• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. INDESSO AROMA BATURRADEN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

PROSES INDUSTRI PT. INDESSO AROMA

PT. Indesso Aroma merupakan industri manufaktur yang bergerak dibidang pengolahan minyak cengkeh dan bidang produk ekstrak.

produksi utama dengan memperbaiki kualitas minyak bahan awal menjadi bahan yang memiliki standar kualitas tertentu. Peralatan

Fraksinasi. Metode yang digunakan untuk proses fraksinasi adalah metode lain proses fraksinasi tersebut dilakukan secara tidak berkesinambungan ( seperti layaknya di perusahaan kilang minyak.

Produk ekstrak yang dihasilkan di PT. Indesso Aroma adalah merupakan produk yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku alam yang dilakukan dengan proses ekstrasi, sehingga produk yang dihasilnya disebut juga sebagai Natural Extract produtc

atau pelarut sebagai media untuk mengambil sari pati yang ada di bahan baku, misalnya Coffee Powder, Cocoa Powder, Asam Kupang, Bunga Cengkeh, Kencur, Daun Salam. Produk

tersebut akan dihasilkan sesuai standar yang ada. Sel yang ada di PT. Indesso Aroma

Menejemen Mutu, FSSC 22000 Sistem Keamanan Pangan, GMP untuk Active Pharmacuetical Ingredients

Dari proses yang dilakukan di PT. Indesso Aroma, baik proses utama (Main p

pendukung, akan dihasilkan limbah yang berupa limbah padat dan cair. Seluruh limbah padat adalah berasal dari proses produksi ekstrak dan seluruhnya dapat ditangani dengan cara langsung dibunag ke landfill setelah dipastikan sisa solv

sehingga tetap tidak merusak atau mengganggu kesetimbangan yang ada di lingkungan. Untuk limbah cair yang dihasilkan dapat diuraikan menjadi dua, yaitu limbah cair yang berasal dari proses produksi langsung dan juga aktifitas pendukung misalnya pencucian peralatan dan kebersihan area produksi serta termasuk juga aktivitas rumah tangga yang ada di PT. Indesso Aroma.

LIMBAH YANG DIHASILKAN

Sesuai uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dinya dihasilkan oleh PT. Indesso Aroma adalah sebagai berikut,

• Limbah Padat : Limbah yang dihasilkan dari proses ekstraksi, dan penanganannya dengan dibuang langsung ke landfill setelah dipastikan tidak ada sisa solvent yang ada di limba tersebut

• Limbah Cair : Limbah yang dihasilkan dari proses produksi fraksinasi, beserta aktifitas pendukung seperti pencucian peralatan, pembersihan area produksi dan aktifitas rumah tangga. Seluruh limbah cair yang dihasilkan diolah di IPAL sebelum dibua

penerima yang sebelumnya dipastikan kualitas air tersebut sesuai dengan spesifikasi dari peraturan yang berlaku, baik sifatnya peraturan regional, nasional maupun internasional.

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

PROSES INDUSTRI PT. INDESSO AROMA

PT. Indesso Aroma merupakan industri manufaktur yang bergerak dibidang pengolahan minyak cengkeh dan bidang produk ekstrak. Pengolahan minyak cengkeh meliputi kegiatan atau proses mperbaiki kualitas minyak bahan awal menjadi bahan yang memiliki eralatan yang digunakan untuk mendukung proses ini adalah Unit Fraksinasi. Metode yang digunakan untuk proses fraksinasi adalah metode batch

lain proses fraksinasi tersebut dilakukan secara tidak berkesinambungan (not continue process knya di perusahaan kilang minyak.

duk ekstrak yang dihasilkan di PT. Indesso Aroma adalah merupakan produk yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku alam yang dilakukan dengan proses ekstrasi, sehingga produk yang Natural Extract produtcs. Pada proses ekstraksi ini digunakan solvent atau pelarut sebagai media untuk mengambil sari pati yang ada di bahan baku, misalnya Coffee Powder, Cocoa Powder, Asam Kupang, Bunga Cengkeh, Kencur, Daun Salam. Produk

kan sesuai standar yang ada. Seluruh proses produksi dan proses pendukung yang ada di PT. Indesso Aroma sudah berkaidah dengan beberapa sistem, seperti

