengah, sebagian kecil Kab. Belitung bagian utara, sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian selatan.

101 – 150

Sebagian Kab. Bangka Barat bagian tengah, sebagian Kab. Bangka Induk bagian utara dan timur, sebagian kecil

Kab. Bangka Tengah bagian tengah, sebagian Kab. Bangka Selatan bagian utara dan selatan, sebagian besar

(11)

6

Kab. Belitung kecuali bagian utara, sebagian Kab. Belitung Timur bagian utara dan selatan.

151 – 200

Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian timur, sebagian Kab. Bangka Induk bagian barat, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian barat, sebagianKab. Belitung

Timur bagian tengah

201 – 300

Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian tengah, sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian tengah,

sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian tengah

301 – 400

-

401 – 500

-

> 500

-

B. ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN SEPTEMBER 2017

Berdasarkan data curah hujan bulan September 2017 yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis sifat hujan bulan September 2017 adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Peta distribusi sifat hujan bulan September 2017 Tabel 2. Analisis sifat hujan bulan September 2017

SIFAT HUJAN

KABUPATEN / DAERAH

BAWAH NORMAL

Sebagian Kab. Bangka Barat bagian barat dan utara,

(12)

7

Pangkalpinang bagian selatan, seluruh Kab. Belitung, sebagian kecil Kab. Belitung Timur bagian barat

NORMAL

Sebagian Kab. Bangka Barat bagian tengah, sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian tengah dan timur, sebagian Pangkalpinang bagian utara, sebagin kecil

Kab. Bangka Tengah bagian timur, sebagian besar Kab. Belitung Timur bagian timur

ATAS NORMAL

Sebagian kecil Kab. Bangka Barat bagian selatan, sebagian Kab. Bangka Induk bagian barat dan tengah, sebagian Kab. Bangka Tengah bagian barat,

seluruh Kab. Bangka Tengah

C. INFORMASI CURAH HUJAN EKSTRIM HARIAN SEPTEMBER 2017

Tabel 3. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Bangka September 2017

KRITERIA

KABUPATEN / DAERAH

CURAH HUJAN LEBAT

(51 – 100 mm/Hari)

Kelapa, Bakam, Tempilang, Rias

CURAH HUJAN SANGAT

LEBAT (> 100 mm/Hari)

-

Tabel 4. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Belitung September 2017

KRITERIA

KABUPATEN / DAERAH

CURAH HUJAN LEBAT

(51 – 100 mm/Hari)

BPP Perawas, Tanjung Binga, Membalong, Cerucuk, Ibul, Badau, Tungkusan, Bukit Indah, Pegantungan, Damar, Kelapa Kampit, Simpang Rengiang, Lalang, Air

Asam, Gantung

CURAH HUJAN SANGAT

(13)

8

III. PRAKIRAAN HUJAN BULAN NOVEMBER, DESEMBER

2017 DAN JANUARI 2018

A.

PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN NOVEMBER 2017

1. Prakiraan Curah Hujan Bulan November 2017

Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan November 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :

Gambar 5.Peta prakiraan curah hujan bulan November 2017 Tabel 5.Prakiraan curah hujan bulan November 2017

CURAH HUJAN (mm)

KABUPATEN / DAERAH

0 – 20 - 21 – 50 - 51 – 100 - 101 – 150 - 151 – 200 - 201 – 300 -

301 – 400 Seluruh Pulau Bangka dan sebagian besar Kab.

(14)

9

401 – 500

Sebagian kecil Kab. Belitung bagian timur dan seluruh Kab. Belitung Timur

> 500 -

2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan November 2017

Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan November 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :

Gambar 6. Peta prakiraan sifat hujan buan November 2017 Tabel 6. Prakiraan sifat hujan bulan November 2017

SIFAT HUJAN

KABUPATEN / DAERAH

BAWAH NORMAL -

NORMAL Pulau Belitung

ATAS NORMAL Pulau Bangka

B.

PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN DESEMBER 2017

1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Desember 2017

Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Desember 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :

(15)

10

Gambar 7. Peta prakiraan curah hujan bulan Desember 2017 Tabel 7. Prakiraan curah hujan bulan Desember 2017

CURAH HUJAN (mm)

KABUPATEN / DAERAH

0 – 20

-

21 – 50

-

51 – 100

-

101 – 150

-

151 – 200

-

201 – 300

-

301 – 400

Pulau Bangka dan Pulau Belitung

401 – 500

-

> 500

-

2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Desember 2017

Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Desember 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :

(16)

11

Gambar 8. Peta sifat hujan bulan Desember 2017 Tabel 8. Prakiraan sifat hujan bulan Desember 2017

SIFAT HUJAN

KABUPATEN / DAERAH

BAWAH NORMAL -

NORMAL Pulau Belitung

ATAS NORMAL Pulau Bangka

C.

PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN JANUARI 2018

1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2018

Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Januari 2018 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :

(17)

12

Gambar 9. Peta prakiraan curah hujan bulan Januari 2018 Tabel 9. Prakiraan curah hujan bulan Januari 2018

CURAH HUJAN (mm)

KABUPATEN / DAERAH

0 – 20

-

21 – 50

-

51 – 100

-

101 – 150

-

151 – 200

-

201 – 300

-

301 – 400

Pulau Bangka dan Pulau Belitung

401 – 500

-

> 500

-

2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Januari 2018

Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Januari 2018 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :

(18)

13

Gambar 10. Peta sifat hujan bulan Januari 2018 Tabel 10. Prakiraan sifat hujan bulan Januari 2018

SIFAT HUJAN

KABUPATEN / DAERAH

BAWAH NORMAL -

NORMAL Pulau Belitung

(19)

14

IV. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN SEPTEMBER 2017

A. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG

Tabel 11. Informasi jumlah hari hujan bulan September 2017

KRITERIA KABUPATEN / DAERAH

> 20 hari Sungai Selan

10 - 20 hari Bukit Ketok, Stamet Pangkalpinang, Jebus, Mayang,

Simpang Tritip, Kelapa, Bakam

< 10 hari

Batu Betumpang, Parit Tiga, Kundi, Lubuk, Cambai, Rias, Mangkol, Telak, Dendang, Tempilang, Koba, Air Gegas, Sijuk, Air Saga, Badau, Pegantungan, Pangkallalang, Air

Asam, Gantung, Stamet Buluh Tumbang, Membalong, Ibul, Tungkusan, Damar, Simpang Rengiang, BPP Perawas, Tanjung Binga, Perawas, Bukit Indah, Cerucuk,

(20)

15

V.

EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN

A. Analisis FDRS (Fire Danger Rating System) bulan September 2017

x Pangkal Pinang

FFMC merupakan suatu indikator mudah-tidaknya serasah (sampah hutan) terbakar

dan bahan bakar lainnya yang diintegrasikan/dihubungkan dengan pengaruh cuaca

pada beberapa hari sebelumnya. Kode ini dipengaruhi oleh 4 unsur cuaca, yaitu : curah

hujan, suhu, kelembaban relatif dan kecepatan angin.

Dari grafik indeks FFMC di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai

dengan 30 September 2017 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks FFMC

(Indeks bahan bakar halus) pada level Sedang 16,13 %; pada level Tinggi tercatat 23,33

%; dan pada level ekstrim tercatat 60,00 %.

DC merupakan peringkat rata-rata kadar air dari bahan organik di bawah permukaan.

Kode ini merupakan suatu indikator yang sangat berguna dalam penggunaan bahan

bakar di hutan pada musim kering, termasuk jumlah kejadian asap pada lapisan bawah

dan merupakan indikator terjadinya kabut asap.

Kode ini dipengaruhi oleh 2 unsur cuaca, yaitu : Curah Hujan dan Suhu.

Dari grafik indeks kekeringan (DC) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dapat dilihat

bahwa kejadian indeks DC dari tanggal 1 sampai dengan 30 September 2017 tercatat

100 % pada level Rendah.

FWI merupakan angka peringkat intensitas kebakaran, yang dapat digunakan sebagai

angka indeks secara umum dari sistem peringkat bahaya kebakaran.

Dari grafik indeks cuaca kebakaran (FWI) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari

tanggal 1 sampai dengan 30 September 2017 dapat dilihat bahwa persentase kejadian

indeks cuaca kebakaran FWI pada level Rendah sebesar 26,67 %; pada level Sedang

sebesar 36,67 %; dan pada level Tinggi sebesar 36,67 %.

