• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan dalam hidupnya dan setiap manusia tentu pernah dihadapkan dengan sebuah konflik. Konflik peran muncul apabila pegawai merasakan ketegangan antar peran pekerjaan dengan peran keluarga. Konflik peran yang dialami pegawai akan berdampak terhadap kinerja, karena saat seorang pegawai mengalami konflik peran ganda dapat mengakibatkan berbagai faktor yang dapat menyebabkan kinerja karyawan tersebut menurun. Cuhadar (2008) dan Karimi (2014) menemukan bahwa seseorang yang menerima tingkat konflik peran pada tingkat yang lebih tinggi sebagai sumber stress akan kurang puas dengan pekerjaannya.

Pegawai dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pegawai memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda perusahaan pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Disisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau pegawainya bekerja tidak produktif, artinya pegawai tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan

(2)

memiliki moril yang rendah. Karena kedudukan dan hubunganya itu, sangatlah strategis jika pengembangan kinerja pegawai dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Kinerja seorang pegawai dapat dipengaruhi oleh motivasi. Ishak dan Hendri (2003) menyatakan bahwa sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorong. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi, sehingga orang tersebut akan bekerja keras. Pernyataan tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan McClelland yang dikutip Hasibuan (2005) bahwa keberhasilan karyawan disebabkan karena mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi dalam dirinya.

Dasar pertama pada penumbuhan motivasi agar dapat berhasil dan terus berkembang, tidak hanya memuaskan kebutuhan dalam hal materi saja, namun tidak kalah pentingnya adalah memenuhi kebutuhan non materi yakni kebutuhan rohani. Dorongan yang bersifat eksternal timbul dari rangsangan dari luar individu, misalnya dari kondisi lingkungan kerja, atau pemberian fasilitas yang diberikan kepada pegawainya.

Motivasi sebagai variabel intervening disebabkan motivasi merupakan kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi memperantarai hubungan antara konflik peran terhadap kinerja. Tinggi rendahnya konflik peran terhadap kinerja disebabkan peranan motivasi. Motivasi yang tinggi akan turut memperantarai hubungan konflik peran terhadap kinerja.

(3)

KKP dalam pelaksanaan tugasnya didukung oleh pegawai dengan fungsi sebagai berikut :

(4)

Tabel 1.1 Daftar Tugas dan Fungsi Pegawai KKP Klas 1 Medan No Fungsi Jumlah 1 Kepala Kantor 1 2 Administrasi Kantor 34 3 Administrator Kesehatan 6 4 Dokter 12 5 Sanitarian 29 6 Epidemiolog 15 7 Perawat 7 8 Pengemudi 1 Jumlah 105

Sumber : KKP Klas 1 Medan (2014).

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan memiliki 3 seksi yaitu seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW), seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE), dan seksi Pengendalian Resiko Lingkungan (PRL). Pada seksi UKLW didominasi oleh tenaga dokter dan perawat, pada seksi PKSE didominasi oleh tenaga epidemiolog dan dokter, pada seksi PRL didominasi oleh tenaga sanitarian. Semua seksi menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan Tugas, Pokok dan Fungsi (TuPokSi) yang ada dan tetap berpedoman pada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan agar dalam melaksanakan tugas dilapangan terjadi keseragaman.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah di KKP Kelas I

Medan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan,dan koordinasi pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan penduduk, penanggulangan

(5)

bencana, vaksinasi internasional, pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi, serta pelatihan teknis bidang upaya kesehatan diwilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Kegiatan seksi UKLW meliputi;

1. Pelayanan kesehatan dasar 2. Pelayanan kesehatan haji

3. Pengawasan kesehatan Matra pada situasi khusus

4. Pengujian kesehatan nakhoda, anak buah kapal, penjamah makanan 5. Vaksinasi dan penerbitan ICV ( International Certificate of Vaccination) 6. Legalisasi ICV pada buku kesehatan jemaah haji dan umroh

7. Sosialisasi Vaksin,ICV jemaah haji dan umroh 8. Pengawasan pengangkutan orang sakit

9. Pelayanan surat keterangan kesehatan 10. Pengawasan pengangkutan jenazah

11. Pengawasan obat-obatan dan perlengkapan P3K kapal 12. Skrinning kesehatan penyakit tidak menular

13. Penemuan dan tatalaksana penyakit IMS

Kegiatan yang dilakukan seksi PKSE meliputi pemeriksaan kesehatan orang yang beresiko tersangka atau terjangkit suatu penyakit yang dapat menular dan mewabah kemasyarakat, pemeriksaan fisik terhadap alat angkut dan muatannya, pemeriksaan dokumen kesehatan kapal, ICV, penerbitan dokumen kesehatan nasional dan internasional, penerbitan izin kekarantinaan, pengamatan tersangka dan terjangkit.