22000 Sistem Keamanan Pangan, GMP-API Good Manufacturing Pract Ingredients (Bahan Aktif Obat) dan Health Certificate

Dari proses yang dilakukan di PT. Indesso Aroma, baik proses utama (Main process) dan aktivitas pendukung, akan dihasilkan limbah yang berupa limbah padat dan cair. Seluruh limbah padat adalah berasal dari proses produksi ekstrak dan seluruhnya dapat ditangani dengan cara langsung dibunag ke landfill setelah dipastikan sisa solvent yang ada di limbah padat tersebut sudah tidak ada, sehingga tetap tidak merusak atau mengganggu kesetimbangan yang ada di lingkungan. Untuk limbah cair yang dihasilkan dapat diuraikan menjadi dua, yaitu limbah cair yang berasal dari proses gsung dan juga aktifitas pendukung misalnya pencucian peralatan dan kebersihan area produksi serta termasuk juga aktivitas rumah tangga yang ada di PT. Indesso Aroma.

Sesuai uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dinyatakan bahwa limbah yang dihasilkan oleh PT. Indesso Aroma adalah sebagai berikut,

: Limbah yang dihasilkan dari proses ekstraksi, dan penanganannya dengan dibuang langsung ke landfill setelah dipastikan tidak ada sisa solvent yang ada di limba

: Limbah yang dihasilkan dari proses produksi fraksinasi, beserta aktifitas pendukung seperti pencucian peralatan, pembersihan area produksi dan aktifitas rumah tangga. Seluruh limbah cair yang dihasilkan diolah di IPAL sebelum dibua

penerima yang sebelumnya dipastikan kualitas air tersebut sesuai dengan spesifikasi dari peraturan yang berlaku, baik sifatnya peraturan regional, nasional maupun internasional. PT. Indesso Aroma merupakan industri manufaktur yang bergerak dibidang pengolahan minyak

meliputi kegiatan atau proses mperbaiki kualitas minyak bahan awal menjadi bahan yang memiliki yang digunakan untuk mendukung proses ini adalah Unit batch atau dengan kata not continue process) duk ekstrak yang dihasilkan di PT. Indesso Aroma adalah merupakan produk yang dihasilkan dari pengolahan bahan baku alam yang dilakukan dengan proses ekstrasi, sehingga produk yang proses ekstraksi ini digunakan solvent atau pelarut sebagai media untuk mengambil sari pati yang ada di bahan baku, misalnya Coffee Powder, Cocoa Powder, Asam Kupang, Bunga Cengkeh, Kencur, Daun Salam. Produk-produk uruh proses produksi dan proses pendukung sudah berkaidah dengan beberapa sistem, seperti ISO 9001 Sistem API Good Manufacturing Practice

Certificate.

rocess) dan aktivitas pendukung, akan dihasilkan limbah yang berupa limbah padat dan cair. Seluruh limbah padat adalah berasal dari proses produksi ekstrak dan seluruhnya dapat ditangani dengan cara langsung dibunag ent yang ada di limbah padat tersebut sudah tidak ada, sehingga tetap tidak merusak atau mengganggu kesetimbangan yang ada di lingkungan. Untuk limbah cair yang dihasilkan dapat diuraikan menjadi dua, yaitu limbah cair yang berasal dari proses gsung dan juga aktifitas pendukung misalnya pencucian peralatan dan kebersihan area produksi serta termasuk juga aktivitas rumah tangga yang ada di PT. Indesso Aroma.

takan bahwa limbah yang : Limbah yang dihasilkan dari proses ekstraksi, dan penanganannya dengan dibuang langsung ke landfill setelah dipastikan tidak ada sisa solvent yang ada di limbah : Limbah yang dihasilkan dari proses produksi fraksinasi, beserta aktifitas pendukung seperti pencucian peralatan, pembersihan area produksi dan aktifitas rumah tangga. Seluruh limbah cair yang dihasilkan diolah di IPAL sebelum dibuang ke badan penerima yang sebelumnya dipastikan kualitas air tersebut sesuai dengan spesifikasi dari peraturan yang berlaku, baik sifatnya peraturan regional, nasional maupun internasional.