(21)

16

(22)

17

VI. PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN

BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 OKTOBER 2017)

Berikut adalah monitoring hari tanpa hujan berturut

– turut, hasil pantauan data pos

hujan di wilayah Bangka Belitung :

Tabel 12. Monitoring hari tanpa hujan wilayah Prop. Bangka Belitung

(23)

18

VII. INFORMASI TINGKAT KEKERINGAN DENGAN

METODE SPI

A. MONITORING TINGKAT KEKERINGAN BULAN SEPTEMBER 2017

Analisis tingkat kekeringan dan kebasahan periode tiga bulanan (Juli – September 2017)

menggunakan indeks SPI disajikan dalam Gambar II.1. Detail analisis tiap wilayah propinsi dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 yang menunjukkan daerah kabupaten dan kota. Hasil analisis didasarkan pada pengamatan curah hujan periode Juli - September 2017 di seluruh wilayah Kep.BangkaBelitung.

Gambar 13. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 Bulanan Provinsi Kep. Bangka Belitung Juli - September 2017

Tabel 13. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEKERINGAN SANGAT KERING KERING AGAK KERING NORMAL KAB. BANGKA BARAT - - -

Kec. Muntok. Sebagian Besar Kec. Simpang

(24)

19 KAB. BANGKA

INDUK DAN KOTA PANGKALPINANG

- - - Sebagian Kecil Kec.

Mendo Barat

KAB. BANGKA

TENGAH - - -

Sebagian Kecil Kec. Sungai Selan dan

Simpang Katis KAB. BANGKA SELATAN - - - - KAB. BELITUNG - - - - KAB. BELITUNG TIMUR - -. - -

Tabel 14. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI

DAERAH

TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

KAB. BANGKA BARAT

Hamnpir Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bangka Barat

kecuali Kec. Muntok dan Simpang Teritip

- -

KAB. BANGKA INDUK DAN KOTA

PANGKALPINANG

Kota Pangkalpinang dan Hampir Seluruh Kecamatan di

Kab. Bangka Induk kecuali Kec. Mendo Barat

- -

KAB. BANGKA TENGAH

Hampir Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Kecuali Kec. Sungai Selan dan

Simpang Katis

- -

KAB. BANGKA SELATAN

Seluruh Kecamatan di

Kabupaten Bangka Selatan - -

KAB. BELITUNG Seluruh Kecamatan di

Kabupaten Belitung - -

KAB. BELITUNG TIMUR

Sebagian Kecil Kec. Kelapa Kampit, Simpang Rengiang, Dendang dan Simpang Pesak

Hampir seluruh Kecamatan di Kab. Beltiung Timur Kecuali -

(25)

20 Kec. Kelapa Kampit, Simpang Rengiang, Dendang dan Simpang Pesak

B. PRAKIRAAN TINGKAT KEKERINGAN BULAN NOVEMBER 2017

Prakiraan SPI 3 Bulanan periode September - November 2017 menggunakan data prakiraan curah hujan bulan September dan Oktober 2017 disajikan dalam Gambar III.1. Wilayah propinsi yang diprakirakan akan mengalami kondisi kering dapat dilihat pada tabel 3.Gambar III.1.

Gambar 14. Prakiraan indeks presipitasi terstandarisasi (SPI) 3 bulanan September – November 2017 Tabel 15. Prakiraan Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan September – November 2017 DAERAH TINGKAT KEKERINGAN SANGAT KERING KERING AGAK KERING NORMAL KAB. BANGKA BARAT - - - Seluruh Kec. di Kab. Bangka Barat

(26)

21 KAB. BANGKA

INDUK DAN KOTA PANGKALPINANG - - - Hampir Seluruh Kec. di Kab Bangka Induk Kecuali Kota Pangkalpinang, Kec. Merawang, Pemali dan Mendo

Barat KAB. BANGKA TENGAH - - - Hampir Seluruh kec. di Kab. Bangka Tengah kecuali Kec. Pangkalan Baru, Simpang Katis dan

Namang KAB. BANGKA SELATAN - - - Seluruh kec. di Kab. Bangka Selatan KAB. BELITUNG - - - Sebagian Kecil Kec. Sijuk dan

Badau KAB. BELITUNG TIMUR - - - Hampir seluruh Kec. di Kab. Belitung Timur Kecuali Kec. Simpang Rengiang dan Dendang

Tabel 16. PrakiraanTingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan September – November 2017

DAERAH

TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

KAB. BANGKA BARAT - - -

KAB. BANGKA INDUK DAN KOTA

PANGKALPINANG

Kota Pangkalpinang. Sebagian Besar Kec. Sungai Liat, Pemali, Merawang dan Mendo

Barat

- -

KAB. BANGKA TENGAH

Kec. Pangkalan Baru. Sebagian kecil Kec.

Simpang Katis dan Namang

(27)

22 KAB. BANGKA

SELATAN - - -

KAB. BELITUNG

Hampir seluruh Kec. di Kabupaten Belitung kecuali Kec. Sijuk dan

Badau

- -

KAB. BELITUNG TIMUR

Sebagian Kecil Kec. Simpang Rengiang

dan Dendang

(28)

23

VIII. PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI

KOTA PANGKALPINANG BULAN SEPTEMBER 2017

A. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA

1.

METODE WIND ROSE

Gambar 15. Analisis Arah dan Kecepatan Angin Metode Wind rose buan September 2017

2.

DISTRIBUSI FREKUENSI KECEPATAN ANGIN

Gambar 16. Distribusi frekuensi kecepatan angin bulan September 2017

WRPLOT View - Lakes Environmental Software

NO. PROYEK :

09.2017

TANGGAL :

12/10/2017

UNIT PELAKSANA TEKNIS :

STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG INSTANSI : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KETERANGAN :

<> Arah angin dalam derajat.

<> Nol (0) derajat sebagai arah utara.

<> Arah menerangkan arah datangnya angin (dari).

<> 1 Knots = 1,85 Km/jam

PLOT MAWAR ANGIN:

PENGAMATAN SEBARAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN BULAN SEPTEMBER 2017 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I DEPATI AMIR PANGKALPINANG

NORTH SOUTH WEST EAST 7% 14% 21% 28% 35% PERIODE DATA : Start Date: 01/09/2017 - 00:00 End Date: 30/09/2017 - 23:00 WIND SPEED (Knots) >= 22 17 - 21 11 - 17 7 - 11 4 - 7 1 - 4 Calms: 1,11%

RATA2 KEC. ANGIN:

5,85 Knots ANGIN CALM: 1,11% JML. PENGAMATAN : 720 hrs. GAMBAR : Wind Speed Direction (blowing from)

1,1 44,6 18,1 26,7 9,4 0,1 0,0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 %

Frekuensi Sebaran Angin Bulan September 2017

Di Stasiun Meteorologi Klas I Depati Amir - Pangkalpinang

Wind Class (Knots)

(29)

24

Angin memiliki dua parameter pengukuran, yaitu arah angin dan kecepatan angin. Arah angin merupakan arah dari mana datangnya angin. Standar penentuan arah angin adalah

dengan menggunakan suatu derajat melingkar sampai 3600 . Titik 00 digunakan sebagai titik

utara, yang biasanya disebut sebagai “titik utara sebenarnya” (True North). Bertambahnya

nilai derajat menuju ke 3600 (titik kembali ke 00) berarti berubahnya arah mengikuti jarum

jam. Dengan demikian akan didapatkan 00 dan 3600 sebagai titik utara, 900 sebagai titik

timur, 1800 sebagai titik selatan, dan 2700 sebagai titik barat. Arah angin dibagi menjadi 8 arah

mata angin, yaitu: Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut.

Sedangkan standar kecepatan angin secara internasional yang digunakan dalam meteorologi adalah dalam satuan knots. Sebagai perbandingan, 1 Knots memiliki nilai sebesar 1.86 km/jam. Untuk membedakan tingkat kecepatannya, maka kecepatan angin umumnya diklasifikasikan ke dalam 7 kelas, yaitu: calm (0 knot), 1-4 knots, 4-7 knots, 7-11knots, 11-17 knots, 17-22knots, dan diatas 22 knots.

Model mawar angin dapat menggambarkan frekuensi arah dan kecepatan angin. Model ini

lebih mirip diagram, akan tetapi berbentuk lingkaran. Gambar jari – jari melambangkan arah

angin berasal. Sedangkan panjang jari – jarinya melambangkan jumlah frekuensi angin.

Warna dari jari – jari windrose dapat menggambarkan interval kecepatan angin.

Adapun hasil dari pengolahan data angin pada bulan September 2017 di Stasiun Meteorologi Klas I Depati Amir Pangkalpinang dapat disimpulkan sebagai berikut:

➢ Arah angin didominasi angin dari Tenggara sebesar 33,9 %; diikuti dari arah Selatan sekitar 30 %. Arah angin terbanyak berikutnya dari Timur sekitar 24 %. Adapun sebagian kecil angin bertiup dari Barat sekitar sekitar 5 %; dan Barat Daya sekitar 4 %; dari timur laut sekitar 2 %. Sisanya adalah Arah angin 0 derajat (Angin Tenang / calm) sekitar 1,1%.

➢ Dilihat dari kecepatan anginnya, frekuensi terbanyak adalah angin dengan kecepatan 1 – 4 knots dengan prosentase 44,6 % diikuti kecepatan angin terbanyak ke-2 pada interval kecepatan 7 – 11 knots sebesar 26,7 %. Kecepatan angin terbanyak ke-3 pada interval 4 – 7 knots sebesar 18,1 %; terbanyak ke-4 pada interval 11 – 17 Knots sebesar 9,4%; Terbanyak ke-5 adalah angin Teduh (calm) sebesar 1,1 %. Frekuensi terkecil (terbanyak ke-6) pada interval kecepatan 17 – 21 knots sebesar 0,1 %.

(30)

25

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. ANALISIS HUJAN BULAN SEPTEMBER 2017

Curah Hujan CH ANALISIS

Rata - Rata SEPTEMBER 2017 SIFAT HUJAN

Bulanan (mm) 85% 115% (mm) SEPTEMBER 2017

I Kab. Bangka Barat

1 Mayang 103 88 118 56 BN

2 Kelapa 162 138 186 199 AN

II Kab. Bangka Induk

1 Pemali 138 117 159 264 AN

III Kota Pangkalpinang

1 Stasiun Meteorologi 121 103 139 84 BN

IV Kab. Bangka Tengah

1 Sungaiselan 166 141 191 243 AN

V Kab. Bangka Selatan

1 Rias 99 84 114 132 AN VI Kab. Belitung 1 Stasiun Meteorologi 110 94 127 109 N No Stasiun RATA - RATA SEPTEMBER (mm)

LAMPIRAN 2. DATA INDEKS SPI 3 BULANAN (JULI – SEPTEMBER 2017) DI KEP. BANGKA BELITUNG

NO KABUPATEN POS HUJAN INDEKS SPI

1 Telak 0,80 2 Bukit Ketok 0,44 3 Mayang -0,24 4 Kelapa 0,39 5 Bakam 1,10 7 Rukam 0,02

8 KOTA PANGKALPINANG Stamet Pangkalpinang 0,49

9 BANGKA TENGAH Sungai Selan 0,59

12 Air Gegas 0,56 13 Lubuk 1,20 14 Rias 1,50 15 Tanjung Pandan 0,98 16 Air Asam 1,20 17 Simpang Renggiang 1,60 18 Membalong 1,60 BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA INDUK

Gambar

Gambar 1.  Anomali suhu muka laut dasarian III September 2017
Gambar 2. Prediksi indeks Dipole Mode
Gambar 3. Peta distribusi curah hujan bulan September 2017  Tabel 1. Analisis distribusi curah hujan bulan September 2017
Gambar 4. Peta distribusi sifat hujan bulan September 2017  Tabel 2. Analisis sifat hujan bulan September 2017
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Hujan Bulan Januari 2021 dan Prakiraan hujan bulan Maret, April dan Mei 2021 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan pos

Analisis Hujan Bulan Desember 2021 dan Prakiraan hujan bulan Februari, Maret dan April 2022 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan pos

Analisis Hujan Bulan Juli 2016 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2016 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari

Banyak tenaga kesehatan baik yang berstatus pegawai tetap / PNS maupun tenga yang tidak tetap / tenaga honorer yang kurang displin dalam kinerjanya, yang mana

Kecemasan merupakan suatu kondisi afektif negatif yang dicirikan oleh gejala fisik dan perasaan takut akan masa depan (Basant dkk., 2011). Kecemasan merupakan suatu faktor

Penelitian ini bertujuan: untuk mendeskripsikan bentuk pelaksanaan musyawarah untuk mufakat dan mendeskripsikan kendala serta solusi dalam pelaksanaan musyawarah

Untuk itu, pada penelitian ini disintesis senyawa kompleks dari ion logam Cu(II) dengan ligan 2,4,5-trifenilimidazol dan dilakukan uji aktivitas antikanker dengan metode

tersebut, pada kapal selam juga sudah dilaksanakan optimasi gyro inersial dengan menggunakan data output gyro tersebut sebagai sumber data PNT untuk seluruh perangkat yang