• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

; Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2011 mencapai Rp1.732,3 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp594,0 triliun.

; Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan Triwulan IV-2010, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 1,5 persen (q-to-q). Pertumbuhan ini didukung oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 18,1 persen, karena adanya musim panen tanaman padi pada Triwulan I-2011.

; PDB Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua sektor, dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 13,8 persen. ; Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan triwulan

yang sama tahun 2010 didukung oleh kenaikan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,5 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 7,3 persen, Komponen Ekspor naik sebesar 12,3 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 3,0 persen, sedangkan komponen Impor naik 15,6 persen.

; Pada Triwulan I-2011 dibandingkan dengan Triwulan IV-2010, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara riil meningkat sebesar 0,9 persen, sedangkan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun sebesar 46,6 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto turun 3,4 persen. Ekspor Barang dan Jasa juga turun sebesar 7,0 persen dan Impor Barang dan Jasa turun sebesar 3,4 persen. ; Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan I-2011 masih didominasi oleh

kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,9 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,5 persen, Pulau Kalimantan 9,2 persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen dan sisanya (Maluku dan Papua) 2,3 persen.

No. 31/05/Th. XIV, 5 Mei 2011

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

I

NDONESIA

T

RIWULAN

I-2011

EKONOMI

INDONESIA

TRIWULAN

I-2011

TUMBUH

6,5

PERSEN

(2)

I. Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2010, Triwulan IV-2010, dan Triwulan I-2011 PDB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2010 mencapai Rp1.501,1 triliun, kemudian pada Triwulan IV-2010 meningkat menjadi Rp1.670,5 triliun dan pada Triwulan I-2011 meningkat lagi menjadi Rp1.732,3 triliun. Demikian pula PDB atas harga konstan 2000 Triwulan I-2010 adalah sebesar Rp558,0 triliun kemudian meningkat menjadi Rp585,1 triliun pada Triwulan IV-2010 dan pada Triwulan I-2011 meningkat lagi menjadi Rp594,0 triliun.

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada Triwulan I-2011 adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp417,6 triliun, kemudian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar Rp270,4 triliun, disusul oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar Rp236,7 triliun, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp203,5 triliun, Sektor Jasa-jasa sebesar Rp174,6 triliun, Sektor Konstruksi sebesar Rp173,5 triliun, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan sebesar Rp128,3 triliun, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar Rp114,5 triliun, serta terakhir Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar Rp13,2 triliun.

Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, kesembilan sektor di atas memberikan nilai tambah bruto berturut-turut yaitu Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp151,3 triliun, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp103,2 triliun, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Rp78,6 triliun, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan Rp57,9 triliun, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Rp57,7 triliun, Sektor Jasa-jasa Rp56,0 triliun, Sektor Pertambangan dan Penggalian Rp47,0 triliun, Sektor Konstruksi Rp37,8 triliun dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Rp4,5 triliun.

Tabel 1

PDB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triw I-2010 Triw IV-2010 Triw I-2011 Triw I-2010 Triw IV-2010 Triw I-2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

239,5 224,3 270,4 76,0 66,5 78,6

2. Pertambangan dan Penggalian 166,3 189,9 203,5 44,9 47,9 47,0

3. Industri Pengolahan 382,1 414,6 417,6 144,1 153,1 151,3

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 11,8 13,1 13,2 4,4 4,6 4,5

5. Konstruksi 150,6 177,3 173,5 35,9 39,2 37,8

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 207,4 232,2 236,7 95,7 103,4 103,2

7. Pengangkutan dan Komunikasi 94,5 114,4 114,5 50,7 57,8 57,7

8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa

Perusahaan 108,5 123,0 128,3 53,9 56,4 57,9

9. Jasa-jasa 140,4 181,7 174,6 52,4 56,2 56,0

PDB 1 501,1 1 670,5 1 732,3 558,0 585,1 594,0

PDB TANPA MIGAS 1 378,7 1 546,8 1 593,3 523,2 549,7 559,3

(3)

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2011

Perekonomian Indonesia pada Triwulan I-2011 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 1,5 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (18,1 persen) dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan (2,7 persen). Sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Konstruksi (minus 3,6 persen), Sektor Pertambangan dan Penggalian (minus 2,0 persen), Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (minus 1,9 persen), Sektor Industri Pengolahan (minus 1,2 persen), Sektor Jasa-jasa (minus 0,4 persen), Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (minus 0,2 persen), dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (minus 0,1 persen).

Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan pada Triwulan I-2011 meningkat tajam 18,1 persen terhadap Triwulan IV-2010, sebagai refleksi dari mulai adanya musim panen tanaman padi, dengan kenaikan Subsektor Tanaman Bahan Makanan sebesar 53,6 persen. Subsektor Pertanian lainnya mengalami penurunan masing-masing sebesar minus 19,9 persen untuk Subsektor Tanaman Perkebunan, minus 17,7 persen untuk Subsektor Kehutanan, minus 3,0 persen Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, dan minus 1,3 persen untuk Subsektor Perikanan.

Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan (q-to-q) tumbuh sebesar 2,7 persen. Peningkatan di Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tersebut terutama ditunjang oleh Subsektor Bank yang tumbuh sebesar 4,6 persen.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha (persen) Lapangan Usaha Triwulan I-2011 Terhadap Triwulan IV-2010 (q-to-q) Triwulan I-2011 Terhadap Triwulan I-2010 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan Triwulan I-2011 (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 18,1 3,4 0,5

2. Pertambangan dan Penggalian -2,0 4,6 0,4

3. Industri Pengolahan -1,2 5,0 1,3

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih -1,9 4,2 0,0

5. Konstruksi -3,6 5,3 0,3

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran -0,2 7,9 1,3

7. Pengangkutan dan Komunikasi -0,1 13,8 1,3

8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 2,7 7,3 0,7

9. Jasa-jasa -0,4 7,0 0,7

PDB 1,5 6,5 6,5 PDB TANPA MIGAS 1,7 6,9

PDB Triwulan I bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan pertumbuhan PDB selama satu tahun pada Triwulan I (y-on-y). PDB triwulan I-2011 dibandingkan dengan Triwulan I-2010 meningkat sebesar 6,5 persen, terjadi pada semua sektor. Peringkat terbesar adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi meningkat sebesar 13,8 persen, diikuti Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,9 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 7,3 persen, Sektor Jasa-jasa 7,0 persen, Sektor Industri Pengolahan 5,0 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian 4,6 persen,

(4)

Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 3,4 persen. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh sebesar 7,9 persen merupakan sektor yang memberikan sumber pertumbuhan terbesar (y-on-y) pada perekonomian Indonesia Triwulan I-2011 yaitu sebesar 1,3 persen.

PDB Tanpa Migas secara berantai (q-to-q) Triwulan I-2011 dibandingkan Triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 1,7 persen. Sementara bila Triwulan I-2011 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tumbuh sebesar 6,9 persen.

III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2011

Pada Triwulan I-2011, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 24,1 persen, diikuti oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 15,6 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 13,7 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 11,7 persen, dan Sektor Jasa-jasa sebesar 10,1 persen, serta Sektor Konstruksi sebesar 10,0 persen. Secara keseluruhan ke enam sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 85,2 persen dalam PDB. Sedangkan tiga sektor lainnya mempunyai andil masing-masing kurang dari 10 persen. Sementara itu peranan seluruh sektor ekonomi tanpa migas pada Triwulan I-2011 sebesar 92,0 persen.

Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa mengalami kenaikan peranan pada Triwulan I-2011 dibanding Triwulan I-2010, sedangkan Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2010 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, Sektor Pertambangan dan Penggalian, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan mengalami peningkatan sedang sektor-sektor lainnya relatif turun. Dengan demikian, khusus peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian pada Triwulan 2011 mengalami peningkatan baik dibanding Triwulan I-2010 ataupun Triwulan IV-I-2010 (lihat tabel 3).