(2)

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di PT. Indesso Aroma memiliki beberapa tahapan guna memastikan limbah yang diolah dapat menghasilkan air yang dapat dibuang dan diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu keseimbangan yang ada. Proses IPAL yang dilakukan merupakan proses tunggal, yaitu menggunakan sistem Aerob, tidak menggunakan sistem campuran dari Aerob dan Anaerob. Sistem Aerob adalah merupakan sistem peruraian limbah oleh mikroorganisme dengan bantuan adanya oksigen dan nutrisi sehingga kelangsungan hidup bakteri/f

dipertahankan. Adapun urutan dan tahapan yang dilewati setiap tetesan limbah akan dijabarkan selanjutnya. Kapasitas limbah cair

adalah sekitar 20 – 25 M3

sedangkan daya tampun

efektif untuk mengolah limbah yang dihasilkan dengan waktu tinggal yang cukup. TAHAPAN PROSES INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

1. Sparator

Sesuai nama alat ini, tahapan pertama adalah seluruh limbah cair yang dihasilkan akan memasuki bak sparator yang fungsinya untuk memisahkan antara fase air dan fase minyak. Proses yang dilakukan menggunakan bahan baku minyak cengkeh sehingga limbah masih mengandung minyak, baik yang berupa minyak ringan dan minyak berat. Hasil kerja dari sparator adalah memastikan limbah yang masuk ke tahap selanjutnya merupakan fase air saja, tidak ada minyak yang terbawa, karena sistem IPAL yang ada tidak mampu atau tidak didesain untuk mengolah bahan minyak. Oleh karena itu, minyak dijebak menggunakan alat yang bernama sparator, dan sisa minyak yang terjebak akan diambil secara periodik dari sparator dan jika masih dapat digunakan sebagai bahan bakar, maka sisa minyak tersebut masih dapat dimanfaatkan. Minyak ringan akan berada di atas air sedangkan minyak berat akan berada di bagian bawah air, oleh karena itu bagian bawah sparator dilengkapi dengan kran guna mengambil sisa minyak berat.

Gambar 1.1 Sparator

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

Limbah (IPAL) yang ada di PT. Indesso Aroma memiliki beberapa tahapan guna memastikan limbah yang diolah dapat menghasilkan air yang dapat dibuang dan diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu keseimbangan yang ada. Proses IPAL yang dilakukan merupakan ses tunggal, yaitu menggunakan sistem Aerob, tidak menggunakan sistem campuran dari Aerob dan Anaerob. Sistem Aerob adalah merupakan sistem peruraian limbah oleh mikroorganisme dengan bantuan adanya oksigen dan nutrisi sehingga kelangsungan hidup bakteri/f

dipertahankan. Adapun urutan dan tahapan yang dilewati setiap tetesan limbah akan dijabarkan limbah cair rata-rata per hari yang dapat dihasilkan oleh PT Indesso Aroma

sedangkan daya tampung IPAL yang ada mencapai 900 m efektif untuk mengolah limbah yang dihasilkan dengan waktu tinggal yang cukup. TAHAPAN PROSES INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