(6)

Tugas seksi PRL yaitu melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan dibidang pengendalian vektor dan bidang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian resiko lingkungan diwilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. Sedangkan fungsi yang dilakukan bidang Pengendalian Resiko Lingkungan antara lain ;

1. Pengawasan penyediaan air bersih serta pengamanan makanan dan minuman 2. Hygiene dan sanitasi lingkungan gedung/bangunan

3. Pengawasan pencemaran air,udara dan tanah

4. Pemeriksaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi kapal/alat transportasi lainnya di lingkungan pelabuhan

5. Pemberantasan serangga penular penyakit, tikus dan pinjal dilingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

6. Kajian dan pengembangan teknologi dibidang pengendalian resiko lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

7. Pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian resiko lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

8. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pengendalian resiko lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

9. Penyusunan laporan dibidang pengendalian resiko lingkungan.

Perbedaan karekteristik KKP Belawan dengan KKP Kuala Namu dimana wilayah kerja KKP Kuala Namu membawahi wilayah Bandara Udara sedangkan

(7)

KKP Belawan membawahi wilayah pelabuhan laut.Pegawai KKP Kualanamu dan belawan mempunyai Tupoksi (Tugas pokok dan Fungsi) yang sama walaupun wilayah kerjanya berbeda antara Kualanamu dan Belawan.

KKP Kelas I Medan Belawan dan Kualanamu mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit,penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA, serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan batas lintas darat negara.

Pengukuran kinerja KKP Kelas I Medan bertujuan untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran setiap tahunnya. Pengukuran kinerja itu dapat dilihat dari Indikator Kinerja dan target yang telah dicapai. Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan januari 2015 ditemukan telah tercapai indikator-indikator kinerja pada tahun 2014 yang didapatkan dari hasil pengukuran kinerja KKP Kelas I Medan dari indikator kinerja diantaranya;

1. Persentase terlaksananya penanggulangan faktor resiko dan pelayanan kesehatan pada kondisi matra pencapaiannya sebesar 97,7% dari target yang ditetapkan sebesar 75% ;

2. Persentase faktor resiko potensial PHEIC (Public Health Emergency Of International Concern) yang terdeteksi dipintu negara sebesar 98,3% dari target yang ditetapkan sebesar 95% ;

(8)

3. Persentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan sebesar 97,5% dari target yang ditetapkan sebesar 95% ;

4. Persentase bebas vektor penular penyakit diperimeter area (House Index = 0) dan buffer area (House Index< 1) dilingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas batas darat sebesar 97% dari target yang ditetapkan sebesar 100% ;

5. Persentase kualitas air minum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat sebesar 98,6% dari target yang ditetapkan sebesar 60% ;

6. Persentase kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang telah melaksanakan kawasan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/ alat angkut sehat sebesar 94,45% dari target yang ditetapkan sebesar 90% ;

7. Persentase cakupan tempat-tempat umum pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 92% dari target yang ditetapkan sebesar 83% ;

8. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan pelabuhan/bandara/pos lintas batas darat/alat angkut yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 93,28% dari target yang ditetapkan sebesar 70%.

Pengukuran kinerja yang diperoleh dari indikator kinerja diatas telah mencapai target yang diharapkan pada tahun 2014 pada KKP Kelas I Medan.Ini menunjukkan bahwa pegawai KKP Kelas I Medan memiliki kinerja yang baik. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) pada KKP Kelas I Medan diarahkan pada tersedianya sumber daya manusia sesuai kebutuhan baik kuantitas maupun

(9)

kualitasnya. Upaya pemberdayaan ini dilakukan oleh pimpinan dengan cara penempatan pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan tingkat kompetensi/keahliannya, pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dan pemberian sanksi bagi yang melanggar aturan. Sanksi yang diberikan mulai dari sanksi ringan sampai sanksi berat. Menyeleksi pemberian izin belajar, penegakan disiplin pegawai, kaderisasi, pengembangan potensi pegawai. Pemberdayaan ini dimaksudkan agar setiap pegawai mempunyai tingkat kompetensi memadai, dedikasi, loyalitas dan integritas yang tinggi bagi organisasinya.

Hasil survey awal juga didapatkan para pegawai KKP Kelas I Medan telah memiliki disiplin yang baik dimana para pegawai telah hadir sebelum pukul 7.30 wib dan pulang pukul 16.00 wib yang diketahui dari finger print (rekaman kehadiran). Rekaman kehadiran ini nanti nya diperlukan dalam penghitungan Tunjangan Kinerja pegawai sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2013. Pegawai yang sudah datang kekantor akan mencatat semua kegiatan yang dilakukannya pada hari itu dalam suatu buku kendali dan diketahui oleh atasan yang bersangkutan. Buku kendali itu nantinya digunakan sebagai dasar pembuatan SKP (Sasaran Kerja Pegawai) yang berisi target-target apa saja yang dikerjakan pegawai dalam satu tahun. Dimana SKP ini lah nantinya yang akan menjadi dasar pembuatan DP3 pegawai tersebut. Tunjangan Kinerja yang diberikan kepada pegawai didasarkan pada kehadiran pegawai dan pekerjaan apa yang telah kerjakannya. Dengan adanya buku kendali tersebut, pegawai KKP Kelas I Medan dapat melakukan

(10)

tugasnya masing-masing yang telah diberikan oleh atasannya sesuai dengan target SKP yang dibuat mereka untuk tahun itu.

Hasil survey awal juga peneliti melihat bahwa para pegawai KKP Kelas I Medan ditempatkan di seksi sesuai dengan latar belakang pendidikannya masing-masing dan sesuai dengan peran nya masing-masing-masing-masing, sehingga para pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Tupoksinya masing-masing yang telah ditetapkan. Tidak ada pegawai yang melakukan pekerjaan yang bukan Tupoksi atau perannya, misalnya sanitarian melakukan tindakan keperawatan dan lain-lain. Semua pegawai melakukan perannya masing-masing sesuai dengan pendidikan dan kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan kerja pegawai sudah dibangun dengan baik yang akan meningkatkan kinerja pegawai tersebut. Kinerja pegawai sangat tergantung pada tingkat kemampuan pegawai itu sendiri, seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman. Dimana dengan tingkat kemampuan yang tinggi akan memiliki kinerja yang tinggi pula. Hal ini seperti yang dikatakan Robbins (2006), tingkat kinerja pegawai akan sangat tergantung pada faktor kemampuan pegawai itu sendiri.

Menurut Gibson (1987) ada 3 hal yang mempengaruhi kinerja,yaitu ; (1) faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang, dan demografi seseorang ; (2) faktor psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi yang menurut Gibson banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial pengalaman kerja sebelumnya dan demografi ; (3) faktor organisasi : sumber daya kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan (Ilyas, 2001 ; Cokroaminot ,2007).

(11)

Peningkatan mutu pelayanan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan dilakukan dengan pembuatan standar pelayanan, menyiapkan petugas yang mempunyai kompetensi sesuai tingkat kebutuhan, menyediakan sarana dan prasarana dengan didukung teknologi yang memadai serta pelayanan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan standard dan tidak bertentangan dengan kode etik.

Peningkatan jejaring kerja lintas program dan lintas sektoral juga dilakukan oleh KKP Kelas I Medan guna menangani masalah kesehatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh KKP Kelas I Medan.

Fungsi dan tugas seseorang mengemban tanggungjawab dilapangan. Seorang individu seringkali memiliki peran ganda (multiple roles), karena selain sebagai pegawai pada institusi misalnya seseorang juga memiliki peran dikeluarganya, dilingkungannya dan lain-lain.Peran konflik ini timbul akibat adanya perbedaan persepsi atau harapan dari orang lain terhadap suatu individu, karena hal ini menimbulkan kesulitan apabila seseorang menerima berbagai macam harapan tanpa adanya penolakan terhadap harapan yang lainnya.

Dalam dunia kerja peran konflik ini sudah menjadi hal yang umum, terutama bagi karyawan yang memiliki pekerjaan lain diluar organisasi tersebut. Masalah yang kerap muncul adalah perbedaan aturan dan tugas yangditerima oleh individu baik itu diluar dan didalam organisasi. Hal ini dapat mengakibatkan terbenturnya kepentingan maupun tugas dan aturan tersebut, sehingga konflik dapat menunjukkan perannya dalam situasi ini.

(12)

Dualisme arti timbul akibat dari adanya ketidakjelasan dan ketidaktahuan peran individu tersebut. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Perubahan didalam organisasi memerlukan sebuah training ataupun pemberian penjelasan lebih terhadap karyawannya. Proses adaptasi berperan penting dalam perubahan ini, faktor skill menentukkan waktu adaptasi, sehingga setiap individu memiliki waktu yang bervariasi terhadap penerimaan dalam perubahan yang terjadi diperusahaan. Pegawai dilapangan juga menghadapi kerja yang secara mental menantang, menginginkan gaji yang pantas, iklim kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung.

Penelitian yang terkait dengan Kinerja pernah diteliti oleh Hotman (2012) yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Kemampuan terhadap Kinerja Petugas Pengendalian Risiko Lingkungan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan.Variabel independen yang digunakan adalah Motivasi dan Kemampuan sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah Kinerja Petugas Pengendalian Risiko Lingkungan. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak motivasi dan kemampuan berpengaruh signifikan terhadap kinerja petugas pengendalian risiko lingkungan. Demikian juga secara parsial, motivasi dan kemampuan berpengaruh signifikan terhadap kinerja petugas pengendalian risiko lingkungan.

Penelitian yang saya lakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana 1) variabel independen yang digunakan adalah Konflik Peran, 2) variabel motivasi yang digunakan adalah sebagai variabel intervening, 3) sampel yang

(13)

digunakan adalah seluruh pegawai KKP belawan dan kualanamu, pada penelitian sebelumnya hanya 45 pegawai KKP, dan 4) alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini sifatnya menganalisis hubungan non linier yang terdiri dari beberapa indikator yang menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dimana pada penelitian sebelumnya menganalisis menggunakan Regresi Berganda yang sifatnya linier dan tidak mengidentifikasi berdasarkan indikator dan hanya menganalisis pada tingkatan variabel. Dalam penelitian ini saya ingin melihat masih adakah konflik peran diantara sesama pegawai yang akan mempengaruhi kinerja pegawai terebut.

Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti tertarik melakukan riset dengan judul “Pengaruh Konflik Peran dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening terhadap Kinerja pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IMedan Belawan dan Kuala Namu”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah Konflik Peran dan Motivasi sebagai Variabel Intervening berpengaruh terhadap Kinerja Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Belawan dan Kuala Namu?

(14)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh Konflik Peran terhadap Kinerja Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Belawan dan Kuala Namu.

2. Mengetahui pengaruh Konflik Peran terhadap Kinerja Pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Belawan dan Kuala Namu dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai referensi bagi pihak lain yang mempelajari masalah kinerja yang berkaitan dengan konflik peran dan motivasi memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang teori sumber daya manusia. 2. Program Pascasarjana Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK), guna

menambah studi kepustakaan dan sebagai bahan penelitian selanjutnya mengenai konflik peran, motivasi dan kinerja organisasi.

3. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan, membuka cakrawala berpikir dan menambah wawasan, serta bekal tentang konflik peran, motivasi dan kinerja.

Referensi

Dokumen terkait

Jarak tanaman kopi dengan tumbuhan orok-orok berkolerasi negatif dengan populasi hama Ferrisia virgata, Aphis sp, Thrips sp, Hypothenemus sp dan jenis hama

Anak yang mempunyai kebiasaan/ kegemaran membaca tentu memiliki minat terhadap buku/ bacaan, atau sebaliknya orang yang punya minat yang besar terhadap bacaan karena

mempelajari perubahan koordinat titik- titik pantau tersebut, baik terhadap stasiun referensi maupun di antara sesama titik pantau secara periodik, maka karakteristik

Selain menggunakan teknik yang baik dalam kegiatan reportase untuk mendapatkan hasil yang baik, seorang wartawan juga harus menjaga nama baik surat kabar harian

Kecendrungan kehidupan spiritual akan memiliki prospek ke depan ketimbang isme-isme yang lain paling tidak disebabkan oleh dua hal ; Pertama , Globalisasi

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan web game animasi dengan menggunakan aplikasi Macromedia Flash MX 2004 dan Dreamweaver MX 2004. Dimana

Hal inilah yang kemudian mendorong produk-produk yang memiliki pangsa pasar laki-laki menggunakan perempuan sebagai model dalam iklannya, seperti yang dilakukan

(Sumber data. Humas Pemda Bolaang Mongondow Utara.2012). Persoalan pembangunan yang ada ditingkat masyarakat dapat terselesaikan secara parsitipasif. Selain itu, dengan