1
PENGARUH STORE ATMOSPHERE
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI KUBIK KOFFIE PADANG
Vionny Ocktavia Azhari1, Dahnil Johar2, Lindawati3 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
This research aims to indentify the influence of store atmosphere on consumer purchase intention in Kubik Koffie Padang. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. This research is a quantitative study in which the primary data collected through questionnaires distrbuted to the 100 respondents. The result of this research found that: store exterior has positive and significant influence on consumer purchase intention in Kubik Koffie Padang, general interior has positive and significant influence on consumer purchase intention in Kubik Koffie Padang, store layout has positive and significant influence on consumer purchase intention in Kubik Koffie Padang, and interior display has positive and significant influence on consumer purchase intention in Kubik Koffie Padang.
Key Words: Store Exterior, General Interior, Store Layout, Interior Display, and Consumer
Purchase Intention.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kondisi persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pengusaha untuk mampu bersaing dan bertahan melawan pesaing. Persaingan yang semakin ketat menuntut para pengusaha untuk dapat menentukan strategi yang tepat dalam berkompetisi, yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi. Pasar yang juga semakin dinamis, mengharuskan para pelaku bisnis untuk terus-menerus berimprovisasi dan berinovasi dalam mempertahankan para konsumennya.
Saat ini, banyak sekali peluang bisnis yang dapat dibangun oleh para pengusaha, salah satunya adalah bisnis coffee shop. Bisnis ini mengalami peningkatan yang
cukup pesat diberbagai daerah di Indonesia, termasuk salah satunya Kota Padang. Berikut ini adalah data jumlah Cafe dan Coffee Shop di Kota Padang:
Tabel 1.1
Data Jumlah Cafe dan Coffee Shop di Kota Padang Tahun 2011 – 2015
Tahun
Jumlah Cafe dan Coffee Shop (Unit) 2011 68 2012 76 2013 85 2014 97 2015 (Jan-Mar) 105
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah cafe dan
coffee shop di kota Padang setiap tahunnya.
2
shop di kota Padang, maka jumlah pesaing
juga akan ikut meningkat. Sehingga, para pengusaha harus cepat tanggap dalam memahami dan mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen mereka. Para pengusaha harus memberikan sesuatu yang baru dan unik yang dapat menjadi ciri khas dari cafe maupun coffee shop yang akan dibangun agar nantinya dapat menarik minat konsumen.
Di Kota Padang juga terdapat beberapa coffee shop yang suka dikunjungi oleh masyarakat Kota Padang, salah satunya adalah Kubik Koffie yang berada di jalan Olo Ladang No.12 Padang, Sumatera Barat. Awal berdirinya Kubik Koffie di Kota Padang adalah pada tanggal 23 Oktober 2014. Dari awal buka hingga sekarang Kubik Koffie memiliki banyak konsumen yang sering berkunjung. Berikut data jumlah pengunjung Kubik Koffie pada Tabel 1.2 di bawah ini:
Tabel 1.2
Data Jumlah Pengunjung Kubik Koffie Periode Mei – September 2015
Bulan Jumlah Pengunjung (Orang) Mei 3250 Juni 3480 Juli 3560 Agustus 4150 September 4600
Sumber: Kubik Koffie Padang
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung Kubik Koffie pada Bulan Mei hingga September 2015 mengalami peningkatan yang cukup baik. Ini menandakan bahwa minat konsumen untuk melakukan pembelian di Kubik Koffie selalu
meningkat setiap bulannya. Walaupun memiliki banyak konsumen, Kubik Koffie juga memiliki banyak pesaing. Sehingga Kubik Koffie harus memberikan sesuatu yang unik yang berbeda dari para pesaing, salah satu contohnya adalah suasana toko (store atmosphere). Menurut Utami (2010), suasana toko (store atmosphere) merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperatur, musik, aroma secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam bentuk konsumen. Menurut Berman dan Evans (2001), Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen tersebut terdiri dari Store Exterior, General Interior,
Store Layout, dan Interior Display.