lat ini, tahapan pertama adalah seluruh limbah cair yang dihasilkan akan memasuki bak sparator yang fungsinya untuk memisahkan antara fase air dan fase minyak. Proses yang dilakukan menggunakan bahan baku minyak cengkeh sehingga limbah masih yak, baik yang berupa minyak ringan dan minyak berat. Hasil kerja dari sparator adalah memastikan limbah yang masuk ke tahap selanjutnya merupakan fase air saja, tidak ada minyak yang terbawa, karena sistem IPAL yang ada tidak mampu atau tidak uk mengolah bahan minyak. Oleh karena itu, minyak dijebak menggunakan alat yang bernama sparator, dan sisa minyak yang terjebak akan diambil secara periodik dari sparator dan jika masih dapat digunakan sebagai bahan bakar, maka sisa minyak tersebut apat dimanfaatkan. Minyak ringan akan berada di atas air sedangkan minyak berat akan berada di bagian bawah air, oleh karena itu bagian bawah sparator dilengkapi dengan kran guna mengambil sisa minyak berat.

Limbah (IPAL) yang ada di PT. Indesso Aroma memiliki beberapa tahapan guna memastikan limbah yang diolah dapat menghasilkan air yang dapat dibuang dan diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu keseimbangan yang ada. Proses IPAL yang dilakukan merupakan ses tunggal, yaitu menggunakan sistem Aerob, tidak menggunakan sistem campuran dari Aerob dan Anaerob. Sistem Aerob adalah merupakan sistem peruraian limbah oleh mikroorganisme dengan bantuan adanya oksigen dan nutrisi sehingga kelangsungan hidup bakteri/flock dapat terus dipertahankan. Adapun urutan dan tahapan yang dilewati setiap tetesan limbah akan dijabarkan yang dapat dihasilkan oleh PT Indesso Aroma

00 m3

sehingga masih efektif untuk mengolah limbah yang dihasilkan dengan waktu tinggal yang cukup.

lat ini, tahapan pertama adalah seluruh limbah cair yang dihasilkan akan memasuki bak sparator yang fungsinya untuk memisahkan antara fase air dan fase minyak. Proses yang dilakukan menggunakan bahan baku minyak cengkeh sehingga limbah masih yak, baik yang berupa minyak ringan dan minyak berat. Hasil kerja dari sparator adalah memastikan limbah yang masuk ke tahap selanjutnya merupakan fase air saja, tidak ada minyak yang terbawa, karena sistem IPAL yang ada tidak mampu atau tidak uk mengolah bahan minyak. Oleh karena itu, minyak dijebak menggunakan alat yang bernama sparator, dan sisa minyak yang terjebak akan diambil secara periodik dari sparator dan jika masih dapat digunakan sebagai bahan bakar, maka sisa minyak tersebut apat dimanfaatkan. Minyak ringan akan berada di atas air sedangkan minyak berat akan berada di bagian bawah air, oleh karena itu bagian bawah sparator dilengkapi dengan

(3)

2. Kolam Ekualisasi

Tahapan selanjutnya adalah tahapan pengontrolan pH. Di kolam/bak ekualisasi air limbah yang sudah terpisah dari fase minyak akan dikendalikan tingkat keasamannya (p

bersifat netral. Rentang pH yang dikendalikan adalah 6.5

limbah yang masuk bersifat basa, maka akan ditambahkan/dinetralkan dengan larutan H (asam Sulfat), jika air limbah yang masuk bersifat asam, maka akan di

menggunakan larutan NaOH.

3. Kolam Aerasi

Tahapan selanjutnya adalah tahapan dimana limbah sudah mulai kontak dengan bakteri pengurai. Di kolam Aerasi ini dilengkapi dengan alat yang nakanya

berfungsi untuk suplai kadar

mikrobiologi yang ada. Kolam aerasi yang ada di PT. Indesso Aroma berjumlah 4 yang masing masing memiliki fungsi yang sama hanya dibedakan untuk memperlama waktu tinggal limbah tersebut. Dengan asumsi semak

semakin lama limbah kontak dan diurai oleh bakteri yang ada, sehingga output semakin baik kualitasnya. Proses aerasi

aktif/bakteri yang masih aktif dapat dilihat secara langsung yaitu lumpur yang masih membentuk koloid/suspensi dengan limbah sedangkan yang sudah mati berada di at (terapung)tersebut dan harus d

an selanjutnya adalah tahapan pengontrolan pH. Di kolam/bak ekualisasi air limbah pisah dari fase minyak akan dikendalikan tingkat keasamannya (p

bersifat netral. Rentang pH yang dikendalikan adalah 6.5 – 7.5. Pada tahapan ini jika air limbah yang masuk bersifat basa, maka akan ditambahkan/dinetralkan dengan larutan H (asam Sulfat), jika air limbah yang masuk bersifat asam, maka akan di

menggunakan larutan NaOH.