Tabel 3

Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2010, Triwulan I-2010, Triwulan IV-2010 dan Triwulan I-2011

(persen)

Lapangan Usaha 2009 2010 Triw I 2010 Triw IV Triw I-2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 15,3 15,3 16,0 13,4 15,6

2. Pertambangan dan Penggalian 10,6 11,2 11,1 11,4 11,7

3. Industri Pengolahan 26,4 24,8 25,5 24,8 24,1

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

5. Konstruksi 9,9 10,3 10,0 10,6 10,0

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,3 13,7 13,8 13,9 13,7

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,30 6,5 6,3 6,8 6,6

8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 7,2 7,2 7,2 7,4 7,4

9. Jasa-jasa 10,2 10,2 9,3 10,9 10,1

PDB 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

PDB TANPA MIGAS 91,7 92,2 91,8 92,6 92,0

(5)

Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, PDB Indonesia dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, investasi fisik (PMTB dan Perubahan Inventori) dan Ekspor-Impor.

Tabel 4

PDB Menurut Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

Jenis Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Triw I-2010 Triw IV-2010 Triw I-2011 Triw I-2010 Triw IV-2010 Triw I-2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 865,6 949,3 964,4 320,3 331,6 334,6

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 99,6 200,3 118,3 35,3 68,1 36,3

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 469,0 555,7 543,0 130,9 145,4 140,5

4. a. Perubahan Inventori 9,0 -11,9 15,3 3,0 -4,8 5,7

b. Diskrepansi Statistik 25,4 -71,3 65,7 10,9 -26,8 18,6

5. Ekspor Barang dan Jasa 362,2 460,8 440,6 248,8 300,5 279,3

6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 329,7 412,4 415,0 191,2 228,9 221,0

PDB 1 501,1 1 670,5 1 732,3 558,0 585,1 594,0

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas dasar harga berlaku naik dari Rp949,3 triliun pada triwulan IV-2010 menjadi Rp964,4 triliun pada Triwulan I-2011. Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara riil (atas dasar harga konstan 2000) sebesar 0,9 persen, dimana nilai pada Triwulan I-2011 sebesar Rp334,6 triliun dan pada Triwulan IV-2010 sebesar Rp331,6 triliun. Sedangkan bila Triwulan I-2011 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 4,5 persen.

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga berlaku turun dari Rp200,3 triliun pada Triwulan IV-2010 menjadi Rp118,3 triliun pada Triwulan I-2011. Pada kurun waktu yang sama, laju pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga konstan 2000 turun sebesar 46,6 persen. Sebaliknya, bila Triwulan I-2011 dibanding Triwulan I-2010 (y-on-y), Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami peningkatan sebesar 3,0 persen.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami penurunan dari Rp555,7 triliun pada Triwulan IV-2010 menjadi Rp543,0 triliun pada Triwulan I-2011. Demikian pula halnya dengan PMTB atas dasar harga konstan 2000 yang turun sebesar 3,4 persen. Namun secara

y-on-y, PMTB naik 7,3 persen.

Nilai ekspor atas dasar harga berlaku turun dari Rp460,8 triliun pada Triwulan IV-2010 menjadi Rp440,6 triliun pada Triwulan I-2011. Nilai ekspor pada Triwulan I-2011 berdasarkan harga konstan 2000 menurun sebesar 7,0 persen dibanding Triwulan IV-2010, yaitu dari Rp300,5 triliun menjadi Rp279,3 triliun. Apabila dibandingkan dengan Triwulan yang sama pada tahun 2010, nilai ekspor atas dasar harga konstan 2000 Triwulan I-2011 naik sebesar 12,3 persen.

(6)

(persen)

Jenis Penggunaan Triwulan I-2011 Terhadap Triwulan IV-2010 Triwulan I-2011 Terhadap Triwulan I-2010 Sumber Pertumbuhan Triwulan I-2011 (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,9 4,5 2,6

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -46,6 3,0 0,2

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) -3,4 7,3 1,7

4. Ekspor Barang dan Jasa -7,0 12,3 5,5

5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -3,4 15,6 5,3

PDB 1,5 6,5 6,5

Nilai impor Indonesia atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan dari Rp412,4 triliun pada Triwulan IV-2010 menjadi Rp415,0 triliun pada triwulan I-2011. Sementara itu nilai impor Indonesia atas dasar harga konstan 2000 mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari Rp228,9 triliun pada Triwulan IV-2010 menjadi Rp221,0 triliun pada Triwulan I-2011. Sedangkan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2010, nilai impor atas dasar harga konstan 2000 Triwulan I-2011 naik sebesar 15,6 persen.