Kubik Koffie memiliki konsep dan desain bangunan yang unik, yang membuat suasana Kubik Koffie terasa nyaman. Konsep yang dipilih oleh Kubik Koffie adalah
outdoor, sehingga konsumen dapat
menikmati kopi yang dihidangkan sambil menikmati suasana outdoor yang menarik. Kubik Koffie juga menyediakan ruangan
indoor yang memakai pendingin ruangan,
sehingga bagi konsumen yang tidak terlalu suka suasana outdoor dapat memilih ruangan
indoor yang telah disediakan. Menu yang
disediakan di Kubik Koffie juga beragam, seperti: kopi, chocolate, tea, dan aneka cake dan waffle. Para konsumen dapat memilih
3 menu yang sesuai selera dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Suasana toko (store atmosphere) yang menyenangkan dan nyaman yang disediakan Kubik Koffie tentunya akan menimbulkan keinginan bagi konsumen untuk membeli. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian untuk memprediksi perilaku konsumen di waktu yang akan datang (Hasan, 2013). Bagi konsumen yang akan mengunjungi Kubik Koffie tentunya akan melihat tampilan luar tokonya terlebih dahulu, jika tampilan luar toko Kubik Koffie menarik maka konsumen akan tertarik atau berminat untuk masuk ke dalam Kubik Koffie. Konsumen juga bisa mendapatkan informasi dari orang lain mengenai Kubik Koffie dan mereka menyampaikan hal-hal positif mengenai Kubik Koffie, sehingga konsumen penasaran dan tertarik untuk mengunjungi Kubik Koffie. Konsumen juga mencari sedikit informasi tambahan sebelum konsumen mengunjungi Kubik Koffie.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh
Store Atmosphere (Suasana Toko) terhadap
Minat Beli Konsumen di Kubik Koffie Padang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan maka dapat diidentifikasi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah store exterior berpengaruh
positif terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang?
2. Apakah general interior berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang?
3. Apakah store layout berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang?
4. Apakah interior display berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh store exterior terhadap minat beli konsumen di
Kubik Koffie Padang.
2. Untuk mengetahui pengaruh general
interior terhadap minat beli konsumen di
Kubik Koffie Padang.
3. Untuk mengetahui pengaruh store layout terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
4. Untuk mengetahui pengaruh interior
display terhadap minat beli konsumen di
4 TINJAUAN PUSTAKA
Minat Beli
Menurut Hasan (2013) minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian untuk memprediksi perilaku konsumen di waktu yang akan datang.
Menurut Kotler dan Keller (2012) indikator minat beli adalah melalui model stimulasi AIDA yang berusaha menggambarkan tahap-tahap rangsangan yang mungkin dilalui oleh konsumen terhadap suatu rangsangan tertentu yang diberikan oleh pemasar, yaitu sebagai berikut:
a. Perhatian (Attention)
Dalam tahap ini konsumen pernah mendengar mengenai perusahaan atau produk yang dikeluarkan perusahaan. Jadi dalam tahap ini konsumen telah mengenal produk karena sudah mendengar atau melihat promosi yang dilakukan perusahaan. Tahap ini juga ditandai dengan perhatian konsumen ketika melihat atau mendengar tentang promosi tersebut pertama kalinya.
b. Minat (Interest)
Minat konsumen timbul setelah mendapatkan dasar informasi yang lebih terperinci mengenai perusahaan atau
produk. Pada tahap ini konsumen tertarik pada produk yang ditawarkan karena promosi yang dilakukan perusahaan berhasil diterima oleh konsumen.
c. Kehendak (Desire)
Konsumen mempelajari serta berdiskusi tentang produk yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk tersebut bertambah. Dalam tahapan ini konsumen maju satu tingkat dari sekadar tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari konsumen untuk membeli dan mencoba produk.
d. Tindakan (Action)
Melakukan pengambilan keputusan yang positif atas penawaran perusahaan. Pada tahap ini, konsumen yang sudah melihat atau mendengar tentang promosi produk tersebut dan telah melewati tahap desire benar-benar mewujudkan hasratnya untuk membeli produk.
Store Atmosphere
Store Atmosphere adalah desain
lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merangsang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang (Utami, 2010).
Store Atmosphere memiliki
5 suasana toko yang ingin diciptakan. Berman dan Evans (2001) membagi elemen-elemen
Store Atmosphere ke dalam empat elemen,
yaitu store exterior, general interior, store
layout, dan interior display.