Gambar 2.1 Kolam Ekualisasi

Tahapan selanjutnya adalah tahapan dimana limbah sudah mulai kontak dengan bakteri Di kolam Aerasi ini dilengkapi dengan alat yang nakanya Surface Aerator berfungsi untuk suplai kadar oksigen (menurunkan COD) guna mendukung aktifitas mikrobiologi yang ada. Kolam aerasi yang ada di PT. Indesso Aroma berjumlah 4 yang masing masing memiliki fungsi yang sama hanya dibedakan untuk memperlama waktu tinggal limbah tersebut. Dengan asumsi semakin lama waktu tinggal limbah di bak aerasi, maka in lama limbah kontak dan diurai oleh bakteri yang ada, sehingga output semakin baik roses aerasi berlangsung 24 jam 7 hari dan tidak pernah berhenti. Lumpur aktif/bakteri yang masih aktif dapat dilihat secara langsung yaitu lumpur yang masih membentuk koloid/suspensi dengan limbah sedangkan yang sudah mati berada di at

tersebut dan harus dibuang

an selanjutnya adalah tahapan pengontrolan pH. Di kolam/bak ekualisasi air limbah pisah dari fase minyak akan dikendalikan tingkat keasamannya (pH) agar 5. Pada tahapan ini jika air limbah yang masuk bersifat basa, maka akan ditambahkan/dinetralkan dengan larutan H2SO4

(asam Sulfat), jika air limbah yang masuk bersifat asam, maka akan dinetralkan dengan

Tahapan selanjutnya adalah tahapan dimana limbah sudah mulai kontak dengan bakteri Surface Aerator yang oksigen (menurunkan COD) guna mendukung aktifitas mikrobiologi yang ada. Kolam aerasi yang ada di PT. Indesso Aroma berjumlah 4 yang masing masing memiliki fungsi yang sama hanya dibedakan untuk memperlama waktu tinggal in lama waktu tinggal limbah di bak aerasi, maka in lama limbah kontak dan diurai oleh bakteri yang ada, sehingga output semakin baik dan tidak pernah berhenti. Lumpur aktif/bakteri yang masih aktif dapat dilihat secara langsung yaitu lumpur yang masih membentuk koloid/suspensi dengan limbah sedangkan yang sudah mati berada di atas air

(4)

Gambar 3.1 Kolam Aerasi 1Kolam Aerasi 1 Merupakan kolam aerasi tahap pertama limbah kontak dengan bakteri. Aktivitas peruraian limbah dimulai pada tahap ini

Gambar 3.2 Kolam Aerasi 2

(5)

Gambar 3.3 Kolam Aerasi 3

(6)

4. Kolam Sedimentasi

Tahapan selanjutnya adalah tahapan pengendapan. Pengendapan yang dimaksud adalah pengendapan lumpur aktif yang akan dipisahkan dengan air limbah yang sudah diolah atau terproses selama ada di kolam aerasi. Ko

difungsikan untuk memisahkan antara air dan lumpur. Desain kolam sedimentasi ini bagian bawah berbentuk kerucut, sehingga lumpur aktif yang masih terbawa

akan terkumpul di dasar kolam perurai dan dikembalikan

sedimentasi dibuat agar aliran air yang masuk berpola zigzag, sehingga lumpur dapat dijebak dengan efisien. Pada tahapan ini, air limbah diasumsikan sudah mengalami perbaikan yang signifikan dibanding dengan air limbah masukan, sehingga tahapan ini disebut sebagai tahapan pre-output.

5. Filtrasi

Tahapan selanjutnya adalah filtrasi. Tujuan utamanya adalah memastikan air yang siap untuk dibuang memiliki kejernihan yang sesuai dengan standar dan tidak mengandung lumpur. Pada tahapan filtrasi ini j

untuk menyerap bau yang masih menempel pada air, sehingga dapat dikurangi.

susunan filter yag digunakan adalah, Ijuk, krikil, karbon aktif, pasir, dan ijuk, masing masing lapisan memiliki ketebalan sekitar 10 cm.

Tahapan selanjutnya adalah tahapan pengendapan. Pengendapan yang dimaksud adalah pengendapan lumpur aktif yang akan dipisahkan dengan air limbah yang sudah diolah atau terproses selama ada di kolam aerasi. Kolam sedimentasi merupakan kolam yang sikan untuk memisahkan antara air dan lumpur. Desain kolam sedimentasi ini bagian bawah berbentuk kerucut, sehingga lumpur aktif yang masih terbawa ke kolam sedimentasi akan terkumpul di dasar kolam dan dapat digunakan kembali sebagai flock bakteri sebagai perurai dan dikembalikan ke kolam aerasi 1 dengan bantuan alat pompa

dibuat agar aliran air yang masuk berpola zigzag, sehingga lumpur dapat dijebak dengan efisien. Pada tahapan ini, air limbah diasumsikan sudah mengalami perbaikan yang signifikan dibanding dengan air limbah masukan, sehingga tahapan ini disebut sebagai

Gambar 4.1 Kolam Sedimentasi

Tahapan selanjutnya adalah filtrasi. Tujuan utamanya adalah memastikan air yang siap untuk dibuang memiliki kejernihan yang sesuai dengan standar dan tidak mengandung lumpur. Pada tahapan filtrasi ini juga dilengkapi dengan lapisan karbon aktif (Activated Carbon) untuk menyerap bau yang masih menempel pada air, sehingga dapat dikurangi.

susunan filter yag digunakan adalah, Ijuk, krikil, karbon aktif, pasir, dan ijuk, masing masing i ketebalan sekitar 10 cm.

Tahapan selanjutnya adalah tahapan pengendapan. Pengendapan yang dimaksud adalah pengendapan lumpur aktif yang akan dipisahkan dengan air limbah yang sudah diolah atau lam sedimentasi merupakan kolam yang sikan untuk memisahkan antara air dan lumpur. Desain kolam sedimentasi ini bagian ke kolam sedimentasi kembali sebagai flock bakteri sebagai ke kolam aerasi 1 dengan bantuan alat pompa. Bentuk kolam dibuat agar aliran air yang masuk berpola zigzag, sehingga lumpur dapat dijebak dengan efisien. Pada tahapan ini, air limbah diasumsikan sudah mengalami perbaikan yang signifikan dibanding dengan air limbah masukan, sehingga tahapan ini disebut sebagai

Tahapan selanjutnya adalah filtrasi. Tujuan utamanya adalah memastikan air yang siap untuk dibuang memiliki kejernihan yang sesuai dengan standar dan tidak mengandung lumpur. uga dilengkapi dengan lapisan karbon aktif (Activated Carbon) untuk menyerap bau yang masih menempel pada air, sehingga dapat dikurangi. Adapun susunan filter yag digunakan adalah, Ijuk, krikil, karbon aktif, pasir, dan ijuk, masing masing

(7)
(8)

6. Kolam Ikan (Fish Pond)

Tahapan akhir dari proses IPAL adalah adanya kolam ikan. Kolam ikan ini difungsikan sebagai indikator hidup, bahwa air yang sudah mencapai tahapan iki dapat menopang kehidupan air, misalnya ikan dan tumbuhan lain yang ada di kolam ikan. Dapat dikatakan, ko

mewakili apa yang ada di lingkungan luar yang digunakan sebagai penerima air limbah yang telah diproses dan memiliki kualitas baik. Air limbah yang sudah terproses ini tidak semata mata dibuang seluruhnya, akan tetapi dimanfaatkan untuk kebutu

tanaman yang ada di area PT Indesso Aroma.

dibuang, PT Indesso Aroma secara berkala memeriksa kualitas air tersebut meliputi tingat COD, BOD, pH dan spesifikasi lingkungan lain. Pengecekan dil

laboratorium dua kali seminggu. Sedangkan untuk pengecekan tiap bulan, PT Indesso Aroma bekerja sama dengan laboratorium jurusan Biologi Universitas Jendral Soedirman.