Tabel 6

Struktur PDB Menurut Penggunaan Tahun 2009-2010, Triwulan I-2010, Triwulan IV-2010 dan Triwulan I-2011

(persen)

Jenis Penggunaan 2009 2010 2010 Triw I 2011 Triw I Triw IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 58,7 56,7 57,7 56,8 55,7 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,6 9,1 6,6 12,0 6,8 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 31,1 32,2 31,2 33,3 31,3

4. a. Perubahan Inventori -0,1 0,3 0,6 -0,7 0,9

b. Diskrepansi Statistik -2,1 0,1 1,7 -4,3 3,8

5. Ekspor Barang dan Jasa 24,2 24,6 24,1 27,6 25,4

6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 21,4 23,0 21,9 24,7 23,9

PDB 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas dasar harga berlaku yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDB, yaitu 55,7 persen (Triwulan I-2011), sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (56,8 persen). Sementara kontribusi Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), pada Triwulan I-2011 masing-masing sebesar 6,8 persen dan 31,3 persen. Sedangkan kontribusi Ekspor sebesar 25,4 persen dan Impor 23,9 persen. Peranan ekspor dan impor mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun nilai nominal ekspor neto (ekspor-impor) masih positif.

(7)

Pada Triwulan I-2011, struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,9 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,5 persen, Pulau Kalimantan 9,2 persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen dan sisanya (Maluku dan Papua) 2,3 persen.

Di Pulau Jawa, provinsi-provinsi yang memberikan sumbangan terbesar adalah DKI Jakarta (16,4 persen), Jawa Timur (14,7 persen), Jawa Barat (14,3 persen) dan Jawa Tengah (8,5 persen). Pada Pulau Sumatera, tiga provinsi penyumbang terbesar adalah Riau (6,6 persen), Sumatera Utara (5,4 persen) dan Sumatera Selatan (3,0 persen).

Provinsi penyumbang terbesar di Pulau Kalimantan adalah Kalimatan Timur sebesar 6,2 persen, sedangkan provinsi penyumbang terbesar di Pulau Sulawesi adalah Sulawesi Selatan sebesar 2,3 persen.

Tabel 7

Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional (persen)

Wilayah/Pulau 2009 2010 Triw I 2010 Triw IV Triw I-2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Sumatera 22,6 23,1 23,0 23,2 23,5

2. Jawa 58,6 58,0 58,2 57,8 57,9

3. Bali dan Nusa Tenggara 2,7 2,7 2,7 2,7 2,5

4. Kalimantan 9,2 9,2 9,3 9,1 9,2

5. Sulawesi 4,6 4,6 4,5 4,7 4,6

6. Maluku dan Papua 2,3 2,4 2,3 2,5 2,3

Referensi

Dokumen terkait

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Pengeluaran untuk investasi dan harga faktor-faktor produksi didasarkan pada harga konstan, (2)

Menurut Ascraft dapat dijelaskan dengan logika bahwa ketika seseorang memiliki kecemasan, maka memunculkan kecemasan dalam tes memberikan hasil yang tidak

Kemasan kompetensi yang digunakan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk Kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis Golongan Pokok

Fungsi untuk mencari nilai rata-rata dari suatu nilai yang berisi data angka, teks dan nilai logika. adalah nilai yang akan dicari

Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan paku baja, pasak, atau sekrup satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang dan

Dengan beroperasi nya pabrik tersebut, perusahaan akan memiliki tujuh pabrik pengola- han kelapa sawit dengan total kapasitas produksi sebesar 485 ton per jam, dari kapasitas

Hasil dari penelitian yang dilakukan Rosita (2009) menunjukkan bahwa variabel Nilai Utilitarian secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Puji syukur yang teramat dalam saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Segala, atas percikan kasih, hidayat, dan taufiq-Nya sehingga Skripsi dengan judul ”