1. Store Exterior (Bagian Luar Toko)
Exterior adalah desain bagian
paling luar. Exterior ini biasanya memberikan kesan pertama terhadap toko, karena bagian ini adalah yang pertama dilihat oleh pengunjung. Yang termasuk bagian dari store exterior adalah sebagai berikut:
a. Storefront (Bagian Muka Toko),
merupakan bagian muka toko atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan.
b. Marquee (Simbol), adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau logo suatu toko.
c. Entrance (Pintu Masuk), merupakan pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk konsumen.
d. Display Window (Tampilan Jendela), tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko dengan memajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko tersebut
sehingga dapat menarik konsumen masuk.
e. Height and Size Building (Tinggi dan Ukuran Gedung), adalah tinggi dan ukuran gedung dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut. f. Uniqueness (Keunikan) suatu toko bisa
dihasilkan dari desain bangunan toko yang berbeda dari toko yang lainnya. g. Surrounding Area (Lingkungan Sekitar),
keadaan lingkungan masyarakat disekitar suatu toko berada, dapat mempengaruhi citra toko.
h. Parking (Tempat Parkir), merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko, maka akan menciptakan
atmosphere yang positif bagi toko
tersebut.
2. General Interior (Bagian Dalam Toko)
General Interior dari suatu toko
harus dirancang untuk memaksimalkan
visual merchandising. General interior
terdiri dari:
a. Flooring (Lantai), merepukan penentuan jenis lantai, ukuran, desain, dan warna lantai sangat penting karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat. b. Color and Lightening (Warna dan
Pencahayaan), merupakan tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat suasana
6 yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Scent and Sound (Aroma dan Musik), merupakan layanan yang digunakan untuk memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen.
d. Fixture (Penempatan), merupakan
peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan.
e. Wall Texture (Tekstur Tembok) dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik.
f. Temperature (Suhu Udara) harus diatur
dengan baik, agar udara dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin.
g. Widht of Aisles (Lebar Gang), merupakan jarak antara meja dan kursi yang harus diatur sedemikian rupa agar konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko.
h. Dead Area, merupakan ruang di dalam
toko dimana display yang normal tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal, misalnya: pintu masuk, toilet, dan sudut ruangan.
i. Personel (Pramusaji) yang sopan,
ramah, berpenampilan menarik, cepat, dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.
j. Price (Harga), pemberian harga bisa
dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut. k. Cash Refister (Kasir), pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang mudah dijangkau oleh konsumen.
l. Technology Modernization (Teknologi),
pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih mungkin.
m. Cleanliness (Kebersihan) dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk makan di tempat tersebut.
3. Store Layout (Tata Letak Toko)
Store Layout merupakan rencana
untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan/gang di dalam toko yang cukup lebar yang memudahkan para konsumen untuk berlalu-lalang di dalamnya. Store Layout terdiri dari:
a. Allocation of Floor Space for Selling, Merchandise, Personel and Customers
Suatu toko pada umumnya terdiri dari beberapa ruangan yang menjadi satu atau beberapa ruangan yang besar. Ruangan yang ada tersebut harus dialokasikan untuk: selling space
(penjualan), merchandise space
(gudang), personal space (karyawan, dan costumer space (konsumen).
b. Product Grouping (Pengelompokan Barang)
7 Barang yang dipajang dapat dikategorisasikan sebagai berikut: pengelompokan poduk fungsional, pengelompokan produk berdasarkan motivasi pembelian, pengelompokan produk berdasarkan segmen pasar, dan pengelompokan produk berdasarkan penyimpanan.
c. Traffic Flow (Pola Arus Lalu Lintas)
Traffic Flow dibagi menjadi dua
dasar, yaitu: arus lalu lintas yang luas dan arus lalu lintas yang membelok. 4. Interior Display (Dekorasi Pemikat
dalam Toko)
Interior display merupakan
tanda-tanda yang digunakan untuk memberikan informasi kepada konsumen untuk mempengaruhi suasana lingkungan toko, dengan tujuan utama untuk meningkatkan penjualan dan laba toko tersebut. Interior display terdiri dari:
a. Theme Setting (Tema Khusus), merupakan tema dalam satu musim atau peringatan tertentu retailer dapat mendesain dekorasi toko atau ditetapkan untuk menarik perhatian konsumen. b. Racks and Cases (Rak dan Etalase), rak
mempunyai fungsi utama untuk memajang dan meletakkan barang dagangan secara rapi. Case berfungsi untuk memajang barang yang lebih besar atau berat daripada barang di rak.
c. Assortment Displays (Berbagai macam Display), merupakan bentuk interior
displays yang digunakan untuk berbagai
macam produk yang berbeda dan dapat mempengaruhi konsumen untuk merasakan, melihat, dan mencoba produk.
d. Ensemble Displays, merupakan bentuk interior displays yang digunakan untuk
satu stel produk yang merupakan gabungan dari bermacam produk.
e. Posters, Signs, and Cards Display, merupakan tanda-tanda yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang lokasi barang di dalam toko.
Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Store Exterior berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang. H2 : General Interior berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
H3 : Store Layout berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
H4 : Interior Display berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
8 Kerangka Konseptual Gambar 1 Kerangka Konseptual Store Atmosphere (X) METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi berarti keseluruhan objek yang berupa kumpulan dari orang-orang, peristiwa atau kejadian, atau objek lain yang diharapkan dapat diteliti (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua konsumen Kubik Koffie Padang.
Sampel merupakan bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi, bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2009).
Untuk menentukan jumlah sampel yaitu dengan menggunakan rumus Sekaran
(2006), yaitu: n = Jumlah variabel penelitian dikalikan 20. Jumlah variabel pada penelitian ini adalah 5. Maka, 5 dikali 20 didapatkan hasil 100. Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 responden.
Definisi Operasional dan Variabel Minat Beli (Y)
Minat Beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian untuk memprediksi perilaku konsumen di waktu yang akan datang (Hasan, 2013). Indikator minat beli adalah sebagai berikut (Kotler, 2012): perhatian (attention), minat (interest), kehendak (desire), tindakan (action).
Store Atmosphere (X)
Berman dan Evans (2001), membagi
store atmosphere ke dalam empat elemen,
yaitu:
1. Store Exterior (X1)
Store exterior adalah desain
bagian luar toko. Exterior ini biasanya memberikan kesan pertama terhadap toko, karena bagian ini adalah yang pertama dilihat oleh pengunjung.
Indikator yang digunakan untuk
store exterior adalah sebagai berikut:
bagian depan toko, papan nama atau logo toko, pintu masuk toko, bentuk
Store Exterior (X1) Minat Beli (Y) General Interior (X2) Store Layout (X3) Interior Display (X4)
9 bangunan, lingkungan sekitar, dan tempat parkir.
2. General Interior (X2)
General interior adalah desain
bagian dalam toko. General interior dari suatu toko dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising.
Indikator yang digunakan untuk
general interior adalah sebagai berikut:
lantai toko, pencahayaan toko, tekstur tembok, suhu udara, dead area,
pramusaji, harga, kasir, teknologi, dan kebersihan toko.
3. Store Layout (X3)
Store layout merupakan rencana
untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan/gang di dalam toko dan juga pengelola toko harus memanfaatkan ruangan toko yang ada seefektif mungkin.
Indikator yang digunakan untuk
store layout adalah sebagai berikut:
kesesuaian pengalokasian ruangan, kesesuaian pengelompokkan produk, dan kesesuaian pengaturan pola sirkulasi jalan.
4. Interior Display (X4)
Interior display merupakan
tanda-tanda yang digunakan untuk memberikan informasi kepada konsumen untuk mempengaruhi suasana lingkungan toko.
Indikator yang digunakan untuk
store layout adalah sebagai berikut: tema
pada hari khusus, penyusunan rak dan etalase, dan penempatan poster atau gambar.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Untuk melihat pengaruh variabel store exterior, general interior, store layout, dan interior display terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang, maka digunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.21
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien Regresi Signifikan Minat Beli Konsumen (Y) Konstanta (a) 0,332 0,239 Store Exterior (X1) 0,238 0,015 General Interior (X2) 0,286 0,014 Store Layout (X3) 0,173 0,021 Interior Display (X4) 0,231 0,009 F 44,172 0,000 R Square 0,650
10 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji f)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa F diperoleh sebesar 44,172 dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model penelitian tentang pengaruh
store exterior, general interior, store layout,
dan interior display terhadap minat beli konsumen adalah layak.
Koefisien Determinan (R square)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa R square diperoleh sebesar 0,650 yang dapat diartikan bahwa store exterior, general
interior, store layout, dan interior display
mempengaruhi minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang sebesar 65%, sedangkan sisanya sebesar 35% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini.
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Koefisien regresi variabel store exterior (X1) adalah 0,238 dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,015. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
store exterior berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang, sehingga H1 dapat diterima.
Koefisien regresi variabel general
interior (X2) adalah 0,286 dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,014. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
general interior berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang, sehingga H2 dapat diterima.
Koefisien regresi variabel store layout (X3) adalah 0,173 dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,021. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
store layout berpengaruh signifikan terhadap
minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang, sehingga H3 dapat diterima.