Tahapan akhir dari proses IPAL adalah adanya kolam ikan. Kolam ikan ini difungsikan sebagai indikator hidup, bahwa air yang sudah mencapai tahapan iki dapat menopang kehidupan air, misalnya ikan dan tumbuhan lain yang ada di kolam ikan. Dapat dikatakan, ko

mewakili apa yang ada di lingkungan luar yang digunakan sebagai penerima air limbah yang telah diproses dan memiliki kualitas baik. Air limbah yang sudah terproses ini tidak semata mata dibuang seluruhnya, akan tetapi dimanfaatkan untuk kebutuha penyiraman taman, tanaman yang ada di area PT Indesso Aroma. Untuk pemastian kualitas air yang akan dibuang, PT Indesso Aroma secara berkala memeriksa kualitas air tersebut meliputi tingat COD, BOD, pH dan spesifikasi lingkungan lain. Pengecekan dilakukan secara internal di laboratorium dua kali seminggu. Sedangkan untuk pengecekan tiap bulan, PT Indesso Aroma bekerja sama dengan laboratorium jurusan Biologi Universitas Jendral Soedirman.

Gambar 6.1 Kolam Ikan (Fish Pond)

Disusun oleh Dept. Quality Assurance PT. Indesso Aroma Baturraden Tahapan akhir dari proses IPAL adalah adanya kolam ikan. Kolam ikan ini difungsikan sebagai indikator hidup, bahwa air yang sudah mencapai tahapan iki dapat menopang kehidupan di air, misalnya ikan dan tumbuhan lain yang ada di kolam ikan. Dapat dikatakan, kolam ikan ini mewakili apa yang ada di lingkungan luar yang digunakan sebagai penerima air limbah yang telah diproses dan memiliki kualitas baik. Air limbah yang sudah terproses ini tidak

semata-ha penyiraman taman, Untuk pemastian kualitas air yang akan dibuang, PT Indesso Aroma secara berkala memeriksa kualitas air tersebut meliputi tingat akukan secara internal di laboratorium dua kali seminggu. Sedangkan untuk pengecekan tiap bulan, PT Indesso Aroma bekerja sama dengan laboratorium jurusan Biologi Universitas Jendral Soedirman.

Dept. Quality Assurance, PT. Indesso Aroma Baturraden Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

tengah thallus tertutup oleh ramuli yang berbentuk bulat dalam jumlah banyak, bentuk percabangan tidak beraturan, cabang baru akan muncul dari stipe , warna thallus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tebal endometrium dan kadar estradiol mencit (Mus musculus) betina setelah diinduksi dengan hormon

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat

Pelat Idik T.P Illegal Logging FT Reskrimsus Sertifikat Tranining Of Trainers Keaslian Uang Rupiah dst. SAEFUL HAQ

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diharapkan STIKES Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto selalu memberi pembinaan yang baik kepada mahasiswa salah satunya

Prototipe pengaman pintu otomatis menggunakan mikrokontroller AT89S52 merupakan ide yang timbul untuk mememenuhi sistem keamanan yang diaplikasikan pada pintu rumah,

Berdasarkan atas hasil penelitian diatas maka terdapat kesamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Suryanti (2007) dan Fadjar (2008) dimana terdapat pengaruh

Pemberian konsentrasi sodium siklamat berpengaruh terhadap frekuensi NDJ karena siklamat di dalam tubuh akan mengalami metabolisme dengan bantuan flora bakteri