Koefisien regresi variabel interior
display (X4) adalah 0,231 dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,009. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
interior display berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang, sehingga H4 dapat diterima.
Pembahasan
Pengaruh Store Exterior terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa store exterior berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang. Ini dapat memberikan makna bahwa jika di masa yang akan datang Kubik Koffie dapat lebih meningkatkan store
exterior-nya dari kategori cukup baik
menjadi lebih baik, maka hal tersebut akan dapat meningkatkan minat beli konsumen di Kubik Koffie.
Pengaruh General Interior terhadap Minat beli Konsumen
Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa general interior
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang. Ini dapat
11 memberikan makna bahwa jika di masa yang akan datang Kubik Koffie dapat lebih meningkatkan general interior-nya dari kategori cukup baik menjadi lebih baik, maka hal tersebut akan dapat meningkatkan minat beli konsumen di Kubik Koffie.
Pengaruh Store Layout terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa store layout berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang. Ini dapat memberikan makna bahwa jika di masa yang akan datang Kubik Koffie dapat lebih meningkatkan store
layout-nya dari kategori cukup baik menjadi
lebih baik, maka hal tersebut akan dapat meningkatkan minat beli konsumen di Kubik Koffie.
Pengaruh Interior Display terhadap Minat Beli Konsumen
Hasil pengujian hipotesis keempat ditemukan bahwa interior display
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang. Ini dapat memberikan makna bahwa jika di masa yang akan datang Kubik Koffie dapat lebih meningkatkan interior display-nya dari kategori cukup baik menjadi lebih baik, maka hal tersebut akan dapat meningkatkan minat beli konsumen di Kubik Koffie.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Store exterior berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
2. General interior berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
3. Store layout berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
4. Interior display berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang.
Saran
Saran yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Saran untuk Pemilik Kubik Koffie Dalam upaya meningkatkan minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang di masa yang akan datang, maka pemilik atau manager Kubik Koffie disarankan untuk lebih meningkatkan
store atmosphere, yang terdiri dari store exterior, general interior, store layout,
dan interior display. Karena hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa minat beli konsumen di Kubik Koffie Padang dipengaruhi oleh store exterior,
12
general interior, store layout, dan interior display.
2. Saran untuk Peneliti yang akan Datang a. Peneliti yang akan datang disarankan
untuk menambah jumlah responden, karena pada penelitian ini responden yang digunakan masih sedikit sehingga belum menggambarkan populasi secara maksimal.
b. Peneliti yang akan datang disarankan untuk dapat mengembangkan model penelitian ini dengan menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2004). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.
Berman, B dan J. R. Evans. (2001). Retail
Management: a Strategic approach (8thed) Uppersaddle River. Prectice
Hall International, Inc.
Budi Utomo, Sugiarto dan Hartono. (2014).
Analisa Pengaruh Produk, Kualitas
Pelayanan, Harga, dan Store
Atmosphere terhadap Minat Beli di Dream of Khayangan Art Resto
Surabaya. Jurnal Manajemen
Pemasaran Petra, Vol.2 No.1.
Desi, Maria, dan Azis. (2014). Analisis
Pengaruh Store Atmosphere
terhadap Minat Beli Konsumen pada Pizza Hut Semarang. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang.
Ferdinand, Agusty. (2002). Pengembangan
Minat Beli Merek Ekstensi.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Hasan, Ali. (2013). Marketing dan
Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS.
Julianti, Nuridja, dan Meitriana. (2014).
Pengaruh Suasana Toko (Store Atmosphere) terhadap Minat Beli Konsumen pada Toserba Nusa Permai di Kecamatan Nusa Penida.
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.4 No.1.
Kotler, Philip dan Keller. (2009). Manajemen
Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Indeks.
Lamb, W. Hair dan Mc. Daniel, Carl. (2001).
Pemasaran, Buku Satu, Edisi
Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Levy, Michael & Weitz, Bortom A. (2001).
Retailing Management. USA:
Richard D Irwin, Inc.
Resty, Meldarianda dan Henky. (2010).
Pengaruh Store Atmosphere
terhadap Minat Beli Konsumen
pada Resort Cafe Atmosphere
Bandung. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi (JBE), Vol.17, No.2, Hal 97-108.
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta:
13 Sutisna dan Parwitra. (2009). Perilaku
Konsumen dan Komunikasi
Pemasaran. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Utami, Christina Widya. (2010). Manajemen
Ritel: Strategi dan Implementasi Modern. Edisi Kedua. Jakarta: